Anda di halaman 1dari 55

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES HANGAT JAHE

TERHADAP SKALA NYERI KEPALA HIPERTENSI


DENGAN MEDIA BOOKLET

Oleh

YOGA PRATAMA
B2018144

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA
TAHUN 2021

i
PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES HANGAT JAHE
TERHADAP SKALA NYERI KEPALA HIPERTENSI
DENGAN MEDIA BOOKLET

Disusun untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan pada Program


Studi D3 Keperawatan Universitas ‘Aisyiyah Surakarta

Oleh

YOGA PRATAMA
B2018144

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA
TAHUN 2021
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

i
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir dengan judul:

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES HANGAT JAHE TERHADAP


SKALA NYERI KEPALA HIPERTENSI
DENGAN MEDIA BOOKLET

Yang dibuat untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi Ahli Madya


Keperawatan pada Program Studi DIII Keperawatan Universitas ‘Aisyiyah
Surakarta. Tugas Akhir ini bukan merupakan tiruan atau dipublikasi dari Tugas
Akhir yang sudah dipublikasikan atau pernah dipakai untuk mendapatkan gelar
Ahli Madya di Universitas ‘Aisyiyah Surakarta maupun di Perguruan Tinggi atau
Instansi manapun. Apabila ternyata di kemudian hari penulisan Tugas Akhir ini
hasil dari jiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia
mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan
aturan dan tata tertib di Universitas ‘Aisyiyah Surakarta.

Surakarta, 11 Januari 2021

Yoga Pratama
B2018144

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

ii
Sebagai civitas akademik Universitas ‘Aisyiyah Surakarta, saya yang bertanda
tangan di bawah ini:
Nama : Yoga Pratama
NIM : B2018144
Program Studi : DIII Keperawatan
Fakultas : Ilmu Kesehatan
Jenis Karya : Tugas Akhir

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas ‘Aisyiyah Surakarta Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-
exclusive Royalty - Free Right) atas tugas akhir saya yang berjudul :
PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES HANGAT JAHE TERHADAP
SKALA NYERI KEPALA HIPERTENSI DENGAN MEDIA BOOKLET.
Beserta perangkat yang ada (Jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini ‘Aisyiyah Surakarta berhak menyimpan, mengalih media/
formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis / pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya
buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Surakarta
Pada Tanggal : 09 Januari 2021

Yang Menyatakan

(Yoga Pratama)
B2018144

PERSETUJUAN PEMBIMBING

iii
Project Akhir dengan judul :

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES HANGAT JAHE TERHADAP


SKALA NYERI KEPALA HIPERTENSI
DENGAN MEDIA BOOKLET

Dinyatakan telah disetujui untuk diujikan pada ujian Project Akhir Program Studi
DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ’Aisyiyah Surakarta.

Surakarta, Januari 2021

Pembimbing

Sri Hartutik. S.Kep.,Ns,. M.Kes.


NIDN. 0620108202

Mengetahui
Kaprodi DIII Keperawatan

Norman Wijaya Gati, M.Kep., SP. Kep.J.


NIDN. 0602058501

PENGESAHAN PENGUJI

iv
Project Akhir dengan judul :

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES HANGAT JAHE TERHADAP


SKALA NYERI KEPALA HIPERTENSI
DENGAN MEDIA BOOKLET

dibuat untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi Ahlli Madya


Keperawatan pada Program DIII Keperawatan Universitas ’Aisyiyah Surakarta.
Project akhir ini telah diujikan pada sidang tanggal .19 Januari 2021. dan
dinyatakan memenuhi syarat/sah sebagai project akhir pada Program Studi DIII
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ’Aisyiyah Surakarta.

Surakarta, .....Januari 2021


Mengesahkan,

Penguji 1. Riyani Wulandari, S.Kep., Ns,. M.Kep (................................)


NIDN. 0624087901

2. Mulyaningsih, S.Kep, Ns., M.Kep (................................)


NIDN. 0007047310

3. Ns. Sri Hartutik. S.Kep., M.Kes (................................)


NIDN. 0620108202

Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Kaprodi Diploma Keperawatan

Endah Sri Wahyuni, S.Kep, Ns. Norman Wijaya Gati, M.Kep., SP. Kep.J.
NIDN.0602058501 NIDN. 0615018601

KATA PENGANTAR

v
Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya yang telah melindungi serta membimbing penulis
sehingga dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir. Tugas Akhir ini disusun
untuk melengkapi sebagian syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya
Keperawatan pada Program Studi DIII Keperawatan Universitas ‘Aisyiyah
Surakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini tidak akan
terwujud tanpa keterlibatan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis perlu menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan setulus-tulusnya kepada para pihak yang membantu sehingga
penulisan tugas akhir ini terlaksana dengan lancar, yakni kepada :
1. Riyani Wulandari, S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku Ketua Universitas `Aisyiyah
Surakarta.
2. Norman Wijaya Gati, M.Kep., SP. Kep.J., selaku Ketua Program DIII
Keperawatan Universitas `Aisyiyah Surakarta.
3. Sri Hartutik. S.Kep.,Ns, M.Kes., selaku Dosen Pembimbing yang telah
membimbing, meluangkan serta memberikan pengarahan, sehingga Tugas
Akhir ini dapat terselesaikan.
4. Dosen Universitas `Aisyiyah Surakarta yang telah memberikan bekal ilmu
pengetahuan selama penulis menuntut ilmu di Universitas `Aisyiyah
Surakarta.
5. Karyawan beserta jajaran Universitas `Aisyiyah Surakarta yang telah
membantu dan menyediakan sarana prasarana guna mendukung kelancaran
Tugas Akhir.
6. Kedua orang tuaku tercinta, yang tidak pernah lelah apalagi berhenti
memberikan doa serta dukungan, baik secara moral maupun materil dalam
pembuatan tugas akhir ini.
7. Teman-teman seperjuangan Universitas ‘Aisyiyah Surakarta angkatan 2018-
2021 yang telah berjuang bersama-sama hingga saat ini.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan karena
kesempurnaan hanyalah milik ALLAH SWT, oleh karena itu kritik dan saran

vi
yang menuju kesempurnaan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, 13 Januari 2021


Penulis

Yoga Pratama
B2018144

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES HANGAT JAHE TERHADAP


SKALA NYERI KEPALA HIPERTENSI
DENGAN MEDIA BOOKLET

vii
Yoga Pratama, Sri Hartutik
yogapratama@gmail.com
Universitas ’Aisyiyah Surakarta
.

ABSTRAK

Latar Belakang; Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang


paling umum dan paling banyak disandang masyarakat. Data World Health
Organization (WHO) tahun 2015 menunjukkan sekitar 1,13 Miliar orang di dunia
menyandang hipertensi. Secara umum menajemen nyeri hipertensi ada dua yaitu
manajemen farmakologi (obat-obatan) dan manajemen non farmakologi. Pada
intervensi non farmakologi menangani pasien nyeri bisa dilakukan dengan
pemberian kompres air hangat dengan jahe. Deskripsi Desan Yang Dihasilkan;
media luaran yang dihasilkan dalam pembuatan projek tugas akhir ini adalah
media Booklet dengan tema “Terapi Hipertensi Menggunakan Kompres Hangat
dengan Jahe”. Luaran yang dicapai; Dalam penelitian ini kompres hangat
dengan jahe sangat efektif dalam mengatasi nyeri kepala pasien hipertensi.
Kompres hangat akan memberikan energi panas melalui konduksi, dimana panas
tersebut dapat menyebabkan vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah),
meningkatkan relaksasi otot sehingga meningkatkan sirkulasi dan menambah
pemasukan, oksigen, serta nutrisi kejaringan. Kandungan dalam jahe seperti
Gingerol dapat menimbulkan rasa hangat sehingga membuat pembuluh darah
terbuka (vasodilatasi) dan memperlancar sirkulasi sehingga suplai makanan dan
oksigen menjadi lebih baik. Kesimpulan; Kompres hangat jahe dipercaya bisa
meredakan atau mengurangi ketegangan, sehingga nyeri kepala yang di alami
penderita hipertensi dapat berkurang.

Kata Kunci : Kompres Hangat Jahe, Hipertensi, Booklet

THE EFFECT OF GING A WARM GINGER COMPRESS ON THE


HYPERTENSION HEAD PAIN SCALE
WITH THE MEDIA BOOKLET

viii
Yoga Pratama, Sri Hartutik
yogapratama@gmail.com
’Aisyiyah University Surakarta

ABSTRACT

Background; Hypertension is one of the most common cardiovascular diseases


and is the most common in the community. World Health Organization (WHO)
data in 2015 showed that around 1.13 billion people in the world have
hypertension. In general, there are two management of hypertension pain, namely
pharmacological management (drugs) and non-pharmacological management. In
non-pharmacological interventions treating pain patients can be done by
administering warm water compresses with ginger. Desan Description Produced;
The output media produced in the making of this final project project is a media
booklet with the theme "Hypertension Therapy Using Warm Water Compresses
with Ginger". Output achieved; In this study, warm compresses with ginger were
very effective in dealing with headaches in hypertensive patients. A warm
compress will provide heat energy through conduction, where the heat can cause
vasodilation (dilation of blood vessels), increase muscle relaxation thereby
increasing circulation and increasing intake, oxygen, and nutrients to the tissue.
The content in ginger such as Gingerol can cause a feeling of warmth, which
makes blood vessels open (vasodilation) and improves circulation so that food
and oxygen supply is better. Conclusion; Ginger warm compresses are believed
to relieve or reduce tension, so that the headaches experienced by people with
hypertension can be reduced.

Keywords: Warm Ginger Compress, Hypertension, Booklet

DAFTAR ISI

Halaman

ix
SAMPUL DEPAN....................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR.......................................... ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI........................................ iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................ iv
PENGESAHAN PENGUJI.......................................................................... v
KATA PENGANTAR................................................................................. vi
ABSTRAK................................................................................................... viii
ABSTRACT................................................................................................. viv
DAFTAR ISI................................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL........................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xiii
DAFTAR SINGKATAN............................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 5
A. Hipertensi ........................................................................... 5
1. Definisi ......................................................................... 5
2. Klasifikasi hipertensi..................................................... 5
3. Penyebab hipertensi...................................................... 7
4. Gejala hipertensi............................................................ 9
5. Cara mengukur tekanan darah ...................................... 10
6. Pemeriksaan penunjang ................................................ 11
7. Diagnosis Keperawatan (NANDA International)......... 11
8. Pencegahan hipertensi .................................................. 12
9. Komplikasi hipertensi .................................................. 13
10. Bahaya hipertensi ......................................................... 13
11. Penatalaksanaan ........................................................... 14
12. Nyeri kepala hipertensi ................................................ 17
B. Kompres Hangat Jahe......................................................... 19
1. Definisi kompres hangat .............................................. 19
2. Tujuan kompres hangat ................................................ 19
3. Manfaat kompres hangat jahe....................................... 20
4. Standar Operasional Prosedur (SPO) Pelaksanaan
Kompres Hangat Jahe...................................................
...................................................................................21
C. Ekstrak jahe ........................................................................ 22
1. Definisi jahe ................................................................. 22
2. Klasifikasi tanaman jahe .............................................. 23
3. Kandungan kimia ......................................................... 24
4. Kegunaan jahe .............................................................. 25
D. Ketepatan solusi yang ditawarkan ......................................
.........................................................................................25

BAB III DESKRIPSI DESAN YANG DIHASILKAN....................... 28

x
A. Tema ................................................................................... 28
B. Jenis luaran ......................................................................... 28
C. Tujuan ................................................................................ 28
D. Waktu pembuatan ............................................................... 28
E. Penjelasan isi booklet.......................................................... 28
1. Judul ............................................................................. 28
2. Identitas penulis ........................................................... 29
3. Isi booklet ..................................................................... 29
F. Rancangan desain media .................................................... 29

BAB IV LUARAN YANG DI CAPAI ................................................. 31

BAB V PENUTUP ............................................................................... 33


A. Kesimpulan ........................................................................ 33
B. Saran ................................................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

xi
Halaman

Tabel 2.1 Perbedaan tekanan darah normal dan hipertensi ........................ 6


Tabel 2.2 Komponen Volatil dan Nonvolatil Rimpang Jahe...................... 23

DAFTAR LAMPIRAN

xii
Lampiran 1 Lembar konsul
Lampiran 2 Booklet

DAFTAR SINGKATAN

xiii
WHO World Health Organization
Riskesdas Riset Kesehatan Dasar
DM Diabetes mellitus
JNC Joint National Committee
HDL High Density Lipoprotein
IMT Indeks Massa Tubuh
COX Cyclo-oxigenase
KIE Komunikasi, Informasi dan Edukasi

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah sistolik atau diastolik


yang tidak normal dimana batasan yang umumnya masih dapat diterima sistolik
berkisar 140 – 160 mmHg dan diastolik antara 90-95 mmHg dan diagnosis
hipertensi sudah jelas pada kasus yang memiliki tekanan darah 160/95 mmHg
(Manurung, 2018)
Hipertensi merupakan salah satu penyebab utama kematian dini di seluruh
dunia. Dari data World Health Organization (WHO) secara global terdapat sekitar
1,13 miliar orang menderita hipertensi sebagian besar (dua pertiga) tinggal di
negara berpenghasilan rendah dan menengah. Kontributor utama peningkatan
hipertensi adalah pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik dan
konsumsi alkohol dan tembakau. Target global dalam menurunkan prevalensi
hipertensi hingga 25% pada tahun 2025 (WHO, 2019).
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2018) prevalensi
hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk usia 18 tahun sebesar
34,1%, tertinggi di Kalimantan Selatan (44.1%), sedangkan terendah di Papua
sebesar (22,2%). Hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%),
umur 45-54 tahun (45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%). Dari prevalensi hipertensi
sebesar 34,1% diketahui bahwa sebesar 8,8% terdiagnosis hipertensi dan 13,3%
orang yang terdiagnosis hipertensi tidak minum obat serta 32,3% tidak rutin
minum obat. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar penderita Hipertensi
tidak mengetahui bahwa dirinya Hipertensi sehingga tidak mendapatkan
pengobatan.
Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (2018), Angka
kesakitan dan kematian beberapa penyakit tidak menular dan degeneratif seperti
Diabetes mellitus (DM), kardiovaskuler, hipertensi dan kanker (keganasan) dan
gangguan kesehatan jiwa cenderung meningkat. Jumlah penderita hipertensi di
Provinsi Jawa Tengah tahun 2016 sebesar 17,7%, tahun 2017 sebesar 18,84% dan
tahun 2018 sebesar 18,70%. (Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2020)

1
Data Dinas Kesehatan Kota Surakarta tahun 2018, diketahui bahwa
penyakit hipertensi merupaan penyebab kematian nomor tiga terbanyak di Kota
Surakarta yaitu sebanyak 254 orang. Kasus yang ditemukan pada tahun 2018 dari
laporan puskesmas sebanyak 67.827 kasus. Telah terjadi peningkatan jika
dibandingkan dengan jumlah kasus tahun 2017 sebanyak 54.691 kasus (Dinas
Kesehatan Surakarta, 2018)
Penyakit hipertensi dapat disebabkan oleh beberapa faktor risiko seperti
umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, genetik, kebiasaan merokok, konsumsi
garam, konsumsi lemak jenuh, kebiasaan minum-minuman beralkohol, obesitas,
kurang aktivitas fisik, stress dan penggunaan estrogen. Selain faktor tersebut ada
beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang terkena hipertensi yaitu masih
kurangnya pengetahuan dan sikap mengenai hipertensi (Sofiana et al., 2018).
Manajemen nyeri hipertensi bertujuan untuk mengurangi atau
menghilangkan rasa sakit dan tidaknyaman. Secara umum menajemen nyeri
hipertensi ada dua yaitu manajemen farmakologi (obat-obatan) dan manajemen
non farmakologi. Menangani nyeri yang dialami pasien melalui intervensi
farmakologis adalah dilakukan oleh dokter dengan pemberian obat-obatan seperti
analgesik. Pada intervensi non farmakologi menangani pasien nyeri bisa
dilakukan seperti bimbingan antisipasi, distraksi, masase kulit, hipnosis kulit,
memberikan pengetahuan tentang respon fisiologis (Biofeedbak), memberikan
kompres, mandi air hangat atau disebut stimulasi kutaneus (Syidatul, 2019).
Kompres merupakan salah satu tindakan non farmakologis untuk
mengatasi menghilangkan nyeri atau mengurangi nyeri adalah menggunakan
kompres hangat, dimana kompres hangat dapat memberikan rasa hangat pada
daerah tertentu, karena rasa hangat yang diberikan mampu mendilatasi pembuluh
darah dan suplai oksigen menjadi lancar dan meredakan ketegangan, akibatnya
nyeri dapat berkurang (Syidatul, 2019).
Kompres hangat jahe bisa meredakan atau mengurangi ketegangan,
sehingga nyeri kepala yang di alami penderita hipertensi dapat berkurang. Dari
hasil penelitian terjadi penurunan skala nyeri setelah diberikan kompres hangat
jahe. Ini dibuktikan bahwa ada pengaruh dari setelah diberikan kompres hangat
jahe dalam menurunkan skala nyeri kepada pasien hipertensi, dan respon

2
responden mengatakan mereka merasa rileks ketika diberikan kompres hangat
jahe (Syidatul, 2019).
Metode pengobatan dari luar ini biasanya dengan cara memberi kompres
air hangat jahe ini dengan meletakkan waslap lembab dan hangat yang diletakkan
pada area leher penderita hipertensi, ini dapat memvasodilatasi pembuluh darah
sehingga aliran darah menjadi lancar, mengurangi kaku dan mengurangi nyeri.
Kompres hangat jahe menurunkan nyeri melalui tahap transmisi, dimana pada
tahapan ini sensasi hangat pada kompres hangat jahe menghambat mediator
inflamasi, sehingga akan meningkatkan ambang rasa nyeri sehingga terjadi
penurunan tingkat nyeri.
Berdasarkan hasil penelitian Syidatul (2019), dengan judul pengaruh
pemberian kompres hangat jahe terhadap skala nyeri kepala hipertensi pada lansia
di Posyandu Lansia Karang Werdha Rambutan Desa Burneh Bangkalan. Hasil
penelitian didapatkan ada pengaruh pemberian kompres hangat jahe terhadap
penurunan skala nyeri kepala hipertensi pada lansia. Hal ini dibuktikan dengan
adanya penurunan skala nyeri kepala hipertensi pada lansia sebelum dan sesudah
pemberian kompres hangat jahe. Dimana sebelum dilakukan terapi sebagian besar
responden merasakan nyeri sedang sebesar 55,6% dan setelah diberikan kompres
hangat jahe ada penurunan skala nyeri dimana sebagian besar lansia merasakan
nyeri ringan sebesar 75%.
Hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan terhadap 10 orang
responden penderita hipertensi diketahui bahwa jenis pengobatan yang mereka
lakukan selama ini dengan berobat ke puskesmas atau dokter. Semua responden
menyatakan belum pernah melakukan terapi kompres hangat dengan jahe dan
tidak menggetahui manfaat terapi kompres air hangat dengan jahe bagi penderita
hipertensi.
Dari masalah yang ada peneliti akan melakukan tindakan dengan
meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan media booklet tentang efektivitas
pemberian kompres hangat dengan jahe terhadap skala nyeri kepala pada pasien
hipertensi dengan media booklet.
Tujuan dari pemberian kompres hangat jahe pada penderita hipertensi
adalah sebagai terapi alternatif yang dapat dilakukan pasien hipertensi secara

3
mandiri di rumah ketika mengalami nyeri kepala dan mengetahui efektivitas
pemberian kompres hangat jahe terhadap skala nyeri kepala pada pasien hipertensi
Manfaat dari pemberian media booklet ini, diharapkan memberikan
informasi kepada masyarakat khususnya bagi penderita hipertensi tentang cara
mengatasi nyeri kepala dengan melakukan terapi yang sederhana dan mudah
dilakukan secara mandiri dengan cara mengompres bagian tengkuk menggunakan
kompres hangat jahe.
Sehingga dengan adanya booklet tentang terapi kompres hangat jahe untuk
mengurangi nyeri kepala penderita hipertensi diharapkan dapat memberikan
informasi untuk meningkatkan pengetahuan penderita hipertensi tentang manfaat
kompres hangat dengan jahe dalam mengatasi nyeri kepala pasien hipertensi dan
penderita hipertensi yang mengalami nyeri kepala dapat mempraktekkan tentang
terapi kompres hangat jahe secara mandiri melalui informasi yang didapatkan dari
media booklet tersebut.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Hipertensi
1. Definisi
Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah sistolik atau
diastolik yang tidak normal dimana batasan yang umumnya masih dapat
diterima sistolik berkisar 140 – 160 mmHg dan diastolik antara 90-95
mmHg dan diagnosis hipertensi sudah jelas pada kasus yang memiliki
tekanan darah 160/95 mmHg (Manurung, 2018)
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistole diatas 140
mmHg dan tekanan darah diastole diatas 90 mmHg. Menurut WHO
hipertensi adalah adanya peningkatan tekanan darah tinggi diatas 160
sistole dan diastole 95 mmHg (Haryanto, 2015)
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten
dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya
diatas 90 mmHg (Padila, 2018).
2. Klasifikasi Hipertensi
Menurut Manurung (2018), hipertensi dibagi menjadi dua yaitu :
a. Hipertensi esensial
Disebut juga hipertensi primer atau idiopatik, adalah hipertensi yang
tidak jelas etiologinya. Lebih dari 90% kasus hipertensi termasuk
dalam kelompok ini. Kelainan hemodinamik utama pada hipertensi
esensial adalah peningkatan resistensi perifer. Penyebab hipertensi
esensial adalah multifaktor, terdiri dari faktor genetik dan lingkungan.
b. Hipertensi sekunder
Prevalensinya hanya sekitar 5-8% dari seluruh penderita hipertensi.
Hipertensi ini dapat disebabkan oleh penyakit ginjal (hipertensi renal),
penyakit endokrin (hipertensi endokri), obat dan lain-lain. Hipertensi
renal dapat berupa:
1) Hipertensi renovaskular adalah hipertensi akibat lesi pada arteri
ginjal sehingga menyebabkan hipoperfusi ginjal.

5
2) Hipertensi akibat lesi pada parenkim ginjal menimbulan gangguan
fungsi ginjal. Hipertensi endokrin terjadi misalnya akibat kelainan
korteks adrenal, tumor di medulla adrenal, akromegali,
hipotiroidisme, hipertiroidisme, hiperparatiroidisme dan lain-lain.
Penyakit lain yang dapat menimbulkan hipertensi adalah
koarktasio aorta, kelainan neurogik, stres akut, polisitemia dan
lain-lain.
Tabel 2.1
Perbedaan Tekanan Darah Normal dan Hipertensi

Perbedaan Tekanan Darah Normal Hipertensi


Nilai sistolik 120-140 mmHg > 140 mmHg

Nilai diastolik 80-90 mmHg > 90 mmHg

Komplikasi Sangat kecil Risiko tinggi

Faktor risiko
- Genetika Kecil 2x lebih besar
- Umur Sesuai bertambahnya usia Sesuai bertambahnya usia
- Merokok
- Jenis kelamin Pada umumnya pria > wanita Pria = wanita

Sumber : Manurung (2018)

Menurut Haryanto (2015), hipertensi dapat dibedakan berdasarkan


stadium, yaitu:
a. Stadium 1 (ringan)
Tekanan darah sistole 140-159 mmHg dan tekanan darah diastole 90-
99 mmHg.
b. Stadium 2 (sedang)
Tekanan darah sistole 160-179 mmHg dan tekanan darah diastole 100-
109 mmHg.
c. Stadium 3 (berat)
Tekanan darah sistole 180-209 mmHg dan tekanan darah diastole 110-
119 mmHg.
d. Stadium 4 (sangat berat)
Tekanan darah sistole > 210 mmHg dan tekanan darah diastole > 120
mmHg.

6
Menurut Rubenfire (2019), klasifikasi hipertensi menurut
American College of Cardiology (ACC)/American Heart Association
(AHA), dibedakan menjadi:
Kategori Tekanan Darah Tekanan Darah
Tekanan Darah Sistolik Diastolik
Normal < 120 mmHg < 80 mmHg
Meningkat 120-129 mmHg < 80 mmHg
Hipertensi
Stadium 1 130-139 mmHg 80-89 mmHg
Stadium 2 ≥ 140 mmHg ≥ 90 mmHg

3. Penyebab Hipertensi
Menurut Hariyanto (2015), hipertensi dapat disebabkan karena:
a. Perokok
Merokok yang menahun dapat merusak endoteal arteri dan nikotin
menurunkan HDL yang baik untuk tubuh manusia.
b. Obesitas
Dapat meningkatkan LDL yang buruk untuk tubuh manusia pencetus
aterosklerosis.
c. Alkoholisme
Alkohol yang dapat merusak hepar dan sifat alkohol mengikat air
mempengaruhi viskositas darah mempengaruhi tekanan darah.
d. Stres
Merangsang sistem saraf simpatis mengeluarkan adrenalin yang
berpengaruh terhadap kerja jantung.
e. Konsumsi garam
Garam mempengaruhi viskositas darah dan memperberat kerja ginjal
yang mengeluarkan renin angiotensin yang dapat meningkatkan
tekanan darah.
Menurut Manurung (2018), faktor resiko hipertensi antara lain:
a. Genetik
Hipertensi esensial biasanya terkait dengan gen dan faktor genetik,
dimana banyak gen turut berperan pada perkembangan gangguan
hipertensi. Seseorang yang mempunyai riwayat keluarga sebagai

7
pembawa hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk
terkena hipertensi.
b. Umur
Insidensi hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan umur.
Pasien yang berumur diatas 60 tahun, 50-60% mempunyai tekanan
darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg. Hal ini merupakan
penyakit multifaktorial yang munculnya oleh karena interaksi berbagai
faktor. Setelah umur 45 tahun, dinding arteri akan mengalami
perubahan oleh karena adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan
otot, sehingga pembuluh darah akan berangsur-angsur menyempit dan
menjadi kaku.
c. Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita.
Namun wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum
menopause. wanita yang belum mengalami menopause dilindungi oleh
hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar high
density lipoprotein (HDL).
d. Etnis
Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang berkulit hitam dari pada
yang berkulit putih. Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti
penyebabnya. Namun pada orang kulit hitam ditemukan kadar renin
yang lebih rendah dan sensitifitas terhadap vasopressin lebih besar.
e. Obesitas
Prevalensi darah tingi pada orang dengan indeks massa tubuh
(IMT) > 30 (obesitas) adalah 38% untuk pria dan 32% untuk wanita.
Perubahan fisiologis dapat menjelaskan hubngan antara kelebihan
berat badan dengan tekanan darah, yaitu terjadinya resistensi insulin
dan hiperinsulinemia, aktivasi saraf simpatis dan sistem renin-
angiotensin dan perubahan fisik pada ginjal.
f. Pola asupan garam dalam diet

8
Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi
natrium didalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk
menormalkannya cairan intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume
cairan ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume cairan
ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah,
sehingga berdampak kepada timbulnya hipertensi.
g. Merokok
Telah ditemukan 4000 jenis bahan kimia dalam rokok, dengan 40
jenis di antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker),
dimana bahan racun ini lebih banyak didapatkan pada asap tembakau
yang disebarkan ke udara bebas (asap samping).
4. Gejala Hipertensi
Menurut Manurung (2018), sebagian besar gejala klinis timbul
setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun berupa :
a. Nyeri kepala saat terjaga
b. Kadang-kadang disertai mual dan muntah akibat peningkatan tekanan
darah intrakranial.
c. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi
d. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf
pusat.
e. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus
f. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan
kapiler.
g. Pusing
h. Muka merah
i. Sakit kepala
j. Keluaran darah dari hidung secara tiba-tiba
k. Tengkuk terasa pegal dan lain-lain.
Menurut Hariyanto (2015), gejala hipertensi antara lain:
a. Sakit kepala (pusing, migrain)
b. Gampang marah
c. Epistaksis (mimisan)

9
d. Tinitus (telinga berdenging)
e. Palpitasi (berdebar-debar)
f. Kaku kuduk
g. Pandangan mata berkunang-kunang
h. Susah tidur
i. Tekanan darah di atas normal
Menurut Padila (2013), tanda dan gejala hipertensi adalah sebagai berikut:
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanna darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter
yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah
terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi
meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini
merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang
mencari pertolongan medis
5. Cara Mengukur Tekanan Darah
Tekanan darah umumnya diukur dengan alat yang disebut
sphygmomanometer atau biasa dikenal dengan tensimeter.
Sphygmomanometer terdiri dari sebuah pompa, sebuah pengukur tekanan
dan sebuah manset dari karet. Alat ini mengukur tekanan darah dalam unit
yang disebut milimeter air raksa (mmHg). Manset ditaruh mengelilingi
lengan atas dan dipompa dengan sebuah pompa udara sampai dengan
tekanan yang menghalangi aliran darah di pembuluh darah utama
(brachial artery) yang berjalan melalui lengan. Lengan kemudian di
letakkan di samping badan pada posisi lebih tinggi dari jantung dan
tekanan dari manset pada lengan dilepaskan secara berangsur-angsur
(Susilo, 2014).
Ketika tekanan di dalam manset berkurang, seorang dokter
mendengar dengan stetoskop melalui pembuluh darah pada bagian depan
dari sikut. Tekanan pada bagian dimana dokter pertama kali mendengar

10
denyutan dari pembuluh darah disebut tekanan sistolik (angka yang
diatas). Ketika tekanan manset berkurang lebih jauh, tekanan pada
denyutan akhirnya berhenti disebut tekanan diastolik (angka yang
dibawah) (Susilo, 2014).
6. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Padila (2013), pemeriksaan penunjang hipertensi dapat
dilakukan sebagai berikut:
a. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
b. Pemeriksaan retina
c. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti
ginjal dan jantung
d. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
e. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin dalam glukosa
f. Pemeriksaan : renogram, piologram intravena arteriogram renal,
pemeriksaan fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urin
g. Foto dada dan CT scan.
7. Diagnosis Keperawatan (NANDA International)
Menurut Hariyanto (2015), diagnosis hipertensi berdasarkan
NANDA adalah sebagai berikut:
a. Risiko penurunan perfusi jaringan jantung berhubungan dengan
gangguan sirkulasi
1) Intervensi keperawatan
a) Pertahankan tirah baring dengan kepala lebih tinggi
b) Kaji tekanan darah secara kontinu
c) Kaji intake cairan dan haluran urine
d) Pantau elektrolit BUN, kreatinin sesuai indikasi
e) Jika mual muntah anjurkan puasa
f) Observasi dan batasi cairan
g) Ambulasi pasien sesuai kemampuan dan hindari terjadinya
kelelahan
h) Kolaborasi pemberian obat antihipertensi sesuai indikasi

11
2) Kriteria hasil (yang perlu dievaluasi)
Perfusi jaringan menunjukkan adanya perbaikan (TD dalam batas
normal, nyeri kepala hilang, hasil laboratorium dalam batas
normal, out put urine 3 ml/mnt).
b. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
1) Batasan karakteristik
Pengkajian fokus dan yang perlu diobservasi untuk penegakan
diagnosis keperawatan.
a) Perubahan selera makan
b) Perubahan tekanan darah
c) Perubahan frekuensi jantung
d) Perubahan frekuensi pernapasan
e) Verbal dari pasien nyeri kepala
f) Mengekspresikan perilaku gelisah
g) Hambatan proses berpikir
h) Gangguan tidur
i) Perubahan posisi dalam menghindari nyeri
j) Pupil dilatasi
k) Fokus pada diri sendiri
2) Intervensi keperawatan
a) Pertahankan tirah baring
b) Beri lingkungan yang tenang
c) Batasi aktivitas yang berlebihan
d) Hindarkan dan anjurkan supaya tidak merokok
e) Beri posisi yang nyaman
f) Cegah untuk tidak terjadi konstipasi
3) Kriteria hasil (yang perlu dievaluasi)
Pasien tampak nyaman dan nyeri kepala hilang.
8. Pencegahan Hipertensi

12
Berdasarkan Manurung (2018), untuk pencegahan utama bagi
hipertensi adalah sebagai berikut:
a. Menjaga berat badan agar tetap stabil misalnya, indeks massa tubuh 20
hingga 25 kg per m2.
b. Diet dengan cara mengurangi asupan natrium sampai kurang dari 6 g
natrium klorida atau kurang dari 2,4 g natrium per hari atau 100 mmol
per hari.
c. Berolah raga dan melakukan aktivitas fisik secara teratur, misalnya
jalan cepat atau senam aerobik yang rutin dilakukan setiap hari selama
minimal 30 menit per hari.
d. Mengurangi asupan alkohol tidak lebih dari 3 unit per hari pada laki-
laki dan tidak lebih dari 2 unit per hari pada perempuan.
e. Memperbanyak konsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran yang kaya
serat sedikitnya lima porsi per hari.
9. Komplikasi Hipertensi
Jika tidak terkontrol, hipertensi dapat menyebabkan terjadinya
komplikasi seperti penyakit jantung koroner dan stroke, gagal jantung,
gagal ginjal, penyakit vaskular perifer dan kerusakan pembuluh darah
retina yang mengakibatkan gangguan penglihatan. Semakin tinggi tekanan
darah, semakin tinggi risiko kerusakan pada jantung dan pembuluh darah
pada organ besar seperti otak dan ginjal (Kemenkes, 2019).
Sedangkan menurut Manurung (2018), komplikasi hipertensi antara lain:
a. Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi di otak atau
akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan
tekanan tinggi.
b. Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progesif akibat tekanan
tinggi pada kapiler-kapiler ginjal, glomerolus.
c. Gagal jantung atau ketidakmampuan jantung dalam memompa darah
yang kembalinya kejantung dengan cepat mengakibatkan cairan
terkumpul di paru, kaki dan jaringan lain sering disebut edma.
d. Ensefalopati dapat terjadi terutama pada hipertensi maligna (hipertensi
yang cepat).

13
10. Bahaya Hipertensi
Pada organ jantung, hipertensi adalah faktor risiko pendukung
terbesar di seluruh dunia terhadap kejadian penyakit pembuluh darah
jantung. Hipertensi adalah salah satu penyebab kematian nomor satu,
secara global. Komplikasi pembuluh darah yang disebabkan hipertensi
dapat menyebabkan penyakit jantung koroner, infark (penyumbatan
pembuluh darah yang menyebabkan kerusakan jaringan) jantung, stroke,
gagal ginjal dan angka kematian yang tinggi. Dari pemaparan di atas,
terlihat bahwa hipertensi berdampak negatif pada organ-organ tubuh
bahkan dapat mengakibatkan kematian (Manurung, 2018).
Adi (2019), menjelaskan bahwa menurut Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) hipertensi adalah penyebab utama kematian dini di seluruh
dunia. Di antara komplikasi lain, hipertensi diketahui dapat menyebabkan
kerusakan serius pada jantung. Tekanan berlebihan bisa mengeraskan
pembuluh darah, mengurangi aliran darah dan oksigen ke jantung. Lebih
lanjut, tekanan yang meningkat dan aliran darah yang berkurang ini dapat
menyebabkan beberapa kondisi fatal sebagai berikut:
a. Nyeri dada atau sering disebut angina
b. Serangan jantung yang terjadi ketika suplai darah ke jantung tersumbat
dan sel-sel otot jantung mati karena kekurangan oksigen. Semakin
lama aliran darah tersumbat, maka kian besar juga kerusakan yang
terjadi pada jantung
c. Gagal jantung yang terjadi ketika jantung tidak dapat memompa cukup
darah dan oksigen ke organ tubuh vital lainnya
d. Detak jantung tidak teratur yang dapat menyebabkan kematian
mendadak
e. Hipertensi juga dapat meledak atau menyumbat arteri yang memasok
darah dan oksigen ke otak, menyebabkan stroke
f. Selain itu, hipertensi dapat menyebabkan kerusakan ginjal, yang
menyebabkan gagal ginjal

14
11. Penatalaksanaan
Menurut Manurung (2018), hipertensi secara pasti tidak dapat
diobati tetapi dapat diberikan pengobatan untuk mencegah terjadinya
komplikasi. Langkah awal biasanya adalah dengan cara mengubah pola
hidup penderita hipertensi. Baru kalau pengobatan dengan pengubahan
pola hidup tersebut tidak mampu mengatasi hipertensi, akan dilakukan
pengobatan sesuai dengan pilihan penderita, seperti :
a. Pengobatan Tradisional
Berikut ini adalah bahan-bahan alamiyang sudah terbiasa dan
terbukti ampuh untuk mengobati hipertensi, seperti : Mengkudu, daun
salam, rumput laut, mentimun, temu hitam, bawang putih, jantung
pisang.
b. Pengobatan Modern
Pengobatam modern untuk mengatasi hipertensi adalah pengobatan
yang menggunakan obat-obatan kimia. Biasanya pengobatan modern
dengan obat-obatan kimia ini ditangani dan diawasi oleh dokter setelah
pasien penderita hipertensi menjalani serangkaian proses pemeriksaan,
seperti: diuretik tiazide, penghambat adrenergik, angiotensin
converting enzyme inhibitor, angiotensin II blocker, antagonis
kalsium, vasodilator dan obat-obatan lainnya.
Menurut Haryanto (2015), pengelolaan hipertensi bertujuan untuk
mencegah morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler
yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah
dibawah 140/90 mmHg. Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi:
a. Terapi tanpa obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan
dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi
tanpa obat ini meliputi:
1) Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah:

15
a) Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
b) Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
c) Penurunan berat badan
d) Penurunan asupan etanol
e) Menghentikan merokok
f) Diet tinggi kalium
2) Latihan fisik
Latihan fisik atau olahraga yang teratur dan terarah yang
dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olahraga yang
mempunyai empat prinsip yaitu:
a) Macam olahraga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari,
jogging, bersepeda, berendang dan lain-lain
b) Intensitas olah raga yang baik antara 60-80% dari kapasitas
aerobik atau 72-87% dari denyut nadi maksimal yang disebut
zona latihan. Denyut nadi maksimal dapat ditentukan dengan
rumus 220-umur.
c) Lamanya latihan berkisar antara 20-25 menit berada dalam
zona latihan
d) Frekuensi latihan sebaiknya 3x perminggu dan paling baik 5x
perminggu
3) Edukasi psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi:
a. Teknik biofeedback
Adalah suatu teknik yang dipakai untuk menunjukkan pada
subjek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar
oleh subjek dianggap tidak normal.
b. Teknik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau teknik yang bertujuan
untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara
melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam
tubuh menjadi rileks.
4) Pendidikan kesehatan

16
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan
pengetahuan pasien tentang penyakit hipertensi dan
pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan hidupnya
dan mencegah komplikasi lebih lanjut
b. Terapi dengan obat
Pengobatan meliputi:
1) Step 1 : obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca
antagonis, ACE inhibitor
2) Step 2 : alternatif yang bisa diberikan
1) Dosis obat pertama dinaikan
2) Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
3) Ditambah obat ke-2 jenis lain, dapat berupa diuretika, beta
blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin,
vasodilator.
3) Step 3: alternatif yang bisa ditempuh
1) Obat ke 2 diganti
2) Ditambah obat ke-3 jenis lain
4) Step 4 : alternatif pemberian obatnya
1) Ditambah obat ke 3 dan ke 4
2) Re evaluasi dan konsultasi
c. Follow up untuk mempertahankan terapi
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi
dan komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan
(perawat, dokter) dengan cara pemberian pendiidkan kesehatan.

12. Nyeri Kepala Hipertensi


The American Heart Association (AHA) menyatakan bahwa sakit
kepala bukanlah gejala hipertensi. Memang penderita hipertensi dapat
mengalami sakit kepala, tetapi tidak semua penderita akan mengalaminya.
Penderita hipertensi memang kerap mengalami sakit kepala hebat. Kondisi
ini biasanya ditandai dengan tekanan darah yang melonjak tinggi secara
mendadak dan dapat menimbulkan kerusakan di berbagai organ tubuh
dalam waktu cepat. Jika merasakan sakit kepala hebat, bisa jadi Anda

17
mengalami hipertensi maligna. Kondisi ini merupakan tekanan darah yang
sangat tinggi dan serius, sehingga memerlukan perawatan medis segera
(Yunita, 2020).
Pada penderita hipertensi, gejala klasik yang sering dirasakan
antara lain nyeri kepala, epitaksis, pusing dan tinnitus yang berhubungan
dengan naiknya tekanan darah. Nyeri kepala disebabkan karena kerusakan
vaskuler akibat dari hipertensi tampak jelas pada seluruh pembuluh
perifer. Perubahan struktur dalam arteri-arteri kecil dan arteriola
menyebabkan penyumbatan pembuluh darah. Bila pembuluh darah
menyempit maka aliran arteri akan terganggu. Pada jaringan yang
terganggu akan terjadi penurunan O2 (oksigen) dan peningkatan
(Setyawan, 2018).
Sakit kepala yang dialami orang dengan hipertensi dapat terjadi
karena adanya peningkatan tekanan pada pembuluh darah ke otak sehingga
pasien seperti merasa nyeri tegang atau pegal. Untuk menjaga agar tekanan
darah tetap normal, pasien diharuskan rutin minum obat hipertensi yang
diberikan oleh Dokter dan merubah gaya hidup, seperti mengurangi
konsumsi garam, banyak minum air putih, olahraga teratur, hindari
makanan berkolesterol, dan tidur yang cukup (Riani, 2020).
Nyeri kepala hipertensi pada lansia juga disebabkan oleh
pergeseran jaringan intrakranial yang peka nyeri akibat meningginya
tekanan intrakranial, dimana nyeri kepala merupakan cara tubuh memberi
alarm bahwa ada sesuatu yang tidak beres sedang terjadi dengan kesehatan
kita. Ada rasa sakit yang tidak perlu dirisaukan, tapi ada juga yang
merupakan sinyal penting dan tidak boleh diabaikan. Mengalami nyeri
kepala hipertensi yang sangat hebat secara tiba-tiba bisa menjadi salah satu
tanda adanya penyakit serius. Penanganan nyeri hipertensi pada lansia,
lansia bisa mengontrol nyeri kepala jika lansia sudah mengetahui faktor-
faktor yang berpengaruh yang bisa meningkatkan nyeri kepala hipertensi.
Namun, saat ini masih banyak lansia yang belum mengetahui tentang
penanganan tersebut. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan pada

18
lansia tentang hal-hal apa saja yang harus diketahui dalam penanganan
pada nyeri kepala hipertensi (Syidatul, 2017).
B. Kompres Hangat Jahe
1. Definisi
Kompres hangat jahe bisa meredakan atau mengurangi ketegangan,
sehingga nyeri yang di alami lansia dapat berkurang. Dari hasil penelitian
terjadi penurunan skala nyeri pada lansia setelah diberikan kompres hangat
jahe. Ini dibuktikan bahwa ada pengaruh dari setelah diberikan kompres
hangat jahe dalam menurunkan skala nyeri lansia, dan respon lansia
mengatakan mereka merasa rileks ketika diberikan kompres hangat jahe
(Syidatul, 2017).
Kompres jahe merupakan campuran air hangat dan juga parutan
jahe yang sudah diparut sehingga akan ada efek panas dan pedas. Efek
panas dan pedas dari jahe tersebut dapat menyebabkan terjadinya
vasodilatasi pembuluh darah sehingga terjadi peningkatan sirkulasi darah
dan menyebabkan penurunan nyeri dengan menyingkirkan produk-produk
inflamasi seperti bradikinin, histamine dan prostaglandin yang
menimbulkan nyeri. Panas akan merangsang sel saraf menutup sehingga
transmisi impuls nyeri ke medulla spinalis dan otak dapat dihambat
(Radharani, 2020).
Metode kompres hangat jahe ini biasanya dilakukan dengan
meletakkan waslap lembab dan hangat yang diletakkan pada area leher
lansia, ini dapat memvasodilatasi pembuluh darah sehingga aliran darah
menjadi lancar, mengurangi kaku dan mengurangi nyeri. Kompres hangat
jahe menurunkan nyeri melalui tahap transmisi, dimana pada tahapan ini
sensasi hangat pada kompres hangat jahe menghambat mediator inflamasi,
sehingga akan meningkatkan ambang rasa nyeri sehingga terjadi
penurunan tingkat nyeri (Syidatul, 2017).

2. Tujuan Kompres Hangat Jahe


Menurut Syidatul (2017), tujuan kompres hangat jahe antara lain:
a. Memperlancar sirkulasi darah
b. Menurunkan suhu tubuhMengurangi rasa sakit

19
c. Memberi rasa hangat, nyaman dan tenang pada klien
d. Memperlancar pengeluaran eksudat
e. Merangsang peristaltik usus
Efektifitas kompres hangat dapat menyebabkan vasodilatasi
pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah untuk mendapatkan efek
analgesik dan relaksasi otot sehingga proses inflamasi berkurang. Terapi
kompres hangat dilakukan pada stadium subakut dan kronis pada
osteoarthritis untuk mengurangi nyeri, menambah kelenturan sendi,
mengurangi penekanan (kompresi) dan nyeri pada sendi dapat
melemaskan otot dan melenturkan jaringan ikat (tendon ligament
extenbility) (Ariani, 2017)

3. Manfaat Kompres Hangat Jahe


Jahe (Zinger Officinale (L) Rosc) mempunyai manfaat yang
beragam, antara lain sebagai rempah, minyak atsiri, pemberi aroma,
ataupun sebagai obat. Secara tradisional, kegunaannya antara lain untuk
mengobati rematik, asma, stroke, sakit gigi, diabetes, sakit otot,
tenggorokan, kram, hipertensi, mual, demam dan infeksi. Beberapa
komponen kimia jahe, seperti gingerol, shogaol dan zingerone memberi
efek farmakologi dan fisiologi seperti antioksidan, anti inflamasi,
analgesik, antikarsinogenik. Kandungan air dan minyak tidak menguap
pada jahe berfungsi sebagai enhancer yang dapat meningkatkan
permeabilitas oleoresin menembus kulit tanpa menyebabkan iritasi atau
kerusakan hingga ke sirkulasi perifer (Syafitri, 2018).
Kompres hangat jahe merupakan salah satu penatalaksanaan nyeri
dengan memberikan energi panas melalui konduksi, dimana panas tersebut
dapat menyebabkan vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah),
meningkatkan relaksasi otot sehingga meningkatkan sirkulasi dan
menambah pemasukan, oksigen, serta nutrisi kejaringan. Kompres hangat
jahe juga dapat meningkatkan curah jantung, peningkatan tersebut
dikarenakan sebagai hasil vasodilatasi perifer yang berlebih, yang
mengalihkan sejumlah besar suplai darah sadari organ dalam dan
menghasilkan penurunan tekanan darah (Syidatul, 2017).

20
Kompres jahe adalah salah satu kombinasi antara terapi hangat dan
terapi relaksasi yang bermanfaat bagi penderita nyeri sendi. Rimpang jahe
mengandung senyawa zingiberin, kamfena, lemonin, zingiberen,
zingiberol, gingeral dan zhogool. Jahe merah juga mengandung minyak
damar, pati, asam organik, asam malat, asam aksolat, gingerin, dan
oleoresin. Jahe berkhasiat sebagai obat pencahar, rematik, nyeri sendi,
penambah stamina dan peluruh masuk angin, penambah nafsu makan, dan
menurunkan tekanan darah. Kompres jahe hangat memiliki kandungan
enzim siklo-oksigenasi yang dapat mengurangi pradangan, selain itu jahe
juga memiliki efek fakmakologi yaitu rasa panas dan pedas, dimana rasa
panas ini dapat meredakan nyeri, kaku, dan spasme otot atau terjadinya
vasodilatasi pembuluh darah, manfaat yang maksimal akan dicapai pada
waktu 20 menit sesudah aplikasi panas (Istianah, 2020).
Kandungan di dalam jahe ini cukup banyak antara lain pada bagian
rimpang jahe mengandung zat gingerol, shangaol, zingerone, oleoresin,
dan minyak atsiri. Kandungan dalam jahe seperti gingerol, shongaol dan
zingerone memberikan efek farmakologi dan fisiologi seperti antioksidan,
anti-inflamasi, analgesik, anti-karsinogenik, non-toksik dan non-
mutagenik meskipun pada konsentrasi tinggi. Gingerol dan rasa hangat
yang ditimbulkan oleh jahe tersebut membuat pembuluh darah terbuka
(vasodilatasi) dan memperlancar sirkulasi sehingga suplai makanan dan
oksigen menjadi lebih baik sehingga nyeri sendi akan berkurang dan juga
menghambat COX (Cyclo-oxigenase), dimana COX (Cyclo-oxigenase)
berperan dalam sintesis mediator nyeri, salah satunya adalah
prostaglandin. Dalam pengobatan tradisional, jahe digunakan untuk
mengobati batuk, diare, nyeri sendi, dan penyakit radang sendi dan
tekanan darah tinggi (Syidatul, 2017).

4. Standar Operasional Prosedur (SPO) Pelaksanaan Kompres Hangat


Jahe
Menurut Syidatul (2017), Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam
melakukan kompres hangat jahe antara lain:
a. Alat dan Bahan

21
1) Jahe yang sudah dicuci bersih 3-5 ruas
2) Parutan
3) Wadah/Mangkok berisi air hangat
4) Handuk kecil bila diperlukan
b. Pelaksanaan
1) Siapkan alat dan bahan yang digunakan
2) Gunakan jahe 3-5 ruas
3) Cuci jahe tersebut sampe bersih
4) Parut semua jahe yang sudah dicuci dan letakan pada
wadah/mangkok
5) Aduk jahe yang sudah diparut sanpe menjadi seperti bubur
6) Masukan parutan jahe ke dalam kain dan celupkan ke air hangat.
7) Kemudian kompres pada sendi yang sakit atau nyeri tunggu sampai
kurang lebih 20 menit.
8) Setelah selasai bereskan semua peralatan yang telah dipakai dan
cuci tangan

C. Ekstrak Jahe
1. Definisi Jahe
Jahe (Zingiber officinale) merupakan tanaman rempah yang berasal
dari Asia Selatan, dan sekarang telah tersebar ke seluruh dunia.
Masyarakat China telah memanfaatkan jahe sebagai penyedap makanan
sejak abad ke 6 S.M., dan para pedagang Arab telah mengenalkan jahe dan
rempah-rempah lainnya sebagai bumbu masakan ke kawasan Mediterania
sebelum abad pertama Sesudah Masehi, dan selanjutnya dikenalkan ke
Eropah berupa buku-buku resep masakan yang menggunakan berbagai
rempahrempah. Di Yunani, jahe digunakan pertama kali sebagai obat
herbal untuk mengatasi penyakit vertigo, mual-mual, dan mabuk
perjalanan (Aryanta, 2019)
Tanaman jahe (Zingiber officinale Roscoe) termasuk keluarga
Zingiberaceae yaitu suatu tanaman rumput-rumputan tegak dengan
ketinggian 30-100cm, namun kadang-kadang tingginya dapat mencapai

22
120cm. Daunnya sempit, berwarna hijau bunganya kuning kehijauan
dengan bibir bunga ungu gelap berbintik-bintik putih kekuningan dan
kepala sarinya berwarna ungu. Akarnya yang bercabang-cabang dan
berbau harum, berwarna kuning atau jingga dan berserat (Pambudi, 2018).
2. Klasifikasi Tanaman Jahe
Menurut Pambudi (2018), secara umum terdapat tiga jenis tanaman
jahe yang dapat dibedakan dari aroma, warna, bentuk, dan besar rimpang.
Ketiga jenis tanaman jahe tersebut adalah jahe putih besar (Gajah), jahe
putih kecil (Emprit), dan jahe merah.
a. Jahe Gajah
Varietas jahe ini banyak ditanam di masyarakat dan dikenal dengan
nama Zingiber officinale var. Officinale. Ukuran rimpangnya lebih
besar dan gemuk jika dibandingkan jenis jahe lainnya, jika diiris
rimpang berwarna putih kekuningan. Ruas rimpangnya lebih
menggembung dari kedua varietas lainnya. Jenis jahe ini bisa
dikonsumsi baik saat berumur muda maupun berumur tua, baik sebagai
jahe segar maupun jahe olahan. Jahe gajah ini yang paling banyak
produksinya. jahe gajah panen tua berumur delapan bulan, sedangkan
panen muda jahe gajah ini berumur empat sampai lima bulan. Jahe
yang memiliki nama lain jahe badak ini memiliki kandungan minyak
atsiri sekitar 0,18 s.d 1,66% dari berat kering dan memiliki kandungan
air sebanyak 82%
b. Jahe Emprit
Jahe ini dikenal dengan nama Latin Zingiber officinale var
amarum, bisa disebut dengan jahe emprit. Warnanya putih, bentuknya
agak pipih, berserat lembut, dan aromanya kurang tajam dibandingkan
dengan jahe merah. Jahe putih kecil ini memiliki ruas rimpang
berukuran lebih kecil dan agak rata sampai agak sedikit mengembung.
Rimpangnya lebih kecil daripada jahe gajah, tetapi lebih besar
daripada jahe merah. Jenis jahe emprit biasa dimanfaatkan sebagai
bahan pembuatan jamu segar maupun kering, bahan pembuat
minuman, penyedap makanan, rempah-rempah, dan cocok untuk

23
ramuan obat-obatan. Jahe kecil panen tua berumur delapan bulan,
sedangkan panen muda jahe kecil ini berumur empat sampai lima
bulan. Jahe kecil dapat diekstrak oleoresin diambil minyak atsirinya
(1,50 s.d 3,50% dari berat kering). Kandungan minyak atsirinya lebih
besar dibandingkan dengan jahe gajah. Kadar minyak atsiri jahe putih
sebesar 1,70 s.d 3,80% dan kadar oleresin 2,39 s.d 8,87% dan memliki
kandungan air 50,20%
c. Jahe Merah
Atau dikenal dengan nama latin Zingiber officinale var. rubrum.
Jahe ini biasa disebut dengan jahe sunti. Jahe merah memiliki rasa
yang sangat pedas dengan aroma yang sangat tajam sehingga sering
dimanfaatkan untuk pembuatan minyak jahe dan bahan obat – obatan.
Jahe merah memiliki rimpang yang berwarna kemerahan dan lebih
kecil dibandingkan dengan jahe putih kecil atau sama seperti jahe kecil
dengan serat yang kasar. Jahe ini memiliki kandungan minyak atsiri
sekitar 2,58 s.d 3,90% dari berat kering. Jahe merah memiliki
kandungan air 81%. Selain itu jahe merah mempunyai kandungan
oleoresin 5 s.d 10%. Khusus untuk jahe merah, pemanenannya harus
selalu dilakukan setelah tua.
3. Kandungan Kimia
Sifat khas jahe disebabkan adanya minyak atsiri dan oleoresin jahe.
Aroma harum jahe disebabkan oleh minyak atsiri, sedangkan oleoresinnya
menyebabkan rasa pedas. Mnnyak atsiri dapat diperoleh atau diisolasi
dengan destilasi uap dari rhizoma jahe kering. Ekstrak minyak jahe
berbentuk cairan kental berwarna kehijauan sampai kuning, berbau harum
tetapi tidak memiliki komponen pembentuk rasa pedas.
Kandungan minyak atsiri dalam jahe kering sekitar 1-3 persen. Komponen
utama inyak atsiri jahe yang menyebabkan bau harum adalah zingiberen
dan zingiberol. Oleoresin jahe banyak mengandung komponen pembentuk
rasa pedas yang tidak menguap. Komponen dalam oleoresin jahe terdiri
atas gingerol dan zingiberen, shagaol, minyak atsiri dan resin. Pemberi
rasa pedas dalam jahe yang utama adalah zingerol (Rachman, 2019)

24
Pemanfaatan jahe tidak sebatas hanya pada bumbu makanan atau
obat tradisional tertentu, jahe adalah salah satu jenis rempah yang banyak
diperdagangkan sebagai bahan industri obat-obatan, kosmetik, minuman,
makanan ringan dan tentu saja menjadi salah satu kebutuhan
dapur.Kandungan Gizi Jahe Per 100 Gram:Protein 8.6%, Karbohidrat
66.5%, Lemak 6.4%, Serat 5.9%, Abu 5.7%, Kalsium 0.1%, fosfor 0.15%,
Zat besi 0.011%, Sodium 0.3%, potasium 1.4%, Vitamin A 175 IU,
Vitamin B1 0.05 mg, Vitamin B2 0.13 mg, Vitamin C 12 mg, Niasin
1.9%. (Ariani, 2019)
4. Kegunaan Jahe
Di kawasan Asia, jahe telah dimanfaatkan sebagai bahan bumbu
masakan dan bahan obat tradisional sejak ribuan tahun yang lalu. Di
Indonesia, tiga jenis jahe (jahe sunti, jahe gajah dan jahe emprit) banyak
dibudidayakan secara intensif di daerah Rejang Lebong (Bengkulu),
Bogor, Magelang, Yogyakarta, dan Malang, dan dimanfaatkan untuk
bumbu masakan, bahan obat herbal dan untuk minuman. Sebagai bahan
obat tradisional, jahe dapat digunakan secara tunggal ataupun dipadukan
dengan bahan obat herbal lainnya yang mempunyai fungsi saling
menguatkan dan melengkapi (Aryanta, 2019)
Jahe dimanfaatkan sebagai bahan obat herbal karena mengandung
minyak atsiri dengan senyawa kimia aktif, seperti: zingiberin, kamfer,
lemonin, borneol, shogaol, sineol, fellandren, zingiberol, gingerol, dan
zingeron yang berkhasiat dalam mencegah dan mengobati berbagai
penyakit. Senyawa kimia aktif yang juga terkandung dalam jahe yang
bersifat anti-inflamasi dan antioksidan, adalah gingerol, beta-caroten,
capsaicin, asam cafeic, curcumin dan salicilat (Ware, 2017)
D. Ketepatan Solusi Yang Ditawarkan
Media luaran yang akan dicapai projek ini adalah media booklet
dengan judul “Terapi Nyeri Penderita Hipertensi dengan Kompres Hangat
Jahe“ yang didesain dengan hasil karya sendiri tanpa memanipulasi karya
orang lain.

25
Media booklet, menjadi salah satu media yang mampu membuat
seseorang untuk lebih memahami materi yang diberikan karena booklet
banyak menampilkan gambar-gambar dan ilustrasi yang menarik untuk
menjelaskan sesuatu secara singkat dan jelas, serta booklet merupakan media
cetak yang bisa memuat tulisan dan gambar dalam jumlah yang lebih banyak
dibanding media cetak lain seperti poster atau leaflet. Sehingga, orang yang
membaca akan merasa tidak jenuh dalam membacanya, selain itu ukurannya
kecil, dan jumlah halamannya sedikit, sehingga memudahkan booklet untuk
dibawa kemana saja. Dengan pendidikan kesehatan tersebut membuat pasien
hipertensi dapat memperoleh wawasan dan pengetahuan kesehatan tentang
penyakit hipertensi dan jenis pengobatan yang dilakukan khususnya
pengobatan terapi secara non farmakologi yang sangat mudah di praktekkan
secara mandiri di rumah saat pasien hipertensi merasakan nyeri kepala serta
menggunakan bahan-bahan yang mudah di dapat yaitu dengan menggunakan
kompres air hangat dengan jahe.
Sehingga dengan adanya media booklet ini menjadi salah satu media
yang tepat karena dilihat dari kepraktisan dan ketahanan media yang bisa
digunakan dimanapun dan kapanpun serta mudah dibawa dan penggunaan
media booklet bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama karena dapat
disimpan. Dengan media pembelajaran melalui media booklet ini akan
membawa perubahan baik pengetahuan, pemahaman pasien hipertensi dalam
mengatasi sakit kepala secara non farmakologi dari yang sebelumnya tidak
tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.
Booklet juga diharapkan dapat menumbuhkan motivasi dan dorongan
kepada pasien hipertensi untuk melakukan terapi kompres hangat dengan jahe
secara mandiri. Booklet yang akan dibuat berdasrkan beberapa landasan baik
dri buku maupun jurnal ilmiah. Berdasrkan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Syidatul (2017) dengan judul pengaruh pemberian kompres hangat jahe
terhadap skala nyeri kepala hipertensi pada lansia di Posyandu Lansia Karang
Werdha Rambutan Desa Burneh Bangkalan. Hasil penelitian dilapangan
menunjukkan bahwa ada perbedaan skala nyeri kepala hipertensi pada lansia
sebelum dan sesudah pemberian kompres hangat jahe di Posyandu Lansia

26
Karang Werdha Rambutan Burneh Desa Burneh Bangkalan. Dibuktikan
dengan perbedaan skala nyeri sebelum dan sesudah pemberian kompres
hangat. Hal ini dipengaruhi Gingerol dan rasa hangat yang ditimbulkan oleh
jahe tersebut membuat pembuluh darah terbuka (vasodilatasi) dan
memperlancar sirkulasi sehingga suplai makanan dan oksigen menjadi lebih
baik sehingga nyeri akan berkurang.

27
BAB III
DESKRPSI DESAIN YANG DIHASILKAN

A. Tema
Tema KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) berupa sebuah media
booklet dengan judul “Terapi Kompres Hangat Jahe Untuk Mengurangi Nyeri
Kepala ”.

B. Jenis Luaran
Media luaran yang dihasilkan dalam pembuatan projek tugas akhir ini
adalah media “BOOKLET”.

C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan booklet dalam menangani kasus tekanan darah
tinggi yaitu dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat melalui media
booklet bahwa terdapat alternatif penurunan tekanan darah selain obat yaitu
dengan kompres air hangat dengan jahe dan juga dapat menambah wawasan
dan pengetahuan mengenai cara agar masyarakat dapat terhindar dari penyakit
hipertensi dan diharapkan masyarakat dapat membaca booklet tersebut dengan
jelas serta mudah dipahami oleh masyarakat sehingga masyarakat dapat
melakukan penerapan kompres air hangat dengan jahe sesuai isi booklet
tersebut.

D. Waktu Pembuatan
Waktu pembuatan media booklet yaitu dimulai pada bulan Desember
2020.

E. Penjelasan Isi Booklet


1. Judul

28
“TERAPI KOMPRES HANGAT JAHE UNTUK MENGURANGI
NYERI KEPALA”

2. Identitas Penulis
Nama : Yoga Pratama
Prodi : DIII Keperawatan

3. Isi Booklet
a. Pengertian hipertensi
b. Tingkatan hipertensi
c. Penyebab hipertensi
d. Tanda dan gejala hipertensi
e. Cara mencegah hipertensi
f. Bahaya penyakit hipertensi
g. Pengobatan hipertensi
h. Pengertian kompres hangat jahe
i. Tujuan kompres hangat jahe
j. Manfaat kompres hangat jahe
k. Cara melakukan kompres hangat dengan jahe

F. Rancangan Desain Media

Rancangan Desain Media dalam penelitian ini adalah:


1. Booklet yang akan dibuat berukuran 21,59 cm x 8,89 cm yang terdiri dari
17 halaman.
2. Ukuran huruf 10 pt dengan spasi 1 serta menggunakan huruf times new
roman.
3. Menggunakan pedoman tipografi: teks rata kanan kiri (justify).
4. Menggunakan sub-judul dengan ukuran lebih besar dari teks.
5. Tidak menggunakan lebih dari 2 typeface (jenis huruf/ font.
6. Tidak menggunakan huruf capital semua.
7. Margin harus sesuai dengan besar kolom.

29
8. Penerapan konsistensi penulisan dengan memperhatikan header, jenis
huruf, bullet/ numbering dan penekanan (bold/ italic).
9. Penggunaan gambar-gambar kompres air hangat dengan jahe agar
masyarakat lebih mudah dalam memahami.
10. Booklet harus memuat judul, pokok materi, daftar isi dan menjabarkan isi
materi secara detail serta referensi yang digunakan.
11. Booklet ini dibuat tidak plagiat dari booklet lain yang sudah
dipublikasikan, media murni desain sendiri.

30
BAB IV

LUARAN YANG DICAPAI

Luaran yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini adalah media Komunikasi
Informasi dan Edukasi (KIE) berupa media booklet dengan judul “Terapi
Kompres Hangat Jahe Untuk Mengurangi Nyeri Kepala” yang memiliki Hak
Kekayaan Intelektual (HKI). Hak kekayaan intelektual yaitu hak yang timbul dari
hasil olah pikir yang menghasilkan suatu produk atau proses yang berguna untuk
manusia dan memiliki manfaat ekonomi. Pada intinya kekayaan intelektual adalah
hak untuk menikmati secara ekonomis hasil dari suatu kreativitas intelektual.
Dalam penelitian ini kompres hangat dengan jahe sangat efektif dalam
mengatasi nyeri kepala pasien hipertensi. Kompres hangat akan memberikan
energi panas melalui konduksi, dimana panas tersebut dapat menyebabkan
vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah), meningkatkan relaksasi otot sehingga
meningkatkan sirkulasi dan menambah pemasukan, oksigen, serta nutrisi
kejaringan. Kompres hangat juga dapat meningkatkan curah jantung, peningkatan
tersebut dikarenakan sebagai hasil vasodilatasi perifer yang berlebih, yang
mengalihkan sejumlah besar suplai darah sadari organ dalam dan menghasilkan
penurunan tekanan darah.
Kandungan di dalam jahe ini cukup banyak antara lain pada bagian
rimpang jahe mengandung zat gingerol, shangaol, zingerone, oleoresin, dan
minyak atsiri. Kandungan dalam jahe seperti gingerol, shongaol dan zingerone
memberikan efek farmakologi dan fisiologi seperti antioksidan, anti-inflamasi,
analgesik, anti-karsinogenik, non-toksik dan non mutagenik meskipun pada
konsentrasi tinggi. Gingerol dan rasa hangat yang ditimbulkan oleh jahe tersebut
membuat pembuluh darah terbuka (vasodilatasi) dan memperlancar sirkulasi
sehingga suplai makanan dan oksigen menjadi lebih baik sehingga nyeri sendi

31
akan berkurang dan juga menghambat COX (Cyclo-oxigenase), dimana COX
(Cyclo-oxigenase) berperan dalam sintesis mediator nyeri, salah satunya adalah
prostaglandin. Mekanisme umum adalah mengeblok pembentukan prostaglandin
dengan jalan menghambat enzim COX (Cyclo-oxigenase) pada darerah terluka
dengan demikian mengurangi pembentukan mediator nyeri. Dalam pengobatan
tradisional, jahe digunakan untuk mengobati batuk, diare, nyeri sendi, dan
penyakit radang sendi dan tekanan darah tinggi.
Booklet ini akan dipatenkan sebagai penghargaan atas hasil karya yang
telah dihasilkan oleh penulis. Penghargaan itu berupa perlindungan hukum bagi
kekayaan intelektual tersebut, dengan tujun untuk dapat meningkatkan daya
kompetisi dan pangsa pasar serta mendorong dan menumbuhkan semangat
berkaya, berinovasi, dan beraktivitas. Hak kekayaan intelektual menunjang
diadakannya system dokumentasi yang baik atas hasil karya lain yang sama atau
menghindari adanya kara plagiasi dari booklet ini. Gambaran umum media
booklet yang penulis buat dengan judul “Terapi Kompres Hangat Jahe Untuk
Mengurangi Nyeri Kepala”. Booklet tersebut memuat datar isi, materi tentang
hipertensi, pengertian hipertensi, tingkatan hipertensi, penyebab hipertensi, tanda
dan gejala hipertensi, cara mencegah hipertensi, bahaya penyakit hipertensi,
pengobatan hipertensi, pengertian kompres hangat jahe, tujuan kompres hangat
jahe, manfaat kompres air hangat dengan jahe, cara melakukan kompres air
hangat dengan jahe dan daftar pustaka. Adanya dukungan dokumentasi yang baik
tersebut diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan booklet ini dengan baik serta
maksimal, sehingga dapat mengembangkan karya ini lebih lanjut serta lebih baik.
Hak kekayaan intelektual ini dapat menjadi acuan dan bahan pertimbangan dalam
penelitian selanjutnya dibidang kesehatan.

32
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil tugas akhir yang dicapai dan pembahasan pada bab
sebelumnya maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Media booklet dapat memberikan informasi untuk meningkatkan
pengetahuan tentang manfaat kompres hangat dengan jahe dalam
mengatasi nyeri kepala pasien hipertensi.
2. Kompres hangat jahe dipercaya bisa meredakan atau mengurangi
ketegangan, sehingga nyeri kepala yang di alami penderita hipertensi
dapat berkurang.
3. Penderita hipertensi yang mengalami nyeri kepala dapat
mempraktekkan tentang terapi kompres hangat jahe secara mandiri
melalui informasi yang didapatkan dari media booklet.

B. Saran
1. Bagi Masyarakat yang Mengalami Penyakit Hipertensi
Diharapkan booklet ini dapat memberikan informasi untuk
meningkatkan pengetahuan dan masyarakat yang mengalami penyakit
hipertensi dan dapat mempraktekkan cara melakukan kompres hangat
jahe secara mandiri untuk mengatasi nyeri kepala yang datang secara
tiba-tiba.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan membantu tenaga kesehatan dalam memberikan
penyuluhan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat

33
khususnya pasien hipertensi tentang terapi non farmakologi dalam
mengatasi nyeri kepala dan menurunkan tekanan darah salah satunya
dengan kompres air hangat dengan jahe menggunakan media yang
menarik dan mudah dipahami oleh masyarakat salah satunya dengan
media booklet.
DAFTAR PUSTAKA

Adi, Irawan Sapto. 2019. Hipertensi: Gejala, Faktor Risiko, Bahaya, dan Cara
Mengobati. https://health.kompas.com/read/2020/02/02/ 072900568/
hipertensi--gejala-faktor-risiko-bahaya-dan-cara-mengobati-?page=all,
diakses 10 Desember 2020
Ariani, Ni Putu Aka. 2019. Kompres Hangat Air Rebusan Jahe Untuk Penderita
Hipertensi. https://www.bhaktirahayu.com/artikel-kesehatan/kompres-
hangat-air-rebusan-jahe-untuk-penderita-nyeri-osteoarthritis, diakses 5
Desember 2020.
Dinas Kesehatan Kota Surakarta. 2018. Profil Kesehatan Kota Surakarta.
http://www.dinkes.go.id, diakses 28 November 2020

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2018. Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah. http:www.dinkes.go.id, diakses 30 November 2020

Dinkes. 2019. Hipertensi penyakit paling banyak diidap masyarakat.


http://www.depkes.go.id

Fadillah. 2019. Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Nyeri Leher Pada


Penderita Hipertensi Esensial di Wilayah Puskesmas Depok I, Sleman
Yogyakarta. Jurnal Keperawatan Vol. 8 (1) pp 23-31.

Haryanto, Awan. 2015. Buku ajar keperawatan medikal bedah 1 dengan


diagnosis Nanda international. Yogyakarta : AR-Ruzz Media

Istianah. 2020. Kompres Hangat Jahe Untuk Mengurangi Nyeri Rheumatoid


Arthritis Pada Warga Dusun Bongor Desa Taman Ayu Kecamatan
Gerung Kabupaten Lombok Barat

Kemenkes RI. 2018. Hipertensi dan Penanganannya - Direktorat P2PTM.


http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-
dan-pembuluh-darah/page/29/, diakses 3 Desember 2020

Kemenkes RI. 2019. Apa Komplikasi berbahaya dari Hipertensi?. http://p2ptm.


kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-dan-
pembuluh-darah/page/5/apa-komplikasi-berbahaya-dari-

34
hipertensi#:~:text=Jika%20tidak%20terkontrol%2C%20Hipertensi
%20dapat,Penyakit%20Ginjal, diakses 3 Desember 2020.

Manurung, Nixson 2018. Keperawatan medikal bedah konsep mind mapping dan
nanda nic noc. Jakarta : Trans Info Media

Padila. 2013. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.

Pambudi, Prio. 2018. Effektivitas kompres hangat rebusan jahe emprit dan jahe
merah terhadap perubahan intensitas nyeri sendi pada lansia di UPT
Pelayanan Sosial Tresna Werdha Magetan Di Asrama Ponorogo. Skripsi
Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun.

Rachman. 2019. Jahe / Ginger. https://bandung rcmbisnis. wordpress.com


/2012/03/13/, diakses 5 Desember 2020.

Riani. 2020. Mengapa hipertensi bisa sakit kepala?. http://www.sehatq.com,


diakses 20 Januari 2021.

Riskesdas. 2018. Riset Kesehatan Dasar. http://www.riskesdas.co.id, diakses 30


November 2020

Rubenfire, Melvyn. 2019. ACC/AHA Guideline on the Primary Prevention of


Cardiovascular Disease. Jurnal American College of Cardiology.

Setyawan. 2018. Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Pada Leher Terhadap


Penurunan Intensitas Nyeri Kepala Pada Pasian Hipertensi Di Rsud
Tugurejo Semarang. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK).

Sitepu. 2012. Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Sofiana. (2018). Pengetahuan Tentang Hipertensi Melalui Metode Penyuluhan.


Jurnal Pemberdayaan: Publikasi Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat, 2 (1),
171-176.

Susilo, Yekti dan Ari Wulandari. 2014. Cara Jitu Mengatasi Hipertensi.
Yogyakarta : PT Andi

Syafitri. 2018. Kompres Jahe Berkhasiat Dalam Menurunkan Intensitas Nyeri


Pada Penderita Hipertensi

Syiddatul. 2019. Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Jahe Terhadap Skala


Nyeri Kepala Hipertensi Pada Lansia Di Posyandu Lansia Karang
Werdha Rambutan Desa Burneh Bangkalan. Jurnal Kesehatan. 5 (1). April
2017.
Ware. 2017. Ginger: Health Benefits and Dietary, Tips.
https://www.medicalnewstoday.com/articles/265990, diakses 5 Desember
2020.

35
WHO. 1999. World Health Organization monograph on selected medicinal
plants vo1, 1999, 277-287.

Yunita. 2020. Sakit kepala gara-gara hipertensi, apa mungkin?.


http://www/klikdokter.com, diakses 20 Januari 2021

LEMBAR KONSULTASI

Nama Mahasiswa : Yoga Pratama


NIM : B2018144
Judul : Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Jahe
Terhadap Skala Nyeri Kepala Hipertensi Dengan
Media Booklet
Nama Pembimbing : Sri Hartutik, M. Kes

No Hari/Tgl Materi Masukan Pembimbing Tanda


Tangan

1 Jum'at, 13 Konsul Judul Revisi


November
2020

2 Rabu, 25 Konsul Bab 1 Ganti judul dengan metode


November kombinasi
2020

3 Rabu, 2 Konsul bab 1 Acc judul


Desember
2020 Revisi SSI masukan
lembar konsul mana??

36
4. Sabtu, 5 Konsul bab 1 Studi pendahuluan?? Jurnal??
Desember
2020 Tujuan & manfaat
Bab 2 Tambahkan di bab 2 solusi
yang di tawarkan & Jurnal
pendukung yg mendukung
luaran

5 Selasa Bab 1 Acc


15-12-2020 Bab 2 Acc
Bab 3 Judul di media dibuat lebih
singkat dan menarik (tidak
sama dgn judul laporan)
Teori Di Media Dibuat Yg Singkat
& Menarik

Bab 3 Menjelaskan Secara Aplikatif


Sesuai Desain Metode Yg Akan
Anda Buat Di Booklet…Bukan
Teorinya Ya!!!

6 Rabu BAB 3 Revisi sesuai masukan


23-12-2020 Desain media nya yg akan
dibuat seperti apa?
dijelaskan…
Lanjut BAB 4

7 Rabu BAB 3 ACC


30-12-2020

8 Senin Bab 4 Revisi


4-1-2021 Bab 5 Revisi ssi masukan
Dafpust Dafpust Jurnal belum ada
Buku saku Revisi cover (tmbhkn nama
saya)

37
9 Kamis BAB 4 ACC
7-1-2021 BAB 5 ACC
dafpust Revisi ssi masukan

10 Jumat Luaran Booklet LOGO universitas ditaruh


diatas pojok kiri Atas
8-1-2021 kemudian ada nama
Universitas Aisyiyah
Surakarta di samping Logo
Buat PPT

11 Sabtu Cek Halaman


COVER,,lembar pgeshan, Kt
9-1-2021 pengantar (nama kaprodi
skrg)

12 Selasa ACC sidang hasil


12-1-2020

SABTU LEMBAR KONSUL


SETELAH SIDANG
30-1-2021 MANA???
MASUKAN SAYA YG
KMRN2 KETIKKAN
DILEMBAR KONSUL
SETELAH SIDANG YA
REVISI SSI MASUKAN

38
LEMBAR KONSULTASI

Nama Mahasiswa : Yoga Pratama


NIM : B2018144
Judul : Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Jahe
Terhadap Skala Nyeri Kepala Hipertensi Dengan
Media Booklet
Nama Pembimbing : Sri Hartutik, M. Kes

No Hari/Tgl Materi Masukan Pembimbing Tanda


Tangan

1. 21-01-2021 Bab 1-5 paskaBa 1. Judul sesuai jurnal


ujian (syidatul)
2. Luaran sop sesuai jurnal
yg kita ambil(jahe diparut
atau direbus ?)kalau di
Potong-potong tidak
efektif alias kurang panas
3. Luaran booklet sesuai
dengan teori nyeri
4. Jurnal yang pas sesuai
laporan sesuai jurnal kti
5. Jurnal jurnal tambahkan
di dapus
6. Gelar dosen dibooklet
dihapus
7. Judul booklet diganti :
terapi nyeri penderita
hipertensi dengan
kompres hangat jahe
8. Bahasa booklet gunakan

39
bahasa yang mudah
dimengerti orang awam,
hapus tingkatan hipertensi
9. Perbaiki booklet cari
validasi dari sumber

2. 25-01-2021 Bab 1-5 1. Judul sesuaikan dengan


jurnal (Syidatul)
Booklet (kompres air hangat
diganti kompres hangat)
2. Bab 1 tambahkan hasil
penelitian Syidatul
3. Bab II Tambahkan teori
nyeri
4. Teori kompres hangat
diganti kompres jahe
5. SOP di bab 2 sesuai
dengan yang ada di
booklet
6. Perbaiki booklet
7. Daftar pustaka tambahkan
sumber jurnal

3. 30-01-2021 Bab 1-5 Perbaiki daftar isi

40

Anda mungkin juga menyukai