Anda di halaman 1dari 47

PROPOSAL

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN


PASIEN PRE OPERATIF TERHADAP TINDAKAN OPERASI

LITERATUR REVIEW

SRI WAHYUNI
NIM 19142010021

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG


TAHUN 2021
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Nama Lengkap : Sri Wahyuni

NIM : 19142010021

Tanggal Masuk : 2019

Program Studi : SI Keperawatan

Judul Proposal : Hubungan Karakteristik Dengan Tingkat Kecemasan

Pasien Pre Operatif Terhadap Tindakan Operasi

Telah disetujui untuk diseminarkan dan dipertahankan dihadapan Tim

Penguji Seminar proposal Program Studi Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alifah Padang.

Padang, 18 Februari 2021

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Edo Gusdiansyah, M.Kep Ns. Asmawati, M.Kep

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alifah Padang

Ketua

Ns. Asmawati, M.Kep


PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama Lengkap : Sri Wahyuni

NIM : 19142010021

Tempat/Tgl. Lahir : Padang / 30 Juni 1981

Tanggal Masuk : 2019

Program Studi : Keperawatan

Nama Pembimbing Akademik : Ns. Helmani Suci, M.Kep

Nama Pembimbing I : Ns. Edo Gusdiansyah, M.Kep

Nama Pembimbing II : Ns. Asmawati, M.Kep

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan

Skripsisaya yang berjudul : “Hubungan Karakteristik Dengan Tingkat

Kecemasan Pasien Pre Operatif Terhadap Tindakan Operasi”

Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka

saya akan menerima sanksi yang telah ditetapkan. Demikianlah surat pernyataan

ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Padang, Februari 2021

Sri Wahyuni
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan

karunia-Nya sehingga peneliti dapat mengajukan proposal ini yang berjudul

“Hubungan Karakteristik Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operatif

Terhadap Tindakan Operasi “

Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Sarjana

Keperawatan pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alifah Padang. Selama

penyusunan proposal ini, peneliti mendapatkan banyak bimbingan, dukungan, dan

kerja sama dari berbagai pihak, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Ibu Ns. Asmawati, M.Kep Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Alifah Padang

2. Bapak Ns. Edo Gusdiansyah, M.Kep selaku pembimbing I

3. Ibu Ns. Asmawati, M.Kep selaku pembimbing II

4. Ibu Ns. Ledia Restipa, M.Kep ketua prodi keperawatan STIKes

Alifah Padang

5. Bapak dan ibu Dosen program studi keperawatan yang telah

membantu memberi saran dan masukan demi kelancaran menulis

literatur review ini.

6. Seluruh Staf dan Dosen pengajar dari program studi Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Alifah Padang yang telah memberikan ilmu

kepada peneliti selama perkuliahan.


7. Orang tua tercinta dan yang selalu senantiasa mendoakan yang

terbaik, memotivasi, memberi semangat, membaantu baik secara

moril dan mareril dari awal kuliah sampai dengan penyelesaian

literature review ini.

8. Teman-teman seperjuangan Prodi Keperawatan angkatan 2019

yang telah memberikan dukungan dan do’a kepada peneliti dalam

penyusunan literature review ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang

telah memberikan dukungan, motivasi, dan doa-doa yang diberi

selama ini.

Semoga semua bantuan dan dukungan yang telah diberikan kepada

peneliti, mendapatkan balasan, kebaikan dari Tuhan Yang Maha Esa. Peneliti

menyadari proposal ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan

yang di harapkan, untuk itu dengan segala kerendahan hati, peneliti menerima

masukan, kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga proposal ini dapat

diselesaikan dan bisa bermanfaat untuk peneliti lainnya.

Padang, Januari 2021

Peneliti
DAFTAR ISI

PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………...... i


PERRNYATAAN TIDAK PLAGIAT...................................................................... ii
KATA PENGANTAR................................................................................................. iiI
DAFTAR ISI................................................................................................................
iv
DAFTAR SKEMA......................................................................................................
v
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................
vi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................
1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................
6
C. Tujuan Penelitian..............................................................................................
6
1. Tujuan Umum...............................................................................................
6
2. Tujuan Khusus..............................................................................................
6
D. Manfaat Penelitian............................................................................................
8
1. Teoritis..........................................................................................................
8
2. Praktis...........................................................................................................
8
E. Ruang Lingkup penelitian.................................................................................
8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Operasi.................................................................................................
9
B. Kecemasan .......................................................................................................
11
C. Kerangka Teori.................................................................................................
25
D. Kerangka Konsep..............................................................................................
27
E. Kerangka Definisi Operasional.........................................................................
27
F. Hipotesis...........................................................................................................
28

BAB III METODE PENELITIAN


A. Rancangan Strategi Literatur Review...............................................................
29
B. Kriteria Literatur Review..................................................................................
30
C. Tahapan Literatur Riview.................................................................................
31

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR SKEMA

2.1 Skema kerangka Teori………………………………………………… 25

2.2 Skema kerangka konsep…………………………………………….… 26


DAFTAR TABEL

2.3 Definisi Operasional………………………………………………… 28


DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran

1. Ganchart

2. Lembaran Konsultasi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit merupakan bentuk organisasi yang mengelola jasa layanan

kesehatan secara menyeluruh yang didalamnya terdapat aktivitas yang

dikerjakan oleh profesi medis, keperawatan dan non medis, salah satu layanan

yang ada di rumah sakit adalah layanan pengobatan melalui operasi (Arif,

2017).
Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara

invasive dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan

ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan membuat

sayatan. Setelah bagian yang akan ditangani ditampilkan, dilakukan tindak

perbaikan yang diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka, tindakan

operasi ini banyak menimbulkan kecemasan kepada pasien (Ricky, 2018).

Data dari World Health Organization (WHO) tahun 2019 dalam Sartika

(2020), jumlah pasien dengan tindakan operasi dari tahun ke tahun mengalami

peningkatan. Tahun 2018 terdapat 148 juta jiwa pasien diseluruh Rumah Sakit

di dunia dengan tindakan operasi, sedangkan di Indonesia tindakan

pembedahan menempati urutan ke-11 dari 50 pertama penanganan penyakit di

Rumah Sakit se Indonesia dengan pasien operasi sebanyak 1,2 juta jiwa. Pada

tahun 2019 diperkiraan 11% dari beban penyakit di dunia dapat di tanggulangi

dengan pembedahan dan WHO menyatakan bahwa kasus bedah adalah masalah

kesehatan bagi masyarakat (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2019).

Pembedahan atau tindakan operasi dilakukan karena beberapa alasan

seperti diagnostik (biopsi, laparotomi eksplorasi), kuratif (eksisi massa tumor,

pengangkatan apendiks yang mengalami inflamasi), reparatif (memperbaiki

luka multiplek), rekonstruksi dan paliatif. Indikasi yang dilakukan dengan

tindakan bedah mayor antara lain kolesistektomi, nefrektomi, kolostomi,

histerektomi, mastektomi, amputasi, operasi akibat trauma, laparatomi dan

sectio caesarea (Kemenkes RI, 2017)


Sebelum tindakan operasi dilakukan, keperawatan pre operatif

merupakan tahapan awal dari kesuksesan tindakan operasi secara keseluruhan.

Kesalahan yang dilakukan pada tahap ini akan berakibat fatal pada tahap

berikutnya. Pengkajian secara integral dari fungsi klien meliputi fungsi fisik

biologis dan psikologis sangat diperlukan untuk keberhasilan dan kesuksesan

suatu tindakan operasi diawali pada fase pra operasi (E. Oswari, 2015).

Salah satu dari respon psikologis dari pasien yang mengalami bedah

mayor dapat berupa kecemasan. Respon psikologis karena tindakan

pembedahan dapat berkisar cemas ringan, sedang, berat sampai panik

tergantung masing-masing individu (Vebriana, 2019). Beberapa individu

terkadang tidak mampu mengontrol kecemasan yang dihadapi, sehingga terjadi

disharmoni dalam tubuh. Pada pasien pre operasi apabila mengalami tingkat

kecemasan tinggi, maka hal itu merupakan respon maladaptif yang dapat

menyebabkan terganggunya fungsi fisiologis, dan mengganggu konsentrasi

(Vellyana, 2017).

Kecemasan merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang

tidak menyenangkan dan dialami oleh setiap makhluk hidup dalam keadaan

sehari-hari. Kecemasan memiliki 4 tingkatan, yakni : kecemasan ringan

(membantu dalam pembelajaran, tumbuh dan berubah), kecemasan sedang

(meningkatkan fokus pada tanda bahaya belajar masih memungkinkan, gejala

objektif dapat divalidasi), kecemasan berat (kognitif sangat menurun, respon


fisik meningkat, kebutuhan akan meningkat), kecemasan sangat berat/panik

(respon fight, flight atau freeze, tidak mungkin untuk belajar) (Heru, 2019).

Rentang respon kecemasan sebelum operasi tergantung pada individu,

pengalaman masa lalu, kekuatan dan keterbatasan. Kecemasan yang terjadi

pada pasien yang akan dilakukan tindakan operasi dapat diantisipasi dengan

memahami bagaimana cara mengatasi penyebab kecemasan secara tepat dan

kecemasan ini sangat di pengaruhi oleh karakteristik dari responden itu sendiri

(Septiana, 2018). Selain itu penyampaian prosedur atau informasi merupakan

salah satu tindakan yang digunakan dalam mengatasi atau mengurangi pada

kecemasan sebelum operasi (Sukarini, 2018).

Berbagai alasan yang dapat menyebabkan kecemasan pasien dalam

menghadapi tindakan pembedahan antara lain yaitu takut nyeri setelah

pembedahan, takut terjadi perubahan fisik (menjadi buruk rupa dan tidak

berfungsi mengalami kondisi yang sama, takut mengahadapi ruang operasi,

peralatan bedah dan petugas, takut mati saat dilakukan anastesi, dan takut akan

gagal, takut akan perubahan fisik (menjadi buruk rupa dan tidak berfungsi

normal), keganasan (bila diagnosa yang ditegakkan belum pasti), mati saat

dilakukan anestesi, mengalami kondisi yang sama dengan orang lain yang

mempunyai penyakit yang sama, menghadapi ruang operasi, peralatan bedah

dan petugas (Chaliyatul, 2018)

Kecemasan pasien pre operasi dilihat dari karakteristik umur tingkat

kecemasan pasien yang umur yang masih anak anak lebih tinggi tingkat

kecemasan pre operasi, jika anak –anak mereka akan merasa takut dengan
tindakan operasi yang kan dilakukan. usia yang lansia juga memiliki tingkat

kecemasan yang tinggi terhadap tindakana operasi karena memikirkan hal yang

akan terjadi seperti saat pembiusan, takut dengan tindakan pembedahan. Selain

itu dilihat dari pendidikan pendidikan pasien yang rendah seperti SD, SMP,

SMA berbeda tingkat kecemasan pasien yang berpendidikan tinggi seperti D3

dan S1 karena semangkin tinggi pendidikan seseorang makan akan bisa

mengontrol tingkat kecemasan yang akan dialami (Kistan, 2019) . Kalau di

lihat dari jenis kelamin tingkat kecemasan pasien yang jenis kelamin

perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat kecemasan pasien laki-

laki (Suriani, 2019).

Data Indonesia tentang kecemasan yang dialami pasien dapat

berdampak terhadap berlangsungnya pelaksanaan operasi. Pada tahun 2017

401 Rumah sakit dan peritah daerah yang dilaksanakan sebanyak 642.632,

yang dirinci menurut tingkat kelas A, B, C, dan D, data tersebut dikasifikasikan

berdasarkan jenis opeasi. Pada kelas A jumlah operasi besar adalah 8.364, kelas

B operasi besar 76.969, pada kelas C jumlah operasi besar adalah 65.987, pada

kelas D jumlah operasi besar adalah 3.307 (Kemekes RI, 2018).

Data WHO tentang tingkat kecemasan pasien pre operasi terdapat 35 juta orang

terkena kecemasan dan depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta terkena

skizofrenia, serta 47,5 juta terkena dimensia dalam menghadapi persiapan pre operasi.

Sementara di Indonesia gangguan mental emosional (depresi dan kecemasan) dialami

sekitar 11,6% populasi Indonesia (27.708.000 orang) yang usianya diatas 15 tahun dan

di Provinsi Sumatra Barat terdapat 155.208 jiwa penduduk dan sebanyak 47.692
penduduk mengalami gangguan mental emosional seperti kecemasan terhadap

tindakan operasi (Maulana et al., 2019)

Hasil penelitian Duwi (2017) mengenai Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Di Rs Pku

Muhammadiyah Gombong menunjukkan hasil bahwa 43,0% responden

mengalami kecemasan sedang, 65,1% responden memiliki pengalaman baru,

52,3% responden berpendidikan tinggi, 59,3% responden memiliki pendapatan

yang tinggi. Terdapat hubungan antara pengalaman dengan tingkat kecemasan

(p = 0,043), terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat

kecemasan (p = 0,001) dan terdapat hubungan antara pendapatan dengan

tingkat kecemasan (p = 0,010).

Berdasarkan hal inilah penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang hubungan karakteristik dengan tingkat kecemasan pasien pre opertif

terhadap tindakan operasi di Ruang Pre Operasi

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan

masalahnya adalah apakah ada hubungan karakteristik dengan tingkat

kecemasan pasien pre opertif terhadap tindakan operasi.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui literasi hubungan karakteristik dengan tingkat kecemasan

pasien pre opertif terhadap tindakan operasi berdasarkan penelusuran artikel

ilmiah

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

a. Mengetahui literasi tingkat kecemasan pasien pre operasi terhadap

tindakan operasi berdasarkan penelusuran artikel ilmiah

b. Mengetahui literasi umur pasien pre operasi terhadap tindakan operasi

c. Mengetahui literasi jenis kelamin pasien pre operasi terhadap tindakan

operasi berdasarkan penelusuran artikel ilmiah

d. Mengetahui literasi pendidikan pasien pre operasi terhadap tindakan

operasi berdasarkan penelusuran artikel ilmiah

e. Mengetahui hubungan literasi umur pasien dengan kecemasan pasien

pre operasi terhadap tindakan operasi berdasarkan penelusuran artikel

ilmiah

f. Mengetahui hubungan literasi jenis kelamin pasien dengan kecemasan

pasien pre operasi terhadap tindakan operasi berdasarkan penelusuran

artikel ilmiah

g. Mengetahui hubungan literasi pendidikan pasien dengan kecemasan

pasien pre operasi terhadap tindakan operasi berdasarkan penelusuran

artikel ilmiah

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan memperluas wawasan serta

keterampilan peneliti dalam penerapan ilmu di bidang studi riset

keperawatan, serta menambah pengetahuan peneliti tentang hubungan

karakteristik dengan tingkat kecemasan pasien pre opertif terhadap

tindakan operasi

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan acuan dan pengembangan penelitian selanjutnya

dengan variabel yang lain faktor yang mempengaruhi tingkat

kecemasan pasien pre operatif

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan koleksi pustaka dan untuk

meningkatkan mutu pendidikan dalam hal pengembangan potensi

tenaga perawatan serta sebagai data dan hasil penelitian yang dapat

dijadikan dasar atau data pendukung untuk penelitian selanjutnya.

E. Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik

dengan tingkat kecemasan pasien pre opertif terhadap tindakan operasi.

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kecemaan sedangkan variabel

dependen dalam penelitian ini karakteristik

Metode penelitian penelitian yang dilakukan aalah literatur review .

Metode literatur review merupakan bentuk penelitian yang dilakukan melalui

penelusuran dengan membaca berbagai sumber bik buku, jurnal, dan terbitan-

terbitan lain yang berkaitan dengan topik penelitian untuk menjawab isu dan

permasalahan yang ada.

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Operasi

1. Pengertian Operasi

Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan

cara invasive dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan

ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan


membuat sayatan. Setelah bagian yang akan ditangani ditampilkan,

dilakukan tindak perbaikan yang diakhiri dengan penutupan dan penjahitan

luka (Syamsu hidayat dan Jong, 2016).

2. Klasifikasi Tindakan Pembedahan (Operasi)

Menurut Brunner dan Suddarth (2015) bahwa klasifikasi tindakan

pembedahan (operasi) adalah :

a. Kedaruratan/Emergency

Pasien membutuhkan perhatian segera, gangguan mungkin

mengancam jiwa. Indikasi dilakukan pembedahan tanpa di tunda.

Contoh : perdarahan hebat, obstruksi kandung kemih atau usus,

fraktur tulang tengkorak, luka tembak atau tusuk, luka bakar sanagat

luas.

b. Urgen

Pasien membutuhkan perhatian segera. Pembedahan dapat dilakukan

dalam 24-30 jam. Contoh : infeksi kandung kemih akut, batu ginjal

atau batu pada uretra.

c. Diperlukan

Pasien harus menjalani pembedahan. Pembedahan dapat

direncanakan dalam bebeapa minggu atau bulan. Contoh :

Hiperplasia prostat tanpa obstruksi kandung kemih, gangguan

tyroid, katarak.

d. Elektif

Pasien harus dioperasi ketika diperlukan. Indikasi pembedahan,


bila tidak dilakukan pembedahan juga tidak terlalu membahayakan.

Contoh : perbaikan Scar, hernia sederhana, perbaikan vaginal.

e. Pilihan

Keputusan tentang dilakukan pembedahan diserahkan sepenuhnya

pada pasien. Indikasi pembedahan merupakan pilihan pribadi dan

biasanya terkait dengan estetika, Contoh: bedah kosmetik.

Sedangkan menurut faktor resikonya, tindakan pembedahan di bagi

menjadi :

1) Minor

Menimbulkan trauma fisik yang minimal dengan resiko kerusakan yang

minim. Contoh : incisi dan drainage kandung kemih, sirkumsisi.

2) Mayor

Menimbulkan trauma fisik yang luas, resiko kematian sangat serius.

Contoh : Total abdominal histerektomi, reseksi colon, dll

B. Kecemasan

1. Pengertian Kecemasan

Kecemasan merupakan emosi subjektif yang membuat individu

tidak nyaman, ketakutan yang tidak jelas dan gelisah, dan disertai respon

otonom. Kecemasan juga merupakan kekhawatiran yang tidak jelas dan

menyebar berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya

(Siliswati, 2015).
Kecemasan pasien pre operasi merupakan kecemasan yang spesifik

yakni terhadap kekhawatiran terhadap prosedur operasi, prosedur anatesi,

defisit informasi atau kesalahpahaman konsep, kekhawatiran tentang

masalah finansial keluarga (Potter & Perry 2010).

Gail W Stuart (2016) menjelaskan bahwa kecemasan merupakan

kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar yang sangat berkaitan dengan

peraaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki

objek yang spesifik. Kondisi dialami secara subektif dan dikomunikasikan

dalam hubungan interpersonal. Kecemasan (ansietas) berbeda dengan rasa

takut, yang merupakan penilaian intelektual terhadap sesuatu yang

berbahaya.

2. Faktor Pencetus Kecemasan

Menurut Gail W Stuart (2016) pada gangguan ansietas berasal dari

sumber internal atau eksternal seperti dibawah ini :

a. Ancaman terhadap integritas fisik

Meliputi ketidakmampuan fisiologis yang akan datang atau

menurunnya kapasitas/kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup

sehari-hari.

b. Ancaman terhadap sistem diri

Dapat membahyakan identitas, harga diri, dan integritas pada

individu.
3. Respon Seseorang Terhadap Kecemasan

1) Respon Afektif Terhadap Kecemasan

a) Gelisah

b) Mudah tersinggung

c) Tidak Sabar

d) Mudah marah

e) Merasa takut

f) Kekhawatiran

2) Respon Somatik Terhadap Kecemasan

a) Kardiovaskular responnya jantung berdebar, dada terasa sempit,

pusing.

b) Pernafasan responnya nafas cepat, sesak nafas.

c) Neuromuskular responnya refleks meningkat, sulit tidur, tremor,

wajah tegang, badanterasa lemah.

d) Gastrointestinal responnya nafsu makan menurun.

e) Perkemihan responnya sering buang air kecil.

f) Kulit responnya wajah kemerahan, telapak tangan basah.

4. Tingkat Kecemasan

Menurut Heru tahun 2019 membagi kecemasan atas 4 tingkatan, yaitu :

a. Kecemasan Ringan

Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam

kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada


dan meningkatkan lahan persepsinya. Kecemasan dapat memotivasi

belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.

1) Respon Fisiologis

(a) Ketegangan otot ringan

(b) Sadar akan lingkungan

(c) Rileks atau sedikit gelisah

(d) Respon Kognitif

(e) Lapangan persepsi meluas

(f) Terlihat tenang, percaya diri

(g) Perasaan gagal sedikit

(h) Waspada

(i) Mempertimbangkan informasi

2) Respon Perilaku dan Emosi

(a) Aktivitas menyendiri

(b) Sedikit tidak sabar

(c) Terstimulasi

(d) Tenang

Kriteria gambaran respon terhadap tingkat kecemasan ringan

(Heru, 2019)

(1) Individu waspada

(2) Lapang persepsi luas

(3) Menajamkan indra


(4) Dapat memotivasi individu untuk beajar dan mampu memecahkan

masalah secara efektif

(5) Menghasilkan pertumbuhan dan kreatif

b. Kecemasan Sedang

Kecemasan sedang memungkinkan individu untuk berfokus

pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain. Ansietas ini

mempersempit persepsi individu, dengan demikian mengalami tidak

perhatian yang selektif namun dapat berfokus pada lebih banyak area

jika diarahkan untuk melakukannya.

a) Respon Fisiologis

(1) Ketegangan otot sedang

(2) Nadi dan tekanan darah naik

(3) Pupil dilatasi

(4) Suara berubah: bergetar, nada suara tinggi

(5) Sering berkemih

(6) Gelisah

b) Respon kognitif

(1) Lapangan persepsi menurun

(2) Tidak perhatian secara selektif

(3) Penyelesaian masalah menurun

(4) Pembelajaran terjadi dengan memokuskan

c) Respon perilaku dan emosi

(1) Tidak nyaman


(2) Mudah tersinggung

(3) Tidak sabar

(4) Kepercayaan diri menurun

Kriteria gambaran respon terhadap tingkat kecemasan sedang

(Heru, 2019)

(1) Individu hanya fokus pada pikiran yang menjadi perhatianya.

(2) Terjadi penyempitan lapang persepsi.

(3) Masih dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang lain.

c. Kecemasan Berat

Kecemasan berat sangat mengurangi lapang persepsi

individu. Individu cenderung berfokus pada sesuatu yang rinci dan

spesifik serta tidak berfikir tentang hal lain. Semua prilaku ditujukan

untuk mengurangi ketegangan. Individu tersebut memerlukan

banyak arahan untuk berfokus pada area lain.

a) Respon fisiologis

(1) Ketegangan otot berat

(2) Kontak mata buruk

(3) Bicara cepat, nada suara tinggi

(4) Anoreksia

(5) Diare/konstipasi

(6) Gelisah, berteriak

b) Respon kognitif

(1) Lapang persepsi sempit

(2) Sulit berfikir dan sulit berkonsentrasi


(3) Hanya memperhatikan ancaman

c) Respon perilaku dan emosi

(1) Agitasi

(2) Takut, bingung

(3) Menarik diri

Kriteria gambaran respon terhadap tingkat kecemasan berat

(Heru, 2019)

(1) Lapangan persepsi individu sangat sempit.

(2) Perhatian hanya pada detil yang kecil (spesifik) dan tidak

dapat berfikir tentang ha-hal yang lain.

(3) Seluruh prilaku dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan

dan perlu banyak perintah/arahan untuk fokus pada area lain.

d. Tingkat Panik Dari Kecemasan

Tingkat panik dari kecemasan berhubungan dengan

terpengarah, ketakutan, dan teror. Hal yang rinci terpecah dari

proporsinya. Karena mengalami kehilangan kendali, individu yang

mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan

arahan. Panik mencakup disorganisasi kepribadian dan menimbulkan

peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk

berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang, dan

kehilangan pemikiran yang rasional. Jika ansietas ini berlangsung

terus dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan dan bahkan

kematian.

a) Respon fisiologis
(1) Keteganagan otot sangat berat

(2) Agitasi motorik kasar

(3) Pupil dilatasi, sulit tidur

(4) Tanda-tanda vital meningkat kemudian menurun

b) Respon kognitif

(1) Lapangan persepsi sangat sempit

(2) Tidak dapat berpikir logis

(3) Tidak dapat menyelesaikan masalah

(4) Fokus pada fikiran sendiri

(5) Sulit memahami stimulus eksternal

(6) Mungkin terjadi halusinasi, waham, ilusi

c) Respon emosi dan perilaku

(1) Agitasi, mengamuk, dan marah.

(2) Ketakutan dan berteriak-teriak.

(3) Merasa tidak tidak mampu dan tidak berdaya

(4) Sangat takut lelah

Kriteria gambaran respon terhadap tingkat kecemasan berat

sekali/panik (Kusumawati, 2010).

(1) Individu kehilangan kendali diri dan detil.

(2) Tidak bisa melakukan apapun meskipun dengan perintah.

(3) Terjadi peningkatan


Rentang Responaktivitas
Ansietasmotorik.

(4) Berkurangnya kemampuan berhubungan dengan orang lain.

Respon adaptif Respon maladaptif

Antisipasi Panik

Ringan Sedang Berat


s

(Vellyana, 2017 ).

5. Sumber Koping

Individu dapat mengatasi stress dan kecemasan dengan

menggerakan sumber koping dalam lingkungan .sumber koping tersebut

berupa modal elektronik. Kemampuan menyelesaikan masalah,

dukungan sosial dan keyakinan budaya, membantum seseorang

mengintegrasikan pengalaman yang menimbulkan stress dan

mengadopsi strategi koping yang berhasil ( Gail W Stuart, 2016)

6. Mekanisme Koping (Penanganan Masalah)

Menurut (Gail W Stuart, (2016) bahwa ada 2 mekanisme koping

yang dapat dikategorikan untuk megatasi ansietas:

1) Reaksi yang berorientasi pada tugas (Task Oriented Reaction)

Adalah pemecahan masalah secara sadar yang digunakan untuk

menanggulangi ancaman stresor yang ada secara realitis,yaitu :

a) Perilaku Menyerang (Agresif)


Biasanya digunakan individu untuk mengatasi rintangan agar

memenuhi kebutuhan.

b) Perilaku Menarik Diri

Digunakan untuk menghilangkan sumber ancaman baik secara

fisik maupun psychologis.

c) Perilaku kompromi

Digunakan untuk merubah tujuan-tujuan yang akan dilakukan

atau mengorbankan kebutuhan personal untuk mecapai tujuan.

2) Mekanisme Pertahanan Ego (Ego Oriented reaction)

Mekanisme pertahanan Ego membantu mengatasi ansietas ringan

dan sedang yang digunakan untuk melindungi diri dan dilakukan

secara tidak sadar untuk mempertahankan keseimbangan.

7. Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kecemasan

Menurut Yusmaidi (2016), faktor-faktor yang mempengaruhi

kecemasan pada pasien pre operasi elektif yaitu :

a. Umur

Menurut Suliswati dalam Yusmaidi (2016) bahwa umur adalah

satuan waktu yang mengukur suatu benda atau makhluk, baik ang
hidup maupun yang mati. Semakin dewasa umur akan semakin siap

dalam menghadapi operasi.

b. Tingkat Pendidikan

1) Pengertian

Menurut Suliswati dalam Yusmaidi (2016), pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirina dan masyarakat.

Tingkat pendidikan yang baik berhubungan dengan tingkat

pengetahuan tentang penyakit yang diderita.

Menurut Notoatmojo (2017), pendidikan sebagai salah

satu proses untuk mencapai tujuan. Suatu proses di sini

maksudnya adalah penyampaian bahan atau materi pendidikan

guna mencapai perubahan tingkah laku.

2) Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan Indonesia didasarkan atas Pancasila,

UUD 1945 dan GBHN adalah: mengubah tingkah laku kearah

yang diinginkan dan akhirnya pendidikan itu menuju kepada

suatu perubahan yakni: perubahan tingkah laku individu

maupun masyarakat (Notoatmojo, 2018).


3) Jenis-jenis Pendidikan

(a) Pendidikan informal adalah: pendidikan yang berlangsung

di dalam keluarga.

(b) Pendidikan formal yaitu: pendidikan yang di berikan

sekolah.

(c) Pendidikan non formal: Pendidikan yang berlangsung

dalam masyarakat umum yang biasanya bertujuan untuk

melengkapi pendidikan disekolah dan pendidikan di dalam

keluarga.

4) Tingkat pendidikan

Tinggi : > SMA

Rendah : ≤ SMA ( Notoadmojo, 2018 )

c. Jenis Kelamin

Jenis kelamin merupakan karakteristik demografik yang

berhubungan dengan kecemasan preoperasi adalah jenis kelamin dan

jenis kelamin perempuan lebih besar resiko untuk terkena kecemasan

pre operasi (Sopha, 2016). Diperkuat dengan teori berkaitan dengan

kecemasan pada pria dan wanita oleh (Sunaryo, 2017) dalam yang

menulis dalam bukunnya bahwa pada umummnya seorang laki-laki

dewasa mempunyai mental yang kuat terhadap sesuatu hal yang

dianggap mengancam bagi dirinya dibandingkan perempuan

8. Akibat Kecemasan pada Pasien Pre Operasi


Pasien preoperasi biasanya akan mengalami kecemasan itu

merupakan hal yang wajar tetapi jika kecemasan terus berlarut hingga

mencapai tingkat kecemasan yang berat itu merupakan hal yang tidak

wajar karena bisa menghambat proses jalannya operasi akibat peningkatan

kerja jantung yang ditandai dengan tremor, gelisah, sesak nafas,

peningkatan tekanan darah dan lainnya. Kecemasan pada pasien sebelum

operasi dapat mengakibatkan operasi tidak terlaksana atau dibatalkan,

selain itu kecemasan dapat meningkatkan tekanan darah pasien. Apabila

tekanan darah pasien naik dan tetap dilakukan operasi dapat mengganggu

efek dari obat anastesi dan dapat menyebabkan pasien terbangun kembali

ditengah-tengah operasi (Duwitantri, 2017).

Kecemasan pada pasien pre operasi harus diatasi, karena dapat

menimbulkan perubahan-perubahan fisiologis yang akan menghambat

dilakukannya tindakan operasi. Perubahan-perubahan fisiologis tersebut

terkait pada beberapa system, yaitu :kardiovaskuler, neuromuskuler,

gastrointestinal, saluran perkemihan dan kulit

Menurut Efendy (2016) mengungkapkan bahwa dalam keadaan

cemas, tubuh akan memproduksi hormon kortisol secara berlebihan yang

akan berakibat meningkatkan tekanan darah, dada sesak, serta emosi tidak

stabil. Akibat dari kecemasan pasien pre operasi yang sangat hebat maka

ada kemungkinan operasi tidak bisa dilaksanakan, karena pada pasien yang

mengalami kecemasan. Sebelum operasi akan muncul kelainan seperti

tekanan darah yang meningkat, sehingga apabila tetap dilakukan operasi


akan dapat mengakibatkan penyulit terutama dalam menghentikan

perdarahan, dan bahkan setelah operasipun akan mengganggu proses

penyembuhan.

9. Sepuluh Tips Mengurangi Kecemasan Andrew Sheerwood

1) Pusatkan perhatian pada yang ada dan lakukan sebaik

mungkin.Jangan memperburuk keadaan dengan memikirkan hal-

hal masa lalu dan mengkhawatirkan masa depan.

2) Tangani setiap masalah satu persatu,atasi satu masalah sebelum

menangani masalah yang lain.

3) Bahaslah suatu masalah dengan rekan kerja, keluarga dan teman

yang mungkin dapat memberikan dan saran.

4) Bila telah menetapkan suatu pemecahan lakukan dengan segeara

jangan membuang energi dengan rasa was-was.

5) Usahakan agar produktif, waktu yang kosong dapat menambah

keresahan dan keterangan.

6) Jangan menyalahkan orang lain. Hal ini akan menimbulkan frustasi

berkepanjangan dan rasa permusuhan terhadap semua yang terlibat.

7) Setiap hari istirahatlah beberapa saat untuk menenangkan fisik dan

mental. Pikirkan hal-hal yang menggembirakan/jangan jangan

pikirkan sama sekali.

8) Pertahankan hal-hal yang biasa dilakukan sebaik mungkinjam kerja,

waktu makan,dan aktifitas yang teratur membantu terciptanya rasa

aman.
9) Atasi setiap masalah sebelum tidur, masalah yang tidak teratasi akan

mengganggu tidur sehingga tidak mungkin bangun dalam keadaan

segar.

10) Biasakan untuk menerima situasi yang kritis yang selalu saja terjadi

dan mungkin dihindarkan. Jangan ragu untuk berobat ke dokter,

kalau kecemasan yang dirasakan terjadi terlalu berat untuk diatasi

(Abdullah, 2015).

10. Pengukuran Tingkat Kecemasan

Kecemasan dapat diukur dengan menggunakan Halmilton

Rating Scale for Anxiety (HRS-A) yang dikemukakan oleh Halmilton.

Alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok gejala yang masing-masing

kelompok dirinci lagi dengan gejala-gejala spesifik. Masing-masing

Kelompok gejala diberi penilain angka (score) antara 0 – 4,

yang artinya adalah :

0 = tidak ada keluhan

1 = hanya sedikit

2 = kadang-kadang

3 = sering

4 = selalu

Total nilai score:

 Kurang dari 14 : tidak cemas

 14-20 : Kecemasan ringan

 21-27 : Kecemasan sedang


 28-41 : Kecemasan berat

 ≥42 : Kecemasan berat sekali/panik

(Hawari, 2015)

C. Kerangka Teori

Kecemasan merupakan emosi subjektif yang membuat individu tidak

nyaman, ketakutan yang tidak jelas dan gelisah, dan disertai respon otonom.

Kecemasan juga merupakan kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar

berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya (Stuart, 2016).

Menurut Stuart, 2013 faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan pada

pasien pre operasi elektif yaitu faktor umur dimana umur semakin dewasa akan

semakin siap dalam menghadapi operasi. Seseorang dengan pendidikan yang

baik berhubungan dengan tingkat pengetahuannya tentang penyakit yang

diderita, status ekonomi (pendapatan) merupakan salah satu yang berperan

besar dalam persiapan operasi, dimana kebutuhan uang yang cukup akan

mengurangi kecemasan pasien dalam menghadapi operasi yang akan

dilaksanakan selain itu faktor sosial budaya dan lingkungan berdampak dan

saling berhubungan dengan timbulnya suatu tingkat kecemasan pada pasien

dengan pre operasi elektif. Tipe kepribadian sebagai suatu bentuk pola pikiran,

emosi, dan perilaku yang berbeda mempunyai karakteristik yang menentukan

gaya personal individu dan mempengaruhi interaksinya dengan lingkungan, hal

ini khususnya dapat terjadi pada pasien pre operasi elektif berbeda-beda.

Berdasarkan teori diatas maka dapat digambarkan kerangka teori sebagai

berikut :
Tindakan Operasi

1. Operasi Ringan
2. Operasi Sedang
3. Operasi Besar

Karakteristik
Psikologis Kecemasan 1. Umur
2. Pendidikan
1. Kecemasan Ringan 3. Jenis Kelamin
2. Kecemasan Sedang
3. Kecemasan Berat

Skema 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Stuart, 2016

D. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam literatur review ini adalah sebagai berikut:

Variabel Dependen Variabel Independen

Umur

Cemas Jenis kelamin


Pendidikan

Skema 2.2 Kerangka Konsep

E. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Cara Pengukuran

1 Variabel

Independen

a. Umur Lama hidup responden dari lahir Telaah dan Review

sampai saat penelitian yang artikel ilmiah

peneliti lakukan

b. Jenis Karakteristik biologis yang Telaah dan Review

Kelamin dilihat dari penampilan luar. Ciri artikel ilmiah

fisik yang membedakan

responden laki-laki dan

responden perempuan

c. Pendidikan Jenjang pendidikan yang yang di Telaah dan Review

dapatkan oleh seseorang artikel ilmiah

2 Variabel Kecemasan merupakan reaksi Telaah dan Review

Dependen normal terhadap situasi yang artikel ilmiah

Cemas sangat menekan kehidupan

seseorang.
F. Hipotesis

1. Diketahuinya hubungan literasi umur pasien dengan kecemasan pasien

pre operasi terhadap tindakan operasi berdasarkan penelusuran artikel

ilmiah

2. Diketahuinya hubungan literasi jenis kelamin pasien dengan kecemasan

pasien pre operasi terhadap tindakan operasi berdasarkan penelusuran

artikel ilmiah

3. Diketahuinya hubungan literasi pendidikan pasien dengan kecemasan

pasien pre operasi terhadap tindakan operasi berdasarkan penelusuran

artikel ilmiah

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Strategi Pencarian Literatur Review

Metode penelitian yang digunakan adalah literatur review. Metode

literatur review merupakan bentuk penelitian yang digunakan melalui

penelusuran dengan membaca berbagai sumber baik buku, jurnal, dan


terbitan – terbitan lain yang berkaitan dengan topik penelitian, untuk

menjawab isu dan permasalahan yang ada ( Neuman, 2011 ).

Literature review penting karena dapat menjelaskan latar belakang

penelitian tentang suatu topik, menunjukkan mengapa suatu topik pentimg

untuk diteliti, menentukan hubungan antara study / ide penelitian,

mengidentifikasi tema, konsep, dan peneliti utama pada suatu topik,

identifikasi kesenjangan utama dan membahas pertanyaan penelitian lebih

lanjut berdasarkan study sebelumnya (University of West Florida, 2020).

Sumber pencarian literatur dengan menggunakan elektronik based

pada jurnal Nasional yang terakreditasi / terindeks sinta maupun yang

tidak terakreditasi. Sumber literatur yang digunakan dalam penelitian ini

diteliti melalui google scholar dengan menggunakan kata kecemasan pre

operasi,pengetahuan, pendidikan. Rentang penelusuran literatur yang

dilakukan dari tahun 2015 – 2020.

B. Kriteria literatur review

Literatur review berisi penjelasan tentang proses pemilihan

literatur yang diambil, yaitu berdasarkan kriteria jurnal yang mampu

menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Kriteria

jurnal atau artikel yang disaring berdasarkan judul literatur, abstrak dan

kata kunci atau keyword. Jurnal atau artikel kemudian disaring kembali

dengan melihat keseluruhan teks. Pada bagian ini juga dijelaskan tentang
tahun yang digunakan dalam penyaringan daftar referensi dari jurnal atau

artikel yang diambil yaitu maksimal 5 tahun terakhir. Jumlah artikel yang

digunakan untuk literature review bagi mahasiswa tahap Sarjana minimal

10 artikel Nasional maupun teradkreditasi Nasional pada SINTA.

Sumber pengambilan literatur pada Google Scholar (n=50) dengan

menggunakan kata kunci tingkat kecemasan pre operasi, pengetahuan,

pendidikan. Artikel yang disaring atas judul, abstrak dan kata kunci

didapat hasil yang diproses kembali (n=25) dan disaring kembali atas

dengan melihat keseluruhan teks (n=10). Artikel merupakan full paper

dengan metode hubungan. Artikel yang relevan dengan topik penelitian

(n-10) dengan rentang terbitan referensi minimal 5 tahun terakhir (2015-

2020).

C. Tahapan literatur review

Tahapan dalam pencarian literaturreview sebagai berikut :

Pencarian literatur :
Basic data : google scholar
b

Hasil pencarian : ( n=50 )

Artikel yang disaring berdasarkan judul, abstrak dan kata


kunci

Hasil pencarian yang akan Hasil pencarian tidak


diproses kembali n= 25 diproses kembali n =25
Artikel yang disaring kembali atas dengan melihat keseluruhan teks

Hasil pencarian yang akan Hasil pencarian yang tidak


diproses kembali (n=10) diproses kembali (n=15)

Artikel yang relevan dengan penelitian (n=10)


Dengan daftar referensi minimal 5 tahun terakhir(2016-2020)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Rajib. 2015. Gambaran Tingkat Kecemasan dan Intervensi


Keperawatan Dalam Menurunkan Tingkat Kecemasan Pasien Pada Pre
Operasi di Bangsal Bedah RSUD Panembahan Senopati Bantul

Arif T.I & Dewi Lena, 2017. Pusat Pendidikan Dan Sumber Daya Kesehatan
Indonesia. Jakarta: Salemba Medika: 2010
Azizah, M. L., Zainuri, I., & Akbar, A. 2016. Buku Ajar Keperawatan
Kesehatan Jiwa., Sleman, Yogyakarta.: Indomedia Pustaka. Retrieved
from www.indomediapustaka.com
Brunner & Sudarth. 2015. Penatalaksanaan Keperawatan Pra Operatif. Edisi 12
Vol 1. Jakarta. EGC.
Brunner, & Suddarth. (2016). Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta: EGC
Duwi tantri. (2017). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kecemasan
Pasien Pre Operasi di RS PKU Muhamadiyah Gombang
Efendy, (2016). Kiat sukses menghadapi operasi. Yokyakarta : Sahabat Setia
Erpendi. (2017). faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan pasien pra
operatif di IRNA B Bedah Pria RSUP DR.M Djamil Padang Skripsi
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat ansietas pada pasien pra operasi
diruang operasi di RS Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung
https://core.ac.uk/download/pdf/230558364.pdf
Heru Noor Ramadhan. Dkk. (2019). Gambaran Tingkat Kecemasan pada Pasien
yang Akan Menjalani Operasi Bedah Jantung di RSUP Dr. Kariadi
Semarang https://doi.org/10.36408/mhjcm.v6i1.378

Kementrian Kesehatan RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2018. Jakarta:


Kemenkes RI. Diakses pada tanggal 20 Desember 2020 dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-tahun-2018.pdf
Kistan. 2019. Hubungan antara tingkat pendidikan dengan kecemasan pasien pra

operasi di RSUD Pangkep.

Maulana, I., S, S., Sriati, A., Sutini, T., Widianti, E., Rafiah, I., Senjaya, S.
(2019). Penyuluhan Kesehatan Jiwa untuk Meningkatkan Pengetahuan
Masyarakat tentang Masalah Kesehatan Jiwa di Lingkungan Sekitarnya.
Media Karya Kesehatan. https://doi.org/10.24198/mkk.v2i2.22175
Notoatmodjo,S.2018.Metodologi Penelitian Kesehatan.Cetakan Ketiga. Jakarta:
PT Rineka Cipta
Oswari, E. 2015, Bedah dan Perawatannya, FKUI: Jakarta
Potter dan Perry. 2010. Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses dan Praktik,
Edisi 7. EGC. Jakarta: Salemba Medika: 2010
Ricky Virona Martono. 2018. Manajemen Operasi dan Konsep Operasi.
Yogjakarta.
Sukarni. (2018). PengaruhPemberianEdukasiPre Operasi Dengan media booklet
terhadap tingkat kecemasan pasien pre operasi di bangsal Cendrawasih
2 RSUP Dr Sardjito Yogyakarta. http://elibrary.almaata.ac.id

Seniwati . (2018). Hubungan Pengetahuan dan Karakteristik Pasien Terhadap


Kecemasan Dalam Menghadapi Operasi di RSUD Kota Bekasi
https://uia.e-journal.id/afiat/article/view/712/413
Septiana. (2018). Analisa faktor-faktor Terhadap Tingkat kecemasan pasien
yang akan menjalani operasiDi RSUD Bangil, Kabupaten Pasuruan.
http://repo.stikesicme-jbg.ac.id
Sjamsuhidajat, R & Wim, de Jong (ed). 2016. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta:
EGC
Sopha, R. F., & Wardhani, I. Y. (2016). Stres dan Tingkat Kecemasan saat
Ditetapkan Perlu Hemodialisis Berhubungan dengan Karakteristik
Pasien. Jurnal Keperawatan Indonesia, 19 (1), 55–61.
https://doi.org/10.7454/jki.v19i1.431
Stuart, W, Gail, 2016, Prinsip dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart
Buku II,Edisi Indonesia,Singapore : Elsevie
Suliswati. (2015). Konsep Dasar Keperawatan Jiwa, cetakan 1. Jakarta : EGC
Suriani. (2019). Perbedaan TingkatKecemasan Antara Pasien Laki-Laki
DanPerempuan Pada Pre Operasi DiRuang Rawat Inap Bedah
Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten AcehUtara
https://stikesgetsempena.ac.id
Vebriana Pane. (2019). Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi di
Ruang Bedah RSUD DR. Pirngadi Medan http://repo.poltekkes-
medan.ac.id/
Vellyana D, dkk 2017. Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat
Kecemasan pada Pasien Pre Operative di RS Mitra Husada Pringsewu.
Volume VIII. No 1. Muhammadiyah Pringsewu Lampung
https://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK/article/view/403/392
WHO.Global Operasi Report 2019.Geneva:World Health Organization
JADWAL PENELITIAN
HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN
PRE OPERASI TERHADAP TINDAKAN OPERASI TAHUN 2020
Nama : Sri Wahyuni
NIM : 19142010021
Bulan dan Minggu

No Uraian Kegiatan November 2020 Desember 2020 Januari 2021 Februari 2021 Maret 2021
April 2021
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengusulan Judul Proposal
2 Registrasi Judul Proposal
3 Penyusunan Proposal
4 Konsul BAB I - III
5 Ujian Seminar Proposal
6 Konsultasi Perbaikan Proposal
7 Pengumpulan Perbaikan Proposal
8 Pembahasan literatur jurnal
9 Konsulasi penetian literarur jurnal
10 Ujian Seminar Skripsi
11 Konsultasi Perbaikan skripsi
12 Persiapan Yudisium
13 Yudisium

1
Pembimbing I Pembimbing II Padang, Februari 2021

Ns. Edo Gusdiansyah, M.Kep Ns. Asmawati, M.Kep SRI WAHYUNI

Anda mungkin juga menyukai