Anda di halaman 1dari 118

Universitas Faletehan

HASIL PENGKAJIAN MANAJEMEN KEPERAWATAN


DI RUANG JERUK RSUD dr. ADJIDARMO LEBAK
TAHUN 2020

LAPORAN PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN


DI SUSUN OLEH

Ihsan, S. Kep Moh. Rizqan Septian, S. Kep


Iis Isnawati. S. Kep Moh. Yuda Trilistatika, S. Kep
Jaya Rahmat Pamungkas, S. Kep Muhamad Geger Arifin, S. Kep
Khairani Utami Anwar, S. Kep Muhammad Faiz Faisal, S. Kep
Laila Fitri Ningsih, S. Kep Nadiah Musyarofah, S. Kep
Lia Prasiska, S. Kep Nindi Dwi Avista, S. Kep
Maelanie Handayani, S. Kep Rahayu Herdi Sopian, S. Kep
Rahmat Hidayat, S. Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
SERANG
2020

i Universitas Faletehan
Universitas Faletehan

HASIL PENGKAJIAN MANAJEMEN KEPERAWATAN


DI RUANG JERUK RSUD dr. ADJIDARMO LEBAK
TAHUN 2020

LAPORAN PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN

Diajukan untuk memenuhi tugas Manajemen Keperawatan


Program Studi Profesi Ners di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Faletehan
Serang – Banten

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
SERANG
2020

i Universitas Faletehan
LEMBAR PENGESAHAN
MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG JERUK RSUD dr. ADJIDARMO LEBAK

TAHUN 2020

Mengetahui

Ka. Prodi Profesi Ners Universitas Faletehan

Dini Rachmaniah M.Kep.,Ns.Sp.Kep.An


NIK. 04.04.008

Koordinator
Mata Kuliah Manajemen Keperawatan

Hj. Milawati Lusiani, S.Kp., M.Kep


NIK : 01.01.049

i Universitas Faletehan
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan “Hasil Pengkajian Manajemen Keperawatan
Profesi Ners Universitas Faletehan di Ruang Jeruk RSUD Dr. Adjidarmo Lebak
Tahun 2020”. Dalam menyusun laporan ini, penulis telah dibimbing dengan baik
oleh para dosen pembimbing dan mendapat banyak dukungan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu sebagai bentuk rasa syukur, saya ucapkan terimakasih kepada :

1. Andiko Nugroho, SKM, M.Kes., selaku Ketua Sekolah Fakultas Ilmu


Kesehatan Universitas Faletehan Serang
2. Ir. Hj. Virgojantin, M. Si sebagai Direktur RSUD dr Adjidarmo
Rangkasbitung
3. Ners. H. Asra, S.Kep, M. Kep sebagai Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Univertsitas Faletehan
4. Dr. Nensi. C.H; MKKK selaku Wakil Direktur RSUD dr Adjidarmo
Rangkasbitung
5. Hj. Sri Rahayu, S.Kp, M.KKK, selaku pembimbing yang juga memberikan
arahan atau ide cemerlang.
6. Dini Rachmaniah M.Kep.,Ns.Sp.Kep.An, selaku Ketua Prodi Profesi Ners
Universitas Faletehan
7. Deni Triasih, S. Kp., M. Kep, selaku kepala bidang keperawatan
8. H. Agus Rifki Hidayat, selaku kepala diklat RSUD dr. Adjidarmo Lebak
9. Ns. Ria Heriawati, S.Kep, selaku Clinical Instruktur (CI) RSUD dr.
Adjidarmo Lebak yang telah memfasilitasi dan memberikan bimbingan
kepada kami selama praktik berlangsung.
10. Hj. Dian Indrawati, SST, selaku Kepala Ruangan Jeruk RSUD dr. Adjidarmo
Lebak, yang telah memfasilitasi kami dan memberikan bimbingan kepada
kami selama praktik berlangsung.
11. Hj. Milawati Lusiani, S.Kp., M.Kep, selaku koordinator praktik manajemen
keperawatan yang telah memberikan bimbingan ilmiah melalui pengarahan
Sharing dan saran yang diberikan.

ii Universitas Faletehan
iii

12. H. Bambang Kuntarto S.Kp, M.Kep, selaku pembimbing yang juga


memberikan arahan atau ide cemerlang.
13. Pihak Rumah Sakit RSUD dr. Adjidarmo Lebak, yang telah memfasilitasi
penulis untuk dapat melaksanakan praktek profesi.
14. Rekan Mahasiswa Profesi Ners Universitas Faletehan Gerbong A yang telah
bekerjasama dan memberikan bantuan ide yang cemerlang serta materil.

Penyusun sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna.Untuk itu
penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna peningkatan dan
kesempurnaan penulisan ini.

Lebak, Juli 2020

Penyusun

iii Universitas Faletehan


iv

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1


A. LatarBelakang.............................................................................1
B. Tujuan Penulisan.........................................................................3
C. Manfaat Penulisan.......................................................................4
D. Waktu dan Tempat Praktik.........................................................4
E. Cara Pengumpulan Data.............................................................4
F. Peserta Praktik............................................................................4

BAB II TINJAUAN TEORI.......................................................................6


A. Konsep Manajemen Keperawatan..............................................6
1. Definisi..................................................................................6
2. Lingkup Manajemen Keperawatan.......................................6
3. Fungsi Manajemen Keperawatan..........................................7
4. Prinsip Mendasari Manajemen Keperawatan.......................9
5. Proses Manajemen Keperawatan..........................................9
6. Metode Asuhan Keperawatan MPKP Primer......................10

B. Unsur Manajemen Keperawatan................................................11


1. Unsur Man (M-1).................................................................11
2. Unsur Material (M-2)...........................................................13
3. Unsur Methode (M-3)..........................................................21
4. Unsur Money (M-4).............................................................37
5. Unsur Market (M-5).............................................................37

C. Perspektif Ruang Nifas..............................................................39


1. Pengertian Masa Nifas.........................................................39
2. Standar Pelayanan Postpartum.............................................39
3. Tujuan Asuhan Masa Nifas..................................................40

BAB III HASIL PENGKAJIAN...............................................................41


A. Unsur Man (M-1).......................................................................41
B. Unsur Material (M-2).................................................................50
C. Unsur Methode (M-3)................................................................55
D. Unsur Money (M-4)...................................................................73
E. Unsur Market (M-5)...................................................................75

iv Universitas Faletehan
v

v Universitas Faletehan
v

BAB IV MASALAH DAN RENCANA KEGIATAN.............................86


A. Analisa SWOT...........................................................................86
B. Analisa Data...............................................................................94
C. Perumusan Masalah...................................................................96
D. Prioritas Masalah.......................................................................98
E. Planning of Action (POA).........................................................99

BAB V EVALUASI...................................................................................103
A. Evaluasi....................................................................................103

BAB VI PENUTUP...................................................................................105
A. Kesimpulan.....................................................................................105
B. Saran...............................................................................................105

DAFTAR PUSTAKA................................................................................107

LAMPIRAN

v Universitas Faletehan
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut UU Keperawatan no 38 tahun 2014 Pelayanan keperawatan


merupakan pelayanan profesional sebagai bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan dituju kepada
individu, keluarga, kelompok atau masyarakat baik sehat maupun sakit.
Pelayanan keperawatan profesional dapat terwujud apabila dilaksanakan oleh
tenaga keperawatan yang profesional sehingga dapat berkontribusi dalam
peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit khususnya pelayanan keperawatan
(Sumijatun, 2010).

Pelaksanaan layanan keperawatan tidak terlepas dari fungsi-fungsi manajemen


keperawatan yang dilaksanakan secara efisien dan efektif. Manajemen
Keperawatan didefinisikan sebagai proses pelaksanaan pelayanan keperawatan
melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan,
pengobatan dan rasa aman kepada pasien serta masyarakat khususnya pada
kondisi ibu dengan masa nifas (Kuntoro, 2010). Menurut Nursalam (2014),
ada lima fungsi manajemen keperawatan yaitu perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating), pengawasan
(controling). Masing-masing fungsi manajemen tersebut saling keterkaitan
satu sama lain dan dapat diterapkan baik oleh mamajer tingkat atas, menengah
maupun bawah.

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran placenta dan berakhir


ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
atau puerperium dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai 6
minggu atau 42 hari setelah itu (Pitriani & Andriyani, 2014). Masa nifas
merupakan masa yang sangat penting bagi tenaga kesehatan untuk selalu
melakukan pemantauan karena pelaksanaan yang kurang maksimal dapat

1 Universitas Faletehan
2

menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah, bahkan dapat berlanjut pada


komplikasi masa nifas (Sulistyawati, 2009).

Asuhan masa nifas diperlukan pada periode ini karena merupakan masa kritis
bagi ibu maupun bayinya, diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan
terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam jam
pertama. Asuhan masa nifas normal dilakukan dengan periode waktu 6-8 jam
setelah persalinan dan 6 hari setelah persalinan (Bahiyatun, 2009).

Rumah Sakit Umum Daerah dr. Adjidarmo Lebak merupakan salah satu
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mempunyai Misi yaitu
Mewujudkan pengelolaan keuangan rumah sakit menjadi Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD), Mewujudkan peningkatan kompetensi sumber daya
manusia rumah sakit, Mewujudkan peningkatan sarana dan prasarana rumah
sakit secara bertahap, Mewujudkan akses pelayanan yang berkualitas kepada
masyarakat, Mewujudkan akreditasi rumah sakit yang berstandar nasional.

Ruang Jeruk merupakan ruang rawat inap di Rumah Sakit dr. Adjidarmo yang
merupakan ruang perawatan ibu pasca melahirkan (Post Partum) dan pasien
dengan masalah obstetric dan ginekologi dengan kapasitas 33 tempat tidur.
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 20 Juli 2020, jumlah pasien di
ruang Jeruk RSUD dr. Adjidarmo sebanyak 1413 pasien untuk periode Juli –
September dengan jumlah kasus tertinggi yaitu preeklamsia berat (PEB). Dan
keseluruhan tenaga di ruang Jeruk adalah bidan, dengan metode penugasan
metode MPKP modifikasi tim primer yang terdiri dari 1 kepala ruangan, 1
clinical care manager (CCM), 2 bidan primer, serta 16 bidan asosiate. Metode
primer adalah Metode penugasan di mana satu orang perawat bertanggung
jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari
pasien masuk sampai keluar rumah sakit (Gillies, 1989).

Salah satu cara untuk dapat meningkatkan keterampilan manajerial yang


handal, selain didapatkan di bangku kuliah juga harus melalui pembelajaran di

Universitas Faletehan
3

lahan praktik. Praktik manajemen keperawatan Universitas Faletehan dituntut


untuk dapat mengaplikasikan langsung pengetahuan manajerialnya di Ruang
Jeruk Rumah Sakit dr. Adjidarmo Lebak dengan arahan pembimbing Rumah
Sakit dan Pendidikan. Dengan adanya praktek tersebut diharapkan mahasiswa
mampu menerapkan ilmu yang didapat dan mengelola ruang perawatan
dengan proses manajemen.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan konsep, teori, dan prinsip manajemen
keperawatan dalam pengelolaan pelayanan keperawatan dan pengelolaan
manajemen asuhan keperawatan pada klien ditingkat unit atau ruang rawat
di suatu tatanan pelayanan kesehatan.

2. Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan kegiatan praktek kepemimpinan dan manajemen,
mahasiswa mampu :
a. Melakukan pengkajian dalam lingkup manajemen keperawatan dengan
menggunakan pendekatan pendekatan 5M (mean, method, material,
money, market).
b. Merumuskan permasalahan dalam lingkup manajemen keperawatan
berdasarkan data data hasil pengkajian.
c. Membuat Plan Of Action untuk menyelesaikan permasalahan yang
muncul di ruang perawatan.
d. Melakukan kegiatan sesuai dengan Plan of Action dengan menekankan
pada peningkatan kemampuan pengelolaan ruang rawat dan
pengelolaan pasien.

Universitas Faletehan
4

C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Institusi Pendidikan
Peningkatan kualitas proses belajar secara nyata dan untuk
mengembangkan tekhnik manajemen keperawatan di rumah sakit.
2. Bagi Rumah Sakit RSUD dr. Adjidarmo
Memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan standar pedoman
asuhan keperawatan dan memberikan masukan yang berhubungan dengan
analisa SWOT sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
di ruang Jeruk.
3. Bagi Mahasiswa / Peserta Didik
Diharapkan dapat memperluas wawasan dan menambah pengalaman
mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu manajemen keperawatan yang
telah dipelajari dalam proses akademik.

D. Waktu Dan Tempat Praktik


1. Waktu : 20 Juli 2020 – 01 Agustus 2020
2. Tempat : Ruang Jeruk RSUD dr. Adjidarmo

E. Cara Pengumpulan Data


Data yang diperoleh menggunakan:
1. Wawancara atau konsultasi langsung (Kepala Ruangan, Clinical Care
Manager (CCM), CI, Perawat Primer dan Bidan Asosiate) di ruang Jeruk
RSUD dr. Adjidarmo.
2. Observasi terhadap pelayanan keperawatan di ruang Jeruk RSUD dr.
Adjidarmo.
3. Studi Literatur.

F. Peserta Praktik
Mahasiswa program Profesi Ners Universitas Faletehan Serang Banten
angkatan tahun ajaran 2019-2020 dengan nama anggota yaitu:
1. Ihsan, S.Kep

2. Iis Isnawati, S.Kep

Universitas Faletehan
5

3. Jaya Rahmat Pamungkas, S.Kep

4. Khairani Utami Anwar, S.Kep

5. Laila Fitri Ningsih, S.Kep

6. Lia Prasiska, S.Kep

7. Maelanie Handayani, S.Kep

8. Moh Rizqan Septian, S.Kep

9. Moh Yuda Trilistatika, S.Kep

10. Muhamad Geger Arifin, S.Kep

11. Muhammad Faiz Faisal, S.Kep

12. Nadiah Musyarofah, S.Kep

13. Nindi Dwi Avista, S.Kep

14. Rahayu Herdi Sopian, S.Kep

15. Rahmat Hidayat, S.Kep

Universitas Faletehan
6

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Manajemen Keperawatan


1. Definisi
Menurut Gillies (2007), manajemen didefinisikan sebagai suatu proses
dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Sedangkan manajemen
keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan
untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional.

Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) adalah suatu sistem


(struktur, proses dan nilai-nilai professional) yang memungkinkan perawat
profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk
lingkungan, yang dapat menopang pemberian asuhan tersebut (Hoffart &
Woods, 1996). Sebagai suatu model berarti ruang rawat tersebut menjadi
contoh teladan dalam praktik keperawatan profesional. Pengembangan
MPKP merupakan upaya banyak Negara untuk memberdayakan
keperawatan dalam layanan kesehatan, terutama pada saat meningkatnya
kebutuhan yang disertai biaya tinggi dalam layanan kesehatan.

Dalam perkembangan keperawatan menuju layanan yang profesional,


digunakan beberapa metode pemberian asuhan keperawatan mulai dari
metode kasus, metode fungsional, metode tim dan metode keperawatan
primer serta manajemen kasus. Dalam praktik keperawatan profesional,
metode yang paling sering memungkinkan pemberian asuhan keperawatan
profesional adalah metode yang menggunakan the breath of primer
nursing.

2. Lingkup Manajemen Keperawatan


Manajemen keperawatan merupakan pengelolaan aktivitas keperawatan
yang dilaksanakan oleh perawat dalam upaya memberikan pelayanan

6 Universitas Faletehan
7

keperawatan pada pasien, keluarga dan masyarakat sebagai bagian integral


dari pelayanan kesehatan (Gilles, 2007).

Pelayanan kesehatan kemudian menjadi hak yang paling mendasar bagi


semua orang sehingga keinginan untuk memberikan pelayanan kesehatan
yang memadai membutuhkan upaya perbaikan menyeluruh dalam sistem
yang ada.

Manajer keperawatan yang efektif setidaknya memahami hal ini,


memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana sebagai ujung tombak
pelayanan yang meliputi:
a. Menetapkan penggunaan proses keperawatan
b. Melaksanakan intervensi keperawatan berdasarkan diagnose
c. Menerima akuntabilitas kegiatan keperawatan
d. Menerima akutabilitas untuk hasil-hasil keperawatan

3. Fungsi Manajemen Keperawatan


a. Perencanaan
Keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang hal-hal
yang akan dikerjakan dimasa yang akan mendatang dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Siagian, 1990). Persayaratan
perencanaan adalah sederhana, tujuan jelas, hasil yang akan dicapai
berdasarkan kebijakan dan prosedur yang berlaku, prioritas, perlibatan
aktif, praktis, fleksibel, berkesinambungan dan mempunyai kejelasan
metode evaluasi.
Dasar pertimbangan:
5W-1H: What, Where, When, Why,Who, How.
1) Langkah-langkah dalam perencanaan
a) Pengumpulan data
b) Analisa lingkungan (Analisa SWOT : Strength, Weakness,
Opportunities, Threats).

Universitas Faletehan
8

c) Pengorganisasian data : pilih data yang mendukung dan data


yang menghambat.
d) Pembuatan rencana : tentukan objektif, uraian kegiatan,
prosedur, target waktu, penanggung jawab, sasaran, biaya,
peralatan, metoda.
2) Jenis perencanaan:
a) Perencanaan strategis
b) Perencanaan operasional
c) Perencanaan divisi
d) Perencanaan unit
b. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah koordinasi beberapa aktivitas organisasi
untuk mencapai tujuan.Manajemen mengubah atau merangsang fungsi
dan meningkatkan metode yang efisien (Kren, Thora, 1981).
1) Prinsip pengorganisasian:
a) Rantai komando/ chain of command
b) Unity of commond
c) Rentang kendali/ Span of control
d) Specialization
2) Aktivitas pengorganisasian
a) Mengembangkan uraian tugas dan prosedur
b) Mengembangkan ketenagaan dan jadwal kerja dinas
3) Struktur organisasi:
a) Hierarchical structure/ line structure
b) Free form structure/ matrix organization
c) Adhocracy model
c. Prinsip Actuating
Actuating atau pengarahan memberikan bimbingan kepada staf, agar
mereka mampu bekerja secara optimal dan melakukan tugas-tugas
sesuai dengan keterampilan yang mereka miliki, sesuai dengan
dukungan SDM yang tersedia.

Universitas Faletehan
9

d. Controlling and Directing


Controlling mempunyai hubungan kuat dengan perencanaan karena
dalam kontrolling kita mengacu pada tujuan dan perencanaan yang
telah dibuat. Dalam suatu proses controlling atau supervisi harus
mengandung unsur pengarahan. Pembimbingan dan pemberian
inovasi.

4. Prinsip-Prinsip yang Mendasari Manajemen Keperawatan


Prinsip-prinsip yang mendasari manajemen keperawatan, diantaranya
sebagai berikut:
a. Manajemen keperawatan berlandaskan perencanaan karena melalui
fungsi perencanaan, pimpinan dapat menurunkan risiko pengembalian
b. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu
yang efektif, manager keperawatan yang menghargai waktu akan
menyusun perencanaan yang terprogram dengan baik dan
melaksanakan kegiatan sesuai waktu yang telah ditentukan sebelumnya
c. Manajemen keperawatan melibatkan pengambilan keputusan. Berbagai
situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan kegiatan
keperawatan memerlukan pengambilan keputusan
d. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus
perhatian manajer atau kepala unit dengan mempertimbangkan apa
yang pasien lihat, pikir dan diinginkan. Kepuasan pasien merupakan
poin utama dari seluruh tujuan keperawatan.

5. Proses Manajemen Keperawatan


Proses manajemen keperawatan sebagai suatu sistem manajemen
keperawatan terdiri dari 5 elemen yaitu, sebagai berikut:
a. Input dalam manajemen keperawatan antara lain informasi, peralatan
dan fasilitas

Universitas Faletehan
10

b. Proses dalam manajemen keperawatan adalah kegiatan kelompok


manajer dan tingkat pengelolaan tertinggi sampai pelaksana yang
mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan tugas pengawasan dalam
pelaksanaan pelayanan keperawatan
c. Output adalah asuhan keperawatan pengembangan staf dan riset
d. Kontrol yang digunakan dalam manajemen keperawatan termasuk
budget dari keperawatan, evaluasi penampilan kerja perawat, prosedur
yang standar dan akreditasi
e. Mekanisme umpan balik berupa laporan finansial audit keperawatan,
survey kendali, mutu dan penampilan kerja perawatan.
6. Metode Asuhan Keperawatan MPKP Primer
Metode penugasan dimana satu orang perawat yang bertanggung jawab
penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari
pasien masuk sampai keluar rumah sakit. Mendorong praktik kemandirian
perawat, ada kejelasan antara pembuat rencana asuhan dan
pelaksana.Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan
terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk
merencanakan, melakukan, dan koordinasi asuhan keperawatan selama
dirawat.
Kelebihan:
a. Bersifat kontinuitas dan komprehensif
b. Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil
dan memungkinkan pengembangan diri
c. Keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat, dokter dan rumah
sakit (Gilles, 2007).
Kelemahannya adalah hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki
pengalaman dan pengetahuan yang memadai dengan kriteria assertive, self
direction, kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai
keperawatan klinis, penuh pertimbangan, serta mampu berkolaborasi
dengan berbagai disiplin ilmu.
Konsep dasar metode primer:

Universitas Faletehan
11

a. Ada tanggung jawab dan tanggung gugat


b. Ada otonomi
c. Ketertiban pasien dan keluarga

B. Unsur Manajemen Keperawatan


1. Unsur Man (M-1)
a. Pasien
Pasien adalah seseorang yang menerima perawatan medis yang
menderita penyakit atau cedera dan memerlukan bantuan dokter dan
perawat untuk memulihkan nya (KBBI, 2010).
b. Ketenagaan
Ketenagaan adalah anggota organisasi atau badan usaha yang
memperoleh imbalan.Tujuan manajemen ketenagaan di ruang rawat
mendayagunakan tenaga keperawatan yang efektif dan produktif yang
dapat memberikan pelayanan bermutu sehingga dapat memenuhi
pengguna jasa. Perawat sebagai anggota ketenagaan merupakan
seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan keperawatan yang
memenuhi syarat yang berwenang di negeri bersangkutan untuk
memberikan pelayanan keperawatan yang bertanggung jawab untuk
meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit dan pelayanan
penderita sakit.
1) Jenis dan Jenjang Pendidikan Keperawatan
Pendidikan keperawatan di Indonesia mengacu kepada undang-
undang no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional.Berdasarkan hal tersebut bahwa jenis pendidikan vokasi,
akademik, profesi dan pendidikan keperawatan.
a) Pendidikan vokasi adalah jenis pendidikan diploma sesuai
jenjangnya untuk memiliki keahlian ilmu terapan keperawatan
yang diakui oleh pemerintah RI
b) Pendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi program
sarjana dan paska sarjana yang diarahkan terutama pada
penggunaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu

Universitas Faletehan
12

c) Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah


program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk
memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus
d) Pendidikan keperawatan mencakup program diploma, sarjana,
magister, spesialis dan doctor.
2) Care Manager
Pada ruang rawat dengan MPKP pemula, Care Manager (CM)
adalah S.Kep/Ners dengan pengalaman dan pada MPKP tingkat I
adalah seorang Ners spesialis.Pada MPKP tingkat II, jumlah Ners
spesialis lebih dari satu orang tetapi disesuaikan dengan
kekhususan (Majoring) kasus yang ada. CM bertugas sesuai jam
kerja yaitu dinas pagi dan sebaiknya CM sudah mempelajari
pengalaman sebagai PP minimal 6 bulan.
3) Perhitungan Ketenagaan Keperawatan
Jumlah tenaga yang diperlukan bergantung pada jumlah klien dan
derajat ketergantung klien terhadap keperawatan. Menurut Douglas
(1992), klasifikasi derajat ketergatungan klien dibagi dalam 3
kategori, yaitu:
a) Perawatan minimal memerlukan waktu 1-2 jam/ 24 jam.
Kriteria:
 Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
 Makan dan minum dilakukan sendiri
 Ambulansi dengan pengawasan
 Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap jaga (shift)
b) Perawatan partial memerlukan waktu 3-4 jam/ 24 jam. Kriteria:
 Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
 Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
 Ambulansi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
 Klien dengan kateter urin, pemasukan dan pengeluaran
dicatat
 Klien dengan infus, persiapan pengobatan yang
memerlukan prosedur

Universitas Faletehan
13

c) Perawatan total memerlukan waktu 5-6 jam/ 24 jam. Kriteria:


 Semua keperluan klien dibantu
 Perubahan posisi, observasi tanda-tanda vital dilakukan
setiap 2 jam
 Makan melalui selang atau pipa lambung, terapi intra vena
 Dilakukan pengisapan lendir
 Gelisah/ disorientasi
Perhitungan penutupan tenaga keperawatan perhari yang
dibutuhkan dalam satu ruang rawat berdasarkan Douglas (1992)
adalah:
Tabel 2.1
Perhitungan Tenaga Keperawatan Menurut Douglas (1992)

Jumla Minimal Partial Total


h Pagi Sian Mala Pagi Siang Mala Pagi Sian Malam
Klien g m m g

1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20


2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 030 1,08 0,90 0,60

Rumus:
Jumlah pasien berdasarkan tingkat ketergantungan x nilai standar per
shift.

2. Unsur Material (M-2)


a. Tata Ruang
1) Lokasi
Bangunan rawat inap harus terletak pada lokasi yang tenang, aman
dan nyaman tetapi tetap memiliki kemudahan aksesibilitas atau
pencapaian dari sarana penunjung rawat inap
2) Denah

Universitas Faletehan
14

a) Persyaratan umum
 Pengelompokkan ruang berdasarkan kelompok aktivitas
yang sejenis hingga tiap kegiatan tidak bercampur dan tidak
membingungkan pemakaian bangunan
 Perletakkan ruangannya terutama secara keseluruhan perlu
adanya hubungan antar ruang dengan skala prioritas yang
diharuskan dekat dan sangat berhubungan atau
membutuhkan
 Akses pencapaian ke setiap blok atau ruangan harus dapat
dicapai dengan mudah
 Kecepatan bergerak merupakan salah satu kunci
keberhasilan perancangan, sehingga blok unit sebaiknya
sirkulasinya dibuat secara linier atau lurus (memanjang)
 Jumlah kebutuhan ruang harus disesuaikan dengan
kebutuhan jumlah pasien yang akan ditampung
 Sinar matahari pagi sedapat mungkin bisa masuk kedalam
ruangan
 Alur petugas dan pengunjung dipisah
 Besaran ruang dan kapasitas ruang harus dapat memenuhi
persyaratan minimal
b. Alat
Standar peralatan keperawatan adalah penetapan peralatan
keperawatan yang meliputi penentuan kebutuhan (jumlah), jenis dan
spesifikasi serta pengelolaannya dalam upaya mewujudkan pelayanan
keperawatan yang berkualitas (Depkes RI, 2001). Perencanaan alat
keperawatan harus berdasarkan hasil pengkajian, perkiraan kebutuhan,
jumlah dan jenis pelayanan. Adapun lingkup standar peralatan
keperawatan, yaitu diantaranya sebagai berikut:

Tabel 2.2
Alat Kebidanan Di Ruang Nifas Menurut Depkes RI, 2005
NO NAMA BARANG RATIO

Universitas Faletehan
15

1. Tensimeter 2 / ruangan
2. Stetoskop 2 / ruangan
3. Timbangan berat badan / tinggi badan 1 / ruangan
4. Irigator set 2 / ruangan
5. Sterilisator 1 / ruangan
6. Tabung oksigen + flow meter 2 / ruangan
7. Suction pump 2 / ruangan
8. VC set 2 / ruangan
9. Gunting verband 2 / ruangan
10. Korentang dan semptung 2 / ruangan
11. Bak instrumen besar 2 / ruangan
12. Bak instrumen kecil 2 / ruangan
13. Blas spuit 2 / ruangan
14. Gliserin spuit 2 / ruangan
15. Bengkok 2 / ruangan
16. Pispot 2 / ruangan
17. Set angkat jahitan 2 / ruangan
18. Set ganti balutan 5 / ruangan
19. Termometer 5 / ruangan
20. Standar infus 2 / ruangan
21. Eskap 2 / ruangan
22. Masker O2 2 / ruangan
23. Nasal kateter 2 / ruangan

Tabel 2.3
Peralatan Berdasarkan Klasifikasi Pelayanan bersalin
Menurut Depkes RI, 2005
No Nama Barang Standar

1 Dopller 1/ruangan

2 USG (Convec Probe) 1/ruangan

3 Perdarahan partus set 30% x persalin 10 orang/hari

4 Partus Set 70% x persalin 10 orang/hari

5 Alat Vacum 1 Set

6 Alat kuret 2 Set

7 Alat Resusitasi ibu dan bayi 2 Set

8 Perlengkapan bayi baru lahir 1 Set

Tabel 2.4

Universitas Faletehan
16

Standar Alat Tenun Ruang Nifas Menurut Depkes, 2005


No NAMA BARANG RATIO
1. Gurita 1 : 1 1/3
2. Gordyn 1:2
3. Kimono / baju pasien 1:5
4. Sprei besar 1:5
5. Manset dewasa 1:¼
6. Mitela / topi 1 : 1/3
7. Penutup sprei 1:5
8. Piyama 1:5
9. Selimut wool 1:1
10. Selimut biasa 1:5
11. Sarung bantal 1:6
12. Sarung guling 1:3
13. Sarung kasur 1:1
14. Sarung buli buli panas 1:¼
15. Sarung eskap 1:¼
16. Sarung windring 1 : 1/10
17. Sarung O2 1 : 1/3
18. Taplak meja pasien 1:3
19. Taplak meja teras 1:3
20. Vitrase 1:2
21. Tutup alat 1:2
22. Steek laken 1:6
23. Handuk 1:3
24. Waslap 1:5
25. Banak short 1:½
26. Gurita besar 1:½
27. Handuk fontanin 1 : 1/5
28. Lap piring 1:¼
29. Lap kerja 1:½
30. Masker 1:½
31. Popok bayi 1 : 15
32. Baju bayi 1:8
33. Duk 1 : 1/3
34. Duk bolong 1 : 1/3

Tabel 2.5
Daftar Alat Rumah Tangga Menurut Depkes 2005
No Nama Barang Standar

1 Kursi 2-3

2 Komot 1

3 Lemari obat emergency 1

Universitas Faletehan
17

4 Light cast 1

5 Over bed tabled 1:1

6 Standar infus 2-3

7 Standar waskom double 4-6

8 Waskom mandi 8-12

9 Meja pasien 1:1

10 Lampu sorot 1

11 Lampu senter 1-2

12 Lampu kunci duplikat 1

13 Nampan 2-3

14 Tempat tidur 1:1

15 Trolly obat 1

16 Trolly balut 1

17 Trolly pispot 1

18 Trolly suntik 1

19 Timbangan BB/TB 1

20 Dorongan oksigen 1

21 Plato/piring makan 1:1

22 Gelas 1:2

23 Piring snack 1:1

24 Tatakan dan tutup gelas 1:2

25 Sendok 1:2

26 Garpu 1:2

27 Kran air 1:1

28 Baki 5

29 Tempat sampah pasien 1:1

30 Tempat sampah besar 4

Universitas Faletehan
18

tertutup

31 Senter 2

32 Wastafle 1/ruangan

33 Kulkas 1/ruangan

34 Jam dinding 1:1

35 Telephone 1/ruangan

36 AC 1/ruangan

37 TV 1/ruangan

38 Heksos 1:1

c. Pengadaan Obat Pasien


Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang
akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh
perawat (Nursalam, 2011). Tujuan pengelolaan obat adalah
menggunakan obat secara bijaksana dan menghindari pemborosan,
sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat terpenuhi. Hal-
hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering mengapa obat
perlu disentralisasikan:
1) Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien
2) Menggunakan obat yang mahal dan bermerk, padahal obat
standard yang lebih murah dengan mutu yang terjamin memiliki
efektifitas dan keamanan yang sama.
3) Meresepkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat hanya untuk
mencoba
4) Menggunakan dosis yang lebih besar daripada yang diperlukan
5) Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya dan
yang akan membuang atau lupa untuk minum
6) Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan, sehingga banyak
yang tersisa sesudah batas kadaluarsa
7) Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi
tidak efektif

Universitas Faletehan
19

8) Meletakan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau panas


9) Mengeluarkan obat (dari tempat penyimpanan), terlalu banyak
pada suatu waktu sehingga dipakai berlebihan atau dicuri

Pengeluaran dan pengelolaan obat sepenuhnya dilakukan perawat.


Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang
secara operasional dapat didelegasikan kepada staf yang
ditunjuk.Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol
penggunaan obat.
Penerimaan obat .
1) Obat yang telah diresepkan ditunjukan kepada perawat dan obat
yang telah diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat
dengan menerima lembar terima obat.
2) Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan
sediaan (bila perlu) dalam kartu kontrol, dan diketahui (ditanda
tangani) oleh keluarga atau pasien dalam buku masuk obat.
Keluarga atau pasien selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan
atau bilamana obat tersebut akan habis. Serta penjelasan tentang
6B (jenis, obat, waktu, pasien dan cara pemberian).
3) Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang
harus diminum beserta kartu sediaan obat.
4) Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat
dalam kotak obat (Nursalam, 2011).
Pembagian Obat
1) Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku
daftar pemberian obat.
2) Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat
dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar
pemberian obat., dengan terlebih dahulu dicocokan dengan terapi
yang diinstruksikan dokter dan kartu obat yang ada pada pasien.
3) Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat,
kegunaan obat, jumlah obat dan efeksamping pada pasien.

Universitas Faletehan
20

4) Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala
ruang atau petugas yang ditunjuk dan didokumentasikan dalam
buku masuk obat. Obat-obatan yang akan habis akan
diinformasikan kepada keluarga dan kemudian dimintakan resep
(jika masih perlu dilanjutkan) kepada dokter penanggung jawab
pasien (Nursalam,2011).
Penambahan Obat Baru
1) Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau
perubahan alur pemberian obat, maka informasi ini akan
dimasukan dalam buku masuk obat dan sekaligus dilakukan
perubahan dalam kartu sediaan obat.
2) Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja) maka
dokumentasi hanya dilakukan pada buku masuk obat dan
selanjutnya diinformasikan kepada kleuarga dengan kartu khusus
obat (Nursalam, 2011)
Obat Khusus
1) Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang
cukup mahal, menggunakan alur pemberian yang cukup sulit,
memiliki efek samping yang cukup besar atau hanya diberikan
dalam waktu tertentu (sewaktu saja).
2) Pemberian obat khusus dilakukan menggunakan kartu khusus obat,
dilaksanakan oleh perawat primer.
3) Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga, nama obat,
kegunaan obat, waktu pemberian,efek samping, penanggung jawab
pemberian, wadah obat sebaiknya diserahkan atau ditunjukan
kepada keluarga setelah pemberian usahakan terdapat saksi dari
keluarga saat pemberian obat (Nursalam, 2011)
Seorang manajer keperawatan kesehatan daat mendidik staf mengenai
obat dengan cara-cara berikut ini:
1) Membuat catatan mengenai obat-obatan yang sering dipakai,
jelsakan penggunaan dan efek samping, kemudian berikan salinan
kepada semua staf.

Universitas Faletehan
21

2) Tuliskan dosis yang tepat obat-obatan yang sering digunakan dan


gantungkan didinding.
3) Adakan pertemuan staf untuk membahas penyebab pemborosan
obat.
4) Beritahu kepada semua staf mengenai harga bermacam-macam
obat.
5) Aturlah kuliah atau program diskusi dan bahaslah mengenai satu
jenis obat setiap minggu pada saat pertemuan staf.
6) Sediakan satu atau lebih eksempral buku farmakologi sederhana
diperpustakaan (Mc Mahon, 1999).

Alur Pelaksanaan Sentralisasi Obat (Nursalam, 2011)


Bagan 2.1
Sentralisasi Obat

Dokter

Farmasi/Apotik Koordinasi Dengan


Perawat

 Surat
Pp/ Perawat persetujuan
Yang Menerima sentralisasi obat
dari perawat
 Lembar serah
Pengaturan Dan Pengelolaan terima obat
Oleh Perawat
 Buku serah
terima/masuk
Pasien / Keluarga obat

3. Unsur Methode (M-3)


a. Visi dan Misi
1) Visi

Universitas Faletehan
22

Visi yang dimaksud adalah perawatan atau manajer keperawatan


harus mempunyai suatu pandangan yang luas tentang manajemen
dan proses perubahan yang terjadi saat ini dan yang akan datang.
2) Misi
Diartikan sebagai suatu langkah-langkah nyata dari profesi
keperawatan dalam melaksanakan misi yang telah ditetapkan.
b. Struktur Organisasi
Struktur organisasi menggambarkan pengorganisasian ruangan dan
menggambarkan sistem kerja ruangan. Struktur organisasi
menggunakan metode penugasan yang digunakan.

c. Keberadaan Dokumen
Keberadaan dokumen metode, standar, pedoman dan prosedur tetap.
Standar adalah suatu tingkat kinerja yang secara umum dikenal sebagai
sesuatu yang diterima, adekuat, memuaskan dan digunakan sebagai
tolak ukur atau titik acuan yang digunakan sebagai pembanding.
d. Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
SAK adalah pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk
dalam menjalankan profesi secara baik agar pekerjaan berhasil dan
bermutu yang berguna sebagai kriteria untuk mengukur keberhasilan
dan mutu asuhan keperawatan. SAK yang dimaksud terdiri dari,
sebagai berikut :
1) Standar I : Pengkajian Keperawatan
2) Standar II : Diagnosa Keperawatan
3) Standar III : Perencanaan Keperawatan
4) Standar IV : Intervensi Keperawatan
5) Standar V : Evaluasi Keperawatan
6) Standar VI : Catatan Asuhan Keperawatan
e. Standar Prosedur Operasional (SPO)
SPO merupakan suatu standar prosedur tindakan terhadap pasien yang
dilakukan oleh petugas dalam melakukan tindakan terhadap pasien.

Universitas Faletehan
23

SPO merupakan pedoman yang melindungi legalitas tindakan perawat


sehingga dapat melakukan tugas dan fungsinya dengan lebih
bertanggung jawab.
f. Proses Asuhan Keperawatan
1) Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Dokumentasi keperawatan merupakan bagian dari pelaksana
asuhan keperawatan yang memilki nilai hukum yang sangat
penting. Tanpa dokumentasi keperawatan maka semua
implementasi keperawatan yang telah dilaksanakan oleh perawat
tidak mempunyai makna dalam hal tanggung jawab dan tanggung
gugat. Dokumentasi kepaerawatan dapat dikatakan sebagai
pegangan bagi perawat dalam mempertanggung jawabkan dan
membuktikan pekerjaannya. Oleh karena itu ada berbagai aturan
dan kaidah yang harus ditaati oleh setiap perawat dalam melakukan
pendokumentasian keperawatan.
2) Universal precaution
Kewaspadaan Universal atau kewaspadaan umum (KU) atau
universal precaution (UP) adalah suatu cara untuk mencegah
penularan penyakit dari cairan tubuh, baik dari pasien ke petugas
kesehatan dan sebaliknya juga dari pasien ke pasien lainnya.
Menurut Dr. S ulianti Saroso (2006) kewaspadaan universal adalah
suatu cara penanganan baru untuk meminimalkan pajanan darah
dan cairan tubuh dari semua pasien, tanpa memperdulikan status
infeksi, lingkup universal meliputi:
a) Pengolaan alat kesehatan habis pakai.
b) Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
c) Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung
tangan untuk mencegah kontak darah serta cairan infeksius
lainnya.
d) Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan.
e) Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.
f) Desinfektan dan sentrialisasi untuk alat yang digunakan ulang.

Universitas Faletehan
24

g) Pengelolaan linen.
g. Proses Manajemen Pelayanan
1) Planning/perencanaan
Kepala ruangan mempunyai planning jangka panjang, yang
mempunyai program kerja, diantaranya :
a) Pengembangan sumber daya manusia yaitu : mengajukan
pendidikan berkelanjutan, mengadakan pertemuan ilmiah
keperawatan.
b) Pembinaan perawat yaitu mengadakan rapat rutin.
c) Supervisi dan monitoring yaitu: melakukan supervisi
dokumentasi askep langsung dan tidak langsung, melakukan
supervisi keperawatan langsung monitoring).
d) Mengadakan barang/alat.
e) Evaluasi yaitu : evaluasi alat, dilakukan setiap bulan setiap
bulan ditunjuk penanggung jawab inventaris alat, evaluasi
program, dilakukan setiap satu bulan, uraian tugas untuk Ka
Ruangan, Katim dan PA sesuai dengan stadar Depkes.
2) Organizing/pengorganisasian
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab
penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai
dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit. Mendorong praktik
kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat rencana asuhan
dan pelaksana. Metode primer ini di tandai dengan adanya
keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yang
ditugaskan untuk merencanakan melakukan, dan koordinasi asuhan
keperawatan selama pasien dirawat.

Dokter Kepala Ruangan Sarana RS

Perawat Primer

Pasien / Klien

Perawat
pelaksana jika
diperlukan days
Universitas Faletehan
25

Perawat
Perawat
pelaksana
pelaksana night
evening

Model yang dikembangkan Ssitorus (1997) disebut MPKP FIKUI-


RSUPCM karena pengembangan model ini melibatkan kedua
institusi tersebut. Pelaksanaan model ini difalisitasi dengan surat
keputusan direktur RSUPCM nomor : 2093/PU.K/34/VII/1996.
1) Karakteristik Model
Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) merupakan
penataan struktur dan proses pemberian asuhan keperawatan
yang meluputi empat unsur yang menjadi karakteristik model
yaitu:
a) Penetapan jumlah tenaga keperawatan berdasarkan jumlah
klien sesuai dengan derajat ketergantungan klien.
b) Penetapan jenis tenaga keperawatan
Pada suatu ruangan rawat MPKP, terdapat beberapa jenis
tenaga yang memberikan asuhan keperawtan yaitu : CCM,
perawat primer dan perawat asosiate. Selain jenis tenaga
tersebut terdapat juga seorang kepala ruang rawat yang
bertanggung jawab terhadap manajemen pelayanan
kepeerawatan di ruang rawat tersebut.
c) Penetapan standar rencana asuhan keperawatan (Renpra)
Standar Renpra perlu ditetapkan karena berdasarkan hasil
observasi penulisan renpra sangat menyita waktu karena
fenomena keperawatan mencakup empat belas kebutuhan
dasar manusia (Potter & Perry, 2010).
d) Penggunaan metode modifikasi keperawatan primer
Pada MPKP digunakan metode modifikasi keperawatan
primer, sehingga terdapat satu orang perawat profesional
yang disebut perawat primer yang bertanggung jawab dan
bertanggung gugat atas asuhan keperawatan yang

Universitas Faletehan
26

diberikan. Disamping itu terdapat CCM yang mengarahkan


dan mebimbing PP dalam memberikan askep.
2) Struktur ketenagaan keperawatan pada MPKP
a) Kepala Ruang Rawat
Pada ruang rawat dengan MPKP pemula, kepala ruang
rawat adalah perawat dengan kemampuan DIII kepearwatan
yang berpengalaman dan pada MPKP tingkat 1 adalah
perawat dengan kemampuan Skep/Ners yang
berpengalaman. Kepala ruang rawat bertugas sesuai jam
kerja yaitu dinas pagi.
Tugas dan tanggung jawab kepala ruang rawat :
 Melakukan pengkajian terhadap klien baru atau
melengkapi pengkajian yang sudah dilakukan Perawat
Primer pada sore, malam atau hari libur.
 Menetapkan rencaa asuhan keperawatan berdasarkan
analisis standar sesuai dengan hasil pengkajian.
 Menjelaskan renpra yang sudah ditetapkan kepada
Perawat Asosiate dibawah tanggung jawabnya sesuai
klien yang dirawat.
 Mengatur pembagian tugas jaga perawat
 Mengatur dan mengendalikan kebersihan dan ketertiban
ruangan.
 Mengadakan diskusi dengan staf untuk memecahkan
masalah diruangan.
 Membimbing siswa/mahasiswa (bekerja sama dengan
pembimbing klinik) dalam pemberian asuhan
keperawatan diruangan, dengan mengikuti sistem
MPKP yang sudah ada.
 Melakukan kegiatan administrasi dan surat menyurat
 Mengorientasikan pegawai baru, residen, mahasiswa
kedokteran dan mahasiswa keperawatan yang akan

Universitas Faletehan
27

melakukan praktik diruangan (disepakati dengan CCM)


dengan menggunakan format orientasi.
 Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang
harmonis dengan klien/keluarga tentang perawat/tim
yang bertanggung jawab terhadap mereka di ruangan
yang bersangkutan .
 Memeriksa kelengkapan persediaan status keperawatan
minimal lima set setiap hari.
 Melaksanakan pembinan terhadap PP dan PA dalam hal
implementasi MPKP termasuk sikap dan tingkah laku
professional.
 Bila PP cuti, tugas dan tanggung jawab PP dapat
didelegasikan kepada PA senior (wakil PP pemula
dapat yang ditunjuk) tetapi tetap dibawah pengawasan
kepala ruang rawat dan CCM.
 Merencanakan dan memfasilitasi ketersediaan fasilitas
yang dibutuhkan ruangan.
 Memantau dan mengevaluasi penampilan kerja semua
tenaga yang ada diruangan, membuat DP3, dan usulan
kenaikan pangkat.
 Melakukan pertemuan rutin dengan semua perawat
setiap bulan untuk membahas kebutuhan diruangan.
 Merencanakan dan melaksanakan evaluasi mutu asuhan
keperawatan (bersama dengan CCM).
 Membuat peta resiko diruang rawat.
b) Perawat Primer (PP)
Pada ruang rawat dengan MPKP pemula, perawat primer
pemula, adalah perawat lulusan D III keperawatan /
kebidanan dengan pengalaman minimal empat tahun dan
pada MPKP tingkat I adalah perawat S.Kep/Ners dengan
pengalaman minimal 1 tahun. PP dapat bertugas pada pagi,
sore atau malam hari namun sebaiknya PP hanya bertugas

Universitas Faletehan
28

pada pagi atau sore hari saja karena bila bertugas pada
malam hari, PP akan libur beberapa hari sehingga sulit
menilai perkembangan klien. Tugas dan tanggung jawab
PP adalah:
 Melakukan kontrak dengan klien / keluarga pada awal
masuk ruangan sehingga tercipta hubungan terapetik.
 Melakukan pengkajian terhadap klien baru atau
melengkapi pengkajian yang sudah dilakukan PP pada
sore, malam atau hari libur.
 Menetapkan, rencana asuhan keperawatan berdasarkan
analisis standar Renpra sesuai dengan hasil pengkajian
 Menjelaskan Renpra yang sudah ditetapkan kepada PA
dibawah tanggung jawabnya sesuai klien yang dirawat.
 Menetapkan PA yang bertanggung jawab pada setiap
klien, setiap kali giliran jaga pembagian klien
didasarkan pada jumlah klien, tingkat ketergantungan
klien dan tempat tidur yang berdekatan. Bila pada satu
tugas jaga atau shift PP didampingi oleh 2 orang PA,
maka semua klien dibagi pada kedua PA sebagai
penanggung jawabnya. PP akan membimbing dan
membantu PA dalam memberikan asuhan keperawatan.
Bila PP hanya didampingi oleh satu orang PA pada satu
tugas jaga maka jumlah klien yang menjadi tanggung
jawab PP adalah sebanyak 20 % dan klien tersebut
termasuk klien dengan sikap ketergantung minimal
serta klien lainya menjadi tanggung jawab PA.
 Melakukan bimbingan dan evaluasi (mengecek) PA
dalam melakukan tindakan keperawatan apakah sesuai
dengan SOP.
 Memonitor dokumentasi yang dilakukan oleh PA.
 Membantu dan memfasilitasi terlaksananya kegiatan
PA

Universitas Faletehan
29

 Melakukan tindakan keperawatan yang bersifat terapi


keperawatan dan tindakan keperawatan yang tidak
dapat dilakukan oleh PA.
 Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan
laboratorium.
 Melakukan kegiatan serah terima klien dibawah
tanggung jawabnya bersama dengan PA.
 Mendampingi dokter visite klien dibawah tanggung
jawabnya. Bila PP tidak ada, visite didampingi oleh PA
sesuai timnya.
 Melakukan evaluasi asuhan keperawatan dan membuat
catatan perkembangan klien setiap hari.
 Melakukan pertemuan dengan klien/keluarga minimal
setiap 2 hari untuk membahas kondisi keperawatan
klien (bergantung pada kondisi klien).
 Bila PP cuti/libur, tugas-tugas PP didelegasikan kepada
PA yang telah ditunjuk (wakil PP) dengan bimbingan
kepala ruang rawat.
 Memberikan pendidikan kesehatan kepada
klien/keluarga.
 Membuat perencanaan pulang.

c) Perawat Assosiate (PA)


Perawat assosiate (PA) pada MPKP pemula atau MPKP
tingkat I, sebaiknya adalah perawat dengan kemampuan
DIII keperawatan. Namun, pada beberapa kondisi bila
belum semua tenaga mendapat pendidikan tambahan,
beberapa MPKP, PA adalah perawat dengan pendidikan
SPK tetapi mempunyai pengalaman yang sudah cukup lama
di rumah sakit tersebut. Jadwal kegiatan PP dan PA pada
dinas pagi, sore dan malam. Tugas dan tanggung jawab PA
adalah:

Universitas Faletehan
30

 Membaca renpra yang telah ditetapkan PP.


 Membina hubungan terapeutik dengan klien/keluarga,
sebagai lanjutan kontrak yang sudah dilakukan PP.
 Menerima klien baru (kontrak) dan memberikan
inrformasi berdasarkan format orientasi klien/keluarga
jika PP tidak ada di tempat.
 Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah
dilakukan dan mendokumentasikannya pada format
yang tersedia.
 Mengikuti visite dokter bila PP tidak ditempat.
 Memeriksa kerapian dan kelengkapan status
keperawatan.
 Membuat laporan pergantian dinas dan setelah selesai
diparaf.
 Mengomunikasikan kepada PP / PJ dinas bila
menemukan masalah yang perlu diselesaikan.
 Menyiapkan klien untuk pemeriksaan diagnostic,
laboratorium, pengobatan, dan tindakan.
 Berperan serta dalam memberikan pendidikan
kesehatan pada klien/keluarga yang dilakukan oleh PP.
 Melakukan inventaris fasilitas yang terkait dengan
timnya.
 Membantu tim lain yang membutuhkan.
 Memberikan resep dan menerima obat dari keluarga
klien yang menjadi tanggung jawabnya dan
berkoordinasi dengan PP.
3) Actuating / menggerakan
Peran kepala ruangan dalam menggerakan organisasi diruangan
dengan cara adanya komunikasi antara kepala ruangan dan
staff. Mengkoordinir ruangan, memotivasi staf, mengadakan
operan dan pre confrence. Kegiatan perawat MPKP antara lain:
1) Orientasi Pasien Baru

Universitas Faletehan
31

Orientasi pasien baru merupakan kontrak antara perawat


dengan klien/keluarga dimana terdapat kesepakatan antara
perawat dengan klien/keluarganya dalam memberikan
Asuhan keperawatan.Kontrak ini diperlukan agar hubungan
saling percaya antara perawat dan klien / keluarga dapat
terbina ( Trust ).
2) Conference
Konferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan
setiap hari. Konferensi dilakukan setelah melakukan
operan dinas pagi, sore atau malam sesuai dengan jadwal
dinas PP. konferensi sebaiknya dilakukan di tempat
tersendiri sehingga dapat mengurangi gangguan dari luar.
Konferensi bertujuan untuk :
a) Membahas masalah setiap klien berdasarkan Renpra
yang telah dibuat oleh PP.
b) Menetapkan klien yang menjadi tanggung jawab
masing-masing PA.
c) Membahas rencana tindakan keperawatan untuk setiap
klien pada hari itu. Rencana tindakan didasarkan pada
Renpra yang ditetapkan oleh PP.
d) Mengidentifikasi tugas PA untuk setiap klien yang
menjadi tanggung jawabnya.
4) Timbang Terima (Shift)
Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara
untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang
berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang terima pasien harus
dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara
singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat,
tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan atau belum dan
perkembangan pasien saat itu.Informasi yang disampaikan
harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan
dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan

Universitas Faletehan
32

oleh perawat primer keperawatan kepada perawat primer


(penanggung jawab) dinas sore atau dinas malam secara tertulis
dan lisan.
Tujuan timbang terima pasien
a) Mengkomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan
informasi yang penting.
b) Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien
c) Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam
asuhan keperawatan kepada pasien.
d) Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindak
lanjuti oleh perawat dinas berikutnya.
e) Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
Manfaat timbang terima pasien
a) Bagi Perawat
 Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
 Menjalin hubungan kerja sama dan bertanggung jawab
antar perawat.
 Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang
berkesinambungan.
 Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara
paripurna.
b) Bagi Pasien
Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila
ada yang belum terungkap.
Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan :
a) Dilaksanakan tepat pada saat pergantian shift.
b) Dipimpin oleh kepala ruangan atau penanggung jawab
pasien
c) Diikuti oleh semua perawat yang dinas
d) Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat,
sistematis, dan menggambarkan kondisi pasien saat ini serta
menjaga kerahasiaan pasien.

Universitas Faletehan
33

e) Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan


pasien.
f) Pada saat timbang terima dikamar pasien, menggunakan
volume suara yang cukup sehingga pasien disebelahnya
tidak mendengar sesuatu yang rahasia bagi klien.

ALUR TIMBANG TERIMA

Pasien

Diagnosis Medis Diagnosis Keperawatan


Masalah Kolaboratif (Didukung Data)

Rencana Tindakan

Telah Dilakukan Belum Dilakukan

Perkembangan Keadaan
Pasien

Masalah:
1. Teratasi
2. Belum Teratasi
3. Teratasi Sebagian
4. Muncul Masalah Baru

Universitas Faletehan
34

5) Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh
perawat disamping melibatkan pasien untuk membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan.Pada kasus tertentu harus
dilakukan oleh PP dan atau konselor, kepala ruangan.
Karakteristik :
1) Pasien dilibatkan secara langsung
2) Pasien merupakan fokus kegiatan
3) PA, PP dan konselor melakukan diskusi bersama
4) Konselor memfasilitasi kreatifitas.
5) Konselor membantu mengembangkan kemampuan PA dan
PP dalam meniggkatkan kemampuan mengatasi masalah.

Tujuan :
1) Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berfikir
kritis
2) Tujuan Khusus
a) Menumbuhkan cara berfikir kritis dan sistemis
b) Meningkatkan kemampuan falidasi data pasien
c) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis
keperawatan.
d) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan
yang berorientasi pada masalah pasien.
Manfaat :
1) Masalah pasien dapat teratasi
2) Terciptanya komunitas keperawatan yang professional
3) Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperwatan
dengan tepat dan benar.
Kriteria Pasien :

Universitas Faletehan
35

1) Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi


meskipun sudah dilakukan tindakan keperawatan
2) Pasien dengan kasus baru atau lengkap.
Langkah-langkah dalam ronde keperawatan adalah sebagai
berikut :

Tahap Pra...............................
PP

Penetapan Pasien

Persiapan Pasien :Informed Consent

Hasil Pengkajian/Validasi data


- Apa diagnosis
keperawatan?
- Apa data yang
Penyajian Masalah mendukung?
Tahap Pelaksanaan - Bagaiman
intervensi yang
Di Nurse Station............. sudah dilakukan?
- Apa hambatan yang
ditemukan?

Tahap Pelaksanaan
Validasi data
dikamar Pasien................................................................

Universitas Faletehan
36

Diskusi PP-PP, konselor


karu

Lanjutan-Diskusi di Nurse
Station

Pasca Ronde.......................................................................

Kesimpulan dan
Rekomendasi solusi
Masalah
Keterangan :
1. Pra-ronde
a. Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi
dan masalah yang langka)
b. Menentukan tim ronde
c. Mencari sumber atau literature
d. Membuat proposal
e. Mempersiapkan pasien : informed consent dan pengkajian
f. Diskusi : apa diagnosis keperawatan?; apa data yang
mendukung?; Bagaimana intervensi yang sudah
dilakukan?; dan apa hambatan yang ditemukan selama
perawatan?
2. Pelaksanaan ronde
a. Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yang
difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana
tindakan yang akan dilaksanakan dan atau telah
dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu
didiskusikan
b. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut
c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor
atau kepala ruangan tentang masalah pasien serta rencana
tindakan yang akan dilakukan.
3. Pasca-ronde

Universitas Faletehan
37

a. Evaluasi, revisi, dan perbaikan.


b. Kesimpulan dan rekomendasi penegakan diagnosis;
intervensi keperawatan selanjutnya.
Panduan PP dalam melakukan ronde dengan PA
a. PP menentukan 2-3 klien yang akan di ronde
b. Sebaiknya dipilih klien yang membutuhkan perawatan
khusus dengan masalah yang relatif lebih kompleks.
c. Ronde dilakukan setiap hari, terutama pada waktu ketika
intensitas kegiatan diruang rawat sudah relatif tenang
d. Waktu yang dilakukan untuk melakukan keseluruhan ronde
kurang lebih 1 jam
e. PA mempresentasikan kondisi klien dan tindakan yang
telah dilakukan
f. Masalah yang sensitive sebaiknya tidak didiskusikan
dihadapan klien.

4) Controlling
Kepala ruangan melakukan observasi langsung dengan
menggunakan instrument penilaian kinerja standar Depkes.

4. Unsur Money (M-4)


Biaya dapat dibedakan dengan berbagai cara sesuai dengan jenis
keputusan yang dihadapi oleh manager rumah sakit, jika perhatian
manager adalah tentang bagaimana mengalokasikan biaya rumah sakit ke
unit-unit atau instalasi, maka biaya harus dibedakan menjadi dua, yaitu
sebagai berikut:
a. Biaya langsung (direct cost), yaitu biaya-biaya yang dapat secara
langsung diberikan pada pusat-pusat biaya tertentu (misalnya biaya
untuk bahan-bahan penyakit dalam dapat diberikan langsung kepada
pusat biaya di unit penyakit dalam).
b. Biaya tidak langsung (indirect cost), yaitu biaya-biaya yang tidak
dapat secara langsung diberikan kepada biaya (misalnya biaya

Universitas Faletehan
38

pemakaian listrik tidak mungkin diberikan kepada unit-unit atau


instalasi berdasarkan jumlah KWH yang digunakannya).

5. Unsur Market (M-5)


a. Sistem Pemasaran
Menurut American marketing association menyebutkan bahwa
marketing adalah kegiatan bisnis yang mengarahakan pemindahan
barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Sementara itu menurut
Darmanto & Wardaya (2016), manajemen pemasaran adalah seni dan
ilmu memilih target pasar dan membangun hubungan yang
menguntungkan dengan target pasar tesebut. Kunci utama yang perlu
diperhatikan dalam strategi pemasaran yaitu, sebagai berikut :
1) Dimana konsumen kita, dan mengapa mereka membeli
2) Bagaimana mereka membeli
3) Bagaimana cara terbaik bagi kita untuk menjual
4) Apakah kita punya sesuatu yang dapat ditawarkan yang tidak
dipunyai oleh pesaing kita
5) Apakah kita perlu dan mampu memberikan pelayanan penunjang
dari produk/jasa yang kita hasilkan
6) Apakah strategi penetapan harga yang terbaik bagi kita
7) Bagaimana kita dapat melayani konsumen kita secara prima.

b. Faktor-Faktor dan Pelaksanaan Sistem Marketing


Adapun hal-hal yang mempengaruhi marketingyaitu provider/ jumlah
layanan kesehatan, jenis dan kualitas layanan, tariff/ harga, lokasi,
promosi, peran dan system manajemen. Pelaksanaan sistem marketing
meliputi diantaranya sebagai sistem pemasaran ruangan, penataan
ruangan, BOR, TOI, LOS, BTO, instrument kepuasan pasien, penilaian
kepuasan kerja perawat.
1) BOR (Bed Occupatncy Rate)
BOR adalah rata-rata prosentase dari tempat tidur yang tersedia
yang dihuni/dipakai oleh penderita selama satu periode waktu atau

Universitas Faletehan
39

perhari.Nilai parameter dari BOR ini idealnya antara 60-85%


sedangkan apabila > 85% menunjukan tingkat pemanfaatan tempat
tidur yang tinggi.
Rumus :Jumlah hari perawatan selama 1 periode X 100 %
∑ TT X Jumlah hari dalam satu periode
2) TOI ( Turn Over Interval )
TOI adalah rata-rata lamanya waktu (dinyatakan dalam hari)
dimana sebuah tempat tidur tidak dihuni atau dipakai diantara dua
perawatan penderita (antara penderita keluar dan yang masuk
berikutnya) idealnya tempat tidur kosong hanya dalam waktu 1-3
hari.
TOI=(∑TTXJumlah hari 1 periode)- Jumlah hari perawatan
Pasien keluar (hidup/mati)

3) LOS ( Length Of Stay )


LOS adalah rata-rata lamanya (dinyatakan dalam hari) seorang
penderita menghuni sebuah TT selama satu periode waktu. Secara
umum LOS yang ideal antara 6-9 hari.
LOS = Jumlah lama di rawat
Jumlah pasien keluar hidup/mati

4) BTO ( Bed Turn Over )


BTO adalah rata-rata jumlah penderita yang menghuni sebuah TT
selama periode waktu.
BTO = Jumlah pasien keluar ( hidup/mati ) selama satu periode
Tempat tidur yang tersedia pada periode tersebut

C. Perspektif Ruang Nifas


1. Pengertian Masa Nifas
Masa Nifas (puerpurium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Masa Nifas atau puerpurium dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya

Universitas Faletehan
40

plasenta sampai dengan 6 minggu atau 42 hari setelah itu. Puerpurium


adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat
kandungan kembali seperti prahamil. (Dewi dkk, 2011).

2. Standar Pelayanan Postpartum


Standar pelayanan postpartum menurut Peraturan Pemerintah (PP) No 10
tahun 2015 dengan indikator :
a. Adanya kebijakan dan SPO perawatan post partum meliputi :
1) Melakukan vulva hygne
2) Melakukan perawatan luka episiotomy
3) Management laktasi
4) Mengajarkan senam nifas
5) Mengajarkan cara menyusui
b. Tersedianya SAK pada post partum
c. Tersedianya ruang rawat gabung
d. Terlaksananya KIE pada ibu post partum

3. Tujuan Asuhan Masa Nifas


Adapun tujuan asuhan masa nifas berdasarkan berbagai sumber yaitu :
a. Membantu ibu dan pasangan selama masa transisi awal
mengasuh anak.
b. Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun
psikologinya, melaksanakan skrining yang komprehensif,
mendeteksi masalah, mengobati /merujuk bila terjadi komplikasi pada
ibu dan bayinya.
c. Memberikan pendidikan kesehatan, tentang perawatan kesehatan
diri, nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi dan perawatan bayi
sehat.
d. Memberikan pelayanan keluarga berencana. (Ambarwati dkk, 2009).

Universitas Faletehan
41

Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa
kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu
akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas
terjadi dalam 24 jam pertama. Masa neonatus merupakan masa kritis
dari kehidupan bayi, dua pertiga kematian bayi terjadi dalam 4 minggu
setelah persalinan dan 60% kematian bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7
hari setelah lahir. Dengan pemantauan melekat dan asuhan pada ibu
dan bayi masa nifas dapat mencegah beberapa kematian ini.

Universitas Faletehan
41

BAB III
HASIL PENGKAJIAN
MANAJEMEN KEPERAWATAN RUANG JERUK

A. Unsur Man (M-1)


1. Pasien
Berdasarkan pengkajian tanggal 22 Juli 2020 yang dikaji dari buku register
mengenai jumlah pasien di ruangan jeruk RSUD dr. Adjidarmo
Rangkasbitung didapatkan hasil bahwa terdapat 1413 pada bulan Juli –
September 2019. Adapun jumlah pasien pada bulan Juli, Agustus,
September pada tahun 2019 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1
Jumlah Pasien Ibu Nifas dan Bayi Bulan Juli – September 2019
Ruangan Jeruk RSUD dr. Adjidarmo

Bulan Kunjungan Pasien Meninggal ≥ 48


Jam
Juli 450 Tidak ada yang meninggal
Agustus 483 Tidak ada yang meninggal
September 480 Tidak ada yang meninggal
Total 1413 -

Dari tabel 3.1 dapat dijelaskan bahwa pada bulan juli jumlah kunjungan
450 orang dan tidak ada yang meninggal, pada bulan agustus jumlah
kunjungan 483 orang dan tidak ada yang meninggal, serta pada bulan
september jumlah kunjungan 480 orang dan tidak ada yang meninggal.

Tabel 3.2

41 Universitas Faletehan
42

Jumlah Terbesar Penyakit Ibu Nifas Bulan Juli – September 2019


Ruang Jeruk RSUD dr. Adjidarmo
No Jenis Penyakit Jumlah Kasus
1 PEB 72
2 Oligohidramnion 36
3 KPD 35
4 Kala 2 Lama 27
5 PK 1 Memanjang 24
6 Retensio Plasenta 23
7 Letsu 22
8 Gagal Induksi 13
9 HAP 11
10 Gemeli 9
Total 272

Dari hasil pengkajian pasien, dari data buku register ruang Jeruk dari bulan
Juli – September 2019 ditemukan data bahwa yang terbanyak dialami oleh
ibu post partum yang di rawat di ruang Jeruk yaitu PEB dengan jumlah 72
orang dan tidak ada yang meninggal..

Tabel 3.3
Daerah Asal Pasien Ibu Nifas Bulan Juli - September 2019
Ruang Jeruk RSUD Adjidarmo
No Daerah Asal Jumlah
1 Rangkasbitung 45
2 Cijaku 36
3 Cikulur 33
4 Warung Gunung 30
5 Malingping 24
6 Cibeber 18
7 Cipanas 18
8 Muncang 15
9 Cibadak 15
10 Leuwidamar 12
Jumlah 246

Berdasarkan Tabel 2.3 didapatkan hasil mengenai daerah asal pasien


terbanyak pada bulan Agustus – Oktober 2019 yang dirawat diruang Jeruk
RSUD Adjidarmo adalah kecamatan rangkasbitung yaitu sebanyak 45
orang.

Universitas Faletehan
43

2. Ketenagaan

Berdasarkan hasil pengkajian dari lembar kuesioner data demografi yang


disebarkan mulai pada tanggal 4 – 10 November 2019 dan dikaji ulang
pada tanggal 22 Juli 2020 didapatkan data jumlah tenaga perawat dan yang
terdapat diruang Jeruk RSUD Adjidarmo adalah sebagai berikut :

Universitas Faletehan
44

Tabel 3.4
Ketenagakerjaan Perawat Bulan Juli – September 2019
Ruang Jeruk RSUD Adjidarmo
No Nama Pendidika Status Kepegawaian Tahun Mulai Kerja Jabatan Pendidikan yang diikuti Bidan Klinis
n
BK1 BK2 BK3
1 Bd. Dian D4 Bidan ASN 2000 KARU APN, CI, ABPK, √
Indrawati PELATIHAN MANAJEMEN
2 Bd. Septiati D4 Bidan ASN 2007 CCM APN, ABPK, MU, √
KONSELOR ASI
3 Bd. Leni D3 Bidan ASN 2007 STAF ABPK,APN,MU √
Andriyani
4 Bd. Nineu D4 Bidan NON ASN 2013 STAF APN, ABPK, CTU, MU, √
Apipah PRN PPGDON
5 Bd. Sarni D3 Bidan NON ASN 2010 STAF Konselor ASI √
6 Bd. Rini D3 Bidan NON ASN 2012 STAF √
Septiani
7 Bd. Hera D3 Bidan NON ASN 2011 STAF APN √
Nurlatifah
8 Bd. Gita D4 Bidan NON ASN 2010 STAF SE, APN, ABPK √
Juniar
9 Bd. Selvia D3 Bidan NON ASN 2014 STAF √

44 Faletehan
Universitas
45

Agnes
Bd. Wenny √
10 Riswahyuni D3 Bidan NON ASN 2012 STAF APN,MU
11 Bd. Meta D3 Bidan NON ASN 2012 STAF MU √
Megawati
12 Bd. Reni D3 Bidan NON ASN 2015 STAF √
Ameliawati
13 Bd. Etin D3 Bidan NON ASN 2013 STAF APN MU √
Fatiah
14 Bd. Lista D3 Bidan NON ASN 2014 STAF MU √
Gandiani
15 Bd. Elis D3 Bidan NON ASN 2014 STAF MU √
Siti
Handayani

16 Bd. Ermi D3 Bidan NON ASN 2014 STAF MU √


Rosmayanti
17 Bd. D3 Bidan NON ASN 2014 STAF APN,MU √
Selviana
Dewi
18 Bd. Mera D3 Bidan NON ASN 2014 STAF MU √
Elistriane

Universitas Faletehan
46

19 Bd. Nasriah D3 Bidan NON ASN 2014 STAF MU √


Bd. Erna D4 Bidan NON ASN 2014 STAF √
20 Rahayu

Jumlah 2 16 3

Dari tabel 3.4 diatas dapat dijelaskan bahwa sebagian besar status kepegawaian di ruang jeruk adalah NON ASN sebanyak 17 orang, dan
ASN sebanyak 3 orang. Sedangkan menurut jenjang karir BK1 sebanyak 2 orang, BK2 sebanyak 16 orang, BK3 sebanyak 3 orang.
Berdasarkan hasil pengkajian unsur MAN didapatkan bahwa sebagian besar bidan yang berdinas di ruang Jeruk hanya sedikit yaitu (5%)
yang mengikuti pelatihan PPGDON dan hal ini juga diperkuat hasil data untuk 10 penyakit terbesar diantaranya yaitu kasus PEB, sebagian
besar memerlukan penanganan darurat utuk mencegah pasien terkena kejang. Dari hasil data ruangan PEB (Preeklamsi Berat) dari bulan
Juli - September 2019 didapatkan 72 kasus yang seharusnya tidak ada masalah.

Universitas Faletehan
47

Tabel 3.5
Jumlah Kebutuhan Tenaga Kepegawaian di Ruang Jeruk
Pada Tanggal 06 November 2019
Tingkat ketergantungan Jumlah kebutuhan tenaga
Tk. Ktg Jml. Pasien Pagi Sore Malam
Hari ke 1
Minimal 18 18 x 0,17 = 18 x 0,14 18 x 0,07
3,06 = 2,52 = 1,26
Parsial 7 7 x 0,27 = 1,89 7 x 0,15 = 7 x 0,10 =
1,05 0,7
Total 1 1 x 0,36 = 0,63 1 x 0,30 = 1 x 0,20 =
0,3 0,2
Jumlah 26 5,58 atau 6 3,87 atau 2,16 atau
orang 4 orang 2 orang

Keterangan:
Total tenaga bidan
Pagi : 6 orang
Sore : 4 orang
Malam : 2 orang +
12 orang
Perawat yang libur = [( jumlah hari minggu per tahun + jumlah cuti dalam
1 tahun + ) x total tenaga perawat] / jumlah hari kerja efektif = [( 96 + 12)
x 12 ] / 286 = (108 x 12) / 286 = 1.296/286 = 4,53 orang ( dibulatkan 5
orang).
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas perhari di ruang
Jeruk adalah:
= 12 orang + 1 orang kepala ruangan + 1 CCM + 2 PP + 5 orang libur
= 21 orang.
Jadi, jumlah rata-rata perawat yang dibutuhkan ruang Jeruk menurut
Douglas adalah 21 orang.

Tabel 3.6
Jumlah Kebutuhan Tenaga Keperawatan di Ruang Jeruk

47 Universitas Faletehan
48

Pada Tanggal 07 November 2019


Tingkat ketergantungan Jumlah kebutuhan tenaga
Tk. Ktg Jml. Pasien Pagi Sore Malam
Hari ke 2
Minimal 20 20 x 0,17 = 3,4 20 x 0,14 20 x 0,07
= 2,8 = 1,4
Parsial 9 9 x 0,27 = 2,43 9 x 0,15 = 9 x 0,10 =
1,35 0,9
Total 1 1 x 0,36 = 0,63 1 x 0,30 = 1 x 0,20 =
0,3 0,2
Jumlah 30 6,46 atau 6 4,45 atau 2,5 atau 3
orang 4 orang orang

Keterangan:
Total tenaga perawat
Pagi : 6 orang
Sore : 4 orang
Malam : 3 orang +
13 orang
Perawat yang libur = [( jumlah hari minggu per tahun + jumlah cuti dalam
1 tahun + ) x total tenaga perawat] / jumlah hari kerja efektif = [( 96 + 12)
x 13 ] / 286 = (108 x 13) / 286 = 1.404/286 = 4,90 orang ( dibulatkan 5
orang).
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas perhari di ruang
Jeruk adalah:
= 13 orang + 1 orang kepala ruangan + 1 CCM + 2 PP + 5 orang libur
= 22 orang.
Jadi, jumlah rata-rata perawat yang dibutuhkan ruang Jeruk menurut
Douglas adalah 22 orang.

Tabel 3.7
Jumlah Kebutuhan Tenaga Keperawatan di Ruang Jeruk
Pada Tanggal 08 November 2019

Universitas Faletehan
49

Tingkat ketergantungan Jumlah kebutuhan tenaga


Tk. Ktg Jml. Pasien Pagi Sore Malam
Hari ke 3
Minimal 20 20 x 0,17 = 3,4 20 x 0,14 20 x 0,07
= 2,8 = 1,4
Parsial 3 3 x 0,27 = 0,81 3 x 0,15 = 3 x 0,10 =
0,45 0,3
Total 1 1 x 0,36 = 0,63 1 x 0,30 = 1 x 0,20 =
0,3 0,2
Jumlah 24 4,83 atau 5 3,55 atau 1,9 atau 2
orang 4 orang orang

Keterangan:
Total tenaga perawat
Pagi : 5 orang
Sore : 4 orang
Malam : 2 orang +
11 orang
Perawat yang libur = [( jumlah hari minggu per tahun + jumlah cuti dalam
1 tahun + ) x total tenaga perawat] / jumlah hari kerja efektif = [( 96 + 12)
x 11 ] / 286 = (108 x 11) / 286 = 1.188/286 = 4,15 orang ( dibulatkan 4
orang).
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas perhari di ruang
Jeruk adalah:
= 11 orang + 1 orang kepala ruangan + 1 CCM + 2 PP + 5 orang libur
= 20 orang.
Jadi, jumlah rata-rata perawat yang dibutuhkan ruang Jeruk menurut
Douglas adalah 20 orang.

Analisa Data

Berdasarkan tabel 3.5 – 3.7 didapatkan hasil kebutuhan tenaga keperawatan


selama 3 hari di ruang jeruk rata-rata pada tanggal 6,7 dan 8 November sebanyak
21,22 dan 20 orang dengan total tenaga bidan pagi 6,6 dan 5 orang, sore 4,4 dan 4

Universitas Faletehan
50

orang, malam 2,3 dan 2 orang bidan ditambah dengan kepala ruangan 1orang,
CCM 1 orang dan 2 orang PP serta 5 orang yang libur.

B. Unsur Material (M-2)


1. Tata Ruang
a. Lokasi
Lokasi ruang Jeruk terletak diantara ruang depo obat. Luas bangunan
dan halaman ruang Jeruk yaitu, 427,3 M. Bangunan mempunyai
standar terhadap :
1) Ventilasi adekuat
2) Ac
3) Pipa air
4) Alat komunikasi
5) Lantai mudah dibersihkan, keras dan rata.
b. Area pasien
1) Unit terbuka
2) Unit tertutup
3) Jarak antara tempat tidur 1 meter
4) Setiap tempat tidur mempunyai satu hand scrub
5) Unit terbuka 1 ruangan satu tempat cuci tangan
6) Pencahayaan cukup dan memperhatikan privacy pasien
c. Central Oksigen
1) Sentral oksigen setiap pasien

Tabel 3.8
Ruang Rawat Inap Maternitas (Jeruk)
No Nama Ruangan Sediaan

1 Ruang perawat 1

Universitas Faletehan
51

2 Ruang alat dan obat 1

3 Ruang spoelhoek 1

4 Ruang rawat inap 4

5 Ruang Infeksius 1

6 Kamar mandi petugas 1

7 Kamar mandi pasien 7

8 Ruang ganti atau locker 1

9 Ruang Administrasi 1

10 Ruang Linen 1

Analisa Data :
Ruang Jeruk merupakan ruang rawat inap ibu post partum yang terdiri dari
4 kamar dengan 33 tempat tidur. Dua kamar kelas 2, yaitu kamar A dan B,
masing masing kamar A terdapat fasilitas 4 tempat tidur, 4 tiang infus, 1
AC, 1 kamar mandi, 4 lemari, 2 tempat sampah (1 tempat sampah medis
dan 1 tempat sampah non medis). Kamar B terdapat fasilitas 2 tempat
tidur, 2 tiang infus, 1 AC, 1 kamar mandi, 2 lemari. Sedangkan dua kamar
lainnya kelas 3, yaitu kamar C dan D. Masing-masing kamar C terdapat
fasilitas 16 tempat tidur, 16 tiang infus, dua AC, 2 kamar mandi, 16 lemari,
2 tempat sampah (1 tempat sampah medis dan 1 tempat sampah non
medis). Kamar D terdapat fasilitas 11 tempat tidur, 11 tiang infus, dua AC,
3 kamar mandi, 11 lemari, 2 tempat sampah (1 tempat sampah medis dan 1
tempat sampah non medis). Masing masing tempat tidur sudah terdapat
humidifier oksigen. Tersedia 20 box bayi dan satu infant warmer. Nurse
station berada di depan kamar C dan bersampingan dengan ruang Kepala
Ruangan (Karu), dan terdapat ruang administrasi. Dengan penataan
ruangan yang seperti ini maka pasien akan mudah di pantau oleh bidan
karena ruang nurse station dan kamar pasien yang letaknya besampingan.

2. Alat

Universitas Faletehan
52

Standar peralatan keperawatan adalah penepatan peralatan keperawatan


yang meliputi penentuan kebutuhan (jumlah), jenis, dan spesifikasi serta
pengelolaanya dalam upaya mewujudkan pelayanan keperawatan yang
berkualitas (Depkes RI, 2001). Perencanaan alat keperawatan harus
berdasarkan hasil pengkajian,perkiraan kebutuhan, jumlah dan jenis
pelayanan. Adapun lingkup standar keperawatan, yaitu diantara sebagai
berikut :
a. Alat Medis
Tabel 3.9
Daftar Alat Kesehatan yang Harus Tersedia di Ruangan Jeruk
RSUD dr. Adjidarmo Lebak
No Alat Standar Data Keterangan Kesesuaian Data
Depkes Ruangan Kondisi dengan Standar
Baik Buruk
1 Tempat Tidur 1:1 33 √ Sesuai standar
Pasien
2 Box Bayi - 20 √ -
3 Standar Infus 2/ruanga 23 √ Sesuai standar
n
4 Tensimeter 2/ruanga 3 √ Sesuai standar
n
5 Termometer 5/ruanga 3 √ Tidak sesuai standar
Digital n
6 Oksigen Dorong 1/ruanga 1 √ Sesuai standar
n
7 Tangga Tempat - 1 √ Sesuai standar
Tidur
8 Kursi Roda 2- 1 √ Tidak sesuai standar
3/ruangan
9 EKG 1 1 √ Sesuai standar
10 Syring Pump - 3 √ Sesuai standar
11 Infus Pump - 7 √ Sesuai standar
12 GV Set 4/ruanga 26 √ Sesuai standar
n

Universitas Faletehan
53

13 CTG 1 1 √ Sesuai standar


14 Trolly EKG 1 1 √ Sesuai standar
15 Trolly GV 1 3 √ Sesuai standar
16 Trolly 1 1 √ Sesuai standar
Emergency
17 Loker Obat 1 1 √ Sesuai standar
18 Bak Instrument 2 3 √ Sesuai standar
Obat
19 Nebulizer 1 1 √ Sesuai standar
20 Stetoskop 2/ruanga 5 √ Sesuai standar
Dewasa n
21 Stetoskop Bayi 2/ruanga 1 √ Tidak sesuai standar
n
22 Lampu Pembaca 1/ruanga 1 √ Sesuai standar
Hasil Rongten n
23 Tromol Besar 1/ruanga 3 √ Sesuai standar
n
24 Tromol Kecil 1/ruanga 1 √ Sesuai standar
n
25 Manometer 2/ruanga 3 √ Sesuai standar
Oxigen n
26 Tensi Manual 2/ruanga 4 √ Sesuai standar
n
27 Saturasi Oxigen 2/ruanga 2 √ Sesuai standar
n
28 Infant Warmer 1/ruanga 2 √ Sesuai standar
n
29 Dopler 1/ruanga 1 √ Sesuai standar
n
30 Sungkup 2/ruanga 1 √ Tidak Sesuai standar
Ambubag Bayi n
31 Trolly Tindakan 1 2 √ Sesuai standar
32 Bengkok 2/ruanga 7 √ Sesuai standar
n

Universitas Faletehan
54

Analisa data
Hasil Pengamatan secara langsung didapatkan bahwa semua peralatan
yang tersedia di ruangan sebagian besar dalam kondisi baik (29 alat).
Tetapi masih ada alat kesehatan (5 alat) yang belum memenuhi standar
depkes , menurut standar depkes termometer digital 5/ruangan dan di
ruangan hanya ada (1) , kursi roda 2-3/ruangan di ruagan terdapat (1),
stetoskop bayi 2/ruangan di ruangan hanya ada, dan sungkup ambu bag 2/
ruangan dan di ruangan hanya ada (1).
b. Pengelolaan Obat (Sentralisasi Obat)
1) Obat pasien
Dari hasil wawancara didapatkan data bahwa untuk pengelolaan obat
pasien yaitu perawat menerima resep dari dokter sesuai dengan
kebutuhan pasien, kemudian resep diserahkan ke apotik, selanjutnya
obat dicatat dan disimpan di box obat/lemari obat sesuai dengan
kamar, diberikan sesuai jadwal dan nama pasien yang telah ditetapkan
sesuai dosis dan waktu pemberian. Resep pasien diberikan perhari
sesuai dengan kebutuhan pasien.
2) Obat-obat emergency (atropin, ephineprine, amiodarone,
dexamethason, Dextrose 40%, Methylprednisolone, Norepineprine,
dobutamin, dopamin) tersedia dan layak pakai tersimpan didalam box
emnergency.
Tabel 3.10
Sentralisasi Pemberian Obat
No Pernyataan Ya Tidak
1 Infrom consent pengelolaan sentralisasi obat √
2 Format kontrol dan pemakaian obat √
3 Buku sentralisasi obat (buku serah terima

obat)
4 Lemari obat √
Total 4
Presentasi 100%

Analisa Data

Universitas Faletehan
55

Dari hasil pengkajian data bahwa proses sentralisasi pemberian obat


kepada pasien sudah sesuai, tempat penyimpanan obat pasien sendiri
sudah tersedia untuk masing-masing.
C. Unsur Methode (M-3)
1. Gambaran Umum RSUD dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak
RSUD Dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak adalah rumah sakit kelas B
pendidikan sebagai pusat rujukan rumah sakit sewilayah Kabupaten
Lebak. Disamping itu juga wilayah kabupaten lebak itu sendiri
mempunyai letak geografis yang sangat strategis, karena terletak di ujung
bagian utara berbatasan dengan Kabupaten Serang. Sebelah timur
berbatasn dengan Kabupaten Tanggerang dan Kabupaten Bogor, Provinsi
Jawa Barat. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Pandeglang.
Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia. Sebelah timur
berbatsan dengan Kabupaten Sukabumi.
2. Visi, Misi dan Moto RSUD dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak
a. Visi RSUD dr.Adjidarmo Kabupaten Lebak
Menjadi Rumah Sakit yang Handal dan Berdaya Saing di Provinsi
Banten
b. Misi RSUD dr.Adjidarmo Kabupaten Lebak
1) Mewujudkan pengelolaan keuangan rumah sakit menjadi Badan
Layanan Umum Daerah (BLUD)
2) Mewujudkan peningkatan kompetensi sumber daya manusia rumah
sakit
3) Mewujudkan peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit secara
bertahap
4) Mewujudkan akses pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat
5) Mewujudkan akreditasi rumh sakit yang berstandar nasional
c. Misi RSUD dr.Adjidarmo Kabupaten Lebak
Cager Awakna, Bageur Hatena, Bagja Milikna

Universitas Faletehan
56

STRUKTUR ORGANISASI TATA KERJA PPK BLUD


RSUD Dr ADJIDARMO

1. STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT

Plt Direktur RSUD Dr Adjidarmo

Ir. Hj. Virgo Janti, M.Si

Wadir Pelayanan Wadir Umum dan Keuangan

Dr. Nancy CH, MKKK Nana Mulyana S.Sos

Kabid pely Kabid Kabid Penunjang Kabag


Kabag TU Kabag Program
Medik Keperawatann Medik Keuangan

Deni T H. Rudi.H, SIP, Hj. Eti. S, Nani Iriyanti,


Dr. Anik S Dr. Nurul Isneini
,S.Kp, M.Kep M.Si S.SIT, SKM, SE

Kasie Kasie Pembinaan


Kasie mutu Pely Kasubag Pely
Pelayanan SDM dan Kasubag Umum dan Kasubag
Program dan SIM
Askep Pelayanan Kepegawaian Perbendaharaan
Medik RS
Penunjang Medik
Dr Karleane Hj Suhestiasih, Delina Girsang, Erwin Hj Nita
Lony.P Maesaroh, BA
S.Kep.Ners SKM, MSi Yudaswara, S.Si Setiawaty

Kasie Pembinaan Kasie Pembinaan Kasie Sarana dan Kasubag


Kasubag
Mutu Pelayanan SDM dan Prasarana Medik, Pengendalian Kasubag
Rujukan dan Audit Perlengkapan dan
EtikaProfesi Keperawatan dan Evaluasi dan Mobilitas Dana
Klinik Rumah Tangga
Keperawatan Penunjang Medik Laporan
Lia Lestari, Hj. Edahwati, Hj Lela Hasani, Hj. Itah
S.Kep.Ners Bd. Mutmainah Nono Tiarsono
S.Kep SKM Sumiatna

Kasubag Humas Kasubag Diklat Kasubag Verifikasi


dan Pemasaran dan Akuntansi

Budi Kuswandi, H. Agus Rifki, Novi


SH S.Sos,M.Si Rofiah,S.Sos

Universitas Faletehan
57

Universitas Faletehan
58

2. Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI RUANG JERUK
RSUD dr. ADJIDARMO KABUPATEN LEBAK

KEPALA RUANGAN

CLINICAL CARE MANAGER (CCM)

PP 1 PP 2

PA 1 PA 1
PA 2 PA 2
PA 3 PA 3
PA 4 PA 4
PA 5 PA 5
PA 6 PA 6
PA 7 PA 7
PA 8 PA 8

Universitas Faletehan
59

3. Denah Ruangan

Pintu

R Isolasi Kamar A wc

Kamar B wc

Kamar C
wc
Nurse
R Karu &
station
dokter
wc wc

wc
Tempat Kamar D
penyimpanan alat
spulhook
tenun wc wc

Analisa Data

Hasil analisa Denah di ruang Jeruk terdapat 2 kamar kelas II yaitu A&B,
terdapat 2 kamar kelas III yaitu C & D, dan 1 kamar Isolasi. Terdapat
ruang Nurse Station, ruang karu dan dokter, tempat penyimpanan alat
tenun, spulhook dan disetiap ruangan terdapat wc.

4. Keberadaan Dokumen
a. SAK (Standar Asuhan Kebidanan)
Belum ada standar asuhan kebidanan, akan tetapi planning yang
disusun sesuai dengan hasil pengkajian/ menggunakan SBAR.

b. Standar Operasional Prosedur (SOP)


Berdasarkan hasil pengkajian bahwa keberadaan SPO diruang Jeruk
disimpan di dalam lemari kaca penyimpanan dokumen dan susunannya
sudah rapih dan mudah di akses oleh staf, terdapat hard cover, ketidak
lengkapan nomor dokumen, belum terdapat daftar isi dan halaman, dan
hasil observasi terhadap 3 orang bidan yang melakukan prosedur
perawatan luka seluruhnya sesuai dengan SPO.

Universitas Faletehan
60

c. Proses Asuhan Kebidanan


Ruang Jeruk belum memiliki format asuhan Kebidanan, akan tetapi
planning yang disusun sesuai dengan hasil pengkajian.
5. Proses Manajemen Pelayanan
a. Planning / Perencanaan
Ruang Jeruk memiliki tujuan pelayanan keperawatan yang tersusun
dengan baik. Planning jangka panjang atau pendek sudah tersusun dan
terdokumentasikan. Salah-satu contoh rencana jangka pendek terbukti
dari tersusunnya jadwal dinas bidan Jeruk dan masing-masing
perannya yang terpampang di dalam ruang perawat. Sama halnya
dengan perencanaan jangka menengah atau panjang, kepala ruangan
merencanakan dengan baik dan terbukti dari perencanaan
mengembangkan kemampuan anggotanya. Perencanaan terdokumen
dengan baik, seperti halnya tugas shift jaga, askep ruangan, SOP
ruangan tersimpan dalam binder yang telah disediakan. Kepala
ruangan memiliki program kerja sesuai dengan bidang-bidang garapan
yang ada diruangan. Selain itu juga ruangan memiliki personil yang
masing masing memiliki uraian tugasnya sesuai dengan yang telah
ditentukan. Hasil wawancara dengan Kepala Ruangan, mengatakan
bahwa saat ini ruangan mempunyai planning jangka pendek yaitu
mengadakan in house traning dan plannning jangka panjang yaitu
ingin mengadakan pelatihan khususnya untuk Bidan.

Universitas Faletehan
61

b. Organizing / Pengorganisasian
Berdasarkan hasil pengkajian mengenai perorganisasian di Ruang Jeruk
didapatkan data bahwa metode penugasan keperawatan yang dilaksanakan
adalah metode primer. Dan metode primer ini belum sesuai dengan
standar, karena jumlah tenaga perawat belum optimal. Tugas dari kepala
ruangan di delegasikan kepada bidan primer (PP) untuk merumuskan dan
membagi tugas kepada perawat associate masing-masing. Secara umum,
uraian tugas yang ada telah mendukung dan menggambarkan terhadap
pelaksanaan Metode Asuhan Keperawatan Professional (MAKP) kasus
yang digunakan seperti halnya pendelegasian tugas pelaksanaan proses
keperawatan kepada bidan atau perawat associate/pelaksana sudah
berjalan dengan baik. perawat di Jeruk melaksanakan perawatan secara
holistik kepada pasien.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 05 November


2019 dan hasil wawancara dengan kepala ruangan serta dikaji ulang pada
tanggal 22 Juli 2020 didapatkan hasil bahwa metode keperawatan yang
digunakan adalah metode Model Praktik Keperawatan Profesional
(MPKP) yang merupakan penataan struktur dan proses pemberian asuhan
Kebidanan meliputi : CCM, Bidan primer, dan Bidan associate.

c. Actuating / Menggerakkan
Kegiatan Bidan Ruang Jeruk sesuai dengan uraian tugasnya yaitu:
Peran kepala ruangan dalam menggerakkan roda manajemen yang ada di
Jeruk telah berjalan dengan baik. Pelaksanaan petemuaan rutin ruangan
setiap hari di laksanakan seperti kegiatan operan tugas jaga.Kepala
ruangan dan staff keperawatan sudah melakukan fungsinya sesuai dengan
uraian tugas yang ada.Kegiatan penerimaan pasien baru sudah berjalan
dengan baik.pasien baru masuk dari ruang VK ke ruang Jeruk untuk
dilakukan perawatan lebih lanjut. Proses pemulangan pasien dari ruang

Universitas Faletehan
62

Jeruk berdasarkan instruksi dari dokter apabila sudah stabil maka pasien di
pulangkan.

d. Controling
Controlling dilakukan oleh kepala ruangan dan terdapat instrument
penilaian kinerja perawat, kepala ruangan yang melakukan penilaian pada
staff keperawatan. Dalam pendokumentasian tersimpan rapih di dalam
binder dan sifatnya rahasia.Penilaian untuk kinerja perawat terbagi
menjadi dua, yg pertama SKP yaitu khusus untuk pegawai PNS dan yang
kedua SKP yaitu untuk semua pegawai rumah sakit. Adapun sub
penilaiannya untuk SKP yakni orientasi pelayanan, integritas, disiplin,
kerjasama dan komitmen. Dan untuk sub penilaian SKP yakni sikap kerja,
kinerja pelayanan, mutu pelanyanan. Untuk shift sore dan malam yang
melakukan kontroling terhadap kinerja perawat yaitu Pengawas Umum
(PU).

Kegiatan controlling kinerja Bidan di ruang Jeruk dilakukan oleh kepala


ruangan.Untuk instrument penilaian kinerja Bidan sudah tersedia dan
dikeluarkan oleh RS. Menurut hasil wawancara dengan kepala ruangan,
penilaian kinerja bidan tersebut dilakukan dengan cara terjadwal, bila
mana sudah diperintah oleh atasan maka dilakukan penilaian kinerja bidan
di ruangan setiap tahun. Dan untuk penilaian kepuasan pasien dilakukan
oleh bidan setiap bulannya dengan memberikan instrument berupa
kuesioner yang telah dikeluarkan oleh RS.

Universitas Faletehan
Tabel 3.11
Observasi Pelaksanaan Tugas Kepala Ruangan Berdasarkan MPKP

No Pernyataan YA TIDAK

1 Kepala ruangan memimpin operan √

2 Kepala ruangan membagi alokasi pasien sesuai √


dengan jumlah PP

3 Ketua tim memimpin pre-conference √

4 Ketua tim / PP dan PK membuat rencana kerja √


harian sesuai jumlah pasien yang menjadi
lingkup tanggung jawabnya

5 Ketua tim/ PP dan PK melaksanakan Asuhan √


Keperawatan selama satu shift kerja

6 Ketua tim atau PP melaksankan supervise √


Keperawatan sesuai dengan rencana

7 Kepala ruangan bersama ketua tim/ PP √


melaksanakan Ronde Keperawatan minimal 1
minggu sekali

8 Ketua tim /PP dan PK melaksanakan post- √


conference satu jam sebelum shift kerja
berakhir dan membuat laporan hasil asuhan
untuk disampaikan pada shift berikutnya

9 Ketua tim /PP dan PK mengikuti operan ke √


shift berikutnya

10 Ketua tim /PP dan PK menyampaikan laporan √


hasil kegiatan pada shift sebelumnya dan
menyampaikan program untuk shift berikutnya

11 Ketua tim /PP memimpin serah terima pasien √


ke shift berikutnya

Jumlah 10 1

Persentasi Total 10/11X100 % 90,9 %

Analisa Data
64

Berdasarkan observasi pelaksanaan tugas kepala ruangan berdasarkan MPKP,


didapatkan hasil bahwa kepala ruangan telah melaksanakan tugas dengan baik
(90,9%). Tetapi di ruang Jeruk belum terlaksananya Ronde Keperawatan.
Tabel 3.12
Observasi pelaksanaan tugas Bidan primer berdasarkan MPKP
NO PERNYATAAN YA TIDAK
1 Memimpin pre/post conference, memotivasi timnya √
mengatur pendelegasian dalam timnya,
melaksanakan supervisi kepada anggotanya
2 Mengobservasi pelaksanaan askep/askeb pada pasien √
yang dilaksanakan oleh anggotanya, melakukan
evaluasi askep dan mambuat catatan perkembangan
tiap hari. Memberikan umpan balik pada anggotanya.
3 Menilai kinerja Bidan pelaksana. √
4 Melaksanakan konferensi kasus √
5 Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan. √
6 Melakukan kontrak dengan klien/keluarga pada awal √
masuk ruangan.
7 Melakukan pengkajian pada pasien baru, melengkapi √
pengkajian yang sudah dilakukan.
8 Menetapkan rencana asuhan keperawatan √
9 Memberikan pendidikan kesehatan kepada √
klien/keluarga.
10 Membuat perencanaan pasien pulang. √
Jumlah 10 -
Prosentasi Total10/10 x 100% = 100%

Analisa Data
Berdasarkan observasi pelaksanaan tugas Bidan berdasarkan MPKP,
didapatkan hasil bahwa Bidan primer telah melaksanakan tugas dengan baik
(100%).

Tabel 3.13
Observasi Pelaksanaan Tugas Bidan AsosiateBerdasarkan MPKP

NO PERNYATAAN YA TIDAK

Universitas Faletehan
65

1 Melaksanakan kegiatan sesuai skala prioritas 

2 Menyusun rencana harian 

3 Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang 


telah dilakukan dan mendokumentasikannya,
melakukan inventarisasi fasilitas terkait
pelaksanaan asuhan Keperawatan yang
dilaksanakannya

4 Membina hubungan terapeutik dengan klien 


atau keluarga

5 Menerima klien baru dan memberikan 


informasi berdasarkan panduan jika PP tidak
ada

6 Melakukan tindakan Keperawatan sesuai 


rencana yang telah ditetapkan oleh PP

7 Menyiapkan klien untuk pemeriksaan 


diagnostik, laboratorium, pengobatan dan
lain-lain

8 Mengikuti visit dokter bila PP tidak ada 

9 Berperan serta dalam melaksanakan 


pendidikan pada klien dan keluarga

Jumlah 9 -

Prosentasi Total 9/9 x 100% 100%

Analisa Data
Berdasarkanobservasi pelaksanaan tugas Bidan associate berdasarkan MPKP,
didapatkan hasil bahwa Bidan associate telah melaksanakan tugas dengan baik
(100%).

Universitas Faletehan
66

Kegiatan Bidan MPKP antara lain :


1. Orientasi Pasien Baru
Tabel 3.14
Oreintasi Pasien Baru
Pelaksanan
Tahap Kegiatan
Ya Tidak

Persiapan 1. Menyiapkan tempat √

2. Menyiapkan buku pedoman orientasi √


pasien baru

Pelaksanaan 3. Mempersilahkan pasien/ keluarga √


duduk pada tempat yang telah di
sediakan

4. Menjelaskan petugas yang merawat √

5. Menjelaskan jadwal konsultasi dokter √


dan Bidan

6. Menjelaskan hak dan kewajiban √


pasien/keluarga

7. Menjelaskan ruangan dan fasilitas √

8. Menjelaskan peraturan rumah sakit √

9. Menjelaskan pengurusan administrasi √

10. Memberikan kesempatan √


pasien/keluarga bertanya hal-hal yang
belum jelas

Penutup 11. Mengakhiri kegiatan dengan cara √


yang baik

12. Meminta keluarga untuk √


menandatangani bukti orientasi
pasien baru

Dokumentasi 13. Mencatat direkam Keperawatan √

Jumlah 13

Persentasi Total : 13/13x100% 100%

Universitas Faletehan
67

Analisa Data
Berdasarkan observasi pelaksanaan orientasi pasien baru didapatkan hasil
bahwa orientasi pasien baru telah berjalan sekitar 100%.Hasil tersebut
termasuk dalam katagori baik karena nilai >60%.

2. Hand Over
Berdasarkan observasi selama 3 hari pada saat operan dinas pagi, hand over
dilakukan sesuai prosedur, akan tetapi pada saat operan dinas siang hand over
kadang-kadang hanya dilakukan sesama karyawan dan tidak dilakukan ke
pasien. Saat handover tidak disebutkan diagnosa kebidanan.

Berdasarkan observasi yang dilakukan diruang Jeruk untuk pelaksanaan


timbang terima sebagai berikut :
Tabel 3.15
Timbang Terima Tugas Jaga (Hand Over)

NO PERNYATAAN 1 2 3 4 5
1 Serah terima dilaksanakan Pada :
2 Dinas malam pukul 07.00 WIB √ √ √ √ √
3 Dinas pagi pukul 14.00 WIB √ √ √ √ √
4 Dinas sore pukul 21.00 WIB √ - - - √
5 Ka. Ruangan/PP/P shift dan semua anggota √ √ √ √ √
yang akan menerima maupun menyerahkan
tugas berkumpul di nurse station
6 Berdoa √ √ √ √ √
7 Kepala Ruangan/PP/Ka. Shift memimpin √ √ √ √ √
serah terima di ruangan
8 Kepala ruangan/PP/Ka. Shift sebelumnya √ √ √ √ √
menyampaikan laporan yang telah di tulis
dalam buku komunikasi secara singkat dan
jelas tentang semua kegiatan yang telah
maupun yang belum terlaksana, menyangkup
askeb
9 Serah terima infentaris ruangan meliputi : √ √ √ √ √
Barang, jumlah, kondisi barang, dan hal-hal

Universitas Faletehan
68

lain yang perlu diketahui oleh petugas


berikutnya sesuai petugas yang ditunjuk
JUMLAH 8 7 7 7 8
Presentasi Total 8/7x100% = 87,5% 87,5%

Berdasarkan tabel diatas bahwa pada saat dinas malam ke pagi dan dinas pagi ke
siang dilakukan hand over dengan baik sesuai SPO sedangkan dinas siang ke
malam kadang-kadang melakukan hand over hanya saja kurang maksimal.
Pelaksanaan hand over atau operan jaga di ruang jeruk dengan presentasi total
mencapai 87,5% yang artinya hal tersebut termasuk kategori baik karena nilai
lebih dari 60%.

3. Safety Pasien
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang Jeruk, untuk pelaksanaan
pasien safety di antaranya yaitu :
a. Identifikasi pasien : nama pasien, tanggal lahir, alamat.
b. Komunikasi efektif : peningkatan komunikasi efektif yaitu gunakan bahasa
yang mudah dimengerti oleh pasien dan gunakan komunikasi yang terbuka.
c. Hand over : proses pengalihan wewenang dan tanggung jawab utama untuk
memberikan perawatan klinis kepada pasien dari satu pengasuh ke salah
satu pengasuh yang lain
d. Hight Alert : peningkatan keamanan obat yang harus diwaspadai yaitu
dengan menggunakan 6 benar : benar obat, benar pasien, benar dosis, benar
waktu, benar prosedur, benar tempat
e. Penandaan : kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat operasi
f. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
g. Hand Hygine: Cuci tangan: semua Bidan Jeruk sudah melaksanakan cuci
tangan disetiap akan melaksanakan tindakan dan kembali cuci tangan
setelah melakukan tindakan, namun ada beberapa individu Bidan yang
masih belum melakukannya meski telah diingatkan.

Universitas Faletehan
69

h. Penggunaan APD : Bidan diruang Jeruk sudah melaksanakan secara optimal


dalam menggunakan APD saat melakukan tindakan seperti mengguanakan
handscoon dan masker.
i. Risiko Jatuh :Menjaga keselamatan pasien dan skrining resiko pasien jatuh
belum terlaksana. Berdasarkan data 3 bulan terakhir, pasien yang beresiko
jatuh berdasarkan klasifikasi parsial care dan total care. Pada bulan Juli
mencapai 11%, Agustus 16,5%, September 19,7%Serta untuk menjaga
keselamatan pasien di dalam kamar mandi terdapat pegangan mandi untuk
menghindari terjadinya jatuh.

Analisa Data
Berdasarkan hasil obsevasi pelaksanaan saat melakukan praktek
membersihkan tangan, Penggunaan APD, menjaga keselamatan pasien dan
skrining resiko jatuh di ruang Jeruk, dengan mengobservasi 10 orang Bidan,
didapatkan 10 Bidan melakukan praktek membersihkan tangan dengan baik,
pasien resiko jatuh belum optimal karena belum terpasang tanda risiko jatuh
dalam dalam pemasangan restran dengan 10 Bidan menjaga keselamatan
pasien ditempat tidur, serta untuk menjaga keselamatan pasien di dalam
kamar mandi terdapat pegangan untuk menghindari terjadinya jatuh serta 10
Bidan menggunakan APD pada saat membuat larutan klorin 0,05% dan
menggunakan gelas ukur untuk perbandingan antara air dan larutan klorin.

4. Universal Precaution

Tabel 3.16
Universal Precaution
KETERSEDIAAN
NO KOMPONEN
YA TIDAK

1. Sarung tangan tersedia atau mudah didapat √

2. Masker tersedia atau mudah didapat √

3. Baju pelindung atau baju kerja tersedia √

4. Tempat sampah medis tersedia √

Universitas Faletehan
70

5. Tempat sampah non medis tersedia √

6. Tempat sampah benda tajam √

7. Tempat plabot infuse √

8. Protab pembuangan sampah medis, non medis √


tersedia (mudah dibaca setiap petugas)

9. Wadah merendam instrumen bekas pakai √

10. Protab pencucian alat atau instrument bekas √


pakai tersedia (mudah dibaca setiap petugas)

11. Larutan klorin atau desinfekstan atau sabun √


cuci tangan tersedia

12. Tempat cuci tangan dan air mengalir tersedia √

13. Protab pencuci tangan tersedia (mudah didapat) √

14. Protab dari tindakan-tindakan Keperawatan √


telah menggambarkan prinsip universal
precaution

TOTAL 14

PRESENTASI (N/14X100%) 100%

Analisa Data
Berdasarkan tabel diatas pengadaan kelengkapan precaution diruang Jeruk
mencapai 100%.Hasil tersebut termasuk dalam katagori baik karena nilai
>60%.

5. Pelaksanan Kelengkapan Universal Precaution


Tabel 3.17
Pelaksanaan Kelengkapan Universal Precaution
Ketersediaan
No Komponen
YA TIDAK
1. Bidan cuci tangan ketika akan kontak dengan √ -
pasien atau setelah melakukan kontak dengan
pasien

2. Bidan mencuci tangan dengan sabun atau √ -

Universitas Faletehan
71

larutan desinfektan

3. Bidan mencuci tangan di tempat air mengalir √ -

4. Bidan menggunakan sarung tangan ketika akan √ -


kontak atau melakukan tindakan dengan pasien
(pada tindakan yang membutuhkan penggunaan
sarung tangan)

5. Bidan menggunakan masker ketika melakukan √ -


tindakan terhadap pasien (pada tindakan yang
membutuhkan penggunaan masker)

6. Bidan menggunakan baju pelindung atau baju √ -


kerja ketika melakukan tindakan terhadap
pasien (pada tindakan yang membutuhkan baju
pelindung)

7. Bidan menggunakan alat seteril hanya untuk √ -


satu pasien

8. Bidan menggunakan alat-alat disposable hanya √ -


untuk sekali pakai

9. Larutan clorin atau desinpektan atau sabun cuci √ -


tangan tersedia

10. Tempat cuci tangan dengan air mengalir √ -


tersedia

11. Protap pencuci tangan tersedia (mudah didapat) √ -

12. Protap dari tindakan-tindakan Keperawatan √ -


yang menggambarkan prinsif universal
precaution

TOTAL 12 -

PERSENTASI (N/12X100%) 100 -


%

Analisa Data

Universitas Faletehan
72

Berdasarkan tabel diatas pelaksanaan kelengkapan precaution diruang Jeruk


mencapai 100%.Hasil tersebut termasuk dalam katagori baik karena nilai >
60%.

6. Pengelolaan Persiapan Pemulangan Pasien

Tabel 3.18
Pengelolaan Persiapan Pemulangan Pasien
No Variabel Yang Dinilai Ya Tidak
1 Tersedianya format pengkajian yang √
berkaitan dengan persiapan pasien pulang
dalam dokumentasi keperawatan
2 Tersedianya leaflet atau media publikasi √
yang berkaitan perawatan dirumah kasus 10
besar penyakit yang membutuhkan tentang
perawatan di rumah
3 Perawat yang merawat melakuakan √
pengkajian kesiapan pasien pulang
4 Perawat memberikan pendidikan kesehatan √
yang di perlukan sesuai dengan kebutuhan
pasien (dilihat dari catatan perawat dan
cross cek kepada pasien dan keluarga)
5 Tersedianya prosedur pemulangan bagi √
pasien yang membutuhkan tindak lanjut
perawatan di rumah
6 Tersedianya bagian atau departemen ( di √
rumah sakit) yang menindak lanjuti pasien
yang membutuhkan perawatan lanjutan di
rumah
Jumlah 5 1
Total 5/6x100% 83%

Analisa Data
Berdasarkan tabel diatas Pengelolaan Persiapan Pemulangan Pasien
diruang Jeruk mencapai 100%.Hasil tersebut termasuk dalam katagori baik

Universitas Faletehan
73

karena nilai > 60%. Namun tidak tersedia leaflet terkait 10 besar penyakit
yang membutuhkan edukasi

7. Pengetahuan Tentang Perawatan Payudara (Breashcare)

Tabel 3.19
Kuesioner Pengetahuan Tentang Perawatan Payudara (Breashcare)

NO ASKEP YANG DINILAI YA TIDAK


1. Apakah ibu mengetahui tentang perawatan √
payudara ?
2. Apakah sebelum menyusui ibu memcuci √
tangan terlebih dahulu / tidak ?
3. Apakah sebelum menyusui ibu √
membersihkan payudara ?
4. Adakah perawat / bidan memberikan √
penjelasan tentang pentingnya membersihkan
payudara sebelum menyusui ?
5. Pernahkah ibu mendapatkan penyuluhan √
tentang perawatan payudara ?
6. Menurut ibu apakah perawatan payudara √
penting untuk ibu menyusui ?
7. Apakah produksi ASI ibu banyak? √
8. Apakah ibu melakukan perawatan khusus √
pada payudara ibu untuk memperlancar ASI?
9. Apakah ibu rutin melakukan perawatan √
payudara?
10. Adakah perbedaan sebelum dan sesudah √
melakukan perawatan payudara?

Analisa Data

Universitas Faletehan
74

Dari hasil pengamatan didapatkan hasil evaluasi pasien pengetahuan


tentang ASI di ruang Jeruk dari 10 orang 8 orang diantaranya tidak
mengetahui tentang BREASTCARE yang baik dan benar.

8. Discharge Planning
1. Wawancara

Hasil wawancara dengan kepala ruangan discharge planning sudah


dilakukan diruang Jeruk disaat pasien mulai masuk keruangan, Bidan
ruangan melakukan wawancara tentang kondisi pasien, kebutuhan
dasar pasien dan aktivitas pasien. Bidan juga berdiskusi dengan
keluarga selama pasien dirawat diruang Jeruk. Selain itu kepala
ruangan mengatakan bahwa discharge planning untuk pasien pulang
selalu dilakukan menggunakan format pendokumentasian discharge
planning
2. Observasi

Berdasarkan hasil observasi, Bidan sudah melaksanakan discharge


planning dengan baik.

D. Unsur Money (M-4)


1. Identifikasi pengelolaan dana ruangan
Sesuai hasil wawancara yang dilakukan dengan kepada kepala ruangan
pada tanggal 05 November 2019, didapatkan informasi bahwa dana rumah
sakit diperoleh dari pendapatan rumah sakit seluruhnya. Untuk alokasi
ruangan seperti alat-alat kesehatan dan alat-alat rumah tangga atau alat
tulis kantor (ATK) ditanggung seluruhnya oleh BLUD kemudian dikelola
oleh RSUD dr. Adjidarmo.

Hasil Pengkajian
Biaya dapat dibedakan dengan berbagai cara sesuai dengan jenis
keputusan yang dihadapi oleh manager rumah sakit, jika perhatian
manager adalah tentang bagaimana mengalokasikan biaya rumah sakit

Universitas Faletehan
75

keunit-unit atau instalasi, maka biaya harus dibedakan menjadi dua, yaitu
sebagai berikut:
a. Biaya langsung (direck cost), yaitu biaya-biaya yang dapat secara
langsung diberikan pada pusat-pusat biaya tertentu (misalnya biaya
untuk bahan-bahan penyakit dalam dapat diberikan langsung kepada
pusat biaya di unit penyakit dalam).
b. Biaya tidak langsung (indirect cost), yaitu biaya-biaya yang tidak dapat
secara langsung diberikan kepada biaya (misalnya biaya pemakaian
listrik tidak mungkin diberikan kepada unit-unit atau instalasi
berdasarkan jumlah KWH yang digunakannya).

2. Cara pembayaran rawat inap


a. Umum
Pembayaran tidak langsung diberikan pada ruangan, tetapi dibayarkan
kepada bagian administrasi rumah sakit (loket keuangan rumah sakit).
b. BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)
Dengan persyaratan kartu BPJS, surat rujukan, foto copy KTP dan KK.
BPJS terdiri dari:
1) BPJS Umum
2) BPJS Dinas

3. Gaji pegawai
Gaji pegawai diberikan setiap 1 bulan sekali dan diperoleh dari pendapatan
Rumah Sakit, gaji disesuaikan dengan status kepegawaian, gaji yang
diberikan yaitu gaji intensif, TRM (Tunjangan Resiko Medis) dan gaji 13
14.

Analisa Data
Berdasarkan dari semua data-data yang didapatkan, kelompok
menganalisa bahwa ruangan tidak melaksanakan manajemen keuangan,
karena untuk pengadaan alat atau alokasi dana, seperti alat-alat medis
maupun non medis lainnya diberikan oleh Rumah Sakit. Tetapi ruangan

Universitas Faletehan
76

juga diberikan kekuasaan untuk pengajuan dana alat alat yang diperlukan
diruangan kepada bagain pengadaan alat Rumah Sakit, dan untuk
pengajuan tergantung dari kebijakan oleh keuangan dari pihak Rumah
Sakit dr. Adjidarmo Lebak.
Berdasarkan hasil kuesioner tentang pendapatan/gaji pegawai setiap bulan,
didapatkan hasil tidak puas sebanyak 50%.

E. Unsur Market (M-5)


1) Sistem Pemasaran
Dari hasil observasi dan wawancara dengan kepala ruangan pada tanggal
05 November 2019 dan dikaji kembali pada tanggal 22 Juli 2020 bahwa
ruangan jeruk telah melakukan kegiatan promosi. Promosi semua
dilakukan oleh bagian informasi kepada klien atau keluarga klien yang
akan dirawat kemudian pihak informasi akan mengkonfirmasi kepada
ruangan jeruk mengenai tersedia atau tidaknya kamar yang bisa digunakan
untuk pasien.

2) Penataan Ruangan
Ruang Jeruk merupakan ruang rawat inap ibu post partum yang terdiri dari
4 kamar dengan 33 tempat tidur. Dua kamar kelas 2, yaitu kamar A dan B,
masing masing kamar A terdapat fasilitas 4 tempat tidur, 4 tiang infus, 1
AC, 1 kamar mandi, 4 lemari, 2 tempat sampah (1 tempat sampah medis
dan 1 tempat sampah non medis), 8 gorden. Kamar B terdapat fasilitas 2
tempat tidur, 2 tiang infus, 1 AC, 1 kamar mandi, 2 lemari, 4 gorden.
Sedangkan dua kamar lainnya kelas 3, yaitu kamar C dan D. Masing-
masing kamar C terdapat fasilitas 16 tempat tidur, 16 tiang infus, 2 AC, 2
kamar mandi, 16 lemari, 2 tempat sampah (1 tempat sampah medis dan 1
tempat sampah non medis), 25 gorden. Kamar D terdapat fasilitas 11
tempat tidur, 11 tiang infus, 2 AC, 3 kamar mandi, 11 lemari, 2 tempat
sampah (1 tempat sampah medis dan 1 tempat sampah non medis), 21
gorden. Masing masing tempat tidur sudah terdapat humidifier oksigen.
Tersedia 20 box bayi dan satu infant warmer. Nurse station berada di

Universitas Faletehan
77

antara kamar B dan D, dan di depan kamar C, juga bersampingan dengan


ruang Kepala Ruangan (Karu), dan terdapat ruang administrasi. Dengan
penataan ruangan yang seperti ini maka pasien akan mudah di pantau oleh
bidan karena ruang nurse station berada di tengah-tengah antara kamar
pasien.

3) BOR
BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur) adalah
prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator
ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat
tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal menurut Depkes (2005)
adalah antara 60-85%.
Rumus : Jumlah hari perawatan selama 1 periode X 100 %
∑ TT X Jumlah hari dalam satu periode
Juli : 920 hari X 100%
53 TT x 31 hari
= 55,99%

Agustus : 1070 hari X 100%


53 TT x 31 hari
= 64,51%

September : 811 hari X 100%


53 TT x 30 hari
= 51 %
Berdasarkan data diatas, BOR ruangan jeruk pada bulan Juli yaitu 55,99%,
pada bulan Agustus 64,51% dan bulan September 51%. Dari hasil nilai
BOR tersebut menunjukan bahwa nilai penggunaan tempat tidur di ruang
jeruk belum ideal.

4) TOI

Universitas Faletehan
78

TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran) adalah rata-rata dimana


tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi saat terisi berikutnya. Indikator
ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur.
Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi menurut Depkes (2005) adalah
kisaran 1-3 hari.
Rumus : (∑TT x Jumlah hari 1 periode) - Jumlah hari perawatan
Pasien keluar (hidup/mati)
Juli : (53 TT x 31 hari) – 920 hari
424 orang
= 1643 – 920 = 723
424 424
= 1,70 = 2 hari

Agustus : (53 TT x 31 hari) – 1060 hari


456 orang
= 1643 – 1060 = 583
456 456
= 1,27 = 1 hari

September : (53 TT x 30 hari) – 811 hari


451 orang
= 1590 – 811 = 779
451 451
= 1,72 = 2 hari

Berdasarkan data diatas, nilai TOI di ruang jeruk pada bulan Juli yaitu 2
hari, pada bulan Agustus yaitu 1 hari, dan September 3 hari. Dari hasil
nilai TOI tersebut bahwa nilai tenggang perputaran di ruang jeruk sudah
ideal.

5) LOS

Universitas Faletehan
79

LOS (Length Of Stay = Rata-rata lama pasien dirawat). Indikator ini


disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi juga dapat memberikan
mutu pelayanan apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat diamati
lebih lanjut. Secara umum nilai LOS yang ideal menurut Depkes (2005)
adalah 6-9 hari.
Rumus : Jumlah lama di rawat
Jumlah pasien keluar hidup/mati
Juli : 1365 hari
424 orang
= 3,21 = 3 hari

Agustus : 1525 hari


456 orang
= 3,34 = 3 hari

September : 1247 hari


451 orang
= 2,76 = 3 hari

Berdasarkan data diatas, nilai LOS diruang jeruk pada bulan Juli yaitu 3
hari, pada bulan Agustus 3 hari, dan pada bulan September 3 hari. Dari
hasil nilai LOS tersebut menunjukan bahwa nilai rata-rata lama rawat
seorang pasien di ruang jeruk belum ideal.

6) BTO
BTO (Bed Turn Over = angka perputaran tempat tidur) adalah frekuensi
pemakaian tempat tidur pada suatu periode, berapa kali tempat tidur
dipakai dalam satuan waktu, menunjukan tingkat efisiensi pemakaian
tempat tidur. Nilai ideal menurut Depkes (2005) adalah antara 40-50
kali/tahun.
Rumus : Jumlah pasien keluar ( hidup/mati ) selama satu periode
Tempat tidur yang tersedia pada periode tersebut

Universitas Faletehan
80

Juli : 424 orang


53 TT
= 8 kali
Agustus : 456 orang
53 TT
= 8,60 = 9 kali

September : 451 orang


53 TT
= 8,50 = 8 kali

Berdasarkan hasil data yang diperoleh diruang jeruk pada bulan Juli 8 kali,
bulan Agustus 9 kali, dan bulan September 8 kali. Dari hasil nilai BTO
tersebut bahwa angka perputaran tempat tidur di ruang jeruk lebih dari
ideal.

7) Kepuasan Pasien
Berdasarkan kuesioner kepuasan pasien dalam 3 bulan terakhir, penilaian
dari kuesioner dan saran tersebut diambil sampel untuk di evaluasi setiap
1 bulan sekali. Dari 212 sampel pasien yang diambil pada bulan Juli
sebanyak 84,58%, dari 206 sampel pada bulan Agustus sebanyak 86,68%,
dan dari 206 sampel pada bulan September sebanyak 84,45% mengatakan
bahwa pelayanan diruang jeruk sudah baik, ramah dan sopan.

8) Kepuasan Kerja Perawat / Bidan


Adapun instrument kepuasan kerja perawat / bidan adalah sebagai berikut :
Tabel 3.20
Kuesioner Kepuasan Kerja Perawat / Bidan
No Pernyataan 1 2 3 4 5
1 Tersedia peralatan dan perlengkapan yang
mendukung pekerjaan
2 Tersedianya fasilitas penunjang seperti kamar mandi,
tempat parkir, kantin

Universitas Faletehan
81

3 Kondisi ruangan kerja terutama berkaitan dengan


ventilasi udara, kebersihan dan kebisingan
4 Adanya jaminan atas kesehatan dan keselamatan
kerja
5 Perhatian institusi rumah sakit terhadap saudara
6 Hubungan antara karyawan dan kelompok kerja
7 Kemampuan dalam bekerja sama
8 Sikap teman-teman sekerja sama terhadap saudara
9 Kesesuaian antara pekerjaan dan latar belakang
pendidikan saudara
10 Kemampuan dalam menggunakan waktu bekerja
dengan penugasan yang diberikan
11 Kemampuan supervise / pengawasan dalam membuat
keputusan
12 Perlakuan atasan selama saya kerja disini
13 Kebebasan dalam melakukan metode sendiri dalam
menyelesaikan pekerjaan
14 Kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kerja
melalui pelatihan atau pendidiakn tambahan
15 Kesempatan untuk mendapatkan posisi yang lebih
tinggi
16 Kesempatan untuk membuat suatu prestasi dan
mendapat kenaikan pangkat
17 Jumlah reward yang saya terima dibandingkan
dengan pekerjaan yang saya lakukan

Keterangan kategori
Sangat tidak puas 1 0-20 sangat rendah
Tidak puas 2 21-40 rendah
Cukup puas 3 41-60 cukup
Puas 4 61-80 tinggi
Sangat puas 5 81-100 sangat tinggi

Universitas Faletehan
82

Tabel 3.21
Hasil Penilaian Kepuasan Kerja Perawat / Bidan di Ruang Jeruk RSUD dr Adjidarmo Lebak Tahun 2020

NO Pertanyaan Total kategori


P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 Nilai
1 4 4 5 4 2 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 66 Cukup
2 4 4 4 1 1 3 3 3 2 2 3 3 2 3 1 1 1 41 Rendah
3 4 4 4 1 1 3 3 3 2 2 3 3 2 3 1 1 1 41 Rendah
4 4 4 4 1 1 3 3 3 2 2 4 5 4 2 3 4 1 50 Rendah
5 4 4 5 4 2 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 3 2 64 Cukup
6 4 3 4 2 3 4 4 4 4 4 5 5 4 2 4 4 2 62 Cukup
7 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 5 5 4 2 4 4 2 62 Cukup
8 4 3 4 2 3 4 4 4 4 4 5 5 4 2 4 4 2 62 Cukup
9 4 3 4 2 2 4 4 4 4 3 5 5 4 3 4 4 2 61 Cukup
10 4 4 3 3 3 5 5 3 3 2 4 4 3 3 3 3 1 56 Cukup
11 4 4 4 2 1 3 5 4 4 3 4 5 3 2 1 4 3 56 Cukup
12 4 3 3 4 2 3 5 4 3 3 4 4 3 4 3 4 1 57 Cukup
13 4 3 5 2 3 4 3 4 2 3 3 5 3 2 1 3 2 52 Rendah
14 4 3 5 1 2 3 4 3 2 4 5 5 2 2 1 3 2 51 Rendah
15 4 4 3 2 3 3 5 3 2 3 5 5 2 1 2 4 2 53 Rendah
16 4 4 5 3 4 3 5 3 1 4 3 5 3 4 1 1 2 55 Rendah
17 4 3 2 3 5 3 4 3 3 4 5 5 3 1 1 2 3 54 Rendah
18 4 3 4 2 3 5 4 3 1 3 4 4 2 3 3 3 1 52 Rendah
19 4 3 3 4 3 5 3 4 4 2 2 3 2 3 3 1 2 51 Rendah
20 4 4 3 2 3 4 3 2 3 3 2 5 4 1 3 4 1 51 Rendah

Analisa Data

Universitas Faletehan
83

Berdasakan tabel didapatkan hasil dari 20 bidan sebagian besar terdapat 11 orang dalam kategori rendah (55%) dan 9 bidan
dalam kategori cukup puas (45%).

Universitas Faletehan
84

Tabel 3.22
Nilai Total Kepuasan Kerja
Di Ruang Jeruk RSUD dr. Adjidarmo Lebak Tahun 2020

N Mean Median Modus Std. Eror Std. Deviasi Minimum Maximum

20 55 54 51 1.521 6.800 41 66

Berdasarkan tabel dari 20 resonden pekerja di ruang jeruk RSUD dr. Adjidarmo
didapatkan rata-rata hasil nilai kepuasan pekerja sejumlah 55, nilai tengah kepuasan
kerja berjumlah 49, nilai yang sering muncul pada kepuasan kerja sebanyak 51, dengan
nilai minimum 41 dan nilai maksimum 66.

Tabel 3.23
Distribusi Frekuensi Tiap Pernyataan Kuesioner Kepuasan Kerja
Di Ruang Jeruk RSUD dr. Adjidarmo Lebak Tahun 2020

No Pernyataan Modus Frekuensi Percent


1 Tersedia peralatan dan perlengkapan yang mendukung 4 20 100%
pekerjaan
2 Tersedianya fasilitas penunjang seperti kamar mandi, 4 11 55%
tempat parkir, kantin
3 Kondisi ruangan kerja terutama berkaitan dengan 4 9 45%
ventilasi udara, kebersihan dan kebisingan
4 Adanya jaminan atas kesehatan dan keselamatan kerja 2 9 45%
5 Perhatian institusi rumah sakit terhadap saudara 3 8 40%
6 Hubungan antara karyawan dan kelompok kerja 3 9 45%
7 Kemampuan dalam bekerja sama 4 8 40%
8 Sikap teman-teman sekerja sama terhadap saudara 4 10 50%
9 Kesesuaian antara pekerjaan dan latar belakang 4 8 40%
pendidikan saudara
10 Kemampuan dalam menggunakan waktu bekerja 4 8 40%
dengan penugasan yang diberikan
11 Kemampuan supervise / pengawasan dalam membuat 4 7 35%
keputusan

Universitas Faletehan
85

12 Perlakuan atasan selama saya kerja disini 5 13 65%


13 Kebebasan dalam melakukan metode sendiri dalam 4 8 40%
menyelesaikan pekerjaan
14 Kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kerja 2 7 35%
melalui pelatihan atau pendidiakn tambahan
15 Kesempatan untuk mendapatkan posisi yang lebih 3 8 40%
tinggi
16 Kesempatan untuk membuat suatu prestasi dan 4 10 50%
mendapat kenaikan pangkat
17 Jumlah reward yang saya terima dibandingkan dengan 2 10 50%
pekerjaan yang saya lakukan

Berdasarkan tabel didapatkan hasil sebanyak 20 orang (100%) mengatakan puas pada
pernyataan nomor satu, sebanyak 11 orang (55%) mengatakan puas pada pernyataan
nomor dua, sebanyak 9 orang (45%) mengatakan puas pada pernyataan nomor tiga,
sebanyak 9 orang (45%) mengatakan tidak puas pada pernyataan nomor empat,
sebanyak 8 orang (40%) mengatakan cukup puas pada pernyataan nomor lima,
sebanyak 9 orang (45%) mengatakan cukup puas pada pernyatakan nomor enam,
sebanyak 8 orang (40%) mengatakan puas pada pernyataan nomor tujuh, sebanyak 10
orang (50%) mengatakan puas pada pernyataan nomor delapan, sebanyak 8 orang (40%)
mengatakan puas pada pernyataan nomor sembilan, sebanyak 8 orang (40%)
mengatakan puas pada pernyataan nomor sepuluh, sebanyak 7 orang (35%) mengatakan
puas pada pernyataan nomor sebelas, sebanyak 13 orang (65%) mengatakan sangat puas
pada pernyataan nomor dua belas, sebanyak 8 orang (40%) mengatakan puas pada
pernyataan nomor tiga belas, sebanyak 7 orang (35%) mengatakan tidak puas pada
pernyataan nomor empat belas, sebanyak 8 orang (40%) mengatakan cukup puas pada
pernyataan nomor lima belas, sebanyak 10orang (50%) mengatakan puas pada
pernyataan nomor enam belas, sebanyak 10 orang (50%) mengatakan tidak puas pada
pernyataan nomor tujuh belas. Jadi dapat disimpulkan bahwa dari 17 pertanyaan
sebanyak 9 orang tidak puas pada pernyataan jaminan atas kesehatan dan keselamatan
kerja, dan sebanyak 7 orang tidak puas pada pernyataan kesempatan untuk
meningkatkan kemampuan kerja melalui pelatihan atau pendidikan tambahan, serta

Universitas Faletehan
86

sebanyak 10 orang tidak puas pada pernyataan jumlah reward yang diterima
dibandingkan dengan pekerjaan yang dilakukan.

Universitas Faletehan
87

BAB IV
MASALAH DAN RENCANA KEGIATAN

A. Analisa SWOT
Tabel 4.1
Analisa SWOT
No Variabel Strengths Weakness Opportunity Treaths
1. Man 1. Kepala ruangan : 1 1. Masih kurangnya bidan 1. Adanya kebijakan dari 1. Dengan banyak
orang yg mempunyai keahlian rumah sakit untuk berdirinya rumah sakit
2. CCM : 1 orang tentang mengikutsertakan bidan negeri maupun swasta
3. Clinical Instructur : 1 kegawatdaruratan di mengikuti pelatihan di Banten membuat
orang ruang jeruk 2. Sebagian besar bidan masyarakat
4. Bidan primer: 2 orang 2. Hanya sedikit bidan di sudah berpengalaman mempunyai pilihan
5. Memiliki kepala ruang jeruk yang bekerja atau alternatif rumah
ruangan, bidan primer memiliki sertifikat APN 3. Adanya program praktek sakit dengan
dan bidan associate (Asuhan Persalinan manajemen keperawatan pelayanan yang
6. Kepala ruangan mampu Normal) mahasiswa profesi ners optimal
mengatur dan 3. 1 orang bidan ada yang 4. Adanya komunikasi
mengelola ruangan tidak memiliki sertifikat melalui berkas rekam
7. Jumlah tenaga kerja apapun dan tidak medis sebagai
bidan yang dinas pagi mengikuti pelatihan. penghubung profesi lain,

Universitas Faletehan
88

yaitu 7 orang melebihi 4. Seluruh tenaga misalnya dokter


jumlah dari hasil kesehatan di ruang 5. Adanya kerjasama dengan
perhitungan dougles, jeruk adalah bidan dan beberapa institusi
yaitu 5,58 (60%) atau 6 tidak ada tenaga pendidikan
orang keperawatan baik D III
8. Tenaga administrasi: 2 Keperawatan, maupun
orang SI-Ners
9. Status tenaga: PNS: 3
orang dan TKS: 17
orang
10. D III: 15 orang, D IV: 5
orang

Tabel 4.2
Analisa SWOT

Universitas Faletehan
89

No Variabel Strenghts Weakness Opportunity Treaths


2. Material 1. Sudah ada sentralisasi obat 1. Belum tersedianya tempat 1. Adanya kebijakan 1. Makin banyak rumah
diruangan atau ruangan untuk tempat rumah sakit tentang sakit baru memiliki
2. Alat-alat tersimpan dalam mahasiswa perawat, bidan pengajuan alat peralatan yang masih
lemari alat. dan dokter ruangan. 2. Dengan tersedianya baru dan lengkap
3. Obat disimpan di loker obat 2. Safety patrol : pengaturan alat instrumen yang 2. Berdirinya RS negeri
masing – masing pasien dan kabel yang cukup memadai bisa akan menimbulkan
diberikan sesuai dengan membahayakan pasien, memberikan persaingan untuk
jadwal yang telah ditetapkan. keluarga dan tenaga pelayanan yang memberikan pelayanan
4. Sudah tersedianya tempat kesehatan. sesuai dengan standar yang terbaik
sampah medis dan non medis 3. Struktur organisasi di dan menjadikan RS 3. Beberapa RS swasta
5. Tersedianya lemari alat tenun ruangan belum di revisi sebagai RS sudah menyediakan alat-
6. Tersedianya tempat pendidikan. alat yang lebih canggih
penyimpanan dokumentasi 3. Mendapatkan 4. Beberapa RS swasta
keperawatan yang tersusun dukungan logistik memberikan reward
dengan rapih dari pemerintah yang lebih dari RS
daerah. daerah.

Tabel 4.3
Analisa SWOT
No Variabel Strenghts Weakness Treaths

Universitas Faletehan
90

Opportunity
3. Metode 1. Metode yang digunakan 1. Belum di revisinya 1. Adanya kesempatan 1. Adanya Persaingan
diruangan Jeruk adalah struktur organisasi perawat untuk antara RS baik
metode MPKP dengan ruangan dengan mengikuti inhouse negeri maupun
modifikasi tim primer. keanggotaan karyawan training swasta
2. Adanya timbang terima yang baru 2. Berkembangnya 2.Adanya tuntutan
yang di tulis dalam 2. Belum Memiliki indikator, standar dan yang lebih tinggi
dokumentasi. Daftar standar prosedur kriteria terhadap dari masyarakat
3. Adanya rencana harian oprasional (ASKEB) di berbagai sistem untuk mendapatkan
perawatan pelaksana ruang Jeruk. pelayanan di RS dan pelayanan yang
4. Adanya format 3. Memiliki Daftar ruangan. professional
perencanaan pasien standar prosedur 3. Adanya kebijakan 3.Dapat terjadi
pulang berupa resume oprasional (SPO) di pemerintah tentang penurunan
keperawatan yang ruang jeruk yang profesionalisme kepercayaan dari
didalamnya terdapat beberapa belum di masyarakat terhadap
data keperawatan awal revisi pelayanan yang
dan data keperawatan 4. Belum ada ronde diberikan.
akhir keperawatan/kebidanan.
5. Dalam pelaksanaan 5. Belum adanya jadwal
dokumentasi asuhan edukasi dan sarpras
kebidanan pada rekam untuk edukasi seperti

Universitas Faletehan
91

medis planning yang standing banner dan


disusun sesuai dengan leaflet breastcare
hasil pengkajian 6. Handover dinas siang
ke malam kadang-
kadang melakukan
hand over hanya saja
kurang maksimal.

Tabel 4.4
Analisa SWOT
No Variabel Strenghts Weakness Opportunity Treaths

Universitas Faletehan
92

4. Money 1. Pengelolaan keuangan sesuai 1. Tidak semua 1. Adanya kebijakan uang 1. Tidak
dengan BUMD kebutuhan ruangan jasa dapat terealisasikannya
2. Adanya pemberian uang jasa untuk yang diajukan meningkatkan motivasi kebutuhan permintaan
semua karyawan disetujui melainkan kerja dan kebutuhan ruangan
3. Pemberian gaji perawat diberikan harus mengikuti 2. Adanya kesempatan sehingga secara tidak
setiap bulan. prosedur dan aturan bidan untuk langsung dapat
4. Adanya jaminan hari tua pegawai RS. melanjutkan mempengaruhi
PNS. 2. Berdasar hasil pendidikan ke jenjang pelayanan keperawatan
5. Pendanaan ruangan sebagian besar kuesioner didapatkan yang lebih tinggi. secara optimal.
dari BLUD dan income dari RS. nilai 50% bidan 2. Adanya rumah sakit
6. Adanya pertemuan untuk menyatakan tidak puas lain yang intensif nya
membahas kebutuhan logistik terhadap pendapatan lebih menjanjikan dari
ruangan satu bulan sekali RSUD Adjidarmo
7. RSUD Dr. Ajidarmo menerima
klien dengan sistem pembayaran
BPJS dan Umum

Tabel 4.5
Analisa SWOT

No Variabel Strengths Weakness Opportunity Treaths

Universitas Faletehan
93

5. Marketing 1. Letak RSUD dr. Adjidarmo lebak 1. Angka LOS lebih kecil 1. Adanya kerjasama 1. Rumah sakit baru
yang strategis. dari nilai normal, karena dengan institusi swasta maupun
2. Sistem pemasaran ruangan protaf medis (sesuai pendidikan dan pemerintah yang
dilakukan dengan cara pelayanan prosedur medis yang perusahaan tertentu semakin marak
yang bermutu sehingga pasien membolehkan pasien 2. Adanya kebijakan rumah 2. Masyarakat tidak
dan keluarga dapat mempercayai pulang) sakit untuk mematuhi tata
RSUD dr. Adjidarmo Lebak. 2. Analisis kuesioner di memperbaharui tata tertib tertib
3. Adanya instansi pendidikan pernyataan nomor 4, 14, pengunjung pasien yang pengunjung
keperawatan yang melakukan dan 17 yaitu tentang jelas pasien
praktek lapangan perawat jaminan atas kesehatan 3. Menerima rujukan dari 3. Banyak RS lain
professional dan keselamatan kerja, RS / Puskesmas daerah yang
4. Kepuasan kerja yang cukup akan kesempatan untuk Lebak memberikan
meningkatkan peluang kinerja meningkatkan 4. Letak RSUD yang berada sarana dan
perawat yang baik kemampuan kerja melalui di tengah kota prasarana yang
pelatihan atau pendidikan lebih memadai
tambahan, jumlah reward
yang diterima
dibandingkan dengan
pekerjaan yang

Universitas Faletehan
94

dilakukan, rata-rata
responden mengatakan
tidak puas.

Universitas Faletehan
95

B. Analisa Data
No Symptoms Etiologi Problem

1 DS: Tidak meratanya Masih kurangnya


pelatihan yang pengetahuan bidan
 Sebagian besar bidan
pernah di ikuti tentang
mengatakan belum pernah
oleh masing- kegawatdaruratan
mengikuti pelatihan
masing bidan maternal dan tidak
kegawatdaruratan maternal
karena mempunyai
 Kepala ruangan
keterbatasan dana sertifikat
mengatakan dengan
kegawatdaruratan
diadakan nya penyegaran
maternal
mengenai
kegawatdaruratan maternal
dapat lebih meningkatkan
kemampuan bidan untuk
melakukan pelayanan
kegawatdaruratan yang
terjadi pada pasien
maternal. Untuk
menurunkan morbiditas dan
mortalitas ibu dan bayi
DO:

 Sebagian besar bidan tidak


memiliki sertifikat,
workshop dan pelatihan
kegawat daruratan maternal
2 DS: Belum meratanya Pasien yang berada
pemberian di ruang Jeruk
 Hasil pengkajian dari 10
penyuluhan perlu diberikan
orang pasien, 8 diantaranya
kesehatan tentang penyuluhan
tidak mengetahui tentang
perawatan tentang perawatan
perawatan payudara dan
payudara payudara
cara memperlancar

Universitas Faletehan
96

pengeluaran ASI (Breastcare) (Breastcare)

DO:

 Tidak tersedianya banner/


pamplet tentang breastcare
3 DS : Struktur Belum di revisinya
DO : organisasi di struktur organisasi
ruang Jeruk sudah ruangan dengan
 Struktur organisasi di ruang
ada tetapi belum keanggotaan
Jeruk belum di revisi
direvisi karena karyawan yang
dengan nama- nama
kendala dengan baru
anggota.
waktu dan baru
pergantian kepala
ruangan.

4 DS : Tidak ada tenaga


keperawatan baik
 Kepala ruangan
D III, maupun SI-
mengatakan seluruh tenaga
Ners
kesehatan di ruang jeruk
adalah bidan dan tidak ada
tenaga keperawatan baik
DIII maupun S1-Ners.
DO :

 Tidak ada tenaga


keperawatan baik DIII,
maupun SI-Ners
5 DS : Belum Belum adanya
mengertitentang ronde untuk
 Kepala ruangan
ronde membahas
mengatakan belum adanya
keperawatan permasalahan
ronde untuk membahas
karena seluruh pasien
permasalahan pasien
tenaga kesehatan

Universitas Faletehan
97

DO : - di ruang jeruh
adalah bidan

6 DS : Colokan listrik Safety patrol :


per ruangan hanya pengaturan kabel
 Kepala ruangan
ada 1 yang
mengatakan banyak kabel
membahayakan
yang berserakan dan
bagi pasien,
membuat tidak nyaman
keluarga dan
dan dapat membahayakan
tenaga kesehatan.
pasien, keluarga dan
tenaga kesehatan
DO :

 Colokan listrik per


ruangan hanya ada 1
7 DS : - Tidak adanya Handover belum
DO : pengawas / kepala terlaksana secara
ruangan / CCM maksimal pada
 Berdasarkan observasi
saat pergantian
selama 3 hari pada saat
dinas siang ke
operan dinas pagi, hand
malam.
over dilakukan sesuai
prosedur, akan tetapi pada
saat operan dinas siang
hand over kadang-kadang
hanya dilakukan sesama
karyawan dan tidak
dilakukan ke pasien. Saat
handover tidak disebutkan
diagnosa kebidanan.

C. Perumusan Masalah

Universitas Faletehan
98

Dengan mempertimbangkan keterbatasan waktu, wewenang dan kemampuan


mahasiswa maka alternatif penyelesaian masalah akan difokuskan pada 3
masalah, teknik yang digunakan untuk memprioritaskan masalah
menggunakan pembobotan dengan memperhatikan aspek-aspek sebagai
berikut:
1. Magnitude (Mg) : kecenderungan besar seringnya kejadian masalah
2. Severy (Sv) : besarnya kerugian yang ditimbulkan
3. Manageability (Mn) : bisa dipecahkan
4. Nursing cosern (Nr) : berfokus pada keperawatan
5. Affordability (Afd) : ketersediaan sumber manusia

Rentang yang digunakan 1-4 dengan kriteria sebagai berikut :


Nilai 1 = tidak sesuai
Nilai 2 = kurang sesuai
Nilai 3 = cukup sesuai
Nilai 4 = sangat sesuai
Aspek Jumla
No Masalah Prioritas
Mg Sv Mn Nr Afd h
1. Update pelatihan
kegawatdarurata 4 4 4 4 3 19 1
n maternal
2. Pasien yang
berada di ruang
Jeruk perlu
diberikan
penyuluhan 4 4 4 3 3 18 2
tentang
perawatan
payudara
(Breastcare)
3. Belum di 3 3 3 4 3 16 3
revisinya struktur
organisasi

Universitas Faletehan
99

ruangan dengan
keanggotaan
karyawan yang
baru

4. Tidak ada tenaga


keperawatan baik
3 2 3 4 1 13 5
D III, maupun
SI-Ners
5 Belum adanya
ronde untuk
membahas 3 2 2 4 3 14 4
permasalahan
pasien
6 Safety patrol :
pengaturan kabel
yang
membahayakan 2 3 3 2 2 12 7
bagi pasien,
keluarga dan
tenaga kesehatan.
7 Handover belum
terlaksana secara
maksimal pada
3 2 4 2 2 13 6
saat pergantian
dinas siang ke
malam.

D. Prioritas Masalah
Berdasarkan kajian data yang dilakukan dari tanggal 04 november – 07
november 2019 dapat di identivikasi permasalahan dalam lingkup manajemen
keperawatan di ruangan jeruk sebagai berikut :
1. Update pelatihan kegawatdaruratan maternal karena masih sedikit bidan
yang mempunyai sertifikat pelatiahan kegawatdaruratan maternal

Universitas Faletehan
100

2. Pasien yang berada di ruang Jeruk perlu diberikan penyuluhan tentang


perawatan payudara (Breastcare)
3. Belum di revisinya struktur organisasi ruangan dengan keanggotaan
karyawan yang baru
4. Belum adanya ronde untuk membahas permasalahan pasien

Universitas Faletehan
101

E. Planning Of Action (POA)


Masalah
N Rencana Strategi Penanggung
Yang Tujuan Sasaran Alat/ Media Waktu Tempat
o Kegiatan Pelaksanaan Jawab
Muncul
1. Update Pengajuan Meningkatkan Bidan In house Surat tentatif tentatif tentatif
pelatihan untuk in kualitas SDM ruangan training permohonan
kegawatdarur house Jeruk, VK, pengajuan
atan maternal training Flamboyan deseminasi
karena masih kembali dan delima - Undangan
sedikit bidan mengenai -Daftar Hadir
yang kegawatdarur - Pemateri PP
mempunyai atan maternal
sertifikat
pelatiahan
kegawat
daruratan
maternal

2 Pasien yang 1. Melakukan Meningkatkan Pasien Penyuluhan 1. SAP tentatif Ruang Tentative
berada di penyuluhan kualitas SDM yang 2. Leafleat jeruk di

Universitas Faletehan
102

ruang Jeruk tentang berada di 3. Stand kamar C


perlu breastcare ruang jeruk Banner
diberikan 2. Memasang kamar C
penyuluhan Stand
tentang Banner
perawatan
payudara
(Breastcare)

3 Belum Memfasilitasi Untuk Seluruh Pembuatan Bagan tentatif Ruangan tentatif


direvisinya pembuatan mengetahui bidan di struktur struktur Jeruk
struktur struktur struktur ruang jeruk organisasi. organisasi.
organisasi. organisasi. keanggotaan.

4 Belum adanya Ronde Untuk Seluruh Pelaksanaan Proposal tentatif tentatif Ihsan
ronde untuk keperawatan meningkatkan mahasiswa role play ronde Iis Isnawati
Jaya Rahmat P
membahas pengetahuan Profesi ronde keperawatan
Khairani Utami A
permasalahan mahasiswa Ners keperawatan
Laila Fitri Ningsih,
pasien dan berpikir Lia Prasiska
kritis dalam Maelanie Handayani

Universitas Faletehan
103

pemecahan Moh Rizqan S


masalah Moh Yuda Trilistatika
Muhamad Geger A
keperawatan
Muhammad Faiz F
Nadiah Musyarofah
Nindi Dwi Avista,
Rahayu Herdi S
Rahmat Hidayat

BAB V
EVALUASI

A. EVALUASI

Universitas Faletehan
104

No Diagnosa Keperawatan Hasil Evaluasi


1 Masih kurangnya pengetahuan bidan 1. Sudah terlaksananya in house training kegawatdaruratan maternal
tentang kegawatdaruratan maternal dan 2. Faktor Pendukung : Kepala ruangan, ketua tim dan bidan pelaksana
tidak mempunyai sertifikat antusias terhadap pelaksanaan in house training
kegawatdaruratan maternal 3. Faktor penghambat : kurang efisien waktu

2 Pasien yang berada di ruang Jeruk perlu 1. Sudah terlaksananya penyuluhan tentang perawatan payudara
diberikan penyuluhan (Breastcare) yang dilakukan oleh perawat
2. Faktor pendukung: Bahan dan alat di dapat dengan mudah
tentang perawatan payudara (Breastcare)
3. Faktor penghambat : pasien kurang kooperatif karena bayinya
menangis
3 Belum di revisinya struktur organisasi 1. Struktur organisasi ruangan telah diberikan kepada kepala ruangan
ruangan dengan keanggotaan karyawan dan sudah di pasang di ruang kepala ruangan.
yang baru 2. Faktor pendukung : adanya kerjasama yang baik antara bidan
ruangan dan mahasiswa
3. Faktor penghambat : pelaksanaan tidak sesuai dengan waktu yang
sudah ditentukan di POA
4 Belum adanya ronde untuk membahas Ronde keperawatan belum terlaksana karena terkendalanya pasien
permasalahan pasien (mahasiswa tidak turun langsung ke ruangan tersebut).

Universitas Faletehan
105

Universitas Faletehan
106

BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil pengkajian data yang dilihat menjadi prioritas masalah yang
terdapat di ruang jeruk dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Update pelatihan kegawatdaruratan maternal karena masih sedikit bidan
yang mempunyai sertifikat pelatiahan kegawatdaruratan maternal
2. Pasien yang berada di ruang Jeruk perlu diberikan penyuluhan tentang
perawatan payudara (Breastcare)
3. Belum di revisinya struktur organisasi ruangan dengan keanggotaan
karyawan yang baru
4. Belum adanya ronde untuk membahas permasalahan pasien

B. Saran
1. Bagi Universitas Faletehan
Lebih meningkatkan koleksi buku atau literatur mengenai management
keperawatan sehingga proses belajar menjadi lebih baik lagi.

2. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa belajar memahami, mencoba dan mengaplikasikan ilmu yang
telah didapat merupakan siklus yang memudahkan untuk beradaptasi dan
mencapai kompetensi dilahan praktek. Ketika semua kompetensi sudah
didapatkan secara optimal sehingga dapat meningkatkan daya saing
didunia kerja.

3. Bagi RSUD dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak


a. SDM (Sumber Daya Manusia) di ruang jeruk diharapkan untuk bisa
meningkatkan ilmu pengetahuan dan pelatihan tentang kebidanan
sehingga dapat meningkatkan pelayanan dan kepuasan terhadap
pasien.

Universitas Faletehan
107

b. Untuk menuju RSUD dr. Adjidarmo Lebak sebagai rumah sakit


pendidikan diharapkan tersedianya ruangan atau sarana yang
menungjang untuk mahasiswa dilahan praktik terutama ruang jeruk.

Universitas Faletehan
DAFTAR PUSTAKA

Bahiyatun. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC.

Kuntoro, A. (2010). Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta: Nuha


Medika.

Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan (Aplikasi dalam Praktik


Keperawatan Profesional) 4th. Ed. Jakarta: Salemba Medika.

Pitriani, R., & Andriyani, R. (2014). Panduan Lengkap Asuhan Kebidanan Ibu
Nifas Normal (ASKEB III). Yogyakarta: Deepublish.

Sumijatun. (2010). Konsep Dasar Menuju Keperawatan Profesional. Jakarta:


Trans Info Media.

Aditama, Tjandra Yoga. 2009 Manajemen Administrasi Rumah sakit. Jakarta :


UIP.

Ambarwati. (2008). Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta. Mitra Cendekia.

Depkes RI. 2010. Kebutuhan Alat Medis dan Rumah Tangga Di Ruang Rawat
Inap. Jakarta : Depkes RI.

Depkes RI. 2010. Kebutuhan tenaga perawat Di Ruang Rawat Inap. Jakarta :
Depkes RI.

Dewi, dkk. (2011). Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba


Medika.

Douglas, Laura Mae. 1992. The Effective Nurse : Leader and Manaer., 4th. Ed.
Mosby-year boo. Ine.

Gillies, DA. 1994. Nursing Management a system Approach, 2nd, ed., W.B.
Saunders.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2010. Edisi Ketiga. Jakarta : balai pustaka.

Kuntoro, Agus. 2010. Buku ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta : Nuhu


Medika.

Nursalam. 2009. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam praktik Keperawatan


Profesionalisme. Jakarta : Salemba Medika.
109

Prawirohardjo.S., (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo.

Potter & perry. 2005. Fundamental keperawatan. Jakarta : EGC.

Rangkuti, F. 2006. Analisa SWOT : Tehnik membedah Kasus Bisnis. Jakarta :


Gramedia.

Siangian, Sondang. 2006. Sistem informasi Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara.

Sitgorus, M. 2009. Berkenalan Dengan Sosiologi. Jakarta : Erlangga.

Universitas Faletehan

Anda mungkin juga menyukai