Anda di halaman 1dari 62

SKRIPSI

PERBEDAAN POSISI JONGKOK DAN SETENGAH DUDUK


TERHADAP PERCEPATAN KALA II PERSALINAN
DI PUSKESMAS MESSAWA
KABUPATEN MAMASA
TAHUN 2020

RESKISARI
B.19.03.150

PROGRAM STUDI KEBIDANAN


UNIVERSITAS MEGA BUANA PALOPO
PALOPO
2020

i
PERBEDAAN POSISI JONGKOK DAN SETENGAH DUDUK
TERHADAP PERCEPATAN KALA II PERSALINAN
DI PUSKESMAS MESSAWA
KABUPATEN MAMASA
TAHUN 2020

RESKISARI
B.19.03.150

Proposal Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Kebidanan

PROGRAM STUDI KEBIDANAN


UNIVERSITAS MEGA BUANA PALOPO
PALOPO
2020

ii
LEMBAR SIAP UJIAN SKRIPSI

PERBEDAAN POSISI JONGKOK DAN SETENGAH DUDUK


TERHADAP PERCEPATAN KALA II PERSALINAN
DI PUSKESMAS MESSAWA
KABUPATEN MAMASA
TAHUN 2020

RESKISARI
B.19.03.150

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Pada Tanggal 2020, dinyatakan


telah memenuhi syarat untuk diterima Sebagai salah satu Syarat mendapatkan
gelar Sarjana Terapan Kebidanan Universitas Mega Buana Palopo

Palopo, 2020

Pembimbing Utama : Dr. Nilawati Uly, S.Si.,Apt.,M.Kes (….…………......)

Penguji : Hariyati,SKM.,S.ST.,M.Kes (…..…………......)

Mengetahui

Rektor Universitas Mega Buana Palopo

(Dr. Nilawati Uly, S.Si.,Apt.,M.Kes)


NIDN. 092 2017 901

iii
ABSTRAK

Perbedaan Posisi Jongkok Dan Setengah Duduk Terhadap Pencapaian


Kala II Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Messawa Kabupaten Mamasa

Reskisari

Latar Belakang : posisi jongkok adalah yang biasanya ibu berjongkok di atas
batalan empuk yang berguna menahan kepala dan tubuh bayi. Posisi sangat
menentukan kelancaran proses persalinan pada ibu bersalin dan minat masyarakat
lebih tinggi pada posisi setengah duduk dari pada jongkok. Tujuan : Untuk
mengetahui perebedaan posisi jongkok dan setengah duduk terhadap percepatan kala II
persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Messawa Kabupaten Mamasa tahun 2020.
Metode : metode penelitian ini memakai Quasy-Experiment dengan rancangan
penelitian Two group, serta dua intervensi yaitu posisi jongkok dan setengah duduk.
populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin di wilayah kerja
puskesmas messawa . Sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 10 responden
dengan jabaran 8 orang posisi setengah duduk dan 2 orang posisis jongkok dan
cara penentuan sampel pada peelitian ini dengan cara purposive sampling. Uji
statistic yang dgunakan adalah Wilcoxon test dengan tingkat kemaknaan α =
0,05. Hasil : ada Perbedaan posisi jongkok dan setengah duduk terhadap
pencapaian kala II Persalinan yaitu posisi persalinan setengah duduk lebih efektif
terhadap percepatan kala II dibandingkan dengan posisi jongkok. Kesimpulan :
Posisi persalinan setengah duduk lebih efektif dijadikan dan direkomendasikan
sebagai posisi persalinan yang efektif dibandingkan dengan jongkok yang juga
posisi kurang popular di Indonesia khususnya di tempat penelitian.
Kata Kunci : posisi jongkok, setengah duduk, pencapaian kala II Persalinan

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas rahmat serta ridho-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
penulisan proposal yang berjudul “Perbedaan Posisi Jongkok Dan
Setengah Duduk Terhadap Percepatan Kala Ii Persalinan Di Puskesmas
Messawa Kabupaten Mamasa Tahun 2020”.

Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal ini jauh dari


kesempurnaan disebabkan terbatasnya pengetahuan yang dimiliki oleh
penulis. Olehnya itu dengan rendah hati mengharapkan saran dan kritik.
Saya ucapkan banyak terima kasih kepada kedua orang tua dan saudara
saya yang saya cintai yang telah membantu dan memberikan motivasi
sehingga saya dapat menyelesaikan proposal ini. Dan tak lupa pula saya
ucapkan banyak terima kasih kepada pembimbing Dr. Nilawati Uly,
S.Si.,Apt.,M.Kes selaku Rektor Universitas Mega Buana Palopo yang
telah membimbing dan memberikan arahan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan proposal ini.

Ucapan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang


terhormat:

1. Bapak Rahim Munir, SP.,MM selaku Pembina Yayasan Mega Buana Palopo.
2. Ibu Dr. Nilawati Uly, S.Si.,Apt.,M.Kes selaku Rektor Universitas Mega Buana
Palopo.
3. Bapak Indra Amanah AN, SKM., MPH selaku Wakil Rektor I Bidang
Akademik Universitas Mega Buana Palopo.
4. Ibu Evawati Uly, S.Farm.,Apt selaku Wakil Rektor II Bidang Keuangan
Universitas Mega Buana Palopo.
5. Bapak Andriyanto Dai, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Wakil Rektor III Bidang
Kemahasiswaan Universitas Mega Buana Palopo.

iv
6. Ibu Yuniar Dwi Yanti, S.ST.,M.Keb selaku Dekan Fakultas Kesehatan dan
Ketua Prodi Kebidanan Universitas Mega Buana Palopo.
7. Ibu Hariyati ,SKM.,S.ST.,M.Kes selaku penguji Universitas Mega Buana
Palopo.

iv
8. Bapak dan Ibu dosen serta staf Universitas Mega Buana Palopo.
9. Bapak Christian. SKM selaku Kepala Puskesmas Messawa, beserta staf yang
telah memberikan ijin dalam pengambilan data awal untuk penyusunan
proposal ini.
Yang Tercinta untuk teman-teman serta seluruh keluarga yang telah
membantu dan memberikan motivasi sehingga penulis mampu menyelesaikan
proposal ini.
Akhir kata semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah
dan karunia-Nya kepada kita semua dan memberikan imbalan yang setimpal
atas jerih payah dari semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada
penulis serta senantiasa menambah ilmu pengetahuan yang bermanfaat dan
menjadikan kita sebagai hamba yang selalu bersyukur.

Messawa,05-Oktober 2020

Reskisari

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN JUDUL..................................................................................... ii
HALAMAN SIAP UJIAN PROPOSAL..................................................... iii
KATA PENGANTAR.................................................................................. iv
DAFTAR ISI................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian.................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian.................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 7
A. Tinjauan Umum Tentang Persalinan.......................................... 7
B. Tinjauan Umum Tentang Posisi Persalinan............................... 14
C. Tinjauan Umum Tentang Kala Persalinan................................. 18
D. Kerangka Konsep....................................................................... 21
E. Defenisi Operasional.................................................................. 22
F. Hipotesis Penelitian................................................................ 24
BAB III METODE PENELITIAN............................................................ 25
A. Desain Penelitian.................................................................... 25
B. Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................. 25
C. Populasi dan Sampel Penelitian............................................. 25
D. Instrumen Penelitian............................................................... 26
E. Pengumpulan Data.................................................................. 26
F. Pengolahan dan Penyajian Data.............................................. 27
G. Analisa Data............................................................................ 28

vi
H. Etika Penelitian....................................................................... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................... 31
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian..................................... 31
B. Hasil Penelitian....................................................................... 35
BAB V PENUTUP……………................................................................... 39
A. Kesimpulan............................................................................. 39
B. Saran....................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

2.1 Defenisi operasional............................................................. 31


4.1 Distribusi Sarana Pendidikan............................................... 34
4.2 Umur Responden.................................................................. 35
4.3 Pekerjaan.............................................................................. 35
4.4 Posisi Persalinan................................................................... 36
4.5 Posisi Persalinan................................................................... 36
4.6 Analisis Bivariat................................................................... 36

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konsep………………………………… 21

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Pengambilan Data Awal


Lampiran 2 Surat Keterangan Selesai Melakukan Penelitian
Lampiran 3 Master Tabel
Lampiran 4 Output SPSS
Lampiran 5 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 6 Lembar Menjadi Responden
Lampiran 7 Lembar Permohonan Menjadi Responden

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan adalah usaha yang dilakukan oleh rahim ketika bayi akan

dilahirkan. selama persalinan, Rahim berkontraksi dan mendorong bayi ke

bawah sampai ke leher rahim. Dorongan ini membuka leher rahim. Setelah

leher rahim mencapai pembukaan lengkap, kontraksi dan dorongan ibu akan

menggerakkan si bayi ke bawah dan keluar beberapa hari (Wulandari, 2015)

Persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin, plasenta

dan membran dari dalam rahim melalui jalan lahir. Saat memberikan

asuhan persalinan kala II ibu dianjurkan untuk mencoba posisi-posisi

yang nyaman selama persalinan dan melahirkan bayi. Persalinan

adalah membuka dan menipisnya serviks dan janin turun kedalam

rahim. Persalinan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin

yang terjadi pada kehamilan cukup bulan ( 37-42 minggu ). Lahir spontan

dengan presentasibelakng kepala, tanpa kompikasi baik ibu maupun janin

( Anggeni, 2019).

Posisi persalinan merupakan suatu peristiwa fisiologis tanpa

disadari dan terus berlangsung/ progresif. Penolong persalinan dapat

membantu agar ibu tetap tenang dan rileks, maka penolong

persalinan tidak boleh mengatur posisi meneran. Penolong

persalinan harus memfasilitasi ibu dalam memilih sendiri posisi meneran

2
dan menjelaskan alternatif-alternatif posisi meneran bila posisi yang dipilih

ibu tidak efektif (Anggaeni, 2019).

Data dari World Health Organization (WHO), Angka Kematian Ibu

(AKI) diseluruh dunia mencapai angka 289.000 jiwa. Dimana

terbagi atas bebarapa negara antara lain Amerika serikat mencapai

9300 jiwa, Afrika Utara 179.000jiwa dan Asia Tenggara 16.000 jiwa.

Untuk AKI di Negara-negar asia tenggara dia antaranya mencapai 214

per 100.000 kelahiran hidup, fhilipina 170 per 100.000 kelahiran hidup,

Vietnam 160 per 100.000 kelhiran hidup, Thailand 44 per 100.000

kelahiran hidup, brunei 60 per 100.00 kelahiran hidup, dan Malaysia 39.

Perbandingan ini masih memperlihatkan data AKI di Indonesia masih cukup

tinggi.

Saat ini posisi telentang dan litotomi tidak dianjurkan karena

pada posisi telentang pembuluh aorta dan vena cava inferior akan

tertekan oleh beban berat janin, uterus, air ketuban dan plasenta.

Penekanan pembuluh darah besar ini akan mengganggu aliran darah

ke janin sehingga janin akan kekurangan suplai oksigen yang

berakibat terjadinya asfiksia intra uterus dan posisi litotomi tidak

dianjurkan karena akan menyebabkan nyeri pada punggung dan

kerusakan saraf kaki yang dirasakan setelah proses persalinan

selesai (Sulistyawati, 2010). Posisi setengah duduk merupakan posisi yang

paling umum diterapkan di rumah sakit/ rumah sakit bersalin di

Indonesia. Pada posisi ini ibu duduk dengan punggung bersandar

3
pada bantal, kaki ditekuk, dan paha dibuka ke arah samping. Posisi ini

cukup dapat membuat ibu merasa nyaman (Rohani, 2011).

Penelitian yang terkait dengan masalah penelitian adalah penelitian oleh

Hakiki & Oktaviana Tahun 2018 bahwa tidak terdapat perbedaan posisi

miring dan setengah duduk dengan percepatan kala II persalinan.

Menurut Marmi (2012), posisi jongkok adalah posisi yang biasanya

ibu berjongkok di atas bantalan empuk yang berguna menahan

kepala dan tubuh bayi. Walaupun tidak lazim pada orang Indonesia bagian

barat, cara bersalin jongkok sudah dikenal sebagai posisi bersalin yang

alami bagi ibu di beberapa suku di Papua dan daerah lainnya. Oleh

karena memanfaatkan gravitasi tubuh, ibu tidak usah terlalu kuat

mengejan. Sementara bayi pun lebih cepat keluar lewat jalan lahir.

Kelebihan posisi jongkok merupakan posisi melahirkan yang alami

karena memanfaatkan gaya gravitasi bumi, sehingga ibu tidak usah

terlalu kuat mengejan. dikatakan pula dalam sebuah refrensi bahwa posisi

jongkok dapat mengurangi jumlah darah yang hilanh (Vicky & Cathy, 2013).

Ada perbedaan posisi persalinan setengah duduk dan posisi jongkok

terhadap lamanya kala II p value = 0,001 >0,05) dan Ada perbedaan

lamanya kala II pada posisi persalinan setengah duduk dan posisi jongkok

dengan lamanya waktu 5 menit.

Kala II atau disebut juga kala "pengusiran", dimulai dengan pembukaan

lengkap dari serviks (10 cm) dan berakhir dengan kelahiran bayi. Kala II

ditandai dengan diantaranya his terkoordinasi, kuat, cepat dan lebih lama, kira-

4
kira 2-3 menit sekali, kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga

terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris

menimbulkan rasa mengejan, tekanan pada rektum dan anus terbuka, serta

vulva membuka dan perineum meregang.

Pendekatan-pendekatan untuk mengurangi rasa sakit, menurut varney’s

midwifery Adanya seseorang yang dapat mendukung dalam persalinan,

Pengaturan posisi, Relaksasi dan latihan pernafasan, Istirahat dan privasi,

Penjelasan mengenai proses/kemajuan/prosedur yang akan dilakukan, Asuhan

tubuh dan sentuhan.

Berdasarkan hasil survei studi pendahuluan yang penulis lakukan pada

bulan Januari di wilayah kerja Puskesmas Messawa Kabupaten Mamasa

dengan mewawancarai salah satu bidan diperoleh data ibu bersalin Tahun

2017 sebanyak 551 orang, Tahun 2018 sebanyak 586 orang dan Tahun 2019

sebesar 567 orang dan Tahun 2020 Januari s/d Oktober sebanyak 498 orang.

di puskesmas tersebut tidak pernah dilakukan posisi jongkok pada saat

melahirkan dan yang lazim hanyalah posisi stengah duduk. Dari hal tersebut

maka peneliti tertarik untuk meneliti dan mengkaji lebih dalam melalui

penelitian apakah ada perbedaan posisi setengah duduk dan jongkok dengan

percepatan kala II pada ibu bersalin di puskesmas Messawa Kabupaten

Mamasa Tahun 2020..

5
B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah ada perbedaan

posisi jongkok dan setengah duduk terhadap percepatan kala II persalinan di

Puskesmas Messawa Kabupaten Mamasa Tahun 2020 ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahui perebedaan posisi jongkok dan setengah duduk terhadap

percepatan kala II persalinan di Puskesmas Messawa Kabupaten Mamasa

Tahun 2020.

2. Tujuan khusus

a. Diketahui percepatan kala II persalinan pada posisi jongkok di

Puskesmas Messawa Kabupaten Mamasa Tahun 2020

b. Diketahui percepatan kala II persalinan pada posisi setengah duduk di

Puskesmas Messawa Kabupaten Mamasa Tahun 2020.

c. Diketahui perebedaan posisi jongkok dan setengah duduk terhadap

percepatan kala II persalinan di Puskesmas Messawa Kabupaten

Mamasa Tahun 2020.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat ilmiah

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pengembangan

keilmuwan dalam kebidanan mengenai pelayanan pada ibu bersalin posisi

yang nyaman dan mempercepat Kala II persalinan.

2. Manfaat praktis

6
a. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai tambahan,

referensi pada perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

(STIKES) Mega Buana Palopo Program Studi sarjana terapan

Kebidanan serta dapat dikembangkan lebih luas dalam penelitian

selanjutnya.

b. Bagi Puskesmas Messawa

Dapat dipakai sebagai pembelajaran untuk meningkatkan

pelayanan kepada masyarakat khususnya ibu bersalin dengan

memberikan dan mengajarkan posisi yang baik dalam persalinan.

c. Bagi profesi

Diharapkan nantinya hasil penelitian ini dapat menjadi kontribusi

berharga bagi pelayanan kebidanan pada lingkup profesi dalam

mengembangkang ide atau inovasi dalam memberikan pelayanan

kepada ibu bersalin.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Persalinan

1. Pengertian Persalinan

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput

ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya

terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai

adanya penyulit. Persalinan di mulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi

dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan

berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika

kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks

Persalinan adalah suatu proses yang dimulai dengan adanya

kontraksi uterus yang menyebabkan terjadinya dilatasi progresif dari

serviks, kelahiran bayi, dan kelahiran plasenta, dan proses tersebut

merupakan proses alamiah.

Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi

pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan

presentasi belakang kepala yang berlangsung tidak lebih dari 18 jam tanpa

komplikasi baik bagi ibu maupun janin.

8
2. Kebutuhan Masa Persalinan

a. Asuhan Fisik Dan Psikologi

a) Non-Medis

Seorang ibu yang berada dalam masa persalinan mengalami

perubahan psikologis yang disebabkan oleh tekanan dari

keadaanya. Dalam hal ini ibu sangat membutuhkan peranan

keluarga dari aspek Non Medis sebagai pemberi atau pelengkap

pemenuhan kebutuhan dasar ibu

b) Aspek emosi dan perasaan

Dengan perubahan yang terjadi pada ibu bersalin

menyebabkan emosi tidak stabil, perasaan sensitive. Maka kita

sebagai pendamping dari segi dan keluarga dari segi Non-Medis

harus dapat mengerti dan menerima kondisi tersebut.

c) Pendekatan psikologi

Untuk dapat membantu mengatasi gangguan keadaan

psikologis ibu, sebagai pendamping dari segi medis dan keluarga

dari segi Non-Medis, berusaha melakukan pendekatan dengan

berusaha membuat ibu merasa nyaman dan aman bersama kita,

meyakinkan ibu bahwa kita adalah seseorang yang dapat

membantu ibu mengatasi segala masalahnya.

9
d) Dukungan, pendampingan dan optimism

Asuhan ini berorientasi pada tubuh ibu selama dalam proses

persalinan,hal ini juga yang akan menghindarkan ibu dari infeksi.

Adapun asuhan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

b. Menjaga kebersihan diri

a) Menganjurkan ibu membasuh sekitar kemaluannya sesudah BAK

atau BAB dan menjaganya agar tetap bersih dan kering. Hal ini

dapatmenimbulkan kenyamanan dan relaksasi serta m,enurunkan

resiko infeksi, karena dengan adanya kombinasi antara bloody

show, keringat, cairan amnion, larutan untuk pemeriksaan vagina

dan juga feses dapat membuat ibu bersalin merasa tidak nyaman.

b) Mandi di bak atau shower dapat menjadi sangat menyegarkan dan

menimbulkan rasa santai dan merasa sehat jika fasilitas tidak

memungkinkan mandi ditempat tidur juga dapatmenyebabkan efek

menyegarkan.

c. Berendam

Air telah dihubungkan dengan suatu hubungkan dengan suatu

perasaan sejahtera selama berabad-abad yang lalu. Ketertarikan

terhadap air dalam proses dalam persalinan dan kelahiran bayi kini

telah berkembang.

Beberapa wanita memilih untuk menggunakan kolam hanya untuk

berendam pada kala I dan beberapa wanita memilih untuk melahirkan

10
didalam air dan yang lainnya telah memberikan komentar tentang

betapa rileksnya mereka selama berada didalam air.

Berendam dapat menjadi tindakan pendukung dan kenyamanan

yang paling menenangkan. Diperlukan bak yang cukup dalam agar air

dapat menutup abdomen ibu. Hal ini merupakan suatu bentuk

hidroterapi dan juga kegembiraan yang akan meredakan dan

membantu kontraksi ibu bersalin.

d. Perawatan mulut

Ibu yang sedang dalam proses persalinan biasanya napasnya bau,

bibir kering, bibir pecah-pecah, tenggorokan kering terutama jika

dalam persalinan selama beberapa jam tanpa cairan oral dan tanpa

perawatan mulut. Hal ini menimbulkan rasa tidak nyaman dan tidak

menyenangkan bagi orang yang disekitarnya. Hal ini diatas dapat

dihindari jika ibu mampu mencerna cairan selama persalinannya.

Perawatan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

a) menggosok gigi : ibu bersalin harus diingatkan untuk membawa

sikat dan pasta gigi ke rumah sakit atau kerumah bersalin.

b) Mencuci mulut : dengan pemberian produk pencuci mulut sebagai

tindakan untuk menyegarkan napas.

c) Pemberian gliserin : untuk menghindari terjadi kekeringan pada

bibir dapat digunakan gliseri dengan cara mengusapnya

11
d) Pemberian permen untuk melembabkan mulut dan tenggorokan,

untuk mencegah aspirasi sebaiknya anjurkan untuk mengonsumsi

permen lollipop.

e. Pengipasan

Ibu yang sedang dalam proses persalinan biasanya banyak yang

mengeluarkan keringat, bahkan pada ruang persalinan dengan kontrol

suhu terbaikpun mereka akan mengeluh berkeringat pada beberapa

waktu tetentu. Tempat persalinan yang tidak menggunakan pendingin

akan menyebabkan perasaan tidak aman dan sangat menyengsarakan

ibu. Oleh karena itu, gunakan kipas atau bisa juga dengan kertas/lap

yang dapat digunakan untuk sebagai pengganti kipas.

a) Kehadiran Seorang Pendamping

Penelitian menunjukan bukti bahwa kehadiran seorang

pendamping pada saat persalinan dapat menimbulkan efek positif

terhadap persalinan dalam arti dapat menurunkan morbiditas,

mengurangi rasa sakit, persalinan yang lebih singkat dan

menurunnya persalinan dengan operasi termasuk bedah besar,

selain itu kehadiran seorang pendamping persalinan dapat

memberikan rasa nyaman, aman, semangat, dukungan emosional,

dan dapat membesarkan hati ibu.

Hodneet (2002) dalam Chapman mengungkapkan bahwa

ada beberapa keuntungan dalam dukungan yang berkesinambungan

bagi ibu hamil,antara lain:

12
1. Berkurangnya kebutuhan analgesia farmakologis dan lebih sedikit

epidural,

2. Berkurangnya kelahiran instrumental,

3. Pembedahan caesar untuk membantu kelahiran menjadi berkurang,

4. Skore apgar < 7 lebih sedikit,

5. Berkurangnya trauma perinatal.

Lebih dari itu menurut Hodneet pengalaman ibu yang

melahirkan dengan dukungan yang berkesinambungan akan

mewujdkan :

1. Persalinan yang lebih baik dari yang diharapkan,

2. Pengalaman keseluruhan yang positif bagi ibu,

3. Ibu lebih mungkin menyusui sendiri pada 6 minggu,

4. Depresi lebih kecil pada 6 minggu,

5. Lebih sedikit kesulitan memelihara bayi.

6. Kehadiran seorang pendamping memungkinkan ibu bersalin

untuk memiliki rasa percaya diri lebih besar untuk bertanya

secara langsung atau melalui pendamping tersebut.

7. Pendamping persalinan bisa dilakukan oleh suami, anggota

keluarga, atau seseorang pilihan ibu yang yang sudah

berpengalaman dalam proses persalinan. Seorang bidan harus

menghargai keinginan ibu untuk menghadirkan teman atau

saudara yang khusus untuk menemaninya baik ditemani oleh

suami, anggota keluarga , atau teman yang ia inginkan selama

13
proses persalinan. Bidan harus dapat mengarahkan mereka

untuk melakukan peran aktif dalam mendukung ibu dan

mengidentifikasi langkah-langkah yang mungkin sangat

membantu kenyamanan ibu

Adapun dukungan yang dapat diberikan oleh

pendamping adalah sebagai berikut.

1. Mengusap keringat

2. Menemani /membimbing ibu jalan-jalan

3. Memberikan minuman

4. Mengubah posisi

5. Memijat punggung , kaki, atau kepala , dan melakukan

tindakan yang bermanfaat lainnya

6. Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa nyaman

7. Membantu ibu bernapas pada saat kontraksi

8. Mengucapkan kata-kata yang membesarkan hati dan

memberikan pujian kepada ibu

Hasil penelitian (Randomized Controlled Trialls) telah

memperlihatkan efektifnya dukungan fisik. Emosional dan

psikologis selama persalinan dan kelahiran. Dalam buku Cocrane

Database, suatu kajian ulang sistematik dari 14 percobaan yang

melibatkan 5000 wanita , memperlihatkan bahwa kehadiran

seorang pendamping secara terus-menerus selama persalinan dan

kelahiran akan menghasilkan hal sebagai berikut.

14
1. Kelahiran dengan bantuan vakum dan forsep semakin kecil

2. Tindakan pembedahan untuk membantu kelahiran berkurang

3. APGAR score <7 lebih sedikit

4. Durasi persalinan yang semakin pendek

5. Kepuasan ibu yang semakin besar dalam pengalaman

melahirkan mereka.

B. Tinjauan Umum Tentang Posisi Persalinan

Tidak ada satu pun posisi melahirkan yang bisa jadi patokan terbaik untuk

ibu hamil saat menjalani persalinan. Ibu boleh lho berganti posisi melahirkan

saat persalinan, jadi biarkan tubuh Anda yang menjadi pemandunya. Studi

terbaru menganalisa penelitian tentang hal ini dan merekomendasikan para ibu

hamil yang menjalani persalinan untuk mencoba posisi apapun yang paling

nyaman. Itu artinya, Ibu tidak perlu berbaring untuk waktu yang lama seperti

proses persalinan konvensional. Ibu hamil yang rajin bergerak, berjalan-jalan

atau berada posisi berdiri selama tahap awal persalinan biasanya akan

melewati proses persalinan sekitar 1 jam lebih cepat dan dapat

meminimailsir penggunaan epidural.

Pada tahap awal persalinan, kontraksi yang Ibu alami mungkin tidak

memerlukan perhatian khusus seperti kontraksi yang akan datang selanjutnya.

Ibu masih boleh kok bergerak dengan berjalan-jalan di luar ruangan

persalinan. Atau jika lelah, Anda bisa juga mandi air hangat atau tiduran

ketika kontraksi tersebut berlangsung.

15
Saat persalinan sudah semakin dekat, Anda bisa coba berbagai posisi

melahirkan untuk membantu mengatasi rasa sakit selama peningkatan

intensitas kontraksi. Anda bisa memilih posisi tegak, bersandar, atau

berbaring. Satu posisi yang tidak dianjurkan untuk dilakukan biasanya posisi

terlentang, karena pada posisi ini, rahim Anda akan menekan vena cava (yang

bertugas mengembalikan darah dari kaki ke jantung), yang akan

mempengaruhi aliran darah dan membuat kontraksi Anda kurang efektif.

Ibu hamil yang menjalani persalinan tanpa bantuan obat penghilang rasa

sakit sering kali menentukan posisi yang paling nyaman dengan spontan.

Namun, sebaiknya Ibu juga meminta saran tentang posisi melahirkan dari

dokter, bidan, atau perawat yang mendampingi.

Beberapa posisi melahirkan yang mungkin bisa meredakan rasa sakit

selama persalinan :

a. Duduk

Duduklah di tempat tidur atau kursi dengan sandaran bantal di

bagian punggung. Anda juga bisa coba duduk bersandar ke depan

sehingga mengurangi tekanan pada punggung atau duduk dengan

menyilangkan kaki di tempat tidur atau di lantai.

b. Berdiri dan berjalan

Beberapa ibu hamil ada yang lebih nyaman untuk berdiri dan

berjalan-jalan selama tahap persalinan aktif. Ketika merasakan kontraksi

saat sedang berdiri, Anda bisa berhenti untuk bersandar pada dinding atau

pasangan.

16
c. Posisi Hands and Knees

Ini menjadi salah satu posisi melahirkan yang sangat populer. Anda

bisa meletakkan dua tangan dan lutut di atas di tempat tidur. Penelitian

menunjukkan posisi ini bisa mengurangi sakit punggung sebelum dan

selama persalinan. Jika siku Anda terasa lelah, naikkan bagian kepala

tempat tidur agar Anda bisa mengistirahatkan lengan saat berlutut. Atau

sandarkan bagian depan tubuh pada tumpukan bantal jika ini bisa

membuat Anda merasa lebih nyaman.

d. Berbaring Miring

Posisi melahirkan ini memberi waktu istirahat bagi ibu hamil yang

kelelahan saat persalinan, sekaligus menghindari tekanan aliran darah yang

bisa terjadi saat Anda berbaring telentang. Mulailah dengan berbaring

pada sisi kiri, yang lebih dianjurkan demi kelancaran aliran darah.

Selipkan bantal di antara lutut Anda agar terasa nyaman. Jika ingin

berganti posisi, minta suami untuk membantu Anda berganti posisi miring

ke kanan.

e. Posisi Birthing Ball

Duduklah pada birthing ball yang sering digunakan pada kelas

yoga. Minta bantuan suami untuk menahan bola agar Anda tidak terjatuh.

Saat duduk, bersandarlah pada tumpukan bantal di tempat tidur. Posisi ini

membuat Anda tetap berjongkok dan menggerak-gerakkan pinggang saat

berat badan Anda tertahan. Selain duduk di atas birthing ball, Anda bisa

17
bersandar ke bola ketika berlutut atau tempatkan bola pada kursi dan

bersandarlah sambil berdiri.

f. Posisi Jongkok (Squatting)

Squatting atau posisi jongkok mungkin jarang diminati ibu hamil

selama proses persalinan, tapi nggak ada salahnya untuk dicoba lho. Ibu

bisa melakukan squatting sambil pegangan ke kursi atau ke suami. Posisi

melahirkan ini akan mempermudah tubuh membuka jalan lahir dan juga

memberi ruang untuk janin buat mengarahkan kepalanya ke jalan lahir.

Namun, hati-hati ya karena posisi ini bisa sangat melelahkan.

g. Posisi Menaikkan Satu Kaki ke Kursi (Lunging)

Posisi melahirkan yang satu ini mungkin tidak familiar bagi

sebagian besar ibu hamil, tapi posisi ini juga patut dicoba lho karena bisa

mempermudah persalinan. Ibu bisa menempatkan satu kaki di kursi untuk

melakukan posisi lunging. Lalu condongkan tubuh ke arah kaki yang

dinaikkan ke kursi. Posisi ini dapat membantu bayi untuk bermanuver

mencari jalan lahir, serta membuka jalan lahir juga lho.

h. Setengah Duduk (Reclining)

Proses persalinan memang sangat melelahkan, sehingga wajar Ibu

butuh istirahat. Itulah kenapa posisi setengah duduk (reclining) menjadi

posisi yang paling sering dilakukan saat persalinan. Sebenarnya posisi

reclining ini tidak cuma bisa dilakukan di tempat tidur tetapi bisa

bersandar ke birthing ball atau ke suami.

i. Berlutut (Kneeling)

18
Jika posisi janin menghadap ke perut Ibu (tidak memunggungi

perut ibu), Anda bisa mencoba posisi kneeling untuk membantu si kecil

mengubah posisinya. Posisi melahirkan yang satu ini juga membantu ibu

untuk beristirahat.

Posisi-posisi melahirkan di atas juga bisa digunakan selama tahap

persalinan aktif,, yang paling penting, selalu dengarkan tubuh anda dan

jangan ragu untuk mengganti posisi saat posisi yang sedang dicoba tidak

lagi terasa nyaman. Untuk mengetes apakah posisi yang Ibu gunakan itu

nyaman untuk janin atau tidak maka bisa dilihat dari detak jantung janin.

C. Tinjauan Umum Tentang Kala Persalinan

Kala II persalinan dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi

lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam untuk primipara dan 1 jam untuk

multipara. Saat persalinan berpindah dari fase dilatasi ke fase aktif ibu

mengejan, keseluruhan tempo aktivitas akan berubah, sifat aktivitas uterus

mengalami perubahan sehingga respon ibu terhadap persalinan sering kali

bergeser dari konfulsi dan kehilangan kontrol menjadi upaya fisik yang kuat

sampai bayinya lahir. Seorang ibu memerlukan stamina dan keberanian serta

keyakinan terhadap keterampilan bidan yang membantunya.

Kita ketahui bahwa persalinan lama mempunyai dampak pada ibu, yaitu

infeksi uteri, rupture uteri imminen sampai rupture uteri dan perdarahan,

sedangkan pada bayi dapat mengakibatkan asfiksia sehingga bisa berakibat

kematian. Berdasarkan hasil analisis univariat dengan jumlah sampel 160 ibu

bersalin ditemukan rata-rata lama kala II pada ibu bersalin dengan posisi

19
miring di BPS Suparini, BPS Kartini dan BPS Lia Maria tahun 2013 rata-rata

waktu yang di butuhkan pada posisi miring untuk primi 48,73 menit

sedangkan untuk miring pada multi 26,02 menit. Posisi miring membuat ibu

merasa lebih nyaman dan kontraksi uterus lebih efektif sehingga memudahkan

ibu untuk mengedan. Posisi miring dapat digunakan sepanjang kala I dan kala

II dengan cara ibu berbaring miring, kedua pinggul dan lutut dalam keadaan

fleksi dan diantara kakinya ditempatkan sebuah bantal atau kaki atasnya di

angkat dan di sokong. Pengaruh posisi ini pada persalinan adalah

memungkinkan ibu yang lelah untuk istirahat, gaya gravitasi netral, dapat

mengurangi hemoroid, dapat mengatasi masalah detak jantung janin,

membantu menurunkan tekanan darah tinggi khususnya posisi lateral kiri,

menghindari tekanan terhadap sakrum, dapat meningkatkan kemajuan

persalinan saat mengganti intervensi berjalan dan dapat menambah rotasi pada

bayi dengan oksiput posterior (Simkins, 2005 : 133). Selain itu, tekanan uterus

pada vena cava inferior yang mengakibatkan supine hypotensi sindrom dapat

dikurangi (Oxorn, 1996). Posisi miring juga dapat memberikan rasa santai

bagi ibu yang letih, oksigenasi yang baik bagi bayi, dan membantu

pencegahan laserasi (Pusdiknakes, 2001). Jika janin diperkirakan berada pada

posisi oksiput posterior maka ibu sebaiknya berbaring miring pada sisi yang

sama dengan oksiput dan punggung janin karena gaya gravitasi akan

mendorong kepala dan tubuh janin ke arah oksiput transversal (Simkins,

2005 : 105).

20
Posisi setengah duduk pada primi 59,8 menit sedangkan untuk multi 34,28

menit. Posisi setengah duduk adalah posisi dimana ibu duduk dengan tubuh

membentuk sudut 45o terhadap tempat tidur dengan kedua lutut dinaikkan atau

dirangkul mendekati dada. Posisi setengah duduk merupakan posisi yang

nyaman pada saat proses persalinan sehingga ibu lebih mudah untuk meneran.

Posisi ini mudah untuk dilakukan, dapat memperbaiki oksigenasi janin dan

menambah dimensi pintu atas panggul (Simkins, 2005 : 132). Posisi setengah

duduk dapat mengurangi rasa nyeri, memudahkan ibu untuk meneran,

mengurangi trauma vagina dan perineum, serta mencegah terjadinya infeksi

(Pusdiknakes, 2001). Selain itu posisi setengah duduk juga dapat membantu

penurunan janin dengan gravitasi untuk menurunkan janin ke dalam panggul

dan terus ke dasar panggul (JNPK, 2016)

21
D. Kerangka Konsep

Independent

Dependent
Posisi Jongkok

Percepatan Kala II
Persalinan

Posisi Setengah duduk

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

Keterangan :

Nifas : Variabel Independent

: Variabel Dependent

22
E. Definisi Operasional.

Tabel 2.1

Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif

No Variabel Defenisi Alat ukur Cara ukur Hasil Skala


operasional ukur
Dependent
1 Percepat Proses Lembar Mengisi 1. < Nomina

an Kala persalinan Observasi Partograf 1jam l

II pada ibu 2. < 2

Persalina bersalin < 1 jam

n jam pada

multigravida

dan < 2 jam

pada

primigravida
Independen
2 Posisi posisi - 1. -

Jongkok melahirkan.

pada ibu

dengan cara

jongkok atau

melipat lutut

dan duduk

3 Posisi tanpa

setengah menyentuh

23
duduk lantai.

Posisi

setengah

duduk adalah

posisi dimana

ibu duduk

dengan tubuh

membentuk

sudut 45o

terhadap

tempat tidur

dengan kedua

lutut

dinaikkan

atau

dirangkul

mendekati

dada.

F. Hipotesis

1. Ha : Ada perbedaan posisi jongkok dan setengah duduk dengan percepatan

kala II persalinan di Puskesmas Messawa Kabupaten Mamasa.

24
2. Ho : Tidak Ada perbedaan posisi jongkok dan setengah duduk dengan

percepatan kala II persalinan di Puskesmas Messawa Kabupaten Mamasa.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

25
A. Desain Penelitian

Rancangan penelitian ini memakai Quasy-Experiment dengan rancangan

penelitian Two group, pretest dan post test design.

Dalam penelitian ini menggunakan 2 (kelompok) kelompok eksperimen

yaitu, mengkaji perbedaan posisi jongkok dan setengah duduk terhadap

percepatan kala II persalinan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan di laksanakan di ruang bersalin Puskesmas

Messawa Kabupaten Mamasa.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan

Agustus 2020.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin di wilayah

kerja Puskesmas Messawa.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah ibu bersalin di Puskesmas

Messawa Kabupaten Mamasa. cara pengambilan sampel adalah sebanyak

10 responden yaitu 8 orang ibu melahirkan dengan posisi Setengah duduk

dan 2 orang ibu melahirkan dengan posisi Jongkok.

26
kriteria-kriteria :

a. Kriteria inklusi

1) Ibu bersalin yang melahirkan di Puskesmas Messawa

2) Ibu bersalin normal tanpa komplikasi

3) Ibu bersalin yang bersedia diteliti dengan menandatangani surat

persetujuan peserta penelitian.

b. Kriteria eksklusi

1) Semua Ibu bersalin di luar Wilayah Kerja Puskesmas Messawa

Kabupaten Mamasa.

2) Responden yang memiliki riwayat patologi.

3) responden yang tidak bersedia diteliti dengan menandatangani surat

persetujuan peserta penelitian.

D. Instrument Penelitian

Dalam penelitian ini instrument yang digunakan adalah lembar

observasi yang digunakan untuk mengetahui perbedaan intervensi kelompok

jongkok dan setengah duduk.

E. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah :

1. Data Primer

Data yang digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan ini

adalah data primer yang diperoleh dengan cara melakukan eksperimen

terhadap objek yang akan diteliti. D`alam hal ini mendapatkan informasi

27
tentang perbedaan posisi jongkok dan setengah duduk terhadap

percepatan kala II persalinan di Puskesmas Messawa Kabupaten Mamasa.

2. Data Sekunder

Data yang yang diperoleh dari institusi yang terkait yaitu data yang

diperoleh dari Puskesmas Messawa, buku referensi dan artikel atau jurnal

penelitian.

F. Pengolahan dan Penyajian data

Agar cara-cara yang dikumpulkan menjadi data yang bermakna atau

berarti, maka data mentah tersebut perlu diolah terlebih dahulu sebelum

disajikan. adapun tahap-tahap pengolahan data yang dilakukan yaitu :

1. Editing

Merupakan langkah pemeriksaan ulang atau pengecekan jumlah

dan kelengkapan data kemudian dilakukan pengecekan dengan memeriksa

kelengkapan data, kesinambungan dan keseragaman data.

2. Coding

Coding yaitu suatu proses penyusunan secara sistematis data

mentah (yang ada dalam lembar observasi) kedalam bentuk yang mudah

dibaca oleh mesin pengolah data. Yaitu

1 : Jika terdapat perbedaan

0 : Jika tidak terdapat perbedaan

3. Processing

28
Data yang akan diperoleh dari penelitian akan selanjutnya diinput

dalam lembar kerja komputerisasi untuk masing-masing variabel. Urutan

input data akan berdasarkann nomor responden.

4. Cleaning

Dilakukan pada semua lembar kerja untuk membersihkan

kesalahan yang mungkin akan terjadi selama proses input data. Proses ini

akan dilakukan melalui analisis frekuensi pada semua variabel. Jika

terdapat data missing dibersihkan dengan menginput data yang benar.

G. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisa univariat merupakan gambaran umum masalah penelitian

dengan cara mendeskripsikan tiap-tiap variabel yang akan digunakan

dalam variabel ini, yaitu dengan melihat gambaran distribusi frekuensi

tunggal yang terkait dengan tujuan penelitian tersebut.

2. Analisa Bivariat

Dilakukan dengan menggunakan Program for Sosial Sience versi

20 terhadap 2 variabel untuk mengetahui hubungan variable independen

dan dependen. Dengan menggunakan uji statistic regresi logistic

sederhana dengan tingkat kemaknaan α=0,05.

Hasil perhitungan statistic akan menghasilkan gambaran

interpretasi sebagai berikut:

1) Jika p value ≥α, maka Ho di tolak yang berarti tidak ada pengaruh

yang variabel independen dengan variable dependen.

29
2) Jika p value ≤ α, maka Ha di terima yang berarti ada pengaruh

antara variable independen dan variable dependen.

H. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mengajukan permohonan

persetujuan kepada kepala puskesmas, bidan penanggung jawab dan

responden serta keluarga yang akan dijadikan sampel dalam penelitian.

Setelah peneliti mendapatkan persetujuan, kemudian dilakukan penelitian

dengan menekankan pada masalah etika yang meliputi :

1. Informed consent

Akan diberikan lembar persetujuan kepada responden atau

keluarga sebelum penelitian dilakukan yang menjadi sampel penelitian.

Setelah responden atau keluarga responden menyetujui tentang

kesediaannya menjadi sampel maka harus menandatangani lembar

persetujuan.

2. Anonymity

Untuk menjaga kerahasiaan subjek, peneliti tidak mencantumkan

nama subjek pada lembar observasi. Lembar tersebut hanya diberi nomor

responden sebagai pengganti nama responden. contoh Ny. Reski menjadi

Ny. R

3. Confidentiality

30
Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari responden dijamin oleh

peneliti. Data hanya akan disajikan kepada kelompok tertentu yang

berhubungan dengan penelitian ini.

31
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Puskesmas Messawa merupakan puskesmas yang terletak paling Selatan

dari Kabupaten Mamasa, lokasinya bertempat di Kelurahan Messawa,

Kecamatan Messawa Kabupaten Mamasa. Puskesmas Messawa dibangun

pada tahun 2003, dan mulai beroperasi pada tahun 2004.Luas Wilayah kerja

Puskesmas Perawatan Messawa adalah 150,88 km2, yang dibagi menjadi 1

kelurahan dan 8 desa. Dengan batas-batas adminsistrasi sebagai berikut :

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Sibanawa Kec, Sumarorong

Sebelah Timur : Berbatasan dengan desa Miallo Kab. Toraja

Sebelah Selatan : Berbatasan Desa Suppiran Kab. Pinrang

Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Kurra’ Kab. Polman.

Tabel 2.1
Luas Wilayah Kerja Puskesmas Messawa Menurut Desa/Kelurahan
Tahun 2019
Persentase Terhadap Luas
Desa/Kelurahan Luas (km2) Kecamatan Kabupaten
No
1. Messawa 11,58 7,67 0,39
2. Rippung 48,77 32,32 1,62
3. Makuang 12,50 8,28 0,42
4. Sepang 7,30 4,84 0,24
5. Malimbong 18,14 12,02 0,60
6. Matande 18,13 12,02 0,60

32
7. Sipai 15,09 10,00 0,50
8. Pasapa Mambu 11,58 7,67 0,39
9. Tanete Batu 7,79 5,16 0,26
Jumlah 150,88 100 5,02

Sumber : Renstra kab. Mamasa Tahun 2019-2023

Secara umum wilayah kerja Puskesmas Messawa berada di dataran

tinggi dan pegunungan. Beberapa wilayah kerja masih tergolong daerah

terpencil dan sulit dijangkau dengan sarana transportasi.

Wilayah kerja Puskesmas Messawa berpenduduk 7.476 jiwa, dimana

3.857 jiwa laki-laki dan 3.619 jiwa perempuan, serta jumlah KK sebanyak

2.158, untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 2.1

DISTRIBUSI JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN JENIS KELAMIN

DI WILAYAYH KERJA PUSKESMAS MESSAWA

33
800
Laki-Laki Perempuan
700
600
500
400
300
200
100
0
w g
at
u ai e ng g g a
sa an .T B Sip nd bo an un sm
es Se
p
at
a
m ak
u pp Pa
M M ali M Ri
M

Sumber : Hasil Pendataan Sasaran Puskesmas Messawa 2018

Perilaku masyarakat wilayah kerja Puskesmas Messawa Sangat

dipengaruhi oleh adat istiadat setempat, seperti persatuan yang diwujudkan

dalam sikap kegotong royongan yang kokoh. Ini terlihat pada acara-acara

seperti selamatan, pernikahan dan masih banyak lagi acara-acara lain yang

sangat mencerminkan budaya atau adat istiadat setempat. Mata pencaharian

penduduk pada umumnya adalah petani dan wiraswasta .

Tingkat pendidikan/Sumber Daya Manusia sangat berpengaruh

terhadap kesehatan, baik kesehatan secara personal maupun kesehatan

lingkungan. Untuk menunjang sumber daya manusia maka diperlukan sarana

pendidikan sebagai sarana pengembangan sumber daya manusia secara

formal.

Berikut adalah tabel distribusi sarana pendidikan yang ada di wilayah

kerja Puskesmas Perawatan Messawa.

34
Tabel 4.2
DISTRIBUSI SARANA PENDIDIKAN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MESSAWA
TAHUN 2019

NO DESA/KEL. TK SD SMP SMA PT


1. Messawa 1 1 1 2 0
2. Sepang 0 1 0 0 0
3. Tanete Batu 0 2 1 0 0
4. Sipai 0 1 0 0 0
5. Matande 0 2 1 1 0
6. Malimbong 0 2 0 0 0
7. Makuang 0 2 0 0 0
8. Rippung 0 3 1 0 0
9. Pasapa Mambu 0 2 0 1 0
JUMLAH 1 16 4 4 0

Sumber : Data Program UKS 2019

Sebagai faktor predisposisi terhadap perubahan perilaku khususnya bagi

pengetahuan tentang kesehatan, maka diharapkan masyarakat yang

berpendidikan tinggi memiliki kesadaran yang tinggi pula dalam perilaku

hidup sehat. Pada umumnya tingkat pendidikan masyarakat di wilayah kerja

Puskesmas Messawa masih rendah sehingga menjadi tantangan bagi petugas

kesehatan dalam penyampaian informasi-informasi ataupun inovasi-inovasi

kesehatan.

B. Hasil Penelitian

1. Analisa Univariat

a. Umur responden

Tabel.4.3

35
Distribusi Frekuensi Umur Responden di wilayah Kerja

Puskesmas Messawa Tahun 2020

Umur Frekuensi %
15-20 4 40,0
21-29 2 20,0
>30 4 40,0
Total 10 100,0
Sumber : Data Tahun 2020.

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa dari 10 responden umur 15-

20 tahun yaitu sebanyak 4 orang (40,0%), umur antara 21-29 tahun

sebanyak 2 orang (20,0%) dan umur > 30 tahun sebanyak 4 orang atau

(40,0%).

b. Pekerjaan

Tabel.4.2
Distribusi Pekerjaan responden di wilayah Kerja Puskesmas
Mesawa Tahun 2020
Pekerjaan Frekuensi %
IRT 10 100,0
PNS 0 0
Lainnya 0 0
Total 10 100,0
Sumber : Data Tahun 2020.

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa dari 10 responden semua ber

status ibu rumah tangga (IRT) atau sebanyak 100% yang kategori PNS dan

pekerjaan lainnya semua memiliki nilai 0 %.

c. Posisi Persalinan.

Tabel.4.4
Distribusi posisi Persalinan di wilayah Kerja Puskesmas
Messawa Tahun 2020
Posisi Frekuensi %
Setengah duduk 8 80,0

36
Jongkok 2 20,0
Total 10 100,0

d. Posisi Persalinan.

Tabel.4.5
Distribusi waktu kala II persalinan di wilayah Kerja Puskesmas
Messawa Tahun 2020
Posisi Frekuensi %
≥ 15 menit 7 70,0
< 15 menit 3 30,0
Total 10 100,0

2. Analisis Bivariat

Tabel.4.6
Distribusi perbandinagn posisi persalinan setengah duduk dan
jongkok di wilayah Kerja Puskesmas
Messawa Tahun 2020

POSISI Mean P
BERSALIN N Rank Sum of Ranks
WAKT SETENGAH
8 4,63 37,00
U DUDUK
0,002
KALA JONGKOK 2 9,00 18,00
II Total 10
Sumber : Data Tahun 2020.

Berdasarkan table 4.6. terlihat bahwa Perceptan Kala II Persalinan

lebih efektif pada Posisi Setengah duduk dengan nilai Sum of Rank

37,00 dan nilai P=0,002 < dari α0,05. Dengan demikian dikatakan

bahwa Ha diterima dan Ho ditolak.

C. Pembahasan

Berdasarkan table 4.6. terlihat bahwa Perceptan Kala II Persalinan

lebih efektif pada Posisi Setengah duduk dengan nilai Sum of Rank 37,00

37
dan nilai P=0,002 < dari α0,05. Dengan demikian dikatakan bahwa Ha

diterima dan Ho ditolak.

Hasil penelitian tersebut di atas memperlihatkan bahwa posisi

setengah duduk dalam persalinan lebih efektif dari pada jongkok. Proses

persalinan memang sangat melelahkan, sehingga wajar Ibu butuh

istirahat. Itulah kenapa posisi setengah duduk (reclining) menjadi posisi

yang paling sering dilakukan saat persalinan. Sebenarnya posisi reclining

ini tidak cuma bisa dilakukan di tempat tidur tetapi bisa bersandar ke

birthing ball atau ke suami.

Kala II persalinan dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai

bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam untuk primipara dan 1

jam untuk multipara. Saat persalinan berpindah dari fase dilatasi ke fase

aktif ibu mengejan, keseluruhan tempo aktivitas akan berubah, sifat

aktivitas uterus mengalami perubahan sehingga respon ibu terhadap

persalinan sering kali bergeser dari konfulsi dan kehilangan kontrol

menjadi upaya fisik yang kuat sampai bayinya lahir. Seorang ibu

memerlukan stamina dan keberanian serta keyakinan terhadap

keterampilan bidan yang membantunya.

Posisi setengah duduk pada primi 59,8 menit sedangkan untuk multi

34,28 menit. Posisi setengah duduk adalah posisi dimana ibu duduk

dengan tubuh membentuk sudut 45ͦ terhadap tempat tidur dengan kedua

lutut dinaikkan atau dirangkul mendekati dada. Posisi setengah duduk

merupakan posisi yang nyaman pada saat proses persalinan sehingga ibu

38
lebih mudah untuk meneran. Posisi ini mudah untuk dilakukan, dapat

memperbaiki oksigenasi janin dan menambah dimensi pintu atas panggul.

Posisi setengah duduk dapat mengurangi rasa nyeri, memudahkan ibu

untuk meneran, mengurangi trauma vagina dan perineum, serta mencegah

terjadinya infeksi. selain itu posisi setengah duduk juga dapat membantu

penurunan janin dengan gravitasi untuk menurunkan janin ke dalam

panggul dan terus ke dasar panggul (JNPK, 2016)

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa posisi setengah duduk

lebih efektif dari pada posisi jongkok. Pengamatan peneliti mendampingi

ibu-ibu bersalin selama ini juga lebih banyak dan merasa lebih Nyaman

dengan setengah duduk ditambah dengan adanya pendamping saat

persalinan disamping atau di atas bagian tubuh ibu bisa dilakukan oleh

suami atau pun orang tua bahkan mertua atau keluarga lain secara

bergantian.

Penelitian lain yang seirama dengan hasil penelitian adalah dalam

penelitian ini adalah α> 0,05 ada pengaruh yang bermakna antara variabel

yang diukur. Dalam penelitian ini HI diterima sehingga ada hubungan

antara posisi persalinan dengan kemajuan persalinan kala I fase aktif.

Semakin banyak ibu inpartu yang melakukan berbagai macam posisi

persalinan khususnya posisi diluar tempat tidur maka semakin banyak ibu

yang mengalami kemajuan persalinan kala I fase aktif Oleh karena itu

rumah sakit atau BPS memperbolehkan berbagai macan posisi persalinan

39
pada saat persalinan kala I fase aktif.dalam penelitian ini yang terukur

adalah perbedaan percepatan kala I sehingga cepat memasuki kala II.

Hal ini sejalan dengan teori yang menyebutkan bahwa tidak ada satu

pun posisi melahirkan yang bisa jadi patokan terbaik untuk ibu hamil saat

menjalani persalinan. Ibu boleh lho berganti posisi melahirkan saat

persalinan, jadi biarkan tubuh Anda yang menjadi pemandunya. Studi

terbaru menganalisa penelitian tentang hal ini dan merekomendasikan para

ibu hamil yang menjalani persalinan untuk mencoba posisi apapun yang

paling nyaman. Itu artinya, Ibu tidak perlu berbaring untuk waktu yang

lama seperti proses persalinan konvensional. Ibu hamil yang rajin

bergerak, berjalan-jalan atau berada posisi berdiri selama tahap awal

persalinan biasanya akan melewati proses persalinan sekitar 1 jam lebih

cepat dan dapat meminimailsir penggunaan epidural.

Saat persalinan sudah semakin dekat, Anda bisa coba berbagai

posisi melahirkan untuk membantu mengatasi rasa sakit selama

peningkatan intensitas kontraksi. Anda bisa memilih posisi tegak,

bersandar, atau berbaring. Satu posisi yang tidak dianjurkan untuk

dilakukan biasanya posisi terlentang, karena pada posisi ini, rahim Anda

akan menekan vena cava (yang bertugas mengembalikan darah dari kaki

ke jantung), yang akan mempengaruhi aliran darah dan membuat kontraksi

Anda kurang efektif.

Pengaruh posisi pada persalinan adalah memungkinkan ibu yang lelah

untuk istirahat, gaya gravitasi netral, dapat mengurangi hemoroid, dapat

mengatasi masalah detak jantung janin, membantu menurunkan tekanan darah

40
tinggi khususnya posisi lateral kiri, menghindari tekanan terhadap sakrum, dapat

meningkatkan kemajuan persalinan saat mengganti intervensi berjalan dan dapat

menambah rotasi pada bayi dengan oksiput posterior.

Posisi persalinan merupakan suatu peristiwa fisiologis tanpa disadari

dan terus berlangsung/ progresif. Penolong persalinan dapat membantu

agar ibu tetap tenang dan rileks, maka penolong persalinan tidak boleh

mengatur posisi meneran. Penolong persalinan harus memfasilitasi ibu

dalam memilih sendiri posisi meneran dan menjelaskan alternatifalternatif

posisi meneran bila posisi yang dipilih ibu tidak efektif (Nuraisiah, 2012).

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI, 2015. Kejadian

kematian ibu bersalin sebesar 49.5%, hamil 26%, dan nifas 24%. Adapun

sebagian kematian maternal dan perinatal banyak terjadi pada saat

persalinan, salah satu penyebabnya kala II yang lama (37%). Sementara

itu, angka target dari Sustainable Delevomrnt goals (SDGs) untuk angka

kematian ibu sendiri adalah 70 per 100 ribu kelahiran (Kinanti, 2017).

Menurut Marmi (2012), posisi jongkok adalah posisi yang biasanya

ibu berjongkok di atas bantalan empuk yang berguna menahan kepala dan

tubuh bayi. Walaupun tidak lazim pada orang Indonesia bagian barat, cara

bersalin jongkok sudah dikenal sebagai posisi bersalin yang alami bagi ibu

di beberapa suku di Papua dan daerah lainnya. Oleh karena memanfaatkan

gravitasi tubuh, ibu tidak usah terlalu kuat mengejan. Sementara bayi pun

lebih cepat keluar lewat jalan lahir. Kelebihan posisi jongkok merupakan

posisi melahirkan yang alami karena memanfaatkan gaya gravitasi bumi,

sehingga ibu tidak usah terlalu kuat mengejan.

41
Dengan demikian hasil penelitian ini menyebutkan bahwa posisi

setengah duduk lebih efektif dibandingkan posisi jongkok. Walaupun

secara teori jongkok tidak terlalu menguras cara ibu mengedan tetapi aspek

lain menyebutkan bahwa posisi setengah duduk lebih aman secara lakurat

dari uji analisis yang telah dilakukan.

BAB V

PENUTUP

42
A. Kesimpulan

Posisi persalinan setengah duduk lebih efektif dijadikan dan

direkomendasikan sebagai posisi persalinan yang efektif dibandingkan

dengan jongkok yang juga posisi kurang popular di Indonesia khususnya

di tempat penelitian.

B. Saran

1. Bagi Wilayah kerja Puskesmas Messawa

Penelitian diharapkan dapat menginsipirasi dan membnatu

teman-teman membandingkan posisi persalinan yang baik dan

direkomendasikan sebagai posisi efektif dalam persalinan

2. Bagi Institusi Universitas Mega Buana Palopo.

Penelitian diharapkan mampu memberikan tambahan bahan

referensi lingkup pembelajaran dan dapat di tingkatkan penelitian

dengan kajian lebih dalam sehingga akan mendapatkan hasil yang

lebih baik khususnya dalam dunia persalinan.

3. Bagi Profesi.

Di harapkan mampu menjadi masukan atau kontribusi positif

yang membangun utamanya dalam memberikan pelayanan kepada

setiap ibu bersalin agar mampu memimilih posisi yang tepat aman dan

nyaman.

43
LAMPIRAN

Surat Izin Pengambilan Data Awal

44
Surat Keterangan Selesai Melakukan Penelitian

45
46
47
LEMBAR CHECKLIST

PEREBEDAAN POSISI JONGKOK DAN SETENGAH DUDUK


TERHADAP PERCEPATAN KALA II PERSALINAN
DI PUSKESMAS MESSAWA
KABUPATEN MAMASA

A. IDENTITAS RESPONDEN
1. NAMA :
2. USIA :
3. PENDIDIKAN :
4. PARITAS :
5. PEKERJAAN :
6. ALAMAT :

B. POSISI BERSALIN

POSISI
NO
JONGKOK SETENGAH DUDUK

C. LAMA KALA II

WAKTU KALA II
NO < 15 ≥ 15 – 30 ≥ 30 – 45 ≥ 45 – 60 >60 >120
MENIT MENIT MENIT MENIT MENIT MENI
T

48
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Tempat Tanggal Lahir:

Pekerjaan :

Alamat :

Menyetujui menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh :

Nama : Reskisari
Nim : B.19.03.150
Alamat : Messawa

Judul penelitian : Perbedaan Posisi Jongkok Dan Setengah Duduk Terhadap

Percepatan Kala II Persalinan Di Puskesmas Messawa

Kabupaten Mamasa Tahun 2020

Saya telah mendapatkan penjelasan dari peneliti tentang tujuan penelitian

ini, saya mengerti bahwa penelitian ini tidak akan merugikan saya serta identitas

dan jawaban yang saya berikan terjamin kerahasiaannya.

Demikian pernyataan saya tanda tangani tanpa adanya paksaan dari siapapun.

Messawa, 05-Oktober- 2020

49
Responden

(…….……………..)

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Responden yang Terhormat

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Reskisari
Nim : B.19.03.150
Alamat : Messawa

Adalah Mahasiswa Program Sarjana Terapan Kebidanan Universitas Mega

Buana Palopo, akan melakukan penelitian tentang “Perbedaan Posisi Jongkok Dan

Setengah Duduk Terhadap Percepatan Kala ll Persalinan Di Puskesmas Messawa

Kabupaten Mamasa Tahun 2020”. Oleh karena itu saya meminta kesediaan ibu

untuk menjadi responden dan menjawab pertanyaan-pertanyaan pada lembar

observasi, karena jawaban yang ibu berikan akan terjaga kerahasiaannya dan

hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

Atas bantuan dan kesediaan ibu, Saya ucapkan terima kasih.

Messawa, 05-oktober-2020

Peneliti

50
Reskisari

51

Anda mungkin juga menyukai