RESKISARI
B.19.03.150
i
PERBEDAAN POSISI JONGKOK DAN SETENGAH DUDUK
TERHADAP PERCEPATAN KALA II PERSALINAN
DI PUSKESMAS MESSAWA
KABUPATEN MAMASA
TAHUN 2020
RESKISARI
B.19.03.150
ii
LEMBAR SIAP UJIAN SKRIPSI
RESKISARI
B.19.03.150
Palopo, 2020
Mengetahui
iii
ABSTRAK
Reskisari
Latar Belakang : posisi jongkok adalah yang biasanya ibu berjongkok di atas
batalan empuk yang berguna menahan kepala dan tubuh bayi. Posisi sangat
menentukan kelancaran proses persalinan pada ibu bersalin dan minat masyarakat
lebih tinggi pada posisi setengah duduk dari pada jongkok. Tujuan : Untuk
mengetahui perebedaan posisi jongkok dan setengah duduk terhadap percepatan kala II
persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Messawa Kabupaten Mamasa tahun 2020.
Metode : metode penelitian ini memakai Quasy-Experiment dengan rancangan
penelitian Two group, serta dua intervensi yaitu posisi jongkok dan setengah duduk.
populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin di wilayah kerja
puskesmas messawa . Sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 10 responden
dengan jabaran 8 orang posisi setengah duduk dan 2 orang posisis jongkok dan
cara penentuan sampel pada peelitian ini dengan cara purposive sampling. Uji
statistic yang dgunakan adalah Wilcoxon test dengan tingkat kemaknaan α =
0,05. Hasil : ada Perbedaan posisi jongkok dan setengah duduk terhadap
pencapaian kala II Persalinan yaitu posisi persalinan setengah duduk lebih efektif
terhadap percepatan kala II dibandingkan dengan posisi jongkok. Kesimpulan :
Posisi persalinan setengah duduk lebih efektif dijadikan dan direkomendasikan
sebagai posisi persalinan yang efektif dibandingkan dengan jongkok yang juga
posisi kurang popular di Indonesia khususnya di tempat penelitian.
Kata Kunci : posisi jongkok, setengah duduk, pencapaian kala II Persalinan
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas rahmat serta ridho-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
penulisan proposal yang berjudul “Perbedaan Posisi Jongkok Dan
Setengah Duduk Terhadap Percepatan Kala Ii Persalinan Di Puskesmas
Messawa Kabupaten Mamasa Tahun 2020”.
1. Bapak Rahim Munir, SP.,MM selaku Pembina Yayasan Mega Buana Palopo.
2. Ibu Dr. Nilawati Uly, S.Si.,Apt.,M.Kes selaku Rektor Universitas Mega Buana
Palopo.
3. Bapak Indra Amanah AN, SKM., MPH selaku Wakil Rektor I Bidang
Akademik Universitas Mega Buana Palopo.
4. Ibu Evawati Uly, S.Farm.,Apt selaku Wakil Rektor II Bidang Keuangan
Universitas Mega Buana Palopo.
5. Bapak Andriyanto Dai, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Wakil Rektor III Bidang
Kemahasiswaan Universitas Mega Buana Palopo.
iv
6. Ibu Yuniar Dwi Yanti, S.ST.,M.Keb selaku Dekan Fakultas Kesehatan dan
Ketua Prodi Kebidanan Universitas Mega Buana Palopo.
7. Ibu Hariyati ,SKM.,S.ST.,M.Kes selaku penguji Universitas Mega Buana
Palopo.
iv
8. Bapak dan Ibu dosen serta staf Universitas Mega Buana Palopo.
9. Bapak Christian. SKM selaku Kepala Puskesmas Messawa, beserta staf yang
telah memberikan ijin dalam pengambilan data awal untuk penyusunan
proposal ini.
Yang Tercinta untuk teman-teman serta seluruh keluarga yang telah
membantu dan memberikan motivasi sehingga penulis mampu menyelesaikan
proposal ini.
Akhir kata semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah
dan karunia-Nya kepada kita semua dan memberikan imbalan yang setimpal
atas jerih payah dari semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada
penulis serta senantiasa menambah ilmu pengetahuan yang bermanfaat dan
menjadikan kita sebagai hamba yang selalu bersyukur.
Messawa,05-Oktober 2020
Reskisari
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN JUDUL..................................................................................... ii
HALAMAN SIAP UJIAN PROPOSAL..................................................... iii
KATA PENGANTAR.................................................................................. iv
DAFTAR ISI................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian.................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian.................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 7
A. Tinjauan Umum Tentang Persalinan.......................................... 7
B. Tinjauan Umum Tentang Posisi Persalinan............................... 14
C. Tinjauan Umum Tentang Kala Persalinan................................. 18
D. Kerangka Konsep....................................................................... 21
E. Defenisi Operasional.................................................................. 22
F. Hipotesis Penelitian................................................................ 24
BAB III METODE PENELITIAN............................................................ 25
A. Desain Penelitian.................................................................... 25
B. Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................. 25
C. Populasi dan Sampel Penelitian............................................. 25
D. Instrumen Penelitian............................................................... 26
E. Pengumpulan Data.................................................................. 26
F. Pengolahan dan Penyajian Data.............................................. 27
G. Analisa Data............................................................................ 28
vi
H. Etika Penelitian....................................................................... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................... 31
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian..................................... 31
B. Hasil Penelitian....................................................................... 35
BAB V PENUTUP……………................................................................... 39
A. Kesimpulan............................................................................. 39
B. Saran....................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan adalah usaha yang dilakukan oleh rahim ketika bayi akan
bawah sampai ke leher rahim. Dorongan ini membuka leher rahim. Setelah
leher rahim mencapai pembukaan lengkap, kontraksi dan dorongan ibu akan
dan membran dari dalam rahim melalui jalan lahir. Saat memberikan
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan ( 37-42 minggu ). Lahir spontan
( Anggeni, 2019).
2
dan menjelaskan alternatif-alternatif posisi meneran bila posisi yang dipilih
9300 jiwa, Afrika Utara 179.000jiwa dan Asia Tenggara 16.000 jiwa.
per 100.000 kelahiran hidup, fhilipina 170 per 100.000 kelahiran hidup,
kelahiran hidup, brunei 60 per 100.00 kelahiran hidup, dan Malaysia 39.
tinggi.
pada posisi telentang pembuluh aorta dan vena cava inferior akan
tertekan oleh beban berat janin, uterus, air ketuban dan plasenta.
3
pada bantal, kaki ditekuk, dan paha dibuka ke arah samping. Posisi ini
Hakiki & Oktaviana Tahun 2018 bahwa tidak terdapat perbedaan posisi
kepala dan tubuh bayi. Walaupun tidak lazim pada orang Indonesia bagian
barat, cara bersalin jongkok sudah dikenal sebagai posisi bersalin yang
alami bagi ibu di beberapa suku di Papua dan daerah lainnya. Oleh
mengejan. Sementara bayi pun lebih cepat keluar lewat jalan lahir.
terlalu kuat mengejan. dikatakan pula dalam sebuah refrensi bahwa posisi
jongkok dapat mengurangi jumlah darah yang hilanh (Vicky & Cathy, 2013).
lamanya kala II pada posisi persalinan setengah duduk dan posisi jongkok
lengkap dari serviks (10 cm) dan berakhir dengan kelahiran bayi. Kala II
ditandai dengan diantaranya his terkoordinasi, kuat, cepat dan lebih lama, kira-
4
kira 2-3 menit sekali, kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga
menimbulkan rasa mengejan, tekanan pada rektum dan anus terbuka, serta
dengan mewawancarai salah satu bidan diperoleh data ibu bersalin Tahun
2017 sebanyak 551 orang, Tahun 2018 sebanyak 586 orang dan Tahun 2019
sebesar 567 orang dan Tahun 2020 Januari s/d Oktober sebanyak 498 orang.
melahirkan dan yang lazim hanyalah posisi stengah duduk. Dari hal tersebut
maka peneliti tertarik untuk meneliti dan mengkaji lebih dalam melalui
penelitian apakah ada perbedaan posisi setengah duduk dan jongkok dengan
5
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tahun 2020.
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat ilmiah
2. Manfaat praktis
6
a. Bagi Institusi Pendidikan
selanjutnya.
c. Bagi profesi
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Persalinan
ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya
terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai
berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika
presentasi belakang kepala yang berlangsung tidak lebih dari 18 jam tanpa
8
2. Kebutuhan Masa Persalinan
a) Non-Medis
c) Pendekatan psikologi
9
d) Dukungan, pendampingan dan optimism
atau BAB dan menjaganya agar tetap bersih dan kering. Hal ini
dan juga feses dapat membuat ibu bersalin merasa tidak nyaman.
menyegarkan.
c. Berendam
terhadap air dalam proses dalam persalinan dan kelahiran bayi kini
telah berkembang.
10
didalam air dan yang lainnya telah memberikan komentar tentang
yang paling menenangkan. Diperlukan bak yang cukup dalam agar air
d. Perawatan mulut
dalam persalinan selama beberapa jam tanpa cairan oral dan tanpa
perawatan mulut. Hal ini menimbulkan rasa tidak nyaman dan tidak
11
d) Pemberian permen untuk melembabkan mulut dan tenggorokan,
permen lollipop.
e. Pengipasan
ibu. Oleh karena itu, gunakan kipas atau bisa juga dengan kertas/lap
12
1. Berkurangnya kebutuhan analgesia farmakologis dan lebih sedikit
epidural,
mewujdkan :
13
proses persalinan. Bidan harus dapat mengarahkan mereka
1. Mengusap keringat
3. Memberikan minuman
4. Mengubah posisi
14
1. Kelahiran dengan bantuan vakum dan forsep semakin kecil
melahirkan mereka.
Tidak ada satu pun posisi melahirkan yang bisa jadi patokan terbaik untuk
ibu hamil saat menjalani persalinan. Ibu boleh lho berganti posisi melahirkan
saat persalinan, jadi biarkan tubuh Anda yang menjadi pemandunya. Studi
terbaru menganalisa penelitian tentang hal ini dan merekomendasikan para ibu
hamil yang menjalani persalinan untuk mencoba posisi apapun yang paling
nyaman. Itu artinya, Ibu tidak perlu berbaring untuk waktu yang lama seperti
atau berada posisi berdiri selama tahap awal persalinan biasanya akan
meminimailsir penggunaan epidural.
persalinan. Atau jika lelah, Anda bisa juga mandi air hangat atau tiduran
15
Saat persalinan sudah semakin dekat, Anda bisa coba berbagai posisi
berbaring. Satu posisi yang tidak dianjurkan untuk dilakukan biasanya posisi
terlentang, karena pada posisi ini, rahim Anda akan menekan vena cava (yang
selama persalinan :
a. Duduk
Beberapa ibu hamil ada yang lebih nyaman untuk berdiri dan
saat sedang berdiri, Anda bisa berhenti untuk bersandar pada dinding atau
pasangan.
16
c. Posisi Hands and Knees
Ini menjadi salah satu posisi melahirkan yang sangat populer. Anda
bisa meletakkan dua tangan dan lutut di atas di tempat tidur. Penelitian
selama persalinan. Jika siku Anda terasa lelah, naikkan bagian kepala
tempat tidur agar Anda bisa mengistirahatkan lengan saat berlutut. Atau
sandarkan bagian depan tubuh pada tumpukan bantal jika ini bisa
d. Berbaring Miring
Posisi melahirkan ini memberi waktu istirahat bagi ibu hamil yang
pada sisi kiri, yang lebih dianjurkan demi kelancaran aliran darah.
Selipkan bantal di antara lutut Anda agar terasa nyaman. Jika ingin
berganti posisi, minta suami untuk membantu Anda berganti posisi miring
ke kanan.
yoga. Minta bantuan suami untuk menahan bola agar Anda tidak terjatuh.
Saat duduk, bersandarlah pada tumpukan bantal di tempat tidur. Posisi ini
berat badan Anda tertahan. Selain duduk di atas birthing ball, Anda bisa
17
bersandar ke bola ketika berlutut atau tempatkan bola pada kursi dan
selama proses persalinan, tapi nggak ada salahnya untuk dicoba lho. Ibu
melahirkan ini akan mempermudah tubuh membuka jalan lahir dan juga
sebagian besar ibu hamil, tapi posisi ini juga patut dicoba lho karena bisa
reclining ini tidak cuma bisa dilakukan di tempat tidur tetapi bisa
i. Berlutut (Kneeling)
18
Jika posisi janin menghadap ke perut Ibu (tidak memunggungi
perut ibu), Anda bisa mencoba posisi kneeling untuk membantu si kecil
mengubah posisinya. Posisi melahirkan yang satu ini juga membantu ibu
untuk beristirahat.
persalinan aktif,, yang paling penting, selalu dengarkan tubuh anda dan
jangan ragu untuk mengganti posisi saat posisi yang sedang dicoba tidak
lagi terasa nyaman. Untuk mengetes apakah posisi yang Ibu gunakan itu
nyaman untuk janin atau tidak maka bisa dilihat dari detak jantung janin.
Kala II persalinan dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi
lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam untuk primipara dan 1 jam untuk
multipara. Saat persalinan berpindah dari fase dilatasi ke fase aktif ibu
bergeser dari konfulsi dan kehilangan kontrol menjadi upaya fisik yang kuat
sampai bayinya lahir. Seorang ibu memerlukan stamina dan keberanian serta
Kita ketahui bahwa persalinan lama mempunyai dampak pada ibu, yaitu
infeksi uteri, rupture uteri imminen sampai rupture uteri dan perdarahan,
kematian. Berdasarkan hasil analisis univariat dengan jumlah sampel 160 ibu
bersalin ditemukan rata-rata lama kala II pada ibu bersalin dengan posisi
19
miring di BPS Suparini, BPS Kartini dan BPS Lia Maria tahun 2013 rata-rata
waktu yang di butuhkan pada posisi miring untuk primi 48,73 menit
sedangkan untuk miring pada multi 26,02 menit. Posisi miring membuat ibu
merasa lebih nyaman dan kontraksi uterus lebih efektif sehingga memudahkan
ibu untuk mengedan. Posisi miring dapat digunakan sepanjang kala I dan kala
II dengan cara ibu berbaring miring, kedua pinggul dan lutut dalam keadaan
fleksi dan diantara kakinya ditempatkan sebuah bantal atau kaki atasnya di
memungkinkan ibu yang lelah untuk istirahat, gaya gravitasi netral, dapat
persalinan saat mengganti intervensi berjalan dan dapat menambah rotasi pada
bayi dengan oksiput posterior (Simkins, 2005 : 133). Selain itu, tekanan uterus
pada vena cava inferior yang mengakibatkan supine hypotensi sindrom dapat
dikurangi (Oxorn, 1996). Posisi miring juga dapat memberikan rasa santai
bagi ibu yang letih, oksigenasi yang baik bagi bayi, dan membantu
posisi oksiput posterior maka ibu sebaiknya berbaring miring pada sisi yang
sama dengan oksiput dan punggung janin karena gaya gravitasi akan
2005 : 105).
20
Posisi setengah duduk pada primi 59,8 menit sedangkan untuk multi 34,28
menit. Posisi setengah duduk adalah posisi dimana ibu duduk dengan tubuh
membentuk sudut 45o terhadap tempat tidur dengan kedua lutut dinaikkan atau
nyaman pada saat proses persalinan sehingga ibu lebih mudah untuk meneran.
Posisi ini mudah untuk dilakukan, dapat memperbaiki oksigenasi janin dan
menambah dimensi pintu atas panggul (Simkins, 2005 : 132). Posisi setengah
(Pusdiknakes, 2001). Selain itu posisi setengah duduk juga dapat membantu
21
D. Kerangka Konsep
Independent
Dependent
Posisi Jongkok
Percepatan Kala II
Persalinan
Keterangan :
: Variabel Dependent
22
E. Definisi Operasional.
Tabel 2.1
n jam pada
multigravida
pada
primigravida
Independen
2 Posisi posisi - 1. -
Jongkok melahirkan.
pada ibu
dengan cara
jongkok atau
melipat lutut
dan duduk
3 Posisi tanpa
setengah menyentuh
23
duduk lantai.
Posisi
setengah
duduk adalah
posisi dimana
ibu duduk
dengan tubuh
membentuk
sudut 45o
terhadap
tempat tidur
dengan kedua
lutut
dinaikkan
atau
dirangkul
mendekati
dada.
F. Hipotesis
24
2. Ho : Tidak Ada perbedaan posisi jongkok dan setengah duduk dengan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
25
A. Desain Penelitian
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
Agustus 2020.
1. Populasi
2. Sampel
26
kriteria-kriteria :
a. Kriteria inklusi
b. Kriteria eksklusi
Kabupaten Mamasa.
D. Instrument Penelitian
E. Pengumpulan Data
1. Data Primer
terhadap objek yang akan diteliti. D`alam hal ini mendapatkan informasi
27
tentang perbedaan posisi jongkok dan setengah duduk terhadap
2. Data Sekunder
Data yang yang diperoleh dari institusi yang terkait yaitu data yang
diperoleh dari Puskesmas Messawa, buku referensi dan artikel atau jurnal
penelitian.
berarti, maka data mentah tersebut perlu diolah terlebih dahulu sebelum
1. Editing
2. Coding
mentah (yang ada dalam lembar observasi) kedalam bentuk yang mudah
3. Processing
28
Data yang akan diperoleh dari penelitian akan selanjutnya diinput
4. Cleaning
kesalahan yang mungkin akan terjadi selama proses input data. Proses ini
G. Analisis Data
1. Analisis Univariat
2. Analisa Bivariat
1) Jika p value ≥α, maka Ho di tolak yang berarti tidak ada pengaruh
29
2) Jika p value ≤ α, maka Ha di terima yang berarti ada pengaruh
H. Etika Penelitian
1. Informed consent
persetujuan.
2. Anonymity
nama subjek pada lembar observasi. Lembar tersebut hanya diberi nomor
Ny. R
3. Confidentiality
30
Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari responden dijamin oleh
31
BAB IV
pada tahun 2003, dan mulai beroperasi pada tahun 2004.Luas Wilayah kerja
Tabel 2.1
Luas Wilayah Kerja Puskesmas Messawa Menurut Desa/Kelurahan
Tahun 2019
Persentase Terhadap Luas
Desa/Kelurahan Luas (km2) Kecamatan Kabupaten
No
1. Messawa 11,58 7,67 0,39
2. Rippung 48,77 32,32 1,62
3. Makuang 12,50 8,28 0,42
4. Sepang 7,30 4,84 0,24
5. Malimbong 18,14 12,02 0,60
6. Matande 18,13 12,02 0,60
32
7. Sipai 15,09 10,00 0,50
8. Pasapa Mambu 11,58 7,67 0,39
9. Tanete Batu 7,79 5,16 0,26
Jumlah 150,88 100 5,02
3.857 jiwa laki-laki dan 3.619 jiwa perempuan, serta jumlah KK sebanyak
Grafik 2.1
33
800
Laki-Laki Perempuan
700
600
500
400
300
200
100
0
w g
at
u ai e ng g g a
sa an .T B Sip nd bo an un sm
es Se
p
at
a
m ak
u pp Pa
M M ali M Ri
M
dalam sikap kegotong royongan yang kokoh. Ini terlihat pada acara-acara
seperti selamatan, pernikahan dan masih banyak lagi acara-acara lain yang
formal.
34
Tabel 4.2
DISTRIBUSI SARANA PENDIDIKAN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MESSAWA
TAHUN 2019
kesehatan.
B. Hasil Penelitian
1. Analisa Univariat
a. Umur responden
Tabel.4.3
35
Distribusi Frekuensi Umur Responden di wilayah Kerja
Umur Frekuensi %
15-20 4 40,0
21-29 2 20,0
>30 4 40,0
Total 10 100,0
Sumber : Data Tahun 2020.
sebanyak 2 orang (20,0%) dan umur > 30 tahun sebanyak 4 orang atau
(40,0%).
b. Pekerjaan
Tabel.4.2
Distribusi Pekerjaan responden di wilayah Kerja Puskesmas
Mesawa Tahun 2020
Pekerjaan Frekuensi %
IRT 10 100,0
PNS 0 0
Lainnya 0 0
Total 10 100,0
Sumber : Data Tahun 2020.
status ibu rumah tangga (IRT) atau sebanyak 100% yang kategori PNS dan
c. Posisi Persalinan.
Tabel.4.4
Distribusi posisi Persalinan di wilayah Kerja Puskesmas
Messawa Tahun 2020
Posisi Frekuensi %
Setengah duduk 8 80,0
36
Jongkok 2 20,0
Total 10 100,0
d. Posisi Persalinan.
Tabel.4.5
Distribusi waktu kala II persalinan di wilayah Kerja Puskesmas
Messawa Tahun 2020
Posisi Frekuensi %
≥ 15 menit 7 70,0
< 15 menit 3 30,0
Total 10 100,0
2. Analisis Bivariat
Tabel.4.6
Distribusi perbandinagn posisi persalinan setengah duduk dan
jongkok di wilayah Kerja Puskesmas
Messawa Tahun 2020
POSISI Mean P
BERSALIN N Rank Sum of Ranks
WAKT SETENGAH
8 4,63 37,00
U DUDUK
0,002
KALA JONGKOK 2 9,00 18,00
II Total 10
Sumber : Data Tahun 2020.
lebih efektif pada Posisi Setengah duduk dengan nilai Sum of Rank
37,00 dan nilai P=0,002 < dari α0,05. Dengan demikian dikatakan
C. Pembahasan
lebih efektif pada Posisi Setengah duduk dengan nilai Sum of Rank 37,00
37
dan nilai P=0,002 < dari α0,05. Dengan demikian dikatakan bahwa Ha
setengah duduk dalam persalinan lebih efektif dari pada jongkok. Proses
ini tidak cuma bisa dilakukan di tempat tidur tetapi bisa bersandar ke
bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam untuk primipara dan 1
jam untuk multipara. Saat persalinan berpindah dari fase dilatasi ke fase
menjadi upaya fisik yang kuat sampai bayinya lahir. Seorang ibu
Posisi setengah duduk pada primi 59,8 menit sedangkan untuk multi
34,28 menit. Posisi setengah duduk adalah posisi dimana ibu duduk
dengan tubuh membentuk sudut 45ͦ terhadap tempat tidur dengan kedua
merupakan posisi yang nyaman pada saat proses persalinan sehingga ibu
38
lebih mudah untuk meneran. Posisi ini mudah untuk dilakukan, dapat
terjadinya infeksi. selain itu posisi setengah duduk juga dapat membantu
ibu-ibu bersalin selama ini juga lebih banyak dan merasa lebih Nyaman
persalinan disamping atau di atas bagian tubuh ibu bisa dilakukan oleh
suami atau pun orang tua bahkan mertua atau keluarga lain secara
bergantian.
penelitian ini adalah α> 0,05 ada pengaruh yang bermakna antara variabel
persalinan khususnya posisi diluar tempat tidur maka semakin banyak ibu
yang mengalami kemajuan persalinan kala I fase aktif Oleh karena itu
39
pada saat persalinan kala I fase aktif.dalam penelitian ini yang terukur
Hal ini sejalan dengan teori yang menyebutkan bahwa tidak ada satu
pun posisi melahirkan yang bisa jadi patokan terbaik untuk ibu hamil saat
ibu hamil yang menjalani persalinan untuk mencoba posisi apapun yang
paling nyaman. Itu artinya, Ibu tidak perlu berbaring untuk waktu yang
dilakukan biasanya posisi terlentang, karena pada posisi ini, rahim Anda
40
tinggi khususnya posisi lateral kiri, menghindari tekanan terhadap sakrum, dapat
agar ibu tetap tenang dan rileks, maka penolong persalinan tidak boleh
posisi meneran bila posisi yang dipilih ibu tidak efektif (Nuraisiah, 2012).
kematian ibu bersalin sebesar 49.5%, hamil 26%, dan nifas 24%. Adapun
itu, angka target dari Sustainable Delevomrnt goals (SDGs) untuk angka
kematian ibu sendiri adalah 70 per 100 ribu kelahiran (Kinanti, 2017).
ibu berjongkok di atas bantalan empuk yang berguna menahan kepala dan
tubuh bayi. Walaupun tidak lazim pada orang Indonesia bagian barat, cara
bersalin jongkok sudah dikenal sebagai posisi bersalin yang alami bagi ibu
gravitasi tubuh, ibu tidak usah terlalu kuat mengejan. Sementara bayi pun
lebih cepat keluar lewat jalan lahir. Kelebihan posisi jongkok merupakan
41
Dengan demikian hasil penelitian ini menyebutkan bahwa posisi
secara teori jongkok tidak terlalu menguras cara ibu mengedan tetapi aspek
lain menyebutkan bahwa posisi setengah duduk lebih aman secara lakurat
BAB V
PENUTUP
42
A. Kesimpulan
di tempat penelitian.
B. Saran
3. Bagi Profesi.
setiap ibu bersalin agar mampu memimilih posisi yang tepat aman dan
nyaman.
43
LAMPIRAN
44
Surat Keterangan Selesai Melakukan Penelitian
45
46
47
LEMBAR CHECKLIST
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. NAMA :
2. USIA :
3. PENDIDIKAN :
4. PARITAS :
5. PEKERJAAN :
6. ALAMAT :
B. POSISI BERSALIN
POSISI
NO
JONGKOK SETENGAH DUDUK
C. LAMA KALA II
WAKTU KALA II
NO < 15 ≥ 15 – 30 ≥ 30 – 45 ≥ 45 – 60 >60 >120
MENIT MENIT MENIT MENIT MENIT MENI
T
48
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
Nama :
Pekerjaan :
Alamat :
Nama : Reskisari
Nim : B.19.03.150
Alamat : Messawa
ini, saya mengerti bahwa penelitian ini tidak akan merugikan saya serta identitas
Demikian pernyataan saya tanda tangani tanpa adanya paksaan dari siapapun.
49
Responden
(…….……………..)
Nama : Reskisari
Nim : B.19.03.150
Alamat : Messawa
Buana Palopo, akan melakukan penelitian tentang “Perbedaan Posisi Jongkok Dan
Kabupaten Mamasa Tahun 2020”. Oleh karena itu saya meminta kesediaan ibu
observasi, karena jawaban yang ibu berikan akan terjaga kerahasiaannya dan
Messawa, 05-oktober-2020
Peneliti
50
Reskisari
51