Di Susun Oleh :
Oktarizani Lomban
(220602011)
Fitri Labaso
(220602009)
Nurhalisa Geiby Canon
(220602006)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya,sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini,guna menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah askeb
pada anak dengan kondisi rentan yang membahas tentang kebutuhan khusus pada permasalahan
ekonomi seperti kemiskinan dan anak banyak tepat pada waktunya.
Dalam penyelesaian penulisan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar
besarnya dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuan,bimbingan,arahan sehingga
makalah ini dapat terselesaikan pada waktunya
Segala usaha telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini. Tapi kami menyadari
didalam makalah ini masih banyak ditemukan kekurangan,oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan guna perbaikan di masa yang akandatang.
Semoga makalah ini dapat berguna dan memberikan manfaat bagi semua pihak terutama bagi
kami tim penulis,dan para pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................... 1
DAFTAR ISI............................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN.............................................................. 3
A. Latar Belakang.............................................................. 3
BAB II Isi
Kesimpulan…………………………………………... 30
DAFTAR PUSTAKA………………………………... 31
BAB I PENDAHULUAN
Salah satu contoh masalah sosial yang disebabkan oleh faktor ekonomi adalah kemiskinan.
Kemiskinan merupakan masalah sosial serius yang dihadapi oleh pemerintah Indonesia.
Meskipun telah berjuang puluhan tahun untuk membebaskan diri dari kemiskinan, kenyataan
bahwa sampai saat ini Indonesia belum bisa melepaskan diri dari belenggu masalah kemiskinan.
Bank Dunia mengukur tingkat kemiskinan didunia ini dengan batas Upper Middle-Income
Class (UMIC) dengan pendapatan US$ 5,5 (setara Rp 77 ribu) per hari. Hasilnya, jumlah
penduduk miskin di bawah garis ini justru naik menjadi 24% pada Oktober 2019, lebih tinggi dari
April 2019 yang sebesar 23,7 persen
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penduduk miskin pada September 2020 sebanyak 27,55
juta jiwa atau meningkat 2,76 juta dibandingkan tahun sebelumnya. Pada periode September
2020, tingkat kemiskinan, menjadi 10,19 persen atau meningkat 0,97 poin persentase (pp) dari
9,22 persen periode September 2019
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kemiskinan adalah suatu keadaan dimana seseorang
atau daerah tidak dapat meningkatkan kehidupan yang lebih layak atau dapat dikatakan tidak
dapat meningkatkan standar hidup yang lebih baik.
A. Jenis kemiskinan
B.Penyebab Kemiskinan
C. Dampak Kemiskinan
1.KriminalitasTinggi
Akses pendidikan yang tertutup merupakan dampak kemiskinan yang dapat dirasakan.Biaya
pendidikan yang cukup tinggi mengakibatkan masyarakat miskin tidak dapat menjangkau dunia
pendidikan.
3. Tingkat pengangguran Tinggi
Dampak kemiskinan selanjutnya yakni dimana tingkat pengangguran semakin banyak. Tingkat
pendidikan yang rendah tentunya juga akan berdampak terhadap pengangguran yang semakin
meningkat.
2.2.Anak Banyak
A .Pengertian
Anak menurut bahasa adalah keturunan kedua sebagai hasil antara hubungan pria dan wanita.
Dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak, dikatakan bahwa anak
adalah amanahdan karuni Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan
martabat sebagai manusia seutuhnya
Banyak Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), artinya adalah besar jumlahnya.Jadi
Anak Banyak Adalah Bila suatu keluarga mempunyai lebih dari 5 anak dengan jarak kurang 2
tahun (Manuaba2009)
1.Faktor Agama
Bagi para pemeluk agama merencanakan jumlah anak adalah menyalahi kehendak Tuhan. Kita
tidak boleh mendahului kehendak Tuhan apalagi mencegah kelahiran anak dengan menggunakan
alat kontrasepsi supaya tidak hamil
2.Faktor Ekonomi
Anak dipandang sebagai tenaga kerja yang dapat membantu meningkatkan ekonomi keluarga
sehingga mempunyai banyak anak akan banyak tambahan pendapatan yang akan diperoleh.
3.Faktor Budaya
Budaya dari suatu masyarakat yang memberikan nilai anak lakilaki lebih dari anak perempuan
atau sebaliknya.
4.Faktor Usia
Tujuan pendewasaan usia perkawinan selain untuk mengendalikan kelahiran,oleh karena semakin
tua usia orang kawin berarti semakin Sedikit waktu masa reproduktif yang dimiliki oleh Pasangan
Usia Subur (PUS), juga bermanfaat untuk mengurangi resiko kehamilan.
5.Faktor Pendidikan
Debpuur dkk (2002) menemukan pengaruh umur, jumlah anak dan pendidikan terhadap
pengetahuan alat/cara KB modern, pengetahuan sumber KB, pemakaian alat/cara KB dan pilihan
fertilitas.
Pada wanita:
Peran Bidan kebutuhan khusus pada permasalahan ekonomi (kemiskinan dan anak
banyak)
Bidan memberikan pelayanan pada siklus kehidupan wanita seperti asuhan ibu
hamil,bersalin,bayi baru lahir, nifas, neonatus, balita, kb, lansia maupun kelompokrentan
Bidan memberikan sumbangsih kepada pemerintah untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi
dalam bentuk penelitian, dimana penelitian tersebut dapat dipertanggung jawabkan
sistematikanya.
BAB III PENUTUP
3.l.Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan bab bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa Dalam isu gender dan
kemiskinan, rumah tangga merupakan salah satu sumber diskriminasi dan subordinasi terhadap
perempuan. Ketidaksetaraan di dalam alokasi sumberdaya dalam rumah tangga memperlihatkan
laki-laki dan perempuan mengalami bentuk kemiskinan yang berbeda. Di ruang publik,
kemiskinan perempuan selalu dikaitkan dengan tertutupnya ruang- ruang partisipasi perempuan
dalam pengambilan keputusan yang sifatnya formal bagi perempuan. Bagi perempuan seringkali
konsep ruang publik ini diartikan sebagai tempat kerja atau tempat berusaha daripada forum-
forum di dalam komunitas. Keterlibatan dalam forum publik di dalam komunitaspun biasanya
terbatas dan masih tidak terlepas dari peran domestiknya, seperti arisan, pengajian atau
perkumpulan keagamaan, dan PKK.
Uraian di atas ini memperlihatkan beberapa gambaran dari situasi kemiskinan yang dihadapi
perempuan yang secara cukup rinci coba untuk dipaparkan. Harapannya,pemerintah nantinya
dapat mengupayakan pengembangan konsep tata pemerintahan yang adil gender, dapat
mengkontribusikan pemikiran guna menggugah kesadaran semua pihak, termasuk para
pengambil keputusan dan pembuat kebijakan. Sehingga, perspektif keadilan gender tercermin
dalamebijakan publik baik dalam bentuk Undang-Undang, Peraturan Daerah maupun Anggaran
Daerah yang pada gilirannya dapat bermanfaat untuk mengurangi kemiskinan yang dihadapi
perempuan di Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Komnas Perempuan, Solidaritas Perempuan, RUMPUN Tjoet Njak Dien, RUMPUN Gema
Perempuan, Yayasan Panca Buana (2002) “Laporan Penelitian Barsama PRT Domestik dan PRT
Migran”. Tidak dipublikasikan.
Muryani, N., Afrika, E., & Rahmawati, E. (2022). Hubungan Riwayat Penyakit KEK, Pola
Makan, dan Hiperemesis Gravidarum dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronik Pada Ibu
Hamil Puskesmas Dana Mulya Kecamatan Pulau Rimau Kabupaten Banyuasin Tahun 2021.
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 22(1), 319-324.
Isah, N., Amlah, A., & Afrika, E. (2022). HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD),
PROMOSI SUSU FORMULA DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PEMBERIAN
ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUTARAYA TAHUN 2021. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Ar-Rum Salatiga, 6(2), 10-18.