Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KEBUTUHAN KHUSUS PADA MASALAH EKONOMI

(KEMISKINAN DAN BANYAK ANAK)

Mata Kuliah Askeb Pada Anak Kondisi Rentan


Dosen Pengampuh : Ibu Noormah Juwita,S.ST.,M.Kes.,M.Keb

Di Susun Oleh :

Oktarizani Lomban
(220602011)
Fitri Labaso
(220602009)
Nurhalisa Geiby Canon
(220602006)

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MANADO TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

      Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya,sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini,guna menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah askeb
pada anak dengan kondisi rentan yang membahas tentang kebutuhan khusus pada permasalahan
ekonomi seperti kemiskinan dan anak banyak tepat pada waktunya.

Dalam penyelesaian penulisan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar
besarnya dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuan,bimbingan,arahan sehingga
makalah ini dapat terselesaikan pada waktunya

     Segala usaha telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini. Tapi kami menyadari
didalam makalah ini masih banyak ditemukan kekurangan,oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan guna perbaikan di masa yang akandatang.

    Semoga makalah ini dapat berguna dan memberikan manfaat bagi semua pihak terutama bagi
kami tim penulis,dan para pembaca.

                         
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................... 1

DAFTAR ISI............................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN.............................................................. 3

A. Latar Belakang.............................................................. 3

BAB II Isi

Kebutuhan pada permasalahan ekonomi kemiskinan…….. 6

Kebutuhan pada permasalahan ekonomi anak banyak…… 24

Bab III PENUTUP…………………………………… 30

Kesimpulan…………………………………………... 30

DAFTAR PUSTAKA………………………………... 31
BAB I PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

     Salah satu contoh masalah sosial yang disebabkan oleh faktor ekonomi adalah kemiskinan.
Kemiskinan merupakan masalah sosial serius yang dihadapi oleh pemerintah Indonesia.
Meskipun telah berjuang puluhan tahun untuk membebaskan diri dari kemiskinan, kenyataan
bahwa sampai saat ini Indonesia belum bisa melepaskan diri dari belenggu masalah kemiskinan.

      Bank Dunia mengukur tingkat kemiskinan didunia ini dengan batas Upper Middle-Income
Class (UMIC) dengan pendapatan US$ 5,5 (setara Rp 77 ribu) per hari. Hasilnya, jumlah
penduduk miskin di bawah garis ini justru naik menjadi 24% pada Oktober 2019, lebih tinggi dari
April 2019 yang sebesar 23,7 persen

      Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penduduk miskin pada September 2020 sebanyak 27,55
juta jiwa atau meningkat 2,76 juta dibandingkan tahun sebelumnya. Pada periode September
2020, tingkat kemiskinan, menjadi 10,19 persen atau meningkat 0,97 poin persentase (pp) dari
9,22 persen periode September 2019

       Kemiskinan adalah fenomena multidimensial.Oleh sebab itu, masalah kemiskinan harus


didekati dari berbagai aspek, termasuk di antaranya aspek gender. Hal ini perlu dilakukan karena
laki-laki dan perempuan mengalami kemiskinan secara berbeda dan memiliki kapasitas berbeda
untuk melepaskan diri dari belenggu kemiskinan. Perbedaan tersebut lahir dari ketimpangan
gender yang berpadu dengan ketimpangan-ketimpangan lain yang dialami kelompok miskin.
Semua ini melahirkan situasi yang membuat perempuan adalah kelompok termiskin di antara
orang miskin,. Pendekatan non-ekonomi terhadap kemiskinan lahir sebagai kritik terhadap
dominannya pendekatan ekonomi dalam wacana kemiskinan.
BAB II PEMBAHASAN

2.l. Pengertian Kemiskinan

Adapun pengertian Kemiskinan adalah :

1. Menurut Niemietz (2011) dalam Maipita (2014), kemiskinan adalah ketidakmampuan


untuk membeli barang-barang kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, papan, dan
obat-obatan
2. Badan Pusat Statistik (2016) mendefinisikan kemiskinan sebagai ketidakmampuan dari
sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasarmakanan dan bukan makanan yang diukur
dari sisi pengeluaran
3. menurut Kuncoro (2000) dalam Tyas (2016) kemiskinan adalah ketidakmampuan untuk
memenuhi standar hidup minimum.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kemiskinan adalah suatu keadaan dimana seseorang
atau daerah tidak dapat meningkatkan kehidupan yang lebih layak atau dapat dikatakan tidak
dapat meningkatkan standar hidup yang lebih baik.

A. Jenis kemiskinan

Adapun jenis kemiskinan adalah:

1. Kemiskinan Subjektif adalah seseorang memiliki dasar pemikiran sendiri dengan


beranggapan bahwa kebutuhannya belum terpenuhi secara cukup, walaupun orang
tersebut tidak terlalu miskin
2. Kemiskinan absolut adalah kemiskinan yang mendeskripsikan individu- individu yang
tingkat pendapatannya di bawah garis kemiskinan yang ditetapkan negara. Atau bisa juga
diartikan seperti keadaan individu yang penghasilannya tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan primernya.
3. Kemiskinan Relatif adalah kemiskinan yang diakibatkan oleh kebijakan pembangunan
yang belum merata sehingga belum dapat menjangkau seluruh masyarakat. Oleh sebab
itu, di sebagian daerah ada penduduknya yang memiliki ketimpangan pendapatan
4. Kemiskinan Alamiah adalah kemiskinan dikarenakan langkanya sumberdaya alam yang
menyebabkan produktivitas rendah. Contoh: Masyarakat yang berada di wilayah benua
Afrika.
5. Kemiskinan Kultural adalah kemiskinan yang terbentuk karena kebiasaan masyarakat
yang sudah menjadi budaya, baik itu dari nilai-nilai yang diusung, pemikiran, maupun
6. Kemiskinan Struktural adalah kemiskinan yang berasal dari struktur sosial yang tersemat pada
golongan masyarakat tertentu dan memungkinan terjadinya kondisi di mana mereka tidak
dapat menggunakan sumber daya yang sebenarnya tersedia untuk mereka

B.Penyebab Kemiskinan

Secara Umum penyebab kemiskinan adalah:

1.Kurang Tersedia Lapangan Kerja

2.Terjadi Konflik atau Kerusuhan

3.Kurangnya Pendidikan, Ilmu, dan Pengetahuan Tujuan pendidikan di indonesia

4.Perubahan Iklim atau Bencana Alam

5.Terjadinya Ketidakadilan Sosial

6.Kekurangan Sumber Daya Air dan Makanan

7.Kurangnya Dukungan Pemerintah

9.Kualitas Kesehatan yang Kurang Baik

C. Dampak Kemiskinan

1.KriminalitasTinggi

Dampak kemiskinan yang pertama yakni kriminalitas tinggi.Kemiskinan seringkali dikaitkan


dengan kriminalitas. Masyarakat miskin cenderung melakukan apa saja untuk memenuhi
kebuhtuhan hidup mereka,.

2.Akses Pendidikan Tertutup

Akses pendidikan yang tertutup merupakan dampak kemiskinan yang dapat dirasakan.Biaya
pendidikan yang cukup tinggi mengakibatkan masyarakat miskin tidak dapat menjangkau dunia
pendidikan.
3. Tingkat pengangguran Tinggi

Dampak kemiskinan selanjutnya yakni dimana tingkat pengangguran semakin banyak. Tingkat
pendidikan yang rendah tentunya juga akan berdampak terhadap pengangguran yang semakin
meningkat.

2.2.Anak Banyak

A .Pengertian

    Anak menurut bahasa adalah keturunan kedua sebagai hasil antara hubungan pria dan wanita.
Dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak, dikatakan bahwa anak
adalah amanahdan karuni Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan
martabat sebagai manusia seutuhnya

Banyak Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), artinya adalah besar jumlahnya.Jadi
Anak Banyak Adalah Bila suatu keluarga mempunyai lebih dari 5 anak dengan jarak kurang 2
tahun (Manuaba2009)

 Faktor yang mempengaruhi keluarga mempunya banyak anak

1.Faktor Agama

Bagi para pemeluk agama merencanakan jumlah anak adalah menyalahi kehendak Tuhan. Kita
tidak boleh mendahului kehendak Tuhan apalagi mencegah kelahiran anak dengan menggunakan
alat kontrasepsi supaya tidak hamil

2.Faktor Ekonomi

Anak dipandang sebagai tenaga kerja yang dapat membantu meningkatkan ekonomi keluarga
sehingga mempunyai banyak anak akan banyak tambahan pendapatan yang akan diperoleh.

3.Faktor Budaya

Budaya dari suatu masyarakat yang memberikan nilai anak lakilaki lebih dari anak perempuan
atau sebaliknya.

4.Faktor Usia
Tujuan pendewasaan usia perkawinan selain untuk mengendalikan kelahiran,oleh karena semakin
tua usia orang kawin berarti semakin Sedikit waktu masa reproduktif yang dimiliki oleh Pasangan
Usia Subur (PUS), juga bermanfaat untuk mengurangi resiko kehamilan.

5.Faktor Pendidikan

   Debpuur dkk (2002) menemukan pengaruh umur, jumlah anak dan pendidikan terhadap
pengetahuan alat/cara KB modern, pengetahuan sumber KB, pemakaian alat/cara KB dan pilihan
fertilitas.

Dampak Bila mempunyai anak banyak

Pada wanita:

 Resiko Kesehatan contoh preeklampsia,perdarahan,prolapsdll


 Pengasuhan :Kesulitan dalam membesarkan anaksekaligus
 Efek psikis : Kesehatan mental selalu jadi isu hangat untuk dibicarakan di berbagai
lapisan masyarakat. Kesehatan mental menjadi fondasi utama untuk menjalankan
beragam kegiatan. Mental yang sehat juga mendukung kebugaran fisikseseorang. Maka,
penting untuk menjaga kesehatan mental, sekalipun dalam menghadapi penyakit
kritis.perempuan yang kelelahan akan berpengaruh terhadappsikisnya
 Ekonomi: Keterbatasan Ruang gerak wanita untukbekerja,karna wanita mempunyai 2
peran ganda dalam keluarga,pencari nafkah dan ibu rumah tangga

 Peran Bidan kebutuhan khusus pada permasalahan ekonomi (kemiskinan dan anak
banyak)

1.Peran sebagai pelaksana

Bidan memberikan pelayanan pada siklus kehidupan wanita seperti asuhan ibu
hamil,bersalin,bayi baru lahir, nifas, neonatus, balita, kb, lansia maupun kelompokrentan

2.Peran sebagai pengelola

Sebagai pengelola bidan mempunyai 2 tugas:tugas pengembangan dasar kesehatan,dan tugas


partisipasi tim,mengembangkan pelayanan dasar ditempatnya,Bidan berpartisipasi dalam tim
untuk melaksanakan program sektor lain seperti pembinaan dukun bayi, kader kesehatan dan lain-
lain

3.Bidan sebagai pendidik

Memberikan pendidikan dan penyuluhan kepada wanita/pasien

4.Bidan sebagai peneliti

Bidan memberikan sumbangsih kepada pemerintah untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi
dalam bentuk penelitian, dimana penelitian tersebut dapat dipertanggung jawabkan
sistematikanya.
BAB III PENUTUP

3.l.Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan bab bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa Dalam isu gender dan
kemiskinan, rumah tangga merupakan salah satu sumber diskriminasi dan subordinasi terhadap
perempuan. Ketidaksetaraan di dalam alokasi sumberdaya dalam rumah tangga memperlihatkan
laki-laki dan perempuan mengalami bentuk kemiskinan yang berbeda. Di ruang publik,
kemiskinan perempuan selalu dikaitkan dengan tertutupnya ruang- ruang partisipasi perempuan
dalam pengambilan keputusan yang sifatnya formal bagi perempuan. Bagi perempuan seringkali
konsep ruang publik ini diartikan sebagai tempat kerja atau tempat berusaha daripada forum-
forum di dalam komunitas. Keterlibatan dalam forum publik di dalam komunitaspun biasanya
terbatas dan masih tidak terlepas dari peran domestiknya, seperti arisan, pengajian atau
perkumpulan keagamaan, dan PKK.

Uraian di atas ini memperlihatkan beberapa gambaran dari situasi kemiskinan yang dihadapi
perempuan yang secara cukup rinci coba untuk dipaparkan. Harapannya,pemerintah nantinya
dapat mengupayakan pengembangan konsep tata pemerintahan yang adil gender, dapat
mengkontribusikan pemikiran guna menggugah kesadaran semua pihak, termasuk para
pengambil keputusan dan pembuat kebijakan. Sehingga, perspektif keadilan gender tercermin
dalamebijakan publik baik dalam bentuk Undang-Undang, Peraturan Daerah maupun Anggaran
Daerah yang pada gilirannya dapat bermanfaat untuk mengurangi kemiskinan yang dihadapi
perempuan di Indonesia
DAFTAR PUSTAKA

Komnas Perempuan, Solidaritas Perempuan, RUMPUN Tjoet Njak Dien, RUMPUN Gema

Perempuan, Yayasan Panca Buana (2002) “Laporan Penelitian Barsama PRT Domestik dan PRT
Migran”. Tidak dipublikasikan.

Muryani, N., Afrika, E., & Rahmawati, E. (2022). Hubungan Riwayat Penyakit KEK, Pola
Makan, dan Hiperemesis Gravidarum dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronik Pada Ibu
Hamil Puskesmas Dana Mulya Kecamatan Pulau Rimau Kabupaten Banyuasin Tahun 2021.
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 22(1), 319-324.

Isah, N., Amlah, A., & Afrika, E. (2022). HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD),
PROMOSI SUSU FORMULA DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PEMBERIAN
ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUTARAYA TAHUN 2021. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Ar-Rum Salatiga, 6(2), 10-18.

Anda mungkin juga menyukai