Anda di halaman 1dari 85

HUBUNGAN PROMOSI KESEHATAN TERHADAP STIGMA

MASYARAKAT TENTANG COVID-19 DI


WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAO
KABUPATEN PASAMAN
TAHUN 2020

SKRIPSI

ELVIA DJOHANNY
181012114201082

PROGRAM STUDI S.1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN PRIMA NUSANTARABUKITTINGGI
TAHUN 2020

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


PERNYATAAN ORISINALITAS

Skiripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik yang
Dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar

Nama : Elvia Djohanny


NIM : 181012114201082
Tanda Tangan :

Tanggal : Desember 2020

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


PERNYATAAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Hubungan Promosi Kesehatan terhadap Stigma Masyarakat


tentang Covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Rao Kabupaten
Pasaman Tahun 2020.
Nama : Elvia Djohanny
Nim : 181012114201082

Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan di hadapan


Tim Penguji skripsi Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Keperawatan
Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi.

Bukittinggi, Desember 2020


Koordinator Skripsi Menyetujui,
Pembimbing

(Ns. Vera Kurnia, M.Kep) (Ns. Hariet Rinancy, M. Kep)

Ka. Prodi Sarjana Keperawatan


Institu Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi

(Ns. Elfira Husna,M.Kep)

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


PERNYATAAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : Hubungan Promosi Kesehatan terhadap Stigma Masyarakat


tentang Covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Rao Kabupaten
Pasaman Tahun 2020
Nama : ELVIA DJOHANNY
Nim : 181012114201082

Skripsi ini telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan


diterima sebagai persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana
Keperawatan pada Program Studi S-1 Keperawatan Fakultas Keperawatan Institut
Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing : Ns. Hariet Rinancy, M. Kep (.....................)

Penguji I : Dr. Hj. Evi Susanti,S.ST, M. Biomed (……………..)

Penguji II : Ns. Rima Berlian Putri, S. Kep, M.kep,Sp.Kep.kom (..…………..)

Ditetapkan : Bukittinggi
Tanggal : Desember 2020

Mengetahui,
Dekan Fakultas Keperawatan
Institut kesehatan Prima Nusantara

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


(Ns. Rima Berlian Putri,S.kep.M. Kep,Sp.Kep.kom)

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK


KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademis Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi,


saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Elvia Djohanny


Nim : 181012114201082
Program Studi : Sarjana Keperawatan
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan menyetujui untuk memberikan
kepada Institut Kesehatan Prima Nusantara Hak Bebas Royalti Non
Ekslusif atas skripsi saya yang berjudul : Hubungan Promosi
Kesehatan terhadap Stigma Masyarakat tentang Covid-19 di
Wilayah Kerja Puskesmas Rao Kabupaten Pasaman Tahun 2020.
Dengan Hak Bebas Royalti Non Ekslusif ini Institut Kesehatan Prima
Nusantara berhak menyimpan,mengalih mediakan/formatkan,mengelola
dalam bentuk data base,merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya
selama tetap mencatumkan nama saya sebagi penulis dan Hak Cipta.
Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di :
Pada Tanggal : Desember 2020

Yang Menyatakan

(Elvia Djohanny)

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Hubungan Promosi Kesehatan
terhadap Stigma Masyarakat tentang Covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas
Rao Kabupaten Pasaman Tahun 2020”.Skripsiini diajukan sebagai syarat
untuk menyelesaikan Pendidikan Sarjana Keperawatan pada Program Studi
Sarjana Keperawatan Fakultas Keperawatan Institut Kesehatan Prima Nusantara
Bukittinggi.
Penulis menyadari bahwa pembuatan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih terutama kepada Yth Ibu Ns. Hariet Rinancy, M.kepselaku pembimbing
yang telah memberi arahan dan masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Seterusnya penulis ucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dr.Hj. Evi Susanti, S.ST, M.Biomed selaku Rektor Institut Kesehatan
Prima Nusantara Bukittinggi sekaligus Dosen Penguji I.
2. Ibu Ayu Nurdiyan, S.ST, M.Kep selaku Wakil Rektor I Bidang
Akademik dan Kemahasiswaan Institut Kesehatan Prima Nusantara
Bukittinggi, sekaligus selaku Pembimbing
3. Bapak Yuhendri Putra, S.Si, M.Biomed selaku Wakil Rektor II Bidang
Keuangan dan Administrasi Institut Kesehatan Prima Nusantara
Bukittinggi.
4. Ibu Ns. Rima Berlian Putri, S.Kep, M.Kep, Sp.Kom selaku Dekan
Fakultas Keperawatan Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi
sekaligus Dosen Penguji II.
5. Ibu Ns. Elfira Husna, S.Kep, M.Kep selaku Ka. Prodi Sarjana
Keperawatan Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


6. Ibu Ns. Vera Kurnia, S.Kep, M.Kep selaku dosen koordinator skripsi
program studi sarjana keperawatan Fakultas Keperawatan Institut
Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi.
7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas
Keperawatan Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi yang telah
memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan serta nasehat selama menjalani
pendidikan.
8. Para staf administrasi dan unit penunjang Fakultas Keperawatan Institut
Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi..
9. Kepala Puskesmas Rao Kabupaten Pasaman beserta seluruh staf ,atas izin
dan informasi data yang dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian ini.
10. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman beserta seluruh staf atas izin
dan informasiserta data yang dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian ini.
11. Seluruh responden yang telah bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini
12. Teristimewa untuk keluarga tercinta yang telah memberikan
semangat,pengertian dan doanya sehingga peneliti dapat menyelesaikan
penelitian ini
13. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Keperawatan Fakultas
Keperawatan Progsus Sumbar II terutama 8 Sahabat PANTURA Pasaman
yang telah banyak memberikan masukan selama Proses penelitian dan
masukan yang sangat berguna dalam penyusunan skripsi ini.
14. Serta semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu.
Peneliti telah berupaya dalam penulisan skripsi ini. Untuk itu peneliti
dengan tangan terbuka menerima semua kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak, demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih atas segala bantuan dari semua pihak yang terlibat
dalam penelitian ini. Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita
semua, Amin.

Bukittinggi, Desember2020

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


Penulis

Nama : Elvia Djohanny


Program Studi : S1 Keperawatan
Judul : Hubungan Promosi Kesehatan terhadap Stigma Masyarakat
tentang Covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Rao Kabupaten
Pasaman Tahun 2020
xii+ 51 halaman + 4 tabel + 2 bagan + 11 lampiran

ABSTRAK

Wabah Covid-19 sudah merupakan masalah masalah global, namun


informasi tentang covid media sosia ltidak semuanya bisa dipercaya sehingga
berdampak pada stigma negatif terkait dengan COVID-19. Fenomena yang
ditemukan di lapangan bahwa banyak masyarakat yang memperoleh informasi
tentang covid-19 dari sosial media, berita online ataupun informasi dari mulut-ke
mulut yang belum bisa diketahui kebenarannya. Hal ini sering menimbulkan
stigma negatif masyarakat tentang covid-19 dan mengabaikan himbauan-
himbauan terkaid covid-19. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan
promosi kesehatan terhadap stigma masyarakat tentang covid-19. Desain
penelitian deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi adalah
seluruh masyarakat usia 17 - 45 tahun di wilayah kerja Puskesmas Rao. Jumlah
sampel 196 orang, diambil teknikstrata sampling danrandom sampling.
Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan dianalisa menggunakan
uji chi-square. Hasil univariat diketahui 66,3 % responden kurang memperoleh
promosi kesehatan tentang covid-19 dan 54,6 % memiliki stigma yang kurang
baik tentang covid-19. Hasil bivariat ada hubungan promosi kesehatan terhadap
stigma masyarakat tentang covid-19 (p = 0,000 dan OR = 4,493). Disimpulkan
bahwa promosi kesehatan berhubungan dengan stigma masyarakat. Saran kepada
petugas Puskesmas agar mengadakan kegiatan penyuluhan kepada kelompok-
kelompok masyarakat, dengan membuka sesi tanya jawab, sehingga stigma yang
kurang baik tentang covid-19 dapat diluruskan.

Kata Kunci : promosi kesehatan, stigma, covid-19


Daftar bacaan : 22 (2010 – 2020)

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


Name : Elvia Djohanny
Study Program : S1 Nursing
Title : The Correlation of Health Promotion to Community Stigma
about Covid-19 in the Work Area of the Rao Health Center,
Pasaman Regency, 2020
xii + 51 pages + 4 tables + 2 charts + 11 attachments

ABSTRACT

The Covid-19 outbreak is already a global problem, but not all


information about social media covid can be trusted so that it has an impact on
the negative stigma associated with covid-19. The phenomenon found in the
field is that many people get information about Covid-19 from
social media, online news or information by word of mouth that
the truth cannot be known. This often creates a negative stigma
from the community about Covid-19 and ignores appeals for Covid-
19. This study aims to determine the correlation between health
promotion and public stigma about covid-19. Analytical
descriptive research design with cross sectional design. The
population is all people aged 17 - 45 years in the working area
of Rao Health Center. The number of samples was 196 people,
taken strata sampling and random sampling techniques. Collecting
data using a questionnaire, then analyzed using the chi-square
test. The univariate results show that 66.3% of respondents did
not get health promotion about Covid-19 and 54.6% had a bad
stigma about Covid-19. The bivariate results showed a
relationship between health promotion and public stigma about
covid-19 (p = 0,000 and OR = 4,493). It is concluded that health
promotion is related to community stigma. It is recommended that
Puskesmas officers hold outreach activities to community groups,
by opening a question and answer session, so that the unfavorable
stigma about Covid-19 can be straightened out.

Keywords: health promotion, stigma, covid-19


Reading list: 22 (2010 - 2020)

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
i
PERNYATAAN ORISINALITAS
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
iii
PERNYATAAN PENGESAHAN
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
v
KATA PENGANTAR
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
vi
ABSTRAK
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
viii
ABSTRACT
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
ix
DAFTAR ISI........................................................................................................ x
DAFTAR TABEL................................................................................................ xii
DAFTAR SKEMA...............................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian......................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian....................................................................... 6

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN


A. Promosi Kesehatan...................................................................... 8

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


B. Covid 19...................................................................................... 12
C. Stigma.......................................................................................... 26

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL


A. Kerangka Konsep........................................................................ 32
B. Defenisi Operasional................................................................... 32
C. Hipotesis...................................................................................... 33

BAB IV METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian......................................................................... 34
B. Populasi dan Sampel.................................................................... 34
C. Tempat dan Waktu Penelitian..................................................... 36
D. Etika Penelitian............................................................................ 36
E. Alat Pengumpulan Data............................................................... 37
F. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 37
G. Teknik Pengolahan dan Analisa Data.......................................... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN


A. Analisa Univariat......................................................................... 41
B. Analisa Bivariat........................................................................... 42

BAB V PEMBAHASAN
A. Analisa Univariat......................................................................... 44
B. Analisa Bivariat...........................................................................
447

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan.................................................................................. 50
B. Saran............................................................................................ 50

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

3.1 Defenisi Operasional..........................................................................


............................................................................................................
32

4.1 Distribusi Frekuensi Promosi Kesehatan tentang Covid-19 di


Wilayah Kerja Puskesmas Rao Kabupaten Pasaman Tahun 2020.....
............................................................................................................
41

5.2 Distribusi Frekuensi Stigma Masyarakat Kesehatan tentang Covid-


19 di Wilayah Kerja Puskesmas Rao Kabupaten Pasaman Tahun
2020....................................................................................................
............................................................................................................
42
5.3 Hubungan Promosi Kesehatan terhadap Stigma Masyarakat tentang
Covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Rao Kabupaten Pasaman
Tahun 2020.........................................................................................

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


............................................................................................................
43

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Permohonan Menjadi Responden


Lampiran 2 : Pernyataan Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3 : Kuesioner Penelitian
Lampiran 4 : Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 6 : Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian
Lampiran 7 : Master Tabel
Lampiran 8 : Hasil Pengolahan dan Analisa Data
Lampiran 9 : Lembar Konsultasi

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Coronavirus 2019 (Covid-19) adalah penyakit menular yang

disebabkan oleh sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (Sars-CoV-2).

Penyakit ini pertama kali ditemukan pada Desember 2019 di Wuhan, Ibukota

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


Provinsi Hubei China (Supriatna, 2020). Pada Desember 2019, kasus

pneumonia misterius pertama kali dilaporkan di Wuhan, Provinsi Hubei.

Tanggal 18 Desember hingga 29 Desember 2019, terdapat lima pasien yang

dirawat dengan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS). Sejak 31

Desember 2019 hingga 3 Januari 2020 kasus ini meningkat pesat, ditandai

dengan dilaporkannya sebanyak 44 kasus) (Susilo, 2020).

Wabah Covid-19 tidak hanya merupakan masalah nasional dalam

suatu Negara, tapi sudah merupakan masalah global (Syafrida, 2020). Pada

bulan Juni 2020, secara global tercatat jumlah Negara / Kawasan yang

terdampak covid 19 sebanyak 216 negara, dengan kasus terkonfirmasi

10.021.401 kasus dan kematian 499.913 kasus (Gugus Tugas Covid 19,

2020).

COVID-19 pertama dilaporkan di Indonesia pada tanggal 2 Maret

2020 sejumlah dua kasus.Data 31 Maret 2020 menunjukkan kasus yang

terkonfirmasi berjumlah 1.528 kasus dan 136 kasus kematian.Tingkat

mortalitas COVID-19 di Indonesia sebesar 8,9%, angka ini merupakan yang

tertinggi di Asia Tenggara (Susilo, 2020). Pada bulan Juni 2020, jumlah kasus

positif semakin meningkat yaitu sebanyak 55.092 kasus, sembuh 23.800

kasus dan meninggal dunia 2.805 1kasus. Adapun di Sumatera Barat terdapat

725 kasus positif, 588 kasus sembuh dan 31 kasus meninggal dunia (Gugus

Tugas Covid 19, 2020).

Data yang diperoleh dari Dinkes Pasaman, pada periode maret – Juni

2020 terdapat Covid-19 merupakan penyakit menular yang berpotensi

menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat. Penyebaran Covid -19 yang

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


begitu cepat dan mematikan, penularannya melalui kontak fisik ditularkan

melalui mulut, mata dan hidung (Syafrida, 2020). Saat ini, penyebaran SARS-

CoV-2 dari manusia ke manusia menjadi sumber transmisi utama sehingga

penyebaran menjadi lebih agresif. Transmisi SARS-CoV-2 dari pasien

simptomatik terjadi melalui droplet yang keluar saat batuk atau bersin

(Susilo, 2020)

Saat ini belum tersedia rekomendasi tata laksana khusus pasien

COVID-19, termasuk antivirus atau vaksin. Tata laksana yang dapat

dilakukan adalah terapi simtomatik dan oksigen. Rekomendasi WHO dalam

menghadapi wabah COVID-19 adalah melakukan proteksi dasar, yang terdiri

dari cuci tangan secara rutin dengan alkohol atau sabun dan air, menjaga jarak

dengan seseorang yang memiliki gejala batuk atau bersin, melakukan etika

batuk atau bersin, dan berobat ketika memiliki keluhan yang sesuai kategori

suspek. Rekomendasi jarak yang harus dijaga adalah satu meter (Susilo,

2020).

Penyebaran Covid-19 tidak hanya menjadi sebuah persoalan

kesehatan semata. Karena begitu masif penyebarannya, hal itu telah

menimbulkan persoalan lain pada berbagai aspek kehidupan masyarakat,

seperti persoalan ekonomi, politik, pertahanan, keamanan, sosial dan bahkan

budaya. Tanpa disadari, perubahan pada berbagai aspek tersebut turut

mengubah perilaku masyarakat di seluruh dunia, termasuk dalam hal ini cara

pandang antarsesama manusia. Perubahan perilaku dan cara pandang

antarsesama manusia juga terjadi di Indonesia sebagai dampak pandemi

Covid-19 (Driyarkaya, 2020).

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


Berita terkait COPVID-19 telah merajai trending sepanjang hari

terutama semenjak status pandemi global disandang COVID-19. Dari media

online dan elektronik beredar informasi terkait penolakan warga terhadap

pemakaman jenazah penderita COVID-19 (Abdillah, 2020). Hal ini

menyebabkan Rasa takut, kekhawatiran dan faktor penyebab tekanan yang

terus ada di masyarakat selama wabah COVID-19 yang menyebabkan

konsekuensi jangka panjang di tengah masyarakat dan keluarga, seperti

Melemahnya hubungan sosial, dinamika lokal dan ekonomi, Stigma terhadap

pasien yang selamat sehingga ditolak masyarakat, Kemungkinan timbulnya

amarah dan permusuhan terhadap pemerintah dan tenaga garis depan,

Kemungkinan rasa ragu atas informasi dari pemerintah dan otoritas lain,

Kemungkinan kambuhnya gangguan kesehatan jiwa dan penyalah-gunaan

obat dan akibat-akibat negatif lain karena orang menghindari fasilitas

kesehatan atau tidak dapat menjangkau tenaga kesehatan (IASC, 2020).

Sebagai penyakit baru yang cepat menular, belum ada obatnya,

disertai dengan membanjirnya informasi melalui media sosial, yang tidak

semuanya bisa dipercaya, telah menimbulkan suatu stigma bagi orang-orang

yang terkait dengan COVID-19. Stigma merupakan suatu istilah yang

menggambarkan suatu keadaan atau kondisi terkait sudut pandang atas

sesuatu yang dianggap bernilai negatif. Stigma dapat mendorong orang untuk

menyembunyikan penyakit untuk menghindari diskriminasi, mencegah orang

mencari perawatan kesehatan segera, dan mencegah mereka untuk

mengadopsi perilaku sehat. Namun sosialisasi ke level masyarakat awam

mungkin masih perlu upaya yang lebih giat lagi, terutama terkait dengan

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


pencegahan stigma terhadap penderita, perawat, dan keluarga terkait COVID-

19 (Abdillah, 2020).

Tingkat stigma yang terkait dengan COVID-19 didasarkan pada tiga

faktor utama: itu adalah penyakit yang baru dan yang masih banyak yang

tidak diketahui, kita sering takut pada yang tidak diketahui, dan mudah untuk

mengaitkan rasa takut itu dengan 'orang lain'. Dapat dimengerti bahwa ada

kebingungan, kecemasan, dan ketakutan di antara masyarakat. Sayangnya,

faktor-faktor ini juga memicu stereotip yang berbahaya (WHO, 2020)

Pemerintah, warga negara, media, influencer kunci, dan komunitas

memiliki peran penting dalam mencegah dan menghentikan stigma di sekitar

orang-orang dari Tiongkok dan Asia pada umumnya. Kita semua harus

disengaja dan bijaksana ketika berkomunikasi di media sosial dan platform

komunikasi lainnya, menunjukkan perilaku yang mendukung seputar

penyakit coronavirus baru (COVID-19) (WHO, 2020). Beberapa kasus

pengucilan sampai penolakan karena stigma kepada mereka yang terkait

dengan virus corona di Indonesia seperti Penolakan Pemakaman Pasien

Covid-19 di Banyumas, Pengucilan Keluarga Pasien Covid-19 di Jakarta

Timur, Penolakan Tenaga Medis RSUP Persahabatan oleh warga, Petugas

Pemakaman Jenazah Pasien Covid-19 Dilempari Batu oleh Warga, Penolakan

Jenazah Perawat Corona COVID-19 di Semarang (Driyarkara, 2020).

Stigma muncul karena kurangnya pengetahuan yang benar tentang

penyakit. Cara meningkatkan pengetahuan tentang penyakit salah satunya

dapat dilakukan dengan memberi pendidikan kesehatan (Pandelaki,

2017).Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan terkait

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


penyakit tertentu dapat dilakukan melalui program penyuluhan, pelatihan dan

promosi kesehatan (Takainginan et al, 2016). Hal ini sesuai dengan penelitian

Situmeang (2019) di Puskesmas Teladan, bahwa promosi kesehatan

berpengaruh terhadap stigma masyarakat tentang penyakit, dimana terdapat

perbedaan stigma masyarakat sebelum dan sesudah diberikan promosi

kesehatan.

Data yang diperoleh dari Puskesmas Rao pada bulan Juni 2020

terdapat ODP sebanyak 324 orang. Fenomena yang ditemukan di lapangan

bahwa banyak masyarakat yang memperoleh informasi tentang covid-19 dari

sosial media, berita online ataupun informasi dari mulut-ke mulut yang belum

bisa diketahui kebenarannya. Hal ini sering menimbulkan stigma negatif

masyarakat tentang covid-19 dan mengabaikan himbauan-himbauan terkaid

covid-19. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk meneliti tentang hubungan

promosi kesehatan terhadap stigma masyarakat tentang covid-19 di wilayah

kerja puskesmas Rao Kabupaten Pasaman tahun 2020.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat

dirumuskan masalah penelitian yaitu bagaimanakah hubungan promosi

kesehatan terhadap stigma masyarakat tentang covid-19 di wilayah kerja

puskesmas Rao Kabupaten Pasaman tahun 2020.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


Untuk mengetahui hubungan promosi kesehatan terhadap stigma

masyarakat tentang covid-19 di wilayah kerja puskesmas Rao Kabupaten

Pasaman tahun 2020.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui distribusi frekuensi promosi kesehatan tentang covid-19 di

wilayah kerja puskesmas Rao Kabupaten Pasaman tahun 2020

b. Diketahui distribusi frekuensi stigma masyarakat tentang covid-19 di

wilayah kerja puskesmas Rao Kabupaten Pasaman tahun 2020

c. Diketahui hubungan promosi kesehatan terhadap stigma masyarakat

tentang covid-19 di wilayah kerja puskesmas Rao Kabupaten Pasaman

tahun 2020

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Responden

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan responden tentang peranan promosi kesehatan terhadap

stigma masyarakat tentang covid-19.

2. Bagi Puskesmas

Sebagai masukan bagi petugas di puskesmas supaya upaya promosi

kesehatan tentang covid-19 pada masyarakat agar stigma-stigma negatif

tentang covid-19 bisa diatasi.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan referensi untuk meningkatkan pembelajaran khususnya

yang terkait dengan pengembangan konsep asuhan keperawatan

komunitas.

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar pengembangan penelitian

lebih lanjut mengenai peranan promosi kesehatan terhadap stigma

masyarakat tentang covid-19.

5. Bagi Peneliti

Peneliti dapat memperoleh pengetahuan dan wawasan mengenai peranan

promosi kesehatan terhadap stigma masyarakat tentang covid-19.

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Promosi Kesehatan

1. Pengertian

Promosi kesehatan dalam ilmu kesehatan masyarakat yang

pertama adalah sebagai bagian dari tingkat pencegahan penyakit atau

peningkatan kesehatan. Pengertian kedua adalah upaya untuk

memasarkan, menyebarluaskan, mengenalkan atau menjual pesan-poesan

kesehatan atau upaya kesehatan, sehingga masyarakat menerima perilaku

kesehatan atau mengenalkan pesan kesehatan tersebut, yang akhirnya

masyarakat mau berperilaku sehat (Notoatmodjo, 2010).

Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan

masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama

masyarakat, agar mereka dapat menolong diri sendiri, serta

mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial

budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang berwawasan

kesehatan (Menkes RI, 2012).

2. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan

Ruang lingkup promosi kesehatan dapat dikelompokkan menjadi 2

bidang, yaitu ilmu perilaku dan ilmu-ilmu yang diperlukan untuk

intervensi perilaku (pembentukan dan perubahan perilaku), antara lain

pendidikan, komunikasi, manajemen, kepemimpinan dan sebagainya.

Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan aspek pelayanan

kesehatan, mencakup 4 pelayanan yaitu :


8
Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi
a. Promosi kesehatan pada tingkat promotif, dilakukan pada kelompok

orang sehat dengan tujuan atar mereka mampu meningkatkan

kesehatannya, jika mereka tidak memperoleh promosi kesehatan maka

akan menurun jumlahnya dan orang sakit akan meningkat.

b. Promosi kesehatan pada tingkat preventif, dilakukan pada kelompok

orang sehat yagn beresiko tinggi dengan tujuan untuk mencegah

kelompok tersebut agar tidak jatuh atau menjadi/ terkena sakit.

c. Promosi kesehatan pada tingkat kuratif, sasarannya adalah penderita

penyakit seperti penyakit-penyakit kronis. Tujuan promosi kesehatan

inia gar mereka mampu mencegah penyakit tersebut tidak menjadi

lebih parah.

d. Promosi kesehatan pada tingkat rehabilitatif, sasarannya adalah

kelompok penderita atau pasien yang baru sembuh dari penyakit,

dengan tujuan agar mereka segera pulih kembali kesehatannya, dan

atau mengurangi kecacatan seminimal mungkin (Notoamodjo, 2010).

3. Strategi Promosi Kesehatan

Strategi dasar utama Promosi Kesehatan adalah:

1) Pemberdayaan. Pemberdayaan adalah upaya membantu atau

memfasilitasi pasien/klien, sehingga memiliki pengetahuan, kemauan,

dan kemampuan untuk mencegah dan atau mengatasi masalah

kesehatan yang dihadapinya. Dalam pelaksanaannya, upaya ini

umumnya berbentuk pelayanan konseling.

2) Bina Suasana

Pemberdayaan akan lebih cepat berhasil bila didukung dengan

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


kegiatan menciptakan suasana atau lingkungan yang kondusif, yang

diperhitungkan memiliki pengaruh terhadap pasien yang sedang

diberdayakan. Kegiatan menciptakan suasana atau lingkungan yang

kondusif ini disebut bina suasana

3) Advokasi serta dijiwai semangat

Advokasi perlu dilakukan, bila dalam upaya memberdayakan pasien

dan klien, rumah sakit membutuhkan dukungan dari pihak-pihak lain.

Sasaran advokasi hendaknya diarahkan/dipandu untuk menempuh

tahapan-tahapan sebagai berikut:

a) memahami/menyadari persoalan yang diajukan

b) tertarik untuk ikut berperan dalam persoalan yang diajukan

c) mempertimbangkan sejumlah pilihan kemungkinan dalam

berperan

d) menyepakati satu pilihan kemungkinan dalam berperan

e) menyampaikan langkah tindak lanjut

4) Kemitraan

Kemitraan dikembangkan antara petugas puskesmas dengan

sasarannya (para pasien/kliennya atau pihak lain) dalam pelaksanaan

pemberdayaan, bina suasana, dan advokasi. Tiga prinsip dasar

kemitraan yang harus diperhatikan adalah kesetaraan, keterbukaan dan

saling menguntungkan (Menkes RI, 2012).

4. Pendukung dalam Pelaksanaan Promosi Kesehatan

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


Dalam pelaksanaannya, strategi dasar tersebut diatas harus diperkuat

dengan metode dan media yang tepat , serta tersedianya sumber daya yang

memadai.

a. Metode dan Media

Metode yang dimaksud di sini adalah metode komunikasi, karna

pemberdayaan, bina suasana, maupun advokasi pada prinsipnya

adalah proses komunikasi. Oleh sebab itu perlu diperhatikan secara

cermat dalam pemilihan metode komunikasi, kemasan informasinya,

keadaan penerima informasi (termasuk sosial budayanya), dan hal-hal

lain seperti ruang dan waktu. Media atau sarana informasi juga perlu

dipilih dengan cermat mengikuti metode yang telah ditetapkan. Selain

itu juga harus memperhatikan sasaran atau penerima informasi.

b. Sumber Daya

Sumber daya utama yang diperlukan untuk penyelenggaraan promosi

kesehatan adalah tenaga (Sumber Daya Manusia atau SDM), sarana/

peralatan termasuk media komunikasi, dan dana atau anggaran

(Menkes RI, 2012).

5. Kegiatan Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan sebagai pendekatan terhadap perilaku

kesehatna, maka kegiatannya tidak terlepas dari faktor-faktor yang

menentukan perilaku tersebut, yaitu faktor predisposisi berupa

pengetahuan dan sikap, faktor pemungkin berupa fasilitas, sarana atau

prasarana pendukung, dan faktor penguat tokoh masyarakat, peraturan

perundang-undangan, dll. Kegiatan promosi kesehatan sebagai

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


pendekatan perilaku hendaknya diarahkan kepada tiga faktor tersebut,

sebagai berikut:

a. Kegiatan promosi kesehatan yang ditujukan kepada faktor predisposisi

adalah dalam bentuk pemberian informasi atau pesan kesehatan dan

penyuluhan kesehatan, dengan tujuan untuk memberikan atau

meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang kesehatan

b. Kegiatan promosi kesehatan yang ditujukan kepada faktor pemungkin

adalah memberdayakan masyarakat melalui pengorganisasian atau

pengembangan masyarakat, dengan memfasilitasi mereka untuk

berperilaku sehat

c. Kegiatan promosi kesehatan yang ditujukan kepada faktor penguat

berupa pelatihan-pelatihan kepada para tokoh masyarakat baik formal

maupun informal (Notoatmodjo, 2010).

6. Pengukuran Promosi Kesehatan

Pengukuran promosi kesehatan dilakukan dengan membagikan

kuesioner terkait dengan promosi kesehatan yang diterima responden.

Hasil dari jawaban kuesioner responden, selanjutnya dikategorikan

menjadi 2 kategori sebagai berikut:

a. Cukup : < mean (rata-rata jawaban responden)

b. Kurang : mean (rata-rata jawaban responden) (Hastono, 2006).

B. Covid 19

1. Pengertian

Covid-19 merupakan penyakit menular, yang berarti dapat

menyebar, baik secara langsung maupun tidak langsung, dari satu orang ke

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


orang lain. Virus ini menyerang sistem pernapasan, seperti hidung,

tenggorokan, saluran pernapasan dan paru-paru. Dimana Resiko kematian

cukup tinggi bagi orang dengan usia di atas 60 tahun, dan juga orang

dengan riwayat kondisi medis yang telah ada sebelumnya (IDSMED,

2020).

Virus Corona adalah virus RNA untai positif yang beruntai tunggal

yang tidak tersegmentasi. Virus-virus corona termasuk dalam ordo

Nidovirales, keluarga Coronaviridae, dan sub-keluarga

Orthocoronavirinae, yang dibagi menjadi kelompok (marga) α, β, γ, dan δ

sesuai dengan karakteristik serotipik dan genomiknya. Virus Corona

termasuk dalam genus Coronavirus dari keluarga Coronaviridae. Ini

dinamai sesuai dengan tonjolan berbentuk karangan bunga di selubung

virus (Zhou, 2020)

2. Epidemiologi

Sejak kasus pertama di Wuhan, terjadi peningkatan kasus COVID-

19 di China setiap hari dan memuncak diantara akhir Januari hingga awal

Februari 2020. Awalnya kebanyakan laporan datang dari Hubei dan

provinsi di sekitar, kemudian bertambah hingga ke provinsi-provinsi lain

dan seluruh China. COVID-19 pertama dilaporkan di Indonesia pada

tanggal 2 Maret 2020 sejumlah dua kasus. Per 30 Maret 2020, terdapat

693.224 kasus dan 33.106 kematian di seluruh dunia. Tingkat mortalitas

COVID-19 di Indonesia sebesar 8,9%, angka ini merupakan yang tertinggi

di Asia Tenggara (Susilo, 2020).

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


Epidemi COVID-19 kini telah melalui tiga tahap: wabah lokal,

penularan masyarakat, dan tahap tersebar luas (epidemik). Dinamika

penularan: pada tahap awal epidemi ini, masa inkubasi rata-ratanya adalah

5,2 hari; waktu penggandaan epidemi adalah 7,4 hari, yaitu jumlah orang

yang terinfeksi berlipat dua dalam 7,4 hari; rata-rata interval kontinunya

(rata-rata waktu interval penularan dari satu orang ke orang lainnya)

adalah 7,5 hari; regeneration index (RD) dasarnya diperkirakan 2,2 – 3,8,

artinya rata-rata setiap pasien menularkan kepada 2,2 – 3,8 orang . Tahap

penularan: epidemi COVID-19 melalui tiga tahapan:

a. Tahap wabah lokal (kasus-kasus pada tahap ini kebanyakan terkait

dengan paparan pasar seafood);

b. Tahap penularan masyarakat (penularan interpersonal dan

terklusternya penularan dalam masyarakat dan keluarga)

c. Tahap tersebar luas (penyebaran yang cepat, dengan aliran populasi

yang luas, sampai ke seluruh negara Tiongkok dan bahkan seluruh

dunia). (Zhou, 2020).

Persentase kematian berkisar antara 2 – 3%. Jauh lebih rendah dari

kejadian 2003 SARS (10%) dan 2012 MERS (35%). Resiko kematian

cukup tinggi bagi orang dengan usia di atas 60 tahun, dan juga orang

dengan riwayat kondisi medis yang telah ada sebelumnya. (IDSMED,

2020).

3. Faktor Risiko

Secara umum, masyarakat rentan terhadap virus tersebut karena

tidak memiliki kekebalan terhadapnya. 2019-nCoV dapat menginfeksi

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


individu dengan kekebalan normal atau terganggu. Jumlah paparan

terhadap virus itu juga menentukan apakah Anda terinfeksi atau tidak. Jika

Anda terpapar sejumlah besar virus, Anda mungkin jatuh sakit walaupun

fungsi kekebalan tubuh Anda normal. Untuk orang dengan fungsi

kekebalan yang buruk, seperti orang tua, wanita hamil atau orang dengan

gangguan hati atau ginjal, penyakit ini berkembang relatif cepat dan

gejalanya lebih parah.

Faktor dominan yang menentukan apakah seseorang terinfeksi atau

tidak adalah peluang untuk terpapar virus tersebut. Jadi, tidak dapat

disimpulkan bahwa kekebalan yang lebih baik akan menurunkan risiko

seseorang untuk terinfeksi. Anak-anak memiliki lebih sedikit kemungkinan

terpapar dan dengan demikian kemungkinan terinfeksinya lebih rendah.

Namun, dengan jumlah paparan yang sama, orang lanjut usia, orang

dengan penyakit kronis atau fungsi kekebalan yang terganggu akan lebih

mungkin terinfeksi virus (Zhou, 2020).

Beberapa faktor risiko lain yang ditetapkan oleh Centers for

Disease Control and Prevention (CDC) adalah kontak erat, termasuk

tinggal satu rumah dengan pasien COVID-19 dan riwayat perjalanan ke

area terjangkit. Berada dalam satu lingkungan namun tidak kontak dekat

(dalam radius 2 meter) dianggap sebagai risiko rendah. Tenaga medis

merupakan salah satu populasi yang berisiko tinggi tertular. Di Italia,

sekitar 9% kasus COVID-19 adalah tenaga medis. Di China, lebih dari

3.300 tenaga medis juga terinfeksi, dengan mortalitas sebesar 0,6%

(Susilo, 2020).

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


COVID-19 jarang menginfeksi anak-anak, dan biasanya hanya

menunjukkan gejala ringan jika terjangkit. Hanya 2% dari total kasus

berusia di bawah 18 tahun. Dari total tersebut, kurang dari 3% yang

berubah menjadi semakin parah / fatal. Orang-orang yang berusia lanjut

beresiko dua kali lebih parah saat terjangkit COVID-19. Kebanyakan

penyakit yang disebabkan oleh coronavirus biasanya berpengaruh ringan,

khususnya bagi anak-anak dan orang dewasa dengan usia produktif

(IDSMED, 2020).

4. Penularan

a. Penularan terjadi melalui mata, hidung, dan mulut, via tetesan kecil

yang tercipta saat batuk ataupun bersin.

b. Kontak jarak dekat dengan orang yang terinfeksi.

c. Kontak dengan permukaan yang terkontaminasi, objek, ataupunbarang-

barang pribadi. Sejauh ini belum ada bukti yang mengarahkepada

pernyataan pernyataan bahwa coronavirus menular melalui makanan

(IDSMED, 2020).

Virus corona umum terutama menginfeksi orang dewasa atau anak-

anak yang usianyalebih tua, menyebabkan flu biasa. Beberapa turunannya

dapat menyebabkan diare padaorang dewasa. Virus-virus ini sebagian

besar ditularkan melalui percikan (droplet), danjuga dapat menyebar

melalui rute penularan kotoran dan mulut (fecal-oral). Insiden infeksivirus

corona lazim terjadi di musim dingin dan musim semi. Masa inkubasi

untuk viruscorona biasanya 3 sampai 7 hari. Penularan covid-19 dapat

terjadi melalui :

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


a. Penularan percikan pernapasan: Ini adalah cara utama penularan

kontak langsung.Virus ditularkan melalui percikan-percikan yang

muncul saat pasien batuk, bersin, ataubicara, dan orang-orang yang

rentan mungkin terinfeksi setelah menghirup percikanpercikantersebut.

b. Penularan kontak tidak langsung: Virus ini bisa ditularkan melalui

kontak tidak langsung dengan orang yang terinfeksi. Percikan yang

mengandung virus tersimpan di permukaan suatu benda, yang mungkin

disentuh oleh tangan. Virus dari tangan yang terkontaminasi mungkin

terbawa ke saluran mukosa di mulut, hidung, dan mata orang tersebut

dan membuatnya terjangkit.

c. Virus corona yang masih hidup terdeteksi dari tinja pasien

terkonfirmasi, menandakan adanya kemungkinan penularan fecal-

oral.Penularan aerosol: Ketika percikan-percikan bertahan di udara dan

kehilangan kandungan air, patogennya tertinggal dan membentuk inti

percikan (yaitu aerosol). Aerosol-aerosol ini dapat terbang ke lokasi

yang jauh, mengakibatkan penularan jarak jauh. Cara penularan ini

disebut penularan aerosol. Belum ada bukti yang menunjukkan virus

corona baru ini dapat ditularkan melalui aerosol. Aerosol adalah

partikel-partikel kecil atau percikan yang tergantung di udara yang bisa

ditularkan melalui udara. Secara umum aerosol dianggap diameternya

lebih kecil daripada 5 μm, dan patogen yang dibawa oleh aerosol

masih memiliki kemampuan menularkan setelah beterbangan dalam

jarak jauh.

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


d. Penularan dari ibu ke anak: Anak dari ibu yang terjangkit covid-

19terkonfirmasi memiliki hasil positif ketika dilakukan tes usap

tenggorokan 30 jam setelah lahir. Ini menandakan bahwa virus corona

baru mungkin bisa menyebabkan infeksi neonatal melalui penularan

ibu ke anak, tapi penelitian dan bukti sains masih diperlukan untuk

mengonfirmasi rute ini. (Zhou, 2020).

Penularan kontak merujuk pada penularan patogen melalui kontak

langsung maupuntidak langsung lewat benda-benda yang membawa

patogen.

a. Kontak langsung: Patogen ditularkan melalui kontak langsung mukosa

atau kulitdengan pembawa yang terinfeksi.

1) Darah atau cairan berdarah memasuki tubuh melalui membran

mukosa atau kulit yang terluka (terutama virus)

2) Penularan akibat kontak dengan sekresi yang mengandung patogen

tertentu, biasanya untuk infeksi bakteri, virus, parasit, dll.

b. Kontak tidak langsung: Patogen ditularkan melalui benda atau manusia

yangterkontaminasi. Patogen penyakit menular yang berhubungan

dengan pencernaan biasanya ditularkan melalui kontak tidak langsung.

c. Patogen-patogen penting lainnya ditularkan melalui kontak tidak

langsung:MRSA (Staphlococcus aureus yang resisten terhadap

benzoxazole/methicillin), VRE(enterococcus yang resisten terhadap

vancomycin), Clostridium difficile.

5. Manifestasi Klinis

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


Gejala ringan didefinisikan sebagai pasien dengan infeksi akut

saluran napas atas tanpa komplikasi, bisa disertai dengan demam, fatigue,

batuk (dengan atau tanpa sputum), anoreksia, malaise, nyeri tenggorokan,

kongesti nasal, atau sakit kepala. Pasien tidak membutuhkan suplementasi

oksigen. Pada beberapa kasus pasien juga mengeluhkan diare dan muntah.

Pasien COVID-19 dengan pneumonia berat ditandai dengan demam,

ditambah salah satu dari gejala: (1) frekuensi pernapasan >30x/menit (2)

distres pernapasan berat, atau (3) saturasi oksigen 93% tanpa bantuan

oksigen. Pada pasien geriatri dapat muncul gejala-gejala yang atipikal

(Susilo, 2020).

Coronavirus memiliki gejala-gejala seperti demam, batuk dansesak

napas. Gejala coronavirus memiliki kemiripan dengan flubiasa dan timbul

2-14 hari setelah terpapar dengan orang yangterjangkit. Tingkat keparahan

penyakit dapat berbeda-beda disetiap orang, dari gejala ringan hingga

gejala parah. Hampir 80% orang yang terjangkit hanya memperlihatkan

gejala ringan,dan sembuh dalam waktu 2 minggu.Hampir seluruh gejala

yang timbul dapat disembuhkan dengan jenisperawatan yang tepat

(IDSMED, 2020).

Awal terjangkitnya pasien dengan COVID-19 terutama

termanifestasi sebagaidemam, tapi beberapa pasien mungkin tidak

mengalami demam dan hanya merasakanmenggigil serta gejala-gejala

sakit pernapasan, yang dapat muncul bersamaan denganbatuk kering yang

ringan, rasa lelah, kesulitan bernapas, diare, dll Meskipun

demikian,kemunculan pilek, dahak atau sputum, dan gejala-gejala lainnya

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


jarang terjadi. Pasienmungkin mengalami kesulitan bernapas secara

bertahap. Pada kasus yang berat, penyakitini dapat memburuk dengan

cepat, mengakibatkan sindrom gangguan pernapasan akut,syok septik,

asidosis metabolik ireversibel, dan gangguan koagulasi hanya dalam

hitunganhari. Beberapa pasien awalnya merasakan gejala ringan tanpa

demam. Kebanyakan pasienmemiliki prognosis yang baik, meskipun

beberapa berubah menjadi sakit kritis dan kadangmenjadi fatal (Zhou,

2020).

Kriteria klinis untuk pelepasan dan pemindahan pasien Corona dari

karantina:

1) Kondisi pasien stabil dan demam yang dirasakan sudah

mereda/berkurang.

2) Pencitraan paru menunjukkan peningkatan yang signifikan tanpa

tanda disfungsi organ.

3) Pasien memiliki pernapasan ynag stabil, kesadaran yang jernih, bicara

tidak terganggu, diet normal dan suhu tubuh selama lebih dari 3 hari.

Gejala pernapasan telah membaik secara signifikan, dan dua tes

berturut-turut untuk asam nukleat patogenik pernapasan negatif

(setidaknya satu hari di antara tes) (Zhou, 2020).

6. Pencegahan

Jika Anda mengalami demam, batuk, atau sakit

tenggorokan,jangan panik. Jaga diri Anda dengan cara :

a. Hirup uap air hangat 2-3 kali sehari untuk menghilangkan hidung

tersumbat

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


b. Kunjungi dokter jika kondisi Anda tidak kunjung membaik

c. Minum air dan istirahat secukupnya

d. Konsumsi obat-obatan hanya sesuai saran dokter

e. Cegah penyebaran virus dengan sering mencuci tangan

COVID-19 merupakan penyakit yang baru ditemukan oleh karena

itu pengetahuan terkait pencegahannya masih terbatas. Kunci pencegahan

meliputi pemutusan rantai penularan dengan isolasi, deteksi dini, dan

melakukan proteksi dasar.

a. Vaksin

Salah satu upaya yang sedang dikembangkan adalah pembuatan

vaksin guna membuat imunitas dan mencegah transmisi

b. Deteksi dini dan isolasi

Seluruh individu yang memenuhi kriteria suspek atau pernah

berkontak dengan pasien yang positif COVID-19 harus segera berobat

ke fasilitas kesehatan. Pada tingkat masyarakat, usaha mitigasi

meliputi pembatasan berpergian dan kumpul massa pada acara besar

(social distancing.

c. Hygiene, cuci tangan dan disinfeksi

Melakukan proteksi dasar, yang terdiri dari cuci tangan secara rutin

dengan alkohol atau sabun dan air, menjaga jarak dengan seseorang

yang memiliki gejala batuk atau bersin, melakukan etika batuk atau

bersin, dan berobat ketika memiliki keluhan yang sesuai kategori

suspek. Rekomendasi jarak yang harus dijaga adalah satu meter.

Membersihkan tangan dapat dilakukan dengan hand rub berbasis

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


alkohol atau sabun dan air. Hindari menyentuh wajah terutama bagian

wajah, hidung atau mulut dengan permukaan tangan. Ketika tangan

terkontaminasi dengan virus, menyentuh wajah dapat menjadi portal

masuk

d. Alat pelindung diri

Penggunaan APD secara rasional dinilai berdasarkan risiko pajanan

dan dinamika transmisi dari patogen. Pada kondisi berinteraksi dengan

pasien tanpa gejala pernapasan, tidak diperlukan APD. Jika pasien

memiliki gejala pernapasan, jaga jarak minimal satu meter dan pasien

dipakaikan masker. Tenaga medis disarankan menggunakan APD

lengkap. World Health Organization tidak merekomendasikan

penggunaan APD pada masyarakat umum yang tidak ada gejala

demam, batuk, atau sesak

e. Mempersiapkan daya tahan tubuh

Upaya yang dapat memperbaiki daya tahan tubuh terhadap infeksi

saluran napas diantaranya adalah berhenti merokok dan konsumsi

alkohol, memperbaiki kualitas tidur, serta konsumsi suplemen (Susilo,

2020).

Menurut Zhou (2020) gaya hidup yang dianjurkan untuk epidemi

Covid- 19 adalah :

a. Konsumsi makanan protein tinggi setiap hari, termasuk ikan, daging,

telur, susu, kacang polong, dan kacang-kacangan, pastikan asupan gizi

cukup sesuai menu makanan sehari-hari. Jangan konsumsi daging

binatang liar.

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


b. Konsumsi buah-buahan dan sayuran segar setiap hari, dan tingkatkan

asupan sesuai menu makanan sehari-hari.

c. Minum air tidak kurang dari 1500 mL air setiap hari.

d. Menerapkan pola makan yang beragam dari berbagai jenis, warna dan

sumber yang berbeda-beda. Konsumsi lebih dari 20 jenis makanan

setiap hari. Konsumsi makanan yang seimbang dari daging dan

tumbuh-tumbuhan.

e. Pastikan cukup asupan nutrisi berdasarkan pola makan rutin.

f. Malnutrisi, lanjut usia dan pasien dengan penyakit saluran

pembuangan yangkronik disarankan untuk mengonsumsi suplemen

solusi nutrisi komersial (makanan untuk keperluan medis khusus), dan

suplemen tidak kurang dari 2100 kJ per hari (500 kcal).

g. Jangan berpuasa atau melanjutkan diet selama epidemi COVID-19.

h. Pastikan istirahat teratur dan minimal 7 jam tidur setiap hari.

i. Mulai olahraga secara pribadi sedikitnya 1 jam setiap hari. Jangan

bergabung dalam latihan olahraga kelompok.

j. Selama epidemi COVID-19, disarankan untuk mengonsumsi

suplemen multi vitamin, mineral, dan minyak ikan laut (Zhou, 2020).

Adapun cara untuk mencegah infasi dari coronavirus baru di

Rumah adalah :

a. Tingkatkan kesadaran kesehatan dan kebersihan. Olahraga ringan dan

istirahat yang cukup dan teratur untuk meningkatkan kekebalan tubuh.

b. Menjaga kebersihan diri yang baik. Tutup hidung dan mulut Anda

dengan tisu saat batuk atau bersin. Cuci tangan sesering mungkin dan

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


hindari menyentuh mata, hidung atau mulut Anda dengan tangan yang

belum dicuci.

c. Jaga kebersihan kamar dengan baik, bersihkan lantai dan perabotan,

pisahkan sampah rumah tangga dan bawa keluar sampah tepat waktu.

d. Jaga ventilasi dengan baik. Beri ventilasi setiap hari agar udara segar

masuk.

e. Disinfeksi. Aplikasikan desinfektan secara reguler pada kain pengepel

lantai dan bersihkan permukaan perabotan. Coronavirus sensitif

terhadap sinar ultraviolet dan panas. Jaga kehangatan pada suhu

132.8ºF selama 30 menit, 75% alkohol, disinfektan mengandung

klorin, hidrogen peroksida dan kloroform bisa secara efektif

mematikan virus.

f. Hindari kontak dekat dengan orang-orang yang memiliki gejala

penyakit pernapasan (seperti demam, batuk, bersin, dll.).

g. Hindari bepergian ke tempat keramaian dan padat. Kenakan masker

jika harus berpergian.

h. Hindari konsumsi daging binatang liar. Hindari kontak dengan unggas

dan binatang liar, dan jangan menyentuh daging segar binatang liar.

i. Jaga hewan piaraan dalam kandang dengan ketat. Berikan vaksin pada

hewan piaraan Anda. Jaga kebersihan pada hewan piaraan Anda

dengan baik.

j. Ikuti tindakan pencegahan dan kebiasaan untuk menjaga keamanan

pangan.

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


k. Konsumsi daging yang dimasak matang dan telur yang direbus

matang.

l. Perhatikan kondisi tubuh Anda. Segera cari bantuan medis jika

muncul gejalagejala, seperti demam, batuk, dll (Zhou, 2020).

7. Pengobatan

Saat ini, tidak ada pengobatan antivirus khusus terhadap COVID-

19. Pasien umumnyamenerima perawatan suportif untuk menghilangkan

gejala. Pengobatan yang dapat dilakukan adalah :

a. Tempatkan pasien di tempat tidur, berikan perawatan suportif,

pertahankan hidrasi dan keseimbangan elektrolit yang baik,

homeostatis internal, dan pantau dengan cermat tanda-tanda vital dan

saturasi oksigen.

b. Pantau hasil tes darah dan urin rutin, protein C-reaktif (CRP),

indikator biokimiawi (enzim hati, enzim miokard, fungsi ginjal, dll.),

Dan fungsi koagulasi yang sesuai. Lakukan analisis gas darah arteri

saat dibutuhkan, dan tinjau foto rontgen dada secara teratur.

c. Menurut perubahan saturasi oksigen, berikan terapi oksigen efektif

tepat waktu, termasuk kateter hidung, masker oksigen, terapi oksigen

aliran tinggi transnasal, dan ventilasi mekanis noninvasif atau invasif,

dll.

d. Terapi antivirus: Saat ini tidak ada obat antivirus dengan kemanjuran

yang baik.

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


e. Menerapkan pengobatan obat antibakteri: memperkuat pemantauan

bakteriologis, dan memulai pengobatan antibakteri ketika ada bukti

infeksi bakteri sekunder.

f. Perawatan pengobatan tradisional Tiongkok. Obati sesuai dengan

sindrom

C. Stigma

1. Pengertian

Menurut Lacko, Gronholm, Hankir, Pingani, dan Corrigan dalam

Fiorillo, Volpe, dan Bhugra (2016) stigma berhubungan dengan kehidupan

sosial yang biasanya ditujukan kepada orang-orang yang dipandang

berbeda, diantaranya seperti menjadi korban kejahatan, kemiskinan, serta

orang yang berpenyakitan salah satunya penyakit covid-19.

Pengertian Stigma sendirimenurut Goffman (2003) dalam

(Purnama, 2016) merupakan tandaatau tanda yang dibuat oleh

tubuhseseorang untuk diperlihatkan danmenginformasikan

kepadamasyarakat bahwa orang-orang yang mempunyai tanda tersebut

merupakan seorang budak, kriminal,atau seorang penghianat serta

suatuungkapan atas ketidakwajaran dankeburukan status moral yang

dimilikioleh seseorang. Jadi stigma inimengacu kepada atribut

yangmemperburuk citra seseorang.

Stigma menyakiti semua orang dengan menciptakan lebih banyak

rasa takut atau kemarahan terhadap orang-orang biasa, alih-alih suatu

penyakit yang menyebabkan masalah. Kita dapat melawan stigma dan

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


membantu tidak menyakiti orang lain dengan memberikan dukungan

sosial. Kita dapat mengomunikasikan fakta bahwa menjadi orang

Tiongkok atau Asia-Amerika tidak lantas meningkatkan peluang mereka

untuk mendapatkan atau menyebarkan Covid-19 (Zhou, 2020).

2. Faktor-Faktor Terbentuk Stigma

Faktor-faktor terbentuknya stigma sebagai berikut:

a. Pengetahuan.

Stigma terbentuk karena ketidaktahuan, kurangnya pengetahuan, dan

kesalahpahaman tentang penyakit (Liamputtong, 2013). Hal-hal

tersebut dikarenakan rendahnya tingkat pengetahuan seseorang.

Pengetahuan adalah hasil tahu dari informasi yang ditangkap oleh

panca indera. Pengetahuan dipengaruhi oleh faktor pendidikan,

pekerjaan, umur, lingkungan, sosial dan budaya (Wawan dan Dewi,

2011).

b. Persepsi

Persepsi terhadap seseorang yang berbeda dari orang lain dapat

mempengaruhi perilaku dan sikap terhadap orang tersebut. Cock dan

kawan-kawan menyatakan bahwa stigma bisa berhubungan dengan

persepsi seperti rasa malu dan menyalahkan orang yang memiliki

penyakit seperti Covid-19 (Paryati et al, 2012).

c. Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan dapat mempengaruhi munculnya stigma. Jika

tingkat pendidikan tinggi maka tingkat pengetahuan juga akan tinggi.

Hal ini sesuai dengan penelitian Walusimbi dan Okonsky dalam Erkki

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


dan Hedlund (2013) dimana menyatakan bahwa perawat yang

memiliki pengetahuan tinggi akan memiliki rasa ketakutan penularan

penyakit yang rendah dan sikap positif yang lebih baik.

d. Lama Bekerja

Seseorang yang masa bekerja yang paling lama maka memiliki

pengalaman yang banyak sehingga dapat membuat keputusan yang

tepat untuk melaksanakan tugasnya (Suganda dalam Paryati et al,

2012).

e. Umur

Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi stigma

seseorang. Semakin bertambah umur seseorang maka semakin

berubah sikap dan perilaku seseorang sehingga pemikiran seseorang

bisa berubah (Suganda dalam Paryati et al, 2012).

f. Pelatihan

Pemberian pelatihan yang sesuai dengan bidang, salah satunya

pelatihan covid-19, dapat memotivasi tenaga kesehatan untuk

meningkatkan kinerja dirinya dalam pekerjaan. Selain itu, pelatihan

juga meningkatkan pengetahuan, pengalaman, dan sikap bagi

seseorang sehingga dapat berpikir kritis (Wu Z et al dalam Paryati et

al, 2012).

g. Jenis Kelamin

Jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kerja

seseorang (Gibson dalam Paryati, 2012). Perempuan juga cenderung

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


memiliki stigma yang tinggi dimana bersikap menyalahkan dibanding

dengan laki-laki (Andrewin dalam Salmon et al, 2014).

h. Dukungan Institusi

Pada institusi kesehatan, seperti rumah sakit dan puskesmas, memiliki

SOP (Standard Operating Procedure) sesuai kebijakan masing-

masing institusi, sarana dan fasilitas, serta penggunaan APD (Alat

Pelindung Diri) dalam melakukan tindakan khusus kepada pasien

dengan penyakit tertentu, seperti Covid-19 (Paryati et al, 2012).

i. Kepatuhan Agama

Kepatuhan agama bisa mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang.

Seseorang yang patuh pada nilai-nilai agama bisa mempengaruhi

peran dalam kinerja bekerja dalam pelayanan kesehatan khususnya

terkait Covid-19 (Paryati et al, 2012).

3. Tipe-tipe Stigma

Van Brakel dalam Fiorillo, Volpe, dan Bhugra (2016)

mengungkapkan ada 5 tipe stigma sebagai berikut :

a. Public stigma, dimana sebuah reaksi masyarakat umum yang memiliki

keluarga atau teman yang sakit fisik ataupun mental. Salah satu

contoh kata-katanya adalah “saya tidak mau tinggal bersama dengan

orang covid-19”.

b. Structural stigma, dimana sebuah institusi, hukum, atau perusahaan

yang menolak orang berpenyakitan. Misalnya, perusahaan X menolak

memiliki pekerja covid-19.

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


c. Self-stigma, dimana menurunnya harga dan kepercayaan diri

seseorang yang memiliki penyakit. Contohnya seperti pasien covid-19

yang merasa bahwa dirinya sudah tidak berharga di dunia karena

orang-orang disekitarnya menjauhi dirinya.

d. Felt or perceived stigma, dimana orang dapat merasakan bahwa ada

stigma terhadap dirinya dan takut berada di lingkungan komunitas.

Misalnya seorang wanita tidak ingin mencari pekerjaan dikarenakan

takut status covid-19 dirinya diketahui dan dijauhi oleh rekan

kerjanya.

e. Experienced stigma, dimana seseorang pernah mengalami

diskriminasi dari orang lain. Contohnya seperti pasien covid-19

diperlakukan tidak ramah dibandingkan dengan pasien yang tidak

covid-19 diperlakukan ramah oleh tenaga kesehatan.

f. Label avoidance, dimana seseorang tidak berpartisipasi dalam

pelayanan kesehatan untuk menghindari status dirinya sebagai orang

yang memiliki penyakit. Salah satu contoh adalah pasien

menyembunyikan obatnya.

4. Tingkat Stigma

Menurut Hastono (2006) untuk membuat distribusi frekuensi dari

variabel penelitian dapat menggunakan nilai rmean (rata-rata jawaban

responden, sehingga hasil ukur untuk stigma masyarakat adalah sebagai

berikut:

a. Tinggi : >mean (rata-rata jawaban responden)

b. Rendah: < mean (rata-rata jawaban responden) (Pandelaki, 2017)

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


5. Cara Menghentikan Stigma

Corrigan dalam Fiorillo, Volpe, dan Bhugra (2016) menyebutkan

bahwa ada 3 strategi yang dapat dilakukan untuk menghentikan stigma di

masyarakat, yaitu protes, pendidikan, dan kontak. Protes untuk

menghilangkan penyataan negatif masyarakat, media, dan iklan.

Pendidikan dapat memberikan informasi yang lengkap dan jelas mengenai

penyakit sehingga orang yang berpengetahuan lebih bisa bijak dalam

berhubungan dengan orang yang memiliki penyakit dan tidak akan

mendiskriminasinya. Kontak, maksudnya adalah orang yang memiliki

penyakit dapat berkumpul dengan orang yang memiliki penyakit yang

sama sehingga dapat meningkatkan harga dirinya dan semakin percaya

diri. Adanya perkumpulan khusus juga dapat mengurangi kecemasan

seseorang dan bisa saling mengungkapkan perasaannya selama didiagnosa

penyakit.

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep

atau variabel-variabel yang akan diamati (diukur) melalui penelitian yang

dimaksud (Notoatmodjo, 2010). Dengan mengadopsi dan memodifikasi dari

teori yang telah dikemukakan sebelumnya maka pada penelitian ini yang

menjadi variabel independen adalah promosi kesehatan tentang covid-19,

sedangkan variable dependen stigma masyarakat tentang covid-19. Adapun

kerangka konsep dapat penulis gambarkan adalah sebagai berikut :

Variabel Independent Variabel Dependent


Stigma
Promosi kesehatan
Masyarakat

Skema 3.1
Kerangka Konsep

B. Definisi Operasional

Tabel 3.1
Defenisi Operasional

Variabel Definisi Alat Cara Skala Hasil Ukur


Operasional Ukur Ukur
Variabel
Independen
Promosi Promosi kesehatan Kuesioner Wawan Ordinal Cukup :
kesehatan yang didapatkan cara < mean
responden tentang (24,48)
covid-19 dari

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


berbagai media Kurang :
promosi kesehatan > mean
(24,48)

Variabel
Dependen
Stigma Pandangan/ Kuisioner Wawan Ordinal Tinggi :
masyarakat penilaian cara > mean
masyarakat tentang (31,88)
penyakit covid-19
Rendah:
< mean
(31,88)

C. Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan sementara yang perlu diuji kebenarannya

atau asumsi sementara tentang karakteristik populasi yang akan dibuktikan

kebenaranya melalui pengumpulan data (Rachmat, 2013). Hipotesis pada

penelitian ini adalah :

Ha : Ada hubungan promosi kesehatan terhadap stigma masyarakat tentang

covid-19 di wilayah kerja puskesmas Rao Kabupaten Pasaman tahun

2020

Ho : Tidak ada hubungan promosi kesehatan terhadap stigma masyarakat

tentang covid-19 di wilayah kerja puskesmas Rao Kabupaten Pasaman

tahun 2020

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metodepenelitianyang digunakan adalah deskriptif analitik, yaitu

penelitian yang bertujuan mencari hubungan antara variabel yang satu dengan

variabel lainnya. Pendekatan yang dipakai adalah cross sectional study yaitu

peneliti melakukan pengukuran variabel pada satu saat dan pengukuran

variabel dilakukan pada saat pemeriksaan tersebut (Sastroasmoro, 2011).

Penelitian ini bertujuan melihat hubungan promosi kesehatan dan stigma

masyarakat tentang covid-19.

B. Populasi danSampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan kelompok yang ingin dikaji oleh

peneliti (Heavy, 2014). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

masyarakat usia 17 - 45 tahun di wilayah kerja Puskesmas Rao.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau

sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Jumlah

sampel dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


n = jumlah sampel minimal yang diperlukan

d = derajat kepercayaan

p = proporsi penduduk usia 17 – 45 tahun

q = 1-p (proporsi penduduk berusia < 17 tahun dan > 45 tahun)

n= 1,962 . 15 % (1 – 0,15) = 3,84 . 1,15 (0,85)

0,052 0,052

n = 3,84 x 0,1275 = 0,4896


0,052 0,0025

n = 195,84 digenapkan menjadi 196

Cara pengambilan sampel dengan menggunakan teknikstrata

sampling danrandom sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan

kelompok usia dan secara acak. Adapun kriteria sampel pada penelitian ini

adalah :

a. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik yang harus dipenuhi oleh subjek

penelitian sehingga layak dimasukkan dalam penelitian. Kriteria

inklusi pada penelitian ini adalah :

1) Masyarakat usia 17 – 45 tahun di wilayah kerja Puskesmas Rao

2) Bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Rao minimal sejak

Januari 2020

3) Bersedia menjadi responden

b. Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi adalah karakteristik yang akan menyingkirkan

kelayakan subjek sebagai sampel penelitian, terdiri dari :

1) Tidak bisa membaca daan mendengar dengan baik

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


2) Tidak memiliki sarana komunikasi dan informasi

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Rao Kabupaten

Pasaman pada bulan Oktober 2020.

D. Etika Penelitian

Terdapat 5 prinsip utama dalam etika penelitian, yang akan diterapkan

pada penelitian ini, yaitu :

1. Prinsip nonmaleficience (tidak merugikan), berarti tidak menimbulkan

bahaya/ cedera fisik dan psikologis pada responden. Penelitian senantiasa

dengan niat untuk membantu pasien mengatasi masalah kesehatannya

2. Beneficience, berarti hanya melakukan sesuatu yang baik. Perawat

kesehatan memberikan upaya pelayanan kesehatan dengan menghargai

otonomi responden. Hal ini dilakukan sesuai dengan kemampuan dan

keahliannya.

3. Confidentiality, berarti kerahasiaan. Informasi tentang pasien dijaga

privasinya. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan

kesehatan responden hanya boleh dibaca dalam rangka penelitian.

4. Justice, berarti keadilan. Adanya perlakuan yang sama dan adil terhadap

orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, lega dan kemanusiaan.

Setiap orang berhak atas perlakuan yang sama dalam upaya pelayanan

kesehatan tanpa mempertimbangkan suku, agama, ras, golongan dan

kedudukan sosial ekonomi.

5. Prinsip fidelity, dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan

komitmennya terhadap orang lain. Prinsip ini menggambarkan adanya

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


tanggung jawab dasar untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit,

memulihkan kesehatan dan meminimalkan penderitaan (Triwibowo,

2014).

E. Alat Pengumpulan Data

Alat yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah berupa

kuesioner. Kuesioner disusun sesuai dengan tujuan penelitian, berdasarkan

pada teori-teori yang ada dan juga penelitian sebelumnya yang sama dengan

variabel penelitian. Kuesioner terdiri dari data-data tentang karakteristik

responden dan variabel penelitian yaitu promosi kesehatan dan stigma

masyarakat tentang covid-19. Masing-masing kuesioner terdiri dari 10

pernyataan yang telah dilakukan uji validitas dan realibilitas terhadap 20

responden yang tidak termasuk dalam sampel penelitian.

Hasil uji validitas variabel promosi kesehatan didapatkan r hitung >

dari r tabel (0,444) dan variabel stigma juga didapatkan r hitung > r tabel

(0,444). Hasil uji reliabilitas didapatkan nilai alfa cronbach untuk variabel

promosi kesehatan 0,945 dan variabel stigma 0,938 (> 0,6) artinya bahwa

semua pertanyaan pada kedua variabel tersebut memiliki reliabilitas tinggi.

F. Prosedur Pengumpulan Data

Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan

pengurusan izin penelitian dari Institut Kesehatan Prima Nusantara

Bukittinggi. Setelah mendapatkan izin dari kampus, peneliti mengajukan izin

untuk melakukan penelitian ke Kesbangpol Kab. Pasaman dan Pimpinan

Puskesmas Rao. Setelah mendapatkan izin untuk melakukan penelitian,

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


kemudian peneliti mulai melakukan penelitian dengan mencari sampel sesuai

dengan kriteria inklusi yang sudah ditetapkan.

Setelah calon responden ditemukan, peneliti menjelaskan kepada

pasien tentang tujuan dan manfaat dari penelitian ini, setelah itu mengajukan

surat permohonan menjadi responden. Jika pasien setuju untuk menjadi

responden, maka peneliti meminta responden untuk menandatangani inform

consent. Selanjutnya peneliti melakukan wawancara terpimpin dengan

berpedoman pada kuesioner yang ada.

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Tehnik Pengolahan

a. Mengedit (Editing)

Setelah kuesioner selesai diisi, maka setiap kuesioner diperiksa

apakah diisi dengan benar dan lengkap.

b. Mengkode data (coding)

Memberikan kode tertentu pada setiap data yang dikumpulkan.

c. Memasukkan data (entry)

Data, yakni jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk

kode dimasukkan kedalam program komputer.

d. Pembersihan data (cleaning)

Pengecekan kembali data yang telah dimasukkan ke komputer untuk

melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan, ketidak

lengkapan data dsb (Notoatmodjo, 2010).

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


2. Teknik Analisis Data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan setiap variabel penelitian (promosi kesehatan dan

stigma masyarakat), yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi dan persentase yang menunjukkan frekuensi setiap ukuran

(kategori) variabel penelitian (Heavy, 2014).

b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan. Analisis hasil uji statistic dengan menggunakan Chi-

Square test, untuk menyimpulkan adanya hubungan 2 variabel yang

bersifat katagorik. Analisis data menggunakan derajat kemaknaan

signifikan 0,05. Hasil analisis chi-square dibandingkan dengan nilai p,

jika pvalue< 0,05 artinya terdapat hubungan yang bermakna, sebaliknya

jika pvalue> 0,05 artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna

(Rachmat, 2013).

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


BAB V
HASIL PENELITIAN

A. Analisa Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian, yang disajikan dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi dan persentase. Analisa ini terdiri dari variabel

independenpromosi kesehatan dan variabel dependen stigma masyarakat tentang

covid-19. Hasil analisa univariat pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Promosi Kesehatan

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Promosi Kesehatan tentang Covid-19 di Wilayah
Kerja Puskesmas Rao Kabupaten Pasaman Tahun 2020

No Promosi Kesehatan Frekuensi %


1 Cukup 66 33,7
2 Kurang 130 66,3
Jumlah 196 100

Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa dari 196 responden,

lebih dari sebagian yaitu 130 responden (66,3 %) kurang memperoleh

promosi kesehatan tentang covid-19 dan hanya 66 responden (33,7 %)

yang cukup memperoleh promosi kesehatan.

2. Stigma Masyarakat

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Stigma Masyarakat Kesehatan tentang Covid-19
di Wilayah Kerja Puskesmas Rao Kabupaten Pasaman Tahun 2020

No Stigma Masyarakat Frekuensi %


1 Tinggi 107 54,6
2 Rendah 89 45,4
Jumlah 196 100

Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa dari 196 responden,

lebih dari separuh yaitu 107 responden (54,6 %) memiliki stigma yang

tinggi tentang covid-19, dan terdapat 89 responden (45,4 %) yang

memiliki stigma rendah tentang covid-19.

B. Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan. Analisis hasil uji statistic dengan menggunakan Chi-Square test,

untuk menyimpulkan adanya hubungan 2 variabel. Analisa data menggunakan

derajat kemaknaan signifikan 0,05. Hasil analisa chi-square dibandingkan dengan

nilai p, dimana bila p < 0,05 artinya secara statistik bermakna dan apabila nilai p >

0,05 artinya secara statistik tidak bermakna. Hasil analisa bivariat pada penelitian

ini adalah :

Tabel 5.3
Hubungan Promosi Kesehatan terhadap Stigma Masyarakat tentang Covid-
19 di Wilayah Kerja Puskesmas Rao Kabupaten Pasaman Tahun 2020

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


Stigma Masyarakat OR
Promosi Jumlah
Tinggi Rendah pvalue (CI 95
Kesehatan
n % n % N % %)
Cukup 51 77,3 15 22,7 66 100 4,493
0,000
kurang 56 43,1 74 56,9 130 100 (2,294-
Total 107 54,6 89 45,4 196 100 8,800)

Berdasarkan tabel 5.3 di atas dapat diketahui bahwa dari 66 responden

yang cukup mendapatkan promosi kesehatan, terdapat 51 responden (77,3 %)

memiliki stigma tinggi tentang covid-19 dan 15 responden (22,7 %) memiliki

stigma rendah. Sementara diantara 130 responden yang kurang mendapatkan

promosi kesehatan, terdapat 74 responden (56,9 %) yang memiliki stigma rendah

tentang covid-19 dan hanya 56 responden (43,1 %) yang memiliki stigma tinggi.

Hasil uji statistik chi-square didapatkan nilai p = 0,000 (p < 0,05) artinya ada

hubungan promosi kesehatan terhadap stigma masyarakat tentang covid-19 di

wilayah kerja puskesmas Rao Kabupaten Pasaman tahun 2020. Nilai Odds Ratio

(OR) diperoleh 4,493 artinya responden yang cukup mendapatkan promosi

kesehatan, berpeluang 4 kali untuk memiliki stigma tinggi tentang covid-19

dibandingkan responden yang kurang mendapatkan promosi kesehatan.

BAB VI
PEMBAHASAN

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


A. Analisa Univariat

1. Promosi Kesehatan

Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa dari 196 responden,

lebih dari separuh yaitu 130 responden (66,3 %) kurang memperoleh

promosi kesehatan tentang covid-19.

Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan

masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama

masyarakat, agar mereka dapat menolong diri sendiri, serta

mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial

budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang berwawasan

kesehatan (Menkes RI, 2012).

Dalam pelaksanaannya, strategi dasar tersebut diatas harus

diperkuat dengan metode dan media yang tepat , serta tersedianya sumber

daya yang memadai. Metode yang dimaksud di sini adalah metode

komunikasi, karna pemberdayaan, bina suasana, maupun advokasi pada

prinsipnya adalah proses komunikasi. Sumber daya utama yang diperlukan

untuk penyelenggaraan promosi kesehatan adalah tenaga (Sumber Daya

Manusia atau SDM), sarana/ peralatan termasuk media komunikasi, dan

dana atau anggaran (Menkes RI, 2012).

Menurut asumsi peneliti promosi kesehatan tentang covid-19 yang

diberikan oleh petugas kesehatan bertujuan untuk menginformasikan dan

memberikan pelajaran kepada masyarakat tentang segala sesuatu yang

berhubungan dengan covid-19, sehingga masyarakat berwawasan

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


kesehatan. Promosi kesehatan tersebut bisa diberikan melalui metode

individual ataupun kelompok. Media yang digunakan juga bermacam-

macam, bisa media leaflet, media massa, ataupun spanduk-spanduk

tentang covid-19. Diharapkan nantinya dengan promosi melalui media

tersebut, masyarakat dapat memperoleh informasi yang benar tentang

covid-19.

Hasil penyebaran kuesioner diperoleh informasi bahwa masih

banyak responden yang kurang memperoleh promosi kesehatan (66,3%).

Promosi kesehatan yang kurang diperoleh tersebut seperti mendapatkan

informasi kesehatan tentang covid-19 dari buku, mendapatkan informasi

kesehatan tentang covid-19 dari konseling dengan petugas kesehatan dan

mendapatkan informasi kesehatan tentang covid-19 dari himbauan yang

dilakukan aparat terkait secara berkeliling. Responden kurang

mendapatkan promosi kesehatan dari buku, karena belum banyaknya

dijual buku-buku tentang covid-19, dan responden tidak berusaha untuk

mencarinya. Promosi kesehatan yang diperoleh melalui konseling dengan

petugas kesehatan juga kurang karena responden tidak ada datang

berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan dan bertanya langsung

kepada petugas tentang covid-19. Begitu juga dengan himbauan keliling,

kurang didapatkan responden, karena mereka kurang memperhatikan

himbauan-himbauan yang dilakukan petugas kesehatan melalui mobil

yang dilakukan secara berkeliling kampung.

2. Stigma Masyarakat

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa dari 196 responden,

lebih dari separuh yaitu 107 responden (54,6 %) memiliki stigma yang

tinggi tentang covid-19.

Stigma merupakan suatu istilah yang menggambarkan suatu

keadaan atau kondisi terkait sudut pandang atas sesuatu yang dianggap

bernilai negatif. Stigma dapat mendorong orang untuk menyembunyikan

penyakit untuk menghindari diskriminasi, mencegah orang mencari

perawatan kesehatan segera, dan mencegah mereka untuk mengadopsi

perilaku sehat. Namun sosialisasi ke level masyarakat awam mungkin

masih perlu upaya yang lebih giat lagi, terutama terkait dengan

pencegahan stigma terhadap penderita, perawat, dan keluarga terkait

covid-19 (Abdillah, 2020).

Menurut asumsi peneliti, stigma tentang covid-19 tergantung

kepada informasi dan pengetahuan yang dimiliki responden tentang covid-

19. Jika mereka memperoleh pengetahuan yang benar, maka responden

akan memiliki stigma baik tentang covid-19. Sebaliknya jika responden

tidak memperoleh pengetahuan yang benar, maka responden cendrung

memiliki stigma yang kurang baik. Hal ini disebabkan karena dengan

adanya informasi yang dimiliki, responden akan memberikan penilaian

tentang covid-19 sesuai dengan informasi tersebut. Terlebih jika

responden sering mendengarkan/membaca informasi-informasi salah yang

banyak bertebaran di sosial media.

Hasil pengumpulan kuesioner diketahui bahwa terdapat 45,4 %

responden memiliki stigma kurang baik tentang covid-19. Stigma kurang

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


baik yang dimiliki responden seperti orang yang berpindah dari satu

daerah ke daerah lain perlu dikucilkan, etnis tertentu boleh dikucilkan

karena dianggap sebagai pembawa virus dan tenaga medis tidak selalu

menularkan virus corona dan boleh dikucilkan. Stigma tersebut bisa timbul

karena responden kurang memperoleh promosi kesehatan tentang cara

penularan dan cara pencegahan covid-19, sehingga responden

beranggapan bahwa setiap orang yang datang dari daerah tertentu, etnis

tertentu dan juga tenaga medis merupakan penular virus covid-19 dan

mesti dijauhi.

B. Analisa Bivariat

Berdasarkan tabel 5.3 di atas dapat diketahui bahwa dari 66 responden

yang cukup mendapatkan promosi kesehatan, terdapat 51 responden (77,3 %)

memiliki stigma tinggi tentang covid-19. Sementara diantara 130 responden yang

kurang mendapatkan promosi kesehatan, terdapat 74 responden (56,9 %) yang

memiliki stigma rendah tentang covid-19. Hasil uji statistik chi-square didapatkan

nilai p = 0,000 (p < 0,05) artinya ada hubungan promosi kesehatan terhadap

stigma masyarakat tentang covid-19 di wilayah kerja puskesmas Rao Kabupaten

Pasaman tahun 2020. Nilai Odds Ratio (OR) diperoleh 4,493 artinya responden

yang cukup mendapatkan promosi kesehatan, berpeluang 4 kali untuk memiliki

stigma tinggi tentang covid-19 dibandingkan responden yang kurang

mendapatkan promosi kesehatan.

Promosi kesehatan sebagai pendekatan terhadap perilaku kesehatna,

maka kegiatannya tidak terlepas dari faktor-faktor yang menentukan perilaku

tersebut, yaitu faktor predisposisi berupa pengetahuan dan sikap, faktor

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


pemungkin berupa fasilitas, sarana atau prasarana pendukung, dan faktor penguat

tokoh masyarakat, peraturan perundang-undangan, dll. Kegiatan promosi

kesehatan sebagai pendekatan perilaku hendaknya diarahkan kepada tiga faktor

tersebut, yaitu ditujukan kepada faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor

penguat (Notoatmodjo, 2010).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Situmeang (2019) di Puskesmas

Teladan, bahwa promosi kesehatan berpengaruh terhadap stigma masyarakat

tentang penyakit, dimana terdapat perbedaan stigma masyarakat sebelum dan

sesudah diberikan promosi kesehatan.

Menurut asumsi peneliti, adanya hubungan promosi kesehatan dengan

stigma masyarakat tentang covid-19 karena responden yang cukup memperoleh

promosi kesehatan, cendrung memiliki stigma baik tentang covid-19. Sebaliknya

responden yang kurang memperoleh promosi kesehatan, cendrung memiliki

stigma kurang baik tentang covid-19. Hal ini dapat terjadi karena responden yang

memperoleh promosi kesehatan dari petugas kesehatan atau himbauan

pemerintah, akan mengetahui informasi tentang cara penularan dan cara

pencegahan covid-19, sehingga mereka tidak mudah terpengaruh oleh sitgma-

stigma kurang baik yang berkembang di masyarakat bahwa etnis tertentu ataupun

petugas medis adalah penyebar covid-19. Sebaliknya responden yang kurang

memperoleh promosi kesehatan dan lebih banyak memperoleh informasi salah di

sosial media, maka mereka mudah terpengaruh dan cendrung mengucilkan orang-

orang yang datang dari luar daerah ataupun orang yang sudah sembuh dari covi-

19.

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 196 orang

masyarakat usia 17 - 45 tahun di wilayah kerja Puskesmas Rao, dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Lebih dari separuh 130 responden (66,3 %) kurang memperoleh promosi

kesehatan

2. Lebih dari separuh 107 responden (54,6 %) memiliki stigma yang rendah

tentang covid-19

3. Ada hubungan promosi kesehatan terhadap stigma masyarakat tentang

covid-19 di wilayah kerja puskesmas Rao Kabupaten Pasaman tahun 2020

(p = 0,000 dan OR = 4,493)

B. Saran

1. Bagi Responden

Diharapkan pada anggota masyarakat agar mencari informasi yang benar

mengenai covid-19 dari sumber-sumber terpercaya seperti petugas

kesehatan, buku-buku kesehatan tentang covid-19, ataupun dari website

resmi pemerintah yang menginformasikan tentang covid-19, sehingga

stigma-stigma kurang baik tentang covid-19 dapat dikurangi.

2. Bagi Puskesmas

Disarankan pada petugas Puskesmas agar mengadakan kegiatan

penyuluhan kepada kelompok-kelompok masyarakat, dengan membuka

sesi tanya jawab, sehingga stigma yang kurang baik tentang covid-19

dapat diluruskan..

3. Bagi Institusi Pendidikan

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


Agar hasil penelitian ini dapat bahan referensi untuk meningkatkan

pembelajaran khususnya yang terkait dengan pengembangan konsep

asuhan keperawatan komunitas.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar pengembangan

penelitian lebih lanjut mengenai peranan promosi kesehatan terhadap

stigma masyarakat tentang covid-19.

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, L. 2020. Stigma Terhadap Orang Positif COVID-19.

Azwar, S. 2016. Sikap dan Perilaku. Pustaka Pelajar. Yogyakarta

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


Driyarkaya. 2020. Melawan Corona: Rekapan Tragedi Stigmatisasi. Badan
Eksekutif Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kabinet Solidaritas Aksi

Gugus Tugas Covid 19. 2020. Data Sebaran Covid. https://covid19.go.id/

Heavy, E. 2014. Statistik Keperawatan Pendekatan Praktik. Jakarta. EGC

IASC. 2020. Catatan tentang Aspek Kesehatan Jiwa Dan Psikososial Wabah
COVID-19 Versi 1.0.Inter-Agency Standing Committee IASC Reference
group for Mental Health and Psychosocial Support in Emergency Settings

Menkes RI. 2012. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 004
tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit

Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta

Notoatmodjo. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta. Rineka


Cipta

Pandelaki, ID. 2017. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang HIV/AIDS


Terhadap Stigma Masyarakat Di Desa Watumea Kecamatan Eris
Kabupaten Minahasa.e-Journal Keperawatan (eKP).Vol.5, No. 2.

Paryati et al, 2012.Stigma terhadap Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) pada
Masyarakat di Kelurahan Kayu Merah Kota Ternate Tahun 2019. Jurnal
BioSaintek.  Vol 2 No 01 (2020): Januari 2020
Rachmat, M. 2013. Buku Ajar Biostatistika Aplikasi pada Penelitian Kesehatan.
Jakarta. EGC

Sastroasmoro, S. 2011. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinik, Jakarta: FKU

Situmeang, LL. 2019. Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Hiv/Aids Terhadap


Pengetahuan Dan Stigma Masyarakat. Jurnal Maternitas Kebidanan, Vol
4, No. 2, Oktober 2019 - Maret 2020 ISSN 2599-1841

Supriatna,E. 2020. Wabah Corona Virus Disease Covid 19Dalam Pandangan


Islam. Jurnal Sosial & Budaya Syar-i. FSH UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Vol. 7 No. 6 (2020), pp.555-564
Susilo, A. 2020. Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini. Jurnal
Penyakit Dalam Indonesia | Vol. 7, No. 1 | Maret 2020|
Takainginan et al, 2016. Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS
Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja. JIDAN. ISSN: 2339-1731
Triwibowo, C. 2014. Etika dan Hukum Kesehatan. Yogyakarta. Nuha Medika

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


Wawan & Dewi. 2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta. Nuha Medika

WHO,. 2020. Rational use of personal protective equipment for coronavirus


disease 2019 (COVID-19).

WHO. 2020. Social Stigma associated with COVID-19.

Zhou,W. 2020. Buku Panduan Pencegahan Corona Virus. Guangzhou Medical


University

Lampiran 1

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


Kepada
Yth, Bapak/Ibu Calon Responden
Di
Lubuk Sikaping

Dengan hormat,
Saya yang bertandatangan dibawah ini:
Nama : Elvia Djohanny
Nim : 181012114201082
Dengan ini mohon bantuan Bapak/Ibu untuk bersedia menjadi responden
dalam penelitian yang berjudul “Hubungan Promosi Kesehatan Terhadap
Stigma Masyarakat Tentang Covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Rao
Kabupaten Pasaman Tahun 2020” penelitian ini tidak akan berdampak buruk
bagi Bapak/Ibu.
Apabila Bapak/Ibu menyetujui, maka saya mohon untuk menandatangani
lembar persetujuan yang telah disediakan. Atas perhatian dan kesediaan
Bapak/Ibu, saya ucapkan terimakasih.

Hormat saya
Peneliti

(Elvia Djohanny)

Lampiran 2

PERNYATAAN PERSETUJUAN
MENJADI RESPONDEN
(Informed Consent)

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :

Umur :

Pendidikan :

Alamat :

Menyatakan bersedia untuk berpartisipasi menjadi responden penelitian yang


dilakukan oleh :
Nama : Elvia Djohanny
Nim : 181012114201082
Mahasiswa Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi dengan judul
“Hubungan Promosi Kesehatan Terhadap Stigma Masyarakat Tentang
Covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Rao Kabupaten Pasaman Tahun
2020”. Tanda tangan saya ini menunjukkan bahwa saya bersedia untuk
berpartisipasi dalam kegiatan penelitian ini dan mengikuti persyaratan yang
diajukan oleh peneliti.

Yang Membuat Pernyataan

(................................................)

Lampiran 3

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PROMOSI KESEHATAN TERHADAP STIGMA


MASYARAKAT TENTANG COVID-19 DI WIL

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


AYAH KERJA PUSKESMAS RAO KABUPATEN PASAMAN TAHUN
2020
A. Karakteristik Responden
Inisial : ......................................
Jenis Kelamin : ......................................
Umur : ......................................
Pendidikan : ......................................
Pekerjaan : ......................................
Usia kehamilan : ......................................

B. Promosi Kesehatan
Keterangan :
SS : Selalu
SR : Sering
KD: Kadang-kadang
TP: Tidak pernah

No Pernyataan SS SR KD TP
1 Mendapatkan informasi kesehatan
tentang covid-19 dari penyuluhan yang
diberikan petugas kesehatan
2 Mendapatkan informasi kesehatan
tentang covid-19 dari pesan
masyarakat/iklan yang disampaikan
pemerintah
3 Mendapatkan informasi kesehatan
tentang covid-19 dari buku
4 Mendapatkan informasi kesehatan
tentang covid-19 dari leaflet/brosur yang
dibagikan instansi kesehatan
5 Mendapatkan informasi kesehatan
tentang covid-19 dari konseling dengan
petugas kesehatan
6 Mendapatkan informasi kesehatan
tentang covid-19 dari himbauan yang
dilakukan pemerintah di sosial media
7 Mendapatkan informasi kesehatan
tentang covid-19 dari himbauan yang
dilakukan aparat terkait secara
berkeliling
8 Mendapatkan informasi dari petugas
kesehatan tentang penularan covid-19
9 Mendapatkan informasi dari petugas
kesehatan tentang pencegahan covid-19
10 Mendapatkan informasi dari petugas
kesehatan tentang pengobatan covid-19

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


C. Stigma
Keterangan :
SS : Sangat setuju
S : Setuju
TS : Tidak setuju
STS: Sangat tidak setuju

No Pernyataan SS S TS STS
1 Pasien-pasien yang telah sembuh dari
COVID-19,tidak lagi menukarkan
penyakitnya
2 Orang yang berpindah dari satu daerah
ke daerah lain tidak perlu dikucilkan
3 Etnis tertentu tidak boleh dikucilkan
karena dianggap sebagai pembawa virus
4 Tenaga medis tidak selalu menularkan
virus corona dan tidak boleh dikucilkan
5 Jenazah pasien covid tidak lagi
membawa virus yang dapat ditularkan
kepada yang lain
6 Mengucilkan keluarga pasien, tenaga
medis dan orang-orang yang berpindah
tempat
7 Menyembunyikan keluhan, gejala,
maupun status kesehatannya untuk
menghindari diskriminasi
8 Takut untuk memeriksakan diri ke
fasilitas kesehatan
9 Patah semangat untuk tetap mengikuti
anjuran hidup sehat
10 Mengaitkan daerah tertentu dengan virus
corona

Lampiran 4
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUESIONER

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


Hasil Uji validitas Variabel Promosi Kesehatan

Nilai Corrected Sig. R tabel Keterangan


Item-Total
Correlation

Prom1 ,618 0,001 0,444 Valid


0,444 Valid
Prom2 ,652 0,000
0,444 Valid
Prom3 ,689 0,000
0,444 Valid
Prom4 ,651 0,000
0,444 Valid
Prom5 ,803 0,000
0,444 Valid
Prom6 ,871 0,000
0,444 Valid
Prom7 ,872 0,000
0,444 Valid
Prom8 ,863 0,000
0,444 Valid
Prom9 ,863 0,000
0,444 Valid
Prom10 ,890 0,000

Hasil uji reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,945 10

Hasil Uji Validitas Variabel Stigma

Corrected Item- Sig. R tabel Keterangan


Total Correlation

stig1 ,415 0,016 0,444 Valid

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


0,444 Valid
stig2 ,761 0,000
0,444 Valid
stig3 ,676 0,000
0,444 Valid
stig4 ,841 0,000
0,444 Valid
stig5 ,768 0,000
0,444 Valid
stig6 ,899 0,000
0,444 Valid
stig7 ,842 0,000
0,444 Valid
stig8 ,805 0,000
0,444 Valid
stig9 ,841 0,000
0,444 Valid
stig10 ,756 0,000

Hasil Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,938 10

Lampiran 5

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


Lampiran 6

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi
Lampiran 7

MASTER TABEL

HUBUNGAN PROMOSI KESEHATAN TERHADAP STIGMA MASYARAKAT TERHADAP COVID-19


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAO KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2020

Promosi Kesehatan Stigma


No.
1 1
Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jml Kode Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jml Kode Kategori
0 0
1 3 3 1 2 2 3 1 3 3 2 23 2 Kurang 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 35 1 Baik
2 3 3 1 2 2 3 2 2 3 2 23 2 Kurang 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 34 1 Baik
3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 24 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 33 1 Baik
4 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 24 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 33 1 Baik
5 3 3 1 2 2 3 2 2 3 2 23 2 Kurang 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 35 1 Baik
6 3 3 1 2 2 3 2 2 3 2 23 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 34 1 Baik
7 3 3 1 2 2 3 2 2 3 3 24 2 Kurang 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 35 1 Baik
8 3 3 1 2 2 3 2 2 2 2 22 2 Kurang 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 35 1 Baik
9 3 3 1 2 2 3 2 2 2 2 22 2 Kurang 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 33 1 Baik
10 3 3 1 2 2 3 2 2 2 2 22 2 Kurang 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 33 1 Baik
11 3 3 2 2 2 3 2 2 4 3 26 1 Cukup 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 34 1 Baik
12 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 25 1 Cukup 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 31 2 K. Baik
13 3 3 1 2 2 3 2 2 3 3 24 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 32 1 Baik
14 3 3 1 2 2 3 2 2 3 3 24 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 32 1 Baik
15 3 3 1 2 2 3 2 2 3 2 23 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 31 2 K. Baik
16 3 3 1 2 2 3 2 2 3 2 23 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 32 1 Baik

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


17 3 3 1 2 2 3 2 3 3 3 25 1 Cukup 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 34 1 Baik
18 3 3 1 2 2 3 2 3 3 3 25 1 Cukup 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 35 1 Baik
19 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 32 1 Cukup 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 34 1 Baik
20 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 32 1 Cukup 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 34 1 Baik
21 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31 1 Cukup 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 35 1 Baik
22 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31 1 Cukup 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 35 1 Baik
23 3 2 3 2 2 4 2 3 3 3 27 1 Cukup 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 29 2 K. Baik
24 3 2 3 2 2 4 2 3 3 3 27 1 Cukup 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 31 2 K. Baik
25 2 3 2 1 1 4 1 4 4 4 26 1 Cukup 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31 2 K. Baik
26 2 2 2 2 3 3 2 2 4 4 26 1 Cukup 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31 2 K. Baik
27 2 3 2 1 1 4 1 2 4 4 24 2 Kurang 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31 2 K. Baik
28 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 25 1 Cukup 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 2 K. Baik
29 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 24 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 2 K. Baik
30 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 31 1 Cukup 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 33 1 Baik
31 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 31 1 Cukup 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 33 1 Baik
32 2 2 2 2 3 3 2 2 4 4 26 1 Cukup 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31 2 K. Baik
33 3 3 1 2 2 3 2 2 2 2 22 2 Kurang 3 2 2 1 2 3 3 4 3 3 26 2 K. Baik
34 3 3 1 2 2 3 2 2 2 2 22 2 Kurang 3 2 2 3 2 3 3 4 3 3 28 2 K. Baik
35 3 3 1 2 2 3 1 3 3 3 24 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 34 1 Baik
36 3 3 1 2 2 3 1 3 3 2 23 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 2 K. Baik
37 3 3 1 2 2 3 1 3 3 2 23 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 2 K. Baik
38 3 3 1 2 2 3 1 3 3 3 24 2 Kurang 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 35 1 Baik
39 3 3 1 2 2 3 2 3 3 3 25 1 Cukup 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 35 1 Baik
40 3 3 1 2 2 3 1 2 3 2 22 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 33 1 Baik
41 3 3 1 2 2 3 1 3 3 3 24 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 33 1 Baik
42 3 3 1 2 2 3 2 3 3 3 25 1 Cukup 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 32 1 Baik

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


43 3 3 1 2 2 3 2 3 3 3 25 1 Cukup 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 33 1 Baik
44 3 3 1 2 2 3 1 3 3 3 24 2 Kurang 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 35 1 Baik
45 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 24 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 33 1 Baik
46 3 3 1 2 2 3 2 2 3 2 23 2 Kurang 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 35 1 Baik
47 3 3 1 2 2 3 2 2 3 2 23 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 34 1 Baik
48 3 3 1 2 2 3 2 2 3 3 24 2 Kurang 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 35 1 Baik
49 3 3 1 2 2 3 2 2 2 2 22 2 Kurang 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 35 1 Baik
50 3 3 1 2 2 3 2 2 2 2 22 2 Kurang 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 33 1 Baik
51 3 3 1 2 2 3 2 2 2 2 22 2 Kurang 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 33 1 Baik
52 3 3 2 2 2 3 2 2 4 3 26 1 Cukup 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 34 1 Baik
53 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 25 1 Cukup 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 33 1 Baik
54 3 3 1 2 2 3 2 2 3 3 24 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 32 1 Baik
55 3 3 1 2 2 3 2 2 3 3 24 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 32 1 Baik
56 3 3 1 2 2 3 2 2 3 2 23 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 31 2 K. Baik
57 3 3 1 2 2 3 2 2 3 2 23 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 32 1 Baik
58 3 3 1 2 2 3 2 3 3 3 25 1 Cukup 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 34 1 Baik
59 3 3 1 2 2 3 2 3 3 3 25 1 Cukup 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 35 1 Baik
60 2 3 2 1 1 4 1 2 4 4 24 2 Kurang 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31 2 K. Baik
61 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 25 1 Cukup 3 3 1 1 3 3 3 3 3 3 26 2 K. Baik
62 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 24 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 2 K. Baik
63 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 31 1 Cukup 1 3 3 3 2 3 3 4 3 3 28 2 K. Baik
64 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 31 1 Cukup 2 3 3 3 1 3 3 4 3 3 28 2 K. Baik
65 2 2 2 2 3 3 2 2 4 4 26 1 Cukup 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 31 2 K. Baik
66 3 3 1 2 2 3 2 2 2 2 22 2 Kurang 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 25 2 K. Baik
67 3 3 1 2 2 3 2 2 2 2 22 2 Kurang 3 2 2 3 2 3 3 1 3 3 25 2 K. Baik
68 3 3 1 2 2 3 1 3 3 3 24 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 1 4 4 4 31 2 K. Baik

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


69 3 3 1 2 2 3 1 3 3 2 23 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 2 K. Baik
70 3 3 1 2 2 3 1 3 3 2 23 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 2 K. Baik
71 3 3 1 2 2 3 1 3 3 3 24 2 Kurang 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 35 1 Baik
72 3 3 1 2 2 3 2 3 3 3 25 1 Cukup 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 35 1 Baik
73 3 3 1 2 2 3 1 2 3 2 22 2 Kurang 3 3 2 2 3 3 2 3 2 4 27 2 K. Baik
74 3 3 1 2 2 3 1 3 3 3 24 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 31 2 K. Baik
75 3 3 1 2 2 3 2 3 3 3 25 1 Cukup 3 3 3 3 1 3 4 4 3 3 30 2 K. Baik
76 3 3 1 2 2 3 2 3 3 3 25 1 Cukup 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 33 1 Baik
77 3 3 1 2 2 3 1 3 3 3 24 2 Kurang 3 3 3 3 3 4 2 2 4 4 31 2 K. Baik
78 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 24 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 31 2 K. Baik
79 3 3 1 2 2 3 2 2 3 2 23 2 Kurang 3 3 3 3 3 4 2 2 4 4 31 2 K. Baik
80 3 3 1 2 2 3 2 2 3 2 23 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 32 1 Baik
81 3 3 1 2 2 3 2 2 3 3 24 2 Kurang 3 3 3 3 3 4 2 2 4 4 31 2 K. Baik
82 3 3 1 2 2 3 1 3 3 2 23 2 Kurang 3 3 3 3 3 4 4 2 2 4 31 2 K. Baik
83 3 3 1 2 2 3 2 2 3 2 23 2 Kurang 3 3 3 3 3 4 3 4 2 4 32 1 Baik
84 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 24 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 33 1 Baik
85 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 24 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 33 1 Baik
86 3 3 1 2 2 3 2 2 3 2 23 2 Kurang 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 35 1 Baik
87 3 3 1 2 2 3 2 2 3 2 23 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 34 1 Baik
88 3 3 1 2 2 3 2 2 3 3 24 2 Kurang 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 35 1 Baik
89 3 3 1 2 2 3 2 2 2 2 22 2 Kurang 3 1 1 2 3 4 4 4 4 4 30 2 K. Baik
90 3 3 1 2 2 3 2 2 2 2 22 2 Kurang 2 2 3 1 3 4 3 4 4 3 29 2 K. Baik
91 3 3 1 2 2 3 2 2 2 2 22 2 Kurang 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 33 1 Baik
92 3 3 4 2 2 3 2 2 4 3 28 1 Cukup 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 34 1 Baik
93 3 3 4 2 2 3 2 2 3 3 27 1 Cukup 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 29 2 K. Baik
94 3 3 1 2 2 3 2 2 3 3 24 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 32 1 Baik

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


95 3 3 1 2 2 3 2 2 3 3 24 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 32 1 Baik
96 3 3 1 2 2 3 2 2 3 2 23 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 31 2 K. Baik
97 3 3 1 2 2 3 2 2 3 2 23 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 32 1 Baik
98 3 3 1 2 2 3 2 3 3 3 25 1 Cukup 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 34 1 Baik
99 3 3 1 2 2 3 2 3 3 3 25 1 Cukup 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 35 1 Baik
100 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 32 1 Cukup 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 34 1 Baik
101 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 32 1 Cukup 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 34 1 Baik
102 3 3 1 2 2 3 1 3 3 3 24 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 34 1 Baik
103 3 3 1 2 2 3 1 3 3 2 23 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 2 K. Baik
104 3 3 1 2 2 3 1 3 3 2 23 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 2 K. Baik
105 3 3 1 2 2 3 1 3 3 3 24 2 Kurang 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 35 1 Baik
106 3 3 1 2 2 3 2 3 3 3 25 1 Cukup 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 35 1 Baik
107 3 3 1 2 2 3 1 2 3 2 22 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 33 1 Baik
108 3 3 1 2 2 3 1 3 3 3 24 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 33 1 Baik
109 3 3 1 2 2 3 2 3 3 3 25 1 Cukup 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 32 1 Baik
110 3 3 1 2 2 3 2 3 3 3 25 1 Cukup 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 33 1 Baik
111 3 3 1 2 2 3 1 3 3 3 24 2 Kurang 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 35 1 Baik
112 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 24 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 33 1 Baik
113 3 3 1 2 2 3 2 2 3 2 23 2 Kurang 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 35 1 Baik
114 3 3 1 2 2 3 2 2 3 2 23 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 34 1 Baik
115 3 3 1 2 2 3 2 2 3 3 24 2 Kurang 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 35 1 Baik
116 3 3 1 2 2 3 2 2 2 2 22 2 Kurang 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 35 1 Baik
117 3 3 1 2 2 3 2 2 2 2 22 2 Kurang 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 33 1 Baik
118 3 3 1 2 2 3 2 2 3 3 24 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 32 1 Baik
119 3 3 1 2 2 3 2 2 3 2 23 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 31 2 K. Baik
120 3 3 1 2 2 3 2 2 3 2 23 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 32 1 Baik

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


121 3 3 1 2 2 3 2 3 3 3 25 1 Cukup 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 34 1 Baik
122 3 3 1 2 2 3 2 3 3 3 25 1 Cukup 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 35 1 Baik
123 2 3 2 1 1 4 1 2 4 4 24 2 Kurang 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31 2 K. Baik
124 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 25 1 Cukup 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 2 K. Baik
125 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 24 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 2 K. Baik
126 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 31 1 Cukup 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 33 1 Baik
127 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 31 1 Cukup 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 33 1 Baik
128 2 2 2 2 3 3 2 2 4 4 26 1 Cukup 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31 2 K. Baik
129 3 3 1 2 2 3 2 2 2 2 22 2 Kurang 3 2 2 1 2 3 3 4 3 3 26 2 K. Baik
130 3 3 1 2 2 3 2 2 2 2 22 2 Kurang 3 2 2 3 2 3 3 4 3 3 28 2 K. Baik
131 3 3 1 2 2 3 1 3 3 3 24 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 34 1 Baik
132 3 3 1 2 2 3 1 3 3 2 23 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 2 K. Baik
133 3 3 1 2 2 3 1 3 3 2 23 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 2 K. Baik
134 3 3 1 2 2 3 1 3 3 3 24 2 Kurang 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 35 1 Baik
135 3 3 1 2 2 3 2 3 3 3 25 1 Cukup 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 35 1 Baik
136 3 3 1 2 2 3 1 2 3 2 22 2 Kurang 3 3 3 2 2 3 4 3 4 4 31 2 K. Baik
137 3 3 1 2 2 3 1 3 3 3 24 2 Kurang 3 1 1 3 3 3 2 2 2 3 23 2 K. Baik
138 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 24 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 31 2 K. Baik
139 3 3 1 2 2 3 2 2 3 2 23 2 Kurang 3 3 2 2 3 3 2 4 4 4 30 2 K. Baik
140 3 3 1 2 2 3 2 2 3 2 23 2 Kurang 3 3 3 2 2 3 2 2 4 4 28 2 K. Baik
141 3 3 1 2 2 3 2 2 3 3 24 2 Kurang 3 3 3 3 3 4 4 2 2 4 31 2 K. Baik
142 3 3 1 2 2 3 2 2 2 2 22 2 Kurang 3 3 3 3 3 4 4 2 2 4 31 2 K. Baik
143 3 3 1 2 2 3 2 2 2 2 22 2 Kurang 3 2 2 3 3 4 3 4 4 3 31 2 K. Baik
144 3 3 1 2 2 3 2 2 3 3 24 2 Kurang 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 30 2 K. Baik
145 3 3 1 2 2 3 2 2 3 2 23 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 31 2 K. Baik
146 3 3 1 2 2 3 2 2 3 2 23 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 32 1 Baik

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


147 3 3 1 2 2 3 2 3 3 3 25 1 Cukup 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 34 1 Baik
148 3 3 1 2 2 3 2 3 3 3 25 1 Cukup 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 35 1 Baik
149 2 3 2 1 1 4 1 2 4 4 24 2 Kurang 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31 2 K. Baik
150 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 25 1 Cukup 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 33 1 Baik
151 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 24 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 2 K. Baik
152 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 31 1 Cukup 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 33 1 Baik
153 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 25 1 Cukup 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 32 1 Baik
154 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 24 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 2 K. Baik
155 2 3 2 1 1 4 1 2 4 4 24 2 Kurang 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31 2 K. Baik
156 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 25 1 Cukup 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 32 1 Baik
157 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 24 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 2 K. Baik
158 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 31 1 Cukup 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 33 1 Baik
159 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 31 1 Cukup 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 33 1 Baik
160 2 2 2 2 3 3 2 2 4 4 26 1 Cukup 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 32 1 Baik
161 3 3 1 2 2 3 2 2 2 2 22 2 Kurang 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 26 2 K. Baik
162 3 3 1 2 2 3 2 2 2 2 22 2 Kurang 3 3 2 3 2 1 3 4 3 3 27 2 K. Baik
163 3 3 1 2 2 3 1 3 3 3 24 2 Kurang 3 3 3 2 2 3 2 4 4 4 30 2 K. Baik
164 3 3 1 2 2 3 1 3 3 2 23 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 2 K. Baik
165 3 3 1 2 2 3 1 3 3 2 23 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 2 K. Baik
166 3 3 1 2 2 3 1 3 3 3 24 2 Kurang 3 3 3 3 3 4 2 4 2 4 31 2 K. Baik
167 3 3 1 2 2 3 2 3 3 3 25 1 Cukup 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 35 1 Baik
168 3 3 1 2 2 3 1 2 3 2 22 2 Kurang 3 3 3 2 2 3 4 3 4 4 31 2 K. Baik
169 3 3 1 2 2 3 1 3 3 3 24 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 2 2 4 3 29 2 K. Baik
170 3 3 1 2 2 3 2 3 3 3 25 1 Cukup 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 32 1 Baik
171 3 3 1 2 2 3 2 3 3 3 25 1 Cukup 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 33 1 Baik
172 3 3 4 3 2 3 1 3 3 3 28 1 Cukup 2 2 3 2 3 4 4 4 4 4 32 1 Baik

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


173 3 3 4 3 2 3 2 2 3 2 27 1 Cukup 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 33 1 Baik
174 3 3 1 2 2 3 2 2 3 2 23 2 Kurang 3 3 3 3 3 4 2 2 4 4 31 2 K. Baik
175 3 3 1 2 2 3 2 2 3 2 23 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 4 2 2 4 30 2 K. Baik
176 3 3 1 2 2 3 2 2 3 3 24 2 Kurang 3 3 3 3 3 4 1 4 2 4 30 2 K. Baik
177 3 3 4 2 3 3 3 2 2 2 27 1 Cukup 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 33 1 Baik
178 3 3 4 3 2 3 1 3 3 3 28 1 Cukup 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 34 1 Baik
179 3 3 4 3 2 3 1 3 3 2 27 1 Cukup 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 32 1 Baik
180 3 3 1 2 2 3 1 3 3 2 23 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 2 K. Baik
181 3 3 1 2 2 3 1 3 3 3 24 2 Kurang 3 3 1 1 3 4 4 4 4 4 31 2 K. Baik
182 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 27 1 Cukup 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 36 1 Baik
183 3 3 1 2 2 3 1 2 3 2 22 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 31 2 K. Baik
184 3 3 1 2 2 3 1 3 3 3 24 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 31 2 K. Baik
185 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 24 2 Kurang 3 1 1 2 3 3 4 3 4 4 28 2 K. Baik
186 3 3 1 2 2 3 2 2 3 2 23 2 Kurang 3 3 3 3 3 2 2 4 4 4 31 2 K. Baik
187 3 3 1 2 2 3 2 2 3 2 23 2 Kurang 3 3 2 2 2 3 4 4 4 4 31 2 K. Baik
188 3 3 1 2 2 3 2 2 3 3 24 2 Kurang 3 3 3 3 3 4 4 1 2 4 30 2 K. Baik
189 3 3 1 2 2 3 2 2 2 2 22 2 Kurang 3 3 3 3 3 4 2 2 4 4 31 2 K. Baik
190 3 3 1 2 2 3 2 2 2 2 22 2 Kurang 3 3 3 3 3 4 3 2 4 3 31 2 K. Baik
191 3 3 1 2 2 3 2 2 3 3 24 2 Kurang 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 30 2 K. Baik
192 3 3 1 2 2 3 2 2 3 2 23 2 Kurang 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 31 2 K. Baik
193 3 3 1 2 2 3 2 2 3 2 23 2 Kurang 2 2 3 3 3 3 4 3 4 3 30 2 K. Baik
194 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 27 1 Cukup 3 3 2 3 3 4 4 4 4 3 33 1 Baik
195 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 27 1 Cukup 3 2 2 3 3 4 4 4 4 4 33 1 Baik
196 2 3 2 1 1 4 1 2 4 4 24 2 Kurang 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31 2 K. Baik
                                                     
Jumla 4798 6249  

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


h
Mean 24,5 31,9  
                                                     

Keterangan :
Promosi Kesehatan : Cukup > mean (24,5)
Kurang < mean (24,5)

Stigm : Baik > mean


a (31,8)
Kurang baik < mean (31,8)

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


Lampiran 8

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

ANALISA UNIVARIAT

Frequencies

Statistics
Promosi Stigma
Kesehatan
Valid 196 196
N
Missing 0 0
Mean 24,48 31,88
Median 24,00 32,00
Mode 24 31
Std. Deviation 2,376 2,334
Minimum 22 23
Maximum 32 36
Sum 4798 6249

Frequency Table

Promosi Kesehatan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Cukup 66 33,7 33,7 33,7
Valid Kurang 130 66,3 66,3 100,0
Total 196 100,0 100,0

Stigma
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tinggi 107 54,6 54,6 54,6
Valid Rendah 89 45,4 45,4 100,0
Total 196 100,0 100,0

ANALISA BIVARIAT

Crosstabs

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi


Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Promosi Kesehatan * Stigma 196 100,0% 0 0,0% 196 100,0%

Promosi Kesehatan * Stigma Crosstabulation


Stigma Total
Tinggi Rendah
Count 51 15 66
Cukup Expected Count 36,0 30,0 66,0
% within Promosi Kesehatan 77,3% 22,7% 100,0%
Promosi Kesehatan
Count 56 74 130
Kurang Expected Count 71,0 59,0 130,0
% within Promosi Kesehatan 43,1% 56,9% 100,0%
Count 107 89 196
Total Expected Count 107,0 89,0 196,0
% within Promosi Kesehatan 54,6% 45,4% 100,0%

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 20,650a 1 ,000
b
Continuity Correction 19,293 1 ,000
Likelihood Ratio 21,594 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear Association 20,544 1 ,000
N of Valid Cases 196

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 29,97.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Promosi 4,493
2,294 8,800
Kesehatan (Cukup / Kurang)
For cohort Stigma = Baik 1,794 1,415 2,274
For cohort Stigma = Kurang
,399 ,250 ,638
baik
N of Valid Cases 196

Institut Kesehatan Prima NusantaraBukittinggi

Anda mungkin juga menyukai