Anda di halaman 1dari 105

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN

MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENGETAHUAN


TENTANG MALARIA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS MOSWAREN KABUPATEN
SORONG SELATAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Pesyaratan


Untuk Mencapai Gelar Strata Satu (SI)
Program Studi Ilmu Keperawatan

Disusun oleh :

EKO HARDIANTO
NIM. 201814201142B

YAYASAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PAPUA (YPMP)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PAPUA
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SORONG
2020
LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA


AUDIO VISUAL TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG
MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOSWAREN
KABUPATEN SORONG SELATAN

Disusun oleh :

EKO HARDIANTO
NIM. 201814201142B

Telah disetujui untuk diseminarkan pada :

Hari/Tanggal : Rabu, 28 Oktober 2020

Waktu : 15.00 WIT

Tempat : Kampus STIKES PAPUA

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Ns. Dirgantari Pademme. S. Kep., M.Kep Ns. Ivana R. Nasedum. S. Kep., MARS
NIDN. 1409128902 NIDN. 1410088903

Mengetahui
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Papua

Ns. Triani Banna. S.Kep., M.Kep


NIDN. 1228058702

ii
LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA


AUDIO VISUAL TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG
MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOSWAREN
KABUPATENSORONG SELATAN

Yang Dipersiapkan Dan Disusun Oleh :


EKO HARDIANTO
NIM. 201814201142B

Telah Dipertahankan di Didepan Dewan Penguji


Pada Hari/ Tanggal :Rabu, 28 Oktober 2020
Dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Ns. Dirgantari Pademme. S.Kep., M.Kep Ns. Ivana R. Nasedum. S.Kep., MARS
NIDN. 1409128902 NIDN. 1410088903

Tim Penguji
1. Ns. Maylar Gurning. S.Kep., M.Kep 1………………

2. Ns. Merlis Simon. S.Kep., M.Kes 2………………

3. Ns. Triani Banna. S.Kep., M.Kep 3………………

Sorong, 28 Oktober 2020


Program Sarjana Strata Satu
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Papua

KETUA

Dr. Marthen Sagrim. SKM., M.Kes


NUPN : 9912003020

iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : EKO HARDIANTO

NIM : 201814201142B

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Menyatakan dengan ini sebenarnya bahwa Skripsi yang saya tulis ini

benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan

atau pemikiran orang lain. Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan

bahwa sebagian atau keseluruhan Skripsi ini hasil karya orang lain, saya bersedia

menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Sorong Selatan, 12 Agustus 2020


Yang menyatakan

EKO HARDIANTO
NIM. 201814201142B

iv
MOTTO

“sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
merubah keadaannya sendiri” (QS. Ar Ra’d:11)

“dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya” (QS. An Najm : 39)

Hanya pendidikan yang dapat mempertahankan masa depan, tanpa pendidikan


Indonesia tak kan bertahan (Najwa Shihab)

The whole purpose of education is to turn mirrors into windows ( Sydney J.


Harris)

v
LEMBAR PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

1. Allah SWT yang senantiasa memberikan petunjuk, nikmat kesehatan dan

ridhoNya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

2. Kedua orang tuaku yang selalu mendoakan dan memberi dukungan

kepadaku.

3. Istri dan anakku yang selalu sabar, memberi semangat dan memberi

dukungan penuh kepadaku.

4. Almamaterku yang ku banggakan “ Program Studi Ilmu Keperawatan

STIKES Papua “ dan kedua dosen pembimbingku yang selalu membantu

dan memberikan arahan, bimbingan dan nasehat dalam penyelesaian

skripsi ini.

vi
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PAPUA
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

EKO HARDIANTO
201814201142B

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA AUDIO


VISUAL TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG MALARIA DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOSWAREN KABUPATEN SORONG
SELATAN

(xvi + 58 Halaman + 3 Gambar + 9 Tabel + 11 Lampiran)

ABSTRAK

Malaria masih menjadi masalah kesehatan utama dan salah satu


penyumbang angka kematian di indonesia. Kasus malaria di Indonesia sepanjang
tahun 2018 berjumlah 180.205 di Provinsi Papua Barat terdapat 7450 kasus
sedangkan di Kabupaten Sorong Selatan berjumlah 56 kasus dan di Puskesmas
Moswaren terdapat 43 kasus. Masih tingginya kasus di provinsi Papua Barat
sehingga perlu adanya peningkatan pengetahuan tentang malaria di masyarakat.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dengan
media audio visual terhadap pengetahuan tentang malaria di wilayah kerja
Puskesmas Moswaren kabupaten sorong.
Jenis penelitian yang digunakan adalah quasy eksperiment design dengan
pre test dan post test. Populasi dalam penelitian ini seluruh pasien yang di duga
malaria di Puskesmas Moswaren. Sampel dalam penelitian ini menggunakan total
sampling dengan jumlah 91 responden dan penelitian menggunakan kuisioner
Uji wilcoxon digunakan untuk menganalisis hasil-hasil pengamatan dari
dua data yang berpasangan apakah berbeda atau tidak. Hasil uji wilcoxon
menunjukkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan media audio
visual terhadap pengetahuan malaria (p = 0,000) di Puskesmas Moswaren
Kabupaten Sorong Selatan.
Kesimpulan penelitian ini adalah ada pengaruh pendidikan kesehatan
dengan media audio visual di Puskesmas Moswaren Kabupaten Sorong Selatan.
Saran bahwa pentingnya pendidikan kesehatan dengan media audio visual agar
dapat menambah pengetahuan masayarakat tentang malaria. Pendidikan kesehatan
harus di berikan secara perlahan dan terus menerus agar informasi yang diberikan
tersimpan dan dapat di aplikasikan dengan baik.

Kata Kunci : Pendidikan Kesehatan, Media Audio Visual dan Malaria


Jumlah Pustaka : 40 ( 2009-2019)

vii
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena atas kasih dan anugerahnya sehingga penulis diberi kesempatan untuk

melanjutkan pendidikan SI dan dapat menyelesaikan hasil penelitian dengan judul

“Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Media Audio Visual Terhadap

Pengatahuan Malaria Di Wilayah Kerja Puskesmas Moswaren Kabupaten Sorong

Selatan“ sebagai salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana Strata Satu ( S I )

pada Program Studi Ilmu Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (

STIKES ) Papua.

Penulis menyadari dalam proses penulisan dan penyusunan hasil penelitian

penelitian ini penulis mendapat banyak bantuan dan arahan dari berbagai pihak

sehingga Hasil penelitian ini dapat terselesaikan. Oleh Karena itu ijinkan penulis

menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Drs. Hendrik Sagrim. M,Si., selaku Ketua Yayasan Pemberdayaan

Masyarakat Papua (YPMP), terima kasih atas peluang dan ilmu yang

diberikan selama penulis menjalani perkuliahan.

2. Dr. Marthen Sagrim. S.KM., M.Kes., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan (STIKES) Papua, terima kasih atas kesempatan yang diberikan

kepada penulis untuk berkarya membangun karakter mahasiswa/i yang

menjunjung tinggi Tri Dharma Perguruan Tinggi.

3. Ns. Triani Banna, S.Kep., M.Kep., selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan yang telah banyak membimbing kami selama proses

perkuliahan tugas belajar Sorong Selatan.

viii
4. Ns. Dirgantari Pademme. S.Kep., M.Kep., selaku pembimbing utama yang

telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, semangat dan

motivasi yang sangat membangun untuk menyelesaikan hasil penelitian ini

5. Ns. Ivana R. Nasedum. S.Kep., MARS., selaku Pembimbing Pendamping

yang juga telah banyak memberikan kritik dan saran serta pengalamam

kepada penulis untuk menyelesaikan hasil penelitian ini.

6. Ns. Maylar Gurning. S.Kep., M.Kep., selaku ketua penguji yang telah

memberikan kritik dan saran untuk menyempunakan skripsi ini.

7. Ns. Merlis Simon. S.Kep., M.Kes., selaku anggota penguji I yang juga telah

memberikan banyak masukan dan koreksi agar skripsi ini menjadi lebih baik

8. dr. M. Yusuf Sipayung, selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sorong

Selatan yang telah memberikan dukungan kepada penulis.

9. Supriyono, S.Kep., selaku Kepala Puskesmas Moswaren Kabupaten Sorong

Selatan, terima kasih atas dukungan dan semangat yang telah diberikan

kepada penulis.

10. Seluruh dosen dan staf perguruan Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Papua

Sorong diucapkan banyak terima kasih atas ilmu yang diberikan.

11. Terima kasih untuk kedua orang tuaku yang selalu mendoakan, mendukung,

dan selalu memberi semangat dan kerja kerasnya selama ini.

12. Terima kasih untuk istri dan anakku yang selalu memberikan dukungan

senyuman penuh kepadaku.

ix
13. Rekan – rekan mahasiswa mahasiswi seangkatan STIKES Papua Sorong yang

selalu saling memberikan dukungan dan semangat dalam penyusunan Hasil

penelitian ini.

14. Keluarga besar Dinas Kesehatan Kabupaten Sorong Selatan yang selalu

memberikan semangat.

15. Keluarga besar Puskesmas Moswaren yang selalu memberikan dukungan

penuh dan membantu dalam mengumpulkan data.

16. Seluruh pasien dari Distrik Moswaren yang telah bersedia dan membantu

menjadi responden dalam penelitian ini.

17. Semua pihak yang telah membantu selama ini, yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penulisan Hasil penelitian ini masih jauh dari

sempurna, segala kritik dan saran untuk perbaikan sangat penulis harapkan. Akhir

kata, semoga penelitian ini dapat bermanfaat dan khususnya bagi penulis sendiri.

Sorong Selatan, 12 September 2020

Penulis

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ................................ iv
MOTTO ............................................................................................................ v
LEMBAR PERSEMBAHAN ............................................................................. vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 7
A. Tinjauan Umum Tentang Pendidikan Kesahatan ............................... 7
B. Tinjauan Umum Tentang Malaria ...................................................... 13
C. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan .............................................. 25
D. Kerangka Teori................................................................................... 30
E. Kerangka Konsep ............................................................................... 31
F. Definisi Operasional........................................................................... 31
G. Hipotesis ............................................................................................ 32
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 33
A. Jenis Penelitian ................................................................................... 33
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 33
C. Populasi dan Sampel .......................................................................... 34

xi
D. Teknik Sampling ................................................................................ 34
E. Instrumen Penelitian........................................................................... 35
F. Alur Penelitian ................................................................................... 36
G. Pengumpulan Data ............................................................................. 37
H. Teknik Pengolahan Data .................................................................... 37
I. Analisa Data ....................................................................................... 39
J. Etika Penelitian .................................................................................. 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 41
A. Data Demografi Penelitian ................................................................. 41
B. Hasil Penelitian .................................................................................. 42
C. Pembahasan ........................................................................................ 46
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 52
A. Kesimpulan ........................................................................................ 52
B. Saran ................................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 54

LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

4.1 Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Umur ....................................... ..42

4.2 Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ......................... ..42

4.3 Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan terakhir ................. ..43

4.4 Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan ................................ ..43

4.5 Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Halaman Sekitar ..................... ..44

4.6 Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Hasil Pre Test ......................... ..44

4.7 Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Hasil Post Test ......................... ..45

4.8 Tabel Hasil Uji Wilcoxon Pengetahuan Responden ................................... ..45

4.9 Tabel Hasil Statistik Uji Wilcoxon ............................................................. ..46

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ........................................................................... 30

Gambar 2.2 Kerangka Konsep ........................................................................ 31

Gambar 3.1 Pretest Posttest desain-metode ................................................... 33

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Penjelasan Penelitian

Lampiran 2. Lembar Pernyataan Menjadi Responden

Lampiran 3. Kuesioner Penelitian

Lampiran 4. Satuan Acara Penyuluhan

Lampiran 5. Leaflet

Lampiran 6. Surat Pengambilan Data Awal

Lampiran 7. Surat Ijin Melakukan Penelitian di Puskesmas Moswaren

Lampiran 8. Surat Pengembalian Penelitian dari Puskesamas Moswaren

Lampiran 9. Master Tabel

Lampiran 10. Output Uji SPSS

Lampiran 11. Dokumentasi

xv
DAFTAR SINGKATAN

ACT : Artesunate Combination

API : Annual Paracite incident

DDR : Drug Drupple

Depkes : Departemen Kesehatan

DHP : Dihidroartemisinin – Piperakuin

Dinkes : Dinas Kesehatan

Ditjen : Direktorat Jendral

H0 : Hipotesis Nol

Ha : Hipotesis Alternatif

Kemenkes : Kementrian Kesehatan

KLB : Kejadian Luar Biasa

P2P : Penanggulangan dan Pemberantasan Penyakit

Penkes : Pendidikan Kesehatan

Promkes : Promosi Kesehatan

RDT : Rapid Diagnostic Test

RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

SDGs : Sustainable Development Goals

Sorsel : Sorong Selatan

WHO : World Health Organization

WHS : World Health Statistic

YPMP : Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Papua

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Malaria masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat

yang dapat menyebabkan kematian terutama pada kelompok risiko tinggi

yaitu bayi, anak balita dan ibu hamil. Selain itu, malaria secara langsung

menyebabkan anemia dan dapat menurunkan produktivitas kerja (Kemenkes,

2019).

Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO), di dunia

antara tahun 2010 sampai 2015 terjadi penurunan insiden penyakit malaria

sebesar 21% dan penurunan angka kematian sebesar 29%. Jumlah kasus baru

dilaporkan WHO sebesar 212 juta dan kematian sebesar 429.000. World

Malaria Report 2019 menyebutkan malaria telah menyerang 106 negara di

dunia. Sebuah laporan WHO baru-baru ini mengungkapkan bahwa ada

stagnasi dalam kemajuan dalam mengurangi beban antara tahun 2015 dan

2017 (WHO, 2018).

Sekitar 35 % penduduk Indonesia tinggal di daerah berisiko malaria

dan dilaporkan sebanyak 38 ribu orang meninggal setiap tahunnya karena

malaria berat (Kemenkes, 2016). Kasus malaria di Indonesia sepanjang tahun

2018 berjumlah 180.205, dan untuk di Provinsi Papua Barat sendiri terdapat

7450 kasus (Ditjen P2P, Kemenkes RI 2019). Sedangkan kasus di Kabupaten

Sorong Selatan berjumlah 56 kasus dengan API 1,19% dan di Puskesmas

Moswaren terdapat 43 kasus dengan API 18,34% atau 76,7% dari jumlah

1
2

total kasus (Data Dinkes Sorsel 2018). Sepanjang tahun 2019 Puskesmas

Moswaren sudah mendapat 38 kasus baru dengan Annual Parasite Incident

API 16,21 % terhitung sampai bulan desember, yang berarti kasus malaria

masih sangat tinggi (Profil Puskesmas Moswaren 2019).

Annual Parasite Incident (API) adalah jumlah kasus positif malaria

per-seribu penduduk dalam 1 tahun. API ini digunakan untuk menentukan

kecenderungan morbiditas malaria dan menentukan endemisitas suatu daerah

yang masih terjadi penularan (Depkes RI, 2019)

Walaupun telah terjadi penurunan API dari 0.99% menjadi 0,68 %

secara nasional, pada daerah dengan kasus malaria tinggi angka API masih

sangat tinggi dibandingkan angka nasional (Papua Barat 7,95 %, Papua

41,31%), sedangkan pada daerah dengan kasus malaria yang rendah sering

terjadi kejadian luar biasa (KLB) sebagai akibat adanya kasus impor (Ditjen

P2P, Kemenkes RI, 2019).

Malaria merupakan salah satu penyakit yang menjadi prioritas baik

global maupun nasional. Hal ini tercantum dalam butir 3.3. Sustainable

Development Goals (SDGs) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) serta rencana strategis Kemenkes. Ditargetkan bahwa

pada tahun 2030 Indonesia dapat mencapai eliminasi malaria (WHS, 2019).

Upaya dalam menurunkan angka kasus malaria dapat digunakan upaya

Promosi Kesehatan (Promkes) berupa Pendidikan Kesehatan (Penkes).

Menurut Sartika dkk (2018), penyuluhan kesehatan berpengaruh terhadap

tingkat pengetahuan dan sikap terhadap kejadian malaria dengan pengaruh


3

penyuluhan malaria terhadap pengetahuan dan sikap pencegahan malaria

masyarakat di Bulukumba tahun 2018. Pendidikan kesehatan atau

penyuluhan kesehatan adalah semua kegiatan untuk memberikan dan atau

meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktek masyarakat dalam memelihara

dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (Notoadmodjo, 2010).

Menurut Purwatih (2015) kejadian malaria disebabkan oleh kurangnya

pengetahuan masyarakat tentang upaya pencegahan malaria di wilayah kerja

Puskesmas Longat Kecamatan Penyabungan Barat Kabupaten Mandailing

Natal. Serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Rooroh (2013) di

Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara

tentang hubungan pengetahuan dengan malaria yaitu seseorang yang

berpengetahuan buruk berisiko lebih besar terkena malaria dibandingkan

dengan orang yang berpengetahuan baik

Data malaria Kabupaten Sorong Selatan yang tercatat tahun 2019

berjumlah 41 kasus (Profil Dinas Kesahatan Kabupaten Sorong Selatan

2019). Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan seperti melakukan

pengambilan sampel darah secara massal, penyuluhan di posyandu,

pengobatan gratis, pembagian kelambu berinsektisida. dengan adanya

beberapa tindakan pencegahan tersebut diharapkan dapat menekan atau

menghilangkan angka kejadian malaria, namun pada kenyataannya angka

kejadian malaria masih ada.

Berdasarkan hasil wawancara dari 12 orang yang pernah mengalami

penyakit malaria, 9 diantaranya mengatakan jarang menggunakan kelambu


4

karena merasa panas, dan tidak pernah menggunakan anti nyamuk semprot,

sedangkan 3 orang sisanya mengatakan selalu menggunakan kelambu. Saat

wawancara dilakukan 7 orang dia antaranya memiliki halaman yang kotor

dan semak belukar, dan 5 orang memiliki halaman yang bersih. Hal tersebut

menunjukan bahwa tingkat pengetahuan tentang penyakit malaria masih

rendah.

Berdasarkan data kasus malaria yang masih di temukan wilayah

Puskesmas Moswaren Kabupaten Sorong Selatan. Hal inilah yang mendorong

peneliti untuk melakukan penelitian tentang adakah hubungan tentang

pengetahuan malaria dengan kejadian malaria di wilayah kerja Puskesmas

Moswaren Distrik Moswaren kabupaten Sorong Selatan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat di rumuskan bagaimana

pengaruh pendidikan kesehatan dengan media audio visual tentang malaria

terhadap pengetahuan malaria di wilayah kerja Puskesmas Moswaren Distrik

Moswaren kabupaten Sorong Selatan.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengidentifikasi pengaruh pendidikan kesehatan dengan media

audio visual tentang malaria terhadap pengetahuan malaria di wilayah

kerja Puskesmas Moswaren Distrik Moswaren kabupaten Sorong Selatan.


5

2. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk:

a. Mengetahui pengetahuan malaria sebelum diberikan pendidikan

kesehatan tentang malaria di wilayah kerja Puskesmas Moswaren

Distrik Moswaren kabupaten Sorong Selatan.

b. Mengetahui pengetahuan malaria setelah diberikan pendidikan

kesehatan dengan media audio visual di wilayah kerja Puskesmas

Moswaren Distrik Moswaren kabupaten Sorong Selatan.

c. Menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan dengan media audio

visual tentang malaria terhadap pengetahuan malaria di wilayah

kerja Puskesmas Moswaren Distrik Moswaren kabupaten Sorong

Selatan

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Ilmiah

Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu

keperawatan, dalam pemberian pendidikan kesehatan khususnya

keperawatan tropis dalam penyuluhan penyakit malaria, serta sebagai

bahan masukan bagi tenaga kesehatan khususnya ilmu keperawatan

dalam meningkatkan profesionalisme pelayanan yang bermutu.

2. Manfaat Institusi

Penelitian dapat dijadikan referensi dalam memperluas wawasan

mahasiswa/i Stikes Papua Sorong khususnya program studi ilmu

keperawatan dan dapat menjadi acuan kepada dinas kesehatan Sorong

Selatan dalam membuat program pengetahuan penyakit malaria serta


6

menjadi gambaran bagi puskesmas dalam peningkatan upaya kesehatan

masyarakat.

3. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi

tentang penelitian terkait pendidikan kesehatan tentang malaria dengan

metodelogi yang berbeda sehingga dapat menambah wawasan peneliti

sendiri.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Pendidikan Kesehatan

1. Pengertian pendidikan kesehatan

Pendidikan kesehatan dalam arti pendidikan secara umum adalah

segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik

individu, kelompok, atau masyarakat, sehingga mereka melakukan apa

yang diharapkan oleh pelaku pendidikan atau promosi kesehatan. Dan

batasan ini tersirat unsur input, proses dan output hasil yang diharapkan

dari suatu promosi atau pendidikan kesehatan adalah perilaku kesehatan,

atau perilaku untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang

kondusif oleh sasaran dari promosi kesehatan. (Notoadmojo, 2012).

2. Tujuan pendidikan kesehatan

Menurut Effendy dalam Hendra (2010) tujuan dari penyuluhan

kesehatan ada 3 yaitu sebagai berikut :

a. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat

dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat

serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang

optimal.

b. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental

maupun sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan angka

kematian.

7
8

c. Dapat merubah perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam

bidang kesehatan.

3. Ruang lingkup pendidikan kesehatan

Menurut Effendy (2010) bahwa ruang lingkup pendidikan

kesehatan dibagi menjadi lingkup sasaran, materi dan metode. Berikut

penjelasan dari ketiga lingkup tersebut.

a. Sasaran

Sasaran pendidikan kesehatan adalah individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat yang dijadikan subyek serta obyek

perubahan perilaku, sehingga diharapkan mereka dapat memahami,

menghayati dan mengaplikasikan cara hidup sehat dalam kehidupan

sehari-hari. Faktor yang harus diperhatikan dalam keberhasilan

pendidikan kesehatan adalah tingkat pendidikan, sosial ekonomi, adat

istiadat, kepercayaan masyarakat dan ketersediaan waktu dari

masyarakat.

b. Materi

Materi yang akan disampaikan kepada masyarakat harus sesuai

dengan kebutuhan kesehatan dan keperawatan dari individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat. Sehingga manfaatnya dapat dirasakan

secara langsung dan materi yang akan disampaikan dengan bahasa

yang mudah dipahami oleh masyarakat, menggunakan alat peraga dan

merupakan kebutuhan dari sasaran.


9

c. Metode

Metode yang digunakan hendaknya metode yang dapat

mengembangkan komunikasi antara yang memberi pendidikan dan

yang menerima pesan, sehingga yang menerima pesan paham dan

mengerti apa yang disampaikan oleh pemberi pendidikan. Untuk

metode yang digunakan dikelompokkan menjadi 2 metode, yaitu

didaktif dan sokratik.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi

Menurut pendapat Effendy (2010) faktor-faktor yang

mempengaruhi keberhasilan suatu pendidikan kesehatan dapat dilihat dari

orang yang memberikan pendidikan, sasaran atau dalam proses pendidikan

kesehatan itu sendiri.

a. Faktor pemberi pendidikan

1) Kurangnya persiapan.

2) Kurang menguasai materi yang akan disampaikan.

3) Penampilan kurang membuat yakin sasaran.

4) Bahasa dan istilah yang digunakan kurang dimengerti oleh sasaran.

5) Suara kurang dapat didengar oleh sasaran.

6) Penyampaian materi terlalu monoton jadi membosankan.

b. Faktor sasaran

1) Pendidikannya terlalu rendah sehingga sulit untuk menerima pesan

yang disampaikan.
10

2) Tingkat sosial ekonomi rendah sehingga mereka lebih memikirkan

kebutuhan yang mendesak daripada memperhatikan materi yang

disampaikan.

3) Kepercayaan dan adat yang telah tertanam sehingga sulit dirubah.

4) Kondisi lingkungan yang tidak mungkin terjadi perubahan

perilaku.

c. Faktor Proses dalam Pendidikan

1) Waktu pendidikan tidak sesuai dengan waktu yang diinginkan

sasaran.

2) Tempat pendidikan dilakukan dekat tempat keramaian sehingga

mengganggu proses pendidikan kesehatan.

3) Jumlah sasaran terlalu banyak sehingga sulit untuk menarik

perhatian dalam memberikan pendidikan kesehatan.

4) Alat peraga kurang ditunjang oleh alat peraga yang dapat

mempermudah pemahaman sasaran.

5) Metode yang digunakan kurang tepat.

5. Media-media dalam Pendidikan Kesehatan

Media pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah alat bantu

pendidikan. Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur pesan-pesan

kesehatan, sedangkan menurut Notoatmodjo (2010) media pendidikan

kesehatan disebut juga alat peraga karena berfungsi membantu dan

memperagakan sesuatu di dalam proses pendidikan atau pengajaran.


11

Media ini dibagi menjadi 3, yakni media cetak, media papan dan media

elektronik. Berikut macam dari media tersebut :

a. Media cetak sebagai alat bantu menyampaikan pesan-pesan kesehatan

sangat bervariasi, antara lain sebagai berikut :

1) Booklet, ialah suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan

kesehatan dalam bentuk buku, baik berupa tulisan maupun gambar.

2) Leaflet, ialah bentuk penyampaian pesan-pesan kesehatan melalui

lembaran yang dilipat. Isi informasi dapat dalam bentuk kalimat

maupun gambar atau kombinasi.

3) Flyer (selebaran), bentuknya seperti leaflet tetapi tidak berlipat.

4) Flif chart (lembar balik).

b. Media papan (Billboard) yang dipasangkan di tempat-tempat umum

dapat diisi dengan pesan-pesan atau informasi kesehatan.

c. Media elektronik sebagai sasaran untuk menyampaikan pesan-pesan

atau informasi kesehatan berbeda-beda jenisnya, antara lain :

1) Televisi Penyampaian pesan atau informasi kesehatan melalui

media televisi dapat dalam bentuk sandiwara, sinetron, forum

diskusi atau tanya jawab sekitar masalah kesehatan, pidato, TV

spot, kuis atau cerdas cermat dan sebagainya.

2) Radio Penyampaian pesan-pesan atau informasi kesehatan melalui

radio juga dapat bermacam-macam bentuknya, antara lain obrolan,

sandiwara radio, ceramah, radio spot dan sebagainya.


12

3) Video Penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan dapat

melalui video.

Menurut Harjanto (2010) media audio visual adalah media

instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman

(kemajuan IPTEK) meliputi media yang dapat dilihat dan didengar.

Media audio visual memiliki kemampuan lebih baik karena meliputi

dua jenis media, yaitu media audio dan media visual. Karakteristik

audio visual meliputi dua macam, yaitu media audio visual gerak dan

diam. Media ini selain untuk media hiburan dan komunikasi juga dapat

digunakan sebagai media edukasi yang mudah dipahami masyarakat

dari anak-anak hingga dewasa asal bahasa penyampaiannya jelas

dengan bahasa yang mudah dimengerti semua golongan dan usia.

Jenis media audio visual dibagi menjadi dua macam yaitu

media audio visual murni dan tak murni. Audio visual murni adalah

unsur suara maupun gambar berasal dari satu sumber, sedangkan

media audio visual tak murni adalah unsur suara dan gambarnya

berasal dari sumber yang berbeda. Selain mengesankan, menurut

Edgar Dale dalam Sari (2019) media audio visual mempunyai banyak

manfaat yaitu sebagai berikut :

1) Memberikan dasar-dasar konkrit untuk berpikir.

2) Membuat pembelajaran lebih menarik.

3) Memungkinkan hasil pembelajaran lebih tahan lama.

4) Memberikan pengalaman-pengalaman yang nyata.


13

5) Mengembangkan keteraturan dan kontinuitas berpikir.

6) Dapat memberikan pengalaman–pengalaman yang tidak diperoleh

dengancara lain membuat kegiatan belajar lebih mendalam, efisien

dan beranekaragam.

7) Dapat digunakan berulang-ulang.

B. Tinjauan Umum Tentang Malaria

1. Pengertian malaria

Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit

(protozoa) dari genus plasmodium, yang dapat ditularkan melalui gigitan

nyamuk Anopheles. Istilah malaria diambil dari dua kata bahasa Italia

yaitu mal (buruk) dan area (udara) atau udara buruk karena dahulu banyak

terdapat di daerah rawa-rawa yang mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini

juga mempunyai nama lain, seperti demam roma, demam rawa, demam

tropik, demam pantai, demam charges, demam kura dan paludisme

(Prabowo, 2008).

Keputusan Menteri Kesehatan no 556 tahun 2019 menyebutkan

Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit plasmodium

yang dapat ditandai dengan antara lain demam menggigil, anemia dan

hepatosplenomegali. Penyakit ini secara alami ditularkan melalui gigitan

nyamuk anopheles betina yang terinfeksi plasmodium. Penyakit ini

banyak terdapat di daerah tropis seperti Afrika, Asia Tenggara, Amerika

Tengah dan Selatan. Terdapat 5 spesies parasit plasmodium yang

menyebabkan malaria pada manusia yaitu Plasmodium falsifarum,


14

Plasmodium vivax, Plasmodium oval, Plasmodium malariae dan

Plasmodium knowlesi. Dari beberapa spesies tersebut jenis Plasmodium

falsifarum dan Plasmodium vivax menjadi ancaman terbesar. Plasmodium

falciparum merupakan malaria yang paling berbahaya dapat menyebabkan

malaria berat sementara Plasmodium vivax tersebar paling luas terutama di

Asia jika tidak ditangani dengan cepat dapat menyebabkan komplikasi

hingga kematian terutama pada anak-anak.

2. Etiologi malaria

Malaria disebabkan oleh Protozoa dari genus Plasmodium.

Penyakit ini ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles

spesies betina yang bertindak sebagai vektor malaria (Soedarto, 2011).

Perilaku nyamuk Anopheles dipengaruhi oleh kelembaban udara dan suhu

sekitar. Nyamuk ini aktif menghisap darah hospes mulai dari senja sampai

dini hari. Jarak terbangnya antara 0,5-3 km dan dapat dipengaruhi oleh

transportasi seperti kendaraan bermotor, kereta api, kapal laut dan kapal

terbang serta kencangnya angin (Safar, 2010)

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2018 malaria

dapat diklasifikasikan menjadi 5 yaitu Plasmodium falciparum,

Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, Plasmodium malariae dan

Plasmodium knowlesi.

a. Plasmodium falciparum

Plasmodium falsiparum merupakan jenis yang paling

berbahaya karena siklus perkembangan yang cepat merusak sel darah


15

merah dan dapat menyumbat aliran darah sehingga dapat

mengakibatkan anemia dan cerebral. Malaria ini dapat berkembang

dengan baik di daerah tropis dan sub tropis, dan mendominasi di

beberapa negara seperti Afrika dan Indonesia.

b. Plasmodium vivax

Plasmodium ini tersebar di daerah tropis dan sub-tropis seluruh

dunia. Hidup pada sel darah merah, siklus seksual terjadi pada 48 jam.

Menyebabkan penyakit tertian yang ringan dimana demam terjadi

setiap tiga hari. Parasit ini bisa dorman di hati manusia “hipnozoid”

dan dapat kambuh setelah beberapa bulan bahkan tahun.

c. Plasmodium ovale

Plasmodium ovale banyak ditemukan di Afrika terutama

Afrika Barat dan pulau-pulau di Pasifik Barat, morfologi mirip

Plasmodium vivax. Menyebabkan malaria ovale atau malaria tertiana

benigna ovale, dapat dorman dihati manusia.

d. Plasmodium malariae

Menyebabkan malaria malariae atau malaria kuartana. Siklus di

sel darah merah terjadi selama 72 jam dan menimbulkan demam setiap

empat hari.

e. Plasmodium knowlesi

Parasit ini merupakan kasus baru yang hanya ditemukan di

Asia Tenggara, penularannya melalui monyet (monyet berekor

panjang, monyet berekor coil) dan babi yang terinfeksi. Siklus


16

perkembangannya sangat cepat bereplikasi 24 jam dan dapat menjadi

sangat parah. P. knowlesi dapat menyerupai baik Plasmodium

falciparum atau Plasmodium malariae.

Seorang penderita dapat dihinggapi lebih dari satu jenis

plasmodium, infeksi demikian disebut infeksi campuran (mixed infection).

Infeksi campuran Plasmodium falciparum dengan vivax atau malariae

merupakan infeksi yang paling sering terjadi.

3. Siklus hidup plasmodium

a. Siklus didalam tubuh manusia Pada waktu nyamuk Anopheles infeksi

menghisap darah manusia, sporozoit yang berada dalam kelenjar ludah

nyamuk Anopheles masuk kedalam aliran darah selama lebih kurang

30 menit. Setelah itu sporozoit menuju ke hati dan menembus

hepatosit, dan menjadi tropozoit. Kemudian berkembang menjadi

skizon hati yang terdiri dari 10.000 sampai 30.000 merozoit hati.

Siklus ini disebut siklus eksoeritrositik yang berlangsung selama 9-16

hari. Pada plasmodium falciparum dan plasmodium malariae siklus

skizogoni berlangsung lebih cepat sedangkan plasmodium vivax dan

plasmodium ovale siklus ada yang cepat dan ada yang lambat.

Sebagian tropozoit hati tidak langsung berkembang menjadi skizon,

akan tetapi ada yang menjadi bentuk dorman yang disebut bentuk

hipnozoit. Bentuk hipnozoit dapat tinggal didalam sel hati selama

berbulan-bulan bahkan sampai bertahun tahun yang pada suatu saat


17

bila penderita mengalami penurunan imunitas tubuh, maka parasit

menjadi aktif sehingga menimbulkan kekambuhan.

b. Siklus didalam tubuh nyamuk Anopheles betina Apabila nyamuk

Anopheles betina mengisap darah yang mengandung gematosit,

didalam tubuh nyamuk gematosit akan membesar ukurannya dan

meninggalkan eritrosit. Pada tahap gematogenesis ini, mikrogamet

akan mengalami eksflagelasi dan diikuti fertilasi makrogametosit.

Sesudah terbentuknya ookinet, parasit menembus dinding sel midgut,

dimana parasit berkembang menjadi ookista. Setelah ookista pecah,

sporozoit akan memasuki homokel dan pindah menuju kelenjar ludah.

Dengan kemampuan bergeraknya, sporozoit infektif segera menginvasi

sel-sel dan keluar dari kelenjar ludah. Masa inkubasi adalah rentang

waktu sejak sporozoit masuk kedalam tubuh sampai timbulnya gejala

klinis berupa demam. Lama masa inkubasi bervariasi tergantung

spesies plasmodium. Masa prapaten adalah rentang waktu sejak

sporozoit masuk sampai parasit dapat dideteksi dalam darah dengan

pemeriksaan mikroskopik.

4. Gejala Klinis

Malaria adalah penyakit dengan gejala demam, yang terjadi tujuh

hari sampai dua minggu sesudah gigitan nyamuk yang infektif. Adapun

gejala-gejala awal adalah demam, sakit kepala, menggigil dan muntah-

muntah (Soedarto, 2011).


18

Menurut Harijanto, dkk (2014) gejala klasik malaria yang umum

terdiri dari tiga stadium (trias malaria) yaitu:

a. Periode dingin. Mulai menggigil, kulit dingin, dan kering, penderita

sering membungkus diri dengan selimut atau sarung dan saat

menggigil seluruh tubuh sering bergetar dan gigi-gigi saling terantuk,

pucat sampai sianosis seperti orang kedinginan. Periode ini

berlangsung 15 menit sampai 1 jam diikuti dengan peningkatan suhu.

b. Periode panas. Penderita berwajah merah, kulit panas dan kering, nadi

cepat dan panas badan tetap tinggi dapat mencapai 40° C atau lebih,

respirasi meningkat, nyeri kepala, terkadang muntah-muntah, dan

syok. Periode ini lebih lama dari fase dingin, dapat sampai dua jam

atau lebih diikuti dengan keadaan berkeringat.

c. Periode berkeringat. Mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh, sampai

basah, temperatur turun, lelah, dan sering tertidur. Bila penderita

bangun akan merasa sehat dan dapat melaksanakan pekerjaan seperti

biasa.

Pada malaria demam merupakan gejala utama. Pada permulaan

sakit, dapat dijumpai demam yang tidak teratur. Sifat demam akut

(paroksismal) yang didahului oleh stadium dingin (menggigil) diikuti

demam tinggi kemudian berkeringat banyak. Periodisitas gejala demam

tergantung jenis malaria. Selain gejala klasik diatas, dapat ditemukan

gejala lain seperti nyeri kepala, mual, muntah, diare, pegal-pegal, dan
19

nyeri otot. Pada orang-orang yang tinggal di daerah endemis (imun) gejala

klasik tidak selalu ditemukan (Kemenkes, 2019)

5. Diagnosis malaria

Sesuai standar diagnosis dari WHO dalam buku pedoman tatalaksana

malaria Kemenkes tahun 2019

a. Setiap individu yang tinggal di daerah endemik malaria yang

menderita demam atau memiliki riwayat demam dalam 8 sampai 48

jam terakhir atau tampak anemis, wajib diduga malaria tanpa

mengesampingkan penyebab demam yang lain.

b. Setiap individu yang tinggal di daerah non endemik malaria yang

menderita demam atau riwayat demam dalam 7 hari terakhir dan

memiliki risiko tertular malaria; wajib diduga malaria. Risiko tertular

malaria termasuk: riwayat bepergian ke daerah endemik malaria atau

adanya kunjungan individu dari daerah endemik malaria di lingkungan

tempat tinggal penderita.

c. Setiap penderita yang diduga malaria harus diperiksa darah malaria

dengan mikroskop atau Rapid Dignostic Test (RDT).

d. Setiap pemeriksaan harus mendapatkan pengobatan yang cepat maka

hasil diagnosis malaria harus didapatkan dalam waktu kurang dari 1

hari terhitung sejak pasien memeriksakan diri.

Soerdarto (2011) mengatakan diagnosis malaria ditegakkan setelah

dilakukan wawancara (anamnesis), pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan

laboratorium. Akan tetapi diagnosis pasti malaria dapat ditegakkan jika


20

hasil pemeriksaan sediaan darah menunjukakan hasil yang positif secara

mikroskopis ( Drug Drupple / DDR) atau Uji Diagnosis Cepat (Rapid

Diagnostic Test / RDT).

a. Wawancara (anamnesis)

Anamnesis atau wawancara dilakukan untuk mendapatkan

informasi tentang penderita malaria yakni, keluhan utama: demam,

menggigil, dan berkeringat yang dapat disertai sakit kepala, mual

muntah, diare, nyeri otot, pegal-pegal, dan riwayat pernah tinggal di

daerah endemis malaria, serta riwayat pernah sakit malaria atau minum

obat anti malaria satu bulan terakhir, maupun riwayat pernah mendapat

tranfusi darah

b. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik terhadap penderita dapat ditemukan mengalami

demam dengan suhu tubuh dari 37,5° C sampai 40° C, serta anemia

yang dibuktikan dengan konjungtiva palpebra yang pucat, pambesaran

limpa (splenomegali) dan pembesaran hati (hepatomegali).

c. Pemerikasaan laboratorium

Pemeriksaan mikroskopis, pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan

darah yang menurut teknis pembuatannya dibagi menjadi preparat

darah (DDr) sediaan darah tebal dan preparat darah tipis, untuk

menentukan ada tidaknya parasit malaria dalam darah. Tes diagnostik

cepat Rapid Diagnostic Test (RDT) adalah pemeriksaan yang

dilakukan bedasarkan antigen parasit malaria dengan


21

imunokromatografi dalam bentuk dipstick. Test ini digunakan pada

waktu terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) atau untuk memeriksa

malaria pada daerah terpencil yang tidak ada tersedia sarana

laboratorium. Dibandingkan uji mikroskopis, tes ini mempunyai

kelebihan yaitu hasil pengujian cepat diperoleh, akan tetapi Rapid

Diagnostic Test (RDT) sebaiknya menggunakan tingkat sentitivity dan

specificity lebih dari 95% (Soerdato, 2011).

6. Pengobatan malaria

Pengobatan malaria yang dianjurkan saat ini dengan pemberian

Artesunate Combination Therapy (ACT). Pemberian kombinasi ini untuk

meningkatkan efektifitas dan mencegah resistensi. Malaria tanpa

komplikasi diobati dengan pemberian ACT secara oral. Malaria berat

diobati dengan injeksi Artesunat dilanjutkan dengan ACT oral. Disamping

itu diberikan primakuin sebagai gametosidal dan hipnozoidal. ACT yang

dipakai adalah Dihidroartemisinin - Piperakuin (DHP) (Depkes RI, 2019)

a. Pengobatan malaria tanpa komplikasi

1) Malaria Tropika / Falsiparum, Malaria dan Malaria Tersiana /

Vivaks

Pengobatan malaria falsiparum, knowlesi dan vivaks saat ini

menggunakan DHP di tambah primakuin. Dosis DHP untuk

malaria falsiparum, malaria knowlesi sama dengan malaria vivaks,

Primakuin untuk malaria falsiparum dan malaria knowlesi hanya

diberikan pada hari pertama saja dengan dosis 0,25 mg/kgBB, dan
22

untuk malaria vivaks, malaria dan ovale selama 14 hari dengan

dosis 0,25 mg / kgBB. Primakuin tidak boleh diberikan pada bayi

usia < 6 bulan dan ibu hamil.

2) Pengobatan infeksi campur P. falciparum + P. vivax / P. ovale

Pada penderita dengan infeksi campur diberikan DHP selama 3

hari serta primakuin dengan dosis 0,25 mg/kgBB/hari selama 14

hari .

b. Pengobatan malaria pada ibu hamil

Pada prinsipnya pengobatan malaria pada ibu hamil sama dengan

pengobatan pada orang dewasa lainnya. Pada ibu hamil tidak diberikan

Primakuin, tetrasiklin ataupun doksisiklin, melainkan hanya di berikan

DHP selama 3 hari.

Hal-hal yang harus diingat saat memberikan obat malaria adalah :

1) Sebaiknya dosis pemberian DHP berdasarkan berat badan,

apabila penimbangan berat badan tidak dapat dilakukan maka

pemberian obat dapat berdasarkan kelompok umur.

2) Apabila ada ketidaksesuaian antara umur dan berat badan (pada

tabel pengobatan), maka dosis yang dipakai adalah berdasarkan

berat badan.

3) Untuk anak dengan obesitas gunakan dosis berdasarkan berat

badan ideal.

4) Anjurkan pasien malaria untuk makan terlebih dahulu


23

Jika dengan pengobatan lini pertama di atas pada pemantauan

penderita ditemukan gejala klinis menetap atau memburuk atau timbul

kembali yang disertai parasit aseksual tidak berkurang maka diberikan

pengobatan lini ke-dua. Pegobatan lini kedua untuk malaria adalah dengan

menggunakan kina dan primakuin. Pada malaria falciparum ditambah

doksisiklin atau tetrasiklin (untuk anak < 8 tahun dan ibu hamil

kontraindikasi sehingga diberi klindamisin).

Gejala malaria dapat kambuh setelah beberapa periode bebas

gejala. Tergantung pada penyebabnya, kekambuhan dapat diklasifikasikan

sebagai recrudescence, relapse, atau reinfeksi. Recrudescence adalah

ketika gejala kembali setelah periode bebas gejala. Hal ini disebabkan oleh

parasit hidup dalam darah dari pengobatan yang tidak memadai atau tidak

efektif. Relapse adalah ketika gejala muncul kembali setelah parasit

tereliminasi dari darah tetapi tetap aktif sebagai hipnozoit dalam sel-sel

hati. Relapse umumnya terjadi antara 8-24 minggu dan umumnya terjadi

dengan infeksi P. vivax dan P. ovale. Kasus malaria P. vivax di daerah

beriklim sedang sering melibatkan overwintering oleh hipnozoit, dengan

relapse dimulai setahun setelah gigitan nyamuk. Reinfeksi berarti parasit

yang menyebabkan infeksi sebelumnya telah tersingkir dari tubuh, tetapi

terinfeksi kembali oleh parasit baru. Reinfeksi sulit dibedakan dari

recrudescence, meskipun kambuhnya infeksi dalam waktu dua minggu

pengobatan. Infeksi awal setelah sebelumnya sakit biasanya dikaitkan

dengan kegagalan pengobatan. Orang-orang yang telah terinfeksi


24

sebelumnya masih memiliki sedikit kekebalan terhadap infeksi baru bila

sering terpapar (Depkes RI, 2018)

7. Pencegahan dan pemberantasan malaria

Pencegahan malaria tidak hanya pemberian obat profilaksis, karena

tidak ada satupun obat malaria yang dapat melindungi secara mutlak

terhadap infeksi malaria.

Prinsip pencegahan malaria adalah :

a. Awareness Kewaspadaan terhadap risiko malaria

b. Bites prevention Mencegah gigitan nyamuk

c. Chemoprophylaxis Pemberian obat profilaksis

d. Diagnosis dan treatment

Meskipun upaya pencegahan (a, b, dan c) telah dilakukan, risiko

tertular malaria masih mungkin terjadi. Oleh karena itu jika muncul gejala

malaria segera berkonsultasi ke fasilitas kesehatan untuk memastikan

apakah tertular atau tidak. Diagnosis malaria secara dini dan pengobatan

yang tepat sangat penting (Depkes RI, 2019)

Pencegahan gigitan nyamuk dapat dilakukan dengan menggunakan

kelambu berinsektisida, repelen, kawat kasa nyamuk dan lain-lain. Obat

yang digunakan untuk kemoprofilaksis adalah doksisiklin dengan dosis

100 mg/hari. Obat ini diminum 1 hari sebelum bepergian, selama berada di

daerah tersebut sampai 4 minggu setelah kembali. Tidak boleh diberikan

pada ibu hamil dan anak dibawah umur 8 tahun dan tidak boleh diberikan

lebih dari 3 (tiga) bulan. Pemberian obat kemoprofilaksis diutamakan


25

pada orang dengan risiko tinggi terkena malaria karena pekerjaan dan

perjalanan ke daerah endemis tinggi dengan tetap mempertimbangkan

keamanan dan lama dari obat yang digunakan tersebut.

2. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan

1. Definisi pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia yang

sekedar menjawab pertanyaam “what”. Pengetahuan adalah apa yang

diketahui oleh manusia atau hasil pekerjaan manusia menjadi tahu.

Pengetahuan itu merupakan milik atau isi pikiran manusia yang

merupakan hasil dari proses usaha manusia untuk tahu (Notoatmodjo,

2014).

Ki Hajar Dewantara yang terkenal dengan doktrinnya Cipta, Rasa

dan Karsa atau Penalaran, Penghayatan, dan Pengamalan. Cipta dapat

diidentikkan dengan ranah kognitif (pengetahuan), rasa dengan ranah

afektif dan karsa dengan ranah psikomotorik. Ranah kognitif mengurutkan

keahlian berpikir sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Proses berpikir

menggambarkan tahap berpikir yang harus dikuasai oleh manusia agar

mampu mengaplikasikan teori kedalam perbuatan.

Menurut Notoadmodjo (2014) ada 6 tingkat pengetahuan yang

dicapai dalam domain kognitif yaitu:

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat


26

kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Hal ini merupakan

tingkatpengetahuan yang paling rendah, karena mengukur pengetahuan

seseorang dapat dilakukan dengan cara menyebutkan, menguraikan,

mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya.

b. Memahami (Comprehention)

Memahami adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat melaksanakan materi

tersebut secara benar, seseorang yang telah paham terhadap objek atau

materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi merupakan kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya atau

penggunaan hukum-hukum, rumus metode, prinsip dan sebagainya

dalam konteks atau situasi yang lain. Peserta di tuntut memiliki

kemampuan untuk menyeleksi atau memilih suatu abstraksi tertentu,

secara tepat untuk diterapkan dalam suatu situasi baru dan

menerapkannya secara benar.

d. Analisis (Analysys)

Analisis adalah sesuatu kemampuan untuk menerangkan materi

atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam

suatu strukturorganisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama


27

lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja

dapat menggambarkan, membedakan, mengelompokan dan seperti

sebagainya. Analisis merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi,

memisahkan dan sebagainya.

e. Sintesa (Syntesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formasi

baru dari berbagai informasi yang ada misalnya dapat menyusun,

menggunakan, meringkas dan menyesuaikan terhadap suatu teori atau

rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu kriteria yang ditentukan sendiri

atau menggunakan kriteria yang ada.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Notoatmodjo dalam Harahap (2012) pengetahuan dipengaruhi oleh

beberapa faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi:

a. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti terjadi

proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang

lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu,

kelompok dan masyarakat. Beberapa hasil penelitian mengenai

pengaruh pendidikan terhadap perkembangan pribadi, bahwa pada

umumnya pendidikan itu mempertinggi taraf intelegensi individu.


28

b. Persepsi

Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui indera

penglihatan, pendengaran, penciuman dan sebagainya. Setiap orang

mempunyai persepsi berbeda, meskipun objeknya sendiri.

c. Motivasi

Motivasi diartikan sebagai dorongan untuk bertindak dan

mencapai suatu tujuan tertentu. Hasil dari dorongan dan gerakan ini

diwujudkan dalam bentuk perilaku. Dalam mencapai tujuan dan

munculnya motivasi memerlukan rangsangan dari dalam diri individu

maupun dari luar. Motivasi murni adalah motivasi yang betul-betul

disadari akan pentingnya suatu perilaku dan dirasakan suatu

kebutuhan.

d. Pengalaman

Pengalaman adalah sesuatu yang dirasakan (diketahui,

dirasakan), juga merupakan kesadaran akan suatu hal yang tertangkap

oleh indera manusia. Pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman

berdasarkan kenyataan yang pasti dan pengalaman yang berulang-

ulang dapat menyebabkan terbentuknya pengetahuan. Pengalaman

masa lalu dan aspirasinya untuk masa yang akan datang menentukan

perilaku masa kini.


29

e. Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula

daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang

diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih

berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih

banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan

diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak

menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan

intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan

hampir tidak ada penurunan pada usia ini.

Faktor eksternal meliputi:

a. Informasi / media informasi

Diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal

dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediet impact)

sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.

Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang

dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru.

Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti

televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh

besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam

penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa

membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat


30

mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai

sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya

terhadap hal tersebut.

b. Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa

melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan

demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak

melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan

tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,

sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan

seseorang.

3. Kerangka Teori

Vektor
Manusia
(Nyamuk)

Pendidikan
kesehatan

1. Plasmodium Falciparum
2. Plasmodium Vivax
Pengetahuan Tentang 3. Plasmodium malariae
Malaria 4. Plasmodium ovale

Gambar 2.1 Kerangka teori


Sumber : Notoatmodjo (2012), WHO (2018)
31

4. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Pendidikan Pengetahuan
Kesehatan Malaria

Gambar 2.2 Kerangka konsep

5. Definisi Operasional

1. Pendidikan kesehatan adalah pemberian informasi dengan metode

penyuluhan menggunakan media audio visual tentang malaria meliputi

pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pengobatan, dan pencegahan

dalam waktu 5 sampai 10 menit

2. Pengetahuan malaria adalah segala sesuatu yang diketahui / dimengerti

oleh masyarakat yang berkaitan dengan malaria

a. Kriteria Objektif :

1) Kurang : apabila responden hanya menjawab benar ≤ 6

pertanyaan dari 10 pertanyaan

2) Baik : apabila responden dapat menjawab pertanyaan

dengan benar > 6 dari 10 pertanyaan

b. Alat ukur : Kuesioner

c. Skala ukur : Nominal


32

6. Hipotesis

1. Ha : Ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan malaria

responden di wilayah kerja Puskesmas Moswaren Kabupaten Sorong

Selatan.
33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian quasy experiment dengan

menggunakan desain one group pre and post test design, metode mempunyai

kelompok control, tetapi tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol

variable-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperiment. Quasi

Experimental Design digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan

kelompok control yang digunakan untuk penelitian (Sugiono, 2011).

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

satu kelompok peserta dengan diawali dengan tes awal (Pretest), kemudian

diberi perlakuan (treatment). Penelitian kemudian diakhiri dengan sebuah tes

akhir (possttest). Dengan pendekatan Pretest Posttest desain-metode yang

membandingkan kelompok peserta dan mengukur tingkat perubahan yang

terjadi sebagai hasil dari perlakuan. Berikut model The one group Pretest -

Posttest design

O1 X O2
Gambar 3.1 Model

O1 = Nilai pretest (sebelum diberi perlakuan)

X = Perlakuan (Treatment)

O2 = Nilai post-test (setelah diberi perlakuan)

33
34

Paradigma desain penelitian ini terdapat pretest sebelum diberi

perlakuan sehingga hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat

membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Moswaren Distrik Moswaren

kabupaten Sorong Selatan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2020 dan dilanjutkan

hingga selesai pada bulan Mei 2020.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang di duga

malaria yang datang berobat ke Puskesmas Moswaren Distrik Moswaren

Kabupaten Sorong Selatan pada bulan Maret Tahun 2020. Jumlah populasi

yang datang selama 1 bulan terakhir adalah 91 orang.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini seluruh pasien yang datang berobat ke

Puskesmas Moswaren Distrik Moswaren kabupaten Sorong Selatan

dengan gejala malaria sebanyak 91 orang.

D. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampling adalah Total sampling yaitu suatu

teknik penetapan sampel di antara populasi sesuai dengan yang dikehendaki


35

peneliti, sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang

telah dikehendaki sebelumnya (Sugiyono, 2010).

Kriteria inklusi yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Pasien dengan gejala malaria (demam, mual, sakit kepala)

b. Pasien dengan riwayat pernah malaria

c. Pasien bersedia menjadi responden

Kriteria eksklusi yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Pasien tidak melakukan pemeriksaan darah

b. Pasien dengan usia di bawah 10 tahun

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk kuesioner,

terdiri dari kuesioner pengetahuan tentang malaria yang di adopsi dari Purwati

(2015)

3. Kuesioner tentang pengetahuan malaria terdiri dari 10 nomor pilihan

ganda dengan urutan jawaban benar c, c, a, a, b, d, b, d, d, a, dan kriteria

penilaian benar diberi nilai 1 dan salah di beri nilai 0. Pertanyaan

mengenai pengetahuan telah dilakukan uji validitas dengan menggunakan

menggunakan r table product moment (r hitung > r tabel) dengan taraf

signifikan yang digunakan adalah 5 % dengan hasil (0,425-0,855) dan uji

reabilitas dengan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,880 sehingga bisa

dikatakan bahwa pertanyaan tersebut reliable dan layak digunakan.

Terdapat dua jenis tes yang digunakan dalam penelitian yaitu pretest dan

posttest. Pretest dan posttest dilakukan pada awal eksperimen. Pretest


36

digunakan untuk mengukur pengetahuan awal responden tentang malaria,

sedangkan posttest digunakan untuk pengetahuan tentang malaria setelah

perlakuan selesai dilaksanakan. Pendidikan kesehatan di lakukan dengan

metode penyuluhan menggunakan media audio visual tentang malaria

meliputi pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pengobatan, dan

pencegahan dalam waktu 5 sampai 10 menit

F. Alur Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Menentukan lokasi penelitian

b. Melakukan observasi lapangan sebelum melakukan penelitian

c. Mengurus surat izin penelitian

d. Menentukan sampel penelitian, waktu pelaksanaan dan materi yang

akan diajarkan saat penelitian.

e. Menyusun perangkat pembelajaran dan instrument penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Memberikan Pretest untuk mengukur pengetahuan awal responden

tentang malaria

b. Memberikan perlakuan

c. Memberikan Posttest untuk pengetahuan tentang malaria setelah

perlakuan selesai dilaksanakan.

3. Tahap Akhir

a. Menghitung skor Pretest dan Posttest


37

b. Menganalisis data dan menarik kesimpulan dari hasil penelitian

G. Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung diambil dari

obyek atau subyek penelitian oleh peneliti (Riwidikdo, 2013). Data primer

dalam penelitian ini adalah kuesioner pengetahuan tentang malaria dengan

menggunakan pretest posttest desain-metode

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang didapatkan tidak secara langsung

dari subyek penelitian (Riwidikdo, 2013). Data sekunder dalam penelitian

ini diperoleh melalui literatur yang relevan dan sumber lain yang

mendukung penelitian ini.

H. Teknik Pengolahan Data

Menurut Notoatmodjo (2011), setelah data terkumpul, maka langkah

yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Sebelum melaksanakan

analisa data beberapa tahapan harus dilakukan terlebih dahulu guna

mendapatkan data yang valid sehingga saat menganalisa data tidak mendapat

kendala. Langkah-langkah pengolahan yaitu:

1. Pengecekan data (editing)

Pada tahap ini peneliti melakukan pemeriksaan kelengkapan,

kejelasan dan kesesuaian data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing

dalam penelitian ini adalah melakukan pemeriksaan kembali setelah data

terkumpul mulai dari karakteristik responden, pengetahuan tentang malaria,


38

apabila ada data yang belum terisi maka peneliti mempersilahkan responden

untuk mengisi terlebih dahulu.

2. Pemberian kode data (coding)

Tahap ini merupakan suatu proses penyusunan secara sistematis data

mentah ke dalam bentuk yang sudah dibaca untuk pengolahan data. Peneliti

membuat kode untuk hasil penelitian yang didapat.

3. Pemrosesan data (data entry)

Pada tahap ini dilakukan data yang telah diubah menjadi kode ke

dalam program pengolahan data. Pemrosesan data dilakukan dengan

memasukan data ke paket program komputer yang sesuai dengan paket

program data ke program komputer yang sesuai dengan varibel masing-

masing..

4. Pembersihan data (cleaning)

Peneliti memastikan bahwa seluruh data yang telah dimasukan

kedalam program pengolahan data sudah sesuai dengan sebenarnya. Proses

akhir dari pengolahan data adalah dengan melakukan pemeriksaan kembali

kode yang sudah di entry data untuk melihat ada tidaknya kesalahan dalam

entry data. Selanjutnya melakukan tabulasi data yaitu mengelompokkan

data ke dalam tabel menurut kategorinya sehingga data siap dilakukan

analisis secara univariat maupun bivariat.

5. Tabulating

Kegiatan memasukkan data hasil penelitian kedalam tabel kemudian

diolah dengan bantuan komputer.


39

I. Analisa Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat untuk mendapatkan gambaran variabel bebas dan

terikat dalam bentuk distribusi frekuensi.

2. Analisis Bivariat

Dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel bebas dengan

variabel terikat dengan menggunakan uji wilcoxon dengan metode sign rank

test dengan menggunakan penggolongan kategorik. Wilcoxon signed rank

test digunakan karena Variabel independen terdiri dari 2 kategori yang

bersifat berpasangan. Berpasangan artinya subjek sebagai sumber data

adalah 1 individu atau observasi yang sama. Uji Statistik dilakukan dengan

menggunakan software statistik pada tingkat kepercayaan 95%, dimana taraf

sebesar 0,05 sehingga bila ditemukan hasil analisis p < 0,05 maka variabel

di atas dinyatakan berhubungan secara signifikan.

J. Etika Penelitian

Etika penelitian, terdiri dari 3 macam yaitu:

1. Informed consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dan responden, dengan bentuk lembar persetujuan. Lembar persetujuan

diberikan sebelum penelitian kepada responden yang akan diteliti. Lembar

ini dilengkapi dengan judul penelitian dan manfaat penelitian, sehingga

subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian. Bila subjek menolak, maka
40

peneliti tidak boleh memaksa dan harus tetap menghormati hak-hak

subjek.

2. Anonimity

Anonimity digunakan untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak

akan mencantumkan nama responden, tetapi pada lembar tersebut

diberikan kode pengganti nama responden.

3. Confidentiality

Informasi yang telah dikumpulkan dari responden akan dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti, dan hanya akan digunakan untuk

pengembangan ilmu.

4. Beneficiency

Peneliti harus memperhatikan keuntungan dan kerugian yang bisa

ditimbulkan oleh responden. Keuntungan bagi responden adalah

bagaimana dapat mengetahui informasi tentang malaria.

5. Justice

Prinsip keterbukaan perlu di jaga oleh peneliti dengan kejujuran,

keterbukaan dan kehati-hatian. Untuk itu lingkungan penelitian

dikondisikan sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yaitu dengan

menjelaskan prosedur penelitian dan tidak membedakan Ras, agama,

etnis, dan sebagainya.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Demografi Penelitian

1. Gambaran umum lokal penelitian

Puskesmas Moswaren berada di kampung Moswaren Distrik

Moswaren merupakan puskesmas rawat jalan, dengan luas wilayah

pelayanan adalah 339,10 km². Puskesmas ini memiliki luas bangunan 40

m² x 35 m² dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah utara berbatasan dengan Distrik Aitinyo

b. Sebelah timur berbatasan dengan Distrik Kais

c. Sebelah barat berbatasan dengan Distrik teminabuan

d. Sebelah selatan berbatasan dengan Distrik Wayer.

Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Puskesmas Moswaren yaitu

a. Jumlah tenaga pada Puskesmas Moswaren yaitu 1 orang dokter, 13

orang perawat, 9 orang bidan, 1 orang perawat gigi, 1 orang tenaga

kesehatan lingkungan, 1 orang tenaga farmasi, 2 orang tenaga

laboratorium, 1 orang tenaga promkes, 2 orang tenaga gizi, 3 orang

tenaga umum, dan 2 orang tenaga kebersihan.

b. Fasilitas yang ada meliputi pelayanan Loket pendafaran, Poli Umum,

Poli Gigi, Laboratorium, Poli KIA, Apotek, UGD, Ruang P2PL,

Ruang Gizi, Ruang Kepala Puskesmas dan TU, Aula umum, Klinik

Sanitasi, serta memiliki satu buah mobil yang digunakan sebagai

puskesmas keliling.

41
42

B. Hasil Penelitian

1. Analisa univariat

a. Distribusi responden menurut umur di wilayah kerja puskesmas

Moswaren tahun 2019

Tabel 4.1
Distribusi Responden Berdasarkan Umur
No Umur Jumlah Persentase
1 15-24 11 12,1
2 25-34 26 28,6
3 35-44 30 33
4 45-54 17 18,7
5 55-64 3 3,3
6 65 > 4 4,4
B Total 91 100

Berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa

responden yang paling banyak adalah yang umur berkisar 35-44

tahun yaitu 30 orang (33 %) sedangkan responden yang paling

sedikit adalah yang umur berkisar 55-64 tahun yaitu 3 orang (3,3

%).

b. Distribusi responden menurut jenis kelamin di wilayah kerja

puskesmas Moswaren tahun 2019

Tabel 4.2
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase
1 Laki-laki 57 62,6
2 Perempuan 34 37,4
Total 91 100

Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa responden

yang paling banyak adalah jenis kelamin laki-laki yaitu 57 orang


43

(62,6 %), dan responden yang paling sedikit adalah jenis kelamin

perempuan yaitu 34 orang (37,4 %).

c. Distribusi responden berdasarkan Pendidikan di wilayah kerja

puskesmas Moswaren tahun 2019

Tabel 4.3
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan terakhir
No Pendidikan terakhir Jumlah Persentase
1 Tamat SD 8 8,8
2 Tamat SMP 18 19,8
3 Tamat SMA/SLTA 46 50,5
4 D III 7 7,7
5 D IV / S I 12 13,2
Total 91 100

Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa responden

yang paling banyak adalah yang memiliki pendidikan tamat

SMA/SLTA yaitu 46 orang (50,5 %), dan responden yang paling

sedikit adalah yang memiliki pendidikan D III yaitu 7 orang (7,7 %).

d. Distribusi responden berdasarkan pekerjaan di wilayah kerja

puskesmas Moswaren tahun 2019

Tabel 4.4
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah Persentase
1 ASN/Swasta 13 14,3
2 Perambah Hutan 23 25,3
3 Pedagang 19 20,9
4 Petani 13 14,3
5 TN/POLRI 4 4,4
6 Pelajar 3 3,3
7 Tak Bekerja 2 2,2
8 Ibu rumah Tangga 14 15,4
Total 91 100
44

Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa responden

yang paling banyak adalah yang memiliki pekerjaan sebagai

perambah hutan yaitu 23 orang (25, 3 %), dan responden yang paling

sedikit adalah yang tidak memiliki pekerjaan atau tak bekerja yaitu 2

orang (2,2 %).

e. Distribusi responden berdasarkan halaman sekitar di wilayah kerja

puskesmas Moswaren tahun 2019

Tabel 4.5
Distribusi Responden Berdasarkan Halaman Sekitar
Halaman
No Jumlah Persentase
Sekitar
1 Semak belukar 48 52,7
2 Got 15 16,5
3 Genangan air 19 20,9
4 Halaman Bersih 9 9,9
Total 91 100

Berdasarkan tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa responden

yang paling banyak memiliki halaman semak belukar yaitu 48 orang

(52,7 %), dan responden yang paling sedikit adalah yang memiliki

halaman sekitar bersih yaitu 9 orang (9,9 %).

2. Analisis variabel penelitian

a. Distribusi pengetahuan responden berdasarkan hasil pre test di

wilayah kerja puskesmas Moswaren tahun 2019

Tabel 4.6
Distribusi pengetahuan responden berdasarkan hasil pre test
No Kriteria Jumlah Persentase
1 Kurang 39 42,9
2 Baik 52 57,1
Total 91 100,0
45

Berdasarkan tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa responden

yang paling banyak adalah dengan kriteria baik yaitu 52 orang (57,1

%), dan yang paling sedikit responden dengan kriteria kurang yaitu

39 orang (42,9 %).

b. Distribusi pengetahuan responden berdasarkan hasil Post test di

wilayah kerja puskesmas Moswaren tahun 2019

Tabel 4.7
Distribusi pengetahuan responden berdasarkan hasil post test
No Kriteria Jumlah Persentase
1 Kurang 0 0,0
2 Baik 91 100,0
Total 91 100,0

Berdasarkan tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa responden

yang paling banyak adalah dengan kriteria baik yaitu 91 orang (100

%).

3. Analisa Bivariat

a. Pengaruh pendidikan kesehatan dengan media audio visual terhadap

pengetahuan tentang malaria di wilayah kerja puskesmas Moswaren

tahun 2019

Tabel 4.8
Hasil Uji Wilcoxon pengetahuan responden
Mean Sum of
N
Rank Ranks
hasil post test Negative Ranks 0 a
0 0
- hasil pre
test Positive Ranks 39b 20 780
Ties 52c
Total 91
46

Berdasarkan tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa negative

ranks 0, yaitu tidak ada hasil responden yang pengetahuannya

menurun. Positive ranks 39, yaitu hasil responden yang mengalami

peningkatan sebanyak 39 orang. Ties 52, yaitu kategori pengetahuan

responden saat pre test dan post test tetap adalah 52 orang.

Tabel 4.9
Hasil Statistik Uji Wilcoxon
hasil post test - hasil pre
test
Z -6,245b
Asymp. Sig.
,000
(2-tailed)

Berdasarkan tabel 4.9 di atas menujukkan nilai p value 0,000

dengan nilai signifikan < 0,05 yang artinya Ha diterima dan Ho

ditolak. Sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh pendidikan

kesehatan dengan media audio visual terhadap pengetahuan tentang

malaria di wilayah kerja Puskesmas Moswaren, Kabupaten Sorong

Selatan.

C. Pembahasan

1. Pengetahuan sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang malaria di

wilayah kerja Puskesmas Moswaren Distrik Moswaren kabupaten

Sorong Selatan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masih terdapatnya

tingkat pengetahuan tentang malaria yang masih rendah. Hal ini dapat
47

terlihat dari hasil pre test responden masih ada yang mendapat kriteria

kurang yaitu 39 orang (49,2%).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pradono dan Sulistywati

(2013) di Jakarta menunjukkan bahwa sebagian besar responden

mempunyai pengetahuan yang kurang dapat di pengaruhi oleh

pendidikan formal maupun non formal.

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden

yang sebagian besar masih cukup rendah yaitu tamat SD 8 orang (8,8%),

tamat SMP 18 orang (19,8 %), tamat SMA 46 orang (50,5%).

Hasil penelitian Fred dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa

kurangnya pengetahuan dan akses informasi menyebabkan seseorang

memiliki keterbatasan pengetahuan tentang bahaya perilaku tidak sehat

sehingga kurang motivasi untuk mengadopsi perilaku sehat (Fred C.

Pampel, 2010).

Pengaruh dari pengetahuan tentang malaria yang rendah juga

dapat terlihat dari halaman rumah responden yang mana dari 91

responden terdapat 48 orang (52,7%) dengan halaman semak belukar,

dan 9 orang (9,9%) dengan halaman yang bersih.

Hasil penelitian Sarah Hustache (2011) di French Guinea

menyatakan bahwa pembersihan vegetasi / semak belukar di sekitar

rumah mempunyai asosiasi yang kuat dengan penurunan risiko kejadian

malaria. Keberadaan semak belukar (vegetasi) yang rimbun akan

mengurangi sinar matahari masuk / menembus permukaan tanah,


48

sehingga lingkungan sekitarnya akan menjadi teduh dan lembab.

Kondisi ini merupakan tempat yang baik untuk beristirahat bagi nyamuk

dan juga tempat perindukan nyamuk yang di bawah semak belukar

tersebut terdapat air yang tergenang

Menurut Notoadmojo (2010) ada 5 hal yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang yaitu faktor pendidikan yang mana Semakin

tinggi tingkat pengetahuan seseorang, maka akan semakin mudah untuk

menerima informasi tentang obyek atau yang berkaitan dengan

pengetahuan, faktor pekerjaan dimana Pekerjaan seseorang sangat

berpengaruh terhadap proses mengakses informasi yang dibutuhkan

terhadap suatu obyek, faktor pengalaman, faktor keyakinan, dan faktor

sosial budaya.

Menurut asumsi penulis semakin tinggi tingkat pendidikan

seseorang, semakin banyak juga pengetahuan yang dimiliki. Tingkat

pendidikan yang tinggi memudahkan seseorang dalam menerima dan

mencerna informasi. Sumber informasi kesehatan saat ini bisa didapat

dengan akses sangat mudah. Semakin sering seseorang mengakses

informasi yang bermanfaat semakin banyak pula pengetahuan yang akan

didapatkan.

2. Pengetahuan setelah diberikan pendidikan kesehatan dengan media

audio visual di wilayah kerja Puskesmas Moswaren Distrik Moswaren

kabupaten Sorong Selatan.


49

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan

pengetahuan malaria responden. Dapat dilihat pada tabel 4.7 hasil post

test yang meningkat dari hasil pre test, yaitu dari 52 orang (57,1 %)

menjadi 91 orang (100%).

Melaksanakan penelitian mengunakan media audio visual,

responden menjadi lebih tertarik dan lebih mudah memahami penjelasan

yang disampaikan. Media audio visual yakni dapat menampilkan secara

lebih representatif materi-materi pembelajaran yang abstrak dan sulit

dihadirkan secara konkrit (Murtini, 2013).

Pendidikan kesehatan adalah sejumlah pengalaman yang

berpengaruh secara menguntungkan terhadap kebiasaan, sikap, dan

pengetahuan yang ada hubunganya dengan kesehatan perorangan,

masyarakat, dan bangsa (Suryani, 2009)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Wibowo (2016) di desa

pangkalan Karangrayung Grobogan, menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh pendidikan kesehatan dengan menggunakan media leaflet dan

power point terhadap tingkat pengetahuan masyarakat.

Menurut asumsi peneliti pendidikan kesehatan sangat penting

dilakukan terutama dengan menggunakan media yang menarik dan

bahasa yang mudah di mengerti atau disesuaikan dengan karakteristik

daerah setempat. Pendidikan kesehatan mampu merubah pandangan

dasar seseorang tentang bagaimana memaknai arti kesehatan tersebut,

meskipun dalam beberapa waktu kedepan seseorang akan lupa dengan


50

informasi yang sudah diberikan. Inilah pentingnya memberikan

pendidikan kesehatan secara kesinambungan dan terus menerus.

Pendidikan kesehatan tentang malaria dengan berbagai media sangat

perlu dilakukan terutama dari pihak-pihak terkait seperti puskesmas dan

dinas kesehatan setempat

3. Menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan dengan media audio visual

tentang malaria terhadap pengetahuan malaria di wilayah kerja

Puskesmas Moswaren Distrik Moswaren kabupaten Sorong Selatan

Hasil dari wilcoxon sign rank test pengetahuan diperoleh nilai

Zscore -6,245 dan nilai signifikan 0,000 sehingga dapat disimpulkan

penelitian ini bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan media

audio visual terhadap pengetahuan tentang malaria di wilayah kerja

Puskesmas Moswaren Kabupaten Sorong Selatan. Hal ini selaras dengan

penelitian Purwatih (2015) dan Rooroh (2013) yang menyatakan tingkat

pengetahuan berperan penting terhadap kejadian malaria.

Hal ini juga sesuai dengan penelitian Yulida dkk (2017) Media

visual merupakan alat atau sarana pembelajaran yang melibatkan panca

indra mata dan telinga (dapat dilihat dan didengar) juga dapat digunakan

sebagai bahan untuk mempermudah penyampaian informasi atau pesan

dari komunikator kepada komunikan. Pada kegiatan penyuluhan media

visual ini cukup banyak digunakan oleh penyuluh karena lebih familiar

dan mudah penggunaannya


51

Media Audio Visual adalah merupakan media perantara atau

penggunaan materi dan penyerapannya melalui pandangan dan

pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat

seseorang mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap

(Hayati dkk 2017).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Sartika dkk (2018),

bahwa penyuluhan kesehatan berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan

dan sikap terhadap kejadian malaria di desa Bontosunggu Kabupaten

Bulukumba. Hal ini diketahui dari tingkat pengetahuan masyarakat di

desa Bontosunggu setelah melakukan penyuluhan lebih tinggi daripada

sebelum mendapatkan penyuluhan kesehatan, adanya peningkatan sikap

yang positif setelah diberikan penyuluhan kesehatan

Pendidikan kesehatan dalam arti pendidikan. secara umum

adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain,

baik individu, kelompok, atau masyarakat, sehingga mereka melakukan

apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan atau promosi kesehatan.

Dan batasan ini tersirat unsur-unsur input (sasaran dan pendidik dari

pendidikan), proses (upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi

orang lain) dan output (melakukan apa yang diharapkan).Hasil yang

diharapkan dari suatu promosi atau pendidikan kesehatan adalah

perilaku kesehatan, atau perilaku untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan yang kondusif oleh sasaran dari promosi kesehatan

(Notoadmojo, 2012).
52

Menurut asumsi penulis pendidikan kesehatan dengan media

audio visual sangat penting dilakukan dalam menyampaikan informasi

yang lebih sederhana dan lebih jelas. Penggunaan media audio visual

memberikan masukan yang lebih jelas kepada penerima dan

menjadikannya lebih mudah dipahami karena di terima oleh dua indra

sekaligus yaitu mata dan telinga. Media audio visual juga dapat

menyampaikan informasi yang lebih autentik dalam berbagai bidang,

pendidikan kesehatan media audio visual juga mampu menghemat

tenaga, biaya, serta waktu dalam pencapai tujuan. Media yang di

tampilkan juga akan sangat baik apabila lebih menggali informasi

strategis yang sedang berkembang dimasyarakat terhadap pengendalian

malaria
53

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian Pengaruh pendidikan kesehatan dengan

media audio visual terhadap pengetahuan tentang malaria di wilayah kerja

Puskesmas Moswaren kabupaten Sorong selatan dapat disimpulkan bahwa

ada Pengaruh pendidikan kesehatan dengan media audio visual terhadap

pengetahuan tentang malaria di wilayah kerja Puskesmas Moswaren

Kabupaten Sorong Selatan.

B. Saran

1. Diharapkan bagi institusi pendidikan agar dapat lebih banyak

mengedukasikan tentang penyakit malaria, juga lebih menggali informasi

strategis dalam pengendalian malaria agar mahasiswa dapat peka

terhadap masalah yang berkembang tentang malaria di masyarakat.

2. Diharapkan bagi institusi pelayanan dapat meningkatkan promosi

kesehatan atau pendidikan kesehatan tentang malaria dengan berbagai

macam media yang lebih menarik, dan juga dapat menyiapkan program –

program strategis pencegahan malaria guna mengejar target eliminasi

malaria 2025.

3. Diharapkan pemerintah setempat dapat memberikan dukungan penuh

dengan bekerja sama dengan berbagai instansi masyarakat guna memutus

mata rantai malaria.


54

Diharapkan masyarakat dapat aktif dan ikut serta dalam memutus mata

rantai malaria dengan cara menjaga kebersihan lingkungan guna memutus

perkembangan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk, dan

menggunakan kelambu dengan benar.


DAFTAR PUSTAKA

Aulia, 2015. Perilaku Hidup Bersih Sehat Dengan Kejadian Malaria Di Wilayah
Kerja Puskesmas Kota Sorong Propinsi Papua Barat Pada Tahun 2015.
Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta. Di akses pada tanggal 8
februari 2020. http://eprints.ums.ac.id/42235/1/10.%20naskah%
20publikasi.pdf

Depkes RI, 2017. Buku saku penatalaksanaan kasus malaria di Indonesia.


Jakarta: Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian
Kesehatan RI.

Depkes RI, 2018. Buku saku penatalaksanaan kasus malaria di Indonesia.


Jakarta: Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian
Kesehatan RI.

Depkes RI, 2019. Buku saku penatalaksanaan kasus malaria di Indonesia.


Jakarta: Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian
Kesehatan RI.

Effendy, N. (2010). Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat.


Yogyakarta : Rineka Cipta

Fred C. Pampel, Patrick M. Krueger, and Justin T. Denney, 2010. Socioeconomic


Disparities in Health Behaviors. Annu Rev Sociol. August; 36: 349–370.
Di akses pada tanggal 8 agustus 2020 dari
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/21909182/

Harahap EM, 2012 Gambaran pengetahuan keluarga tentang pencegahan penyakit


malaria di desa Tolang Jae kecamatan Sayur Matinggi kabupaten Tapanuli
Selatan (skripsi). Medan: Universitas Sumatera Utara.

Harijanto PN, 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed ke-6. Jakarta: Interna
Publishing.

Hustache, Sarah. Malaria Risk Factor in Amerindian Children in French Guinea.


AmJTrop meg Hyg. 20011;76(4):619-25. Di akses pada tanggal 8
september 2020 dari
https://www.researchgate.net/publication/51390313_Malaria_risk_factors_
in_Amerindian_children_in_French_Guiana

Kementrian Kesehatan RI, 2019. Data dan Informasi, Profil Kesehatan Indonesia
2018. Jakarta ; Diakses pada tanggal 31 januari 2020 dari
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profilkesehata
n-indonesia/Data-dan-Informasi_Profil-Kesehatan-Indonesia-2018.pdf

55
Kementrian Kesehatan RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta:
Kemenkes RI. Diakses pada tanggal 31 Januari 2020 dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-tahun-2017.pdf

Kementrian Kesehatan RI. 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.


Laporan Nasional RISKESDAS 2018. Diakses pada tanggal 11 Mei 2020
dari
http://labdata.litbang.kemkes.go.id/images/download/laporan/RKD/2018/L
aporan_Nasional_RKD2018_FINAL.pdf

Markus, dkk, 2017. Efektivitas Pendidikan Kesehatan, Pemantauan Pengobatan


Dan Variabel Anteseden Terhadap Kesembuhan Pasien Malaria Di
Puskesmas Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Sorong tahun 2017;
Jurnal Tunas Riset Kesehatan, diakses pada tanggal 16 mei 2020 dari
http://2trik.jurnalelektronik.com/index.php/2trik/article/view/77

Martini, and Kazwaini, 2012. "Tempat Perindukan Vektor, Spesies Nyamuk


Anopheles, dan Pengaruh Jarak Tempat Perindukan Vektor Nyamuk
Anopheles terhadap Kejadian Malaria pada Balita." Jurnal Kesehatan
Lingkungan Unair, vol. 2, no. 2, 2006 Soedarto. Malaria. Jakarta: Sagung
Seto. Diakses pada tanggal 5 februari 2020 dari
https://www.neliti.com/id/publications/3960/tempat-perindukan-vektor-
spesies-nyamuk-anopheles-dan-pengaruh-jarak-tempat-peri#cite

Menteri Kesehatan. 2019. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor Hk.01.07/Menkes/556/2019 Tentang Pedoman Nasional Pelayanan
Kedokteran Tata Laksana Malaria

Murtini, 2013. Media Audio Visual dan Multimedia,


https://lismurtini270992.wordpress.com/2013/06/18/media-audio-visual-
dan-multimedia/

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT


Rineka Cipta

Notoatmodjo, S.2014. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo, Soekidjo, 2010. Promosi Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta

Prabowo, A. 2008. Malaria Mencegah dan Mengatasinya. Puspa Swara, Jakarta

Profil Dinas Kesehatan Sorong Selatan Tahun 2019

56
Purwatih, 2015. Hubungan Pengetahuan Masyarakat Dengan Upaya Pencegahan
Malaria Di Wilayah Kerja Puskesmas Longat Kecamatan Penyabungan
Barat Kabupaten Mandailing Natal, Jurnal Stikes Hangtuah, diakses pada
tanggal 10 januari 2020 dari http://jurnal.stikeshangtuah-
tpi.ac.id/index.php/jurkep/article/view/82

Puskesmas Moswaren, 2019. Data Kasus Malaria. Kabupaten Sorong Selatan.

Rahayu, 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Upaya Pencegahan


Malaria Dengan Kejadian Malaria Pada Anak Usia 0-9 Tahun Di
Puskesmas Timika Jaya Mimika Papua (Skripsi), Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta

Riwidikdo, H. 2013. Statistik Kesehatan dan Aplikasi SPPS Dalam Prosedur


Penelitian. Yogyakarta: Rohima Press.

Pradono dan Sulistywati, 2013. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan,


Pengetahuan Tentang Kesehatan Lingkungan, Perilaku Hidup Sehat
Dengan Status Kesehatan, Jakarta: Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan
Masyarakat, Badan Litbang Kesehatan. Diakses pada tanggal 16 Juni 2020
dari https://www.neliti.com/publications/20885/correlation-between-
education-level-knowledge-of-environmental-health-healthy-be

Rooroh, 2013. Hubungan Antara Keluar Malam Dan Pengetahuan Tentang


Malaria Pada Masyarakat Di Kecamatan KemaKabupaten Minahasa Utara
Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2013; Jurnal Kesehatan Masyarakat
Unsrat, Diakses pada tanggal 5 februari 2020 dari
http://fkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/ROY-ROOROH-
0915111411.pdf

Safar, R. 2010. Parasitologi Kedokteran Edisi Khusus. Yrama Widya. Bandung.

Sari, Pusvita 2019. Analisis Terhadap Kerucut Pengalaman Edgar Dale Dan
Keragaman Gaya Belajar Untuk Memilih Media Yang Tepat Dalam
Pembelajaran, Mudir : Jurnal Manajemen Pendidikan. Vol. I No. 1. Di
Akses pada tanggal 21 Februari 2020 dari
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3
&ved=2ahUKEwj9xZ3IqefnAhUWyDgGHTJKBUYQFjACegQIARAB&
url=https%3A%2F%2Fejournal.insud.ac.id%2Findex.php%2FMPI%2Farti
cle%2Fdownload%2F27%2F27%2F&usg=AOvVaw367KWF0G72F-
A5qLy5L45i

Sartika dkk, (2018). Pengaruh Penyuluhan Malaria Terhadap Pengetahuan Dan


Sikap Pencegahan Malaria Masyarakat Di Bulukumba 2018. Diakses pada

57
tanggal 20 fbruari 2020 dari https://stikeswch-malang.e-
journal.id/Health/article/view/102/37

Soedarto. 2011.Buku ajar Parasitologi kedokteran. Jakarta: Sagung Seto

Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Suryani. (2009). Pendidikan Kesehatan Bagian Dari Promosi


Kesehatan.Yogyakarta: Firamaya

Ulya, dkk, 2017. P engaruh Pendidikan Kesehatan dengan Media Poster terhadap
Pengetahuan Manajemen Hipertensi pada Penderita Hipertensi; Jurnal
Keperawatan Soedirman. Diakses pada tanggal 16 mei 2020 dari
http://jks.fikes.unsoed.ac.id/index.php/jks/article/view/715

Wardiyah, dkk, 2019. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Menopause


Terhadap Pengetahuan Ibu Premenopause Di Wilayah Kerja Puskesmas
Kotabumi I Lampung Utara, MANUJU : Malahayati Nursing Journal ;
diakses pada tanggal 16 mei 2020 dari
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/manuju/article/view/220

Wibowo, 2016. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Perubahan Tingkat


Pengetahuan Dan Sikap Petani Tentang Penggunaan Alat Pelindung Diri
(Apd) Di Desa Pangkalan Karangrayung Grobogan, Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Diakses pada tanggal 16 mei 2020 dari
http://eprints.ums.ac.id/41744/27/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf

World Health Organization, 2015 Global Malaria Programme. World malaria


report. Switzerland: WHO Press. 2018

World Health Organization, 2019. World Malaria Report 2019. Switzerland :


WHO press. Diakses tanggal 10 Februari 2020 dari
https://www.who.int/malaria/publications/world-malaria-report-
2019/World-Malaria-Report-2019-briefing-kit-eng.pdf

World Health Statistic, 2019. Monitoring Health For SDGs. Switzerland: WHO
Press. Diakses pada tanggal 18 februari 2020 dari
https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/311696/WHO-DAD-
2019.1-eng.pdf?sequence=1&isAllowed=y

58
Lampiran 1

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Stikes Papua Sorong

Program Studi Ilmu Keperawatan :

Nama : EKO HARDIANTO

NIM : 201814201142B

Judul : Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Media Audiovisual Tentang

Malaria Terhadap Pengetahuan Malaria Di Wilayah Kerja Puskesmas

Moswaren Kabupaten Sorong Selatan

Bersama ini saya mengajukan permohonan kepada Bapak/Ibu/Saudara/Saudari

untuk berkenan menjadi responden dalam penelitian ini. Penelitian ini semata –

mata hanya digunakan untuk tujuan ilmiah dan kepentingan pendidikan. Jawaban

yang diberikan akan terjamin kerahasiaannya. Oleh karena itu, peneliti berharap

agar Bapak/Ibu/Saudara/Saudari memberikan jawaban sesuai dengan yang

Bapak/Ibu/Saudara/Saudari rasakan.

Atas perhatian dan kerjasamanya untuk menjadi respon, peneliti mengucapkan

banyak terima kasih.

Hormat Saya

(Eko Hardianto)

NIM. 201814201142B
Lampiran 2

LEMBAR PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tanggan di bawah ini :

Inisial :

Umur :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Alamat :

Menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan

oleh Mahasiswa Stikes Papua Sorong, dengan judul “Pengaruh Pendidikan

Kesehatan Dengan Media Audiovisual Tentang Malaria Terhadap Pengetahuan

Malaria Di Wilayah Kerja Puskesmas Moswaren Kabupaten Sorong Selatan “.

Saya memahami bahwa penelitian ini tidak akan berakibat negatif terhadap saya.

Oleh karena itu, saya bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini.

Demikian surat persetujuan ini saya buat dengan sejujur – jujurnya dan tanpa

paksaan atau tekanan dari pihak manapun.

Peneliti Responden

(Eko Hardianto) ( )
Lampiran 3

KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL
TERHADAP PENGETAHUAN MALARIA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS MOSWAREN KABUPATEN SORONG SELATAN

No. Urut Responden :


Alamat Responden :
Tanggal Wawancara :

A. Karakteristik Responden

Nama (Inisial ) :
Umur :
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Pendidikan Terakhir : Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA
D III D IV / S 1
Pekerjaan : ASN Perambah Hutan Pedagang Petani
TNI/POLRI Pelajar Tak Bekerja

Halaman Rumah : Semak Belukar Got/Parit Genangan air


Halaman Bersih
B. Kuisioner Pengetahuan

Petunjuk Pengisian

Beri tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang saudara anggap benar!

1. Apakah yang anda ketahui tentang malaria?

a. Penyakit yang di sebabkan oleh bakteri berbahaya

b. Penyakit yang di tularkan oleh nyamuk aides aegypty

c. Penyakit infeksi yang di sebabkan oleh parasit Plasmodium

d. Penyakit infeksi yang di tularkan oleh nyamuk anopheles jantan

2. Malaria ditularkan oleh....

a. Nyamuk aides aegypty


b. Tikus

c. Nyamuk anopheles betina

d. Sapi

3. Apakah yang dikandung nyamuk anopheles sehingga bisa menyebabkan

penyakit malaria …

a. Parasit

b. Virus

c. Bakteri

d. Fungi / jamur

4. Berikut cara mencegah malaria, kecuali

a. Menghindari kontak dengan penderita

b. Memakai obat anti nyamuk (oles, semprot,dll)

c. Memakai kelambu saat tidur

d. Memasang kawat kasa jendela

5. Apakah gejala khas seseorang menderita penyakit malaria?

a. Batuk-batuk

b. Demam tinggi lebih dari 8 jam

c. Pusing

d. Tidak tahu

6. Waktu yang paling tepat untuk menghindari gigitan nyamuk pada saat …

a. Pagi

b. Siang

c. Sore
7. Malam Di mana anda bisa mendapatkankan informasi yang tepat seputar

malaria?

a. Teman sekolah

b. Petugas kesehatan

c. Pengajian

d. Di Pasar

8. Yang merupakan tempat perindukan nyamuk malaria adalah, kecuali …

a. Genangan air

b. Persawahan

c. Bekas roda yang tergenang air

d. Di dalam kamar

9. Apa yang harus dilakukan untuk mencegah penyakit malaria, kecuali ?

a. Membersihkan Pekarangan

b. Mengalirkan genangan air

c. Menggunakan kelambu

d. Konsumsi makanan yang bergizi

10. Manakah cara anda menghindari gigitan nyamuk di dalam rumah?

a. Gunaan kelambu sebelum tidur

b. Pasang kipas angin

c. Berikan obat penurun panas

d. Berikan larutan air garam


Lampiran 4

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Malaria

Hari/Tanggal : Maret 2020

Pukul : 9.00 - 12.00 WIT

Sasaran : Seluruh Pasien Dengan Gejala Malaria

Tempat : Ruang tunggu Puskesmas Moswaren

A. Latar Belakang

Malaria masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat

yang dapat menyebabkan kematian terutama pada kelompok risiko tinggi

yaitu bayi, anak balita dan ibu hamil. Selain itu, malaria secara langsung

menyebabkan anemia dan dapat menurunkan produktivitas kerja (Kemenkes,

2019).

Sekitar 35 % penduduk Indonesia tinggal di daerah berisiko malaria

dan dilaporkan sebanyak 38 ribu orang meninggal setiap tahunnya karena

malaria berat (Kemenkes, 2016). Kasus malaria di Indonesia sepanjang tahun

2018 berjumlah 180.205, dan untuk di Provinsi Papua Barat sendiri terdapat

7450 kasus (Ditjen P2P, Kemenkes RI 2019). Sedangkan kasus di Kabupaten

Sorong Selatan berjumlah 56 kasus dengan API 1,19% dan di Puskesmas

Moswaren terdapat 43 kasus dengan API 18,34% atau 76,7% dari jumlah

total kasus (Data Dinkes Sorsel 2018). Sepanjang tahun 2019 Puskesmas

Moswaren sudah mendapat 38 kasus baru dengan Annual Parasite Incident


API 16,21 % terhitung sampai bulan desember, yang berarti kasus malaria

masih sangat tinggi (Puskesmas Moswaren 2019).

Berdasarkan hal diatas maka kelompok tertarik untuk memberikan

penyuluhan pada seluruh Pasien dengan gejala malaria di Puskesmas

Moswaren tentang malaria. Dengan harapan setelah dilakukan penyuluhan

ini, masyarakat mengetahui tentang penyakit malaria dan mampu melakukan

penanganan pertama jika ada anggota keluarga menderita malaria serta mau

memodifikasi diri, keluarga dan lingkungannya dalam mewujudkan hidup

sehat, bersih dan terhindar dari penyakit malaria

B. Tujuan

1. Tujuan Istruksional Umum

Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan keluarga klien dapat

mengetahui tentang cara pencegahan dan penanganana penyakit malaria.

2. Tujuan instruksional Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan keluarga klien mampu :

a. Menjelaskan Pengertian malaria

b. Menjelaskan penyebab malaria

c. Menjelaskan tanda dan gejala malaria

d. Menjelaskan pencegahan malaria

e. Menjelaskan Penatalaksaan malaria

C. Pelaksanaan Kegiatan

1. Materi (Terlampir)

a. Pengertian Malaria
b. Penyebab Malaria

c. Tanda dan Gejala Malaria

d. Penatalaksanaan Malaria

2. Sasaran / Target

Sasaran : Seluruh pasien dan Keluarga Pasien Puskesmas Moswaren

Target : Pasien dan Keluarga Pasien yang menderita penyakit malaria.

3. Metode

Ceramah, diskusi, tanya jawab

4. Media dan Alat

Leaflet, video (https://www.youtube.com/watch?v=tRgeh6t5RDQ),

laptop dan speaker.

5. Waktu dan Tempat

Hari /Tanggal : Maret, 2020

Jam : 9.00 - 12.00 WIT

Tempat : Ruang tunggu Puskesmas Moswaren

6. Pengorganisasian

Moderator :

Notulen :

Pemateri : Eko Hardianto


7. Pengaturan Tempat

Masyarakat Pemateri

D. Proses Penyuluhan

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1. 1 menit Pembukaan :

✓ Memberi salam Menjawab salam

Mendengarkan

✓ Menjelaskan tujuan pembelajaran dan

memperhatikan

2. 10 menit Pelaksanaan :

Menjelaskan materi penyuluhan Menyimak dan

secara berurutan dan teratur mendengarkan

Materi :

✓ Pengertian malaria

✓ penyebab malaria

✓ tanda dan gejala malaria


✓ pencegahan malaria, Penatalaksaan

malaria

3. 3 menit Evaluasi :

Meminta kepada peserta untuk Bertanya dan

menjelaskan kembali atau menjawab

menyebutkan : pertanyaan

✓ Pengertian malaria

✓ penyebab malaria

✓ tanda dan gejala malaria

✓ pencegahan malaria

✓ Penatalaksaan malaria

4. 1 menit Penutup :

✓ Mengucapkan terima kasih dan Menjawab

mengucapkan salam salam

E. Evaluasi

1. Prosedur dilakukan : Evaluasi dilakukan setelah penyuluhan

2. Waktu : 15 menit

3. Jumlah Soal : 10 soal

4. Jenis Soal : Pilihan ganda

5. Cara Menjawab : Silang / Centang


F. Lampiran materi

MALARIA

1. Pengertian Malaria

Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit

plasmodium yang dapat ditandai dengan antara lain demam menggigil,

anemia dan hepatosplenomegali. Penyakit ini secara alami ditularkan

melalui gigitan nyamuk anopheles betina yang terinfeksi plasmodium.

2. Penyebab dan Jenis Malaria

Penyebab malaria adalah dari genus plasmodium. Penyebab

malaria di Indonesia sampai saat ini digolongkan menjadi lima

plasmodium, yaitu :

a. Malaria Tropika : disebabkan oleh Plasmodium falcifarum

b. Malaria Tertiana : disebabkan oleh Plasmodium vivax

c. Malaria Quartana : disebabkan oleh Plasmodium malariae

d. Malaria Ovale : disebabkan oleh Plasmodium ovale

e. Malaria Knowlesi : disebabkan oleh Plasmodium Knowlesi

3. Masa Inkubasi

Masa inkubasi dapat dibedakan berdasarkan Penyebabnya :

a. Plasmodium falcifarum antara 12 hari.

b. Plasmodium vivax antara 13-17 hari.

c. Plasmodium ovale antara 13-17 hari.

d. Plasmodium malariae antara 28-30 hari.


4. Tanda dan Gejala Malaria

a. Demam tinggi 37,5° C hingga 40° C yang berkala dan biasanya

disertai sakit kepala

b. Pucat karena kurang darah

c. Badan terasa lemah

d. Nafsu makan menurun

e. Mual-mual kadang disertai muntah

f. Dalam keadaan menahun, gejala di atas disertai pembesaran limpa

g. Pada malaria berat, gejala diatas disertai kejang-kejang dan

penurunan kesadaran hingga koma

h. Pada anak-anak, makin muda usia makin tidak terlihat gejalanya.

Tapi yang menonjol adalah diare (mencret dan pucat karena kurang

darah (anemia)

5. Cara-cara Pencegahan Malaria

a. Menghindari/mengurangi gigitan nyamuk

• Tidur pakai kelambu

• Malam hari berada di dalam rumah

• Mengobati badan dengan obat anti nyamuk

• Memakai obat nyamuk bakar atau elektrik

• Pasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi

b. Membersihkan tempat-tempat istirahat nyamuk den memberantas

sarang nyamuk

• Membersihkan rumput dan semak-semak di tepi saluran air


• Melipat kain (baju) yang bergelantungan

• Mengusahakan keadaan didalam rumah tidak ada tempat yang

gelap dan lembab

• Mengalirkan air yang menggenang

• Menimbun dengan tanah/pasir semua genangan di sekitar rumah

• Menjauhkan kandang ternak dari pemukiman penduduk

c. Membunuh nyamuk dewasa dengan menggunakan racun serangga

seperti obat nyamuk bakar, semprot, elektrik dan indoor residual

sparying (IRS) serta fogging.

d. Membunuh jentik-jentik nyamuk dengan menyebarkan ikan

pemakan jentik

• Ikan kepala timah

• Ikan mujair

6. Bahaya Penyakit Malaria

a. Anemia (kekurangan darah) karena sel-sel darah merah banyak yang

hancur, dirusak atau dimakan oleh parasit

b. Pada ibu hamil, penyakit malaria dapat menyebabkan gangguan pada

janin

c. Pembuluh darah otak penderita dapat tersumbat sehingga menjadi gila

atau meninggal.

G. Penatalaksanaan Malaria

Pengobatan malaria yang dianjurkan saat ini dengan pemberian Artesunate

Combination Therapy (ACT). Pemberian kombinasi ini untuk meningkatkan


efektifitas dan mencegah resistensi. Malaria tanpa komplikasi diobati dengan

pemberian ACT secara oral. Malaria berat diobati dengan injeksi Artesunat

dilanjutkan dengan ACT oral. Disamping itu diberikan primakuin sebagai

gametosidal dan hipnozoidal. ACT yang dipakai adalah Dihidroartemisinin -

Piperakuin (DHP) (Depkes RI, 2019)


Lampiran 5

MALARIA “MALARIA DAPAT


PENGERTIAN, MEMBUNUH,
PENCEGAHAN, NYAMUK
DAN ANOPHELES
PENGOBATAN PELAKUNYA”

APA ITU MALARIA TERDIRI DARI


MALARIA? 1.MALARIA TERSIANA
2.MALARIA TROPIKA
3.MALARIA OVALE
Malaria adalah penyakit
4.MALARIA KUARTANA
infeksi yang disebabkan oleh
5. MALARIA KNOWLESI
parasit Plasmodium yang
hidup dan berkembang biak
TANDA DAN GEJALA UMUM
dalam sel darah merah
PENYAKIT MALARIA
manusia, ditularkan oleh
nyamuk malaria 1. DEMAM
Disusun Oleh (Anopheles) betina .
2.PEGAL/LINU
Eko Hardianto
201814201142B
3.MENGGIGIL
YAYASAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT PAPUA (YPMP)
SEKOLAH TINGGI ILMU
4.MUAL/MUNTAH
KESEHATAN (STIKES) PAPUA
PROGRAM STUDI ILMU
KEPERAWATAN
SORONG
2020
Lampiran 5

MENUTUP, MENGUBUR DAN KUNJUNGI PUSAT PELAYANAN


KESEHATAN TERDEKAT APABILA
MENGURAS ADALAH TINDAKAN ANDA MENGALAMI GEJALA MALARIA

HINDARI GIGITAN NYAMUK,


TERUTAMA SAAT MENJELANG
MALAM HARI
DHP(PIPERAKUIN), KINA,

PRIMAKUIN, MERUPAKAN OBAT

MALARIA YANG BIASA DI JUMPAI

DI PUSKESMAS ATAU KLINIK

PENCEGAHAN MALARIA

MEMAKAI KELAMBU AGAR


Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9

Master Tabel

Kode Jenis Pendidikan Halaman Nilai Pengetahuan Nilai Pengetahuan


Nama Inisial Umur Pekerjaan
Umur Kelamin Terakhir sekitar Pretest pre test Posttest Post test

fe 34 2 1 3 2 1 5 1 9 2
ee 42 3 1 4 1 2 6 1 9 2
ht 32 2 1 2 3 3 6 1 7 2
wr 25 2 1 3 3 3 6 1 8 2
gr 22 1 1 3 3 1 6 1 9 2
ht 61 5 1 3 3 2 7 2 10 2
re 33 2 2 4 8 4 6 1 9 2
yy 42 3 2 5 1 1 8 2 10 2
tb 46 4 2 4 1 1 7 2 9 2
mb 47 4 2 3 2 1 7 2 10 2
pc 28 2 1 5 5 4 8 2 10 2
jy 27 2 2 4 1 4 7 2 10 2
es 36 3 2 5 1 4 10 2 10 2
ra 23 1 1 4 1 2 8 2 10 2
yt 40 3 2 2 8 1 6 1 7 2
JK 45 4 1 2 2 1 6 1 7 2
ha 33 2 1 3 2 1 5 1 7 2
cw 16 1 1 1 2 1 5 1 7 2
er 34 2 1 2 4 3 7 2 7 2
Lampiran 9

rm 35 3 2 3 8 1 7 2 7 2
sb 34 2 1 3 4 3 7 2 7 2
ss 34 2 1 5 1 1 8 2 9 2
re 37 3 2 2 3 1 7 2 7 2
ts 65 6 1 1 3 3 6 1 7 2
bf 45 4 1 3 4 3 8 2 8 2
r 50 4 2 3 4 1 7 2 7 2
cc 34 2 2 4 1 4 8 2 10 2
tb 42 3 1 2 4 1 5 1 8 2
aa 36 3 1 3 2 1 7 2 7 2
nq 35 3 1 3 3 4 6 1 7 2
ap 24 1 1 3 3 1 5 1 9 2
ak 30 2 1 5 1 1 10 2 10 2
da 27 2 1 5 1 1 8 2 10 2
ss 37 3 1 3 3 3 7 2 9 2
ba 18 1 1 2 2 1 8 2 9 2
rda 27 2 1 3 2 1 9 2 9 2
adh 38 3 2 1 8 3 5 1 7 2
nt 72 6 1 1 4 1 8 2 8 2
hy 56 5 2 2 3 2 4 1 7 2
apw 31 2 1 3 5 3 6 1 9 2
nr 18 1 2 3 7 4 10 2 10 2
ccs 23 1 1 3 2 4 7 2 10 2
br 54 4 1 3 3 2 6 1 7 2
akw 15 1 2 2 6 1 8 2 9 2
Lampiran 9

mr 25 2 2 3 8 1 7 2 9 2
mba 27 2 2 1 3 2 6 1 8 2
sst 19 1 2 3 6 1 5 1 7 2
wr 23 2 1 3 2 1 7 2 7 2
bra 24 1 1 3 2 1 7 2 7 2
tte 18 1 1 2 2 1 4 1 7 2
gy 18 1 1 2 2 1 6 1 9 2
aaz 36 3 1 5 3 2 7 2 10 2
rpg 34 2 1 3 4 1 6 1 8 2
wd 27 2 2 3 8 2 6 1 9 2
fc 29 2 1 3 5 2 8 2 10 2
da 41 3 1 2 3 2 10 2 10 2
ni 33 2 2 5 8 3 8 2 9 2
as 36 3 2 5 8 3 6 1 9 2
sgt 44 3 1 3 4 1 8 2 8 2
db 35 3 1 3 2 1 8 2 9 2
pc 16 1 1 1 2 1 5 1 9 2
ran 24 1 1 3 4 1 7 2 9 2
csb 28 2 2 3 1 2 6 1 9 2
as 32 2 2 3 8 2 6 1 8 2
stm 35 3 2 3 8 3 10 2 10 2
rz 40 3 1 3 2 3 7 2 7 2
ers 26 2 1 3 2 1 6 1 7 2
fst 38 3 1 5 1 1 8 2 8 2
mma 37 3 1 5 5 3 9 2 9 2
Lampiran 9

yh 28 2 1 3 2 1 5 1 10 2
ys 25 2 1 2 2 1 6 1 8 2
kqw 35 3 1 4 1 3 6 1 10 2
ast 42 3 2 3 3 3 5 1 8 2
rgn 55 5 2 3 4 1 7 2 9 2
et 24 1 1 3 2 1 6 1 7 2
bf 29 2 2 3 3 3 8 2 9 2
fh 46 4 2 3 8 2 9 2 9 2
ask 48 4 2 1 8 2 7 2 7 2
pp 65 6 2 2 4 1 8 2 8 2
aza 15 1 1 1 6 3 9 2 10 2
rzs 23 1 2 2 3 1 8 2 8 2
mtd 22 1 2 2 3 1 7 2 7 2
ak 33 2 1 3 3 4 6 1 7 2
rm 47 4 1 3 2 1 7 2 7 2
oos 50 4 1 3 4 1 6 1 9 2
ajs 28 2 1 3 2 1 5 1 7 2
dai 35 3 2 5 8 2 7 2 9 2
nns 17 1 1 2 7 1 6 1 8 2
put 20 1 1 2 2 1 7 2 7 2
rex 40 3 1 3 4 3 6 1 9 2
jd 25 2 2 3 8 1 7 2 9 2
Keterangan :

Jenis Kelamin : 1. Pria 2. Wanita

Pendidikan Terakhir : 1. Tamat SD 2. Tamat SMP 3. Tamat SMA 4. D-III 5. D-IV/ S1

Pekerjaan : 1. ASN/Swasta 2. Perambah Hutan 3. Pedagang 4. Petani 5. TNI/POLRI 6. Pelajar

7. Tak Bekerja 8. Ibu Rumah Tangga

Halaman Rumah : 1. Semak Belukar 2. Got / Parit 3. Rawa-rawa 4. Halaman Bersih

Umur : 1. 15-24 2. 25-34 3. 35-44 4. 45-54 5. 55-64 6. 65 >

Pengetahuan : 1. Kurang 2. Baik


Lampiran 10

OUTPUT UJI SPSS

FREQUENCIES VARIABLES=umur jeniskelamin pendidikan Pekerjaaan

halaman pretest posttest

/ORDER=ANALYSIS.

Notes
Output Created 14-MAY-2020 23:07:00
Comments

Input Data D:\KULIAH\SKRIPSI


EKO\New\tabulasi data.sav
Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working
91
Data File
Missing Value Definition of Missing User-defined missing values are
Handling treated as missing.
Cases Used Statistics are based on all cases
with valid data.
Syntax FREQUENCIES
VARIABLES=umur
jeniskelamin pendidikan
Pekerjaaan halaman pretest
posttest
/ORDER=ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:00,00
Elapsed Time 00:00:00,01
Statistics
jenis pendidika pekerj halaman
umur kelamin n terkahir aan sekitar
N Valid 91 91 91 91 91
Missi
0 0 0 0 0
ng

Statistics

hasil pre test hasil post test


N Valid 91 91
Missing 0 0

Frequency Table

Umur
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 15-24 11 12,1 12,1 12,1
25-34 26 28,6 28,6 40,7
35-44 30 33,0 33,0 73,6
45-54 17 18,7 18,7 92,3
55-64 3 3,3 3,3 95,6
65 ke atas 4 4,4 4,4 100,0
Total 91 100,0 100,0

jenis kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid laki-laki 57 62,6 62,6 62,6
perempuan 34 37,4 37,4 100,0
Total 91 100,0 100,0

pendidikan terkahir
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid tamat SD 8 8,8 8,8 8,8
tamat SMP 18 19,8 19,8 28,6
tamat
46 50,5 50,5 79,1
SMA/SLTA
D III 7 7,7 7,7 86,8
d IV / S I 12 13,2 13,2 100,0
Total 91 100,0 100,0

pekerjaan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid ASN/Swasta 13 14,3 14,3 14,3
Perambah Hutan 23 25,3 25,3 39,6
Pedagang 19 20,9 20,9 60,4
Petani 13 14,3 14,3 74,7
TN/POLRI 4 4,4 4,4 79,1
Pelajar 3 3,3 3,3 82,4
Tak Bekerja 2 2,2 2,2 84,6
Ibu rumah
14 15,4 15,4 100,0
Tangga
Total 91 100,0 100,0
halaman sekitar
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid semak belukar 48 52,7 52,7 52,7
got 15 16,5 16,5 69,2
genangan air 19 20,9 20,9 90,1
Halaman
9 9,9 9,9 100,0
Bersih
Total 91 100,0 100,0

hasil pre test


Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Kurang 39 42,9 42,9 42,9
Baik 52 57,1 57,1 100,0
Total 91 100,0 100,0

hasil post test


Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Baik 91 100,0 100,0 100,0

NPAR TESTS

/WILCOXON=pretest WITH posttest (PAIRED)

/MISSING ANALYSIS.
NPar Tests

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks
Mean Sum of
N Rank Ranks
hasil post test - hasil Negative
0a ,00 ,00
pre test Ranks
Positive Ranks 39b 20,00 780,00
Ties 52c
Total 91

a. hasil post test < hasil pre test


b. hasil post test > hasil pre test
c. hasil post test = hasil pre test

Test Statisticsa
hasil post test
- hasil pre
test
Z -6,245b
Asymp. Sig. (2-
,000
tailed)

a. Wilcoxon Signed Ranks Test


b. Based on negative ranks.
Lampiran 11

Dokumentasi
Lampiran 11

Anda mungkin juga menyukai