TESIS
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Magister
Program Studi
Kesehatan Masyarakat
kepada
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
iii
iv
hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis
ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.
Yang menyatakan,
PRAKATA
Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Hasanuddin.
Tesis ini saya persembahkan kepada kedua orang tua saya Drs.
Hasiu dan Siti Salmawati, S.Pd atas dukungan, nasihat, kasih sayang
2 saya Bapak Dr. dr. Arifin Seweng, MPH, di tengah kesibukan mereka
mengucapkan terima kasih kepada tim penguji, yaitu Bapak Prof. Dr.
Amran Razak, SE., MS., Bapak Dr. Darmawansyah dan Bapak Anwar
Mallongi, SKM, M.Sc, Ph.D atas kesediannya menjadi penguji yang telah
vi
tesis ini.
kepada:
1. Rektor Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA.
2. Dekan Sekolah Pascasarjana, Bapak Prof. Dr. Muhammad Ali, SE., MS.
6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen dan Staf bagian Administrasi dan
Universitas Hasanuddin.
Akhirnya, penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
PRAKATA v
ABSTRAK viii
ABSTRACT ix
DAFTAR ISI xii
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xv
DAFTAR LAMPIRAN xvi
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH xvii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 9
C. Tujuan Penelitian 10
D. Manfaat Penelitian 10
B. Hasil Penelitian 73
C. Pembahasan 114
DAFTAR TABEL
6. Definisi operasional 56
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2015).
(Adisasmito, 2008).
(Rosidin, 2015).
Kabupaten Buton Selatan adalah 79.558 jiwa. Saat ini di Kabupaten Buton
berdasarkan laporan bidan desa tahun 2015 sebesar 297 per 100.000
pada tahun 2015 yakni 102 per 100.000 kelahiran hidup, maka AKI
Selatan, 2015).
orang, yang terdiri 168 orang PNS, 46 orang PTT yang tersebar di 8
Buton Selatan hanya terdapat 3 dokter umum (2 PNS dan 1 PTT) yang
3,77/ 100.000, yang berarti 1 dokter melayani 26. 519 penduduk. Jumlah
ini masih sangat rendah jika dibandingkan dengan rasio nasional (43
dokter umum per 100.000 penduduk) dan Sulawesi Tenggara (18 umum
per 100.000 penduduk) dari target 41 dokter umum per 100.000 penduduk
2015).
terjadi pada tenaga kesehatan lain. Target nasional rasio bidan per jumlah
penduduk adalah 104 per 100.000 penduduk, sedangkan saat ini rasio
bidan di Kabupaten Buton Selatan berada pada angka 86,7 bidan per
7
100.000 penduduk. Begitu pula dengan tenaga perawat berada pada rasio
55,3 per 100.000 penduduk, lebih rendah dari target nasional yaitu 162,4
terutama dokter dan perawat dan distribusinya yang tidak merata pada
karena kurang lengkapnya data yang tersedia dan data yang ada tidak
SDMK.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
2. Manfaat teoritis
b. Sebagai bahan kajian dan sumber informasi bagi peneliti lain yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
“auto” berarti sendiri dan “nomy” sama artinya dengan “nomos” yang
sendiri. Sementara itu, pengertian lain tentang otonomi ialah sebagai hak
mengatur dan memerintah diri sendiri atas insiatif dan kemauan sendiri.
daerah otonom sudah dikenal sejak awal berdirinya Republik ini. Selama
perubahan signifikan.
calon kabupaten/kota
kabupaten/kota
14
kabupaten/kota
e. Rekomendasi Menteri
2004).
Daerah, 2004).
1. Pengertian SKN
Nasional 2012).
15
2. Tujuan SKN
3. Subsistem SKN
manusia kesehatan.
1. Pengertian Puskesmas
2. Tujuan Puskesmas
tenaga non kesehatan. Jenis dan jumlah tenaga kesehatan dan tenaga
atau dokter layanan primer, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan
4. Kategori Puskesmas
2014).
20
menjadi:
pasar radius 2 km, memiliki rumah sakit radius kurang dari 5 km,
perkotaan.
2. Memiliki fasilitas antara lain sekolah radius lebih dari 2,5 km,
pasar dan perkotaan radius lebih dari 2 km, rumah sakit radius
lebih dari 5 km, tidak memiliki fasilitas berupa bioskop atau hotel.
tidak stabil.
menjadi :
persalinan normal.
yang bertanggung jawab, memiliki etik dan moral tinggi, keahlian, dan
2015).
Kesehatan, 2014).
dalam :
23
1. Tenaga medis
medis terdiri atas dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dan dokter gigi
spesialis.
3. Tenaga keperawatan
perawat.
4. Tenaga kebidanan
5. Tenaga kefarmasian
8. Tenaga gizi
dan akupunktur.
prostetik.
25
Nasional 2012).
SDMK sebagai salah satu dari tujuh subsistem dalam SKN tahun
oleh Oktarina and Sugiharto (2010), jumlah tenaga kesehatan yang ada
terpencil perbatasan dan kepulauan masih belum merata. Oleh karena itu,
SDM yang efektif akan berpengaruh kuat terhadap kualitas pelayanan dan
(SDMK)
yang tepat, akan tersedia pada saat mereka dibutuhkan. George Milkovich
Kesehatan, 2015).
rencana kebutuhan SDMK yang tepat meliputi jenis, jumlah, dan kualifikasi
lain:
oleh setiap jenis SDMK pada tiap fasilitas kesehatan (Faskes) sesuai
kekurangan
bersangkutan.
per minggu, baik untuk yang 5 (lima) hari kerja ataupun yang 6 (enam)
ditentukan oleh kebijakan Pemerintah yakni 5 hari atau 6 hari kerja per
minggu, sehingga dalam 1 tahun maka jumlah hari kerja 260 hari (5 x
Kerja Tersedia) sebesar 1200 (seribu dua ratus) jam atau 72.000
tugas pokok dan uraian tugas hasil analisis jabatan institusi atau
Komponen beban kerja adalah jenis tugas dan uraian tugas yang
tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan. Norma Waktu adalah
diperoleh data rata-rata waktu yang cukup akurat dan dapat dijadikan
selama 1 tahun untuk tiap jenis SDMK. SBK untuk suatu kegiatan
SBK:
( )
( )
kegiatan per satuan waktu (per hari atau per minggu atau per bulan
( )
Jumlah
Jumlah Kesenjangan
SDMK
No Jenis SDMK SDMK SDMK Keadaan
yang
saat ini (6)=(4)-(5)
seharusnya
(1) (2) (4) (5) (6) (7)
1 Dokter Umum Sesuai/kurang/lebih
2 Perawat Sesuai/kurang/lebih
3 Bidan Sesuai/kurang/lebih
Puskesmas “A” Sesuai/kurang/lebih
Jumlah
Jumlah Bidan
Kesenjangan
No Jenis SDMK Bidan yang Keadaan
(6)=(4)-(5)
saat ini seharus
nya
(1) (2) (4) (5) (6) (7)
1 A Sesuai/kurang/lebih
2 B Sesuai/kurang/lebih
3 C Sesuai/kurang/lebih
Kabupaten “X” Sesuai/kurang/lebih
35
Kesehatan, 2015).
antara lain data institusi dan fasilitas pelayanan kesehatan (rumah sakit
dan jumlah SDMK yang ada (tahun terakhir), Informasi klasifikasi Fasilitas
jumlah SDMK yang ada saat ini dengan standar tenaga puskesmas
tentang puskesmas.
36
Puskesmas
Puskesmas Puskesmas Kawasan
Kawasan Kawasan Terpencil dan
Perkotaan Pedesaan Sangat
No Jenis Tenaga
Terpencil
Non Non Non
Rawat Rawat Rawat
Rawat Rawat Rawat
Inap Inap Inap
Inap Inap Inap
1 Dokter atau 1 2 1 2 1 2
dokter
layanan
primer
2 Dokter gigi 1 1 1 1 1 1
3 Perawat 5 8 5 8 5 8
4 Bidan 4 7 4 7 4 7
5 Tenaga 2 2 1 1 1 1
Kesehatan
Masyarakat
6 Tenaga 1 1 1 1 1 1
Kesehatan
lingkungan
7 Ahli teknologi 1 1 1 1 1 1
laboratorium
medik
8 Tenaga gizi 1 2 1 2 1 2
9 Tenaga 1 2 1 1 1 1
Kefarmasian
10 Tenaga 3 3 2 2 2 2
administrasi
11 Pekarya 2 2 1 1 1 1
Jumlah 22 31 19 27 19 27
Sumber : Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat 2014)
digunakan dalam metode ratio Penduduk antara lain data nama wilayah
provinsi dan jumlah penduduk per kab/kota setiap provinsi) sesuai jenjang
meninggal dan yang tidak mampu bekerja karena sakit, keluar, cuti besar,
dan dipecat) menurut jenis dan jumlahnya tenaga kesehatan masuk dan
administrasi pemerintahan).
F. Sintesa Penelitian
beban kerja petugas agar observasi dan jumlah petugas assembling dengan
didapatkan tenaga yang wawancara dengan standar beban kerja sebanyak 27.669,76
berkualitas sesuai dengan pendekatan cross menit dibutuhkan sebanyak 4 petugas,
kebutuhan. sectional. petugas koding BPJS Rawat Jalan
dengan standar beban kerja sebanyak
47.506,73 menit dibutuhkan sebanyak 4
petugas, petugas koding BPJS Rawat
Inap dengan standar beban kerja
sebanyak 22.542,7 menit dibutuhkan
sebanyak 3 petugas, petugas filing
dengan standar beban kerja 15.534,73
menit dibutuhkan sebanyak 9 petugas,
dan petugas analising/ reporting dengan
standar beban kerja 613 menit
dibutuhkan sebanyak 2 petugas.
8 Justam Untuk mengetahui dampak Metode yang digunakan Dari hasil analisis kualitatif diketahui tidak
(2015) pemekaran daerah terhadap dalam penelitian ini adanya pola yang jelas (ajeg) yang dapat
kinerja pembangunan adalah metode membedakan kapasitas system
kesehatan dan sistem kombinasi (mixed kesehatan antara kabupaten DOB dan
kesehatan antara tahun methods) yang Non-DOB. Demikian juga terdapat variasi
2007 dan tahun 2013. menggabungkan daerah dengan kinerja baik dan kinerja
penelitian tidak/kurang baik masing-masing terjadi
kuantitatif dan penelitian baik di kabupaten
kualitatif. DOB maupun di kabupaten Non-DOB.
Kinerja yang baik ternyata ditunjukkan
bila terdapat komitmen yang kuat kepala
daerah terhadap kesehatan, mempunyai
visi jangka panjang, leadership dan latar
44
13 Herman and Untuk mengetahui kebijakan Merupakan penelitian Kebijakan penempatan tenaga kesehatan
Hasanbasri penempatan tenaga deskriptif, dengan belum dapat mengatasi kekurangan
(2008) kesehatan di puskesmas metode tenaga di puskesmas sangat terpencil.
sangat terpencil Kabupaten kualitatif untuk Tidak adanya insentif dan ketidakjelasan
Buton mengevaluasi kebijakan pengembangan karir dan penghargaan
penempatan tenaga bagi mereka merupakan penyebab
kesehatan di tenaga tidak retensi, sehingga di
puskesmas sangat puskesmas sangat terpencil kekurangan
terpencil di Kabupaten tenaga
Buton.
14 Nurrahmah et Untuk mengetahui jumlah Penelitian deskriptif Hasil penelitian menunjukkan waktu kerja
al. (2016) dokter umum yang kuantitatif dengan tersedia bagi dokter umum di Poli Umum
dibutuhkan berdasarkan pendekatan RSUD Kota Kendari adalah sebesar 251
beban kerja dengan observasional. hari pertahun atau sama dengan 1.506
46
(2015) untuk mengetahui beban ini adalah deskriptif lebih obyektif untuk perencanaan
kerja, kebutuhan tenaga cross-sectional yang kebutuhan tenaga dokter umum daripada
dokter umum, serta dilaksanakan metode rasio. Hasil penelitian ini
distribusinya di puskesmas di puskesmas se-Kota diharapkan sebagai masukan khususnya
se- Kota Denpasar terhadap kepada
Denpasar. semua tenaga dokter Dinas Kesehatan Kota Denpasar dalam
umum fungsional. perencanaan tenaga kesehatan
Data kuantitatif yang khususnya
diperlukan didapat dari dokter umum di puskesmas.
hasil wawancara dan
observasi
langsung aktifitas
kegiatan dari masing-
masing dokter umum
serta data sekunder.
Analisis data kuantitatif
dilakukan dengan
menggunakan software
WISN English
Version 1.1.132.0.
18 DeFreese Untuk meneliti efek Penelitian cross- Interaksi sosial dan penanda stres dan
and Mihalik potensial dari interaksi sectional. Pengaturan: beban kerja harus dipertimbangkan ketika
(2016) sosial pada hubungan Berpartisipasi ATS mencari untuk memahami pengalaman
antara (1) kejenuhan dan menyelesaikan survei ATS 'dengan burnout dan merancang
stres yang dirasakan dan (2) berbasis komputer intervensi tempat kerja.
burnout dan beban kerja selama musim olahraga
ketidaksesuaian di ATS. musim gugur.
19 Ernawati, Untuk menganalisi Penelitian ini Kebutuhan tenaga perawat berdasarkan
49
Nursalam, kebutuhan riil tenaga merupakan penelitian workload indicator staff need (WISN) di
and Djuari perawat dengan metode analitik observasional Medikal Bedah Rumah Sakit Umum
(2011) WISN di ruang medikal dengan menggunakan Negara Bali adalah 54 orang
bedah Rumah Sakit Umum metode pendekatan perawat,tenaga yang ada sebanyak 24
Negara Bali Time and Motion Study orang sehingga kekurangan 30 orang
yang bertujuan untuk perawat.
melihat aktivitas atau
Kegiatan secara
menyeluruh dari
perawat pelaksana
dalam rangka
menganalisis beban
kerja perawat pelaksana
untuk merencanakan
jumlah kebutuhan
tenaga perawat
20 Ly, Kouanda, Tujuan dari penelitian ini Penelitian ini dilakukan Penelitian ini menunjukkan kekurangan
and Ridde adalah untuk mengukur di tiga pusat kesehatan perawat dan bidan di dua fasilitas
(2014) kapasitas layanan bersalin rujukan (CMAS, Chrs, kesehatan di Ouagadougou, yang
rumah sakit rujukan 'untuk dan Chus). The CHU menegaskan bahwa ada permintaan
mengatasi permintaan untuk Yalgado Ouédraogo yang cukup besar. Pada Kaya CHR, ada
pelayanan kesehatan (tingkat tersier) dan cukup saat ini staf untuk menangani
setelah pelaksanaan CMA di Sektor 30 beban kerja di bangsal bersalin, yang
kebijakan ini. (tingkat dasar) terpilih mungkin menunjukkan kebutuhan untuk
sebagai fasilitas memperluas analisis untuk fasilitas
kesehatan di ibukota, kesehatan lainnya untuk menentukan
bersama dengan Kaya apakah redistribusi sumber daya
CHR (tingkat kesehatan manusia dibenarkan.
50
25 Harijanto, untuk menghitung Metode yang digunakan Dari penghitungan WISN terhadap 19
Moestopo, kebutuhan tenaga kerja adalah Workload sub-divisi dihasilkan kebutuhan
and NI (2014) berdasarkan beban kerja. Indicators of Staffing tenaga berdasarkan beban kerja tahun
Need 2012 sebesar 158 orang dan saat ini
(WISN). Metode ini terdapat 199 orang, sehingga terdapat
membandingkan kondisi kelebihan 41 orang. Rasio WISN yang
ketenagaan riil dengan dihasilkan sebesar 1,26 menunjukkan
hasil penghitungan terjadi kelebihan tenaga lebih dari 25%
WISN dari
kebutuhan yang ada. Kelebihan tenaga
kerja dari penghitungan WISN
dikarenakan rendahnya kegiatan di
beberapa unit
pelayanan. Penyebab yang lain karena
ada unit pelayanan dan unit penunjang
yang dibuka 24 jam tujuh hari per
mingguuntuk memberikan keunggulan
pelayanan kepada pasien.
26 Amini (2014) untuk untuk menganalisis Jenis penelitian adalah Hasil penelitian menggunakan metode
jumlah optimal sumber deskriptif menggunakan WISN menunjukkan bahwa jumlah
daya manusia tenaga metode Workload perawat di unit rawat yang ada secara
keperawatan pada unit Indicators of Staff keseluruhan masih kurang dari
rawat inap Rumah Sakit Need (WISN) kebutuhan
Bangkatan. sebanyak 10 orang, sedangkan jumlah
bidan sudah berlebih 2 dari kebutuhan.
54
G. KERANGKA TEORI
Sistem Kesehatan
Perencanaan Pendidikan
- Jumlah Manajemen
- Kualifikasi
Sumber
Distribusi Perlindungan
Hukum pembiayaan
H. Definisi Operasional