Disusun Oleh :
Fazar Sodik (1415201019)
Rohilatul Hawa (1415201063)
2
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan transplantasi?
2. Apa macam-macam transplantasi organ?
3. Bagaimanakah transplantasi Organ yang di Perbolehkan?
4. Bagaimanakah transplantasi Organ yang tidak diperbolehkan?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan transplantasi.
2. Untuk mengetahui macam-macam transplantasi organ
3. Untuk mengetahui transplantasi organ yang diperbolehkan.
4. Untuk mengetahui transplantasi organ yang tidak diperbolehkan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Ada 3 (tiga) tipe donor organ tubuh, dan setiap tipe mempunyai
permasalahan sendiri - sendiri, yaitu;
a. Donor dalam keadaan hidup sehat. Tipe ini memerlukan seleksi cermat dan
general check Up, baik terhadap donor maupun terhadap penerima
(resepient), demi menghindari kegagalan transplantasi yang disebabkan
oleh karena penolakan tubuh resepien, dan sekaligus mencegah resiko bagi
donor.
b. Donor dalam hidup koma atau di duga akan meninggal segera. Untuk tipe
ini, pengambilan organ tubuh donor memerlukan alat control dan
penunjang kehidupan, misalnya dengan bantuan alat pernapasan khusus.
Kemudian alat-alat tersebut di cabut setelah pengambilan organ tersebut
selesai.
1
Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah, Kapita Selekta Hukum Islam,Jakarta: Haji Masagung,
1994, H. 86.
4
c. Donor dalam keadaan mati. Tipe ini merupakan tipe yang ideal, sebab
secara medis tinggal menunggu penentuan kapan donor dianggap
meninggal secara medis dan yudiris dan harus diperhatikan pula daya
tahan organ tubuh yang mau di transplantasi.2
2
Masjfuk Zuhdi. “Masail Fiqhiyah”. Jakarta. PT Toko Gunung Agung. 1997. H. 86-87
3
Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah, Kapita Selekta Hukum Islam, 86-87.
4
Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah, Kapita Selekta Hukum Islam, 88.
5
Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat: 195.
Asbab nuzul dari ayat tersebut adalah para sahabat nabi mulai merasa Islam dan umat
Islam telah menang dan kuat. Karena itu mereka ingin melakukan bisnis perdagangan dan
5
Ayat ini mengingatkan manusia agar tidak gegabah dalam
berbuat sesuatu yang dapat berakibat fatal bagi dirinya,
sekalipun mempunyai tujuan kemanusiaan yang luhur.
b. Kaidah hukum Islam
2. Donor dalam keadaan hidup koma atau diduga akan meninggal segera.
sebagainya dengan penuh tenaga guna memperoleh kembali harta benda yang lenyap selama itu
akibat perjuang untuk agama. Maka ayat ini memperingatkan kepada para sahabat agar tergoda
oleh harta sampai lengah dan lupa perjuangan yang mulila , sebab musuh-musuh Islam masih tetap
mencari dan menunggu kelengahan umat Islam agar dengan mudah Islam dapat dihancurkan.
6
Lihat Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1981.
7
Sebagaimana Rumusan Kongres IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Tahun 1985.
6
itu. Apabila melakukan transplantasi organ oleh pendonor yang dalam
keadaan koma atau hampir meninggal, maka Islampun tidak
megizinkan, karena:8
a. Hadits Nabi
Tipe ini merupakan tipe yang ideal, sebab secara medis tinggal
menunggu penentuan kapan donor dianggap meninggal secara medis
dan yuridis, dan harus memperhatikan pula daya tahan organ tubuh
yang mau diambil untuk transplantasi.10
8
Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah, Kapita Selekta Hukum Islam, 89.
9
Hadits Riwayat Malik dari Amar bin Yahya, riwayat Al-Hakim, al-Baihaqi, dan Al-
Daruqutni dari Abi Sa’id Al-Khudri, dan Riwayat Ibnu Majah dari Ibnu Abbas dan ‘Ubadah bin
Al-Shamith.
10
Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah, Kapita Selekta Hukum Islam, 87. Lihat juga referensi
yang lain yaitu, “Donor Tubuh”, Panjit Masyarakat, No 514 Tahun XXVIII, 1 September 1986,
Halaman 14-21.
7
Sampai saat ini transplantasi orgn tubuh yang banyak
dibicarakan dikalangan ilmuwan dan agamawan/rohaniawan adalah
mengenai tiga macam organ tubuh, yaitu mata, ginjal dan jantung. Hal
ini dapat dimaklumi, Karena dari segi struktur anatomis manusia,
ketiga organ tubuh tersebut sangatlah vital bagi kehidupan manusia.
Namun sebagai akibat perkembangan ilmu pengetahuan modern dan
teknologi yang semakin canggih, maka di masa yang akan datang,
transplantasi mungkin juga berhasildilakukan untuk organ-organ
tubuh lainnya, mulai dari mulai dari kaki dan telapaknya sampai
kepalanya, termasuk pula organ tubuh bagian dalam seperti rahim
wanita.
Namun apa yang dicapai oleh teknologi, belum tentu diterima
oleh agama, dan hukum yang hidup di masyarakat. Karena
itu,mengingat transplantasi organ tubuh itu termasuk masalah ijtihadi,
karena tidak terdapat hukumnya secara eksplisit di dalam Al-Quran
dan Sunnah, dan mengingat pula masalah transplantasi itu termasuk
masalah yang cukup kompleks, menyangkut berbagai bidang studi,
maka harusnya masalah ini dianalisis dengan memakai pendekatan
atau metode multi disipliner,misalnya kedokteran, biologi, hukum,
etika, dan agama, agar bisa diperoleh kesimpulan berupa hukumn
ijtihadi (hukum fiqh Islam) yang proporsional dan mendasar.11
11
Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah, Kapita Selekta Hukum Islam, 87. Lihat juga referensi
yang lain yaitu, Masjfuk zuhdi, Inseminasi Buatan Pada Hewan dan Manusia Ditinjau dari
Hukum Islam, Makalah pada Seminar Fakultas Peternakan UNIBRAW, Malang: 2 April 1987,
halaman 1.
12
Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah, Kapita Selekta Hukum Islam, 89. Mengenai keadaan
darurat, baca juga tentang masalah “Sterilisasi dan IUD” yang dirumuskan oleh Abdul Qadir
‘Audah dalam kitabnya Al-Tasyri’ al-Jinani Muqoranan bil Qonun Al-Wadh’I, vol 1, halaman
575.
8
1) Resipien atau penerima sumbangan donor, berada dalam keadaan
darurat, yang mengancam jiwanya, dan ia sudah menempuh
pengobatan secara medis dan non medis, tetapi tidak berhasil.
2) Pencangkokan tidak akan menimbulkan komplikasi penyakit yang
lebih gawat bagi resipien dibandingkan dengan keadaannya
sebelum
13
Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah, Kapita Selekta Hukum Islam, 90-92.
14
Al-Qur’an Surah Al-Maidah ayat 32.
9
Dan bahkan memandangnya sebagai amal perbuatan kemanusiaan
yang tinggi nilanya, karena menolong jiwa sesame manusia atau
membantu berfungsinya kembali organ tubuh sesamanya yang
tidak berfungsi.
3) Hadits Nabi
تداووا عبادهللا فاءن هللا لم يضع داء اال وضع له دواء غير داء واحد الهرم
.الضرر يزال
15
Hadits Riwayat Ahmad bin Hanbal, At-Tirmidzi, Abu Daud, An-Nasa’I, Ibnu Majah,
Ibnu Hibban, dan Al-Hakim dari Usamah bin Syarik.
10
ginjal diperbolehkan karena keadaan darurat. Dan ini berarti,kalau
penyembuhan penyakitnya bisa dilakukan tanpa pencangkokan,
maka pencangkokan organ tubuh tidak diperkenankan.
11
yang baik dan luhur. Melakukan transplantasi dalam keadaan dalam
keadaan koma. Walaupun menurut dokter bahwa si donor itu akan
segera meninggal maka transplantasi tetap haram hukumnya karena
hal itu dapat mempercepat kematiannya dan mendahului kehendak
Allah. Dalam hadis nabi dikatakan: “Tidak boleh membuat madharat
pada diri sendiri dan tidak boleh pula membuat madharat pada orang
lain.”(HR. Ibnu Majah, No.2331)
2. Penjualan Organ Tubuh Sejauh mengenai praktik penjualan organ
tubuh manusia, ulama sepakat bahwa praktik seperti itu hukumnya
haram berdasarkan pertimbangan-pertimbangan berikut16: Seseorang
tidak boleh menjual benda-benda yang bukan miliknya.
Sebuah hadis menyatakan, “Diantara orang-orang yang
akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat adalah mereka yang
menjual manusia merdeka dan memakan hasilnya.” Dengan demikian,
jika seseorang menjual manusia merdeka, maka selamanya si pembeli
tidak memiliki hak apapun atas diri manusia itu, karena sejak awal
hukum transaksi itu sendiri adalah haram. Penjualan organ manusia
bisa mendatangkan penyimpangan, dalam arti bahwa hal tersebut
dapat mengakibatkan diperdagangkannya organ-organ tubuh orang
miskin dipasaran layaknya komoditi lain.
16
Abuddin Nata, Masail Al-Fiqhiyah. Jakarta. Kencana Predana Media Group. 2006.
H.110-111
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa
Transplantasi adalah pemindahan organ tubuh yang mempunyai daya
hidup yang sehat untuk menggantikan organ tubuh yang tidak sehat dan
tidak berfungsi dengan baik, yang apabila diobati dengan prosedur medis
biasa, harapan penderita untuk bertahan hidupnya tidak ada lagi.
Ada 3 (tiga) tipe donor organ tubuh, dan setiap tipe mempunyai
permasalahan sendiri, yaitu: Donor dalam keadaan hidup dan sehat, donor
dalam keadaan hidup koma atau diduga akan meninggal segera, donor
dengan keadaan mati (meninggal dunia).
Syarat di perbolehkannya melakukan transplantasi organ tubuh
Apabila pencangkokan atau transplantasi organ tubuh dari donor yang
telah meninggal secara klinis dan yuridi, maka Islam mengizinkan dengan
syarat: Resipien atau penerima sumbangan donor, berada dalam keadaan
darurat, yang mengancam jiwanya, dan ia sudah menempuh pengobatan
secara medis dan non medis, tetapi tidak berhasil. pencangkokan tidak
akan menimbulkan komplikasi penyakit yang lebih gawat bagi resipien
dibandingkan dengan keadaannya sebelumnya.
Transplantasi organ yang di haramkan adalah Transplantasi organ
tubuh diambil dari orang yang masih dalam keadaan hidup sehat,
Penjualan Organ Tubuh Sejauh mengenai praktik penjualan organ
tubuh manusia, ulama sepakat bahwa praktik seperti itu hukumnya haram.
13
Daftar Pustaka
14