Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA Nn. S 16 TAHUN DENGAN ANEMIA RINGAN DI BPM


BIDAN ELMA AMD.KEB KABUPATEN SUKABUMI

Disusun oleh :

Nama : Septi Nur Aisyiyah

NPM : H522145

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

FAKULTAS KEBIDANAN

INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Asuhan Kebidanan Pada Nn. S
16 Tahun Dengan Anemia Ringan Di Bpm Bidan Elma Amd.Keb Kabupaten
Sukabumi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat hasil pelaksanaan praktik
klinik program studi Pendidikan Profesi Bidan Fakultas Kebidanan Institut Kesehatan
Rajawali.

Dalam penyusunan laporan ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak,
untuk itu tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tonika Tohri, S. Kp., M. Kes selaku Rektor Institut Kesehatan Rajawali.


2. Erni Hernawati, S.S.T., M.M., M.Keb selaku Dekan Fakultas Kebidanan
Institut Kesehatan Rajawali
3. Lia Kamila, S.S.T., M.Keb selaku Penanggung Jawab Program Studi
Pendidikan Profesi Bidan Fakultas Kebidanan Institu Kesehatan Rajawali
4. Pimpinan Tempat praktik
5. Bidan Elma, Amd. Keb selaku pembimbing praktik yang telah membimbing
dan membantu dalam penyusunan laporan selama pelaksanaan praktik klinik
6. Wulan Nurasyriani, S.S.T., M.Keb., AIFQ selaku Dosen Pembimbing yang
telah berkenan memberikan bimbingan dan membantu dalam penyusunan
laporan
7. Nn.S selaku pasien di RSIA Kartini

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat menulis dengan
lebih baik. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat. Aamiin.
November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………….ii

BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………….1

1.1. Latar Belakanng……………………………………………………………….1

1.2. Tujuan ………………………………………………………………………...2

1.3. Manfaat………………………………………………………………………..2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………...3

2.1 Konsep Remaja……………………………………………………………..…3

2.2 Konsep Anemia……………………………………………………………...14

2.3 Manajemen Kebidanan………………………………………………………20

BAB III TINJAUAN KASUS……………………………………………………….26

BAB IV PEMBAHASAN…………………………………………………………...32

BAB V PENUTUP…………………………………………………………………..36

5.1 Kesimpulan………………………………………………………………….36

5.2 Saran…………………………………………………………………………37
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia
terutamanegara berkembang yang diperkirakan 30% penduduk dunia menderita
anemia.Anemia banyak terjadi pada masyarakat terutama pada remaja dan ibu
hamil. Anemia pada remaja putri sampai saat ini masih cukup tinggi,
menurutWorld HealthOrganization(WHO) (2013).
Angka kejadian anemia di Indonesia terbilang masih cukup tinggi.
BerdasarkanRiskesdas 2018, prevalensi anemia pada remaja sebesar 32%,
artinya 3-4 dari 10remaja menderita anemia. Hal tersebut dipengaruhi oleh
kebiasaan asupan gizi yangtidak optimal dan kurangnya aktifitas fisik Remaja
yang sehat merupakan investasi masa depan bangsa. Generasi muda memiliki
peranan penting untuk melanjutkan estafet pembangunan dan perkembangan
bangsa. Di tangan merekalah arah negara ini ditentukan. Untuk itukesehatan
dan status gizi para remaja harus dipersiapkan sejak dini sehingga
prediksiIndonesia mendapatkan bonus demografi pada 2030 mendatang dapat
menghasilkangenerasi penerus bangsa yang produktif, kreatif, dan berdaya
saing. Salah satumasalah kesehatan yang menjadi focus pemerintah adalah
penanggulangan anemia pada remaja putri. (Kementerian Kesehatan, 2021)
Sesuai dengan tujuan pembangunan kesehatan yang tertuang dalam
Nawacita kelima yaitu peningkatan kualitas sumber daya manusia, diperlukan
upaya untuk mewujudkan generasi yang berkualitas melalui keluarga sehat. Hal
ini dapat dimulaidengan menyiapkan remaja yang memiliki status kesehatan
baik, utamanya padaremaja perempuan yang kelak akan hamil dan melahirkan
(kementerian kesehatandan kementerian agama, 2017).
Kementerian Kesehatan telah melakukan berbagai upaya untuk
menurunkan AKIdan AKB melalui pendekatan siklus kehidupan (continuum of
care). Intervensi tidak hanya dilaksanakan pada ibu hamil saja namun harus
dimulai sejak saat sebelumhamil yaitu pada calon pengantin dengan pemberian
Komunikasi Informasi danEdukasi (KIE) dan konseling kesehatan reproduksi
serta pemeriksaan kesehatan bagicalon pengantin oleh tenaga kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah di antaranya
1) Bagaimanakah konsep remaja ?
2) Bagaimanakah pencegahan dan penanganan anemia pada remaja ?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan dari makalah ini, yaitu :
Untuk mengetahui konsep remaja
Untuk mengetahui pencegahan dan penanganan anemia pada remaja

1.4 Manfaat Penulisan


a. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penulisan makalah ini dapat dijadikan acuan untuk
pengembangankeilmuan dimasa yang akan datang terutama pada
pelayanan kebidanan
b. Bagi Penulis
Penulisan makalah yang dilakukan diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan pemahaman mengenai pencegahan dan penanganan
anemia pada remaja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep dasar Teori Remaja
a. Pengertian Remaja
Kata remaja berasal dari bahasa Inggris “teenager” yakni manusia
usia 13-19tahun. Remaja dalam bahasa Latin disebutadolescenceyang
artinya tumbuh atautumbuh untuk mencapai kematangan (Ali, 2009, p.9).
Masa remaja adalah masatransisi yang ditandai oleh adanya perubahan
fisik, emosi dan psikis. MenurutWHO, yang disebut remaja adalah mereka
yang berada pada tahap transisi antaramasa kanak-kanak dan dewasa.
Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12sampai 24 tahun. Menurut
Depkes RI adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belumkawin. Remaja
adalah anak usia 10-24 tahun yang merupakan usia antara masakanak-
kanak dan masa dewasa dan sebagai titik awal proses reproduksi, sehingga
perlu dipersiapkan sejak dini (Romauli, 2009).
Remaja adalah suatu masa ketika individu yang berkembang dari
saat pertamakali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai
saat ia mencapaikematangan seksual (Sarwono, 2006 p.12). Monks, Knoer
dan Haditonomembedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa
pra remaja 10-12tahun, masa remaja awal 12-15 tahun, masa remaja
pertengahan 15-18 tahun,masa remaja akhir 18-21 tahun (Deswita,
2006).Para ahli merumuskan bahwa istilah pubertas digunakan untuk
menyatakan perubahan biologis baik bentuk maupun fisiologis yang terjadi
dengan cepat darimasa kanak-kanak ke masa dewasa, terutama perubahan
alat reproduksi. Sedangkanistilahadolescencelebih ditekankan pada
perubahan psikososial atau kematanganyang menyertai masa pubertas
(Soetjiningsih,2004)
Menurut Kemenkes RI (2018) calon pengantin adalah pasangan
yang akanmelangsungkan pernikahan. Calon pengantin dapat dikatakan
sebagai pasangan yang belummempunyai ikatan, baik secara hukum
Agama atau Negara dan pasangan tersebut berprosesmenuju pernikahan
serta proses memenuhi persyaratan dalam melengkapi data-data
yangdiperlukan untuk pernikahan (Depag Surabaya, 2010). Calon
Pengantin menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan istilah yang
digunakan pada wanita usia subur yang menpunyaikondisi sehat sebelum
hamil agar dapat melahirkan bayi yang normal dan sehat serta
CalonPengantin laki-laki yang akan diperkenalkan dengan permasalahan
kesehatan reproduksidirinya serta pasangan yang akan dinikahinya (KBBI,
2019)
b. Tahapan Remaja
1) Masa Yang Penting
Pada masa ini adanya akibat yang langsung terhadap sikap dan
tingkah laku sertaakibat-akibat jangka panjangnya menjadikan periode
remaja lebih pentingdaripada periode lainnya. Baik akibat langsung
maupun akibat jangka panjangserta pentingnya bagi remaja karena
adanya akibat fisik dan akibat psikologis.
2) Masa Transis
iMerupakan tahap peralihan dari satu tahap perkembangan ke
tahap berikutnya,maksudnya, apa yang telah terjadi sebelumnya akan
membekas pada apa yangterjadi sekarang dan yang akan datang.
3) Masa Perubahan
Selama masa remaja perubahan sikap dan perilaku sejajar
dengan tingkat perubahan fisik.Perubahan yang terjadi pada masa
remaja memang beragam, tetapi ada perubahan yangterjadi pada semua
remaja.
4) Emosi yang tinggi
Perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh
kelompok socialmenimbulkan masalah baru. Perubahan nilai-nilai
sebagai konsekuensi perubahanminat dan pola tingkah laku. Bersikap
ambivalen terhadap setiap perubahan.remajamenghendaki dan
menuntut kebebasan, tetapi sering takut bertanggung jawab
akanresikonya dan meragukan kemampuannya untuk mengatasinya.
5) Masa Bermasalah
Setiap periode memiliki masalah sendiri, masalah masa remaja
termasuk masalahyang sulit diatasi, baik oleh anak laki-laki maupun
anak perempuan karena padamasa remaja dia ingin mengatasi
masalahnya sendiri, dia sudah mandiri.
6) Masa Pencarian
IdentitasMenyesuaikan diri dengan standar kelompok dianggap
jauh lebih penting bagiremaja dari pada individual. Bagi remaja
penyesuaian diri dengan kelompok padatahun-tahun awal masa remaja
adalah penting. Secara bertahap, mereka mulaimengharapkan identitas
diri dan tidak lagi merasa puas dengan adanya kesamaan dalam segala
hal dengan teman-teman sebayanya.g.Masa Munculnya
KetakutanPersepsi negative terhadap remaja seperti tidak dapat
dipercaya, cenderungmerusak dan perilaku merusak, mengindikasikan
pentingnya bimbingan dan pengawasan orang dewasa. Demikian pula
terhadap kehidupan remaja muda yangcenderung tidak simpatik dan
takut bertanggung jawab.
7) Masa Yang Tidak Realistik
Mereka memandang diri sendiri dan orang lain berdasarkan
keinginannya, dan bukan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya.
Apabila dalam hal cita-cita yangtidak realistic ini berakibat pada
tingginya emosi yang merupakan iri awal masaremaja.
8) Masa Menuju Masa Dewasa
Saat usia kematangan kian dekat, para remaja merasa gelisah
untuk meninggalkanstereotip usia belasan tahun yang indah disatu sisi,
dan harus bersiap-siapmenuju usia dewasa disisi lainnya (Gunawan,
2011).
c. Kurun waktu masa remaja
Wong, et al (2009) mengemukakan masa remaja terdiri atas tiga
subfase yang jelas, yaitu:a.Masa remaja awal usia 11-14 tahun b.Masa
remaja pertengahan usia 15-17 tahunc.Masa remaja akhir usia 18-20
tahun Agustiani (2006 p.29) mengemukakanmasa remaja menjadi tiga
bagian, yaitu :
1) Masa remaja awal (12-15 tahun)
Pada masa ini individu mulai meninggalkan peran sebagai
anak-anak dan berusaha mengembangkan diri sebagai individuyang
unik dan tidak tergantung pada orangtua. Fokus dari tahap ini adalah
penerimaan terhadap bentuk dan kondisi fisik serta adanya
konformitas yangkuat dengan teman sebaya.
2) Masa remaja pertengahan (15-18 tahun)
Masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan berpikir
yang baru. Teman sebaya masihmemiliki peran yang penting, namun
individu sudah lebih mampumengarahkan diri sendiri. Pada masa ini
remaja mulai mengembangkankematangan tingkah laku. Belajar
mengendalikan impulsivitas, dan membuatkeputusan-keputusan awal
yang berkaitan dengan tujuan vaksional yang ingindicapai. Selain itu
penerimaan dari lawan jenis menjadi penting bagi individu.
3) Masa remaja akhir (19-22 tahun)
Masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-peran
orang dewasa. Selama periode ini remaja berusahamemantapkan
tujuan vaksional dan mengembangkan sense of personal identity.
Keinginan yang kuat untuk menjadi matang dan diterimadalam
kelompok teman sebaya dan orang dewasa, juga menjadi ciri dari
tahap ini. Tahap-tahap yang di persiapkan bagi pasangan pranikah
sebagai berikut :
a) Persiapan Fisik:
Pemeriksaan status kesehatan :-Tanda-tanda vital (suhu, nadi,
frekuensi nafas, tekanan darah-Pemeriksaan Darah rutin : Hb,
Trombosit, Lekosit,-Pemeriksaan Darah yang dianjurkan :
Golongan Darah danRhesus, Gula Darah Sewaktu (GDS),
Thalasemia, Hepatitis Bdan C-TORCH (toksoplasmosis, rubella,
citomegalovirus dan herpessimpleks)-Pemeriksaan Urin: urin
rutinb.
b) Persiapan Gizi :-Peningkatan status gizi remaja terutama perempuan
melalui penanggulangan KEK (Kekurangan Energi Kronis) dan
anemiagizi besi serta defisiensi asam folat.
c) Status Imunisasi TT:Pencegahan dan perlindungan diri yang aman
terhadap penyakit tetanusdilakukan dengan pemberian 5 dosis
imunisasi TT untuk mencapai kekebalan penuh.
d) Menjaga kebersihan organ reproduksi
Sebaiknya pakaian dalam diganti minimal 2 kali sehari.
Tidak menggunakan pakaian dalam yang ketat dan
berbahannonsintetik.Membersihkan organ reproduksi luar dari
depan kebelakangdengan menggunakan air bersih dan
dikeringkanmenggunakan handuk atau tisu. Pakailah handuk yang
bersih, kering, tidak lembab/bau.Khusus untuk perempuan : Tidak
boleh terlalu sering menggunakan cairan pembilas vagina. Jangan
memakai pembalut tipis dalam waktu lama.Pergunakan pembalut
ketika menstruasi dan diganti paling lama setiap4 jam sekali atau
setelah buang air. Bagi perempuan yang seringkeputihan, berbau
dan berwarna harap memeriksakan diri ke petugaskesehatan.-Bagi
laki-laki dianjurkan disunat untuk kesehatane.Perubahan Fisiologis
RemajaPerubahan fisik pada pubertas merupakan hasil aktivitas
hormonal di bawah pengaruh sistem saraf pusat. Perubahan fisik
yang sangat jelas tampak pada pertumbuhan peningkatan fisik dan
pada penampakan serta perkembangan karakteristik seks sekunder.
e) Perubahan Psikologis Remaja
Teori psikososial tradisional menganggap bahwa krisis
perkembangan padamasa remaja menghasilkan terbentuknya
identitas. Pada masa remaja merekamulai melihat dirinya sebagai
individu yang lain.
f) Penyakit yang perlu diwaspadai oleh remaja
Menurut Kemenkes RI (2018) fisik dan mental yang sehat
merupakan pondasiawal keluarga dalam mewujudkan generasi
yang berkualitas, oleh karena itu pasangan calon pengantin harus
terbebaskan dari penyakit yang dapatmempengaruhi kesehatan
janin dan tumbuh kembang anak. Terdapat beberapa penyakit yang
perlu diwaspadai pada masa sebelum dan selama kehamilan,
antaralain :
(1) HIV-AIDSHIV ( Human Immunodeficiency Virus)
Merupakan Virus yang menyerang dan melemahkan
sistem pertahanan tubuh untuk melawan infeksisehingga tubuh
mudah tertular penyakit (Kemenkes RI, 2013). Pencegahandan
penanganan Infeksi menular Seksual dan HIV/AIDS bagi calon
sangat penting, baik bagi calon pengantin perempuan maupun
laki-laki, mengingatcalon pengantin merupakan salah satu
populasi rentan terhadap penularan penyakit tersebut. Perilaku
remaja/pranikah (calon pengantin) yang berisikotinggi terhadap
Infeksi Menular Seksual dan HIV/AIDS antara lain
penyalahgunaan narkoba, penggunaan jarum suntik bersama,
seks tidak aman,tato, dan tindik (Kemenkes RI, 2017)
(b) Infeksi Menular Seksual (IMS)
Menurut Kemenkes RI (2013) Infeksi Menular Seksual
(IMS) adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari satu
orang ke orang yang lainmelalui kontak seksual. Semua teknik
hubungan seksual baik lewat vagina,dubur, atau mulut baik
berlawanan jenis kelamin maupun dengan sesama jeniskelamin
bisa menjadi sarana penularan penyakit kelamin.
(1) IMS yang disebabkan bakteri, yaitu : Gonore, infeksi
genital non spesifik, sifilis, Ulkus Mole,
Limfomagranuloma Venerum, Vaginosis bakterial
(2) IMS yang disebabkan virus, yaitu: Herpes genetalia,
Kondiloma Akuminata,Infeksi HIV, dan AIDS, Hepatitis
B, Moluskus Kontagiosum.
(3) IMS yang disebabkan jamur, yaitu: Kandidiasis
genetaliad)IMS yang disebabkan protozoa dan ektoparasit,
yaitu :Trikomoniasis, Pedikulosis Pubis,
Skabies(Kemenkes RI, 2013)3)Hepatitis BHepatitis B
merupakan penyakit hati yang disebabkan oleh virus
DeoxyriboNucleic Acidanggita family Hepadnavirus
dariGenusOrthohepadnavirus yang berdiameter 40-42 nm
(Hardjoeno, 2007). Virustersebut penyebab terjadinya
radang hati akut atau kronis bila berlanjutmenjadi sirosis
hati atau kanker hati (Mustofa & Kurniawaty, 2013).
(4) Menurut Kemenkes RI (2013) faktor penyebab terjadinya
penyakit, Hepatitis B adalah kontak lensi atau sekret
dengan penderita hepatitis B,tranfusi darah dan belum
mendapat vaksinasi Hepatitis B. Jalur penularaninfeksi
virus Hepatitis B di Indonesia terbanyak adalah secara
parenteral yaitusecara vertikal (tranmisi) maternal-neonatal
atau melalui hubungan seksual,iatrogenik, dan penggunaan
jarum suntik bersama (Juffrie et al, 2010).Penanda
seseorang teridentifikasi Hepatitis B adalah melalui saliva,
air mata,cairan seminal, serebrospinal, asites, dan air susu
ibu (Thedja, 2012).
g) Penyakit Genetik (penyakit keturunan)
Remaja perlu mengetahui tentang penyakit genetik karena
1) Penyakit genetik disebabkan oleh kelainan gen yang diturunkan
saatterjadinya pembuahan sperma terhadap ovum. Penyakit
genetik (Thalasemia dan Hemofilis) dapat dilihat dengan
riwayat keluargaremaja/pranikah (calon pengantin).
2) Bila salah satu calon pengantin menderita penyakit genetik
maka mungkinanak yang dilahirkan berpotensi menderita
kelainan tersebut. Konselingsebelum pernikahan diperlukan
apabila salah satu dari calon pengantin ataugaris keturunannya
menderita penyakit tersebut.
3) Penyakit genetik yang dapat mempengaruhi kehamilan dan
kesehatan janin (Thalasemia dan Hemofilia) (Tjokroprawi,
2015).

2.2 Konsep Dasar Anemia


a. Definisi
Kurang darah atau anemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan sel
darahmerah yang sehatatau ketika sel darah merah tidak berfungsi dengan
baik.Akibatnya, organ tubuh tidak mendapat cukup oksigen, sehingga
membuat penderita anemia pucat dan mudah lelah.
Anemia dapat terjadi sementara atau dalam jangka panjang, dengan
tingkatkeparahan yang bisa ringan sampai berat. Anemia terjadi ketika
kadarhemoglobin (bagian utama dari sel darah merah yang mengikat oksigen)
beradadi bawah normal.
Orang dewasa dikatakan menderita anemia bila kadar hemoglobinnya
di bawah 14 gr/dL untuk laki-laki, dan di bawah 12 gr/dL untuk wanita.
Untukmengatasi anemia tergantung kepada penyebab yang mendasarinya,
mulai darikonsumsi suplemen zat besi, transfusi darah, sampai operasi.
b. Penyebab Anemia
Terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah sehat atau
hemoglobin. Akibatnya, sel-sel dalam tubuh tidak mendapat cukup oksigen
dan tidak berfungsisecara normalSecara garis besar, anemia terjadi akibat tiga
kondisi berikut ini:
 Produksi sel darah merah yang kurang.
 Kehilangan darah secara berlebihan.
 Hancurnya sel darah merah yang terlalu cepat

Berikut ini adalah jenis-jenis anemia yang umum terjadi berdasarkan


penyebabnya:

1) Anemia akibat kekurangan zat besi


Kekuranganzatbesimembuat tubuh tidak mampu menghasilkan
hemoglobin (Hb). Kondisi ini bisa terjadi akibatkurangnya asupan zat besi
dalam makanan, atau karena tubuh tidak mampu menyerap zat besi.
2) Anemia pada masa kehamilan
Ibu hamil memiliki nilai hemoglobin yang lebih rendah dan hal ini
normal.Meskipun demikian, kebutuhan hemoglobin meningkat saat hamil,
sehingga dibutuhkan lebih banyak zat pembentuk hemoglobin, yaitu zat
besi, vitamin B12, dan asam folat. Bila asupan ketiga nutrisi
tersebutkurang, dapat terjadi anemia yang bisa membahayakan ibu hamil
maupun janin.
3) Anemia akibat perdarahan
Anemia dapat disebabkan oleh perdarahan berat yang terjadi
secara perlahan dalam waktu lama atau terjadi seketika. Penyebabnya
bisacedera, gangguan menstruasi, wasir, peradangan pada lambung,
kankerusus, atau efek samping obat, seperti obat antiinflamasi nonsteroid
(OAINS).
4) Anemia aplastik
Anemia aplastikterjadi ketika kerusakan pada sumsum tulang
membuattubuh tidak mampu lagi menghasilkan sel darah merah dengan
optimal.Kondisi ini diduga dipicu oleh infeksi, penyakit autoimun, paparan
zatkimia beracun, serta efek samping obat antibiotik dan obat
untukmengatasirheumatoid arthritis.
5) Anemia hemolitik
Anemia hemolitik terjadi ketika penghancuran sel darah merah
lebih cepatdaripada pembentukannya. Kondisi ini dapat diturunkan dari
orang tua,atau didapat setelah lahir akibat kanker darah, infeksi bakteri atau
virus.penyakit autoimun, serta efek samping obat-obatan, seperti
paracetamol, penisilin, dan obat antimalaria.
6) Anemia akibat penyakit kronis
Beberapa penyakit dapat memengaruhi proses pembentukan sel
darahmerah, terutama bila berlangsung dalam jangka panjang. Beberapa
diantaranya adalah penyakit Crohn, penyakit ginjal, kanker,rheumato
idarthritis, dan HIV/AIDS.
7) Anemia sel sabit ( sickle cell anemia)
Anemia sel sabit disebabkan oleh mutasi (perubahan) genetik
padahemoglobin. Akibatnya, hemoglobin menjadi lengket dan berbentuk
tidak normal, yaitu seperti bulan sabit. Seseorang bisa terserang anemia sel
sabitapabila memiliki kedua orang tua yang sama-sama mengalami
mutasigenetik tersebut.
8) Thalasemia
Thalasemia disebabkan oleh mutasi gen yang memengaruhi
produksi hemoglobin.Seseorang dapat menderita thalasemia jika satu atau
kedua orang tuanya memilikikondisi yang sama.
c. Gejala Anemia
Gejala anemia sangat bervariasi, tergantung pada penyebabnya.
Penderitaanemia bisa mengalami gejala berupa:
1) Lemas dan cepat lelah
2) Sakit kepala dan pusing
3) Kulit terlihat pucat atau kekuningan
4) Detak jantung tidak teratur
5) Napas pendek Nyeri dada
6) Dingin di tangan dan kaki
d. Diagnosis
Untuk menentukan apakah pasien menderita anemia, dokter
akanmelakukan hitung darah lengkap. Dengan memeriksa sampel darah
pasien,dokter dapat mengetahui kadar hemoglobin yang terdapat dalam
darah.Kadar hemoglobin normal tergantung pada usia, kondisi, dan jenis
kelamin.Seseorang bisa dikatakan menderita anemia bila kadar hemoglobin
berada di bawah angka berikut:
1) Anak-anak: 11-13 gram per desiliter
2) Ibu hamil: 11 gram per desiliter.
3) Laki-laki: 14-18 gram per desiliter.
4) Perempuan: 12-16 gram per desiliter
e. Klasifikasi berdasarkan derajat anemi
Kriteria yang umum dipakai
1) Ringan sekali : Hb 10 – 13 gr/dl
2) Ringan: Hb 8 – 9,9 gr/dl
3) Sedang: Hb 6 – 7,9 gr/dl
4) Berat: Hb < 6 gr/dl
Menurut WHO
1) Derajat 0 (nilai normal): > 11 gr/dl
2) Derajat 1 (Ringan ): 9,5 – 10 gr/dl
3) Derajat 2 (Sedang): 8 – 9,4 gr/dl
4) Derajat 3 (Berat): 6,5 – 7,9 gr/dl
5) Derajat 4 (Mengancam Jiwa) : < 6,5 gr/dl
Melalui tes darah, dokter juga akan mengukur kadar zat besi, vitamin
B12,dan asam folat dalam darah, serta memeriksa fungsi ginjal.
Pemeriksaantersebut dilakukan untuk mengetahui penyebab dari anemia.Selain
tes darah, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan lain untukmencari
penyebab anemia, seperti:
a. Endoskopi, guna melihat apakah lambung atau usus mengalami
perdarahan.
b. USG panggul, guna mengetahui penyebab gangguan menstruasi
yangmenimbulkan anemia.
c. Pemeriksaan aspirasi sumsum tulang, guna mengetahui kadar, bentuk, serta
tingkat kematangan sel darah dari ‘pabriknya’ langsung
d. Pemeriksaan sampel cairan ketuban saat kehamilan guna
mengetahuikemungkinan janin menderita kelainan genetik yang
menyebabkan anemia.
f. Pegobatan
Metode pengobatan anemia tergantung pada jenis anemia yang diderita
pasien. Perlu diketahui, pengobatan bagi satu jenis anemia bisa berbahaya
bagianemia jenis yang lain. Oleh karena itu, dokter tidak akan memulai
pengobatansebelum mengetahui penyebabnya dengan pasti.
Beberapa contoh pengobatan anemia berdasarkan jenisnya adalah:
1) Anemia akibat kekurangan zat besiKondisi ini diatasi dengan mengonsumsi
makanan dan suplemen zat besi.Pada kasus yang parah, diperlukan transfusi
darah.
2) Anemia pada masa kehamilanKondisi ini ditangani dengan pemberian
suplemen zat besi, vitamin B12dan asam folat, yang dosisnya ditentukan
oleh dokter.
3) Anemia akibat perdarahanKondisi ini diobati dengan menghentikan
perdarahan. Bila diperlukan,dokter juga akan memberikan suplemen zat besi
atau transfusi darah.
4) Anemia aplastik Pengobatannya adalah dengan transfusi darah untuk
meningkatkan jumlahsel darah merah, atau transplantasi (cangkok) sumsum
tulangbila sumsumtulang pasien tidak bisa lagi menghasilkan sel darah
merah yang sehat.
5) Anemia hemolitik Pengobatannya dengan menghentikan konsumsi obat
yang memicu anemiahemolitik, mengobati infeksi, mengonsumsi obat-
obatan imunosupresan,atau pengangkatan limpa.f)Anemia akibat penyakit
kronik Kondisi ini diatasi dengan mengobati penyakit yang mendasarinya.
Padakondisi tertentu, diperlukan transfusi darah dan suntik hormon
eritropoietinuntuk meningkatkan produksi sel darah merah.
6) Anemia sel sabitKondisi ini ditangani dengan suplemen zat besi dan asam
folat, cangkoksumsum tulang, dan pemberian kemoterapi,
sepertihydroxyurea. Dalamkondisi tertentu, dokter akan memberikan obat
pereda nyeri dan antibiotik.
7) ThalassemiaDalam menangani thalasemia, dokter dapat melakukan transfusi
darah, pemberian suplemen asam folat, pengangkatan limpa, dan cangkok
sumsumtulang.
8) PencegahanBeberapa jenis anemia, seperti anemia pada masa kehamilan dan
anemiaakibat kekurangan zat besi, dapat dicegah dengan pola makan kaya
nutrisi,terutama:
a) Makanan kaya zat besidan asam folat, seperti daging, sereal, kacang-
kacangan, sayuran berdaun hijau gelap, roti, dan buah-buahan Makanan
kaya vitamin B12, seperti susu dan produk turunannya, sertamakanan
berbahan dasar kacang kedelai, seperti tempe dan tahu.
b) Buah-buahan kaya vitamin C, misalnya jeruk, melon, tomat, dan
stroberi.Untuk mengetahui apakah asupan nutrisi Anda sudah cukup,
berkonsultasilahdengan dokter spesialis gizi. Bila Anda memiliki
keluarga penderita anemia akibatkelainan genetik, seperti anemia sel sabit
atau thalasemia, konsultasikan dengandokter sebelum merencanakan
kehamilan, agar kondisi ini tidak terjadi pada anak
g. Komplikasi
Jika dibiarkan tanpa penanganan, anemia berisiko menyebabkan
beberapakomplikasi serius, seperti:
1) Kesulitan melakukan aktivitas akibat kelelahan.
2) Masalah pada jantung, seperti gangguan irama jantung (aritmia) dangagal
jantung.
3) Gangguan pada paru-paru, misalnya hipertensi pulmonal.
4) Komplikasi kehamilan, antara lain melahirkan prematur atau bayiterlahir
dengan berat badan rendah.
5) Gangguan proses tumbuh kembang jika anemia terjadi pada anak-anakatau
bayi.
6) Rentan terkena infeksi
2.3 Standar Asuhan Kebidanan
Langkah- langkah asuhan kebidaanan menurut varney:
a. Pengumpulan data dasar secara lengkap
Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan secara lengkap dan akurat dari
berbagai sumber yang berkaitan dengan kondisi klien secara keseluruhan.
Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara:
1) Data subjektif / anamnesaa.
a) Biodata
(1) Nama:Berguna untuk memperlancar komunikasi dalamasuhan
sehingga tidak terlihat kaku dan lebih akrab(Astuti, 2012).
(2) Umur:Faktor Umur Ibu, Melahirkan anak pada usia ibu yangmuda
atau terlalu tua mengakibatkan kualitas janin/anak yang rendah
dan juga akan merugikan
(3) kesehatan ibu. ibu yang terlalu muda (kurang dari 20tahun) dapat
terjadi kompetisi makanan antara janin danibunya sendirii yang
masih dalam masa pertumbuhan.Umur ibu dalam kehamilan yang
sekarang diukur dengan umur yang ≤ 20 tahun, 21-35 tahun, > 35
tahun(Muliawati, 2013).
(4) Suku bangsa: Ras, etnis, dan keturunan haris diidentifikasi
dalamrangka memberikan perawatan yang peka budayakepada
klien dan keluarga (Astuti, 2012).
(5) Agama:tanyakan pilihan agama klien dan berbagai praktik terkait
agama yang harus diobservasi (Astuti, 2012)
(6) Pendidikan: tanyakan pendidikan tertinggi yang klien tamatkan,
informasi ini membantu klinisi memahami kliensebagai individu
dan memberikan gambarankemampuan baca-tulisnya dan
tanyakan pengetahuanterhadap kandungan gizi dalam makanan
karena dapatmempengaruhi dalam pemilihan makanan
(Astuti,2012).
(7) Pekerjaan: Untuk mengetahui apakah wanitaa usia subur
terlalulelah dalam pekerjaan yang berhubungan
dengankeseimbangan tubuh.
b) Keluhan Utama: Mengeluh lemas, pusing, mudah lelah
c) Riwayat MentruasiMenarche: 10-16 tahun Siklus: 21 – 35
hariBanyaknya: 30 – 40 cc Lamanya: 2 – 7 hariSifat darah : encer,
merah, tidak bergumpalTeratur / tidak : Teratur Disminorche : Tidak
d) Riwayat kesehatan laluBeberapa data penting dalam riwayat kesehatan
pasien yang perlu kitaketahui adalah apakah pasien pernah atau sedang
menderita penyakit, seperti jantung, diabetes mellitus, ginjal,
hipertensi, dan hepatitis (Sulistyawati,2009).
e) Riwayat Kesehatan KeluargaBeberapa data penting dalam riwayat
kesehatan pasien yang perlu kitaketahui adalah apakah pasien pernah
atau sedang menderita penyakit, seperti jantung, diabetes mellitus,
ginjal, hipertensi, dan hepatitis (Sulistyawati,2009)
f) Kebiasaan Dikaji apakah mempunyai kebiasaan merokok, minum
alkohol / jamu- jamuan.
g) Pola aktivitas sehari-hari
(1) Pola NutrisiIni penting untuk diketahui sepaya kita mendapatkan
gambaran bagaimana pasien mencukupi asupan gizinya. Kita bias
menggali dari pasien tentang makanan yang disukai atau tidak
disukai, seberapa seringdan banyak ia mengkonsumsinya, sehingga
jika memperoleh data yangtidak sesuai dengan standar pemenuhan,
maka kita dapat memberikanklasifikasi dalam memberikan
pendidikan kesehatan mengenai gizi ibuhamil. Beberapa yang perlu
ditanyakan adalah menu, frekuensi, jumlah per hari, dan pantangan
(Sulistyawati, 2009)
(2) Pola EliminasiBAB: dikaji frekuensi dan konsistensiBAK: dikaji
frekuensi dan warna
(3) Pola IstirahatBeberapa yang perlu ditanyakan adalah berapa lama
istirahat malam haridan istirahat siang hari.4)Pola
AktivitasMengkaji aktivitas sehari-hari pasien karena data ini
memberikan tentangseberapa berat aktifitas yang biasa dilakukan
pasien dirumah(Sulistyowati, 2009)
b) Data objektif
1) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan umum:Untuk mengetahui data ini kita cukup mengamati
pasien secara keseluruhan (Sulistyawati, 2009).
b) Kesadaran: untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran
pasien, kita dapat melakukan pengkajian tingkat kesadaran mulai
dari keadaan composmentis(kesadaran maksimal) sampai dengan
koma (pasiensedang tidak dalam keadaan sadar)
(Sulistyawati,2009).
c) BB: untuk mengetahui status gizi pasienTB: Penting kaitannya
dalam penentuan Indeks MasaTubuh (IMT)LILA:Pengukuran
LILA bertujuan untuk mendapatkangambaran situasi gizi klien.
Ambang batas LILA pada WUS dengan risiko KEK adalah 23,5 cm
yaitudiukur menggunakan pita ukur (Astuti, 2012)
2) Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah:normalnya 110/70 – 130/90 mmHg
b) Nadi:normalnya 60 – 100 x/menit
c) Respirasi:normalnya 16 – 20 x/menit
d) Suhu:normalnya 36,5-37,5C⁰3.
3) Pemeriksaan fisik
1) Kepala:Rambut hitam, bersih, tidak rontok
2) Muka:Tidak pucatMata :Melputi warna sclera dan konjungtiva
3) Mulut / gigi:Meliputi pemeriksaan keadaan bibir, stomatitis,
dankaries
4) Leher:Tidak nampak pembesaran vena jugularis, kelenjarthyroid
dan kelenjar limfe
5) Dada / payudara:Tidak ada massa abnormal pada payudara
6) Abdomen:Tidak ada kelainan
7) Ekstremitas:Tidak ada oedem, tidak ada varices, reflek patella + 4)
4) Pemeriksaan penunjang laboratoriumMenurut Kemenkes RI (2018)
menyatakan bahwa pemeriksaan penunjang (laboratorium) yang
diperlukan oleh remaja terdiri dariPemeriksaan darah meliputi
Hemoglobin (Hb) dan golongan darah. Nilai Hb: 9-11 gr/dL (Anemia
Ringan) 7-8 gr/dL (Anemia Sedang) < 7 gr/dL (Anemia
Berat)Golongan darah: A / B / AB / Ob)
c) Interpretasi data dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap
diagnosaatau masalah dan kebutuhan klien, berdasarkan interpretasi yang
benar atas data-data yang dikumpulkan. Data dasar yang telah dikumpulkan
diidentifikasikansehingga ditemukan masalah atau masalah yang
spefisik.Interpretasi dataterdiri dari diagnosa kebidanan, diagnosa masalah
dan diagnosa kebutuhan.Interpretasi data pada remaja dengan anemia ringan
adalah :
1) Diagnosa kebidanan Merupakan diagnosa yang ditegakkan bidan dalam
lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa
kebidanan.Dasar diagnosa tersebut adalah data subjektif berupa
pernyataan pasien tentangsering lelah, lesu, lemah, dan lunglai.Hasil data
objektif meliputi pemeriksaan umum, fisik, dan ginekologi sertahasil
pemeriksaan penunjang. Diagnosa kebidanan ditulis dengan lengkap
berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan data penunjang.
2) MasalahMasalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman
klien yangditemukan dari hasil pengkajian atau yang ditemukan dari
hasil pengkajianatau yang menyertai diagnosis. Masalah dapat muncul
tapi dapat pula tidak.Hal ini muncul berdasarkan sudut pandang klien
dengan keadaan yangdialami apakah menimbulkan masalah terhadap
klien atau tidak. Masalah pada kasus ini yaitu anemia ringan dengan
keluhan sering merasa lelah dansulit berkonsentrasi.
3) KebutuhanKebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan
belumteridentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang didapatkan
denganmelakukan analisis data. Kebutuhan yang muncul setelah
dilakukan pengkajian. Ditemukan hal- hal yang membutuhkan asuhan,
dalam hal iniklien tidak menyadari. Kebutuhan pada klien anemia ringan
yaitu pemberiantablet penambah darah.
d) Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial
Diagnosa potensial ditegakkan berdasarkan diagnosa atau masalah
yang telahdiidentifikasi. Bidan dituntut untuk tidak hanya merumuskan
masalah tetapi jugamerumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau
diagnosa potensial tidak terjadi.Sehingga langkah ini merupakan langkah
yang bersifat antisipasi yang rasional ataulogis.
Diagnosa potensial pada remaja dengan anemia ringan adalah
kerentananterhadap infeksi karena daya tahan tubuh menurun. Dan jika
berdampak pada jangka panjang, kelak akan mempengaruhi saat hamil dan
persalinan. Oleh karena perluadanya tindakan yang dapat dilakukan oleh
bidan atau tenaga kesehatan.
e) Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segeraMenentukan kebutuhan
klien terhadap tindakan yang segera dilakukan oleh bidanatau untuk
konsultasi, kolaborasi serta melakukan rujukan terhadap
penyimpanganabnormal. Antisipasi pertama yang dilakukan pada anemia
ringan yaitu denganmemperbaiki nutrisi dan pola hidup sehat serta
pemberian tablet Fe.
f) Menyusun rencana asuhan yang menyeluruhMerupakan pengembangan
rencana asuhan yang menyeluruh dan ditentukan olehlangkah-langkah
sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajementerhadap
masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi.
Rencanaharus mencakup setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek
kesehatan dandisetujui oleh kedua belah pihak (bidan dan klien).
Rencana yang diberikan pada gizi kurang adalah :
(1) Konseling psikologis, sosial, budaya dan spiritual
(2) Medikamentosa meliputi pemberian tablet Fe
g) Pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman Langkah ini
merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan secara efisien dan
aman.Langkah ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau anggota tim
kesehatanlainnya. Selama melakukan tindakan intervensi, bidan
menganalisa dan memonitor keadaan kesehatan pasiennya.Pelaksanaan pada
anemia adalah:
(a) Setelah diberikan konseling psikologis, sosial, budaya dan spiritual
diharapkan pasien atau klien dapat mengerti tentang anemia secara
umum.
(b) Setelah pemberian tablet Fe selama 30 hari ke depan, diharapkan
kadar Hb meningkat.
h) Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengkaji keefektifan dari asuhan yang
sudah diberikan.Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut
efektif sedangkan sebagian belum efektif. Proses evaluasi ini
dilaksanakan untuk menilai mengapa proses penatalaksanaan efektif /
tidak efektif serta melakukan penyesuaian pada rencanaasuhan
tersebut.Evaluasi yang diharapkan pada gizi kurang adalah:
(1) Setelah rutin mengkonsumsi tablet Fe, rasa sering kelelahan bisa
berkurang, bisa berkonsentrasi dengan baik, dan kadar Hb meningkat
(2) Pasien atau klien dapat beraktifitas seperti biasac.Keadaan umum baik
i) Pendokumentasian asuhan kebidanan (SOAP)
(a) Subjektif Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan
data klien melaluianamnesis sebagai langkah pertama.
(b) Objektif Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik
klien, hasillaboratorium dan uji diagnostic lain yang dirumuskan
dalam data fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah kedua.
(c) AnalisaMenggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan
interpretasi datasubjektif dan objektif dalam suatu identifikasi:a
(d) Diagnosis atau masalah
(e) Antisipasi diagnosis / masalah potensial
(f) Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi /
kolaborasi dan /atau rujukan sebagai langkah II, III,dan IV4
(g) PenatalaksanaanPenatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan
penatalaksanaan yang sudahdilakukan seperti tindakan antisipatif,
tindakan segera, tindakan secarakomprehensif, penyuluhan,
dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up darirujukan.
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA Nn. S 16 TAHUN DENGAN ANEMIA


RINGAN DI BPM BIDAN ELMA AMD.KEB KABUPATEN SUKABUMI

A. Pelaksanaan Asuhan

Tanggal Pengkajian : Kamis, 10 November 2022 Pukul 16.00 WIB

Tempat Pengkajian : BPM Bidan Elma Amd.Keb

No Register : R1403014

Oleh : Septi Nur Aisyiyah

B. Identitas Remaja

Nama : Nn.sy
Umur : 16 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Alamat : KP. Salakopi Rt.02 Rw.01 Desa karang tengah

C. Manajemen Asuhan Kebidanan


1. Pengumpulan data dasar
a. Data Subjektif
1) Alasan kunjungan
Ingin memeriksa keadaannya
2) Keluhan utama
Pasien mengatakan merasa lemas sering capek, dan mengeluh
pusing sudah hampir 2 minggu
3) Riwayat Menstruasi

Menarche : 13 tahun

Siklus : 28 hari

Lama haid : 7 hari

Jumlah : ± 3 x / hari ganti kotex

Konsistensi :encer

Nyeri haid : kadang-kadang.

Flour albus : ada dan sebelum haid tidak bau, tidak gatal

4) Riwayat Kesehatan Klien


Klien mengatakan tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit
keturunan seperti DM, hipertensi, asma , jamtung, dan tidak ada dan
tidak pernah menderita penyakit menular seperti (TBC,
HIV/AIDS,atau hepatitis)
5) Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan keluarganya tidak pernah dan tidak sedang
menderita penyakit keturunan seperti DM, hipertensi, asma ,
jamtung, dan tidak ada dan tidak pernah menderita penyakit menular
seperti (TBC, HIV/AIDS,atau hepatitis)
6) Pola Fungsional Kesehatan

a. Pola Nutrisi
Makan 3X sehari denan porsi nasi, lauk, tidak suka sayur, minum
± 6-8gelas/hari air putih. Tidak ada pantang makanan,dan tidak
ada alergi
b. Pola eliminasi
BAB I x / hari konsistensi lembek.BAK 4-5 x / hari warna
kuning jernih, bau khas, tidak ada nyeri

c. Pola istirahat
Tidur siang ± 1-2 jam.Tidur malam ± 7-8 jam
d. Pola aktivitas
Pekerjaan klien setiap hari sekolah dan jika libur klien membantu
pekerjaan orang tuanya. Mengerjakan pekerjaan rumah tangga
sepertimembantu. Mencuci dan menyetrika.
e. Olahraga
Klien mengatakan olahrga seminggu 2 kali dengan durasi 15-30
menit
f. Hygine
Mandi 2 x / hari,gosok gigi 3 x / hari, ganti pakaian 2 x / hari
atau bila kotor,keramas 2-3 x / minggu atau bila perlu ganti
celana dalam 2-3 x / hari

II. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Berat Badan : 50 k

Tinggi Badan : 155 Cm

Tensi : 110/70 mmHg

Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,5x/menit

IMT : 20,8 kg/m2 normal

LILA : 24 cm

2. Pemeriksaan fisik
Kepala : simestris, bersih, tidak terdapat benjolan, dan tidak rontok
Muka : Pucat
Mata : Simetris, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterus

Leher : Simestris, tidak adak pembenkakan kelenjar limfe, tidak ada


Pembengkakan kelenjar tiroid dan tidak teraba pelebaran vena
jugularis
Payudara : Simestris , tidak terdapat benjolan abnormal
Perut : tidak ada benjolan abnormal dan tidak ada nyeri tekan

3. Pemeriksaan Penunjang :
HB: 9,5 gr/dl

III. Interprestasi Data Dasar


Tanggal: Kamis, 10 November 2022 Pukul 16.05WIB

a) Diagnosis
Nn “SY” 16 Tahun remaja dengan anemia ringan
b) MasalahLemas
c) KebutuhanPemberian tablet Fe

IV. Identifikasi diagnose dan masalah potensial Anemia berat

a) Identifikasi Kebutuhan/ Tindakan segera


1) Pemberian tablet Fe
2) Konseling Gizi

V. Intervensi

Tanggal Kamis, 10 November 2022 Pukul 16.06 WIB

1) Jalin Komunikasi interpersonal


2) Fasilitasi informed consent kesediaan menjadi respondenc.Informasikan
hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikand
3) Anjurkan mengonsumsi makan makanan dengan gizi seimbang terutama
sayur-sayuran hijau, danging sapi dan/atau ayam, hati sapi.e.Anjurkan
untuk menyusun Planning pekerjaan agar pekerjaan lebih efektif
sehinggamengurangi jam lembur
4) Berikan tablet tambah darah (Fe)
5) Monitoring tiap minggu menggunakan video cal

VI. Implementasi

Tanggal: Kamis, 10 November 2022 Pukul 16.10 WIB

1) Menjalin komunikasi interpersonal, remaja kooperatif


2) Memfasilitasi informed consent kesediaan menjadi responden, remaja
bersediac.
3) Menginformasikan hasil pemeriksaan, klien mengalami anemia ringan,
danmenginformasikan asuhan yang akan diberikan, remaja memahami
hasil pemeriksaan
4) Menganjurkan mengonsumsi makan makanan dengan gizi seimbang
terutama sayur-sayuran hijau, daging sapi dan/atau ayam, hati sapi; remaja
bersedia mengikutianjuran
5) Mengnjurkan untuk menyusun Planning pekerjaan agar pekerjaan lebih
efektifsehingga mengurangi jam aktifitas, istirahat yang cukup remaja
berssedia mengikuti anjuran
6) Memberikan tablet Fe sebanyak 30 tablet dan menganjurkan untuk
diminum 1 x 1,remaja bersedia meminumnya sesuai dengan anjuran.
7) Memonitoring tiap minggu menggunakan video call, remaja bersedia

VII. Evaluasi
Tanggal: Kamis, 10 November 2022 Pukul 16.15 WIB
S: pasien memahami konseling yang telah diberikan
0: Tablet tambah darah sudah diberikan
A : Nn “R” 21 Tahun dengan anemia ringan
P : Anjurkan cek Hb ulang 1 bulan lagi

Bandung, 30 November 2022

Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

Wulan Nurasyriani, S.S.T., M.Keb., AIFQ Elma Fitriani Yulianti Amd.Keb

Mahasiswa

Septi Nur Aisyiyah


BAB IV
PEMBAHASAN

Pada Bab ini penulis akan menguraikan pembahasan secara narasi berdasarkan SOAP
dan manajemen asuhan kebidanan dengan menggunakan 7 langkah varney yang
dilakukan di BPM Bidan Elma Amd.Keb pada tanggal 10 November 2022. Penulis
akan membandingkan antara tinjauan kasus pada Nn. Sy dengan anaemia di Bpm Bidan
Elma Amd.Keb dan teori serta kewenangan bidan kemudian dibahas berdasarkan
pendekatan manajemen asuhan kebidanan dengan tujuh langkah, yaitu pengumpulan
data dasar, identifikasi diagnosa/masalah aktual, identifikasi diagnosa/masalah
potensial, melaksanakan tindakan segera/kolaborasi, merencanakan tindakan asuhan
kebidanan, melaksanakan asuhan kebidanan dan mengevaluasi asuhan kebidanan.
Dalam penerapan proses manajemen asuhan kebidanan pada Nn. Sy dengan anemia
ringan dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut

Pengumpulan data dasar merupakan proses manajemen asuhan kebidanan yang


ditujukan untuk pengumpulan informasi. Data ini dikumpulkan berdasarkan
pengkajian dan pengevaluasian pasien secara lengkap. Pengkajian data dasar pada
kasus anemia ringan dilakukan pada saat pengamatan pertama kali ketika pasien datang
ke PMB Bidan Nani Suryani. Pengkajian meliputi data subjektif yang didapatkan dari
hasil anamnesis kepada pasien dan mencakup identitas pasien, keluhan utama, riwayat
penyakit saat ini dan sebelumnya, serta riwayat penyakit keluarga. Data objektif
mencakup data hasil pemeriksaan fisik.

a. Subjektif
Pasien datang ke BPM Bidan Elma Amd.Keb diantar ibunya pukul 16.00
mengeluh merasa lemas sering capek, klien juga mengatakan pada Pola Fungsional
Kesehatan Makan 3X sehari denan porsi nasi, lauk, tidak suka sayur, minum ± 6-
8gelas/hari air putih. Tidak ada pantang makanan,dan tidak ada alergi.
Dilihat dari subjektif klien mengalami tanda dan gejala anemia yaitu
berupa Lemas dan cepat lelah, Sakit kepala dan pusing, Kulit terlihat pucat atau
kekuningan, Detak jantung tidak teratur, Napas pendek Nyeri dada, Dingin di
tangan dan kaki.
Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan tidak ada kesenjangan
antara teori dan kasus dilahan tersebut

b. Objektif
KU baik, kesadaran compos mentis, TD 110/70 mmHg N 80x/mnt R
19x/m S 36.5. Kepala simestris, bersih, tidak terdapat benjolan, dan tidak
rontok, Mukan Pucat, Mata Simetris, konjungtiva anemis, sklera tidak icterus,
Leher Simestris, tidak adak pembenkakan kelenjar limfe, tidak ada
Pembengkakan kelenjar tiroid dan tidak teraba pelebaran vena jugul, Payudara
Simestris , tidak terdapat benjolan abnormal, Perut tidak ada benjolan abnormal
dan tidak ada nyeri tekan kemudian hasil Pemeriksaan Penunjang HB: 9,5
gr/dl. Hal ini semakin memperkuat tanda gejala anemia yang dialami Nn. Sy
yaitu dilakukannya pemeriksaan penunjang didapatkan HB 9,5 gr/dl
Pemeriksaan penunjang laboratoriumMenurut Kemenkes RI (2018)
menyatakan bahwa pemeriksaan penunjang (laboratorium) yang diperlukan
oleh remaja terdiri dariPemeriksaan darah meliputi Hemoglobin (Hb) dan
golongan darah. Nilai Hb: 9-11 gr/dL (Anemia Ringan) 7-8 gr/dL (Anemia
Sedang) < 7 gr/dL (Anemia Berat).
Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan tidak ada kesenjangan
antara teori dan kasus dilahan tersebut.
c. Analisa Masalah Potensial
Setelah interpretasi data dasar selesai dilakukan, berdasarkan langkah
tersebut akan ditetapkan diagnosis dan masalah potensial pada pasien. Apabila
diagnosa potensial terjadi maka langkah ini membutuhkan antisipasi yang
cukup dan jika memungkinkan dilakukan proses pencegahan atau segera
dilakukan tindakan. Pada kasus ini, dapat ditarik Analisa bahwa Nn.Sy
mengalami anemia Ringan yang dapat menimbulkan dampak jika tidak segera
ditangani.
Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan tidak ada kesenjangan
antara teori dan kasus dilahan tersebut.
d. Penatalaksanaan
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh, ditentukan
oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi atau
diantisipasi, dan pada langkah ini reformasi / data dasar yang tidak lengkap
dapat dilengkapi. Oleh karena itu, pada langkah ini tugas bidan adalah
merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana bersama
klien, kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya.
Membuat rencana tindakan asuhan kebidanan hendaknya menentukan tujuan
tindakan yang akan dilakukan yang berisi sasaran/target dan hasil yang akan
dicapai dalam penerapan asuhan kebidanan pada Nn. Sy Jalin Komunikasi
interpersonal, Fasilitasi informed consent kesediaan menjadi
respondenc.Informasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan,
Anjurkan mengonsumsi makan makanan dengan gizi seimbang terutama sayur-
sayuran hijau, danging sapi dan/atau ayam, hati sapi.e.Anjurkan untuk
menyusun Planning pekerjaan agr, pekerjaan lebih efektif sehinggamengurangi
jam lembur, Berikan tablet tambah darah (Fe), Monitoring tiap minggu
menggunakan video cal. Pada penatalaksanaan tersebut sudah sesuai dengan
teori penatalaksanaan anemia ringan pada remaja.
Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan tidak ada kesenjangan
antara teori dan kasus dilahan tersebut.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pengkajian yang dilakukan dihasilkan data subyektif meliputi alasan pada
saatdatang. Data obyektif didapatkan keadaan umum baik namun dtemukan
masalah padaremaja yaitu anemia.Interpretasi data pada diagnose kebidanan
adalah Nn “sy” 16 Tahun remajad engan anemia. Perencanaan pada kasus ini yaitu
jalin komunikasi interpersonal,Fasilitasi informed consent kesediaan menjadi
responden, informasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan,
anjurkan mengonsumsi makan makanandengan gizi seimbang terutama sayur-
sayuran hijau, danging sapi dan/atau ayam, hatisapi, berikan tablet tambah darah
(Fe), Jadwalkan kunjungan ulang. Pada tahap pelaksanaan dari semua rencana ini
dapat dilakukan oleh bidan secara mandiri maupunkolaborasi dengan dokter,
pelaksanaan telah sesuai dengan perencanaan sehingga tidak terjadi kesenjangan
antara teori dan kasus dilapangan. Evaluasi didapatkan keadaanremaja baik
sehingga tidak terjadi kesenjangan antara teori dan kasus dilapangan
5.2 Saran
a. Bagi profesi Bidan
Dapat meningkatkan pengetahuan dan mutu pelayanan yang
menyeluruhdalam melakukan asuhan kebidanan pada remaja dengan
anemia ringan sesuaidengan manajemen kebidanan menurut varney
b. Bagi institusi
1) bagi PMB
Diharapkan dapat mempertahankan mutu pelayanan yang optimal
dalammelaksanakan asuhan kebidanan pada remaja dengan anemia ringan.
2) bagi pendidikan
Diharapkan bagi institusi pendidikan lebih menambah refrensi terbaru
tentangkebutuhan remaja
3) Bagi Pasien
Untuk Pasien, hendaknya pasien lebih memperhatikan kesehatan dirinya,
karenanantinya akan hamil dan melahirkan dan akan melahirkan calon
penerus bangsa.Maka perlunya gizi yang baik dimulai saat remaja.
DAFTAR PUSTAKA

Astute, H.P.2012. Asuhan Kebidanan Ibu I Kehamilan. Yogyakarta: Rohima


PressBothamley, judy dan Maureen boyle. 2011.

Patofisiologi Dalam Kebidanan. Jakarta: EGCDepkes RI. 2007.

Resiko Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) dan Anemia untuk melahirkan Bayi
dengan Berat Badan Lahir Rendah ( BBLR ).

Penelitian Gizi dan Makanan jilid 21.Jakarta : Departemen Gizi dan Kesmas FKMUI,
2007Jones lewcilnya Derek, 1997. Kesehatan Wanita. Jakarta : Gaya favoritKartono
kartini, 1992.

Mengenal Gadis Remaja dan Wanita Dewasa. Bandung : CV Mandar Maju.

Kartono kartini, 1997. Konseling Pra Perkawinan. Bandung : CV Mandar Maju.M,


Judith wilkinson dan Nancy R. Ahern. 2011.

Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 9.Jakarta: EGCManuaba, I.G.B.2008.

Gawat-Darurat Obstetri-Ginekologi & Obstetri-GinekologiManuaba. 2009.

Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGCMaryati, Dwi. 2009. Buku


Ajar Kesehatan Reproduksi.Yogyakarta : Nuha MedikaSosial Untuk Profesi
Bidan.Jakarta:EGCSulistyawati, A. 2009.

Asuhan kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba MedikaVarney, H. 2007.


Asuhan Kebidanan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG

Anda mungkin juga menyukai