Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEBIDANAN

KELUARGA BERENCANA (KB)


DI PUSKESMAS MAESAN

Oleh :
Rina Teriana
NIM 15901.02.20034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN
PROBOLINGGO
2021
LEMBAR PENGESAHAN
STASE KELUARGA BERENCANA (KB)

Asuhan Kebidanan KB Suntik 3 Bulan


di Puskesmas Maesan

OLEH :
Rina Teriana
NIM 15901.02.20034

Telah disetujui Oleh :

Pembimbing Akademik Pembimbing Wahana

_________________________ Ninik Sri Lestari, S.ST


NIDN. NIP. 19710605 199301 2 003
LEMBAR KONSULTASI

Nama : Rina Teriana Ruangan : Ruang KB

NIM : 15901.02.20034 Kasus : KB Suntik 3 Bulan

Paraf
Hari /
No Masukkan Pembimbing Pembimbing
Tanggal
Wahana Akademik
TINJAUAN TEORI

KELUARGA BERENCANA (KB)


A. Definisi Keluarga Berencana (KB)
Keluarga berencana (disingkat KB) adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang
sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran. Itu bermakna adalah perencanaan
jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan dengan penggunaan alat-
alat kontrasepsi.
Gerakan keluarga berencana diartikan sebagai upaya peningkatan kepedulian dan
peran serta masyarakat melalui upaya pendewasaan usia perkawinan, pengendalian
kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, dan peningkatan kesejahteraan keluarga dalam
rangka melembagakan dan membudidayakan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera
(Wikipedia, 2020).

B. Manfaat KB
1. Jumlah anak yang sedikit berarti lebih banyak makanan bagi setiap anak.
2. Ibu dan anak akan lebih sehat, karena kehamilan yang penuh resiko akan dihindari.
3. Jumlah anak yang sedikit berarti lebih banyak waktu bagi keluarga.
4. Menunggu kehamilan bisa memberi kesempatan kepada wanita muda dan pria untuk
menuelesaikan pendidikan.
5. Membantu menikmati hubungan suami istri, dan mencegah kehamilan yang tidak
direncanakan.

C. Memilih Cara KB
1. Cara hambatan yang menghambat kehamilan dengan cara menghambat bertemunya
sel terlur wanita dengan sperma pria.
2. Cara hormonal yang menunda kehamilan dengan cara mencegah indung telur untuk
melepaskan sel telur, membuat sel sperma sukar untuk bertemu sel telur, dan menjaga
agar dinding rahim tidak bisa menjadi lahan kehamilan
3. IUD yaitu alat dalam rahim yang menghambat pembuahan sel sperma dengan sel
telur.
4. Cara alami yang membantu wanita untuk mengetahui kapan waktu yang subur,
sehingga dia tidak melakukan hubungan intim pada waktu tersebut.
5. Cara permanen ini merupakan tidakan operasi yang menghentikan kesempatan bagi
pria dan wanita bisa mempunyai anak.
(Saifuddin, 2012)

D. Macam – Macam Kontrasepsi


Ada dua jenis metoda kontrasepsi yaitu metoda cara kontrasepsi sederhana dan cara
modern.
1. Cara Metode Kontrasepsi Sederhana. Maksudnya adalah cara mencegah kehamilan
dengan alat dan juga bisa tanpa alat. Tanpa alat ini bisa dilakukan dengan cara
senggama terputus dan juga sistem kalender. Sedangkan bila menggunakan alat bisa
dilakukan dengan kondom, cream atau jelly.
2. Cara Metoda Modern/ Metode Efektif. Cara ini pun dibedakan dengan cara yang
permanen atau pun tidak permanen. Alat kontrasepsi permanen adalah dengan jalan
operasi steril baik pada laki-laki atau pun wanita. Kontrasepsi permanen laki-laki
disebut dengan vasektomi (sterilisasi pada pria) dan pada wanita disebut dengan
tubektomi (sterilisasi pada wanita). Pada umumnya kita kenal dengan sebutan istilah
KB steril. Sedangkan jenis KB non permanen adalah dengan pil, AKDR (Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim), suntikan, dan norplant.
Macam macam alat kontrasepsi :
1. Kondom
Kondom ini adalah alat pencegah kehamilan yang sudah cukup popular bahkan
dijual bebas di toko apotik. Kondom ini bahkan menjadi kampanye kondom
kontroversial yang pernah diutarakan oleh Menteri Kesehatan. Kondom adalah suatu
kantung karet tipis, biasanya terbuat dari lateks, tidak berpori, dipakai untuk
menutupi zakar yang berdiri (tegang) sebelum dimasukkan ke dalam liang vagina.
Kondom sudah dibuktikan dalam penelitian di laboratorium sehingga dapat
mencegah penularan penyakit seksual, termasuk adalah penyakit HIV/AIDS.
Kondom Pria
Kondom adalah sarung karet yang dipakai pada alat kemaluan pria selama
melakukan hubungan seksual.
Cara menggunakan kondom pria :
a. Bila seorang pria tidak disunat tarik selaput kulit kepala penis ke belakang.
Kemudian masukan ujung penis kedalam mulut kondom dan masukan sampai
ke ujung akhir penis yang keras.
b. Dengan terus memencet ujung penis, buka gulungan kondom sampai semua
kondom bisa meliputi semua permukaan penis. Bagian ujung kondom yang
agak longgar akan menampung cairan sperma. Bila ujung penis tidak berongga,
kondom bisa pecah.
c. Setelah pria ejakulasi, maka dia sebaiknya memegang ujung dan pinggiran
kondom dan mengeluarkannya dari vagina sewaktu penis masih dalam keadaan
tegang.
d. Tarik keluar kondom. Jangan sampai bocor sehingga cairan sperma keluar.
e. Bentuk ikatan pada pangkal kondom kemudian dibuang dengan cara dibakar
atau dikubur sehingga jauh dari kemungkinan permainan ank-anak atau
binatang.
Kondom Wanita
Kondom wanita yang bisa pas divagina dan menutupi bibir luar bisa dimasukan ke
dalam vagina sebelum melakukan hubungan seksual. Kondom hanya digunakan
sekali pakai, karena akan mudah robek bila dicuci dan digunakan kembali. Kondom
wanita merupakan cara KB yang efektif bisa melindungi dari penularan PMS dan
kehamilan serta berada dibawah kendali wanita
Cara memakai kondom wanita :
a. Buka bungkusan kondom cari cincin dalam yang berupa cincin yang bertutup.
b. Pencet cincin dalam tersebut dan pegang oleh jari-jari tangan.
c. Masukan cincin ke dalam lubang vagina
d. Dorong cincin sampai betul-betul masuk vagina. Sedangkan cincin luar tetap
berada diluar vagina.
e. Bila melakukan hubungan seksual masukan penis sampai masuk ke dalam
cincin luar tersebut.
f. Lepaskan segera kondom wanita setelah selesai berhubungan sebelum kita
berdiri. Plintir cincin luar kondom supaya cairan sperma masih tetap berada di
dalam kondom.
2. Obat Pil KB
Pil KB adalah salah satu mencegah terjadinya kehamilan. Pil KB ini diperuntukkan
bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara pencegah kehamilan sementara
yang paling efektif bila diminum secara teratur. Minum pil dapat dimulai segera
setelah menstruasi, atau pada masa post-partum bagi para ibu yang tidak menyusui
bayinya. Jika seorang ibu ingin menyusui, maka hendaknya penggunaan pil ditunda
sampai 6 bulan sesudah kelahiran anak (atau selama masih menyusui) dan
disarankan menggunakan cara pencegah kehamilan yang lain.
3. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).
Biasa kita kenal dengan IUD (Intra Uterine Device). Alat ini sangat efektif dan tidak
perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Bagi ibu yang menyusui, AKDR tidak
akan mempengaruhi isi, kelancaran ataupun kadar produksi air susu ibu (ASI).
Namun, ada wanita yang ternyata belum dapat menggunakan sarana kontrasepsi ini.
Karena itu, setiap calon pemakai IUD ini perlu memperoleh informasi yang lengkap
tentang seluk-beluk jenis alat kontrasepsi yang satu ini.
4. Injeksi (Suntik KB).
Metoda alat kontrasepsi suntikan ini adalah merupakan bagian dari obat pencegah
kehamilan yang penggunaannya dilakukan dengan jalan menyuntikkan obat tersebut
pada wanita subur. Penyuntikan dilakukan pada otot (intra muskuler) di pantat
(gluteus) yang dalam atau pada pangkal lengan (deltoid). Dan ini masuk dalam jenis
alat kontrasepsi yang juga biasa dipergunakan.
Ada 2 jenis KB Suntik :
a. KB suntik 3 bulan yang berisi hormon progesteron saja (Depo Medroxi
progesteron acetate).
b. KB suntik 1 bulan yang berisi hormon progestin dan esterogen.
5. IMPLAN (Susuk).
Ada 2 macam implan berdasarkan masa efektifnya :
1. Efektif 5 tahun untuk Norplant terdiri dari 6 kapsul silastik lembut berongga
dengan panjang 3,4 cm,dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg
levogestrel
2. Efektif 3 tahun untuk Jadena, Indoplant, dan Implanon.
- Jadena dan Indoplant terdiri dari 2 batang yang disisi dengan 75 mg
Levonogestrel.
- Implanon terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira – kira 40
mm dan diameter 2 mm yang diisi dengan 68 mg 3- Keto- desogestrel.
Susuk atau implant ini adalah merupakan alat kontrasepsi jangka panjang biasanya
dipasang di bawah kulit, di atas daging pada lengan kiri atas wanita. Masing-masing
kapsul mengandung progestin levonogestrel sintetis yang juga terkandung dalam
beberapa jenis pil KB. Hormon ini lepas secara perlahan-lahan melalui dinding
kapsul sampai kapsul diambil dari lengan pemakai. Kapsul-kapsul ini bisa terasa dan
kadangkala terlihat seperti benjolan atau garis-garis.
6. Tubektomi (Sterilisasi Wanita)
Alat kontrasepsi yang dilakukan dengan cara eksisi atau menghambat tuba fallopi
yang membawa ovum dari ovarium ke uterus dengan cara melakukan pemotongan
atau pengikatan dengan teknik yang disebut kauter, atau dengan pemasangan klep
atau cincin silastik. Kontrasepsi ini merupakan satu-satunya kontrasepsi wanita yang
bersifat permanen.
7. Vasektomi (Sterilisasi Pria)
Adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan
melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alaur transportasi sperma terhambat dan
proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi.

E. Persyaratan Medis (Medical Eligibility) Dalam Penggunaan Kontrasepsi


Dalam hubungan dengan pilihan kontrasepsi klien perlu diberi informasi tentang :
1. Efektivitas relatif (relativ effectivenness) dari berbagai metode kontrasepsi yang
tersedia
2. Efek negatif kehamilan yang tidak diinginkan pada kesehatan dan resiko kesehatan
potensial pada kehamilan dengan kondisi medis tertentu.
Efektivitas berbagai metode Kontrasepsi
Kunci : 0 – 1 : sangat efektif 2 – 9 : efektif >9 : kurang efektif
Kembalinya Kesuburan
1. Semua metode kontrasepsi, kecuali kontrasepsi mantap (sterilisasi), tidak
mengakibatkan terhentinya kesuburan.
2. Kembalinya kesuburan berlangsung segera setelah pemakaian kontrasepsi dihentikan,
kecuali DMPA dan NET-EN yang waktu rata rata kembalinya kesuburan adalah
masing- masing 10 dan 6 bulan terhitung mulai suntikan terakhir.
3. Kontrasepsi mantap harus dianggap sebagai metode permanen.
Klasifikasi Persyaratan Medis
1. Keadaan atau kondisi yang mempengaruhi persaratan medis dalam penggunaan
setiap metode kontrasepsi yang tidak permanen di kelompokkan dalam 4 kategori :
a. Kondisi dimana tidak ada pembatasan apapun dalam penggunaan metode
kontrasepsi
b. Penggunaan kontrasepsi lebih besar manfaatnya dibandingkan dengan risiko yang
diperkirakan akan terjadi.
c. Resiko yang diperkirakan lebih besar dari pada manfaat penggunaan kontrasepsi.
d. Resiko akan terjadi bila metode kontrasepsi tersebut digunakan
2. Kategori 1 dan 4 cukup jelas. Kategori 2 menunjukkan bahwa metode tersebut dapat
digunakan, tetapi memerlukan tindak lanjut yang seksama. Kategori 3 memerlukan
penilaian klinik dan akses terhadap pelayanan klinik yang baik. Seberapa besar
masalah yang ada dan ketersediaan serta penerimaan metode alternatif perlu di
pertimbangkan. Dengan kata lain pada kategori 3, metode kontrasepsi tersebut tidak
dianjurkan, kecuali tidak ada cara lain yang lebih sesuai tersedia. Perlu tindak lanjut
yang Ketat.
3. Khusus untuk kontrasepsi mantap( tubektomi dan vasektomi) digunakan klasifikasi
lain, yaitu :
A : Tidak ada alasan medis yang merupakan kontraindikasi dilakukannya
kontrasepsi mantap.
B : Tindakan kontrasepsi mantap dapat dilakukan, tetapi dengan persiapan dan
kewaspadaan khusus.
C : Sebaiknya tindakan kontrasepsi mantap ditunda sampai kondisi medis
diperbaiki. Sementara itu berikan metode kontrasepsi yang lain.
D : Tindakan kontrasepsi mantap hanya dilakukan oleh tenaga yang sangat
berpengalaman, dan perlengkapan anastesi tersedia. Demikian pula fasilitas
penunjang lainnya. Diperlukan pula kemampuan untuk menentukan prosedur
klinik serta anastesi yang tepat.
(Saifuddin, 2012)
KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN

A. Pengertian

Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi yang disuntikkan dalam tubuh dalam jangka waktu
3 bulan kemudian masuk ke dalam pembuluh darah diserap sedikit demi sedikit oleh
tubuh yang berguna untuk mencegah kemungkinan timbulnya kehamilan, (Hanafi, 2013).

B. Jenis Kontrasepsi Suntik yang Mengandung Progestin


Tersedia 2 jenis kontrasepsi yang mengandung progestin :
a.   DMPA (Depo Medroxy Progesterone Asetat / Depo Provera)
Diberikan sekali dalam 3 bulan dengan dosis 150 mg dengan cara di suntikan I.M
b. DEPO NET-EN (Norethindrone Enanthare / Depo Noristeral)
Diberkan dalmi dosis 200 mg sekali setiap 2 bulan (8 mgg) dengan cara disuntikkan
secara I.M

C. Efektifitas KB Suntik
KB Suntik memiliki efektifitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100
perempuan/tahun, asal penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah
ditentukan.

D. Mekanisme Kerja
1. Primer : Masalah Ovulasi
Kadar FSH dan LH menurun dan tidak terjadi setakan LH (LH Surge) respon kelenjar
hipofise terhadap gonadotropin releasing hormone eksogenneus tidak berubah,
sehingga memberi kesan proses terjadi di hipotalamus dari pada kelenjar hipofise,
(menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi ovulasi).
2. Sekunder
a. Mengentalkan lendir dan menjadi sedikit sehingga menurunkan kemampuan
penetrasi sperma.
b. Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atropi .
c. Menghambat trasportasi gamet oleh tuba.
d. Mengubah endrometrium menjadi tidak sempurna untuk implantasi hasil
konsepsi.
E. Keuntungan
1. Sangat efektif.
2. Pencegahan kehamilan jangka panjang.
3. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
4. Tidak mengandung esterogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit
jantung, dan gangguan pembekuan darah.
5. Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
6. Sedikit efek samping
7. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
8. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai perimenopause.
9. Membantu mencegah kanker Endometrium dan kehamilan ektopik
10. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
11. Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.
12. Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell).

F. Keterbatasan
1. Sering ditemukan gangguan haid, seperti :
a. Siklus haid yang memendek atau memanjang
b. Perdarahan yang banyak atau sedikit,
c. Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spoting)
d. Tidak haid sama sekali.
2. Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali
waktu suntik).
3. Tidak dapat dihentikan sewaktu waktu sebelum suntikan berikutnya.
4. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.
5. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis
B virus, atau infeksi virus HIV.
6. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.
7. Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya kerusakan/ kelainan pada
organ genetalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari
deponya( tempat suntikan).
8. Terjadi perubahan pada lipit serum pada penggunaan jangka panjang.
9. Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan sedikit kepadatan tulang
(densitas).
10. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina,
menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala, nervositas, jerawat.

G. Wanita yang Boleh Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin


1. Usia Reproduksi.
2. Nulipara dan yang telah memiliki anak.
3. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektifitas tinggi.
4. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
5. Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
6. Setelah abortus dan keguguran
7. Telah banyak anak tetapi belum menghendaki tubektomi.
8. Perokok.
9. Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan darah. Atau
anemia bulan sabit.
10. Menggunakan obat untuk epilepsi (fenintoin, barbiturat) atau obat
tubercolosis(rifampicin).
11. Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung esterogen.
12. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.
13. Anemia defisiensi besi.
14. Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil
kontrasepsi kombinasi.
(Saifuddin, 2012)

H. Wanita yang Tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin


1. Hamil atau dicurigai hamil ( resiko cacat pada janin 7 per 100.000 kelahiran)
2. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
3. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea.
4. Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
5. Diabetes mellitus disertai komplikasi.
(Saifuddin, 2012)

I. Waktu Mulai Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin


1. Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil.
2. Mulai hari pertama haid sampai hari ke 7 siklus haid.
3. Pada ibu yang tidak Haid, injeksi pertama diberikan setiap saat, asalkan saja ibu
tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan
seksual.
4. Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan
kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah menggunakan kontrasepsi hormonal lain dengan
benar, dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat segera diberikan. Tidak
perlu menunggu sampai haid berikutnya datang.
5. Bila ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi jenis lain dan inggin mengganti
dengan kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi suntikan yang diberikan
dimulai saat jadwal kontrasepsi suntikan yang sebelumnya.
6. Ibu yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin menggantinya dengan
kontrasepsi hormonal. Suntikan pertama dapat segera diberikan asal ibu tidak hamil
dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya datang. Bila disuntik
setelah hari ke 7 haid ibu tersebut tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 7
hari setelah suntikan.
7. Ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi Hormonal. Suntikan pertama
dapat diberikan pada hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid, atau dapat diberikan
setiap saat setelah hari ke-7 siklus haid, asal yakin ibu tersebut tidak hamil.
8. Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan pertama dapat
diberikan setiap saat, asal ibu tidak hamil, dan selama 7 hari setelah suntikan tidak
boleh berhubungan seksual.

J. Cara Penggunaan Kontrasepsi Suntikan


1. Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intra
muskular dalam daerah pantat. Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal,
penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja segera dan efektif.
Suntikan diberikan tiap 90 hari. Pemberian suntikan yang Noristerat untuk 3 injeksi
berikutnya diberikan tiap 8 minggu. Mulai dengan injeksi yang ke lima diberikan tiap
12 minggu.
2. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang di basahi oleh etil/
isopropil alkohol 60 – 90%. Biarkan kulit kering sebelum disuntik, baru setelah kering
di suntik.
3. Kocok dengan baik, dan hindarkan gelembung – gelembung udara. Kontrasepsi suntik
tidak perlu didinginkan. Bila terdapat endapan putih pada dasar ampul, upayakan
menghilangkannya dengan menghangatkannya.

K. Informasi Lain Yang Perlu Disampaikan


1. Pemberian kontrasepsi suntikan sering menimbulkan gangguan haid (amenorea).
Gangguan haid ini biasanya bersifat sementara dan sedikit sekali mengganggu
kesehatan.
2. Dapat terjadi efek samping peningkatan berat badan, sakit kepala, dan nyeri payudara.
Efek-efek samping ini jarang, tidak berbahaya, dan cepat hilang.
3. Karena terlambat kembali nya kesuburan, penjelasan perlu diberikan pada ibu usia
muda yang ingin menunda kehamilan, atau bagi ibu yang merencanakan kehamilan
berikutnya dalam waktu dekat.
4. Setelah suntikan dihentikan haid tidak segera datang. Haid baru datang kembali pada
umumnya setelah 6 bulan. Selama tidak haid tersebut dapat terjadi kehamilan. Bila
setelah 3-6 bulan tidak juga haid, klien harus kembali ke dokter atau tempat pelayanan
kesehatan untuk dicari penyebab tidak haid tersebut.
5. Bila klien tidak dapat kembali pada jadwal yang ditentukan, suntikan dapat diberikan
2 minggu sebelum jadwal. Dapat juga suntikan diberikan 2 minggu setelah jadwal
yang ditetapkan, asal tidak terjadi kehamilan. Klien tidak dibenarkan melakukan
hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain selama 7
hari. Bila perlu menggunakan kontrasepsi darurat.
6. Bila klien, misalnya, sedang menggunakan salah satu kontrasepsi suntikan dan
kemudian meminta untuk digantikan kontrasepsi suntikan yang lain sebaiknya jangan
dilakukan, andai kata terpaksa dilakukan kontrasepsi yang akan diberikan tersebut di
injeksi sesuai dengan jadwal suntikan dari kontrasepsi hormonal yang sebelumnya.
7. Bila klien lupa jadwal suntikan, suntikan dapat segera diberikan, asal yakin ibu tidak
hamil.

L. Peringatan Bagi pemakai Kontrasepsi Suntikan Progestin


1. Setiap terlambat haid harus dipikirkan adanya kemungkinan kehamilan.
2. Nyeri abdomen bawah yang berat kemungkinan gejala kehamilan ektopik terganggu.
3. Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi.
4. Sakit kepala migrain, sakit kepala berulang yang berat, atau kaburnya penglihatan.
5. Perdarahan berat yang 2 kali lebih panjang dari masa haid atau 2 kali lebih banyak
dalam satu periode masa haid.
Bila terjadi hal - hal yang disebutkan diatas, hubungi segera tenaga kesehatan atau
klinik.

M. Efek Samping KB Suntik


1. Gangguan Haid
a. Amenorea
1) Tidak perlu dilakukan tindakan apapun. Cukup konseling .
2) Bila klien tidak dapat menerima kelainan haid tersebut, suntikan jangan
dilanjutkan. Anjurkan pemakaian jenis kontrasepsi yang lain.
b. Perdarahan
1) Perdarahan ringan atau spoting sering dijumpai, tetapi tidak berbahaya. Bila
klien tidak dapat menerima perdarahan tersebut dan ingin melanjutkan
suntikan maka dapat disarankan 2 pilihan pengobatan :
a) Satu siklus pil kontrasepsi kombinasi 930 – 50 µg etinilestradiol), ibu
profen(sampai 800 mg, 3x/hari untuk 5 hari), atau obat jenis lain. Jelaskan
bahwa selesai pemberian pil kontrasepsi kombinasi dapat terjadi
perdarahan.
b) Bila terjadi perdarahan banyak selama pemberian suntikam ditangani
dengan pemberian 2 tablet pil kontrasepsi kombinasi /hari selama 3 – 7
hari dilanjutkan dengan 1 siklus pil kontrasepsi hormonal, atau diberi 50
µg etinilestradiol atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi untuk 14 -21 hari.
2) Bila perdarahan/ spoting terus berlanjut atau setelah tidak haid, namun
kemudian terjadi perdarahan, maka perlu dicari penyebab perdarahan tersebut.
Obatilah penyebab perdarahan tersebut dengan cara yang sesuai. Bila tidak
ditemukan penyebab terjadinya perdarahan, tanyakan apakah klien masih ingin
melanjutkan suntikan, dan bila tidak, suntikan jangan dilanjutkan lagi dan cari
kontrasepsi jenis lain.
3) Bila ditemukan penyakit radang panggul atau penyakit akibat hubungan
seksual klien perlu di beri pengobatan yang sesuai dan suntikan dapat
dilanjutkan.
4) Bila perdarahan banyak atau memanjang (lebih dari 8 hari) atau 2 kali lebih
banyak dari perdarahan yang biasanya sialami pada siklus haid normal,
jelaskan bahwa hal tersebut biasa terjadi pada bulan pertama suntikan.
5) Bila gangguan tersebut menetap, perlu di cari penyebabnya dan bila ditemukan
kelainan ginekologik, klien perlu diobati dan dirujuk.
6) Bila perdarahan yang terjadi mengancam kesehatan klien atau klien tidak
dapat menerima hal tersebut, suntikan jangan di lanjutkan lagi, pilihkan jenis
kontrasepsi yang lain. Untuk mencegah anemia perlu di beri preparat besi dan
anjurkan mengkosumsi makanan yang banyak mengandung zat besi.
2. Perubahan Berat badan
Meningkatnya atau menurunnya berat badan dapat terjadi setelah beberapa
bulan pemakaian suntik KB. Berat badan bertambah atau turun beberapa kilogram
dalam Perubahan BB kemungkinan disebabkan karena hormon progesteron
mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak
banyak yang bertumpuk di bawah kulit dan bukan merupakan karena retensi
(penimbunan) cairan tubuh, selain itu juga DMPA merangsang pusat pengendali nafsu
makan di hipotalamus yang dapat menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari
biasanya. Akibatnya pemakaian suntikan dapat menyebabkan berat badan bertambah
(Hanafi, 2013).
Penanggulanganya :
a. Jelaskan kepada akseptor bahwa kenaikan/ penurunan BB sebanyak 1 – 2 kg dapat
terjadi.
b. Perhatikan diet klien bila perubahan berat badan terlalu mencolok.
c. Bila berat badan berlebihan, hentikan suntikan dan anjurkan metode kontrasepsi
lain.
3. Pusing dan Sakit Kepala
Rasa berputar/sakit di kepala, yang dapat terjadi pada satu sisi atau kedua sisi
atau seluruh bagian kepala biasanya bersifat sementara.pusing dan sakit kepala
disebabkan karena reaksi tubuh terhadap progestreon sehingga hormon estrogen
fluktuatif (mengalami penekanan) dan progesteron dapat mengikat air sehingga sel –
sel di dalam tubuh mengalami perubahan sehingga terjadi penekanan pada syaraf otak
(Suratun, 2013).
Seorang wanita yang mulai menggunakan Depo Provera harus mendapat saran
tentang kemungkinan sakit kepala (Varney, 2015).
Penanggulanganya :
Jelaskan secara jujur kepada calon akseptor bahwa kemungkinan tersebut mungkin
ada, tetapi jarang terjadi. Biasanya bersifat sementara. Pemberian anti prostaglandin
atau obat mengurangi keluhan misalnya asetol 500mg 3x1 tablet/hari atau
paracetamol 500mg 3x1. Bila tidak ada perubahan ganti dengan cara kontrasepsi non
hormonal (Suratun, 2013).
Penanganan lain yang dapat dilakukan yaitu melakukan penilaian berupa periksa
tekanan darah, bila perlu lakukan pemeriksaan neurologis yang lengkap, anamnese
meliputi pertanyaan tentang berat ringannya sakit kepala, lamanya stress, lokasi
sakitnya, hubungan dari sakit kepala dengan minum pil oral, adakah riwayat keluarga
dengan migrain. Dan bila sakit kepalanya jelas disebabkan oleh kontrasepsi suntik 3
bualn, hentikan kontrasepsi suntik 3 bulan/ganti preparer lain yang aktifitasnya
estrogen dan progesteron lebih rendah, sakit kepala pada akseptor kontrasepsi suntik
harus ditanggapi dengan serius karena dapat merupakan tanda bahaya utama yang
mendahului CVA.
4. Keputihan
Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari liang senggama dan
terasa mengganggu. Ini jarang terjadi pada peserta suntik, tidak berbahaya kecuali bila
berbau, panas, atau terasa gatal sebaiknya dilakukan pemeriksaan lebih lengkap untuk
mengetahui adanya infeksi, jamur, atau candida. Keputihan merupakan sekresi
vaginal abnormal pada wanita. Keputihan yang disebabkan oleh infeksi biasanya
disertai dengan rasa gatal di dalam vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar.
Yang sering menimbulkan keputihan ini antara lain bakteri, virus, jamur atau
juga parasit. Infeksi ini dapat menjalar dan menimbulkan peradangan ke saluran
kencing, sehingga menimbulkan rasa pedih saat si penderita buang air kecil. Gejala
keputihan antara lain keluarnya cairan berwarna putih kekuningan atau putih kelabu
dari saluran vagina. Cairan ini dapat encer atau kental, dan kadang-kadang berbusa.
Mungkin gejala ini merupakan proses normal sebelum atau sesudah haid pada wanita
tertentu.
Pada penderita tertentu, terdapat rasa gatal yang menyertainya. Biasanya
keputihan yang normal tidak disertai dengan rasa gatal. Keputihan juga dapat dialami
oleh wanita yang terlalu lelah atau yang daya tahan tubuhnya lemah. Sebagian besar
cairan tersebut berasal dari leher rahim, walaupun ada yang berasal dari vagina yang
terinfeksi, atau alat kelamin luar.
Penanggulanganya :
Jelaskan bahwa peserta suntik jarang terjadi keputihan. Apabila hal ini terjadi juga
harus di cari penyebabnya dan diberikan pengobatannya. Konseling sebaiknya
dilakukan sebelum peserta ikut KB suntik. Anjurkan untuk menjaga kebersihan alat
genetalia dan pakaian dalam agar tetap bersih dan kering. Bila keputihan sangat
menganggu sebaiknya di rujuk untuk mendapatkan pengobatan yang tepat .
(Suratun, 2013).
DAFTAR PUSTAKA

Hanafi. 2013. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan

Mochtar, Rustam. 2015. Sinopsis Obstetri Jilid 2 , edisi 2. Jakarta : EGC

Saifuddin, A.B. 2012. Buku Panduan Praktis pelayanan Kontrasepsi, Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka sarwono Prawirohardjo.

Suratun, S. Heryani, & Manurung, S., 2013, Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan
Kontrasepsi, Jakarta: Trans Info Media

Varney, Hellen (et.all). 2015. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4, Volume 1. Jakarta : EGC

Wikipedia, 2020. Keluarga _ Berencana. https://id.wikipedia. org/wiki/Keluarga_Berencana.


html diakses pada tanggal 27 Maret 2021 jam 20.00 WIB
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA (KB)
Pada Ny “S” P1001 dengan Akseptor Baru KB Suntik 3 Bulan
di Puskesmas Maesan

Tempat : Puskesmas Maesan


Tanggal / Waktu : Sabtu, 27 Maret 2021
Pengkaji : Rina Teriana
Jam : 08.30 WIB

Identitas
Nama : Ny “S” Nama : Tn “J”
Umur : 26 Tahun Umur : 30 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Suku : Madura Suku : Madura
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani
Alamat : Dusun Talang RT 03 Alamat : Dusun Talang RT 03 Sumber
Sumber Pakem Maesan Pakem Maesan

A. Data Subjektif
Alasan Datang dan Keluhan Utama
Ibu mengatakan telah melahirkan anak pertamanya sekitar 45 hari yang lalu. Ibu telah
suci dari masa nifas, dan belum berhubungan seksual dengan suami. Saat ini ibu tidak
memiliki keluhan apapun, dan ibu ingin menggunakan KB suntik 3 bulan.

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TB : 150 cm
d. BB : 53 kg
e. Tanda-tanda vital :
 TD : 110/70 mmHg
 N : 84 x/mnt
 R : 24 x/mnt
 S : 36,7 °C
2. Pemeriksaan Fisik
a. Mata : sklera putih, konjungtiva merah muda.
b. Leher : pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran vena jugularis (-)
c. Payudara : putting susu menonjol (+/+), ASI (+/+), pembengkakan payudara -/-
d. Abdomen : luka bekas operasi SC (-)
e. Genetalia : pembesaran kelenjar bartolini dan skene (-), varises vagina (-),tanda
tanda infeksi (-)
f. Ekstremitas : oedema kaki (-/-)
3. Pemeriksaan Dalam tidak dilakukan
4. Pemeriksaan Laboratorium tidak dilakukan.

C. Analisa Data
Ny “S” P10001 dengan Akseptor Baru KB Suntik 3 Bulan

D. Penatalaksanaan
Tanggal 27 Maret 2021 Pukul 08.40 WIB
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu dan suami.
E/ Ibu mengetahui hasil pemeriksaan dalam kondisi baik.
2. Menjelaskan tentang KB suntik 3 bulan dan melaksanakan persetujuan tindakan /
inform consent kepada ibu dan suami tentang hal tersebut (masa efektifitas, cara
pemberian, efek samping, keuntungan dan kerugian, kembalinya kesuburan, tidak
melindungi dari HIV, Hepatitis, dan IMS).
E/ Ibu dan suami memahami penjelasan Bidan dan menandatangani lembar
persetujuan yang telah disiapkan.
3. Menyiapkan ruangan, alat dan bahan untuk melakukan suntik KB 3 bulan.
E/ ruangan, alat dan bahan telah siap.
4. Memposisikan ibu dengan cara membaringkan ibu di tempat tidur bisa tidur miring
atau tengkurap.
E/ ibu mengambil posisi tidur tengkurap.
5. Memberitahukan pada ibu bahwa akan disuntik,
E/ ibu menyetujui.
6. Melakukan suntik KB pada ibu secara IM pada dengan mengaspirasi dulu sebelum
menyuntikkan obat KB, cabut perlahan jarum dari penyuntikan dan deep dengan
kapas alkohol.
E/ Suntik KB 3 bulan sudah dilakukan.
7. Membereskan alat dan dekontaminasi alat.
E/ Membuang spuit ke savety box, kapas alkohol dan bekas flakon KB ke tempat
sampah medis.
8. Memberitahukan ibu tentang kunjungan ulang selanjutnya dan mencatatnya di kartu
KB.
E/ Ibu memahami tanggal kunjungan ulang dan bersedia datang kembali.
9. Menganjurkan pada ibu untuk segera periksa jika ada keluhan.
E/ Ibu memahami anjuran petugas.

Anda mungkin juga menyukai