Anda di halaman 1dari 19

Departemen Keperawatan Maternitas

LAPORAN PENDAHULUAN

KELUARGA BERENCANA (KB)

Oleh:

A.Nur Setyawati Dwi Suhardini, S.Kep

NIM: 70900119009

PRESEPTOR LAHAN PRESEPTOR INSTITUSI

(...........................................) (...........................................)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS

KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2019

1
KATA PENGANTAR

‫حيم م‬
‫ن ٱللر م‬
‫م م‬ ‫ب مسسم م ٱلل ل م‬
‫ه ٱللرسح م‬
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nya yang masih tercurah kepada penulis, sehingga Laporan pendahuluan
yang berjudul ” Laporan Pendahuluan Keluarga Berencana (KB)” dapat
terselesaikan, dan tak lupa pula kita kirimkan salam dan salawat kepada Nabi
Muhammad SAW, yang telah mengantarkan kita dari alam kegelapan menuju
alam terang benderang seperti sekarang ini.

Dalam penyusunan Laporan Pendahuluan, penyusun telah banyak dibantu


oleh berbagai pihak. Segala kerendahan hati penyusun menghaturkan terima
kasih, dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada keluarga yang tercinta dan
tersayang serta sebagai sumber inspirasi terbesar dan semangat hidup menggapai
cita. Terima kasih atas segala bimbingan, dukungan, motivasi serta doa restu, terus
mengiringi perjalanan hidup penulis hingga sekarang sampai di titik ini.

Oleh karena itu, besar harapan penulis kepada pembaca atas kontribusinya
baik berupa saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Laporan
Pendahuluan ini. Akhirnya kepada Allah SWT jualah penulis memohon do’a dan
berharap semoga ilmu yang telah diperoleh dan dititipkan dapat bermanfaat
bagi orang serta menjadi salah satu bentuk pengabdian dimasyarakat nantinya.

Wassalamu’Alaikum Wr. Wb.

Makassar, Desember 2019

A.Nur Setyawati DS, S.Kep

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………

Daftar Isi ………………………………………………………………

BAB I KONSEP KELUARGA BERENCANA (KB)

A. Konsep KB ……………………………………….

B. Konsep Keperawatan KB…………………………………

Daftar Pustaka ……………………………………………………..

3
LAPORAN PENDAHULAN
KELUARGA BERENCANA (KB)

A. KONSEP MEDIS
1. Definisi KB
Keluarga Berencana (KB) adalah suatu cara untuk merencanakan jumlah
anak dan menjarangkan kehamilan dengan memakai alat kontrasepsi.
Kontrasepsi berasal dari dua kata yaitu Kontra yang berarti mencegah atau
melawan dan Konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang
dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Jadi, Kontrasepsi adalah
menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara
sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut.
2. Tujuan KB
a. Mencegah kematian ibu dan anak.
b. Pengaturan kehamilan (waktu dan interval)
c. Pembinaan ketahanan keluarga.
d. Peningkatan kesejahteraan keluarga.
e. Menunda, menjarangkan dan meniadakan Kehamilan.
3. Manfaat KB
a. Manfaat Untuk Ibu:
1) Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
2) Mencegah setidaknya 1 dari 4 kematian ibu
3) Menjaga kesehatan ibu
4) Merencanakan kehamilan lebih terprogram
b. Manfaat Untuk Anak:
1) Mengurangi risiko kematian bayi
2) Meningkatkan kesehatan bayi
3) Mencegah bayi kekurangan gizi
4) Tumbuh kembang bayi lebih terjamin
5) Kebutuhan ASI eksklusif selama 6 bulan relatif dapat terpenuhi
6) Mendapatkan kualitas kasih sayang yang lebih maksimal
c. Manfaat Untuk Keluarga:
1) Meningkatkan kesejahteraan keluarga
2) Harmonisasi keluarga lebih terjaga
4. Sasaran Keluarga Berencana
a. Ibu dengan penyakit kronis.
b. Usia ibu < 20 tahun atau > 30 tahun dengan jumlah anak > 3 orang.

4
c. Ibu yang sudah pernah melahirkan > 5 x melahirkan.
d. Ibu dengan riwayat persalinan yang buruk.
e. Keluarga dengan sosial ekonomi yang kurang memadai
5. Komponen KB
a. KIE (komunikasi, informasi, edukasi)
b. Konseling
c. Pelayanan kontrasepsi
d. Pelayanan infertilitas
e. Pendidikan seks
f. Konsultasi perkawinan dan pra perkawinan
g. Konsultasi genetic
h. Test keganasan (pada ibu-ibu yang sudah punya anak, ada kanker atau
tidak).
i. Adopsi
6. Metode Kontrasepsi
Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sperma laki-laki
mencapai dan membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang
sudah dibuahi untuk berimplantasi (melekat) dan berkembang di dalam
rahim.
Kontrasepsi dapat reversible (kembali) atau permanen (tetap).
a. Kontrasepsi yang reversible adalah metode kontrasepsi yang dapat
dihentikan setiap saat tanpa efek lama di dalam mengembalikan
kesuburan atau kemampuan untuk punya anak lagi.
b. Metode kontrasepsi permanen atau yang kita sebut sterilisasi adalah
metode kontrasepsi yang tidak dapat mengembalikan kesuburan
dikarenakan melibatkan tindakan operasi.
Metode kontrasepsi juga dapat digolongkan berdasarkan cara kerjanya:
a. Metoda alamiah, yang membantu mengetahui kapan masa subur,
sehingga dapat menghindari hubungan seks pada masa itu
b. Metoda perintang (barrier), yang bekerja dengan cara mengahlangi
sperma dari pertemuan dengan sel telur (merintangi pembuahan).
c. Metoda mekanik, yang melibatkan alat-alat yang dimasukkan ke
dalam rahim (IUD), gunanya untuk mencegah pembuahan sel telur oleh
sperma.
d. Metoda hormonal, yang mencegah indung telur mengeluarkan sel-sel
telur, mempersulit pembuahan, dan menjaga agar dinding-dinding rahim
tak menyokong terjadinya kehamilan yang tak dikehendaki

5
e. Metoda permanen, atau metoda yang menjadikan Anda taua pasangan
Anda tidak bisa lagi memiliki anak untuk selamanya; lewat suatu operasi.
Namun, tidak ada metode kontrasepsi kecuali abstinensia (tidak
berhubungan seksual), yang efektif mencegah kehamilan 100%.
7. Jenis-Jenis Kontrasepsi
a. Kontrasepsi sederhana tanpa alat
1) Senggama Terputus
Merupakan cara kontrasepsi yang paling tua. Senggama dilakukan
sebagaimana biasa, tetapi pada puncak senggama, alat kemaluan pria
dikeluarkan dari liang vagina dan sperma dikeluarkan di luar.
2) Pantang Berkala (sistem berkala)
Cara ini dilakukan dengan tidak melakukan senggama pada saat
istri dalam masa subur. Selain sebagai sarana agar cepat hamil,
kalender juga difungsikan untuk sebaliknya alias mencegah
kehamilan.

b. Kontrasepsi sederhana dengan alat


1) Kondom
Kondom adalah suatu kantung karet tipis, biasanya terbuat dari
lateks, tidak berpori, dipakai untuk menutupi penis yang berdiri
(tegang) sebelum dimasukkan ke dalam liang vagina. Efek samping:
alergi, keputihan, kondom tertinggal dalam vagina.
Adapaun indikasi pemakaian kondom adalah:
a) 6 Minggu sesudah vasektomi
b) Sementara menunggu pemasangan AKDR
c) Apabila kelupaan minum pil dalam jangka waktu > 36 jam
d) Apabila diduga ada penyakit kelamin sementara menunggu
diagnosa yang pasti
e) Dalam keadaan darurat bila tidak ada kontrasepsi yang tersedia
atau dipakai.
2) Diafragma
Diafrgma adalah kap berbentuk bulat cembung,
terbuat dari lateks (karet) yang di insersikan ke
dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan
menutup serviks. Efek samping : keputihan

6
3) Spermisida
Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non
oksinol-9) digunakan untuk menon-aktifkan atau
membunuh sperma. Menyebabkan sel membrane
sperma terpecah, memperlambat pergerakan
sperma dan menurunkan kemampuan pembuahan
sel telur.

4) KB Suntik
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk
mencegah terjadinya kehamilan dengan
melalui suntikan hormonal.
a) Cara kerja
Kontasepsi senantiasa mencegah kehamilan dengan cara:
- Menghalangi terjadinya ovulasi\
- Menipiskan endometrium sehingga tidak terjadi nidasi
- Memekatkan lendir serviks sehingga menghambat perjalanan
spermatozoa melalui kanalis servikalis
b) Keuntungan
- Sangat efektif, kegagalannya kurang dari 1%
- Kemungkinan salah dan lupa memakainya tidak ada
- Tidak mengurangi produksi ASI
- Diberikan setiap 12 minggu sekali\
c) Waktu pemberian
- Pasca persalinan sampai 40 hari
- Pasca keguguran sampai 7 hari
- Interval dengan anak hidup minimal satu, sebelum hari
kelima haid
d) Cara dan Tempat penyuntikan
Intramuskular
Tempat penyuntikan :

7
- Pada otot bokong (glutea) yang dalam, bekas suntikan ditutup
dengan plester untuk mencegah keluarnya obat.
- Pada otot pangkal lengan (deltoid)
e) Indikasi
- Ibu telah mempunyai anak lebih dari satu
- Tidak dalam keadaan hamil
- Riwayat siklus haid teratur
- Tidak terdapat kontraindikasi
f) Kontraindikasi
- Hamil
- Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui sebabnya
- Tumor/ keganasan
- Terdapat penyakit jantung, paru-paru, kelainan faal hati,
tekanan darah tinggi, obesitas, diabetes
g) Efek samping dan penanggulangannya
1) Devo provera
Efek samping dapat berupa :
- Gangguan haid: amenorhea, menoragia, metroragia, dan
spotting
- Gangguan bukan haid: pusing sakit kepala, mual, muntah,
rambut rontok, jerawat, kenaikan berat badan, kenaikan
tekanan darah.
Penanggulangannya :
Penanggulangan haid belum ada yang tepat, tapi
untuk sementara dianjurkan antara lain adalah perbaikan
gizi, pemberian pil KB 1-3 /hari selama 5-7 hari,
penerangan yang lebih intensif, pemberian obat
symtomatis.
2) Noristerat
- Perdarahan yang mengganggu, penanggulangannya
dengan pil kombinasi 1 tablet /hari selama 10 hari
- Tidak sedang haid (amenorhea), penanggulangannya
tidak diberikan pengobatan bila tidak menimbulkan
kegelisahan-kegelisahan. Amenorhea di tanggulangi
dengan pil kombinasi 2-3 tablet perhari selama 7 hari.
Bila amenorhea yang terus menerus setelah 3 kali

8
suntikan, dengan atau tanpa pengobatan, maka suntikan
dihentikan

5) Pil kontrasepsi
Pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum. Pil
diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara
pencegah kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum
secara teratur.
a) Jenis-Jenis Pil Keluarga Berencana
Menurut (Herti, 2007) ada 3 jenis pil KB, yaitu :
- Pil gabungan atau kombinasi
Tiap pil mengandung dua hormone sintetis, yaitu hormone
estrogen dan progestin. Pil gabungan mengambil manfaat
dari cara kerja kedua hormon yang mencegah kehamilan, dan
hampir 100% efektif bila diminum secara teratur.
- Pil berturutan
Dalam bungkusan pil-pil ini, hanya estrogen yang disediakan
selama 14-15 hari pertama dari siklus menstruasi, diikuti oleh
5-6 hari pil gabungan antara estrogen dan progestin pada sisa
siklusnya. Kelalaian minum 1 atau 2 pil berturutan pada awal
siklus akan dapat mengakibatkan terjadinya pelepasan telur
sehingga terjadi kehamilan.
- Pil khusus
Pil ini mengandung dosis kecil bahan progestin sintetis dan
memiliki sifat pencegah kehamilan, terutama dengan
mengubah mukosa dari leher rahim (merubah sekresi pada
leher rahim) sehingga mempersulit pengangkutan sperma.
b) Cara Pemakaian Pil KB
Pil pertama dari bungkus pertama diminum pada hari kelima
siklus haid.Dapat juga dimulai pada suatu hari yang diinginkan,
misalnya hari minggu agar mudah diingat.Pada pasca persalinan
pil mulai dimakan sesudah bayi berumur 30-40 hari, sedang pada
pasca keguguran 1-2 minggu sesudah kejadian (Wiknjosastro,
2012:919).

9
Pil KB yang berisi 20,21 dan 22 tablet mulai dimakan terus
menerus, dan kemudian istirahat selama 1 minggu. Pada pil
kombinasi yang terdiri atas 28 tablet (21 tablet pil kombinasi dan
7 tablet placebo), pil diminum terus menerus.Tablet yang
diminum pertama kali sewaktu haid ialah tablet plasebo. Pada 2
minggu pertama pemakaian pil bungkus pertama sebaiknya
jangan bersenggama, atau memakai cara kontrasepsi lain.
(Wiknjosastro, 2012:919).
Pemberian pil dihentikan sementara bila terdapat:
- Denyut nadi melebihi 120/menit
- Radang pembuluh darah balik (phlebitis)
- Tekanan darah lebih dari 140/110 mmHg disertai sakit kepala
yang hebat, nafas sesak atau berdebar-debar
- Pertambahan berat badan yang progresif
c) Efek Samping Pil KB

Menurut Wiknjosastro (2012:919) efek samping dari


penggunaan pil KB dibagi dalam 2 golongan, yaitu :
- Efek sampingan ringan
Efek sampingan ringan dari penggunaan pil KB adalah:
adanya pertambahan berat badan, perdarahan di luar daur
haid, mual-mual, depresi, alopesia, melasma, kandidiasis,
amenorea pascapil, retensi cairan, dan keluhan-keluhan
gastrointestinal.
- Efek sampingan berat
Efek sampingan yang berat dari penggunaan pil KB adalah
tromboemboli yang mungkin terjadi karena peningkatan
aktivitas faktor-faktor pembekuan, atau mungkin juga karena
pengaruh vaskuler secara langsung. Angka kejadian
tromboemboli pada para wanita pemakai pil adalah sekitar 4-
9 kali lebih tinggi dari pada para wanita bukan pemakai pil
golongan umur yang sama
6) AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
AKDR atau IUD (Intra Uterine Device) bagi
banyak kaum wanita merupakan alat kontrasepsi

10
yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan tidak
perlu diingat setiap hari seperti halnya pil.

7) Kontrasepsi Implant
Disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena
dipasang di bawah kulit pada lengan atas, alat
kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit
lengan atas sebelah dalam.

8) Kontrasepsi Tubektomi (Sterilisasi pada Wanita).


Tubektomi yaitu kontrasepsi permanen pada
wanita dengan cara melakukan tidakan pada
kedua saluran telur berupa pemotongan atau
pengikatan.

9) Kontrasepsi Tubektomi
Vasektomi yaitu kontrasepsi permanen pada pria dengan cara
memotong dan menutup saluran mani.
8. Komplikasi KB
a. Komponen Esterogen :
1) Berat badan bertambah
2) Nyeri kepala
3) Perdarahan banyak saat menstruasi
4) Peningkatan pengeluaran leukorhea
5) Perlunakan servik
6) Retensi air dan garam
7) Mudah tersinggung dan tegang
b. Komponen Progesteron
1) Kulit dan rambut kering
2) Menstruasi berkurang
3) Kaki dan tangan sering keram
4) Acne (kukulan)
5) Payudara tegang
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian

11
Karena masalah kontrasepsi merupakan suatu hal yang sensitif bagi
wanita, maka dalam mengkaji hal ini perawat harus sangat memperhatikan
privasi klien. Rendahkan suara ketika mengkaji untuk menigkatkan rasa
nyaman klien dan pertahankan rasa percaya diri yang tinggi klien.
Selain pengkajian umum (Identitas klien, Riwayat kesehatan, Riwayat
obstetri, PF), pengkajian khusus yang perlu kita lakukan untuk memenuhi
peran sebagai edukator dalam pemilihan metode kontrasepsi yang tepat
adalah :
a. Pengetahuan klien tentang macam-macam metoda kontrasepsi
Pengkajian ini dilakukan dengan menanyakan kapan wanita
tersebut berencana untuk memiliki anak. Kemudian tanyakan metoda apa
yang sedang direncanakan akan dipakai oleh klien. Bila klien
menyatakan satu jenismetoda perawat dapat menanyakan alas an
penggunaan metoda tersebut.pertanyaan-pertanyaan ini akan
mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi klien terkait dengan
kontrasepsi yang digunakannya.
b. Pengetahuan tentang teknik penggunaan metoda kontrasepsi
Dalam melaksanakan perannya sebagai educator perawat harus
dapat menetukan tingkat pengetahuan klien tentang teknik penggunaan
kontrasepsi. Misalnya tanyakan tentang bagaimana klien tersebut
memakai dafragma, kapan dan dimana spermisida dioleskan atau berapa
kali dalam sehari klien tersebut harus mengkonsumsi pil KB dengan
menggali tingkat pengetahuan klien ni perawat dapat menentukan bila
ada kesalahan persepsi dalam penggunaan yang akan menyebabkan tidak
efektifnya alat kontrasepsi yang dipakai dan akan menyebabkan
terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan.
c. Kenyamanan klien terhadap metoda kontrasepsi klien terhadap metoda
kontrasepsi yang sedang dipakai
Dalam mengkaji kenyamanan klien, dengarkan keluhan-keluhan
klien terhadap efek samping dari kontrasepsi yang digunakannya.
Dengarkan juga pernyataan klien tentang kenyamanannya menggunakan

12
metoda kontrasepsi bulanan seperti suntik hormone dari pada pil keluarga
berencana yang harus di konsumsi setiap hari. Keefektifan suatu metoda
meningkat seiring dengan peningkatan kenyamanan klien dalam
menggunakan metoda tersebut.
d. Faktor-faktor pendukung penggunaan metode yang tepat
Jika klien berencana untuk mengganti metoda kontrasepsi
diskusikan tentang pilihan-pilihan yang cocok untuk digunakan. Kaji
factor-faktor yang dapat membantu pemilihan metode terbaik seperti
riwayat kesehatan dahulu klien yang merupakan kontraindikasi dari
metoda kontrasepsi, riwayat obstetric, budaya dan kepercayaan serta
keinginan untuk mencegah kehamilan.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan pemulihan pascaoperasi sterilisasi
b. Resiko perubahan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan kurang
pengetahuan terhadap pemilihan dan ketersediaan metoda kontrasepsi.
c. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajannya
informasi/kurang pembelajaran
d. Resiko konflik pengambilan keputusan berhubungan dengan alternatif
kontrasepsi
e. Rasa takut berhubungan dengan efek samping kontrasepsi
f. Resiko tinggi perubahan pola seksualitas berhubungan dengan
penggunaan metoda kontrasepsi
g. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kerusakan membran mukosa
akibat operasi, pemasangan spiral, hormon implant
h. Kecemasan berhubungan dengan kurang pengetahuan dan resiko
terjadinya kehamilan.
i. Distress spiritual berhubungan dengan ketidakcocokan keyakinan agama
atau budaya dengan metoda kontrasepsi yang dipilih.

13
C. Intervensi Keperawatan

Diagnosa
Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

Nyeri berhubungan Tujuan: 1. Kaji ulang tingkat nyeri, perhatikan 1. Mengetahui derajat nyeri yang
dengan pemulihan Klien akan mengungkapkan/ lokasi dan intensitas. dirasakan klien sehingga dapat
pascaoperasi menampakkan rasa nyeri yang 2. Jelaskan penyebab rasa nyeri dan menentukan dan mengambil
sterilisasi dirasakan berkurang/hilang beritahu bahwa nyeri itu adalah hal intervensi selanjutnya
yang normal. 2. Meningkaatkan rasa adaptasi klien
kriteria hasil: 3. Ajarkan teknik relaksasi dengan terhadap nyeri.
 Wajah klien nampak nafas dalam secara teratur dan 3. Membantu ibu dalam mengatasi
tenang. relaksasi pada otot-otot terutama nyeri yang ia rasakan dan
 Keluhan sakit klien daerah gluteal (tempat mengalihkan perhatian ibu
berkurang. penyuntikan) sehingga tidak terfokus pada nyeri
4. Ajarakan tehnik distraksi dengan yang ia rasakan.
mengalihkan perhatian. 4. Meransang pengeluaran analgetik
5. Beri HE/konseling kepada ibu endogen
tentang menajemen nyeri yang 5. Meningkatkan pemahaman ibu
dirasakan. tentang nyeri yang ia rasakan.

Resiko perubahan Tujuan : Klien akan 1. Jabarkan dengan benar tentang cara 1. Memberikan dasar pengetahuan
pemeliharaan mengungkapkan informasi penggunaan metoda kontrasepsi dimana klien memiliki
kesehatan akurat pada tingkat yang dipilih dan pemecahan pengetahuan berdasarkan
berhubungan dengan kemampuan diri sendiri, masalahnya. informasi.
kurang pengetahuan berpartisipasi dalam aturan 2. Jelaskan tentang efek samping dan 2. Memberi pemahaman dan
terhadap pemilihan terapi dengan dan ekspresi komplikasi dari metoda kontrasepsi klarifikasi tentang informasi yang
dan ketersediaan klien nampak tenang. yang dipilih. belum/sudah diketahui klien
metoda kontrasepsi. 3. Anjurkan untuk melaporkan tentang efek samping dan

14
adanya kepuasan terhadap metoda komplikasi dari metoda
kontrasepsi yang dipilih. kontrasepsi yang dipilih.
4. Gambarkan metoda lain yang dapat 3. Menilai tingkat keberhasilan
dipakai dan memilih salah satu dari metoda kontrasepsi yang dipilih
metoda tersebut bila pasangan 4. Memberikan dasar pengetahuan
ingin mengganti metod sebagai bahan perbandingan antar
kontrasepsi. kontrasepsi yang satu dengan yang
lain.
Kurang pengetahuan Tujuan : Klien akan 1. Kaji ulang tingkat pemahaman 1. Memvalidasi tingkat pemahaman
berhubungan dengan mengungkapkan informasi klien terhadap metode kontrasepsi saat ini, mengidentifikasi
kurang terpajannya akurat pada tingkat yang diberikan. kebutuhan belajar dan memberikan
informasi/kurang kemampuan diri sendiri, 2. Berikan KIE tentang manajemen dasar pengetahuan dimana klien
pembelajaran berpartisipasi dalam aturan pemberian metode suntikan KB memiliki pengetahuan berdasarkan
terapi dengan dan ekspresi jenis Cyclofem informasi.
klien nampak tenang. 3. Kaji pemahaman klien setelah 2. Memberi pemahaman dan
pemberian KIE melalui isyarat klarifikasi tentang informasi yang
verbal dan non verbal pada respon belum/sudah diketahui klien
nyeri . tentang metode suntikan KB jenis
Cyclofem
3. Menilai tingkat keberhasilan KIE
yang diberikan dan menilai
seberapa jauh pemahaman klien
setelah pemberian KIE.
Kecemasan Tujuan: Setelah diberikan 1. Kaji ulang tingkat kecemasan yang 1. Mendapatkan data akurat dan
berhubungan dengan askep diharapkan cemas pada dialami klien menentukan tindakan selanjutnya
kurang pengetahuan ibu tidak terjadi 2. Perhatikan keluhan klien dengan 2. Klien akan merasa diperhatikan
dan resiko terjadinya - Klien tidak lagi takut akan mendengarkan segala keluhan yang oleh perawat dan meningkatkan
kehamilan. kegagalan metode kontrasepsi dirasakan dan beri kesempatan harga diri dan mengurangi beban

15
yang digunakan. untuk menyampaikan atau bertanya yang dirasakan oleh klien.
- Ekspresi klien nampak tentang permasalahannya 3. Meningkatkan pengetahuan
tenang. 3. Berikan penjelasan/KIE tentang sehingga kecemasan berkurang,
tentang manajemen pemberian dan klien dapat mempersiapkan
metode suntikan KB jenis diri untuk permasalahan yang
Cyclofem sewaktu-waktu akan dihadapinya.
4. Amati kecemasan yang dialami 4. Menilai tingkat keberhasilan KIE
klien setelah pemberian KIE yang diberikan dan menilai
melalui isyarat verbal dan non seberapa jauh KIE yang diberikan
verbal. dapatr menurunkan kecemasan
klien

Distress spiritual Tujuan: Distress spiritual 1. Kaji ulang tingkat pemahaman 1. Memvalidasi tingkat pemahaman
berhubungan dengan berkurang atau hilang klien terhadap metode kontrasepsi saat ini, mengidentifikasi
ketidakcocokan yang diberikan apakah sudah kebutuhan belajar dan memberikan
keyakinan agama sesuai dengan syariat agama dan
dasar pengetahuan dimana klien
atau budaya dengan budaya.
metoda kontrasepsi 2. Berikan informasi tentang metode memiliki pengetahuan berdasarkan
yang dipilih kontrasepsi yang sesuai dengan informasi.
5. syariat agama dan yang tidak 2. Memudahkan klien untuk memilih
sesuai dengan syariat agama metode kontrasepsi yang sesuai
3. Berikan KIE tentang manajemen dengan syariat agama
pemberian metode kontrasepsi 3. Memberi pemahaman dan
yang sesuai dengan syariat agama klarifikasi tentang informasi yang
atau budaya belum/sudah diketahui klien
4. Kaji pemahaman klien setelah
tentang metode kontrasepsi yang
pemberian KIE melalui isyarat
verbal dan non verbal pada respon sesuai dengan syariat agama atau

16
nyeri . budaya.
4. Menilai tingkat keberhasilan KIE
yang diberikan dan menilai
seberapa jauh pemahaman klien
setelah pemberian KIE.

Rasa takut Tujuan: Klien akan 1. Berikan diskusi terbuka terkait 1. Diskusi terbuka dapat membantu
berhubungan dengan mengungkapkan rasa takutnya dengan penggunaan kontrasepsi klien untuk mempertimbangkan
efek samping berkurang/hilang dengan 2. Gambarkan beberapa alternatif keputusan mengenai alternatif
kontrasepsi kriteria : pilihan metoda kontrasepsi
kontrasepsi
- Klein tidak lagi takut akan 3. Jelaskan tentang efek samping dan
2. Membantu dalam memilih metode
kegagalan metode kontrasepsi komplikasi dari metoda kontrasepsi
yang dipilih. kontrasepsi yang cocok untuk
yang digunakan. klien.
- Ekspresi klien nampak 3. Memberi pemahaman tentang
tenang. informasi yang belum/sudah
diketahui klien tentang efek
samping dan komplikasi dari
metoda kontrasepsi yang dipilih.

17
18
DAFTAR PUSUTAKA

Dinas Kesehatan Jateng, 2011, Profil kesehatan provinsi jawa tengah tahun 2011,
Jakarta: Dinas Kesehatan RI.

Handayani, Sri. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta:


Pustaka Rihana.
Handajani, Sutjiati Dwi. 2013. Kebidanan Komunitas: Konsep & Manajemen
Asuhan. Jakarta: EGC.
Sulistyawati, Ari. 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Medika Salemba.

Sulistyawati. 2012. Tujuan KB. Jakarta : EGC

Uliyah, M. 2010. Panduan Aman dan Sehat Memilih Alat KB. Yogyakarta : BiPA

Yuhedi, Lucky Taufika & Titik Kurniawati. 2015. Buku Ajar Kependudukan dan
Pelayanan KB. Jakarta: EGC.

19

Anda mungkin juga menyukai