2. Fisiologi
1. Mengunyah
2. Menelan(deglusi)
a. Pengaturan saraf pada tahap menelan
b. Tahap menelan diesofagus
3. Makanan dilambung
4. Pengosongan dilambung
5. Factor reflexs duodenum
6. Pergerakan usus halus
a. Gerakan kolon
b. Gerakan mencampur
c. Gerakan mendorong
7. Defekasi
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi
a) Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan tingi dapat
mempengaruhi pola konsumi makanan.Hal tersebut dapat di sebabkan
oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam
memahami kebutuhan gisi.
b) Prasangka
Prasangka buruk yang terjadi terhadap jenis makanan bergisi tinggi
dapat mempengaruhi setatus gisi seseorang .di beberapa daerah ,tempe
yang merupakan sumber protein yang paling murah,tidak di jadikan
bahan makanan yang layak untuk dimakan karena masyarakat
menganggap mengonsusi makanan tersebut dapat merendahkan
derajat mereka.
c) Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan
tertentu juga dapat mempengaruhi status gizi.Misalnya,di beberapa
daerah,terdapat larangan makan pisang dan pepaya bagi gadis
remaja .padahal,makanan tersebut merupakan sumber vitamin yang
sangat baik.adajuga larangan makan ikan bagi anak-anak karena ikan
di anggap dapat menyebabkan cacingan padahal ikan merupakan
sumber protein yang sangat baik bagi anak-anak.
d) Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat
mengakibatkan kurangnyavariasi makanan,sehingga tubuh tidak
memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup
e) Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena
makanan bergisi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.
4. Macam-macam gangguan
a) Obestisitas
Obestisitas merupakan maslah peningkatan berat badan yang
mencapai lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah
melebihi asupan kalori dan penurunan dalm penggunaan kalori.
b) Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan
dengan zat gizi Pada tingkat selular atau dpat dikatakan sebagai
masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Gejala umumnya adalah brat badan rendah dengan asupan makanan
yang cukup atau aupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya
kelemahan otot dan penurunan energi, pucat paa kulit, membran
mukosa, konjungtiva dan lain – lain.
c) Diabetes militus
Diabetes miltus merupakan gagauan kebutuhan nutrisi yang ditandai
dengan adnya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan
insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
d) Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yanmg juga disebabakan oleh
berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab
adanya obestisitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup
yang berlebihan
e) Penyakit jantung korioner
Penykit jantiung korener merupakan gagguan nutrisi yang sering
disebabkan oleh adanya peniongkatan kolestrol darah dan merokok.
Saat ini, gangguan ini sering dialami karena adnya perilaku atau gaya
hidup yang tidak sehat, obestisitas dan lain – lain.
f) Kanker
Kanker adlah gagguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh
pengonsumsian lemak secara berlebihan.
g) Anoreksia nervosa
Aneroksia nervosa merupakan penurunan berat badan secara
mendadak dan berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi,
pembengkakan badan, nyeri abdomen, kedinginan, elergi, dan
kelebihan energi.
B. Rencana asuhan klien dengan gangguan kebutuhan nutrisi
1. Pengkajian
a. Riwayat Keperawatan
Usia, jenis kelamin, dan tingkat aktivitas
Kesulitan makan (gangguan mengunyah atau menelan)
Perubahan nafsu makan
Perubahan berat badan
Ketidakmampuan fisik
Kepercayaan budaya dan agama yang mempengaruhi dalam
pemilihan makanan
Status kesehatan umum dan kondisi medis
Riwayat pengobatan
b. Pemeriksaan fisik : data fokus
Keadaan fisik: apatis, lesu
Berat badan : obesitas, kurus, otot : flaksia, tonus kurang, tidak
mampu bekerja.
Sistem saraf: bigung, rasa terbakar, reflek menurun
Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, pembesaran
liver.
Kardiovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 kali/menit, irama
abnormal, tekanan darah rendah/tinggi
Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-
patah
Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak disubkutan tidak ada
Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membran
mukosa pucat
Gusi: perdarahan, peradangan
Lidah: edema, hiperemasis
Gigi: karies, nyeri, kotor
Mata: konjungtiva pucat, kering, exotalmus, tanda-tanda infeksi
Kuku: mudah patah
c. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah lengkap dengan pemeriksaan feses
USG
SGOT dan SGPT
Sitologi : menentukan tingkat keganasan dari sel-sel neoplasma
tersebut
Rongen : mengetahui kelainan yang muncul ada yang dapat
menghambat tindakan opersi
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa 1 : Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan
mencerna makanan.
a. Definisi
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolism.
b. Batasan karakteristik
- Gejala dan tanda mayor
Subyektif : Tidak tersedia
Obyektif : Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang
ideal.
- Gejala dan tanda minor
Subyektif :
Cepat kenyang setelah makan
Kram/nyeri abdomen
Nafsu makan menurun
Obyektif :
2) Terapeutik
- Lakukan oral hygiene sebelum makan
3) Edukasi
- Anjurkan Posisi Duduk
4) Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis,pereda
nyeri,antiemetic).
Weight Management :
1) Observasi
- Monitor Berat Badan
- Monitor adanya mual muntah
2) Terapeutik
- Berikan perawatan mulut sebelum pemberian makan
3) Edukasi
- Jelaskan jenis makanan yang bergizi tinggi, namun tetap
terjangkau.
Rasional :
Nutrition management :
Pengkajian penting dilakukan untuk mengetahui status nutrisi
pasien sehingga dapat menentukan intervensi yang diberikan.
Pemantauan berat badan membantu dalam memantau
peningkatan dan penurunan status gizi
Mulut yang bersih dapat meningkatkan nafsu makan
Posisi duduk memberikan pasien perasaan nyaman saat makan.
Antiemetik dapat digunakan sebagai terapi farmakologis
dalam manajemen mual dengan menghamabat sekres asam
lambung
Weight management :
Pemantauan berat badan membantu dalam memantau
peningkatan dan penurunan status gizi
Mulut yang bersih dapat meningkatkan nafsu makan.
Pemberian informasi yang tepat dapat membantu pasien dalam
menentukan makanan yang bergizi tinggi.
Diagnosa 2: Resiko ketidakseimbangan cairan dibuktikan dengan
prosedur pembedahan mayor.