Anda di halaman 1dari 21

BAB I

KONSEP MEDIS
A. Definisi
Coronary Artery Disease (CAD) atau disebut juga penyakit jantung
koroner adalah istilah umum untuk penumpukan plak di arteri jantung yang
bisa menyebabkan serangan jantung (AHA, 2015).
CAD terjadi ketika arteri yang memasok darah ke otot jantung menjadi
mengeras dan menyempit. Hal ini disebabkan oleh penumpukan kolesterol
dan bahan lainnya, yang disebut plak, di dinding bagian dalamnya.
Penumpukan ini disebut aterosklerosis. Lama-kelamaan akan menghambat
aliran darah di arteri. Akibatnya, otot jantung tidak bisa mendapatkan darah
atau oksigen yang dibutuhkannya. Hal ini dapat menyebabkan nyeri dada
(angina) atau serangan jantung. Sebagian besar serangan jantung terjadi saat
gumpalan darah tiba-tiba memotong suplai darah jantung, menyebabkan
kerusakan jantung permanen (Ratini, 2018).
B. Etiologi
Menurut Ratini (2018), etiologi CAD meliputi:
1. Penyebab paling umum CAD adalah aterosklerosis. Aterosklerosis
digolongkan sebagai akumulasi sel-sel otot halus, lemak, dan jarigan
konektif di sekitar lapisan intima arteri. Suatu plak fibrous adalah lesi khas
dari aterosklerosis yang dapat mengurangi atau menghentikan aliran darah
kepada jaringan di sekitarnya.
2. Penyebab lain adalah spasme arteri koroner. Penyempitan dari lumen
pembuluh darah terjadi bila serat otot halus dalam dinding pembuluh darah
berkontraksi (vasokontriksi). Spasme arteri koroner dapat menggiring
terjadinya iskemik actual atau perluasan dari infark miokard.

| A.Nur Setyawati Dwi Suhardini,S.Kep (70900119009) 1


Profesi Ners UIN Alaluddin Makassar
Menurut Mayo Clinic (2017), factor risiko penyakit arteri koroner meliputi:
1. Usia.
Cukup bertambah tua meningkatkan risiko arteri yang rusak dan
menyempit.
2. Riwayat keluarga.
Riwayat keluarga penyakit jantung dikaitkan dengan risiko penyakit arteri
koroner yang lebih tinggi, terutama jika seorang kerabat dekat
mengembangkan penyakit jantung pada usia dini.
3. Merokok.
Orang yang merokok memiliki peningkatan risiko penyakit jantung secara
signifikan.
4. Tekanan darah tinggi.
Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan pengerasan
dan penebalan arteri, mempersempit saluran yang melaluinya darah bias
mengalir.
5. Kadar kolesterol darah tinggi.
Kadar kolesterol tinggi dalam darah dapat meningkatkan risiko
terbentuknya plak dan aterosklerosis. Kolesterol tinggi dapat disebabkan
oleh meningkatnya low-density lipoprotein (LDL), yang dikenal sebagai
kolesterol "jahat".
6. Diabetes.
Diabetes dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit arteri koroner.
Diabetes tipe 2 dan penyakit arteri koroner memiliki factor risiko yang
sama, seperti obesitas dan tekanan darah tinggi.
7. Obesitas
Obesitas biasanya memperburuk faktor risiko lainnya.
8. Kurang aktivitas fisik
Kurang olahraga juga dikaitkan dengan penyakit arteri koroner dan
beberapa faktor risikonya juga.
C. Manifestasi
Menurut (Lewis, Dirksen, Heitkemper, & Bucher, 2014), manifestasi klinik
yang biasa terjadi pada kasus CAD meliputi:
1. Nyeri dada
Nyeri dada yang tiba-tiba dan berlangsung terus menerus, terletak dibagian
bawah sternum dan perut atas, adalah gejala utama yang biasanya muncul.
Nyeri akan terasa semakin berat sampai tidak tertahankan. Rasa nyeri yang
| A.Nur Setyawati Dwi Suhardini,S.Kep (70900119009) 2
Profesi Ners UIN Alaluddin Makassar
tajam dan berat, biasa menyebar kebahu dan lengan biasanya lengan kiri.
Tidak seperti nyeri angina, nyeri ini muncul secara spontan (bukan setelah
kerja berat atau gangguan emosi) dan menetap selama beberapa jam
sampai beberapa hari dan tidak akan hilang dengan istirahat maupun
nitrogliserin. Pada beberapa kasus nyeri bisa menjalar ke dagu dan leher.
2. Perubahan pola EKG
a. Normal pada saat istirahat, tetapi bisa depresi pada segmen ST.
Gelombang T inverted menunjukkan iskemia, gelombang Q
menunjukkan nekrosis
b. Distrimia dan Blok Jantung. Disebabkan kondisi yang mempengaruhi
sensitivitas sel miokard ke impuls saraf seperti iskemia,
ketidakseimbangan elektrolit dan stimulus sarat simpatis dapat berupa
bradikardi, takikardi, premature ventrikel, contraction (ventrikel ekstra
systole), ventrikel takikardi dan ventrikel fibrilasi
3. Sesak napas
Keluhan ini timbul sebagai tanda mulainya gagal jantung dimana jantung
tidak mampu memompa darah ke paru-paru sehingga oksigen di paru-paru
juga berkurang.
4. Diaphoresis
Pada fase awal infark miokard terjadi pelepasan katekolamin yang
meningkatkan stimulasi simpatis sehingga terjadi vasokonstriksi pembuluh
darah perifer sehingga kulit akan menjadi lembab, dingin, dan berkeringat.

| A.Nur Setyawati Dwi Suhardini,S.Kep (70900119009) 3


Profesi Ners UIN Alaluddin Makassar
5. Pusing
Pusing juga merupakan salah satu tanda dimana jantung tidak bisa
memompa darah ke otak sehingga suplai oksigen ke otak berkurang.
6. Kelelahan
Kelelahan disebabkan karena jantung kekurangan oksigen akibat
penyempitan pembuluh darah.
7. Mual dan muntah
Nyeri yang dirasakan pada pasien dengan penyakit jantung adalah di dada
dan di daerah perut khususnya ulu hari tergantung bagian jantung mana
yang bermasalah. Nyeri pada ulu hati bisa merangsang pusat muntah. Area
infark merangsang reflex vasofagal
D. Pemeriksaan Penunjang
1. Echo cardiogram
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi, bentuk dan ukuran
jantung melalui ultrasound dari bilik-bilik jantung. Selain itu
pemeriksaan ini juga dapat dilakukan untuk melihat fungsi dan kerja
jantung, melihat adanya thrombus pada bagian jantung, mengetahui
kekuatan otot jantung serta memeriksa kerusakan pada katup jantung.
2. Kateterisasi Jantung (Angiografi Koroner)
Kateterisasi jantung adalah prosedur diagnostik invasif dimana satu atau
lebih kateter dimasukkan ke jantung dan pembuluh darah tertentu untuk
mengecek aliran darah dan oksigen di berbagai ruang jantung. Saat
kateterisasi jantung, dapat juga dilakukan angiografi koroner
menggunakan pewarna khusus dalam pembuluh darah dan X-ray untuk
menunjukkan bagian dalam pembuluh darah. Hal ini dilakukan untuk
mengkaji patensi arteri koronaria dan mengetahui apakah terdapat
gangguan atau penyempitan pada arteri koroner pasien. Pemeriksaan ini
juga dapat dilakukan untuk menentukan terapi yang diperlukan mis.
Percutaneus transluminal coronary angioplasty (PTCA) atau
pembedahan bypass koroner maupun Percutaneous Coronary
Intervention (PCI) bila ada aterosklerosis (Smeltzer, Bare, & Hinkle,
2010).
| A.Nur Setyawati Dwi Suhardini,S.Kep (70900119009) 4
Profesi Ners UIN Alaluddin Makassar
3. Elektrokardiogram (EKG)
Elektrokardiogram mencerminkan aktivitas listrik jantung yang disadap
dari berbagia sudut pada permukaan kulit. Perubahan pada
elektrokardiografi secara konsisten akibat iskemia atau infark akan
nampak pada lead tertentu.
4. Pemeriksaan darah lengkap dan kimia darah yang meliputi: profil lipid
(kolesterol total, trigliserida, dan lipoprotein)
5. Cardiac Stress Testing
Normalnya, arteri koroner akan berdilatasi sampai 4x dari diameter
normalnya untuk meningkatkan aliran darah yang membawa nutrisi dan
oksigen. Arteri yang tersumbat oleh plak akan menurunkan aliran darah
ke miokardium dan menyebabkan iskemik. Tes toleransi jantung yang
terdiri dari tes toleransi latihan (treadmill).
Tes toleransi latihan (Treadmill) dilakukan dengan cara pasien berjalan
pada ban berjalan, sepeda statis, atau naik turun tangga. Elektroda EKG
dipasang pada pasien dan pencatatan dilakukan sebelum, selama dan
setelah tes.Tes toleransi pengobatan dilakukan pada pasien yang tidak
dapat melakukan aktivitas fisik atau treadmill. 2 agen vasodilatasi yaitu
dipyridamole (Persantine) dan adenosine (Adenocard), diberikan melalui
intravena untuk melihat efek dari dilatasi maksimal arteri koronaria
(Lewis, Dirksen, Heitkemper, & Bucher, 2014).
E. Penatalaksanaan
Berbagai obat-obatan membantu pasien dengan penyakit arteri
jantung.Yang paling umum diantaranya:
1. Aspirin / Klopidogrel / Tiklopidin.
Obat-obatan ini mengencerkan darah dan mengurangi kemungkinan
gumpalan darah terbentuk pada ujung arteri jantung menyempit, maka
dari itu mengurangi resiko serangan jantung.
2. Beta-bloker (misalnya Atenolol, Bisoprolol, Karvedilol).
Obat ini berfungsi menurunkan konsumsi oksigen dengan menghambat
impuls simpatis ke jantung. Hasilnya terjadi penurunan frekuensi
| A.Nur Setyawati Dwi Suhardini,S.Kep (70900119009) 5
Profesi Ners UIN Alaluddin Makassar
jantung, tekanan darah, dan waktu kontraktilitas jantung yang
menciptakan suatu keseimbangan antara kebutuhan oksigen jantung dan
jumlah oksigen yang tersedia.
3. Nitrogliserin (misalnya Isosorbide Dinitrate).
Obatan-obatan ini bekerja membuka arteri jantung, dan kemudian
meningkatkan aliran darah keotot jantung dan mengurangi gejala nyeri
dada.
4. Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitors (misalnya Enalapril,
Perindopril) and Angiotensin Receptor Blockers (misalnya Losartan,
Valsartan). Obatan-obatan ini memungkinkan aliran darah ke jantung
lebih mudah, dan juga membantu menurunkan tekanan darah.
5. Obatan-obatan penurun lemak (misalnya Fenofibrat, Simvastatin,
Atorvastatin, Rosuvastatin).
Obatan-obatan ini menurunkan kadar kolesterol jahat (Lipoprotein
Densitas-Rendah), yang merupakan salah satu penyebab umum untuk
penyakit jantung koroner dini atau lanjut.
6. PCI ( Percutaneus Coronary Intervention) atau angioplasti koroner
Percutaneus Coronary Intervention merupakan suatu prosedur untuk
mengatasi stenosis atau penyempitan di arteri koronaria. Prosedur ini
digunakan untuk mengurangi gejala penyakit arteri koroner seperti nyeri
dada, sesak serta gagal jantung. PCI dapat mencegah terjadinya infark
miokard serta mengurangi angka kematian. Angioplasti merupakan
prosedur yang tidak seinvasif CABG. Kateter yang berbentuk balon dan
stent dimasukkan ke arteri koroner yang mengalami gangguan dan
diletakkan di antara daerah aterosklerotik. Balon kemudian
dikembangkan dan dikempiskan dengan cepat untuk memecah plak.
Prosedur PCI dilakukan di laboratorium kateterisasi jantung (Smeltzer,
Bare, & Hinkle, 2010)
7. CABG (Coronary Artery Bypass Graft)

| A.Nur Setyawati Dwi Suhardini,S.Kep (70900119009) 6


Profesi Ners UIN Alaluddin Makassar
CABG merupakan prosedur operasi yang digunakan untuk mengatasi
penyakit jantung koroner atau CAD dengan membuat rute baru di sekitar
arteri yang menyempit atau tersumbat agar darah tetap lancar hingga ke
otot jantung sehingga jantung mendapatkan oksigen dan nutrisi yang
cukup. Pembuatan rute tersebut menggunakan pembuluh darah dari bagian
tubuh lainnya seperti pembuluh darah dari kaki (vena saphena), dada
(arteri mammaria interna) atau arteri radialis pada lengan (Alodokter,
2016).
F. Komplikasi
Menurut Institute for Quality and Efficiency in Health Care (2017),
komplikasi CAD meliputi:
1. Aritmia merupakan yang paling sering ditemui. Aritmia yaitu gangguan
dalam irama jantung yang bisa menimbulkan perubahan eloktrofisiologi
otot-otot jantung. Perubahan elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai
perubahan bentuk potensial aksi yaitu rekaman grafik aktivitas listrik sel.
Misalnya perangsangan simpatis akan meningkatkan kecepatan denyut
jantung. Jika jantung tidak mendapat oksigen yang cukup maka bagian
dari jaringan jantung yang mengatur detak jantung akan rusak. Hal
tersebut dapat menyebabkan denyut jantung menjadi tidak teratur selain itu
dapat menyebabkan jantung berdebar, kelelahan dan pusing.
2. Gagal Jantung Kongestif merupakan kongesti sirkulasi akibat disfungsi
miokard. Disfungsi ventrikel kiri atau gagal jantung kiri akan
menimbulkan kongesti pada vena pulmonalis sedangkan pada disfungsi
ventrikel kanan akan menimbulkan kongesti pada vena sistemik.
3. Syok kardikardiogenik yang diakibatkan oleh disfungsi nyata ventrikel kiri
sesudah mengalami infark yang massif. Timbulnya lingkaran setan
perubahan hemodinamik progresif hebat yang irreversible yaitu penurunan
perfusi perifer, penurunan perfusi koroner, peningkatan kongesti paru yang
bisa berakhir dengan kematian.
4. Disfungsi otot papillaris. Disfungsi iskemik atau rupture nekrotik otot
papilaris akan mengganggu fungsi katup mitralis. Inkompetensi katup
mengakibatkan aliran balik dari ventrikel kiri ke atrium kiri sebagai akibat

| A.Nur Setyawati Dwi Suhardini,S.Kep (70900119009) 7


Profesi Ners UIN Alaluddin Makassar
pengurangan aliran ke aorta dan peningkatan kongesti pada atrium kiri dan
vena pulmonalis.
5. Ventrikuler Aneurisma. Aneurisma ini biasanya terjadi pada permukaan
atrium atau apek jantung. Aneurisma ventrikel akan mengembang
bagaikan balon pada setipa sistolik, teregang secara pasif oleh sebagian
curah sekuncup. Aneurisma ventrikel dapat menimbulkan 3 masalah yaitu
gagal jantung kongestif kronik, embolisasi sistemik dari thrombus mural
dan aritmia ventrikel refrakter.
6. Perikarditis Infark transmural dapat membuat lapisan epikardium yang
langsung berkontak dengan pericardium menjadi kasar, sehingga
merangsang permukaan pericardium dan menimbulkan reaksi peradangan.
7. Emboli Paru yang bisa menyebabkan episode dipsnea, aritmia atau
kematian mendadak. Trombosis vena profunda lebih lazim pada pasien
payah jantung kongestif yang parah.

| A.Nur Setyawati Dwi Suhardini,S.Kep (70900119009) 8


Profesi Ners UIN Alaluddin Makassar
BAB II

KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian.
1. Pemeriksaan TTV meliputi tekanan darah, nadi, suhu dan pernapasan.
2. Kaji keluhan utama klien.
3. Kaji nyeri (PQRST) :
Provocation : hal yang dapat memperburuk nyeri misalnya pada saat
berbaring.
Quality : bagaimana jenis nyeri yang dialami sepertiterbakar, tercekik,
rasa menyesakkannafasatausepertitertindihbarangberat.
Radiasi : dimana nyeri dirasakan, apakah menjalar ke bagian tubuh
lainnya.
Severity : bagaimana keparahan nyerinya. Nilai menggunakan skala nyeri.
Time : berapa lama nyeri berlangsung, apakah hilang timbul atau terus-
menerus.
4. Tanda dan gejala : Cemas, gelisah, lemah sehubungan dengan keringatan,
dispnea, pening, tanda-tanda respon vasomotor meliputi : mual, muntah,
pingsan, kulit dinghin dan lembab, cekukan dan stress gastrointestinal,
suhu menurun.
5. Pemeriksaan fisik : mungkin tidak ada tanda kecuali dalam tanda-tanda
gagalnya ventrikel atau kardiogenik shok terjadi. BP normal, meningkat
atau menuirun, takipnea, mula-mula pain reda kemudian kembali normal,
suara jantung S3, S4 Galop menunjukan disfungsi ventrikel, sistolik mur-
mur, M. Papillari disfungsi, LV disfungsi terhadap suara jantung menurun
dan perikordial friction rub, pulmonary crackles, urin output menurun,
Vena jugular amplitudonya meningkat (LV disfungsi), RV disfungsi,
ampiltudo vena jugular menurun, edema perifer.
6. Parameter Hemodinamik : penurunan Pulmonary Arterial Pressure,
Pulmonary Capillary Wedge Pressure, Systemic Vascular Resistence,
Cardiac Output/Cardiac Index.
7. Respirasi

| A.Nur Setyawati Dwi Suhardini,S.Kep (70900119009) 9


Profesi Ners UIN Alaluddin Makassar
Dispnea dengan atau tanpa aktivitas, batuk produktif, riwayat perokok
dengan penyakit pernafasan kronis. Pada pemeriksaan mungkin di
dapatkan peningkatan respirasi, pucat atau cyanosis, suara nafas crackles
atau wheezes atau juga vesikuler. Sputum jernih atau juga merah muda/
pink tinged.
8. Interaksi sosial
Stress, kesulitan dalam beradaptasi dengan stresor, emosi yang
takterkontrol.
9. Pengetahuan
Riwayat penyakit sebelumnya dan riwayat penyakit di dalam keluarga ada
yang menderita penyakit jantung, diabetes, stroke, hipertensi, perokok.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut
Kategori : Psikologis
Subkategori : Nyeri dan Kenyamanan
Kode : D.0077
a. Definisi : pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional dengan onset mendadak atau
lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang
dari 3 bulan.
b. Penyebab :
1) Agen pencedera fisiologis (mis.inflamasi, iskemis,neoplasma).
2) Agen pencedera kimiawi (mis.terbakar,bahan kimia iritan).
3) Agen pencedera fisik (mis.abses,amputasi,terbakar,
terpotong,mengangkat berat,prosedur operasi, trauma,latihan fisik
berlebihan.
c. Gejala dan Tanda Mayir
1) Subjektif
- Mengeluh nyeri
2) Objektif
- Tampak meringis
- Bersikap protektif
- Gelisah
- Frekuensi nadi meningkat
- Sulit tidur
d. Kondisi Klinis Terkait
- Kondisi pembedahan
- Cedera traumatis
- Infeksi
- Sindrom koroner akut
| A.Nur Setyawati Dwi Suhardini,S.Kep (70900119009) 10
Profesi Ners UIN Alaluddin Makassar
- Glaukoma
2. Penurunan curah jantung
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Sirkulasi
Kode : D.0008
a. Definisi :
Ketidakadekuatan jantung memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme tubuh.
b. Penyebab
1) Perubahan irama jantung
2) Perubahan frekuensi jantung
3) Perubahan kontraktilitas
4) Perubahan preload
5) Perubahan afterload
c. Gejala dan tanda mayor
1) Perubahan Irama Jantung
Subyektif : Palpitasi
Objektif :
- Bradikardia/takikardia
- Gambaran EKG aritmia atau gangguan konduksi
2) Perubahan preload
Subyektif : Lelah
Objektif :
- Edema
- Distensi vena jugularis
- Central Venous Pressure meningkat/menurun
- Hepatomegali
3) Perubahan Kontraktilitas
Subjektif : Dispnea
Objektif :
- Tekanan darah meningkat/menurun
- Nadi perifer teraba lemah
- Capillary refill time >3 detik
- Oliguria
- Warna kulit pucat dan atau sianosis
4) Perubahan kontraktilitas
Subjektif :
- Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND)
- Ortopnea
- Batuk
Objektif :
- Terdengar suara jantung S3 dan S4
- Ejection fraction (EF) menurun
d. Kondisi klinis yang terkait
1) Gagal jantung kongestif
| A.Nur Setyawati Dwi Suhardini,S.Kep (70900119009) 11
Profesi Ners UIN Alaluddin Makassar
2) Sindrom koroner akut
3) Stenosis mitral
4) Regurgitasi mitral
5) Stenosis aorta
6) Aritmia
7) Penyakit jantung bawaan.
3. Intoleran aktivitas
Kategori : Fisikologis
Subkategori : Aktivitas dan Istirahat
Kode : D.0056
a. Definisi
Ketidakcukupan energy untuk melakukan aktivitas sehari-hari
b. Penyebab
1) Ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan oksigen
2) Tirah baring
3) Kelemahan
4) Imobilitas
5) Gaya hidup monoton
c. Gejala dan tanda mayor
Subyektif : Mengeluh Lelah
Objektif : Frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi istirahat.
d. Gejala dan tanda minor
Subyektif :
- Dispnea saat/setelah aktivitas
- Merasa tidak nyaman setelah beraktivitas
- Merasa lemah
Objektif :
- Tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat
- Gambaran EKG menunjukkan aritmia saat/setelah aktiivitas
- Gambaran EKG menunjukkan iskemia
- Sianosis
e. Kondisi klinis terkait
1) Anemia
2) Penyakit jantung koroner
3) Gagal jantung kongestif
4) Penyakit katup jantung
5) Aritmia
6) Penyakit paru obstruktif kronis
7) Gangguan metabolic
8) Gangguan muskuloskeletal
4. Pola Nafas Tidak Efekif
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Respirasi
Kode : D.0005
a. Definisi

| A.Nur Setyawati Dwi Suhardini,S.Kep (70900119009) 12


Profesi Ners UIN Alaluddin Makassar
Inspirsai dan atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
b. Penyebab
1) Depresi pusat pernafasan
2) Hambatan upaya nafas (mis.nyeri saat bernafa, kelemahan otot
pernafasan)
3) Deformitas dinding dada
4) Deformitas tulang dada
5) Gangguan neuromuscular
6) Gangguan neurologis (mis.elektroensefalogram posistf,cedera
kepala,gangguan kejang)
7) Imatunitas neurologis
8) Penurunan energi
9) Obesitas
10) Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru
11) Sindrom hipoventilasi
12) Kerusakan inevarsi diafragma
13) Cedera pada medulla spinalis
14) Efek agen farmakologis
15) Kecemasan
c. Tanda dan gejala mayor
Subjektif : Dispnea
Objektif :
- Penggunaan otot bantu pernafsan
- Fase ekspirasi memanjang
- Pola nafas abnormal (mis.takipnea,bradipnea,hiperventilasi)
d. Kondisi klinis terkait
1) Depresi sistem saraf pusat
2) Cedera kepala
3) Trauma thoraks
4) Gullian barre syndrome
5) Multiple sclerosis
6) Myasthenia gravis
7) Stroke
8) Kuadriplegia
9) Intoksikasi alkohol
5. Ansietas
Kategori : Psikologis
Subkategori : Integritas Ego
Kode : D.0080 (SDKI, 2017).
a. Definisi
Kondisi emosi dan pengalama subyektif individu terhadap objek yang
tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan
individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman.

| A.Nur Setyawati Dwi Suhardini,S.Kep (70900119009) 13


Profesi Ners UIN Alaluddin Makassar
b. Penyebab
1) Krisis situasional
2) Kebutuhan tidak terpenuhi
3) Krisis maturasional
4) Ancaman terhadap konsep diri
5) Ancaman terhadap kematian
6) Kekhawatiran mengalami kegagalan
7) Disfungsi system keluarga
8) Hubungan orang tua – anak tidak memuaskan
9) Faktor keturunan (tempramen mudah teragitasi sejak lahir)
10) Penyalahgunaan zat
11) Terpapar bahaya lingkungan (mis.toksin,polutad, dn lain-lain)
12) Kurang terpapar informasi
c. Gejala dan tanda mayor
Subjektif :
- Merasa bingung
- Merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi
- Sulit berkonsentrasi
Objektif :
- Tampak gelisah
- Tampak tegang
- Sulit tidur
d. Kondisi klinis terkait
1) Penyakit kronis progresif (mis.kanker, penyakit autoimun)
2) Penyakit akut
3) Hospitalisasi
4) Rencana operasi
5) Kondisi diagnosis penyakit belum jelas
6) Penyakit neurologis
7) Tahap tumbuh kembang

| A.Nur Setyawati Dwi Suhardini,S.Kep (70900119009) 14


Profesi Ners UIN Alaluddin Makassar
C. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri Akut
Manajemen Nyeri :
Intervensi Keperawatan (PPNI, 2018) :
1) Observasi
a) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri.
b) Identifikasi skala nyeri
c) Identifikasi respon nyeri non verbal
d) Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri
e) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri.
f) Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
g) Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
h) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
i) Monitor efek samping penggunaan analgetik
2) Terapeutik
a) Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri( mis.hipnosis,akupresur, terapi musik,terapi pijat,
aromaterapi,terknik imajinasi terbimbing, kompres hangat atau dingin).
b) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis.suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
c) Fasilitasi istirahat dan tidur
d) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri.
3) Edukasi
a) Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
b) Jelaskan strategi meredakan nyeri
c) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
d) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
e) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri.
4) Kolaborasi
| A.Nur Setyawati Dwi Suhardini,S.Kep (70900119009) 15
Profesi Ners UIN Alaluddin Makassar
a) Kolaborasi pemberian analgetik
Rasional :
a) Mengetahui daerah nyeri,kualitas,kapan nyeri dirasakan,faktor
pencetus,berat ringannya nyeri yang dirasakan.
b) Untuk mengajarkan pasien apa bila nyeri timbul
c) Untuk mengurangi rasa nyeri
d) Untuk mengetahui keadaan umum pasien.
e) Mengalihkan rasa nyeri yang dirasakan pada pasien.
2. Penurunan Curah Jantung
Perawatan Jantung :
a. Observasi
1) Identifikasi tanda dan gejala primer penurunan curah jantung meliputi
dispnea,kelelahan,edema,ortopnea,peningkatan CVP.
2) Identifikasi tanda dan gejala sekunder penurunan curah jantung
meliputi peningkatan berat badan, hepatomegali,distensi vena
jugularis,palpitasi, ronkhi basah, oliguria,batuk dan kulit pucat.
3) Monitor tekanan darah termasuk tekanan darah ortostatik.
4) Monitor intake dan output cairan
5)Monitor berat badan setiap hari pada waktu yang sama
6)Monitor saturasi oksigen
7)Monitor EKG 12 sadapan
8)Monitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi)
9)Monitor nilai laboratorium jantung (mis.elektrolit,ensim jantung,
BNP,NT pro BNP).
10) Monitor fungsi alat pacu jantung
11) Periksa TD dan nadi sebelum dan sesudah beraktivitas
12) Periksa tekanan darah dan nadi sebelum pemberian obat
b. Terapeutik
1) Posisikan pasien semi fowler atau fowler dengan kaki ke bawah atau
posisi nyaman
2)Berikan diet jantung yang sesuai (mis.batasi asupan kafein,natrium,
kolesterol dan makanan tinggi lemak).
3)Gunakan stocking elastic atau pneumatic intermiten sesuai indikasi
4)Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi gaya hidup sehat
5)Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stress
6)Berikan dukungan emosional dan spiritual
7)Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen
c. Edukasi

| A.Nur Setyawati Dwi Suhardini,S.Kep (70900119009) 16


Profesi Ners UIN Alaluddin Makassar
1)Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
2)Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
3)Anjurkan berhenti merokok
4)Ajarkan pasien dan keluarga mengukur berat badan harian
5)Ajarkan pasien dan keluarga mengukur intake dan output cairan harian

| A.Nur Setyawati Dwi Suhardini,S.Kep (70900119009) 17


Profesi Ners UIN Alaluddin Makassar
d. Kolaborasi
1)Kolaborasi pemberian antiaritmia jika perlu
2)Rujuk ke program rehabilitasi jantung.
3. Intoleransi Aktivitas
Manajemen Energi :
a. Observasi
1) Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
2) Monitor kelelahan fisik dan emosional
3) Monitor pola dan jam tidur
4) Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
b. Terapeutik
1) Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis.
Cahaya,suara,kunjungan).
2) Lakukan latihan rentang gerak pasif/aktif
3)Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
4)Fasilitasi duduk disisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau
berjalan.
c. Edukasi
1)Anjurkan tirah baring
2)Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
3)Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak
berkurang
4)Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
d. Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan
makanan.
4. Perfusi Perifer Tidak Efektif
Perawatan Sirkulasi :
a. Observasi
1) Periksa sirkulasi perifer (mis.nadi perifer,edema,pengisian
kapiler,warna,suhu, ankle brachial index).
2) Identifikasi factor risiko gangguan sirkulasi (mis.diabetes,perokok,
orangtua,hipertensi dan kadar kolesterol tinggi).
3) Monitor panas, kemerahan,nyeri atau bengkak pada ekstremitas.
b. Terapeutik
1) Hindari pemasangan infuse atau pengambilan darah di area
keterbatasan perfusi.
2) Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas dengan
keterbatasan perfusi.
3) Hindari penekanan dan pemasangan tourniquet pada area yang cedera.

| A.Nur Setyawati Dwi Suhardini,S.Kep (70900119009) 18


Profesi Ners UIN Alaluddin Makassar
4) Lakukan pencegahan infeksi
5) Lakukan perawatan kaki dan kuku
6) Lakukan hidrasi
c. Edukasi
1) Anjurkan berhenti merokok
2) Anjurkan berolahraga rutin
3) Anjurkan mengecek air mandi untuk menghindari kulit terbakar
4) Anjurkan menggunakan obat penurun tekanan darah, antikoagulan, dan
penurun kolesterol, jika perlu
5) Anjurkan minum obat pengontrol tekanan darah secara teratur
6) Anjurkan menghindari penggunaan obat penyekat beta
7) Anjurkan melakukan perawatan kulit yang tepat (mis.melembabkan
kulit kering pada kaki).
8) Anjurkan program rehabilitasi vaskular
9)Anjurkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi (mis.rendah lemak
jenuh, minyak ikan, omega 3)
10) Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus dilaporkan (mis.rasa
sakit yang tidak hilang saat istirahat, luka tidak sembuh, hilangny
rasa).

5. Ansietas
Reduksi ansietas :
d. Observasi
1) Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis.kondisi,waktu,stressor)
2) Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
3) Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)
e. Terapeutik
1) Ciptakan suasan terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
2) Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan
3) Pahami situasi yang membuat ansietas
4) Dengarkan dengan penuh perhatian
5) Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
6) Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan
7) Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
8) Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan dating
f. Edukasi
1) Jelaskan prosedur, termasuk sensais yang mungkin dialami
2) Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan dan
prognosis
3) Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
4)Anjurkan mengungkapka perasaan dan persepsi
5)Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif, sesuai kebutuhan

| A.Nur Setyawati Dwi Suhardini,S.Kep (70900119009) 19


Profesi Ners UIN Alaluddin Makassar
6)Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
7)Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
8) Latih teknik relaksasi
g. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu.

| A.Nur Setyawati Dwi Suhardini,S.Kep (70900119009) 20


Profesi Ners UIN Alaluddin Makassar
DAFTAR PUSTAKA

Alodokter. (2016). Mengenal Makna Prosedur CABG. Retrieved from Alodokter:


https://www.alodokter.com/mengenal-makna-prosedur-cabg
Bulechek, G. M., Butcher, H., Dochterman, J., & Wagner, C. (2016). Nursing
Interventions Classification (NIC) Edisi Keenam Bahasa Indonesia.
Singapore: Elsevier.
Institute for Quality and Efficiency in Health Care. (2017, July 27). Complication
of Coronary Artery Disease. Retrieved from PubMed Health:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedheatlh/PMH0086330/
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M., & Bucher, L. (2014). Medical-
surgical nursing (9 ed.). Missouri: Elsevier.
Mayo Clinic. (2017, August 4). Coronary Artery disease. Retrieved August 14,
2017, from Mayo clinic: http://www.mayoclinic.org/diseases-
conditions/coronary-artery-disease/symptoms-causes/dxc-20165314
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M., & Swanson, E. (2016). Nursing Outcomes
Classification (NOC) : Pengukuran Outcomes Kesehatan Edisi Kelima
Bahasa Indonesia. Singapore: Elsevier.
PPNI (2017). Standar Diagnosis Kepertawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik. Edisi I, Cetakan II. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2017). Standar Intervensi Kepertawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan. Edisi I, Cetakan II. Jakarta: DPP PPNI.
Ratini, M. (2018, January 7). Coronary Artery Disease. Retrieved from WebMD
Medical Reference: https://www.webmd.com/heart-disease/guide/heart-
disease-coronary-artery-disease
Smeltzer, S. C., Bare, B. G., & Hinkle, J. L. (2010). Textbook of medical-surgical
nursing (12 ed., Vol. 1). Philadelphia: Lippincott William & Wilkins.

| A.Nur Setyawati Dwi Suhardini,S.Kep (70900119009) 21


Profesi Ners UIN Alaluddin Makassar

Anda mungkin juga menyukai

  • Cross Insisi
    Cross Insisi
    Dokumen6 halaman
    Cross Insisi
    Andi Nur Setyawati
    Belum ada peringkat
  • Sap PD
    Sap PD
    Dokumen9 halaman
    Sap PD
    Andi Nur Setyawati
    Belum ada peringkat
  • LP Anemia
    LP Anemia
    Dokumen22 halaman
    LP Anemia
    Andi Nur Setyawati
    Belum ada peringkat
  • LP KB
    LP KB
    Dokumen19 halaman
    LP KB
    Andi Nur Setyawati
    Belum ada peringkat
  • Sap DBD
    Sap DBD
    Dokumen9 halaman
    Sap DBD
    Andi Nur Setyawati
    Belum ada peringkat
  • LP Diare
    LP Diare
    Dokumen24 halaman
    LP Diare
    Andi Nur Setyawati
    Belum ada peringkat
  • LP RDN
    LP RDN
    Dokumen20 halaman
    LP RDN
    Andi Nur Setyawati
    Belum ada peringkat
  • LP CIDP
    LP CIDP
    Dokumen17 halaman
    LP CIDP
    Andi Nur Setyawati
    Belum ada peringkat
  • Analisa Sintesa Tindakan Keperawatan
    Analisa Sintesa Tindakan Keperawatan
    Dokumen2 halaman
    Analisa Sintesa Tindakan Keperawatan
    Andi Nur Setyawati
    Belum ada peringkat
  • LP Nyeri
    LP Nyeri
    Dokumen12 halaman
    LP Nyeri
    Andi Nur Setyawati
    Belum ada peringkat