Anda di halaman 1dari 22

Lampiran

SATUAN ACARA PENYULUHAN


IBU HAMIL DENGAN KETERGANTUNGAN OBAT

Hari/Tanggal : Rabu,18 April 2018


Jam : 08.00 WIB
Pokok bahasan : Ketergantungan Obat
Sasaran : Ibu-ibu PKK Desa Tegalgondo
Tempat : Balaidesa Tegalgondo
Penyuluh : Mahasiswa

A. Tujuan
1. Tujuan Utama
Setelah diberikan penyuluhan masyarakat mengenal dan mau
2. Tujuan Khusus
1. Ibu mengerti tentang pengertian KB
2. Ibu mengerti tentang jenis-jenis kontrasepsi
3. Ibu mengerti tentang indikasi dan kontraindikasi dari KB
4. Ibu mengerti tentang efek samping KB
5. Ibu mengerti tentang keuntungan dan kerugian KB
B. Metode
Ceramah dan Tanya jawab
C. Media
Leaflet
D. Materi
Terlampir

E. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Waktu Penyuluh Peserta

1. Pembukaan 5  Memberi salam Menjawab salam


menit  Memperkenalkan Mendengarkan
diri Mendengarkan
 Menjelaskan tentang Mendengarkan
tujuan penyuluhan
 Menyebutkan materi
yang akan dibahas

2. Materi 20  Menjelaskan tentang


menit pengertian KB
 Menjelaskan tentang
jenis-jenis metode
kontrasepsi Mendengarkan
 Menjelaskan tentang dan
indikasi dan memeperhatikan
kontraindikasi dari
KB
 Menjelaskan tentang
efek samping KB
 Menjelaskan tentang
keuntungan dan
kerugian KB

3. Penutup 5  Menyimpulkan isi Mendengarkan


menit penyuluhan Bertanya
 Memberikan Menjawab
kesempatan untuk
bertanya
 Mengucapkan salam

F. Evaluasi
Jenis : Lisan
Soal :
1. Apa pengertian KB ?
2. Apa manfaat dari ber-KB ?
3. Sebutkan jenis-jenis KB ?
Jawaban :

1. KB adalah suatu usaha untuk mengatur jumlah dan jarak antara


kelahiran anak, meningkatkan kesehatan, dan kesejahteraan
2. Manfaat :
a. Menghindari kehamilan resiko tinggi
b. Menurunkan angka kematian ibu dan bayi
c. Membentuk keluarga bahagia sejahtera
d. Meringankan beban ekonomi keluarga
3. Jenis – jenis KB
a. Metode laktasi
b. Kondom
c. Pil KB
d. KB suntik
e. Implant/susuk
f. IUD/spiral
g. Steril
Materi

A. Pengertian
Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak
anak yang diinginkan. Untuk data mencapai hal tersebut maka dibuatlah
beberapa cara atau alternatif untuk mencegah ataupun menunda kehamilan.
Cara-cara tersebut termasuk kontrasepsi atau penundaan kehamilan dan
perencanaan keluarga. Alat kontrasepsi adalah alat untuk mencegah kehamilan
dengan cara hormonal dan non hormonal (Mansjoer, 2009).

B. Tujuan
Tujuan dari keluarga berencana atau pengunaan alat kontrasepsi adalah
untuk mencegah atau menunda kehamilan.

C. Macam-macam Alat Kontrasepsi


1. Metode dengan menggunakan alat
a. Kondom
Kondom (pria dan wanita) adalah metode yang mengumpulkan air
mani dan sperma di dalam kantung kondom dan mencegahnya
memasuki saluran reproduksi wanita. Kondom pria harus dipakai
setelah ereksi dan sebelum alat kelamin pria penetrasi ke dalam vagina
yang meliputi separuh bagian penis yang ereksi. Tidak boleh terlalu
ketat (ada tempat kosong di ujung untuk menampung sperma).
Kondom harus dilepas setelah ejakulasi.
1) Efektivitas
Kehamilan terjadi pada 3-14 per 100 wanita pada 1 tahun
penggunaan pertama
2) Keuntungan
Dapat digunakan selama menyusui, satu-satunya kontrasepsi yang
mencegah PMS, infeksi GO, klamidia.
3) Kerugian
Kegagalan tinggi bila tidak digunakan dengan benar, alergi lateks
pada orang yang sensitif.
b.  Spermisida
Agen yang menghancurkan membran sel sperma dan menurunkan
motilitas (pergerakan sperma). Tipe spermisida mencakup foam
aerosol, krim, vagina suposituria, jeli, sponge (busa) yang dimasukkan
sebelum melakukan hubungan seksual.
1) Efektivitas
Kehamilan terjadi pada 6-26 per 100 wanita pada 1 tahun
penggunaan pertama.
2) Keuntungan
Tidak mengganggu kesehatan, berfungsi sebagai pelumas, dapat
mencegah PMS bakterial.
3) Kerugian
Angka kegagalan tinggi, dapat meningkatkan transmisi virus HIV,
hanya efektif 1-2 jam.
c. Diafragma
Kontrasepsi penghalang yang dimasukkan ke dalam vagina dan
mencegah sperma masuk ke dalam saluran reproduksi. Diafragma
terbuat dari lateks atau karet dengan cincin yang fleksibel. Diafragma
diletakkan posterior dari simfisis pubis sehingga serviks (leher rahim)
tertutupi semuanya. Diafragma harus diletakkan minimal 6 jam setelah
senggama.
1)  Efektivitas
Kehamilan terjadi pada 6-40 per 100 wanita pada 1 tahun
penggunaan pertama.
2) Keuntungan
Dapat digunakan selama menyusui, tidak ada risiko gangguan
kesehatan, melindungi dari PMS.
3) Kerugian
Angka kegagalan tinggi, peningkatan risiko infeksi, membutuhkan
evaluasi dari tenaga kesehatan, ketidaknyamanan.
d. Cervical Cap
Cervical cap (penutup serviks) adalah kop bulat yang diletakkan
menutupi leher rahim dengan perlekatan di bagian forniks. Terbuat
dari karet dan harus tetap di tempatnya lebih dari 48 jam.
1) Efektivitas
Kehamilan terjadi pada 6-40 per 100 wanita pada 1 tahun
penggunaan pertama.
2) Keuntungan
Dapat digunakan selama menyusui, tidak ada risiko gangguan
kesehatan, melindungi dari PMS.
3) Kerugian
Angka kegagalan tinggi, peningkatan risiko infeksi, membutuhkan
evaluasi dari tenaga kesehatan, ketidaknyamanan.

2. Metode Hormonal
a. Suntik KB
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya
kehamilan dengan melalui suntikan hormonal.
1)  Jenis Kontrassepsi Sutikan :
a) Suntikan 1 bulan, berisi Estrogen dan Progesteron. Untuk
wanita yang menyusui sebaiknya tidak menggunakan yang 1
bulan karena akan mempengaruhi produksi Air Susu Ibu (ASI).
Contoh : cyclofem.
b) Suntikan 3 bulan , berisi Progesteron saja. Contoh :
Depoprovera,
c) Depogeston.
2) Cara Kerja :
a) Menghalangi ovulasi (masa subur).
b) Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental.
c) Menghambat sperma dan menimbulkan perubahan pada rahim.
d) Mencegah terjadinya pertemuan sel telur dan sperma.
e) Mengubah kecepatan transportasi sel telur
3) Keuntungan
a) Efektifitasnya tinggi.
b) Cara pemberiannya sederhana.
c) Cukup aman.
d) Kesuburan dapat kembali.
e) Cocok bagi ibu-ibu yang sedang menyusui untuk KB suntik 3
bulan.
4) Efek Samping
a) Gangguan haid.
b) Mual, sakit kepala, penambahan berat badan.
c) Kadang kala ibu mengeluh gairahnya menurun
5) Waktu Pemberian
Setelah melahirkan : hari ke 3-5 pasca salin dan
setelah ASI berproduksi.
Setelah keguguran : segera setelah dilakukan
kuretase atau 30 hari setelah
keguguran (asal ibu belum
hamil lagi.
Dalam masa haid : hari pertama sampai hari ke-5
masa haid
6)  Lokasi Penyuntikan
Daerah bokong/pantat dan aerah otot lengan atas.
7) Kontra Indikasi
a) Absolut
Hamil, riwayat kanker payudara, perdarahan pervaginam yang
tidak diketahui penyebabnya
b) Relatif
Riwayat gangguan jiwa, riwayat penyakit payudara, riwayat
sakit kepala, wanita yang ingin hamil dalam waktu 2 tahun ke
depan, wanita yang ingin hamil lebih cepat.
b. Pil KB ( Kontrasepsi Oral)
1) Pil Progestin ( minipil)
a) Cara kerja
Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di
ovarium (tidak begitu kuat), endometrium mengalami
transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit,
mengentalkan lendir servik sehingga menghambat penetrasi
sperma, dan mengubah motilitas tuba sehingga transportasi
sperma terganggu.
b) Keuntungan
Sangat efektif, tidak mengganggu hubungan seksual, tidak
mempengaruhi ASI, kesuburan cepat kembali, nyaman dan
mudah digunakan.
c)  Indikasi
Usia reproduksi, yang telah memiliki anak atau belum,
meginginkan suatu metode kontrasepsi yang efektif selama
menyusui., pasca persalinan dan tidak menyusui dan pasca
keguguran.
d) Kontraindikasi
Hamil atau di duga hamil, perdarahan pervaginam yang belum
jelas penyebabnya, kanker payudara atau riwayat, miom uterus
dan riwayat stroke.
2) Pil Kombinasi (hormon estrogen dan progerteron)
a) Cara kerja
Menekan ovulasi, mencegah implantasi, lendir servik
mengental sehingga suit dilalui sperma dan pergerakan tuba
terganggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya akan
terganggu pula.
b) Kegunaan
Memiliki efektivitas tinggi ( hampir menyerupai efektivitas
tubektomi) bila digunakan setiap hari ( 1 kehamilan per 1000
perempuan dalam tahun pertama penggunaan, tidak
mengganggu hubungan seksual, keuburan segera kembali, dll.
c) Indikasi
Usia reproduksi, setelah melahirkan dan tidak menyusui, pasca
keguguran, anemia karena haid berlabihan, siklus haid tidak
teratur, dll.
d) Kontraindikasi
Hamil atau dicurigai hamil, menyusui eksklusif, perdarahan
pervaginam yang belum diketahui penyebabnya, penyakit hati
akut, dll.
c. Susuk/implan
1) Pengertian
Alat kontrasepsi bawah kulit atau implant adalah kontrasepsi
yang disusupkan di bawah kulit.
a) Dosis
Norplant terdiri dari 6 kapsul silastik, dimana setiap kapsulnya
berisi levornorgestrel sebanyak 36 mg. Sedang Implanon terdiri
1 kapsul silastik yang berisi etonogestrel sebanyak 68 mg, yang
dilepas tiap hari kurang lebih 30 microgram/hari.
b) Cara Kerja
Dengan disusupkannya 6 kapsul/1 kapsul silastik implant di
bawah kulit, maka setiap hari dilepaskan secara tetap sejumlah
leveonorgestrel ke dalam darah melalui proses difusi dari
kapsul-kapsul yang terbuat dari bahan silastik. Besar kecilnya
levonogestrel yang dilepas tergantung besar kecilnya
permukaan kapsul silastik dan ketebalan dari dinding kapsul
tersebut. Satu set Implant yang terdiri dari 6 kapsul dapat
bekerja secara efektip selama 5 tahun. Sedang Implanon yang
terdiri dari 1 kapsul dapat bekerja secara efektip selama 3
tahun.
c) Cara Kerja Dalam Pencegahan Kehamilan
Dengan dilepaskannya hormon levonargestrel secara konstan
dan kontinyu maka cara kerja implant dalam mencegah
kehamilan pada dasarnya terdiri atas 3 mekanisme dasar yaitu,
menghambat terjadinya ovulasi, menyebabkan endometrium
tidak siap untuk nidasi, mempertebal lendir serviks, menipiskan
lapisan endometrium.
d) Efektifitas
Efektifitasnya sangat tinggi, kegagalannya teoritis 0,2%, dalam
praktek 1 - 3%.
e) Keuntungan
(1) Tidak menekan produksi ASI.
(2) Praktis, efektif.
(3) Tidak ada faktor lupa.
(4) Masa pakai panjang.
(5) Membantu mencegah anaemia.
(6) Khasiat kontrasepsi susuk berakhir segera setelah
pengangkatan.
(7) Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormon
estrogen.
f) Kekurangan
(1) mplant harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan
yang terlatih.
(2)  Petugas kesehatan harus dilatih khusus.
(3) Implant mahal.
(4) Implant sering mengubah pola haid.
(5) Susuk mungkin dapat terlihat dibawah kulit.
g) Pemasangan implant.
Pemasangan dilaksanakan pada bagian tubuh yang jarang
bergerak. Berdasarkan penelitian, lengan kiri merupakan
tempat terbaik untuk pemasangan, yang sebelumnya dilakukan
anaestesi lokal.
h) Tahap Pasca tindakan
Peserta KB susuk sebaiknya menjaga daerah sayatan tetap
kering minimal selama 3 hari untuk mempercepat
penyembuhan dan mengurangi kemungkinan infeksi. Lengan
akseptor kadang-kadang terasa membengkak dan berwarna
kebiru-biruan. Hal tersebut biasanya akibat tindakan suntikan
atau pemasangan implant dan akan menghilang dalam 3 hari
hingga 5 hari. Setelah 5 tahun implant atau 3 tahun untuk
Implanon pemakaian, implant dapat dilepas.
i) Kontraindikasi.
(1)Hamil atau diduga hamil.
(2)Tumor.
(3)Penyakit jantung, kelainan haid, darah tinggi, kencing manis
j) Efek samping.
(1) Pada dasarnya keluhannya sama dengan kontrasepsi suntik
yaitu:
(2) Gangguan haid
(3) Jerawat
(4) Perubahan libido
(5) Keputihan
(6) Peubahan berat badan
d. Metode IUD atau AKDR
IUD adalah alat yang terbuat dari plastik yang dimasukkan ke dalam
rahim dan mencegah kehamilan dengan cara menganggu lingkungan
rahim, yang menghalangi terjadinya pembuahan maupun implantasi.
1) Kontraindikasi
Dimana seorang wanita tidak seharusnya menggunakan IUD
adalah :
(1) Kehamilan
(2) Sepsis
(3) Aborsi postseptik dalam waktu dekat
(4) Abnormalitas anatomi yang mengganggu rongga rahim
(5) Perdarahan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya
(6) Penyakit tropoblastik ganas
(7) Kanker leher rahim, kanker payudara, kanker endometrium
(8) Penyakit radang panggul
(9) PMS (premenstrual syndrome) 3 bulan terakhir dan
imunokompromise (penurunan kekebalan tubuh)
2) Efektivitas
Kehamilan terjadi pada 0,3-0,8 per 100 wanita pada 1 tahun
penggunaan pertama
3)  Keuntungan
(1) Sangat efektif, bekerja cepat setelah dimasukkan ke dalam
rahim
(2) Bekerja dalam jangka waktu lama
(3) Pengembalian kesuburan cepat setelah dilepaskan
4) Kerugian
(1) Resiko infeksi panggul
(2)  Dismenorea (nyeri saat haid)
(3) Menoragia pada bulan-bulan pertama
(4) Peningkatan resiko perforasi (robek) rahim
(5) Resiko kehamilan ektopik
(6) IUD dapat lepas dengan sendirinya
5) Efek samping
(1)Nyeri
(2)Perdarahan
(3)Peningkatan jumlah darah menstruasi
e. Metode Operasi ( Sterilisasi)
1) Pengertian
Kontrasepsi mantap (kontap ) adalah suatu tindakan untuk
membatasi keturunan dalam jangka waktu yang tidak
terbatas,  yang dilakukan terhadap salah seorang dari pasangan
suami  istri atas permintaan yang bersangkutan, secara mantap dan
sukarela. Kontap dapat diikuti baik oleh wanita maupun pria. 
Tindakan kontap pada wanita disebut kontap wanita atau  MOW
(Metoda Operasi Wanita ) atau tubektomi, sedangkan pada pria
MOP (Metoda Operasi Pria) atau vasektomi. Kontrasepsi mantap
pada wanita  atau  MOW (Metoda Operasi Wanita) atau tubektomi,
yaitu tindakan pengikatan dan pemotongan saluran telur agar sel
telur tidak dapat dibuahi oleh sperma. Kontrasepsi mantap pada
pria atau MOP (Metoda Operasi Pria) atau vasektomi., yaitu
tindakan pengikatan dan pemotongan  saluran benih agar sperma
tidak keluar dari buah zakar.
2) Cara kerja
(1)Tubektomi (MOW)
Perjalanan sel telur terhambat karena saluran sel telur tertutup
(2)Vasektomi (MOP)
Saluran benih tertutup, sehingga tidak dapat menyalurkan
sperma.
3) Keuntungan
Secara khusus keuntungan kontap wanita dan pria adalah:
(1) Tubektomi (MOW)
a) Sangat efektif dan permanen
b) Dapat mencegah kehamilan lebih dari 99%
c) Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
d) Tidak mempengaruhi proses menyusui
e) Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi
lokal
f) Tidak menggangu hubungan seksual
(2) Vasektomi (MOP)
a) Sangat efektif dan “permanen”
b) Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
c) Dapat mencegah kehamilan lebih dari 99%
d) Tidak menggangu hubungan seksual
e) Tindakan bedah yang aman dan sederhana.
4) Kerugian
(1) Tubektomi (MOW)
a) Rasa sakit/ketidak nyamanan dalam jangka pendek setelah
tindakan
b) Ada kemungkinan mengalami resiko pembedahan
(2) Vasektomi (MOP)
a) Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin
memiliki anak
b) Harus ada tindakan pembedahan minor.
5) Syarat
a) Sukarela
Setiap calon peserta kontap harus secara sukarela menerima
pelayanan kontap, artinya secara sadar dan dengan kemauan
sendiri memilih kontap sebagai cara kontrasepsi.
b) Bahagia
Setiap calon peserta kontap harus memenuhi syarat
bahagia, artinya :
(1) Calon peserta tersebut dalam perkawinan yang sah dan
harmonis dan  telah dianugerahi sekurang-kurangnya 2
orang anak yang sehat rohani dan jasmani.
(2) Bila hanya mempunyai 2 orang anak, maka anak yang
terkecil paling sedikit umur sekitar 2 tahun.
(3) Umur istri paling muda sekitar 25 tahun.
c) Kesehatan
Setiap calon peserta kontap harus memenuhi syarat kesehatan,
artinya tidak ditemukan adanya hambatan atau kontra indikasi
untuk menjalani kontap. Oleh karena itu setiap calon peserta
harus diperiksa terlebih dahulu kesehatannya oleh dokter,
sehingga diketahui apakah cukup sehat untuk dikontap atau
tidak. Selain itu juga setiap calon peserta kontap harus
mengikuti konseling (bimbingan tatap muka) dan
menandatangani formulir persetujuan tindakan medik
(Informed Consent).
d) Yang dapat menjalani Tubektomi (MOW)
(1) Usia lebih dari 26 tahun
(2) Sudah punya anak cukup (2 anak), ank terkecil harus
berusia minimal 5 (lima) tahun
(3) Yakin telah mempunyai keluarga yag sesuai dengan
kehendaknya
(4) Pada kehamilannya akan menimbulkan risiko kesehatan
yang serius
(5) Ibu pasca persalinan
(6) Ibu pasca keguguran
e) Vasektomi (MOP)
Untuk laki-laki subur sudah punya anak cukup (2 anak) dan
istri beresiko tinggi.
f) Yang sebaiknya tidak menjalani Tubektomi (MOW)
(1) Hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai)
(2) Menderita tekanan darh tinggi
(3) Kencing manis (diabetes)
(4)  Penyakit jantung
(5) Penyakit paru-paru
(6) Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan (hingga harus
dievaluasi)
(7) Ibu yang tidak boleh menjalani pembedahan
(8) Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilisasi di
masa depan
g) Vasektomi (MOP)
(1) Infeksi kulit atu jamur di daerah kemaluan
(2) Menderita kencing manis
(3) Hidrokel atau varikokel yang besar
(4) Hernia inguinalis
(5) Anemia berat, ganguan pembekuan darah atau sedang
menggunakan antikoagulansia
3. Metode Alami
a) Metode Kalender.
Karena sel sperma dapat hidup selama 3 hari dalam alat
reproduksi wanita maka di tambahkan hari ke 17 dan ke 18, kemudian
ditambahkan 1 hari lagi yaitu hari ke 11, untuk hidupnya sel ovum
sehingga masa subur menjadi 8 hari pada siklus 28 hari, yaitu pada
hari ke 11 sampai hari ke 18.
Yang paling menyulitkan pada metode kalender adalah pada
wanita yang siklus haidnya tidak teratur setiap 28 hari. Misalnya : Pada
siklus haid tidak teratur yang bervariasi antara 25 dan 32 hari, maka
masa aman pre ovulasi diperoleh dengan mengurangi 18 hari dari yang
terpendek (25-18 = 7) dan masa aman post ovulasi dengan mengurangi
11 dari siklus yang terpanjang (32-11 = 21) maka masa tidak subur
adalah sebelum hari ke 7 dan sesudah hari ke 21.
b) MAL (Metode Amenore Laktasi).
MAL adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI
secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan
atau minuman apapun lainnya.
MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila:
(a) Menyusui secara penuh (full breast feeding), lebih efektif bila
pemberian ≥ 8x sehari
(b) Belum haid
(c) Efektif sampai 6 bulan
(d) Harus dilanjutkan dengan pemakaian metode kontrasepsi
lainnya.
(1) Cara Kerja
Penundaan/penekanan ovulasi.
(2) Keuntungan
(a) Efektivitas tinggi (keberhasilan 98% pada 6 bulan pasca
persalinan).
(b) Segera efektif
(c) Tidak mengganggu senggama
(d) Tidak ada efek samping secara sistemik
(e) Tidak perlu pengawasan medis
(f) Tidak perlu obat atau alat
(g) Tanpa biaya
(3) Keuntungan non kontrasepsi
(a) Untuk bayi
Mendapat kekebalan pasif (mendapatkan antibodi perlindungan
lewat ASI), sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna
untuk tumbuh kembang bayi yang optimal dan terhindar dari
keterpaparan terhadap kontaminasi dari air, susu lain atau
formula, atau alt minum yang terpakai.
(b) Untuk ibu
Mengurangi perdarahan pascapersalinan, mengurangi resiko
anemia, dan meningkatkan hubungan psikologis ibu dan bayi.
(4) Keterbatasan
(a) Perlu perawatan sejak perawatan kehamilanagar segera
menyusui dalam 30 menit pascapersalinan
(b) Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi sosial.
(c) Efektivitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai
dengan 6 bulan.
(d) Tidak melindungi terhadap PMS termasuk virus B/HBV dan
HIV/AIDS
(5) Indikasi
Ibu yang menyusui secara eksklusif, bayinya berumur kurang dari
6 bulan dan belum mendapat haid setelah melahirkan.
(6) Kontra indikasi
(a) Sudah mendapat haid setelah bersalin
(b) Tidak menyusui secara eksklusif
(c) Bayinya sudah berumur lebih dari 6 bulan
(d) Bekerja dan terpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam
c) Metode Lendir Serviks
Metode lendir serviks adalah metode mengamati kualitas dan
kuantitas lendir serviks setiap hari. Periode subur ditandai dengan
lendir yang jernih, encer, dan licin. Abstinensia (tidak melakukan
hubungan seksual) diperlukan selama menstruasi, setiap hari selama
periode preovulasi (berdasarkan lendir serviks), dan sampai waktu
lendir masa subur muncul sampai 3 hari setelah lendir masa subur itu
berhenti.
d) Senggama Terputus (Coitus Interuptus).
Senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional,
dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina
sebelum pria mencapai ejakulasi.
(1) Cara Kerja
Alat kelamin ( penis) dikeluarkan dari vagina sebelum ejakulasi
sehingga sperma tidak masuk  ke dalam vagina sehingga tidak ada
pertemuan antara sperma dan ovum dan kehamilan dapat dicegah
(2) Keuntungan
(a) Kontrasepsi
Yaitu efektif bila dilaksanakan dengan benar, tidak
mengganggu produksi ASI, dapat digunakan sebagai
pendukung metode KB lainnya, tidak ada efek samping, dapat
digunakan setiap waktu, dan tidak membutuhkan biaya.
(b) Non Kontrasepsi
Yaitu meningkatkan keterlibatan suami dalam KB, untuk
pasangan memungkinkan hubungan lebih dekat dan pengertian
yang sangat dalam.
(3) Keterbatasan
Efektifitas sangat tergantung pada kesetiaan pasangan untuk
melakukan senggama terputus (angka kegagalan 4-27 kehamilan/
100 perempuan per tahun). Efektifitas akan jauh menurun apabila
sperma dalam 24 jam sejak ejakulasi masih melekat pada penis.
Memutus kenikmatan dalam berhubungan seksual.
(4) Indikasi
(a) Suami yang ingin berpartisipasi aktif dalam KB
(b) Pasangan yang taat beragama atau mempunyai alasan filosofi
untuk tidak memakai metode- metode lain.
(c) Pasangan yang memerlukan kontrasepsi dengan segera.
(d) Pasangan yang memerlukan metode sementara, sambil
menunggu metode yang lain.
(e) Pasangan yng membutuhkan metode pendukung.
(f) Pasangan yang melakukan hubungan seksual tidak teratur.
(5) Kontra indikasi
(a) Suami dengan pengalaman ejakulasi dini.
(b) Suami yang sulit melakukan senggama terputus.
(c) Suami yang memiliki kelainan fisik dan psikologi.
(d) Istri yang mempunyai pasangan yang sulit bekerja sama.
(e) Pasangan yang kurang dapat saling berkomunikasi.
(f) Pasangan yang tidak bersedia melakukan senggama terputus.
(6) Metode Suhu Basal.
Dasar dari metode ini adalah naiknya suhu basal pada waktu
ovulasi karena kadar progesteron naik. Kenaikan suhu
antara      0,3–0,5oC. Kenaikan suhu ini dapat terjadi segera atau
secara berangsur-angsur dan terus menerus, dengan bentuk tangga
atau seperti gambaran gigi gergaji. Kadang-kadang penurunan suhu
mendahului kenaikan suhu.
Suhu basal harus diukur dengan termometer yang khusus dan
dicatat pada kartu grafik tertentu. Karena yang paling penting
adalah  nperubahan suhu dan bukan nilai absolutnya, maka
pengukuran harus dilakukan setiap hari, yaitu pada pagi hari
sebelum bangun dari tempat tidur dan sebelum makan atau minum.
Pengukuran ini secara oral (3 menit) atau rektal (1 menit).
Kekurangan dari cara ini adalah kita hanya dapat menentukan masa
aman post ovulasi. Karena itu sering dikombinasikan dengan
metode kalender untuk menentukan masa tidak subur pre ovulasi.
Jadi, pelaksanaannya masa aman pre ovulasi ditentukan dengan
metode kalender atau dengan mengurangi 6 hari dari kenaikan
suhu yang paling dini yang telah tercatat selama 6 bulan. Masa
aman post ovulasi adalah 3 hari setelah kenaikan suhu basal.
Metode suhu basal tidak dapat digunakan pada remaja dan
dalam klimakterium, karena sering siklus yang ovulatoir diselingi
denga siklus yang anovulatoir
DAFTAR PUSTAKA

Suratun, S. Heriyani, & Manurung, S.2008.Pelayanan Keluarga Berencana dan


Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta : Trans Info Media

Hartanto, H.2009.Keluarga Berencana dan Kontrasepsi.Jakarta : Sinar Harapan

Handayani, S.2010.Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana.Yogyakarta :


Pustaka Rihama

Sulistyawati, A.2011.Pelayanan Keluarga Berencana.Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai