Anda di halaman 1dari 7

A.

Konsep Manajemen Kebidanan


1. Pengertian
Manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan
masalah ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan dalam memberikan
asuhan kepada individu, keluarga dan masyarakat. Manajemen kebidanan
adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk
mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-
penemuan, keterampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk
pengambilan suatu keputusan berfokus pada klien (Dr Lyndon Saputra, 2014)
2. Langkah-langkah manajemen kebidanan
Ketujuh langkah tersebut menurut (Dinkes Jakarta (2011), adalah
sebagai berikut :
a. Langkah I : Pengkajian (Pengumpulan Data Dasar)
Langkah pertama adalah pengumpulan data dasar mencakup segala
informasi dan berbagai sumber yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
keadaan klien secara lengkap yaitu:
1) Data Subjektif
Yaitu data didapat dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu
situasi dan kejadian (Nursalam, 2013)
a) Biodata menurut Nursalam (2013), meliputi:
Nama bayi : untuk mengetahui identitas bayi, dan untuk
membedakan agar tidak terjadi kekeliruan pasien.

Umur bayi: untuk mengetahui umur bayi yang nantinya


disesuaikan dengan tindakan yang akan dilakukan, bisa untuk
menentukan klasifikasi.

Tanggal/jam lahir: untuk mengetahui kapan bayi lahir yang


nantinya disesuaikan dengan tindakan yang akan dilakukan, pada
bayi baru lahir normal.

Berat badan: untuk mengetahui kesesuaian antara berat badan umur


kehamilan. Berat badan pada bayi baru lahir normal lebih dari 2500
gram, berat badan dan tinggi badan untuk mengetahui adanya
BBLSR.
Panjang badan: untuk mengetahui kesesuaian antara panjang badan
dengan umur kehamilan. Panjang badan bayi baru lahir normal 48-
52 cm.

Nama ayah/ibu : untuk mengetahui identitas orang tua bayi

Umur : untukmengetahui factor-faktor resiko dan tingkat


kesuburan

Suku/bangsa : untuk mengetahui factor bawaan ras

Agama : untukmengetahui informasi kepada keluarga dengan


agamanya

Pendidikan : untuk mengetahui keadaan sosial ekonomi


keluarganya

Alamat : untuk mendapatkan gambaran tentang tempat dimana


pasien tinggal

b) Keluhan Utama
Keluhan utama adalah keluhan yang harus ditanyakan dengan
singkat dan menggunakan bahasa yang dipakai pleh pemberi
keterangan (Varney, 2009). Keluhan utama pada bayi baru lahir
normal adalah bayinya berat badan normal lebih dari 2500 gram
dan menangis kuat.
c) Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan maternal
Untuk mengetahui adanya penyakit yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan janin, misalnya ibu tidak mempunyai riwayat
penyakit jantung, preeklamsia, eklamsia, hipertensi, TCC,
diabetes melitus, ginjal dan asma (Saifuddin, 2012)
2) Riwayat kehamilan sekarang
Untuk mengetahui riwayat ANC teratur atau tidak. Sejak hamil
berapa minggu tempat ANC dan riwayat kehamilan
3) Imunisasi TT
Untuk mengetahui belum atau sudah, kapan dan berapa kali
yang nantinya akan mempengaruhi kekebalan ibu dan bayi
terhadap penyakit tetanus.
4) Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) dan hari perkiraan lahir
(HPL) digunakan untuk menentukan umur kehamilan.
5) Kebiasaan ibu waktu hamil
Untuk mengetahui adanya penyakit yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan janin, misalnya ibu tidak mempunyai penyakit
perdarahan, preeklamsi, eklamsi, penyakit kelamin (Manuaba,
2014)
d) Riwayat persalinan sekarang
Berisi tentang jenis persalinan, penolong, lama persalinan dari kala
I sampai kala IV, keadaan anak, jumlah air ketuban dan adakah
komplikasi dalam persalinan (Kosim, 2013)
e) Riwayat operasi
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu pernah melakukan operasi
(Nursalam, 2013)
2) Data Objektif
Data yang dapat diobservasi dan diukur (Nursalam, 2013).
a) Pemeriksaan khusus
Dilakukan dengan pemeriksaan Apgar Score pada menit pertama,
kelima, dan kesepuluh.
b) Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum : dikaji untuk mengetahui keadaan umum
mencakup keadaan umun baik, sedang, lemah (Matondang,
2013)
2) Tanda-tanda vital, meliputi:
(a) Pernafasan (Respirasi Rate) pemeriksaan harus mencakup
frekuensi pernapasan, irama atau keteraturan, kedalaman
dan tipe atau pola pernapasan (Matondang, 2013)
(b) Suhu
Pada umumnya yang diukur adalah suhu aksila. Dapat pula
dikur di rectum, lipat paha atau bawah lidah. Pada umunya
suhu aksila 1°C lebih rendah daripada suhu rektum,
sedangkan suhu mulut 0.5°C lebih rendah daripada suhu
rektum. Dalam keadaan normal suhu aksila adalah 36-37°C
(Matondang, 2013)
(c) Denyut jantung
Dinilai dari keempat ekstremitas. Penilaian mencakup
frekuensi atau laju nadi, irama, kualitas nadi,dan ekualitas
nadi (Matondang, 2013). Pada bayi baru lahir normal
frekuensi nadi 100-160x/menit (Koaim, 2012)
c) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik secara sistematis adalah sebagai berikut:
(1) Kepala: bentuk mesochepal atau mikrochepal serta adakah
kelainan chepal.
(2) Rambut: bersi/tidak, mudah dicabut/tidak,warnanya apa.
(3) Mata: adakah kotoran dimata, warna putih di sclera dan warna
merah muda di konjungtiva.
(4) Hidung: bentuk dan lebar hidung, pola pernafasan, kebersihan.
(5) Telinga: jumlah, bentuk, posisi, kesimetrisan letak
dihubungkan dengan mata dan kepala seta adanya gangguan
pendengaran.
(6) Mulut: bentuk simetris/tidak, mukosa mulut kering/basah,
lidah, bercak putih pada gusi, reflex menghisap, adakah
labio/palatokisis, trush, sianosis
(7) Leher: bentuk simetris/tidak, adakah pembengkakan dan
benjolan, kelainan tiroid, hemangioma, tanda abnormalitas
kromosom dan lain-lain.
(8) Klavikula dan lengan tangan: adakah fraktur klavikula,
gerakan, jumlah jari
(9) Dada: bentuk dan kelainan bentuk dada, puting susu, gangguan
pernafasan, auskultasi bunyi jantung, dan pernafasan.
(10) Abdomen : untuk mengetahui tonjolan lilitan tali pusat
saat bayi menangis, perdarahan tali pusat, jumlah pembuluh
darah pada tali pusat, dinding perut dan adanya benjolan,
omfalokel.
(11) Kulit: adakah lanugo sedikit atau berlebih, apakah kulit
lembab atau hangat ketika disentuh, adakah pengelupasan pada
kulit.
(12) Genetalia: kelamin laki-laki: panjang penis, testis sudah
turun berada dalam skrotum, orifisium uretrae diujung penis,
kelainan (fimosis, hipospadia/epispadia). Kelamin perempuan:
labia mayora dan labia minora, klitoris, orifisium angina,
orifisium uretra, secret, dan lain-lain.
(13) Tungkai dan kaki: gerakan, bentuk simetris/tidak,
jumlah jari, pergerakan, pes equinovarus/pes equinovalgus.
(14) Anus: berlubang/tidak, posisi, fungsi spingter ani,
adanya atresia ani, meconium plug syndrome, megacolon.
(15) Punggung: bayi tengkurap, raba kurvaturakolumna vertebralis,
skoliosis, pembengkakan, spina bifida, mielomeningokel,
lesung/bercak berambut, dan lain-lain.
(16) Pemeriksaan kulit: verniks caseosa, lanugo, warna, oedem,
bercak, tanda lahir.
d) Pemeriksaan reflek
(1) Reflek morro: rangsangan mendadak yang menyebabkan
lengan terangkat ke atas dan kebawah, terkejutn dan relaksasi
dengan cepat atau positif (Wiknjosastro, 2014)
(2) Reflek rooting: sentuhan pada pipi atau bibir menyebabkan
kepala menoleh kearah sentuhan. Pada bayi premature reflek
rooting lemah.
(3) Reflek sucking: bayi akan melakukan gerakan menghisap
reflek menghisap menghisap ketika anda menyentuhkan
putting susu ke ujung mulut bayi. Reflek menghisap terjadi
ketika bayi baru lahir secara otomatis menghisap benda yang
ditempatkan di mulut mereka.
(4) Reflek plantar : jari-jari bayi akan nelekuk ke bawah bila jari di
dasar jari-jari kakinya (Matondang, 2013)
(5) Reflek tonic neck: bayi melakukan perubahan posisi bila kepala
diputar ke satu sisi. Normalnya reflek ini tidak terjadi setiap
kali diputar (Matondang, 2013)
e) Pemeriksaan penunjang
Injeksi Vit k, IM 1/3 paha anterior dan injeksi imunisasi HBO dan
tetes mata.
b. Langkah II : Interpretasi Data
Mengidentifikasi diagnosa kebidanan dan masalah berdasarkan interpretasi
data yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Dalam hal ini data
yang dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnose
kebidanan danmasalah (Sulistyawati, 2011)
c. Langkah III: Diagnosa Potensial
Diagnosa masalah potensial terjadi berdasarkan atas diagnosa masalah
actual yang tidak mendapatkan penanganan secara tepat. Diagnosa
potensial kemungkinan terjadi pada kasus bayi baru lahir dengan
perdarahan tali pusat. Apabila tindakan perdarahan tali pusat ini tidak
berhasil maka akan mengakibatkan anemia pada bayi baru lahir.
d. Langkah IV : Antisipasi/Penanganan Segera
Beberapa data yang ada member indikasi adanya situasi emergensi dimana
bidan harus segera bertindak dalam rangka menyelamatkan nyawa bayi.
Tindakan segera yang di butuhkan pada bayi baru lahir dengan perdarahan
tali pusat yaitu melakukan pengikatan tali pusat yang kedua kalinya secara
cepat tentang keadaan umum bayi, melakukan kerjasama dengan bidan
tentang tindakan dan perawatan selanjutnya.
e. Langkah V : Rencana Asuhan
Penanganan pada bayi baru lahir dengan perdarahan tali pusat, yaitu:
1) Penanganan disesuaikan dengan penyebab perdarahan tali pusat yang
terjadi.
2) Penanganan awal harus dilakukan tindakan pencegahan infeksi tali
pusat.
3) Segera lakukan informed consent dan informed choise pada keluarga
pasien untuk dirujuk.
f. Langkah VI : Implementasi
Pada lamgkah ini rencana asuhan yang menyeluruh dalam langkah kelima
harus dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa
dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan
sebagian lagi anggota timkesehatan lainnya. Dalam situasi ini bidan
melakukan tindakan dalam penatalaksanaan perawatan klien yang
mengalami komplikasi, maka seorang bidan yang memikul tanggung
jawab untuk pelaksanaan tindakan perawatan yang menyeluruh bagi
pasien. Implementasi yang efektif dapat mengurangi biaya perawatan dan
meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien. Dalam hal ini untuk
mengumpulkan data pada kasus bayi baru lahir dengan perdarahan tali
pusat yaitu melaksanakan asuhan sesuai rencana.
g. Langkah VII : Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-
benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah
diidentifikasikan didalam diagnosa dan masalah (Varney, 2007)

Anda mungkin juga menyukai