Anda di halaman 1dari 20

Departemen Keperawatan Maternitas

LAPORAN PENDAHULUAN

POSTNATAL CARE (PNC)

Oleh:

A.NUR SETYAWATI DWI SUHARDINI, S.Kep

NIM: 70900119009

PRESEPTOR LAHAN PRESEPTOR INSTITUSI

(...........................................) (...........................................)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS

KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2019

1
KATA PENGANTAR

‫حيم م‬
‫ن ٱللر م‬
‫م م‬ ‫ب مسسم م ٱلل ل م‬
‫ه ٱللرسح م‬

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nya yang masih tercurah kepada penulis, sehingga Laporan pendahuluan
yang berjudul ” Laporan Pendahuluan Postnatal Care (PNC)” dapat terselesaikan,
dan tak lupa pula kita kirimkan salam dan salawat kepada Nabi Muhammad SAW,
yang telah mengantarkan kita dari alam kegelapan menuju alam terang benderang
seperti sekarang ini.

Dalam penyusunan Laporan Pendahuluan, penyusun telah banyak dibantu


oleh berbagai pihak. Segala kerendahan hati penyusun menghaturkan terima
kasih, dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada keluarga yang tercinta dan
tersayang serta sebagai sumber inspirasi terbesar dan semangat hidup menggapai
cita. Terima kasih atas segala bimbingan, dukungan, motivasi serta doa restu, terus
mengiringi perjalanan hidup penulis hingga sekarang sampai di titik ini.

Oleh karena itu, besar harapan penulis kepada pembaca atas kontribusinya
baik berupa saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Laporan
Pendahuluan ini. Akhirnya kepada Allah SWT jualah penulis memohon do’a dan
berharap semoga ilmu yang telah diperoleh dan dititipkan dapat bermanfaat
bagi orang serta menjadi salah satu bentuk pengabdian dimasyarakat nantinya.

Wassalamu’Alaikum Wr. Wb.

Makassar, Januari 2020

A.Nur Setyawati DS, S.Kep

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………

Daftar Isi ………………………………………………………………

BAB I KONSEP MEDIS

A. Definisi …………………………………………………………

B. Etiologi …………………………………………………………

C. Patofisiologi ………………………………………………………

D. Manifestasi ……………………………………………………….

E. Perubahan Fisiologis Masa Nifas ………………………………..


F. Pemeriksaan Penunjang ………………………………………..

G. Komplikasi ………………………………………………………

H. Penatalaksanaan ……………………………………………..

BAB II KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian ………………………………………………………
B. Diagnosa Keperawatan ………………………………………….
C. Intervensi Keperawatan …………………………………………
Daftar Pustaka ………………………………………………………….

3
BAB I
KONSEP MEDIS

A. Definisi
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa
nifas (puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk
pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post
partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi
sampai kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak, 2010).
Masa puerperium atau masa nifas (post partum) adalah jangka waktu 6
minggu yang dimulai setelah kelahiran bayi sampai pemulihan kembali
organ-organ reproduksi seperti sebelum kehamilan (Dewi, 2011).
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berahir
ketika alat–alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa
nifas atau puerpenium dimulai 2 jam setelah melahirkan plasenta sampai
dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu, dalam bahasa latin, waktu mulai
tertentu setelah melahirkan anak ini dsebut puerperium yaitu dari kata puer
yang artinya bayi dan parous melahirkan. Jadi puerperium berarti masa
setelah melahirkan bayi. Puerperium adalah masa pulih kembali, mulai dari
persalinan selesai sampai alat–alat kandungan kembali seperti sebelum hamil,
sekitar 50% kematian ibu terjadi dalam 24 jam pertama postpartum sehingga
pertolongan pasca persalinan yang berkualitas harus terselenggara pada masa
itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi (Dewi, 2011).
Post partum (nifas) secara harafiah adalah sebagai masa persalinan dan
segera setelah kelahiran, masa pada waktu saluran reproduktif kembali ke
keadaan semula (tidak hamil).
B. Etiologi
Penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum diketahui secara
pasti atau jelas terdapat beberapa teori antara lain (Rustma Muchtar, 2010) :

1. Penurunan kadar progesterone


Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen
meninggikan ketentraman otot rahim.
2. Penurunan kadar progesterone

4
Pada akhir kehamilan kadar oxytocinbertambah, oleh karena itu timbul
kontraksi otot rahim.
3. Keregangan otot-otot
Dengan majunya kehamilan makin regang otot-otot dan otot-otot rahim
makin rentan.
4. Pengaruh janin
Hypofisis dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang
peranan oleh karena itu pada enencephalus kehamilan sering lebih lama
dan biasa.
5. Teori prostaglandin
Teori prostaglandin yang dihasilkan dan decidua, disangka menjadi salah
satu sebab permulaan persalinan.
C. Patofisiologi
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna
maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan
sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat genetal ini dalam keseluruhannya
disebut “involusi”. Disamping involusi terjadi perubahan-perubahan penting
lain yakni memokonsentrasi dan timbulnya laktasi yang terakhir ini karena
pengaruh lactogenik hormon dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar
mama.
Otot-otot uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-pembuluh
darah yang ada antara nyaman otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini akan
menghentikan pendarahan setelah plasenta lahir. Perubahan-perubahan yang
terdapat pada serviks ialah segera post partum bentuk serviks agak menganga
seperticorong, bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri terbentuk semacam
cincin. Peruabahan-perubahan yang terdapat pada endometrium ialah
timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi plasenta
pada hari pertama endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm itu
mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin
regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis yang
memakai waktu 2 sampai 3 minggu. Ligamen-ligamen dan diafragma palvis
serta fasia yang merenggang sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir
berangsur-angsur kembali seperti sedia kala.
D. Manifestasi Klinis

5
Periode post partumialah masa enam minggu sejak bayi lahirsampai
organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelumhamil. Periode ini
kadang-kadang disebut puerperiumatau trimesterkeempat kehamilan :
1. Sistem reproduksi
a. Proses involusi
Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah
melahirkan, proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat
kontraksi otot-otot polos uterus. Uterus, pada waktu hamil penuh
baratnya 11 kali berat sebelum hamil, berinvolusi menjadi kira-kira
500 gr 1 minggu setelah melahirkan dan 350 gr dua minggu setelah
lahir. Seminggu setelah melahirkan uterus berada di dalam panggul.
Pada minggu keenam, beratnya menjadi 50-60gr. Pada masa pasca
partum penurunan kadar hormone menyebapkan terjadinya autolisis,
perusakan secara langsung jaringan hipertrofi yang berlebihan. Sel-sel
tambahan yang terbentuk selama masa hamil menetap. Inilah penyebap
ukuran uterus sedikit lebih besar setelah hamil.
b. Kontraksi
Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera
setelah bayi lahir, hormon oksigen yang dilepas dari kelenjar hipofisis
memperkuat dan mengatur kontraksi uterus, mengopres pembuluh
darah dan membantu hemostasis. Salama 1-2 jam pertama pasca
partum intensitas kontraksi uterus bisa berkurang dan menjadi tidak
teratur. Untuk mempertahankan kontraksi uterus, suntikan oksitosin
secara intravena atau intramuskuler diberikan segera setelah plasenta
lahir.
c. Tempat plasenta
Segera setelah plasenta dan ketuban dikeluarkan, kontraksi
vaskular dan trombus menurunkan tempat plasenta ke suatu area yang
meninggi dan bernodul tidak teratur. Pertumbuhan endometrium ke
atas menyebapkan pelepasan jaringan nekrotik dan mencegah
pembentukan jaringan parut yang menjadi karakteristik penyembuha
luka. Regenerasi endometrum, selesai pada akhir minggu ketiga masa
pasca partum, kecuali pada bekas tempat plasenta.
d. Lochea

6
Rabas uterus yang keluar setelah bayi lahir, mula-mula
berwarna merah, kemudian menjadi merah tua atau merah coklat.
Lochea rubra terutama mengandung darah dan debris desi dua dan
debristrofoblastik. Aliran menyembur menjadi merah setelah 2-4 hari.
Lochea serosa terdiri dari darah lama, serum, leukosit dan denrus
jaringan. Sekitar 10 hari setelah bayi lahir, cairan berwarna kuning atau
putih. Lochea alba mengandung leukosit, desidua, selepitel, mukus,
serum dan bakteri. Lochea alba bisa bertahan 2-6 minggu setelah bayi
lahir.
e. Serviks
Serviks menjadi lunak segera setelah ibu melahirkan. 18 jam
pasca partum, serviks memendek dan konsistensinya menjadi lebih
padat dan kembali ke bentuk semula. Serviks setinggi segmen bawah
uterus tetap edematosa, tipis, dan rapuh selama beberapa hari setelah
ibu melahirkan.
f. Vagina dan perineum
Vagina yang semula sangat teregang akan kembali secara
bertahap ke ukuran sebelum hami, 6-8 minggu setelah bayi lahir.
Rugae akan kembali terlihat pada sekitar minggu keempat, walaupun
tidak akan semenonjol pada wanita nulipara.
2. Sistem endokrin
a. Hormon plasenta
Penurunan hormon human plasental lactogen, esterogen dan
kortisol, serta placental enzyme insulinase membalik efek diabetagenik
kehamilan. Sehingga kadar gula darah menurun secara yang bermakna
pada masa puerperium. Kadar esterogendan progesteron menurun
secara mencolok setelah plasenta keluar, penurunan kadar esterogen
berkaitan dengan pembengkakan payudara dan diuresis cairan ekstra
seluler berlebih yang terakumulasi selama masa hamil.
b. Hormon hipofisis
Waktu dimulainya ovulasi dan menstruasi pada wanita
menyusui dan tidak menyusui berbeda. Kadar prolaktin serum yang
tinggi pada wanita menyusui tampaknya berperan dalam menekan
ovulasi. Karena kadar follikel-stimulating hormone terbukti sama pada

7
wanita menyusui dan tidak menyusui di simpulkan ovarium tidak
berespon terhadap stimulasi FSH ketika kadar prolactin meningkat.
3. Abdomen
Apabila wanita berdiri di hari pertama setelah melahirkan,
abdomenya akan menonjol dan membuat wanita tersebut tampak seperti
masih hamil. Diperlukan sekitar 6 minggu untuk dinding abdomen
kembali ke keadaan sebelum hami.

4. Sistem urinarius
Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan setelah
wanita melahirkan. Diperlukan kira-kira dua smpai 8 minggu supay
hipotonia pada kehamilan dan dilatasi ureter serta pelCvis ginjal kembali
ke keadaan sebelum hamil.
5. Sistem pencernaan
a. Nafsu makan
Setelah benar-benar pulih dari efek analgesia, anesthesia,
keletihan, dan, ibu merasa sangat lapar.
b. Mortilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna
menetap selam waktu yang singkat setelah bayi lahir.
c. Defekasi
Buang air besar secara spontan bias tertunda selama dua sampai
tiga hari setelah ibu melahirkan.
6. Payudara
Konsentrasi hormon yang menstimulasai perkembangan payudara
selama wanita hamil (esterogen, progesteron, human chorionic
gonadotropin, prolaktin, krotison, dan insulin) menurun dengan cepat
setelah bayi lahir.
a. Ibu tidak menyusui
Kadar prolaktin akan menurun dengan cepat pada wanita yang
tidak menyusui. Pada jaringan payudara beberapa wanita, saat palpasi
dilakukan pada hari kedua dan ketiga. Pada hari ketigaatau keempat
pasca partum bisa terjadi pembengkakan. Payudara teregang keras,
nyeri bila ditekan, dan hangat jika di raba.
b. Ibu yang menyusui
Sebelum laktasi dimulai, payudara teraba lunak dan suatu
cairan kekuningan, yakni kolostrum. Setelah laktasi dimula, payudara

8
teraba hangat dan keras ketika disentuh. Rasa nyeri akan menetap
selama sekitar 48 jam. Susu putih kebiruan dapat dikeluarkan dari
puting susu.
7. Sistem kardiovaskuler
a. Volume darah
Perubahan volume darah tergantung pada beberapa faktor
misalnya kehilangan darah selama melahirkan dan mobilisasi serta
pengeluaran cairan ekstravaskuler. Kehilangan darah merupakan akibat
penurunan volume darah total yang cepat tetapi terbatas. Setelah itu
terjadi perpindahan normal cairan tubuh yang menyebapkan volume
darah menurun dengan lambat. Pada minggu ketiga dan keempat
setelah bayi lahir, volume darah biasanya menurun sampai mencapai
volume sebelum lahir.
b. Curah jantung
Denyut jantung volume sekuncup dan curah jantung meningkat
sepanjang masa hamil. Segera setelah wanita melahirkan, keadaan ini
akan meningkat bahkan lebih tinggi selama 30 sampai 60 menit karena
darah yang biasanya melintasi sirkuit utero plasenta tiba-tiba kembali
ke sirkulasi umum (Salehah, 2012).
c. Tanda-tanda vital
Beberapa perubahan tanda-tanda vital bisa terlihat, jika wanita
dalam keadaan normal. Peningkatan kecil sementara, baik peningkatan
tekanan darah sistol maupun diastol dapat timbul dan berlangsung
selama sekitar empat hari setelah wanita melahirkan
8. Sistem neurologi
Perubahan neurologis selama puerperium merupakan kebalikan
adaptasi neurologis yang terjadi saat wanita hamil dan disebabkan trauma
yang dialami wanita saat bersalin dan melahirkan.
9. Sistem muskuluskeletal
Adaptasi sistem muskuluskeletal ibu yang terjadi selama masa
hamil berlangsung secara terbalik pada masa pasca partum. Adaptasi ini
mencakup hal-hal yang membantu relaksasi dan hipermobilitas sendi dan
perubahan pusat berat ibu akibat pemsaran rahim.
10. Sistem integumen

9
Kloasma yang muncul pada masa hamil biasanya menghilang saat
kehamilan berakhir. Pada beberapa wanita, pigmentasi pada daerah
tersebut akan menutap. Kulit kulit yang meregang pada payudara,
abdomen, paha, dan panggul mungkin memudar, tapi tidak
hilangseluruhnya (Prawirohardjo, 2011).

10
E. Perubahan Fisiologis Masa Nifas
1. Perubahan fisik
a. Uterus
Secara berangsur–angsur menjadi kecil (involusi) sehingga
akhirnya kembali seperti sebelum hamil, setelah plasenta lahir
uterus merupakan alat yang keras, karena kontraksi dan retraksi
otot-ototnya. Fundus uteri ± 3 jari dibawah pusat. Selama 2 hari
berikutnya, besarnya tidak seberapa berkurang tetapi sesudah 2 hari
ini uterus mengecil dengan cepat sehingga pada hari ke-10 tidak
teraba dari luar. Setelah 6 minggu tercapainya lagi ukurannya yang
normal.
b. Serviks
Setelah persalinan, bentuk serviks agak mengganggu seperti corong
berwarna merah kehitaman. Konsistensinya lunak, kadang-kadang
terdapat perlukaan-perlukaan kecil setelah bayi lahir, tangan masih
bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari
dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.
c. Endometrium
Timbul trombosis, degenerasi dan nekrosis, di tempat implantasi
plasenta. Pada hari-hari pertama, endometrium setebal 12,5 mm
akibat pelepasan desidua dan selaput janin (Sarwono, 2011).
d. Lochea
Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan
vagina dalam masa nifas. Pada hari pertama dan kedua lochea rubra
atau lochea cruenta, terdiri atas darah segar bercampur sisa-sisa
selaput ketuban, (Rustam, 2010).
e. Pembuluh darah rahim
Dalam kehamilan, uterus mempunyai banyak pembuluh-pembuluh
darah yang besar, karena setelah persalinan tidak diperlukan lagi
peredaran darah yang banyak.
f. Dinding perut dan peritoneum
Setelah persalinan dinding perut longgar karena disebabkan lama,
tetapi biasanya akan pulih kembali dalam 6 minggu..
g. Bekas implantasi placenta

11
Placental bed mengecil karena kontraksi dan menonjol ke kavum
uteri dengan diameter 7.5 cm. Sesudah 2 minggu menjadi 3,5 cm,
pada minggu ke enam 2,4 cm dan akhirnya pulih ( Hellen, 2011).
2. Perubahan psikologis
Adaptasi psikologis post partum menurut teori rubin dibagi dalam 3
periode yaitu sebagai berikut :
a. Periode Taking In
1) Berlangsung 1-2 hari setelah melahirkan
2) Ibu pasif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, perlu menjaga
komunikasi yang baik.
3) Ibu menjadi sangat tergantung pada orang lain, mengharapkan
segala sesuatru kebutuhan dapat dipenuhi orang lain.
4) Perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan perubahan
tubuhnya
5) Ibu mungkin akan bercerita tentang pengalamannya ketika
melahirkan secara berulang-ulang.
6) Diperlukan lingkungan yang kondusif agar ibu dapat tidur
dengan tenang untuk memulihkan keadaan tubuhnya seperti
sediakala.
7) Nafsu makan bertambah sehingga dibutuhkan peningkatan
nutrisi, dan kurangnya nafsu makan menandakan
ketidaknormalan proses pemulihan.
b. Periode Taking Hold
1) Berlangsung 3-10 hari setelah melahirkan.
2) Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidakmampuannya
dalam merawat bayi.
3) Ibu menjadi sangat sensitive, sehingga mudah tersinggung.
4) Saat ini merupakan saat yang baik bagi ibu untuk menerima
berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya. Dengan
begitu ibu dapat menumbuhkan rasa percaya dirinya.
5) Pada periode ini ibu berkonsentrasi pada pengontrolan fungsi
tubuhnya, misalkan buang air kecil atau buang air besar, mulai
belajar untuk mengubah posisi seperti duduk atau jalan, serta
belajar tentang perawatan bagi diri dan bayinya.
c. Periode Letting Go
1) Berlangsung 10 hari setelah melahirkan.
2) Secara umum fase ini terjadi ketika ibu kembali ke rumah

12
3) Ibu menerima tanggung jawab sebagai ibu dan mulai
menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya
4) Keinginan untuk merawat bayi meningkat
5) Ada kalanya ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan
dengan bayinya, keadaan ini disebut baby blues (Mansur,
2012).
F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan post partum menurut Siswosudarmo, 2012:
1. Pemerikasaan umum: tensi,nadi,keluhan dan sebagainya
2. Keadaan umum: TTV, selera makan dll
3. Payudara: air susu, putting
4. Dinding perut, perineum, kandung kemih, rectum
5. Sekres yang keluar atau lochea
6. Keadaan alat kandungan
G. Komplikasi
1. Pembengkakan payudara
2. Mastitis (peradangan pada payudara)
3. Endometritis (peradangan pada endometrium)
4. Post partum blues
5. Infeksi puerperalis ditandai dengan pembengkakan, rasa nyeri,
kemerahan pada jaringan terinfeksi atau pengeluran cairan berbau dari
jalan lahir selam persalinan atau sesudah persalinan.
H. Penatalaksanaan Medis
1. Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan).
2. 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring
kanan kiri.
3. Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang
benar dan perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada
masa nifas, pemberian informasi tentang senam nifas.
4. Hari ke- 2 : mulai latihan duduk.
5. Hari ke- 3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan.

13
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN

1. Pengkajian
a. Data Subyektif
1) Biodata
2) Keluhan Utama
3) Riwayat Haid
4) Riwayat Perkawinan
5) Riwayat Kesehatan Sekarang
6) Riwayat Kesehatan yang Lalu
7) Riwayat Kesehatan Keluarga
8) Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
9) Riwayat Kehamilan, Persalinan Sekarang
10) Riwayat KB
11) Pola Kebiasaan Sehari-hari
a) Nutrisi, Istirahat, Aktivitas, Eliminasi, Kebersihan, Seksua,
Pola rekresi dan Pola kebersihan lain
12) Data Psikologis
a) Taking in (ketergantungan)
b) Letting go (ketidak tergantungan)
13) Sosial dan Budaya
14) Data Spiritual
b. Data obyektif
1) Pemeriksaan fisik
a) Keadaan Umum : Baik sampai lemah
b) Kesadaran umum : Composmentis / Somnolen
c) Postur tubuh : Skoliosis / Lordosis
d) Cara berjalan : Lurus, bentuk kaki o / x
e) Tinggi badan : Tidak kurang dari 145 cm
f) Berat badan : Cenderung turun
g) Tekanan darah : 100/60 – 130/60 mmHg (kenaikan sistol
tidak lebih dari 30 mmHg, distole tidak lebih dari 15 mmHg)
h) Nadi : 70 – 90 x/menit
i) Suhu : 36 – 37o C
j) Pernafasan : 16 – 24 x/menit
2) Pemeriksaan Khusus
a) Kepala: bersih, tidak berketombe, rambut tidak rontok.
b) Muka : hiperpigmentasi muka, tidak pucat, terdapat cloasma
gravidarum
c) Mata : Simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak icterus
(kuning)

14
d) Hidung : Tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping
hidung, penciuman normal
e) Telinga : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada gangguan
pendengaran
f) Mulut : Bibir tidak pucat, tidak kering, gigi tidak lubang,
tidak ada caries gigi
g) Leher : tidak ada benjolan kelenjar tiroid, tidak ada
bendungan jugularis.
h) Ketiak : tidak berjalan abnormal, tidak ada luka
i) Payudara : Puting susu menonjol / datar / tenggelam,
hypervaskularisasi areola mammae, payudara membesar,
hipervaskularisasi pembuluh darah, colustrum sudah keluar
atau belum.
j) Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, hiperpigmentasi,
strie gravidarum, tidak ada benjolan abnormal.
k) Genetalia : Bersih, tidak ada tumor dan condiloma, tidak
oedema dan varises, terdapat luka perneum atau tidak, lochea
rubra.
l) Anus : tidak ada hemorrhoid, anus bersih.
m) Ekstremitas : Tidak oedema / varises pada ekstremitas atas
dan bawah.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan, kontraksi
uterus, distensi abdomen, luka episiotomi
b. Ketidakefektifan proses menyusui berhubungan dengan, belum
berpengalaman menyusui, pembengkakan payudara, lecet putting
susu, kurangnya produksi ASI.
c. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan distensi kandung
kemih, perubahan-perubahan jumlah / frekuensi berkemih.
d. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan,
penurunan sistemkekebalan tubuh.
e. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan
dengan kehilangan cairan berlebih (perdarahan).
f. Gangguan istirahat / perubahan pola istirahat tidur berhubungan
dengan kecemasan hospitalisasi, waktu perawatan bayi.

15
16
3. Intervensi Keperawatan

Diagnosa
Luaran Keperawatan Intervensi Intervensi Rasional
Keperawatan

Nyeri berhubungan Nyeri Menurun 1. Kaji ulang skala nyeri 1. Mengidentifikasi kebutuhan dan
dengan terputusnya 2. Anjurkan ibu agar menggunakan intervensi yang tepat
kontinuitas teknik relaksasi dan distraksi rasa 2. mengalihkan perhatian ibu dan
jaringan,kontraksi nyeri rasa nyeri yang dirasakan
uterus, distensi 3. Anjurkan klien untuk berambulasi 3. Mengurangi tekanan pada
abdomen, luka perlahan-lahan terutama saat perineum
episiotomi duduk. 4. meningkatkan sirkulasi pada
4. Berikan kompres hangat perinium.
5. Kolaborasi pemberian analgetik. 5. melonggarkan system saraf perifer
sehingga rasa nyeri berkurang.

Ketidakefektifan Proses menyusui efektif. 1. Kaji ulang tingkat pengetahuan 1. membantu dalam mengidentifikasi
proses menyusui dan pengalaman ibu tentang kebutuhan saat ini agar
berhubungan menyusui sebelumnya. memberikan intervensi yang tepat.
dengan, belum 2. Demonstransikan dan tinjau ulang 2. posisi yang tepat biasanya
berpengalaman teknik menyusui mencegah luka/pecah putting yang
menyusui,pembengk 3. Anjurkan ibu mengeringkan dapat merusak dan mengganggu.
akan payudara, lecet puting setelah menyusui 3. agar kelembapan pada payudara
putting 4. Ajarkan ibu untuk melakukan tetap dalam batas normal.
susu,kurangnya perawatan payudara 1x sehari 4. agar bendungan air susu tidak
produksi ASI. 5. Anjurkan ibu makan makanan terjadi dan dapat memperlancar
yang bergizi pengeluaran asi.

17
5. makanan bergizi membantu
produksi asi yang baik

Gangguan eliminasi Eliminasi urin membaik 1. Kaji dan catat cairan masuk dan 1. mengetahui balance cairan pasien
urin berhubungan keluar tiap 24 jam. sehingga diintervensi dengan tepat.
dengan distensi 2. Anjurkan berkamih 6-8 jam post 2. melatih otot-otot perkemihan
kandung kemih, partum. 3. agar kencing yang tidak dapat
perubahan- 3. Berikan teknik merangsang keluar, bisa dikeluarkan sehingga
perubahan jumlah / berkemih seperti rendam duduk, tidak ada retensi.
frekuensi berkemih. alirkan air keran. 4. mengurangi distensi kandung
4. Kolaborasi pemasangan kateter. kemih.

Resiko tinggi Resiko infeksi menurun 1. Kaji lochea (warna, bau, jumlah) 1. dapat mendeteksi tanda infeksi
terhadap infeksi kontraksi uterus dan kondisi lebih dini dan mengintervensi
berhubungan dengan jahitan episiotomi dengan tepat.
trauma jaringan, 2. Sarankan pada ibu agar mengganti 2. pembalut yang lembab dan banyak
penurunan sistem pembalut tiap 4 jam. darah merupakan media yang
kekebalan tubuh. 3. Pantau tanda-tanda vital. menjadi tempat
4. Lakukan rendam bokong. berkembangbiaknya kuman.
5. Sarankan ibu membersihkan 3. peningkatan suhu > 38C
perineal dari depan ke belakang. menandakan infeksi.
4. memperlancar sirkulasi ke
perinium dan mengurangi udema.
5. membantu mencegah kontaminasi
rektal melalui vaginal.

18
Resiko tinggi Resiko kekurangan cairan 1. Ajarkan ibu agar massage sendiri 1. memberi rangsangan pada uterus
terhadap kekurangan menurun fundus uteri. agar berkontraksi kuat dan
volume cairan 2. Pertahankan cairan peroral 1,5-2 mengontrol perdarahan.
Liter/hari. 2. mencegah terjadinya dehidrasi.
berhubungan dengan
3. Observasi perubahan suhu, nadi, 3. peningkatan suhu dapat
kehilangan cairan tensi.
berlebih memperhebat dehidrasi.
4. Periksa ulang kadar Hb/Ht.
4. penurunan Hb tidak boleh melebihi
(perdarahan)
2 gram%/100 dL.

Gangguan istirahat / Pola tidur efektif 1. Kaji tingkat kelemahan pasien dan 1. mengetahui tindakan yang akan
perubahan pola kebutuhan istirahatnya. dilakukan selanjutnya
istirahat tidur 2. Anjurkan klien untuk mengatur 2. agar kebutuhan istirahat dan tidur
berhubungan dengan antara istirahat dan perawatan klien terpenuhi
kecemasan bayi. 3. agar ibu memerhatikan kebutuhan
hospitalisasi, waktu 3. Informasikan bahwa keadaan fisik
istirahat dan tidur
perawatan bayi. dan psikologi itu berpengaruh
4. agar ibu dapat beristirahat dengan
pada produksi ASI.
4. Libatkan keluarga dalam baik
perawatan anak agar ibu dapat 5. lingkungan yang nyaman,
beristirahat dengan cukup. membuat istirahat lebih baik.
5. Ciptakan suasana lingkungan yang
terapeutik.

19
DAFTAR PUSTAKA

Bobak. 2010. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta: EGC.

Dewi V.N, 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba Medika.

Mansur, Herawati. 2012. Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika.

Mitayani. 2015. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC

Mochtar, Rustam. 2010. Sinopsis Obstetri. Jilid I. EGC: Jakarta.

Oxorn H, 2010. Ilmu Kebidanan: Patologi dan Fisiologi Persalinan. Yogyakarta:


ANDI; YEM.

PPNI (2017). Standar Diagnosis Kepertawatan Indonesia: Definisi dan Indikator


Diagnostik. Edisi I, Cetakan III. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2018). Standar Intervensi Kepertawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan. Edisi I, Cetakan II. Jakarta: DPP PPNI.

Prawirohardjo, Sarwono.2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Saleha S, 2012. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.

Varney, Hellen. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4 Volume1. Jakarta:
EGC.

20

Anda mungkin juga menyukai

  • INC KDM
    INC KDM
    Dokumen5 halaman
    INC KDM
    Andi Nur Setyawati
    Belum ada peringkat
  • KBMedis
    KBMedis
    Dokumen19 halaman
    KBMedis
    Andi Nur Setyawati
    Belum ada peringkat
  • LP MTBS
    LP MTBS
    Dokumen12 halaman
    LP MTBS
    firda
    Belum ada peringkat
  • POSTURAL DRAINAGE DI RUANG PARKIT
    POSTURAL DRAINAGE DI RUANG PARKIT
    Dokumen9 halaman
    POSTURAL DRAINAGE DI RUANG PARKIT
    Andi Nur Setyawati
    Belum ada peringkat
  • PJB VSD
    PJB VSD
    Dokumen38 halaman
    PJB VSD
    Andi Nur Setyawati
    Belum ada peringkat
  • LP Anemia
    LP Anemia
    Dokumen22 halaman
    LP Anemia
    Andi Nur Setyawati
    Belum ada peringkat
  • Cross Insisi
    Cross Insisi
    Dokumen6 halaman
    Cross Insisi
    Andi Nur Setyawati
    Belum ada peringkat
  • LP Nutrisi
    LP Nutrisi
    Dokumen9 halaman
    LP Nutrisi
    Andi Nur Setyawati
    Belum ada peringkat
  • Pre Planning
    Pre Planning
    Dokumen5 halaman
    Pre Planning
    Andi Nur Setyawati
    Belum ada peringkat
  • Sap Demam
    Sap Demam
    Dokumen12 halaman
    Sap Demam
    Andi Nur Setyawati
    Belum ada peringkat
  • Sap DBD
    Sap DBD
    Dokumen9 halaman
    Sap DBD
    Andi Nur Setyawati
    Belum ada peringkat
  • JR Integumen Kelompok 3 - 1
    JR Integumen Kelompok 3 - 1
    Dokumen8 halaman
    JR Integumen Kelompok 3 - 1
    Andi Nur Setyawati
    Belum ada peringkat
  • Sap DBD
    Sap DBD
    Dokumen9 halaman
    Sap DBD
    Andi Nur Setyawati
    Belum ada peringkat
  • LP RDN
    LP RDN
    Dokumen20 halaman
    LP RDN
    Andi Nur Setyawati
    Belum ada peringkat
  • Sap Demam
    Sap Demam
    Dokumen12 halaman
    Sap Demam
    Andi Nur Setyawati
    Belum ada peringkat
  • JR Integumen Kelompok 3 - 1
    JR Integumen Kelompok 3 - 1
    Dokumen8 halaman
    JR Integumen Kelompok 3 - 1
    Andi Nur Setyawati
    Belum ada peringkat
  • Analisa Sintesa Tindakan Keperawatan
    Analisa Sintesa Tindakan Keperawatan
    Dokumen2 halaman
    Analisa Sintesa Tindakan Keperawatan
    Andi Nur Setyawati
    Belum ada peringkat
  • LP Cad Print
    LP Cad Print
    Dokumen21 halaman
    LP Cad Print
    Andi Nur Setyawati
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan Komunitas
    Asuhan Keperawatan Komunitas
    Dokumen28 halaman
    Asuhan Keperawatan Komunitas
    Andi Nur Setyawati
    Belum ada peringkat
  • Resume Keperawatan
    Resume Keperawatan
    Dokumen5 halaman
    Resume Keperawatan
    Andi Nur Setyawati
    Belum ada peringkat
  • DIAGNOSA DIARE
    DIAGNOSA DIARE
    Dokumen24 halaman
    DIAGNOSA DIARE
    Andi Nur Setyawati
    Belum ada peringkat
  • DIABETES KONSEP
    DIABETES KONSEP
    Dokumen39 halaman
    DIABETES KONSEP
    Srie Ekha Wardanie
    Belum ada peringkat
  • LP Diare
    LP Diare
    Dokumen32 halaman
    LP Diare
    Andi Nur Setyawati
    Belum ada peringkat
  • Pohon Masalah Hivaids
    Pohon Masalah Hivaids
    Dokumen3 halaman
    Pohon Masalah Hivaids
    Lidya Maryani
    Belum ada peringkat
  • NYERI
    NYERI
    Dokumen12 halaman
    NYERI
    Andi Nur Setyawati
    Belum ada peringkat
  • LP Nutrisi
    LP Nutrisi
    Dokumen9 halaman
    LP Nutrisi
    Andi Nur Setyawati
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan Komunitas
    Asuhan Keperawatan Komunitas
    Dokumen28 halaman
    Asuhan Keperawatan Komunitas
    Andi Nur Setyawati
    Belum ada peringkat
  • LP Diare
    LP Diare
    Dokumen32 halaman
    LP Diare
    Andi Nur Setyawati
    Belum ada peringkat
  • LP Nutrisi
    LP Nutrisi
    Dokumen9 halaman
    LP Nutrisi
    Andi Nur Setyawati
    Belum ada peringkat