Desa Tawondu merupakan sebuah desa yang masuk ke dalam wilayah Kecamatan
Suli, Kabupaten Luwu. Desa Tawondu berbatasan dengan Desa Murante dan
Kecamatan Larompong. Desa Tawondu pada awalnya adalah dusun yang masuk
kedalam wilayah Desa Murante. Masyarakat Desa Tawondu pada umumnya adalah
petani dan nelayan. Petani menanam padi dan berkebun sedangkan nelayan
mengerjakan budidaya rumput laut. Penduduk Desa Tawondu mayoritas
beragama Islam dan satu kampung di Dusun Tirowali yaitu kampung Burau
penduduknya beragama Katolik. Fasilitas ibadah di Desa Tawondu adalah 2 Mesjid
dan 1 Gereja. Mesjid berlokasi di Dusun Salugalote dan Dusun Tawondu. sedangkan
gereja berlokasi di Kampung Burau, Dusun Tirowali. Fasilitas kesehatan berupa
Puskesmas belum ada di Desa Tawondu. Namun telah ada Pos Kesehatan Desa
(POSKESDES) yg dikepalai oleh seorang Bidan, dan dibangun atas biaya ADB
melalui Proyek DHS-2 tahun Anggaran 2010. Desa Tawondu terdiri dari 4 (empat)
Dusun yaitu:
- Dusun Tirowali
- Dusun Tawondu
- Dusun Topaga
1. Pusat Olahraga, berupa Lapangan sepak bola, bola volley dan sepak takraw
karena ketiga olahraga ini adalah olahrga favorite di Desa tawondu.
2. Pusat Pemerintahan dan Pelayanan, berupa Kantor Desa dan Pustu.
3. Pusat Pendidikan, berupa Sekolah TK, Taman Pengajian Al-Quran (TPA) dan
Perpustakaan desa
4. Gedung Serbaguna
Hal lain yang perlu diperhatikan pemerintah Desa adalah ketersediaan air
bersih untuk warga, dengan pengalokasian anggaran pembangunan yang tepat,
pemerintah desa bisa saja membuat pengolahan air minum sederhana yang
bersumber dari air tanah lalu disalurkan ke rumah-rumah.
Tentu saja, program untuk menggalakkan pengembangan potensi alam harus
lebih ditingkatkan, lautan yang luas dan lahan yang tidur seharusnya bisa menjadi
sumber ekonomi untuk kemakmuran masyarakatnya jika dikembangkan dengan
pendekatan yang tepat. Budidaya ikan air laut sejenis Kerapu adalah potensi lain
yang belum disentuh. Kejeliaan pemerintah untuk mengembangkan potensi desa
sangat diperlukan dalam hal ini, karena beberapa kendala klasik yang dihadapi
masyarakat adalah Modal dan pemasaran.
2. Data Demografi
Jenis Kelamin
Laki-Laki 56 32,2
Perempuan 118 67,8
Status Perkawinan
Belum Menikah 2 1,1
Menikah 101 58,0
Janda 61 35,1
Duda 10 5,7
Pendidikan Terakhir
Tidak Sekolah 18 10,3
SD/MI Sederajat 73 42,0
SLTP Sederajat 34 19,5
SMA Sederajat 38 21,8
Akademis/Perguruan Tinggi 11 6,3
ANALISA DATA
NO DATA MASALAH
1. Wawancara : Ketidakefektifan
- Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak Pemeliharaan Kesehatan
puskesmas dan kader mengatakan bahwa warga RW
08 masih kurang memiliki kebiasaan kerja bakti
sehingga banyak penumpukan sampah dibeberapa
lokasi.
- Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada
kader masalah kesehatan terbanyak pada kelompok
usia anak sekolah dengan masalah kesehatan diare
dan demam berdarah
Observasi
- Terjadi penumpukan sampah diberbagai lokasi di
RW 08.
- Pemukiman yang padat dimana tiap rumah saling
berdempetan dan terdapat 1 rumah susun dengan 3
lantai yang berdekatan dengan sungai.
- Wilayah RW 08 berada didekat rawa dengan
kondisi wilayah yang kurang bersih.
- Warga RW 08 masih memanfaatkan air yang
berasal dari sungai untuk dijadikan air minum dan
dijadikan kebutuhan sehari-hari.
Angket
- Usia anak sekolah yang terkena diare dan demam
berdarah berada pada rentang 6-15 tahun sejumlah 23
anak.
- Berdasarkan hasil survey kelompok anak usia
sekolah yang diantar untuk kunjungan ke posyandu di
RW 08 tidak mencapai 80%.
3. Wawancara Ketidakefektifan
- Warga RW 08 jarang membawa anaknya ke Manajemen Kesehatan
puskesmas untuk pemeriksaan kecuali jika sudah
parah dan tidak mampu lagi untuk beraktivitas.
- Masih banyak warga yang belum mengetahui
penyebab demam berdarah dan diare serta cara
pencegahannya.
- Kader juga mengatakan bahwa masih sedikit
balita maupun anak yang dibawa ke posyandu untuk
periksa dan imunisasi.
- Pendapatan keluarga rata-rata Rp.1.000.000.
Observasi
- Masih banyak warga yang membawa anaknya ke
dukun untuk berobat.
- Puskesmas kurang tanggap terhadap masalah
kesehatan yang terjadi.
- Masih banyak masyarakat yang tidak memiliki
asuransi kesehatan atau BPJS.
Angket
- Usia anak sekolah yang terkena diare dan demam
berdarah berada pada rentang 6-15 tahun sejumlah 23
anak.
- Berdasarkan hasil survey kelompok anak usia
sekolah yang diantar untuk kunjungan ke posyandu di
RW 08 tidak mencapai 80%.
1. Ketidakefektifan 3 2 2 4 11
Pemeliharaan
kesehatan
2. Defisiensi 3 2 2 3 10
Kesehatan
Komunitas
3. Ketidakefektifan 3 3 3 5 14
manajemen
kesehatan
2. Melakukan Sabtu, 24
fogging dan Memberantas Warga RW Agustus RW 08 Kas RW Eka
pengadaan perkembangbiakan 08 2019 dan
tempat nyamuk (09.00- mahasiswa
sampah 11.00)
- Hasil
Masyarakat mengatakan
sedang merencanakan
pengasapan pada RW 08.
Terlihat sudah ada tempat
sampah di tiap rumah yang
berada di RW 08.
Lingkungan RW 08 tampak
lebih bersih.