BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga Berencana (KB) adalah istilah yang mungkin sudah lama
kita kenal. KB artinya merencanakan jumlah anak sesuai kehendak kita, dan
menentukan sendiri kapan kita ingin hamil (Kesrepro, 2010).
Menurut WHO (World Health Organisation) KB adalah tindakan yang
membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-
objektif tertentu, untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,
mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval di antara
kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur
suami isteri, menentukan jumlah anak dalam keluarga (Hanafi Hartanto,
2004). Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1996, setiap tahun
lebih dari 600.000 wanita di dunia meninggal akibat komplikasi kehamilan
saat melahirkan, 99% kematian itu terjadi di negara berkembang. Dalam
jangka waktu yang sama, tak kurang dari 50 juta aborsi akibat kehamilan tak
diinginkan terjadi di muka bumi ini (Dipo Handoko, 2010).
Saat ini diketahui jumah penduduk Indonesia sebesar 225,5 juta
penduduk dengan rata-rata petumbuhan penduduk sebesar 1,3%. Pemerintah
merencanakan untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk tersebut hingga
1,14% pada tahun 2009 (Depkes, 2008).
Komponen dalam pelayanan KB yang dapat diberikan adalah KIE
(Komunikasi, Informasi, dan Edukasi), konseling, pelayanan kontrasepsi (PK),
pelayanan infertilitas, pendidikan seks, konsultasi pra-perkawinan dan
konsultasi perkawinan, konsultasi genetik, tes keganasan, adopsi (Hanafi
Hartanto, 2004).
Secara pendekatan sosioekonomi pengontrolan kelahiran penting
untuk meningkatkan kualitas hidup dan memberi efek yang positif terhadap
kebahagian keluarga juga lingkungan sekitar (Cunningham, 2005).
2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penulis mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada akseptor KB
AKDR menggunakan pola pikir ilmiah melalui pendekatan manajemen
kebidanan menurut Varney.
2. Tujuan Khusus
Dalam memberikan asuhan kebidanan pada akseptor KB AKDR
penulis mampu:
a. Menjelaskan konsep dasar teori KB
b. Menjelaskan konsep dasar manajemen kebidanan pada akseptor
KB AKDR
c. Melaksanakan asuhan kebidanan pada akseptor KB AKDR dengan
pendekatan varney yang terdiri dari :
1) Melakukan pengkajian
2) Mengidentifikasi diagnosa atau masalah
3) Identifikasi masalah potensial
4) Identifikasi kebutuhan segera
5) Mengembangkan rencana asuhan/intervensi
6) Implementasi
7) Evaluasi
d. Mendokumentasikan asuhan kebidanan pada akseptor KB AKDR
dalam bentuk catatan SOAP.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
2. Pengertian Kontrasepsi
Menurut Wiknjosastro (2007) Suratun dkk. (2008), kontrasepsi
berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti “melawan” atau
“mencegah” sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang
matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Kontrasepsi
adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma.
Kontrasepsi ialah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya
kehamilan. Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat
permanen. Syarat-syarat kontrasepsi yang ideal antara lain:
a. Dapat dipercaya.
b. Tidak menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan.
c. Daya kerjanya dapat diatur menurut kebutuhan.
d. Tidak menimbulkan gangguan sewaktu melakukan koitus.
e. Tidak memerlukan motivasi terus-menerus.
4
f. Mudah pelaksanaannya.
g. Murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat.
h. Dapat diterima penggunaannya oleh pasangan yang bersangkutan.
Metode kontrasepsi dapat digunakan oleh pasangan usia subur
secara rasional berdasarkan fase-fase kebutuhan seperti:
a. Masa menunda kehamilan.
b. Masa mengatur atau menjarangkan kehamilan.
c. Masa mengkhiri kesuburan atau tidak hamil lagi.
D. Cara Kerja
Pada dasarnya prinsip kerja kontrasepsi adalah meniadakan
pertemuan antara sel telur (ovum) dengan sel mani (sperma) dengan cara:
1. Menekan keluarnya sel telur (ovum).
2. Menghalangi masuknya sperma ke dalam alat kelamin wanita sampai
mencapai ovum.
3. Mencegah nidasi
6
2) Cara Kerja
a) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba fallopi.
b) Mempengaruhi fertilitas sebelum ovum mencapai kavum uteri.
c) AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu,
walaupun AKDR membuat sperma sulit mesuk ke dalam alat
7
Indonesia tetapi tidak tersedia lagi di Amerika Serikat sejak tahun 1985,
dan cincin stainless steel yang sebagian besar masih digunakan di Negara
Cina. Menurut sejarah, AKDR dinamai menurut nama individu yang
mengembangkan alat kontrasepsi tersebut atau menciptakan beberapa
bentuk AKDR tersebut, atau bentuk AKDR itu sendiri.
Mekanisme AKDR terutama adalah mencegah pembuahan. Ion-ion
Cooper yang berasal dari AKDR tembaga mengubah isi saluran telur dan
cairan endometrium sehingga dapat mempengaruhi sel telur di dalam
saluran telur serta fungsi sperma. AKDR hormonal merusak motilitas
saluran telur dan mengentalkan lendir serviks sehingga cairan serviks
menjadi lebih lengket. Selain itu, sperma sulit masuk kedalam serviks
sehingga mengganggu motilitas sperma. AKDR juga memiliki mekanisme
kerja sekunder berupa reaksi terhadap zat asing local yang membuat
endometrium menjadi tempat yang tidak sesuai untuk penanaman hasil
pembuahan dan kemungkinan membuat AKDR menjadi alat kontrasepsi
yang efektif sebagai metode kontrasepsi darurat. Kendati demikian, bila
AKDR sudah berada di tempatnya, mekanisme kerja utamanya bukan
untuk mematikan sel ovum atau aborsi.
Beberapa pengguna AKDR menunjukkan respons yang baik
terhadap penggunaan AKDR karena metode kontrasepsi ini tidak berkaitan
langsung dengan aktivitas hubungan seksual itu sendiri. Keuntungan
tambahannya ialah bahwa wanita yang menggunakan AKDR tidak perlu
memikirkan persiapan kontrasepsi setiap hari atau setiap bulan. Wanita
yang merasa enggan memasukkan jarinya ke dalam vagina mengkin
keberatan memeriksa benang serviks setiap kali menstruasi berakhir.
Beberapa orang keberatan terhadap kemungkinan munculnya efek
samping yang berkaitan dengan AKDR, dan beberapa wanita mengatakan
tidak menyukai keadaan bahwa terdapat sesuatu benda asing di dalam
tubuh mereka.
Baik AKDR tembaga maupun hormonal memiliki keuntungan
nonkontrasepsi. Tekanan yang tercipta dari AKDR tembaga dan AKDR
9
4) Jenis-jenis AKDR :
a) Copper-T
AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana pada
bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat
tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan)
yang cukup baik.
b) Copper-7
AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan
pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal
32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang
mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti
halnya lilitan tembaga halus pada jenis Coper-T.
c) Multi Load
AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua
tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya
dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat
tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk
menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar,
small (kecil), dan mini.
10
d) Lippes Loop
AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral
atau huruf S bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang
benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda
menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm
(benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran
30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk
tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah.
Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi
perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab
terbuat dari bahan plastik.
5) Kontraindikasi dan Efeksamping
a) Kontraindikasi
Berikut adalah kontraindikasi pemasangan alat kontrasepsi dalam
rahim (AKDR) pada seseorang wanita, yang dilakukan oleh bidan.
(Varney, 2008)
(1) Kehamilan
(2) Penyakit Inflamasi Pelvik (PID)
(3) Karsinoma serviks atau uterus
(4) Riwayat atau keberadaan penyakit katup jantung
(kontraindikasi karena penderita penyakit ini rentan terhadap
endokarditis bacterial). Prolaps katup mitral tidak tercakup
disini
(5) Keberadaan miomata, malformasi congenital, atau anomali
perkembangan yang dapat mempengaruhi rongga uterus.
(6) Diketahui atau dicurigai alergi terhadap tembaga atau penyakit
Wilson (penyakit genetic dituunkan yang mempengaruhi
metabolism tembaga sehingga mengakibatkan penumpukan
tembaga di berbagai organ dalam tubuh) kontraindikasi hanya
untuk penggunaan AKDR dengan tembaga.
11
(7) Ukuran uterus dengan alat periksa (sande) berada di luar batas
yang ditetapkan pada petunjuk terbaru tentang cara
memasukkan AKDR (sesuai pernyataan ini, uterus harus
terekam pada kedalaman 6-9 cm pada ParaGrad dan Mirena).
(8) Risiko tinggi penyakit menular seksual (mis., pasangan seksual
yang berganti-ganti atau pasangan memiliki pasangan seksual
berganti-ganti)
(9) Riwayat kehamilam ektopik atau kondisi yang dapat
empermudah kehamilan ektopik merupakan kontraindikasi
hanya pada penggunaan AKDR hormonal.
(10) Servisitis atau vaginitis akut (sampai diagnosis ditegakkan dan
berhasil diobati), terutama bila disertai riwayat infeksi
klamidia atau gonorea atau vaginosis bacterial pada saat ini
atau yang kambuhan. Infeksi pelvis akibat penggunaan AKDR
cenderung terjadi akibat organism yang masuk ke dalam
rongga uterus selama prosedur memasukkan AKDR. Infeksi
pelvik yang disebabkan oleh penyakit menular seksual.
(11) AKDR sudah ada di dalam rongga uterus dan belum
dikeluarkan
(12) Penyakit hati akut meliputi hepatitis virus aktif atau tumor hati.
(13) Dicurigai atau diketahui terkena karsinoma payudara
merupakan kontraindikasi hanya pada penggunaan AKDR
hormonal
(14) Trombosos vena dalam/embolisme paru kontaindikasi hanya
pada AKDR hormonal.
(15) Sakit kepala migren dengan gejala neurologis fokal merupakan
kontraindikasi hanya pada penggunaan AKDR hormonal.
Bidan juga harus mengevaluasi secara seksama keberadaan dan
implikasi beberapa kondisi berikut kemudian memutuskan apakah ia
harus melakukan pemasangan AKDR. (Varney, 2008)
12
Wanita yang bekerja memiliki waktu yang lebih sedikit untuk mengurus
anaknya dan akan cendrung membatasi jumlah anak (Arikunto:2002)
Alamat :
2. Keluhan utama :
Haid lebih banyak
- AKDR
Timbul bercak/flek-flek
- AKDR
Keram
a. AKDR
Nyeri haid
b. AKDR
Penyakit Kardiovaskuler :
- Riwayat atau keberadaan penyakit katup jantung
(kontraindikasi karena penderita penyakit ini rentan terhadap
endokarditis bacterial). Prolaps katup mitral tidak tercakup
22
5. Riwayat Menstruasi
Riwayat menstruasi yang dikaji adalah siklus, lama haid,
banyaknya, warna, nyeri haid, keluhan waktu haid, dan amenore.
- AKDR hormonal, terutama LNG-IUS, mengurangi
jumlah har-hari menstruasi, meningkatkan konsentrasi
hemoglobin, merupakan terapi yang efektif untuk
menoragia, dan dapat mencegah dan mengobati anemia
(Varney, 2008)
- Kerja prosgestin levonorgestrel, banyak wanita mengalami
amenorea atai oligomenorea. (Varney, 2008)
6. Riwayat Obstetri
Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital :
TD :
- Tekanan darah tinggi >180/110 mmHg, atau diastolik > 90 mmHg
atau sistolik >160 mmHg tidak boleh menggunakan alat
kontrasepsi pil kombinasi, metode kontrasepsi non hormonal
merupakan pilihan yang lebih baik (buku panduan praktis
pelayanan KB hal : MK-31)
- Nyeri dada hebat, batuk, napas pendek, Nadi > 100x/menit
merupakan keadaan yang perlu mendapatkan perhatian dimana
memungkinkan masalah yang mungkin terjadi seperti serangan
jantung atau bekuan darah di dalam paru.
- Tekanan darah tinggi selama <180/110 mmHg boleh
menggunakan pil dan suntikan progestin
26
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala :
tidak tampak lesi, tampak bersih, tidak tampak benjolan, distribusi
rambut merata.
Wajah :
tidak tampak pucat, tampak simetris
Mata :
Sklera berwarna kuning menandakan kemungkinan indikasi
adanya/penyakit hati pemilihan alat kontrasepsi nonhormonal lebih
diutamakan
Hidung :
tampak simetris, tidak tampak pengeluaran/secret, tidak tampak
benjolan
Mulut :
27
Dada :
Tampak simetris, tidak tampak retraksi dinding dada
Nyeri dada dan paha perlu dilakukan tindakan evaluasi lebih lanjut
untuk menentukan penggunaan alat kontrasepsi implant
Payudara :
Tampak bersih. Tampak simetris, tidak tampak retraksi
Penderita tumor jinak atau kanker payudara boleh
menggunakan metode AKDR
Abdomen :
tidak tampak pembesaran, tidak tampak luka bekas operasi.
Nyeri abdomen hebat menandakan penyakit kandung empedu,
bekuan darah, pankreatitis (penggunaan PIL KB)
Genitalia :
- Perdarahan vagina yang tidak diketahui sampai dapat
dievaluasi tidak boleh mengunakan metode AKDR
- Tampak adanya varises pada vagina boleh menggunakan
metode AKDR
- AKDR hormonal merusak motilitas saluran telur dan
mengentalkan lendir serviks sehingga cairan serviks
menjadi lebih lengket (Varney, 2008)
Ekstermitas :
28
Palpasi
Kepala : tidak teraba benjolan, tidak ada lesi
Wajah : tidak teraba oedema
Mata : tidak teraba oedema pada konjungtiva
Hidung : tidak teraba benjolan
Telinga : tidak teraba benjolan
Leher :
tidak teraba oedema pada vena jugularis, kelenjar tiroid, dan kelenjar
getah bening
Payudara :
- Terabanya benjolan yang dapat menandakan adanya
kemungkinan akseptor menderita tumor jinak atau kanker
payudara boleh menggunakan metode AKDR
- Teraba tumor / benjolan pada payudara yang menandakan adanya
kanker payudara atau riwayat kanker payudara tidak boleh
menggunakan metode AKBK (implant)
Abdomen : tidak teraba massa/ benjolan
Nyeri tekan pada bagian bawah abdomen untuk mengetahui
kontra indikasi pemasangan AKDR (Varney, 2007)
Genitalia :
adanya varises pada vulva boleh menggunakan metode AKDR
29
Ekstermitas :
- Varises, rasa sakit dan kaki bengkak menandakan indikasi risiko
tinggi penggumpalan darah pada tungkai pada penggunaan
suntikan kombinasi
- teraba adanya varises pada tungkai boleh menngunakan
metode AKDR
- Edema dan nyeri tungkai, dada dan paha perlu dilakukan tindakan
evaluasi lebih lanjut untuk menentukan penggunaan alat
kontrasepsi Implant.
Auskultasi :
Dada :
- Nafas terdengar vesikuler
- Tidak terdengar suara nafas tambahan
Abdomen :
- Bising usus 5-35 x/menit
Perkusi :
Ekstremitas :
- Refleks Ekstremitas atas
Refleks Bisep (+)
Refleks Trisep (+)
- Refleks Ekstremitas Bawah
Patella (+)
Cavilari Refil kembali dalam waktu < 2 detik
Homan Sign (-)
3. Pemeriksaan Penunjang:
Pemeriksaan Laboraturium :
- HB:
Anemia bulan sabit tidak boleh menggunakan metode pil kombinas,
suntikan kombinasi,
30
anemia bulan sabit dan anemia defisiensi zat besi boleh menggunakan
metode suntikan progestin dan implant
AKDR hormonal, terutama LNG-IUS, mengurangi jumlah har-
hari menstruasi, meningkatkan konsentrasi hemoglobin,
merupakan terapi yang efektif untuk menoragia, dan dapat
mencegah dan mengobati anemia (Varney, 2008)
- PP test
Kontraindikasi pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
pada seorang wanita adalah kehamilan baik itu dipastikan, dicurigai,
atau bahkan kemungkinan (mis., bila seseorang wanita melakukan
koitus tanpa menggunakan metode kontrasepsi yang valid sejak
periode menstruasi normal yang terakhir) (Varney, 2008)
V. INTERVENSI
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh sebagai kelanjutan
manajemen terhadap diagnosis dan masalah yang telah diidentifikasi.
1. Beritahukan hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada ibu
Rasional : Informasi yang jelas dapat mempermudah komunikasi
petugas dan klien untuk tindakan selanjutnya
VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana
asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya.
VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan asuhan
kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam bentuk
SOAP.
33
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari asuhan kebidanan pada
Akseptor kontrasepsi AKDR sebagai berikut:
1) Pengkajian data yang dilakukan dalam kasus tersebut telah terfokus pada
data-data yang dibutuhkan dalam membantu menegakkan diagnosis.
2) Proses analisis data atau interpretasi data, telah sesuai dengan data-data
yang menunjang serta sesuai dengan ketetapan nomenklatur dalam
kebidanan.
3) Rencana dan pelaksanaan asuhan kebidanan yang diberikan dalam kasus
pada Akseptor kontrasepsi AKDR ini telah sesuai dengan kebutuhan klien
dan terfokus terhadap kebutuhan klien.
4) Evaluasi yang dilakukan dalam asuhan kebidanan dilakukan secara
langsung setelah pelaksanaan asuhan kebidanan, hal ini dilakukan untuk
menilai secara langsung keberhasilan dan keefektifan asuhan yang
diberikan.
B. Saran
1) Pelayanan yang baik telah diberikan oleh BPS Hj. Supriyatin,Amd.Keb
34
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus Gede. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB
Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Varney, Helen, Jan M. Kriebs, Carolyn L. Gegor. 2008. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Vol. 2 Edisi 4. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.