PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada akseptor KB suntik
3 bulan.
1.3 Pelaksanaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
1. Tujuan Umum
Pemberian dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan keluarga berencana
yaitu dihayatinya nama keluarga kecil bahagia dan sejahtera (Hartanto, 2007).
2. Tujuan Pokok
Penurunan angka kelahiran yang bermakna guna mencapai tujuan tersebut
maka ditempuh kebijaksanaan dengan mengkategorikan 3 fase untuk mencapai
sasaran.
Menurut Hartono (2007), yaitu :
a. Fase menunda atau mencegah kehamilan
Fase menunda kehamilan dianjurkan bagi Pasangan Usia Subur (PUS)
dengan usia istri kurang dari 20 tahun dengan alasan :
1) Umur di bawah 20 tahun adalah usia yang sebiaknya tidak mempunyai
anka terlebih dahulu untuk berbagai alasan.
2) Penggunaan kondom kurang menguntungkan karena pasangan muda
masih mempunyai frekuensi senggama yang tinggi sehingga angka
kegagalan tinggi.
3) Prioritas penggunaan kontrasepsi Pil Oral, karena akseptor masih
muda.
4) Pemasangan IUD mini bagi yang belum mempunyai anak pada masa
ini dapat dianjurkan terutama bagi calon peserta dengan kontraindikasi
terhadap pil oral.
Kontrasepsi yang cocok untuk menunda atau mencegah kehamilan adalah,
pil, IUD, cara sederhana.
1. Usia reproduksi
2. Multipara dan yang telah memiliki anak.
3. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas
tinggi.
4. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
5. Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
6. Setelah abortus atau keguguran.
7. Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi.
8. Perokok
9. Tekanan darah < 150/100 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan
darah atau anemia bulan sabit.
10. Menggunakan obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat
tuberkulosis (rifampisin).
11. Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen.
12. Anemia defisiensi zat besi.
13. Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan
pil kontrasepsi kombinasi.
2.2.5 Kontraindikasi kontrasepsi suntik 3 bulan
Menurut Saifuddin (2010), kontraindikasi kontrasepsi suntik 3 bulan meliputi :
1. Sangat efektif
2. Pencegahan kehamilan jangka panjang
3. Tidak berpengaruh pada hubugan suami-istri
4. Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap
penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah.
5. Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI.
6. Sedikit efek samping.
7. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
8. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai perimenopause.
9. Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.
10. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
11. Mencegah beberapa penyakit radang panggul.
12. Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell).
2.2.7 Kerugian kontrasepsi suntik 3 bulan
Menurut Saifuddin (2010), kerugian kontrasepsi suntik 3 bulan meliputi :
3) Pemeriksaan penunjang
Dilakukan PPtest untuk mengetahui ibu hamil atau tidak jika terjadi
amenorea (Nursalam, 2009).
C. Analisa Data
Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi data secara benar terhadap
diagnosis atau masalah kebutuhan pasien. Masalah atau diagnosis yang spesifik
dapat ditemukan berdasarkan interprestasi yang benar terhadap data dasar.
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kesehatan pada ibu
e/ ibu mengerti dan merasa lega
2. Memberikaan suntik kb 3 bulan (Medroxiprogesterone Acetate 150 mg/3ml).
Langkah-langkahnya :
1) Jagalah privasi klien.
2) Cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air mengalir. Keringkan dengan
handuk atau diangin-anginkan.
3) Lakukan pengocokan pada vial KB suntik 3 bulan secara lembut
sehingga obat dapat tercampur rata.
4) Buka dan buang tutup kaleng pada pada vial yang menutupi karet. Hapus
karet yang ada dibagian atas vial dengan kapas alkohol, biarkan kering.
5) Bila menggunakan jarum dan semprit suntik sekali pakai, segera buka
plastiknya . bila menggunakan jarum dan semprit suntik yang telah disterilkan
dengan DTT, pakai korentang/forsep yang telah diDTT untuk mengambilnya.
6) Pasang jarum pada semprit suntik dengan memasukan jarum pada mulut
semprit penghubung.
7) Balikan vial dengan mulut vial ke bawah, masukan cairan suntik dalam spuit.
8) Tentukan daerah penyuntikan yaitu pada 1/3 SIAS
9) Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol, dan biarkan kering
sebelum disuntik.
10) Suntikan obat (Medroxiprogesterone Acetate 150 mg/3ml) melalui
intramuscular dengan sudut 90 derajat.
11) Cabut jarum dan jangan memijat daerah suntikan
12) Buang sampah sesuai pada tempat yang sudah disediakan.
e/injeksi KB 3 bulan telah dilakukan
3. Mendokumentasikan pada kartu KB tanggal kembali, hasil dari berat badan
dan tekanan darah pada kartu akseptor ibu dan buku register.
eltelah dilakukan
4. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang untuk mendapatkan
suntikan KB suntik 3 bulan berikutnya
e/ ibu mengerti dan bersedia kembali suntik 3 bulan lagi
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Subyektif
I. Identitas
II. Anamnesa
1. Alasan Datang
2. Riwayat Pernikahan
-Pernikahan ke I
-Usia menikah 24 th
3. Riwayat Menstruasi
-HPHT
-Menarche 12 tahun
-Lama1 minggu
4. Riwayat Obstetri
5. Riwayat Kesehatan
-Ibu : mengatakan dirinya tidak memiliki penyakit menurun seperti asma,darah tinggi,jantung, dan
tidak memiliki penyakit menular seperti TBC,HIV,Hepatitis,IMS
-Keluarga: ibu mengatakan keluarganya tidak memiliki penyakit menurun seperti asma,darah
tinggi,jantung, dan tidak memiliki penyakit menular seperti TBC,HIV,Hepatitis
6. Pola sehari-hari
a) nutrisi
b) Eliminasi
BAB: 1x/hari
c) Istirahat Tidur
d) Personal hygiene
-Mandi : 2x/hari
e)Aktifitas
Ibu mengatakan dirinya bekerja dari ajm 08.00-14.00 kemudian dirumah mengerjakan pekerjaan
rumah (memasak,bersih-bersih rumah,bermain dengan anak,dll)
B. Obyektif
1.Pemeriksaan Umum
-Keadaan umum:
-Kesadaran:
-TTV: -TD
-Antropometri: -BB
2. Pemeriksaan Fisik
-Mulut: mukosa bibir lembab, tidak ada sariawan,tidak ada gigi berlubang atau Faried ,dan tidak ada
gusi berdarah
-Leher: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,limfe dan tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
C. Analisa Data
D. Penatalaksanaan
1.
BAB IV
PEMBAHASAN
Asuhan kebidanan pada Ny “P” Usia 22 Tahun P1000 Dengan Akseptor Lama KB
Suntik 3 Bulan telah dilakukan pengkajian (data subyektif dan data obyektif) sesuai dengan
manajemen kebidanan 7 langkah varney melalui anamnesa langsung pada pasien dan
beberapa pemeriksaan.
Dari pengkajian umur didapatkan usia Ny. “P” 22 tahun. Hal ini sesuai dengan teori
yang menyatakan pada akseptor KB suntik 3 bulanan itu dapat diberikan pada usia reproduksi
dan pada usia > 35 tahun sampai perimenopause. Selain itu KB suntik juga pilihan untuk fase
menjarangkan kehamilan. Periode usia istri 20 – 30 tahun merupakan periode paling baik
untuk usia melahirkan (Saifudddin, 2010). Pilihan Ny. “P” dalam memilih kontrasepsi suntik
adalah pilihan yang tepat, terutama pada fase ini.
Dari riwayat menstruasi didapatkan pola menstruasi Ny. “P” normal dan tidak ada
keluhan gangguan haid. Hal ini tidak sesuai dengan teori Saiffudin (2010) yang menyatakan
kerugian KB suntik 3 bulan salah satunya sering ditemukan gangguan haid, seperti : siklus
haid yang memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit, perdarahan
tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting) dan tidak haid sama sekali. Namun, menurut
Ny. “P” pada awal pemakaian KB suntik 3 bulan, dia memang mengalami gangguan tidak
haid. Setelah beberapa bulan haidnya kembali normal. Hal ini sesuai dengan teori Saifuddin
(2010) : pemberian kontrasepsi suntikan sering menimbulkan gangguan haid (amenorea).
Gangguan haid ini biasanya bersifat sementara dan sedikit sekali mengganggu kesehatan. Jadi
selama pemakaian KB suntik 3 bulan ini, Ny. “P” tidak mempunyai keluhan terhadap pola
haidnya.
Riwayat kesehatan Ny. “P” dan keluarga tidak terdapat penyakit yang membatasi Ny.
“P” dalam menggunakan KB suntik 3 bulan. Menurut teori KB suntik 3 bulan tidak dapat
digunakan pada penderita hipertensi atau riwayat hipertensi, kanker payudara atau riwayat
kanker payudara dan DM disertai komplikasi (Saiffudin, 2010). Ny. “P” dan riwayat keluarga
tidak menderita penyakit seperti yang disebutkan di atas.
Pada pemeriksaan tekanan darah, hasil pengukuran Ny. “P” adalah 120/80 mmHg dan
pemeriksaan BB hanya peningkatan 1 kg. Hasil BB sebelumnya 55 Kg dan BB pengukuran
sekarang 56 Kg. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa kontrasepsi suntik 3
bulan dapat diberikan pada tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah gangguan
pembekuan darah dan anemia bulan sabit dan dapat terjadi peningkatan/penurunan berat
badan sebanyak 1 – 2 kg. Perhatikan diet bila perubahan berat badan terlalu mencolok. Bila
berat badan berlebihan, hentikan suntikan dan anjurkan metode kontrasepsi lain (Saiffudin,
2010). Tekanan darah Ny. “P” dalam batas normal dan peningkatan berat badan hanya 1 kg
pada bulan ini. Selama pemakaian tidak terjadi peningkatan BB setiap bulan. BB ibu berkisar
antara 55 Kg dan 56 Kg.
Pemeriksaan penunjang PP test tidak dilakukan pada Ny. “P” karena tidak ada keluhan
amenorea. Hal ini sesuai dengan teori Nursalam (2009) yang menyatakan bahwa pemeriksaan
PP test dilakukan jika terjadi amenorea. Amenorea pada Ny. “P” terjadi pada awal
penyuntikan KB suntik 3 bulan dan saat ini haidnya sudah teratur kembali.
Pada pengidentifikasian diagnosa dan identifikasi masalah tidak terjadi kesenjangan
pula, karena diagnosa diambil dari prosedur anamnesa, pada kasus ini tidak ada masalah yang
muncul. Karena ibu sudah memakai KB suntik ini sudah 2 tahun, sedangkan dalam teori juga
disebutkan bahwa keluhan dari pemakain KB suntik (hormonal) ini akan berkurang dalam
waktu 3 bulan
Pada langkah antisipasi masalah potensial, dalam kasus ini tidak ditemukan adanya
masalah potensial karena dari hasil pemeriksaan dan diagnosa ibu dalam keadaan baik.
Dalam identifikasi kebutuhan segera dalam kasus ini tidak memerlukan tindakan yang
khusus, cepat dan segera untuk menangani ibu agar tidak terjadi kematian dan pada kasus ini
tidak ada tanda tanda yang mengancam jiwa ibu.
Pada pengembangan rencana dan implementasi ada sedikit kesenjangan karena dalam
teori perencanaan diadakan langkah cuci tangan namun pada pelaksanaan di lapangan tidak
dilakukan, dengan alasan karena petugas sibuk dengan banyak pasien sehingga lupa menyuci
tangan, dan evaluasi tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktek. Dimana dalam
praktek langkah langkah tersebut disesuaikan dengan kadaaan pasien. Sehingga tujuan
dilakukan asuhan kebidanan Ny “P” Usia 22 Tahun P1000 Dengan Akseptor Lama KB
Suntik 3 Bulan dapat tercapai.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Asuhan kebidanan kontrasepsi suntik 3 bulan yang diberikan pada “Ny. P” telah sesuai
dengan tujuan antara lain :
a. Dalam melakukan pengkajian data subjektif dan objektif, data yang ditemukan
sudah lengkap.
b. Dari hasil pengkajian subyektif dan obyektif, mampu membuat diagnosa sesuai teori
dan tidak ada diagnosa atau masalah potensial.
c. Rencana disusun sesuai kebutuhan, namun tidak semua rencana yang ada di teori
terdapat pula pada tinjauan kasus. Pada pemberian suntik KB 3 bulan, tidak
dilakukan langkah cuci tangan.
d. Evaluasi yang diberikan yaitu memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan,
melaksanakan prosedur pemberian KB suntik 3 bulan, dan memberitahu ibu tanggal
kembali.
5.2 Saran
Hartanto, H. 2007. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
Nursalam. 2009. Buku Panduan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
Saiffudin. A. B. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono