PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia angka kematian ibu sebanyak (25 %), pada masa persalinan diantaranya
perdarahan (13%), terlambat memberikan penanganan segera (4%), penyakit jantung (5%),
penyakit Hipertensi (3%)
Asuhan kebidanan pada post partum adalah salah satu pelayanan kesehatan utama yang
diperkirakan dapat menurunkan angka kematian ibu sampai (25%) selain itu diadakannya system
rujukan yang efektif yang dapat mengurangi angka kematian ibu dan anak. Dengan adanya
tingkat kematian ibu Post Partum yang masih cukup tinggi merupakan tantangan bagi tenaga
kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang komperhensif dan memuaskan agar
dapat menurunkan angka kemati an ibu dan anak.
Rumah sakit merupakan sarana pusat pelayanan kesehatan dan setiap daerah terdapat RS,
juga merupakan pusat rujukan bagi pelayanan kesehatan baik kasus fisiologis maupun patologis.
Selama penulis melakukan PKK II terdapat (100%) persalinan, diantaranya dengan SC (60%),
persalinan normal (30%), dan kejadian persalinan PEB (10%) .
Sehingga penulis tertarik untuk membuat laporan khusus tentang post SC yang ada untuk
dijadikan proses asuhan kebidanan khususnya pada ibu post partum.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUANPUSTAKA
2.1.1.4 Operasi seksio cesarea adalah suatu prosedur yang berhubungan dengan pembedahan yang
dilakukan dibawah urium, epidural atau pembiusan tulang belakang atau jaring penyusupan /
pembesaran lokal dimana janin plasenta dan selaput dikirimkan melalui suatu goresan / ukiran
dalam dinding abdominal dan kandungan. Pada umumnya dilakukan setelah 28 minggu
kehamilan, jika dilakukan untuk mengakhiri kehamilan sebelum umur 24 minggu dinamakan
hysterektomy tetapi prosedur ini jarang dilakukan sekarang.
2.1.2 Patofisiologi
Faktor-faktor predisposisi dengan SC
SC
Involusi Laktasi
Keterangan :
Kehamilan dengan panggul sempit dengan vias naturalis sama dengan 8 cm dapat dipastikan
tidak dapat melahirkan janin yang normal, harus diselesaikan dengan secsio sesarea. CV antara 8
- 10 cm boleh dicoba dengan partus percobaan, baru setelah gagal dilakukan secsio sesarea
sekunder. Disporposi sevalo pelvix, rupture uteri mengancam, partus lama, partus tidak maju,
distosia servix, preeklampsia dan hipertensi juga mal presentasi janin terutama letak lintang,
letak bokong dengan panggul sempit, primigravida, janin besar dan berharga harus diselesaikan
dengan secsio sesarea. Pada presentasi dahi dan muka presentasi rangkap, gemelli dengan gawat
janin letak lintang atau presentasi bahu, distosia harus diselesaikan
dengan secsio sesarea. Sedangkan yang terjadi pada masa post SC fundus uteri setinggi pusat
setelah janin dilahirkan, setelah plasenta dilahirkan setinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat,
pada hari ke 5 post partum uterus berkurang lebih setinggi 7 cm diatas simpisis atau setengah
simpisis pusat. Sesudah hari ke 12 uterus tidak teraba lagi diatas simpisis, setelah 6 minggu post
partum uterus beratnya 40 — 60 Kg. Sedangkan lochea juga akan berubah dari hari kehari,
lochea merupakan cairan yang dikeluarkan dari uterus berasal dari melekatnya plasenta seperti
diketahui bahwa plasenta dibentuk dari bagian anaknya yaitu choirunfiodusum dan bagian ibu
yaitu desidua basalis. Jumlah dan warna lochea akan berkurang secara progesik yaitu hari 1 — 3
disebut lochea rubra, hari ke 4 — 9 disebut lochea sanguinolenta, hari ke 10 — 15 disebut lochea
serosa, hari ke 16 — 40 disebut lochea alba. Pada laktasi juga akan terjadi perubahan akibat
reflek prolaktin dan oksitosin maka air susu akan keluar.
2.1.3. Etiologi
1. Letak sungsang
2. Riwayat penyakit janrung
3. PEB
4. Plasenta Previatotalis
5. Gemeli
6. Bayi Besar
2.1.4. Penatalaksanaan
a. Keseimbangan cairan
b. Tranfusi darah
c. Observasi
- Tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu.
- Perdarahan / Kontraksi otot rahim.
- Aktivitas usus.
- Luka Operasi
- Pengeluaran lochea
d. Profilalsis
- Daurkateter
- Antibiotika
- Obat penunjang
b. Anamnesa
1. Alasan masuk kamar nifas : Ibu post partum dengan SC.
2. Riwayat persalinan : Persalinan dengan SC oleh DSOG.
- Ibu
nis Persalinan : Operasi
omplikasi : Biasanya pada SC adalah plasenta previa totalis panggul sempit, partus lama, partus tak
maju, mal presentasi janin seperti letak lintang, letak bokong, gemeli, presentasi dahi dan
muka, presentasi rangkap, rupture uteri mengancam, distosia servix, preeeklamsia dan
hipertensi
asenta : Biasanya dengan SC dilahirkan dengan tangan dan lengkap
Kelainan : Ada atau tidak
Sisa Plasenta : Ada atau tidak
rineum : Utuh perdarahan pada SC selama operasi + 500 CC
ndakan lain : Diinfus atau tidak, DC terpasang atau tidak
tatan Waktu : Pada SC biasanya + 30 menit
- Bayi
hir : Tanggal bulan tahun berapa, pukul berapa.
BB : Normal > 2500 gr – 4000 gr
PB : Normal 50 cm
ai Apgar : Sudah tidak dilakuakn
cat Bawaan : Ada atau tidak
2.2.7 Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dan asuhan yang sudah diberikan meliputi
pemenuhan kebutuhan akan bantuan, apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam masalah diagnosa.
1. Observasi dan pengamatan keadaan umum dilakukan dengan cepat.
2. Antibiotika telah diberikan.
3. Sudah terpasang DC.
4. Valium sudah diberikan.
5. Infus RL telah diberikan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
asan masuk : Post partum dengan SC tanggal 24 Januari 2007 Pukul 21.00 WIB
Keluhan : Nyeri perut dan belum flatus
wayat persalinan:
Ibu
- Jenis persalianan : SC
- Komplikasi : Dilahirkan dengan tangan indikasi lengkap
- Kelainan : Tidak ada
- Sisa Plasenta : Tidak ada
- Perineum : Utuh
- Perdarahan : - Kala I : - - Kala III :-
- Kala II : - - Kala IV :-
Selama operasi : + 500 CC
dakan : Infus cairan DS % tetesan 20 tetes/menit dan terpasang DC
- Cacatan waktu
Lama SC = + 30 menit
Masa gestasi : 39 minggu
Komplikasi : Plasenta previatotalis
Ketuban pecah : 07.30 WIB
Air ketuban banyaknya : + 100
Keadaan : Putih keruh
Lain-lain : Tidak ada
Bayi
a. Lahir : 25 Januari 2008 Pukul 09.30 WIB
BB : 2400 gr
PB : 50 cm
b. Nilai Afgar : 6/9
c. Cacat bawaan : tidak ada
O : Data Objektif
Tanggal 25 Januari 2007 Pukul 09.30 WIB
1. Keadaan umum : Cukup
2. Kesadaran : Samnolen
3. TTV : TD : 100/70 mmHg R : 20 x/menit
P : 84 x/menit S : 36,20C
4. Payudara : - Bentuk : Simetris kanan dan kiri
- Colostrum : Belum keluar
- Putting susu : Menonjol
- Areola : Hiperpigmentasi
- Benjolan : Tidak ada
5. Abdomen : - TFU : 3 jari bawah pusat
- Luka parut tidak ada
- Luka SC : ada
- Infeksi : Tidak ada luka parut, ada Iuka SC, ada
linea nigra, ada striae albican.
6. Anogenital : - Perineum : Tidak ada luka patut
- Pengeluaran pervaginam : Lochea rubra
- Konsistensi : Cair
7. Pengeluaran lochea : - Lochea sanguiolenta : Warm agak kecoklatan
isi darah bercampur lendir
8. Kandung kemih : Kosong
9. Pemeriksaan Lab: Darah HB : 10 gr % Gol. Darah : A
10. Ekstremitas : Atas tidak ada Oedem
Reflek kanan atau kiri : PositifBawah tidak ada Oedem
Reflek patella kanan atau kiri : Positif
A : Assesment
Tanggal 25 Januari 2007, Pukul 10.30 WIB Diagnosa : Pi Ao 2 jam post partum
dengan SC
Dasar : Tanggal 24 Januari 2008, kesadaran : samnolen
Masalah : Gangguan aktivitas dan nyeri pada luka operasi
Kebutuhan : Konseling tentang cara perawatan infeksi bekas luka SC.
P : Planning
Tanggal 25 Januari 2007, Pukul 10.30 WIB
1. Mengobservasi TTV, Keadaan umum, Kesadaran, Perdarahan, Fundusuteri, luka jahitan,
Vesica Urinaria.T = 100/70 mmHg R = 20 x noait
P =84x/menit S = 36,20C
- Keadaan umum : Kurang baik
- Kesadaran : Samnolen
- Perdarahan : + 200 ML
- Fundus Uteri : 3 jari dibawah pusat
A : Assesment
Tanggal 25 Januari 2008, Pukul 14.30 WIB
Diagnosa : Pi Ao 6 jam post partum dengan SC
Dasar : Tanggal 24 Januari 2008, kesadaran : samnolen
Masalah : Gangguan aktivitas dan nyeri pada luka operasi
Kebutuhan : Konseling tentang cara perawatan infeksi bekas luka SC.
P : Planning
Tanggal 25 Januari 2007, Pukul 14.30 WIB
1. Mengobservasi TTV, Keadaan umum, Kesadaran, Perdarahan, Fundus uteri, luka jahitan,
Vesica Urinaria.T = 100/70 mmHg R = 20 x / menit
P = 84 x/menit S = 36,5°C
- Keadaan umum : Sedang
- Kesadaran : Composmentis
- Perdarahan : ± 200ML
- Fundus Uteri : 2 jari dibawah pusat
- Lukajahitan : Masih basah
P = 84 x/ menit S = 36.8°C
- Keadaan umum : Sedang
- Kesadaran : Composmentis
- Perdarahan : + 100 ml
- Fundus Uteri : 2 jari dibawah pusat
- Luka jahitan : Masih basah
- Vesica Urinaria : Terpasang DC
A : Assesment
Diagnosa : Pi Ao 1 hari post partiun dengan SC
Dasar : Tanggal 24 januari 2008, kesadaran : samnolen
Masalah : Gangguan aktivitas dan nyeri pada luka operasi
Kebutuhan : Konseling tentang cara perawatan bekas luka SC.
P : Planning
1. Mengobservasi TTV, Keadaan umum, Kesadaran, Perdarahan, Fundus uteri, luka jahitan,
Vesica Urinaria.
T = 120/80 mmHg R = 24 x / menit
P = 84 x/ menit S = 36,8°C
- Keadaan umum : Sedang
- Kesadaran : Composmentis
- Perdarahan : + 100 ml
- Fundus Uteri : 2 jari dibawah pusat
- Luka jahitan : Masih sedikit basah
- Vesica Urinaria : Terpasang DC
2. Memberitahukan kepada ibu hasil observasi ® Ibu mengetahui hasilobservasi yang telah
dilakukan.
3. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan disekitar vagina dan mengganti
pembalut bila kotor sesuai kebutuhan ® Ibu sudah melakukan Vulva Higiene.
4. Mengganti cairan RL dan transfuse 25 - 30 tetes / menit ® sudahdilakukan pada pukul
21.00 WIB
5. Menganjurkan untuk test minum ® Ibu sudah melaksanakan testminum 1 jam 1
sendok.
6. Sesuai instruksi dokter memberikan terapi obat-obatan seperti Alinamin 2 x
1 pada pukul 20.00 – 09.00 WIB ® Ibu sudah terapi obat pukul 20.00 WIB
7. Sesuai instruksi dokter memberikan terapi obat Kalfoxim 2 x 1 pada pukul 00.30 – 12.30
WIB ® Ibu sudah mendapatkan obat Kalfoxim 2 x 1 pada pukul 00.30 – 12.30 WIB
8. Memberikan konseling tentang perawatan payudara ® Ibu mengerti tentang cara
perawatan payudara.
9. Memberikan konseling tentang pentingnya ASI eksklusif ® Ibu menyusui bayinya.
10. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi ® Ibu mau miring kekiri dankekanan.
O: Objektif
Memeriksa TTV, Keadaan umum, Kesadaran, Perdarahan, Fundus uteri, luka jahitan, Vesica
Urinaria.
T = 120/80 mmHg R = 20 x / menit
P = 85 x/ menit S = 37°C
- Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis- Perdarahan : + 50ML
- Fundus Uteri : 2 jari dibawah pusat
- Lukajahitan : Kering
- Vesica Urinaria : Terpasang DC
A : Assesment
Diagnosa : P1 Ao 4 hari post partum dengan SC
Dasar : Tanggal 24 Januari 2007, kesadaran : samnolen
Masalah : Gangguan aktivitas dan nyeri pada luka operasi
Kebutuhan : Konseling tentang cara mengatasi bekas luka SC.
i P : Planning
1. Mengobservasi TTV, Keadaan umum, Kesadaran, Perdarahan, Fundus uteri, lukajahitan,
Vesica Urinaria.
T =120/80 mmHg R = 20 x / menit
P = 85 x/ menit S = 37°C
- Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- Perdarahan : + 30ML
- Fundus Uteri : 2 jari dibawah pusat
- Luka jahitan : Kering
- Vesica Urinaria : Terpasang DC
2. Membentahukan kepada ibu hasil observasi ® lbu mengetahui hasil observasi yang telah
dilakukan.
3. Membantu ibu untuk pemenuhan nutrisi ® Ibu sudah makan dan minum.
4. Sesuai instruksi bidan ® Memberikan terapi oral.
Tanggal 30 Januari 2008, Pukul 07.00 WIB. S : Subjektif
- Lukajahitan sudah baik, ibu sudah boleh pulangO: Objektif
Memeriksa TTV, Keadaan umum, Kesadaran, Perdarahan, Fundus uteri, lukajahitan, Vesica
Urinaria.
T = 120/80 mmHg R = 24 x/menit
P = 88 x/menit S = 36,8°C
- Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- Perdarahan : + 20ML
- Fundus Uteri : 1 jari dibawah pusat
- Lukajahitan : Kering
- Vesica Urinaria : Terpasang DC
A : Assesment
Diagnosa : P1 Ao 5 hari post partum dengan SC
Dasar : Tanggal 24 Januari 2008, kesadaran : samnolen
Masalah : Gangguan aktivitas dan nyeri pada luka operasi
Kebutuhan : Konseling tentang cara merawat dan mengatasi nyeri
perut di bekas luka SC.
P : Planning
1. Mengobservasi TTV, Keadaan umum, Kesadaran, Perdarahan,Fundus uteri, luka jahitan,
Vesica Urinaria.T =120/80 mmHg R = 24 x / menit
P = 88 x/ menit S = 36,8°C
- Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
-Perdarahan : + 20ML
- Fundus Uteri : 1 jari dibawah pusat
- Luka jahitan : Kering
- Vesica Urinaria : BAK lancar
A : Assesment
Diagnosa : P1 Ao 6 hari post partum dengan SCDasar : Tanggal 24 Januari
2008, kesadaran : samnolen
Masalah : Gangguan aktivitas dan nyeri pada luka operasi
Kebutuhan : Konseling tentang cara merawat dan mengatasi nyeri perut di bekas luka SC.
P : Planning
1. Mengobservasi TTV, Keadaan umum, Kesadaran, Perdarahan, Fundus uteri, luka jahitan,
Vesica Urinaria.T = 120/80 mmHg R =24x/menit
P = 88x/menit S = 36,8°C
- Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- Perdarahan : + 20ML
- Fundus Uteri : 1 jari dibawah pusat
- Luka jahitan : Kering
- Vesica Urinaria : BAK lancar
2. Sesuai instruksi bidan ® Aff Meeting.
3. Membantu ibu untuk pemenuhan nutrisi ® Ibu sudah makan dan minum.
4. Mengkaji ulang kepada ibu tentang perawatan payudara, posisi menyusui
yang benar, konsumsi makanan yang bergizi dan menganjurkan ibu untuk
menyusui bayinya sesering mungkin ® Ibu mengerti cara menyusui bayinya dengan baik.
5. Mengkaji ulang untuk perawatan bayinya ® Ibu mengerti cara merawat
bayinya dengan baik.
6. Sesuai instruksi bidan ® Klien boleh pulang.
7. Memberikan penyuluhan untuk perawatan luka SC ® Ibu mengerti penyuluhan yang
diberikan.
8. Memberikan penyuluhan kepada ibu tentang KB Post SC ® Ibu bersedia mengikuti
program KB.
9. Menganjurkan untuk control luka SC (Aff Hccting) 1 minggu lagi ® Ibu akan control
luka SC 1 minggu lagi.
10. Membicarakan atau mendiskusikan penyelesaian administrasinya ® keluarga sudah
menyelesaikan administrasinya.
BAB IV
PEMBAHASAN
Ditinjau dari sudut penderita tidak ada yang lebih penting selain dari perawatan pasca
bedah karena itu perawatan ini memerlukan perhatian khusus dari ahli kebidanan dan seluruh
staf perawatan.
Sesungguhnya perawatan telah dimulai sejak penderita di atas meja operasi di bawah
pengawasan bersama antara ahli anestesi dan kebidanan serta staf kamar operasi bedah
kebidanan perabdominan memerlukan perhatian dan perawatan khusus karena keberhasilan
dan kegagalan operasi sedikit banyaknya ditemukan oleh perawatan pasca bedah.
Dalam bab ini penulis akan mengemukakan mengenai hasil analisa dari kasus yang
dialami selama melakukan asuhan kebidanan pada Ny. I dengan post partum SC.
4.1 Pengkajian
Post partum SC biasanya pada pasien yang bayi besar, gemeli, letak lintang, tidak bisa
lahir pervaginam dengan keadaan samnolen.
Pada tanggal 25 Januari 2008 penulis melakukan pengkajian pada Ny. I dengan kasus
post partum SC ditemukan T : 120/80 mmHg, P : 80 x/menit. R : 20 x/menit. S : 36°C, dan
ditemukan data dengan umur 26 tahun. Dari data tersebut tidak ada resiko tinggi karena pada
kasus SC bisa terjadi pada kehamilan yang tidak bisa melahirkan secara normal.
4.2 Diagnosa
Dalam diagnosa yang ditegakan pada kasus post partum SC adalah nyeri bekas luka
SC, kesadaran samnolen, infeksi bekas luka SC, dinyatakan sesuai dengan teori.. Dan dari
pemeriksaan abdomen didapat nyeri pada bekas luka SC, maka tidak ada kesenjangan antara
teori dan diagnosa di lapangan.
4.6 Pelaksanaan
Dalam melaksanakan asuhan menurut teori yaitu melakukan perawatan post partum
dengan SC selama 2 jam sampai 6 jam, dan 2 hari sampai 6 hari, observasi keadaan umum
ibu, memberikan antibiotik sesuai advis dokter dan kolaborasi dengan DSOG. Pada Ny. I
dilaksanakan sesuai dengan teori yaitu perawatan post partum, observasi keadaan umum ibu,
memberikan antibiotik sesuai advis dokter dan kolaborasi dengan DSOG.
BAB V
PENUTUP
Setelah membahas asuhan kebidanan pada Ny. I dengan post partum SC penulis
mendapatkan pengetahuan baru tentang perawatan pada post partum dengan SC yang
sebelumnya di kelas belum pernah di dapatkan.
5.1. Kesimpulan
5.1.1. Pengkajian
Setelah melakukan pengkajian pada Ny.I penulis tidak mengalami kesulitan karena selama
penulis melakukan pengkajian klien sangat kooperatif. Sehingga penulis mendapatkan data
sesuai dengan yang dibutuhkan.
5.1.2. Diagnosa
Di dalam menegakan diagnosa penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori
dengan praktek karena dalam menegakan diagnosa sesuai dengan teori yang ada.
5.1.3. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Dalam mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial penulis menemukan adanya
kesenjangan antara teori dengan lahan praktek yaitu dalam konsep asuhan kebidanan
didapatkan diagnosa potensial yang dapat terjadi pada ibu, tetapi pada kasus Ny. I tidak
terjadi diagnosa potensial.
5.1.4. Identifikasi Kebutuhan dan Tindakan Segera / Kolaborasi
Setiap pasien di rumah sakit dimana post sectio caesarea sangat memerlukan pengawasan
bersama dokter SpOG untuk mencegah komplikasi yang akan terjadi. Jadi dapat ditarik
kesimpulan bahwa pada tahap ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
5.1.5. Perencanaan
Dalam menyusun rencana, penulis menyusun berdasarkan teori seperti perawatan luka
operasi, pengosongan kandung kemih, pemberian cairan per infuse, minum dan makan,
perawatan luka, sakit buang air besar.
5.1.6. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan penulis menemukan kesenjangan dimana dalam teori menyatakan
bahwa ibu dapat minum dan makan-makanan lunak pada hari pertama setelah operasi, akan
tetapi pada Ny. I dapat makan dan minum pada hari kedua. Dalam teori menyatakan bahwa
mobilisasi dapat dilakukan sesegera mungkin dan dalam 8 jam ibu sudah bisa duduk, akan
tetapi pada Ny. I dapat duduk bersandar pada hari kedua.
5.1.7. Evaluasi
Pada hari ketiga keadaan umum ibu baik, kontraksi uterus baik, diet makan berat, mobilisasi
positif, infuse dan dower kateter sudah di off, ibu sudah
mulai menyusui bayinya dan ibu boleh pulang tanggal 24"MeJ<"3®07. Akan tetapi karena
keterbatasan waktu maka penulis tidak dapat mengetahui perkembangan kesehatan klien
selanjutnya.
5.2. Saran
5.2.1 Bagi RS
Lebih meningkatkan Profesionalisme untuk memberikan pelayanan yangterbaik bagi pasien
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. I
5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan pendidikan lebih banyak meningkatkan proses belajar mengajar mengenai
manajemen kebidanan karena penulis masih sangat kurang dalam hal pemahaman tersebut.
5.2.3 Bagi Pasien
Lebih mewaspadai apabila ada kelainan atau ketidak nyamanan pada diri pasien dan
konsultasikan ketenaga kesehatan terdekat untuk pemeriksaan lebih lanjut.