PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Kontrasepsi oral, atau pil KB, telah digunakan oleh lebih dari 60 juta
wanita di seluruh dunia, dan dianggap oleh banyak orang sebagai paling maju
medis sosial signifikan dari abad kedua puluh. Pil KB adalah tablet diminum
setiap hari oleh seorang wanita untuk mencegah kehamilan. Pil KB
melakukan hal ini dengan menghambat perkembangan telur dalam ovarium
wanita selama siklus bulanan menstruasi Selama siklus menstruasi wanita,
tingkat estrogen yang rendah biasanya memicu kelenjar pituitari untuk
mengirimkan suatu hormon yang memulai pengembangan telur. Pil KB rilis
cukup estrogen sintetis untuk menjaga hormon yang dari yang dilepaskan
selama siklus bulanan. Pil KB juga mengandung hormon progestin kedua,
sintetis yang meningkatkan ketebalan lendir serviks dan pengembangan
menghambat dari lapisan rahim untuk lebih mencegah kehamilan. Penelitian
telah menunjukkan bahwa pil KB adalah 99% efektif dalam mencegah
kehamilan. Hasil studi tentang keamanan pengendalian kelahiran
bervariasi. Beberapa studi menunjukkan bahwa penggunaannya
meningkatkan risiko jenis kanker tertentu, sementara yang lain menunjukkan
bahwa risiko akan minimal. Ada juga mengklaim bahwa pil KB
meningkatkan risiko stroke dan serangan jantung..
Meskipun popularitasnya, segera setelah pil KB diperkenalkan,
masyarakat mulai meningkatkan kekhawatiran tentang efek samping dan
keselamatan. Pada awal tahun 1961, laporan mulai beredar bahwa pil KB
meningkatkan risiko seorang wanita menderita stroke atau serangan jantung
dengan menyebabkan pembekuan darah. Pada tahun 1965, federal Food and
Drug Administration (FDA) memberikan seorang ilmuwan di Johns Hopkins
School of Kebersihan dan Kesehatan Masyarakat untuk mempelajari efek
samping dari pil KB. Badan ini juga membentuk Komite Penasehat Obstetri
1
dan Ginekologi untuk mempelajari hubungan antara kontrasepsi oral dan
pembekuan darah, serta apakah pil KB meningkatkan risiko payudara, leher
rahim, atau kanker endometrium. Komite, komite penasihat pertama yang
pernah didirikan oleh FDA, melaporkan pada tahun 1966 itu tidak
menemukan bukti untuk menjadikan pil KB yang tidak aman untuk
digunakan manusia.
2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa defisini dari KB?
2. Apa tujuan dari KB?
3. Apa manfaat dari KB?
4. Bagaimana sasaran program KB?
5. Apa saja ruanga lingkup program KB?
6. Apa defisini Kontrasepsi?
7. Bagaimana memilih cara KB?
8. Macam- macam kontrasepsi?
9. Apa kontrasepsi hormoral?
10. Apa saja jenis komtrasepsi pil?
11. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada klien kontrasepsi pil?
12. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien kontrasepesi pil?
3. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui defisini dari KB
2. Untuk mengetahui tujuan dari KB
3. Untuk mengetahui manfaat dari KB
4. Untuk mengetahui sasaran program KB
5. Untuk mengetahui ruang lingkup program KB?
6. Untuk mengetahui defisini Kontrasepsi
7. Untuk mengetahui bagaimana memilih cara KB
8. Untuk mengetahui macam- macam kontrasepsi
9. Untuk mengetahui apa itu kontrasepsi hormoral
2
10. Untuk mengetahui jenis komtrasepsi pil
11. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pada klien kontrasepsi pil
12. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien kontrasepesi pil
3
BAB II
PEMBAHASAN
B. Tujuan KB
Tujuan dilaksanakan program KB yaitu untuk membentuk keluarga
kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara
pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan
sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya (Sulistyawati, 2013).
Tujuan program KB lainnya yaitu untuk menurunkan angka kelahiran yang
bermakna, untuk mencapai tujuan tersebut maka diadakan kebijakaan yang
dikategorikan dalam tiga fase (menjarangkan, menunda, dan menghentikan)
maksud dari kebijakaan tersebut yaitu untuk menyelamatkan ibu dan anak
akibat melahirkan pada usia muda, jarak kelahiran yang terlalu dekat dan
melahirkan pada usia tua (Hartanto, 2002).
C. Manfaat KB
1. Jumlah anak yang sedikit berarti lebih banyak makanan bagi setiap anak.
2. Ibu dan anak akan lebih sehat, karena kehamilan yang penuh resiko akan
dihindari.
3. Jumlah anak yang sedikit berarti lebih banyak waktu bagi keluarga.
4. Menunggu kehamilan bisa memberi kesempatan kepada wanita muda dan
pria untuk menuelesaikan pendidikan.
5. Membantu menikmati hubungan suami istri, dan mencegah kehamilan yang
tidak direncanakan.
4
D. Sasaran Program KB
1. Sasaran langsung
b. Konseling.
c. Pelayanan infertilitas.
d. Pendidikan seks.
f. Konsultasi genetik
F. Kontrasepsi
1. Definisi Kontrasepsi
Kontrasepsi merupakan usaha-usaha untuk mencegah terjadinya
kehamilan. Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara dan permanen
(Wiknjosastro, 2007). Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel
telur oleh sel sperma (konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel
telur yang telah dibuahi ke dinding rahim (Nugroho dan Utama, 2014).
2. Efektivitas (Daya Guna) Kontrasepsi
5
Menurut Wiknjosastro (2007) efektivitas atau daya guna suatu
cara kontrasepsi dapat dinilai pada 2 tingkat, yakni:
a. Daya guna teoritis (theoretical effectiveness), yaitu kemampuan
suatu cara kontrasepsi untuk mengurangi terjadinya kehamilan
yang tidak diinginkan, apabila kontrasepsi tersebut digunakan
dengan mengikuti aturan yang benar.
b. Daya guna pemakaian (use effectiveness), yaitu kemampuan
kontrasepsi dalam keadaan sehari-hari dimana pemakaiannya
dipengaruhi oleh faktor- faktor seperti pemakaian yang tidak hati-
hati, kurang disiplin dengan aturan pemakaian dan sebagainya.
a. Faktor pasangan
1) Umur
2) Gaya hidup
3) Frekuensi senggama
4) Jumlah keluarga yang diinginkan
5) Pengalaman dengan kontraseptivum yang lalu
6) Sikap kewanitaan
6
7) Sikap kepriaan.
b. Faktor kesehatan
1) Status kesehatan
2) Riwayat haid
3) Riwayat keluarga
4) Pemeriksaan fisik
5) Pemeriksaan panggul.
G. Memilih cara KB
1. Cara hambatan yang menghambat kehamilan dengan cara menghambat
bertemunya sel terlur wanita dengan sperma pria.
2. Cara hormonal yang menunda kehamilan dengan cara mencegah indung
telur untuk melepaskan sel telur, membuat sel sperma sukar untuk
bertemu sel telur, dan menjaga agar dinding rahim tidak bisa menjadi
lahan kehamilan
3. IUD yaitu alat dalam rahim yang menghambat pembuahan sel sperma
dengan sel telur.
4. Cara alami yang membantu wanita untuk mengetahui kapan waktu yang
subur, sehingga dia tidak melakukan hubungan intim pada waktu
tersebut.
5. Cara permanen ini merupakan tidakan operasi yang menghentikan
kesempatan bagi pria dan wanita bisa mempunyai anak.
H. Macam-macam
KontrasepsI
a. Metode Kontrasepsi Sederhana
Metode kontrasepsi sederhana terdiri dari 2 yaitu metode
kontrasepsi sederhana tanpa alat dan metode kontrasepsi dengan alat.
Metode kontrasepsi tanpa alat antara lain: Metode Amenorhoe
Laktasi (MAL), Couitus Interuptus, Metode Kalender, Metode
Lendir Serviks, Metode Suhu Basal Badan, dan Simptotermal
yaitu perpaduan antara suhu basal dan lendir servik. Sedangkan
7
metode kontrasepsi sederhana dengan alat yaitu kondom, diafragma,
cup serviks dan spermisida (Handayani, 2010).
b. Metode Kontrasepsi Hormonal
Metode kontrasepsi hormonal pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu
kombinasi (mengandung hormon progesteron dan estrogen sintetik)
dan yang hanya berisi
I. Kontrasepsi
Hormonal
a. Definisi Kontrasepsi hormonal
8
Kontrasepsi hormonal merupakan salah satu metode kontrasepsi yang
paling efektif dan reversibel untuk mencegah terjadinya konsepsi
(Baziad,2008). Kontrasepsi hormonal merupakan kontrasepsi
dimana estrogen dan progesteron memberikan umpan balik terhadap
kelenjar hipofisis melalui hipotalamus sehingga terjadi hambatan
terhadap folikel dan proses ovulasi (Manuaba, 2010).
b. Mekanisme Kerja Kontrasepsi Hormonal
Hormon estrogen dan progesteron memberikan umpan balik, terhadap
kelenjar hipofisis melalui hipotalamus sehingga terjadi hambatan
terhadap perkembangan folikel dan proses ovulasi. Melalui
hipotalamus dan hipofisis, estrogen dapat menghambat pengeluaran
Folicle Stimulating Hormone (FSH) sehingga perkembanagan dan
kematangan Folicle De Graaf tidak terjadi. Di samping itu
progesteron dapat menghambat pengeluaran Hormone Luteinizing
(LH). Estrogen mempercepat peristaltik tuba sehingga hasil konsepsi
mencapai uterus endometrium yang belum siap untuk menerima
implantasi (Manuaba, 2010). Selama siklus tanpa kehamilan, kadar
estrogen dan progesteron bervariasi dari hari ke hari. Bila salah
satu hormon mencapai puncaknya, suatu mekanisme umpan balik
(feedback) menyebabkan mula-mula hipotalamus kemudian
kelenjar hypophyse mengirimkan isyarat-isyarat kepada ovarium
untuk mengurangi sekresi dari hormon tersebut dan
menambah sekresi dari hormon lainnya. Bila terjadi kehamilan,
maka estrogen dan progesteron akan tetap dibuat bahkan dalam
jumlah lebih banyak tetapi tanpa adanya puncak-puncak siklus,
sehingga akan mencegah ovulasi selanjutnya. Estrogen bekerja secara
primer untuk membantu pengaturan hormon realising factors of
hipotalamus, membantu pertumbuhan dan pematangan dari ovum di
dalam ovarium dan merangsang perkembangan endometrium.
Progesteron bekerja secara primer menekan atau depresi dan melawan
isyarat-isyarat dari hipotalamus dan mencegah pelepasan ovum
9
yang terlalu dini atau prematur dari ovarium, serta juga merangsang
perkembangan dari endometrium (Hartanto, 2002).
Adapun efek samping akibat kelebihan hormon estrogen,
efek samping yang sering terjadi yaitu rasa mual, retensi cairan, sakit
kepala, nyeri pada payudara, dan fluor albus atau keputihan. Rasa
mual kadang-kadang disertai muntah, diare, dan rasa perut
kembung. Retensi cairan disebabkan oleh kurangnya pengeluaran air
dan natrium, dan dapat meningkatkan berat badan. Sakit kepala
disebabkan oleh retensi cairan. Kepada penderita pemberian garam
perlu dikurangi dan dapat diberikan diuretik. Kadang- kadang
efek samping demikian mengganggu akseptor, sehingga hendak
menghentikan kontrasepsi hormonal tersebut. Dalam kondisi
tersebut, akseptor dianjurkan untuk melanjutkan kontrasepsi
hormonal dengan kandungan hormon estrogen yang lebih
rendah. Selain efek samping kelebihan hormon estrogen, hormon
progesteron juga memiliki efek samping jika dalam dosis yang
berlebihan dapat menyebabkan perdarahan tidak teratur,
bertambahnya nafsu makan disertai bertambahnya berat badan, acne
(jerawat), alopsia, kadang-kadang payudara mengecil, fluor albus
(keputihan), hipomenorea. Fluor albus yang kadang-kadang
ditemukan pada kontrasepsi hormonal dengan progesteron dalam
dosis tinggi, disebabkan oleh meningkatnya infeksi dengan candida
albicans (Wiknjosastro, 2007).
Komponen estrogen menyebabkan mudah tersinggung, tegang, retensi
air, dan garam, berat badan bertambah, menimbulkan nyeri
kepala, perdarahan banyak saat menstruasi, meningkatkan
pengeluaran leukorhea, dan menimbulkan perlunakan serviks.
Komponen progesteron menyebabkan payudara tegang, acne
(jerawat), kulit dan rambut kering, menstruasi berkurang, kaki dan
tangan sering kram (Manuaba, 2010).
c. Macam-Macam Kontrasepsi Hormonal
10
1. Kontrasepsi Pil
1) Pengertian
Pil oral akan menggantikan produksi normal estrogen
dan progesteron oleh ovarium. Pil oral akan menekan
hormon ovarium selama siklus haid yang normal, sehingga
juga menekan releasing- factors di otak dan akhirnya
mencegah ovulasi. Pemberian Pil Oral bukan hanya untuk
mencegah ovulasi, tetapi juga menimbulkan gejala-gejala
pseudo pregnancy (kehamilan palsu) seperti mual, muntah,
payudara membesar, dan terasa nyeri (Hartanto, 2002).
2) Efektivitas
Efektivitas pada penggunaan yang sempurna adalah
99,5-99,9% dan 97% (Handayani, 2010)
11
B. Pil progestin / minipil adalah pil yang hanya mengandung
progesteron saja dimana jenis minipil yaitu:
Kemasan dengan isi 35 pil: 300 mg levonorgestrel atau 350 mg
noretindron.
Kemasan dengan isi 28 pil: 75 mg desogestrel
b. Cara Kerja
1) Pil Kombinasi
a) Menekan ovulasi
b) Mencegah implantasi
c) Lendir servik mengental sehingga sehingga sulit di lalui sperma.
d) Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan
sendirinya akan terganggu pula
2) Pil progestin
a) Menekan sekresi gonodotropin dan sintesis steroid seks di ovarium
b) Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi
lebih sulit
c) Mengentalkan lendir servik
Mengubah mortilitas tuba sehingga transformasi sperma terganggu
12
(2) Dapat di gunakan jangka panjang
(3) Mudah di hentikan setiap saat
(4) Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil di hentikan
(5) Dapat di gunakan sebagai kontrasepsi darurat
b) Kerugian/keterbatasan
(1) Membosankan karena harus menggunakannya setiap hari
(2) Tidak boleh di berikan pada perempuan yang menyusui
(3) Harus mengingat untuk minum pil
(4) Tidak mencegah IMS/HIV, HBV
2) Pil Progestin/Minipil
a) Keuntungan
(1) Tidak menggangu hub sex
(2) Tidak mempengaruhi ASI
(3) Kesuburan cepat kembali
(4) Nyaman/ mudah di gunakan
(5) Sedikit efek samping
(6) Dapat di hentikan setiap saat
(7) Tidak mengandung estrogen
b) Kerugian/keterbatasan
(1) Harus di gunakan setiap hari pada waktu yang sama
(2) Bila lupa 1 pil saja kegagalan menjadi lebih besar
(3) Efektifitasnya menjadi rendah bila di gumakan bersamaan dengan
obat epilepsi/tuberkolusis
(4) Tidak melindungi dari HIV/IMS
13
(1) Usia reproduksi karena Pil KB tidak direkomendasikan bagi
wanita yang berumur > 35 tahun karena dapat meningkatkan
resiko bagi kesehatan wanita tersebut
(2) Telah memiliki anak atau belum memiliki anak baik , yang
sudah maupun yang belum memiliki anak dapat menggunakan
pil kombinasi,karena pengunaan KB Pil cepat mengembalikan
kesubursn seteleh pemakaian dihentikan
(3) Gemuk atau kurus, karena memiliki efek samping yang
berbeda-beda pada penggunanya
(4) Menginginkan metode kontrasepsi dengan efektifitas tinggi
pilkombinasi merupakan metode kontrasepsi dengan efektifitas
yang tinggi
(5) Setelah melahirkan dan tidak menyusui, karena dengan
penggunaan pilkombinasi maka dapat menyeimbangkan
hormon yang ada didalam tubuh dan dapat menekan kwantitas
ASI sehingga tidak terjadi penumpukan produksi ASI (kadar
estrogen lebih tinggi)
(6) Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan asi
eksklusif sedangkan semua cara kontrasepsi yang di anjurkan
tidak cocok bagi ibu tersebut, dibolehkan karena tidak
memberikan ASI esklusif maka tidak menjadi masalah dalam
penggunaan Pil kombinasi (kadar progestin lebih tinggi)
(7) Pasca keguguran, anemia karena haid berlebihan, karena pil
bisa untuk alat kontrasepsi pasca keguguran karena dapat
menyeimbangkan kadar hormon dalam tuduh, pil kombinasi
juga dapat menyeimbangkan hormon yang dapat memperbaiki
kelaianan menstruasi hypermenhorea (haid
berlebihan) (http//www.klinik.com)
(8) Nyeri haid hebat, salah satu penyebab nyeri haid adalah
keseimbangan hormon dengan pil kombinasi bisa membantu
menyeimbangkan hormon
14
(9) Siklus haid tidak teratur, siklus haid yang tidak teratur salah
satu disebabkan karena ketidak seimbangan hormon, pil
kombinasi dapat menyeimbangkan hormon sehingga siklus
menstruasi menjadi teratur
(10) Riwayat KET, karena penggunaan progesteron dapat
meningkatkan resiko kehamilan ektopik maka disarankan
untuk menggunakan pil kombinasi
(11) Kelainan payudara jinak, berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan penggunaan pil kombinasi pada wanita yang
menderita kelainan payudara bersifat menetap dan tidak
menyebar dari pada bukan pengguna pil
b) Kontraindikasi:
(1) Hamil atau di curigai hamil, seorang wanita yang merasa
dirinya hamil jangan mengkonsumsi pil KB karena mungkin
akan membuat cacat bayi yang dikandung.
(2) Menyusui eksklusif karena penggunaan pil dapat mengurangi
kualitas dan kwantitas ASI
(3) Perdarahan pervaginam yang belum di ketahui penyebabnya
karena pada perdarahan pervaginam yang belum diketahui
penyebabnya, mungkin saja perdarahan itu dapat disebabkan
karena adanya penyakit yang akan bertambah parah jika
mengkonsumsi Pil (Ca Serviks dll)
(4) Penyakit Hepatitis karena estrogen dalam pil KB dapat
menyebabkan perubahan metabolisme ,dalam hati, jadi pada
wanita yang menderita penyakit hati sebaiknya tidak
menggunakan pil KB kombinasi
(5) Perokok dengan usia > 35 tahun karena wanita yang memiliki
usia >35 tahun dan perokok serta pengguna pil kombinasi dapat
memiliki kesempatan untuk terkena stroke.
(6) Riwayat penyakit jantung, stroke, TD > 180/110 mmHg karena
wanita yang menggunakan pil KB resiko lebih tinggi terkena
15
serangan jantung jika mempunyai salah satu faktor resiko
diantaranya riwayat penyakit jantung, stroke dll dan unsur
progesteron dalam pil KB dapat meningkatkan tekanan darah
dan disarankan untuk menggunakan pil KB dengan progesteron
dosis rendah.
(7) Kanker payudara atau di curigai kanker payudara karena
estrogen menyebabkan perkembangan jaringan stroma
payudara
(8) Penyakit epilepsi karena penggunaan pil kombinasi dapat
mengganggu penggunaan obat epilepsi karena pada penderita
epilepsi disarankan untuk menggunakan kadar estrogen yang
lebih tinggi karena tidak mengganggu kerja obat epilepsi
(9) Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari, jika
tidak dapat menggunakan pil secara teratur keefektifitasannya
juga akan berkurang.
2) Pil progestin(minipil)
a) Amenorea
Penanganan: pastikan hamil atau tidak, bila tidak hamil tidak perlu
tindakan khusus cukup konseling saja. Bila amenorea berlanjut atau hal
tersebut membuat klien khawatir, rujuk ke klinik. Bila hamil, hentikan pil,
dan kehamilan di lanjutkan. Jelaskan pada klien bahwa minipil sangat
kecil menimbulkan kelainan pada janin. Bila di duga kehamilan ektopik,
klien perlu di rujuk, jangan memberikan pbat-obatan hormonal untuk
menimbulkan haid. Kalaupun di berikan tidak ada gunanya.
b) Perdarahan tidak teratur
Penanganan: bila tidak menimbulkan masalah kesehatan /tidak
hamil, tidak perlu tindakan khusus, bila klien masih tidak menerima
kejadian tersebut, perlu di cari metode kontrasepsi lain
18
19
PATHWAY PIL KOMBINASI
pil
Progesterone Estrogen
20
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Data Subyektif
a. Identitas
Yang dikaji meliputi biodata dan suami mulai dari nama, umur, suku, agama,
pendidikan, pekerjaan, penghasilan, alamat, no. telp.
b. Keluhan Utama
Dikaji keluhan klien yang berhubungan dengan penggunaan KB IUD tersebut
antara lain amenorea/perdarahan tidak terjadi, perdarahan bercak, keputihan,
nyeri saat berhubungan.
c. Riwayat KB
Dikaji apakah klien pernah menjadi akseptor KB lain sebelum menggunakan
KB IUD dan sudah berapa lama menjadi akseptor KB tersebut.
d. Riwayat Obstetri Lalu
Dikaji riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
e. Riwayat Menstruasi Lalu
f. Dikaji menarche pada umur berapa, siklus haid, lamanya haid, sifat darah haid,
dysmenorhea atau tidak.
g. Riwayat Kesehatan Klien
Dikaji apakah klien menderita penyakit jantung, hipertensi, kanker payudara,
DM, dan TBC.
h. Riwayat Kesehatan Keluargga
Dikaji apakah keluarga klien ada yang menderita penyakit jantung, DM, TBC,
hipertensi dan kanker payudara.
i. Pola Kehidupan
Dikaji meliputi pola nutrisi, pola eliminasi, pola istirahat, pola aktivitas, pola
aktivitas seksual, pola personal hygiene, dan kebiasaan sehari-hari.
21
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
Meliputi pemeriksaan pada tekanan darah, nadi, pernafasan, BB, TB, suhu
badan, kesadaran.
b. Pemeriksaan Khusus
1) Wajah : dilihat adanya bercak hitam (chloasma) adanya oedem,
conjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterus.
2) Leher : diraba adanya pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe,
adanya bendungan vena jugularis.
3) Dada : dilihat bentuk mammae, diraba adanya massa pada payudara.
4) Genetalia : dilihat dari condiloma aquminata, dilihat dan diraba adanya
infeksi kelenjar bartholini dan kelenjar skene.
5) Ekstremitas : dilihat adanya eodem pada ekstrimitas bawah dan ekstrimitas
atas, adanya varices pada ekstremitas bawah.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Mual berhubungan dengan pengobatan; KB pil
b. Nyeri kepala berhubungan dengan pil yang tidak sesuai
c. Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh Intake yang berlebihan
terhadap kebutuhan metabolisme tubuh
d. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang pil KB
C. Intervensi
1. Diagnosa : Mual berhubungan dengan pengobatan; KB pil
Tujuan : Mual/muntah menghilang
Kriteria hasil
Melaporkan bebas dari mual
Mengidentifikasi hal-hal yang mengurangi mual
Nutrisi adekuat
22
Intervensi
No Intervensi Rasional
1. Monitor status nutrisi Mengetahui penyebab
pemasukan yang kurang
sehingga dapat menentukan
intervensi yang sesuai dan
efektif.
2. Anjurkan untuk makan pelan-pelan Untuk mengurangi rasa mual
3. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi Untuk mengurangi rasa mual
vitamin B 6
4. Anjurkan klien untuk mengambil Dapat menekan reflek mual
nafas dalam
5. Intruksikan klien untuk menghindari Bau menyengat dapat
bau makanan yang menyengat menimbulkan mual dan
muntah
Intervensi
No Intervensi Rasional
Anjurkan pasien untuk mencatat Mengetahui reaksi pemberian
perkembangan tingkat nyeri obat apakah ada perubahan
penurunan tingkat nyeri
Anjurkan pada klien untuk Menghindari stimulus nyeri
mengurangi aktivitas yang berat dan dan meningkatkan rasa
menambah waktu istirahat nyaman.
23
Massage kepala dan leher Meningkatkan relaksasi dan
menurunkan ketegangan otot
Kompres hangat atau dingin pada Kompres dingin dapat
daerah kepala mengakibatkan vasodilatasi,
sehingga dapat menurunkan
nyeri kepala. Kompres hangat
dapat meningkatkan sirkulasi
darah dan menurunkan
tegangan otot
anjurkan klien untuk berhenti reaksi nyeri seperti ini
mengkonsumsi konsumsi PIL jika merupakan efeksamping dari
terjadi nyeri hebat dan lama. pil dan ganti dengan pil yang
lain.
24
3. Tekankan pentingnya menyadari Makan berlebih dapat
kenyang dan menghentikan menyebabkan mual/muntah.
masukan.
4. Anjurkan klien untuk banyak Melakukan banyak aktifitas
melakukan aktifitas. dapat lebih banyak membakar
kalori.
25
yang tepat
4. Berikan dorongan yang positif meningkatkan optimisme.
5. Diskusikan tentang terapi dan Memberi gambaran tentang
pilihannya pilihan terapi yang bisa
digunakan
D. Implementasi
Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana tindakan yang
telah direncanakan sebelumnya.
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan pengukuran keberhasilan sejauhmana tujuan tersebut
tercapai. Bila ada yang belum tercapai maka dilakukan pengkajian ulang, kemudian
disusun rencana,kemudian dilaksanakan dalam implementasi keperawatan lalu
dievaluasi ,bila dalam evaluasi belum teratasi maka dilakukan langkah awal lagi
dan seterusnya sampai tujuan tercapai.
26
2. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.S DENGAN KONTRASEPSI PIL
A. Pengkajian
1. Biodata
Identitas Ibu
Nama klien : Ny. S
Umur : 23 thn
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Ciseeng-Bogor
Identitas suami
Nama suami : Tn. A
Umur : 25 thn
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Ciseeng-Bogor
2. Keluhan utama/alasan kunjungan
Ibu mengeluh sesekali mual dan sakit kepala ketika mengkonsumsi pil
3. Riwayat pemakaian kontrasepsi
Ibu mengatakan setelah kelahiran anak pertama, pernah menggunakan KB
suntik 3 bulan selama 1 tahun. Setelah itu diganti dengan pil KB selama 3
bulan, kemudian mengalami keluhan mual dan adanya peningkatan berat
badan.
4. Riwayat menstruasi
Menarch umur 13 tahun. Siklus haid teratur. Lama haid 7 hari. Tidak pernah
mengalami disminore.
5. Riwayat kehamilan
Thn U Jenis Tmpt Penolong Keadaan Keadaan anak
persalinan K persalinan bersalin Nifas umur J.K BBL H/ M
27
2012 9 blan spontan Klinik Bidan Baik 2,5 ♀ 3000 H
6. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan lalu
Ibu mengatakan tidak menderita penyakit menular, menurun dan
menahun seperti TBC, hepatitis, asma, jantung, DM, HT, dan lain-lain
b. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak menderita penyakit-penyakit menular,
menurun dan menahun
7. Riwayat psikososial
Ibu mengatakan suami mendukung ibu memakai KB pil untuk menunda
kehamilan.
8. Pola kehidupan sehari-hari
a. Pernafasan
Ibu mengatakan tidak ada keluhan saat bernafas
b. Nutrisi
Ibu mengatakan porsi makan ibu 3 kali sehari. Tidak ada pantangan
terhadap makanan tertentu. Ibu minum air putih ± 8 gelas sehari.
c. Eliminasi
Ibu BAK ± 5 kali, BAB 1 kali sehari, tidak ada keluhan.
d. Istirahat dan tidur
Ibu mengatakan dapat tidur nyenyak. Ibu tidur malam hari selama ± 8
jam, Ibu juga biasa tidur siang selama ± 1 jam dan tidak ada gangguan
saat tidur.
e. Aktivitas
Ibu bisa mengerjakan pekerjaan rumah seperti biasa
9. Pemeriksaan umum
1. Keadaan umum : compos mentis
2. TB/BB : 158cm/65kg
3. Tanda-tanda vital
a. TD : 100/70mmHg
28
b. Suhu : 36,5oC
c. Nadi : 84X/menit
d. Respirasi : 20X/menit
4. Rambut
I : hitam, bersih
5. Muka
I : tidak ada kelainan
6. Mata
I : konjungtiva (tidak anemis), sklera (tidak icterus)
7. Mulut
I : stomatitis (tidak ada), gigi (tidak ada caries)
8. Leher
I : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
P : tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis
9. Payudara
I : simetris kanan kiri, puting susu menonjol.
10. Abdomen
I : tidak ada pembesaran perut dan bekas jaringan parut
P : tidak ada nyeri tekan pada epigastrium, tidak ada massa/benjolan dan
tidak ada tanda-tanda distensi
11. Genetalia
I : Vulva dan vagina bersih, tidak ada oedema, tidak ada varises, tidak
ada keputihan.
Anus : tidak ada haemorroid
12. Ekstremitas
I : Extremitas atas dan exremitas bawah bentuknya simetris, tidak ada
varises, tidak ada oedema, dan pada kuku tidak ada sianosis.
10. Data yang mungkin ditemukan
Ds :
Klien mengatakan kurang mengetahui tentang KB pil
Klien mengeluh nyeri pada kepala jika telah mengkonsumsi pil
29
Klien mengeluh sesekali mual jika mengkonsumsi pil
Do :
Klien terlihat bingung
Klien terlihat lemah
Klien terlihat gemuk
B. Diagnosa Keperawatan
1. Mual berhubungan dengan pengobatan; KB pil
2. Nyeri kepala berhubungan dengan pil yang tidak sesuai
3. Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh Intake yang berlebihan
terhadap kebutuhan metabolisme tubuh
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang pil
KB
C. Intervensi
5. Diagnosa : Mual berhubungan dengan pengobatan; KB pil
Tujuan : Mual/muntah menghilang
Kriteria hasil
Melaporkan bebas dari mual
Mengidentifikasi hal-hal yang mengurangi mual
Nutrisi adekuat
Intervensi
No Intervensi Rasional
1. Monitor status nutrisi Mengetahui penyebab
pemasukan yang kurang
sehingga dapat menentukan
intervensi yang sesuai dan
efektif.
2. Anjurkan untuk makan pelan-pelan Untuk mengurangi rasa mual
3. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi Untuk mengurangi rasa mual
30
vitamin B 6
4. Anjurkan klien untuk mengambil Dapat menekan reflek mual
nafas dalam
5. Intruksikan klien untuk menghindari Bau menyengat dapat
bau makanan yang menyengat menimbulkan mual dan
muntah
Intervensi
No Intervensi Rasional
Anjurkan pasien untuk mencatat Mengetahui reaksi pemberian
perkembangan tingkat nyeri obat apakah ada perubahan
penurunan tingkat nyeri
Anjurkan pada klien untuk Menghindari stimulus nyeri
mengurangi aktivitas yang berat dan dan meningkatkan rasa
menambah waktu istirahat nyaman.
Massage kepala dan leher Meningkatkan relaksasi dan
menurunkan ketegangan otot
Kompres hangat atau dingin pada Kompres dingin dapat
daerah kepala mengakibatkan vasodilatasi,
sehingga dapat menurunkan
nyeri kepala. Kompres hangat
dapat meningkatkan sirkulasi
darah dan menurunkan
tegangan otot
31
anjurkan klien untuk berhenti reaksi nyeri seperti ini
mengkonsumsi konsumsi PIL jika merupakan efeksamping dari
terjadi nyeri hebat dan lama. pil dan ganti dengan pil yang
lain.
32
Kriteria hasil
Klien menyatakan pemahaman tentang kondisi, prognosis dan program
KB
Klien mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar
Kien mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim
kesehatan lainnya
Intervensi
No Intervensi Rasional
1. Berikan informasi tentang KB pil Memberikan dasar
pengetahuan sehingga pasien
dapat membuat pilihan yang
tepat, menurunkan ansietas
dan dapat meningkatkan
kerjasama dalam program KB
2. Kaji pengetahuan pasien tentang KB Memberi pengetahuan
berdasarkan pola kemampuan
klien untuk memilih
informasi tentang Kb
3. Jelaskan tanda dan gejala yang biasa Meningkatkan pengetahuan
muncul karena pil KB , dengan cara dan mengurangi cemas
yang tepat
4. Berikan dorongan yang positif meningkatkan optimisme.
5. Diskusikan tentang terapi dan Memberi gambaran tentang
pilihannya pilihan terapi yang bisa
digunakan
D. Implementasi
Tanggal dan Diagnosa Implementasi Evaluasi
jam
18 Mual berhubungan Mengkaji Ds:
33
September dengan pengobatan; keluhan klien Klien mengeluh
2013 KB pil Memonitor mual ketika
15.00 nutrisi klien mengkonsumsi pil
Menganjurkan KB
klien untuk DO :
mengkonsumsi
vit. B 6
Mengintruksikan
klien untuk
menghindari bau
makanan yang
menyengat
15.10 Nyeri kepala Menganjurkan DS :
berhubungan dengan pada klien untuk Klien mengatakan
pil yang tidak sesuai mengurangi nyeri kepala
aktivitas yang ketika
berat dan mengkomsumsi
menambah waktu pil
istirahat DO :
Menganjurkan Klien tampak
klien untuk meringis
memeberi pijatan TTV
pada kepala dan TD :
leher 100/70mmHg
Memberi Suhu: 36,5oC
kompres hangat Nadi: 84X/menit
atau dingin pada Respirasi:
daerah kepala 20X/menit
klien
Menganjurkan
34
klien untuk
berhenti
mengkonsumsi
konsumsi PIL
jika terjadi nyeri
hebat dan lama.
15.20 Ketidakseimbangan Menimbang berat DS :
nutrisi lebih dari badan klien Klien mengatakan
kebutuhan tubuh Menganjurkan berat badannya
Intake yang klien untuk naik
berlebihan terhadap makan sesuai DO :
kebutuhan porsi dengan Klien terlihat
metabolisme tubuh teratur gemuk
Menganjurkan BB/TB : 65/158
klien untuk
melakukan
banyak aktivitas
15.30 Kurang pengetahuan Memberikan DS :
berhubungan dengan informasi tentang Klien mengatakan
kurangnya informasi pil KB masih kurang
tentang pil KB Mengkaji mengetahui
pengetahuan tentang pil KB
klien tentang KB DO :
Jelaskan tanda Klien tampak
dan gejala yang bingung
biasa muncul Klien baru
karena pil KB , menggunakan pil
dengan cara yang KB selama 3
tepat bulan
Mendiskusikan
35
dengan klien
tentang terapi dan
pilihannya
E. Evaluasi
Diagnosa Evaluasi Paraf
Mual berhubungan dengan S : klien masih merasakan mual
pengobatan; KB pil O : klien tampak lemah
A : masalah belum teratasi
P : intervensi lanjutkan
36
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kontrasepsi adalah alat untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan intim.
Alat ini atau cara ini sifat tidak permanen dan memungkinkan pasangan untuk
mendapatkan anak apabila diinginkan. Ada berbagai macam jenis alat kontrasepsi
salah satunya oral kontrasepsi atau pil. Pil KB merupakan salah satu kontrasepsi
hormonal yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan yang ditambahkan
ke dalam tubuh seorang wanita dengan cara diminum (pil) berisi hormon estrogen
dan atau progesteron. Terdapat dua jenis pil KB, yaitu pil kombinasi dan pil
progestin atau mini pil. Pil kombinasi merupakan pil kontrasepsi yang dibuat dari
dua hormonsintetis, yaitu semua pil mengandung hormon estrogen dan progesteron.
Sedangkan pil progestin (mini pil) merupakan pil kontrasepsi yang mengandung
hormon progestin saja.
Dalam mengonsumsi pil KB, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan yaitu
keuntungan dari pil KB, kerugian pil KB, efek samping yang ditimbulkan pil KB,
yang tidak boleh menggunakan pil KB (kontra indikasi), serta cara dan waktu
penggunaan pil KB.
B. Saran
Sebaiknya kepada para petugas kesehatan agar dapat lebih memahami tentang
kontrasepsi pil KB sehingga dapat mengaktualisasikan kepada
paramasyarakat/akseptor KB.
37
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus. 2003. Buku Saku Ilmu Kebidanan. Jakarta : Hipokrates
Pillitteri, Adele.2002. Buku Saku Perawatan Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: EGC
38