Oleh :
A. DEFINISI
Keluarga Berencana menurut UU No 10 tahun 1992 (tentang perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan
kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP),
pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan
keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (Handayani, 2010).
Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari
mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk
mewujudkan “Keluarga Berkualitas Tahun 2015” dimana misinya sangat menekankan
pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi sebagai upaya integral dalam
meningkatkan kualitas keluarga. Oleh karena itu diperlukan suatu metode kontrasepsi
untuk mengatur kelahiran anak (Saifuddin, 2006). Kontrasepsi adalah upaya untuk
mencegah kehamilan (Gunawan, 2007). Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti
mencegah atau melawan dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang
matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi
adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan
antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut (Maryani, 2005).
Menurut WHO (dalam Imbarwati, 2009), keluarga berencana adalah tindakan
yang membantu individu atau pasangan suami isteri untuk:
a. Mendapatkan obyektif-obyektif tertentu
b. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
c. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan
d. Mengatur interval diantara kelahiran
e. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri
f. Menentukan jumlah anak dalam keluarga
B. TUJUAN
Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi :
1. Keluarga dengan anak ideal
2. Keluarga sehat
3. Keluarga berpendidikan
4. Keluarga sejahtera
5. Keluarga berketahanan
6. Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
7. Penduduk Tumbuh Seimbang (PTS)
Kesimpulan dari tujuan program KB adalah: Memperbaiki kesehatan dan
kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa; Mengurangi angka kelahiran untuk
menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa; Memenuhi permintaan masyarakat akan
pelayanan KB yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian
ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi
Menurut WHO (2003) tujuan KB terdiri dari :Menunda / mencegah kehamilan.
Menunda kehamilan bagi PUS (Pasangan Usia Subur) dengan usia istri kurang dari 20
tahun dianjurkan untuk menunda kehamilannya. Alasan menunda / mencegah
kehamilan:
1. Umur dibawah 20 tahun adalah usia yang sebaiknya tidak mempunyai anak dulu
karena berbagai alasan.
2. Prioritas penggunaan kontrasepsi pil oral, karena peserta masih muda.
3. Penggunaan kondom kurang menguntungkan karena pasangan muda masih tinggi
frekuensi bersenggamanya, sehingga mempunyai kegagalan tinggi.
4. Penggunaan IUD (Intra Uterine Divice) bagi yang belum mempunyai anak pada
masa ini dapat dianjurkan, terlebih bagi calon peserta dengan kontra indikasi
terhadap pil oral.
C. STRATEGI PELAKSANAAN KB
Terbagi dalam 2 strategi, yaitu:
1. Strategi dasar
Meneguhkan kembali program di daerah
Menjamin kesinambungan program
2. Strategi operasional
Peningkatan kapasitas system pelayanan program KB nasional
Peningkatan kualitas program dan program prioritas
Penggalangan dan pemantapan komitmen
Dukungan regulasi dan kebijakan
Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan
D. JENIS-JENIS
Menurut Kusumaningrum (2009), terdapat beberapa jenis kontrasepsi, diantaranya:
a. Alami
1. Metode Suhu Basal Tubuh
Suhu basal adalah suhu tubuh sebelum ada aktifitas apapun, biasanya diambil pada
saat bangun tidur dan belum meninggalkan tempat tidur. Suhu basal tubuh akan
meningkat setelah ovulasi. Pencatatan suhu dilakukan setiap hari pada sebuah
tabel/kertas grafik
Contoh grafiknya seperti ini :
3. Metode Sympthotermal
Metode ini menggabungkan kedua metode diatas. Selanjutnya wanita disuruh mencari
tanda tanda ovulasi lainnya yaitu: nyeri perut (cramps), spotting dan perubahan posisi
serta konsistensi serviks. Metode ini sedikit lebih unggul karena mengkombinasi
berbagai variabel.Tetapi tetap juga memiliki keterbatasan.
4. Metode Kalender
Bila haid teratur (28 hari), Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1 dan
masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke- 16 dalam siklus haid.Sedangkan, bila
siklus haid tidak teratur, harus dicatat siklus haid selama 6 bulan.Yang paling normal
haid adalah 28 hari, tetapi masih dianggap normal jika antara 21-35 hari.Masa subur
awal didapatkan dengan siklus terpendek dikurangi 18 dan akhir masa subur adalah
siklus terpanjang dikurangi 11.Misalnya siklus terpendek 25 hari dan terpanjang 35 hari,
maka waktu subur adalah antara hari ke 7 s/d 24.
5. Metode Amenorea Laktasi
Pada periode menyususi sering wanita menjadi tidak haid
akibat hormon laktasi. Ternyata disamping haid, ovulasi
juga ikut terhambat.Supaya methode ini bekerja dengan
baik, ibu2 harus memberikan ASI saja (eksklusif). Interval
menyusui pada malam hari tidak melebihi 6 jam dan interval
siang tidak lebih 4 jam. Semakin sering dan lama bayi
menyusui maka semakin kecil ovulasi akan timbul. Dalam 6
bulan pertama jika diterapkan dengan benar angka
kehamilannya hanya 2 %.Jika perdarahan (haid) muncul maka kemungkinan hamil
semakin muncul.
b. Kontrasepsi Mekanik
1. Kondom
Terbuat dari latex, ada kondom untuk pria maupun wanita serta berfungsi sebagai
pemblokir atau barrier sperma.Kegagalan pada umumnya karena kondom tidak
dipasang sejak permulaan senggama atau terlambat menarik penis setelah ejakulasi
sehingga kondom terlepas dan cairan sperma tumpah di dalam vagina.
o Cara Kerja
Sarung karet ini mencegah sperma bertemu dengan ovum
o Efektivitas
Dalam teori: 98%. Dalam praktek: 85%. Efektif jika digunakan benar tiap
kali berhubungan.Namun efektivitasnya kurang jika dibandingkan metode pil,
AKDR, suntikan KB.
o Keuntungan
a) Dapat dipaki sendiri
b) Dapat mencegah penularan penyakit kelamin
c) Tidak mempengaruhi kegiatan menyusui
d) Dapat digunakan sebagai pendukung metode lain
e) Tidak mengganggu kesehatan
f) Tidak ada efek samping sistemik
g) Tersedia secara luas
h) Tidak perlu resep atau penilaian medis
i) Tidak mahal (jangka pendek)
o Kekurangan metode ini:
a) Mudah robek bila tergores kuku atau benda tajam lain
b) Membutuhkan waktu untuk pemasangan
c) Mengurangi sensasi seksual
o Baik untuk pasangan yang:
a) Ingin menunda kehamilan atau ingin menjarangkan anak
b) Jarang bersenggama
c) Pasangan yang takut menularkan & tertular penyakit kelamin
d) Wanita yang kemungkinan sudah hamil
o Kontraindikasi
Alergi.
2. Spermatisida
Bahan kimia aktif untuk 'membunuh' sperma, berbentuk cairan, krim
atau tisu vagina yang harus dimasukkan ke dalam vagina 5 menit
sebelum senggama. Efektivitasnya 70%. Sayangnya bisa
menyebabkan reaksi alergi. Kegagalan sering terjadi karena waktu
larut yang belum cukup, jumlah spermatisida yang digunakan terlalu
sedikit atau vagina sudah dibilas dalam waktu < 6 jam setelah
senggama.
c. Kontrasepsi Hormonal
Dengan fungsi utama untuk mencegah kehamilan (karena menghambat ovulasi),
kontrasepsi ini juga biasa digunakan untuk mengatasi ketidakseimbangan hormon
estrogen dan progesteron dalam tubuh.
Harus diperhatikan beberapa faktor dalam pemakaian semua jenis obat yang
bersifat hormonal, yaitu:
1. Kontraindikasi mutlak: (sama sekali tidak boleh diberikan):kehamilan, gejala
thromboemboli, kelainan pembuluh darah otak, gangguan fungsi hati atau
tumor dalam rahim.
2. Kontraindikasi relatif (boleh diberikan dengan pengawasan intensif oleh
dokter): penyakit kencing manis (DM), hipertensi, pendarahan vagina berat,
penyakit ginjal dan jantung.
d. Kontrasepsi PIL
Tablet yang mengandung hormone estrogen dan
progesterone sintetik disebut pil kombinasi dan hanya
mengandung progesterone sintetik saja disebut Mini Pil
atau Pil Progestrin.
o Cara Kerja
a) Menekan ovulasi
b) Jika seorang wanita minum pil KB setiap hari maka tidak akan terjadi ovulasi
(tidak ada sel telur). Tanpa ovulasi tidak akan terjadi kehamilan.
c) Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu
d) Mengganggu pertumbuhan endometrium, sehingga menyulitkan proses
implantasi
e) Memperkental lender serviks (mencegah penetrasi sperma)
o Efektivitas
Efektivitas teoritis untuk pil sebesar 99,7% sedangkan efektivitas praktisnya
sebesar 90-96%. Artinya pil cukup efektif jika tidak lupa meminum pil secara
teratur.
o Keuntungan
a) Mudah penggunaannya dan mudah didapat
b) Mengurangi kehilangan darah (akibat haid) dan nyeri haid
c) Mengurangi resiko terjadinya KET (Kehamilan Ektopik Terganggu) dan Kista
Ovarium
d) Mengurangi resiko terjadinya kanker ovarium dan rahim
e) Pemulihan kesuburan hampir 100%
o Baik untuk wanita yang:
a) Masih ingin punya anak
b) Punya jadwal harian yang rutin
o Kontraindikasi
a) Menyusui (khsusu pil kombinasi)
b) Pernah sakit jantung
c) Tumor atau keganasan
d) Kelainan jantung, varices, dan darah tinggi
e) Perdarahan pervaginam yang belum diketahui sebabnya
f) Penyakit gondok
g) Gangguan fungsi hati & ginjal
h) Diabetes, epilepsy, dan depresi mental
i) Tidak dianjurkan bagi wanita mur >40 tahun
o Efek Samping
Penggunaan pil KB pada sebagian wanita dapat menimbulkan efek
samping, antara lain mual, berat badan bertambah, sakit kepala (berkunang-
kunang) perubahan warna kulit dan efek samping ini dapat timbul berbulan-
bulan.
e. KB Suntik
g. Koyo KB (Patch)
Ditempelkan di kulit setiap minggu, sayangnya bagi yang
berkulit sensitif sering menimbulkan reaksi alergi.
Efektivitas suatu metode kontrasepsi biasanya dinyatakan
dengan angka z (PI).Angka ini menunjukkan jumlah kehamilan yang
terjadi pada 100 wanita bila menggunakan metode kontrasepsi
tersebut selama 1 tahun.Angka PI yang semakin kecil menandakan
semakin efektifnya metode kontrasepsi tersebut.
h. Kontrasepsi strerilisasi
Sterilisasi adalah pemotongan atau pegikatan kedua saluran telur wanita
(tubektomi) atau kedua saluran sperma laki-laki (vasektomi). Operasi tubektomi ada
beberapa macam cara antara lain adalah Kuldoskopik, Kolpotomi, Posterior,
Laparoskopi, dan Minilaparotomi. Cara yang sering dipakai di Indonesia adalah
Laparoskopi dan Mini laparotomi.
o Keuntungan Tubektomi
a) Sangat efektif
b) Permanen
c) Tidak mempengaruhi proses menyusui
d) Tidak bergantung pada faktor senggama
e) Baik bagi klien apabila kehanilan akan menjadi resiko kesehatan yang serius
f) Pembedahan sederhana dan dapat dilakukan dengan anastesi local
g) Tidak ada efek samping dalam jangka waktu panjang
h) Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual
i) Berkurangnya resiko kanker ovarium
o Yang Dapat Menjalani Tubektomi
a) Usia > 26 tahun
b) Peritas > 2
c) Yakin telah mempunyai besar keluarga ayng sesui dngan kehendak
d) Pada kehamilannya akan menimbulkan resiko kesehatan yang serius
e) Pascapersalinan
f) Pascakeguguran
g) Apham dan secara sukareka setuju dengan prosedur ini
o Yang sebaiknya tidak menjalani tubektomi
a) Hamil
b) Perdarahan vaginal yang belum terjelasajn
c) Infeksi sistemik atau pelvic yang akut
d) Tidak boleh menjalani proses pembedahan
e) Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas dimasa depan
f) Belum memberikan persetujuan tertulis
o Kapan dilakukan
a) Setiap waktu selama siklus menstrusi apabila diyakini secara rasional klien tsb
tidak hamil
b) Hari ke 6 – 13 siklus menstruasi ( fase proliferasi )
c) Pasca persalinan
o Indikasi
Upaya untuk menghentikan fertilitas dimana fungsi reproduksi mengancam atau
gangguan terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta melemahkan
ketahanan dan kualitas keluarga.
o Kondisi Yang Memerlukan Perhatian Khusus Bagi Tindakan Vasektomi
a) Infeksi kulit pada daerah operasi
b) Infeksi sistemik yang sangat mengganggu kondisi kesehatan klien
c) Hidrokel atau varikokel yang besar
d) Hernia inguinalis
e) Filariasis / elephantiasis
f) Undesensus testikularis
g) Massa intraskrotalis
h) Anemia berat, gangguan pembekuan darah atau sedang menggunakan
antikoagulansia
E. SIKLUS MENSTRUASI
a. Pengertian
Menstruasi merupakan proses pelepasan dinding rahim (endometrium) yang
disertai dengan perdarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada
saat kehamilan. Menstruasi yang berulang setiap bulan tersebut pada akhirnya
akan membentuk siklus menstruasi. Bila siklus haid teratur (28 hari) : Hari pertama
dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1. Masa subur adalah hari ke-12 hingga
hari ke- 16 dalam siklus haid.
b. Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi :
1. FSH-RH (follicle stimulating hormone - releasing hormone) yang dikeluarkan
hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH.
2. LH-RH (luteinizing hormone- releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus
untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH.
3. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk
mengeluarkan prolaktin.
Progesterone Estrogen
Depkes RI. 2008. Buku Pedoman Fasilitas Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta.
Ganong WF. 2001. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed ke-20. Jakarta : EGC.
Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. 2018. NANDA-I Diagnosis Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi, 2018-2020. Jakarta: EGC.
Imbarwati. 2009. Beberapa Faktor yang Berkaitan dengan Penggunaan KB IUD pada
Peserta KB non IUD di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang.
(http://eprints.undip.ac.id/17781/1/IMBARWATI.pdf). (Online).
Katzung. 2004. Basic and Clinical Pharmacology 9th ed. USA : McGraw Hill.
Mochtar R., Prof, Dr, MPH. Sinopsis Obstetri – Obstetri Operatif Obstetri Sosial, Jilid
2,Edisi 2. Jakarta : EGC.