Npm : 2010038105008
KELUARGA BERENCANA ( KB )
A. KONSEP DASAR
1. DEFINISI
Keluarga Berencana (tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan
keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat
melaluipendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaanketahanan
keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dansejahtera (Handayani,
2010)Sasaran utama dari pelayanan KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS). Pelayanan KB
diberikan di berbagai unit pelayanan baik oleh pemerintahmaupun swasta dari tingkat desa
hingga tingkat kota dengan kompetensi yangsangat bervariasi. Pemberi layanan KB
antara lain adalah Rumah Sakit,Puskesmas, dokter praktek swasta, bidan praktek swasta dan
bidan desa.Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah kehamilan (Gunawan, 2017)
Mendapatkan objektiF tertentu
Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan
Mengatur interval diantara kelahira\
Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri
Menentukan jumlah anak dalam keluarga
2. Tujuan KB
Meningkatkan ksejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga keci lyang
bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan
pengendalianpertumbuhan penduduk Indonesia
Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang bermutudan
meningkatkan kesejahteraan keluarga (Handayani, 2010).Untuk
menunjang dan mempercepat pencapaian tujuan pembangunanKB telah
ditetapkan beberapa kebijakan, yaitu perluasan jangkauan, pembinaanterhadap
peserta KB agar secara terus menerus memakai alat
kontrasepsi,pelembagaan dan pembudayaan NKKBS serta peningkatan
keterpaduanpelaksanaan keluarga berencana. Selanjutnya untuk mendukung
pelaksanaankebijakan tersebut terus dimantapkan usaha-usaha operasional dalam
bentukupaya pemerataan pelayanan KB, peningkatan kualitas baik tenaga,
maupunsarana pelayanan KB, penggalangan kemandirian, peningkatan peran
sertagenerasi muda, dan pemantapan pelaksanaan program di lapangan
(BKKBN,2018).
3. STRATEGI PELAKSANAAN KB
Terbagi dalam 2 strategi, yaitu:
a. Strategi dasar
Meneguhkan kembali program di daerah·
Menjamin kesinambungan program
b. Strategi operasional
Peningkatan kapasitas system pelayanan program KB nasional
meningkatan kualitas program dan program prioritas
Penggalangan dan pemantapan komitmen·
Dukungan regulasi dan kebijakan
Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan
4. JENIS-JENIS KB
Menurut Kusumaningrum (2009), terdapat beberapa jenis
kontrasepsi,diantaranya:
a. Kontrasepsi PIL
Tablet yang mengandung hormone estrogen dan
progesteronesintetik disebut pil kombinasi dan hanya mengandung
progesteronesintetik saja disebut Mini Pil atau Pil Progestrin.
a) Cara Kerjanya adalah :
Menekan ovulasi Jika seorang wanita minum pil KB setiap
hari maka tidak akanterjadi ovulasi (tidak ada sel telur).
Tanpa ovulasi tidak akanterjadi kehamilan
Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma
terganggu
Mengganggu pertumbuhan endometrium, sehingga
menyulitkan proses implantasi
Memperkental lender serviks (mencegah penetrasi sperma)
b) Efektivitas
Efektivitas teoritis untuk pil sebesar 99,7% sedangkan
efektivitas praktisnya sebesar 90-96%. Artinya pil cukup efektif
jikatidak lupa meminum pil secara teratur.
c) Keuntungan
Mudah penggunaannya dan mudah didapat
Mengurangi kehilangan darah (akibat haid) dan nyeri haid
Mengurangi resiko terjadinya KET (Kehamilan Ektopik
Terganggu) dan Kista Ovarium
Mengurangi resiko terjadinya kanker ovarium dan rahim
Pemulihan kesuburan hampir 100%1.4
d) Kontraindikasia.
Menyusui (khsusu pil kombinasi)
Pernah sakit jantung
Tumor/keganasan
Kelainan jantung, varices, dan darah tinggi
Perdarahan pervaginam yang belum diketahui sebabnya
Penyakit gondok
Gangguan fungsi hati & ginjal
Diabetes, epilepsy, dan depresi mentali
Tidak dianjurkan bagi wanita mur >40 tahun1
d) Kontraindikasia
Hamil atau disangka hamil
Perdarahan pervaginam yg tidak diketahui sebabnya
Tumor/keganasan
Penyakit jantung, hati, darah tinggi, kencing manis, penyakit
paru berat, varices
e) Efek Samping
Efek samping dari suntikan Cyclofem yg sering ditemukan
adalah mual, BB bertambah, sakit kepala, pusing2 dan kadang gejala
tersebut hilang setelah beberapa bulan atau setelah suntikan dihentikan.
Sedang efek samping dari suntikan Depo Provera, DepoProgestin, Depo
Geston, dan Noristeat yg sering dijumpai adalah menstruasi tidak teratur,
masa menstruasi akan lebih lama, terjadi bercak perdarahan, anemia pada
beberpa klien.
c) Keuntungan
Tidak terganggu faktor lupa
b) Efektivitas
Dalam teori: 98%. Dalam praktek: 85%. Efektif jika
digunakan benar tiap kali berhubungan. Namun
efektivitasnya kurang jika dibandingkan metode pil, AKDR,
suntikan KB.
c) Keuntungan
Dapat dipaki sendiri
Dapat mencegah penularan penyakit kelamin
Tidak mempengaruhi kegiatan menyusui
Dapat digunakan sebagai pendukung metode lain
Tidak mengganggu kesehatan
Tidak ada efek samping sistemik
Tersedia secara luas
d) Baik untuk pasangan yang
Ingin menunda kehamilan atau ingin menjarangkan anak
Jarang bersenggama
Pasangan yang takut menularkan & tertular penyakit
kelamin
Wanita yang kemungkinan sudah hamil
e) Kontraindikasi
Alergi
f) Efek Samping
Jarang, ringan, dan bersifat sementara misalnya bengkak,
nyeri,dan infeksi luka operasi.
Pada vasektomi infeksi dan epididimisterjadi pada 1-2%
pasien.
Pada tubektomi perdarahan, infeksi,kerusakan organ lain
dan komplikasi karena anastesi dapat terjadi
5. Metode Kontrasepsi Alamiah
1. Senggama Terputus
Senggama terputus adalah mengeluarkan kemaluan pria dari alatkelamin
wanita menjelang ejakulasi. Dengan cara ini diharapkan cairanseperma tidak akan
masuk ke dalam rahim serta mengecilkankemungkinan bertemunya sel telur
yang dapat mengakibatkan terjadinyapembuahan (Proverawati,
Islaely, dan Aspuah, 2010).
2. Pantang Berkala
Pantang berkala adalah tidak melakukan hubungan seksual saat
istrisedang dalam masa subur. Sistem ini berdasrkan pada siklus haid
ataumenstruasi wanita. Masa subur tidak selalu terjadi tepat 14 hari sebelummenstruasi,
tetapi dapat terjadi antara 12 atau 16 hari sebelummenstruasi
berikutnya(Proverawati, Islaely, dan Aspuah, 2010).
3. Metode Lendir Servik
Metode lendir servik adalah metode kontrasepsi dengan melihat
lendirdalam vagina untuk mengetahui masa subur pada seorang wanita,dilakukan pada
pagi hari segera setelah bangun tidur dan sebelummelakukan aktifitas lainya
(Proverawati, Islaely, dan Aspuah, 2010 )
6. W.O.C
Kb suntik
Suntik
Progesteron esterogen
sirkulasi pembekuan
Faktor pembekuan
darah
retensi cairan merangsang pusat
merangsang mual
ovulasi terhambat
atropi
amenorrhea
ansietas
B. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
1. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan langkah awal proses asuhan keperawatan,yaitu
mengumpulkan data, mengolah data dan menganalisa data yang diperoleh dalam
bentuk data subjektif, objektif dan data penunjang yang akan memberikan
gambaran keadaan kesehatan klien.
a. Identitas (klien dan suami)
Nama yang jelas dan lengkap, Umur, ditanyakan untuk memberikan penyuluha
yang sesuai dengan umur ibu dan mengetahui kesesuaian antara umur ibu
dengan kontrasepsi yang digunakan, agama berkaitan dengan kebiasaan sesuai
dengan agama, Pada Agama Islam, beberapa aliran tidak memperbolehkan KB
yang bersifat permanen (sterilisasi), sehingga klien beragama Islam lebih
dianjurkan KB non permanen seperti suntik 3 bulan,1 bulan,pil atau KB barier
(kondom dll). Pendidikan, untuk mengetahui tingkat pengetahuan sehingga
mempermudah dalam pemberian informasi. Pekerjaan untuk
untuk mengetahui pengaruh aktifitas terhadap kesehatan klien sehingga
mempengaruhi keberhasilan KB. Alamat digunakan untuk mengetahui suku,
adat, daerah, budaya dan memudahkan komunikasi.
b. Alasan kunjungan
digunakan untuk mengetahui tujuan kunjungan klien (datang pertama
kalinya, rutin, atau karena ada keluhan)
c. Keluhan utama
mengetahui ada tidaknya keluhan yang dialami oleh klien Dikaji keluhan
klien yang berhubungan dengan penggunaan KB suntik kombinasi tersebutantara lain
amenorea/ perdarahan tidak terjadi, perdarahan bercak, meningkatnya/ menurunnya BB.
d. Riwayat KB
Dikaji apakah klien pernah menjadi akseptor KB lain berapa lama menjadi
akseptor KB tersebut.
e. Riwayat Obstetri Lalu
Dikaji riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
f. Riwayat Menstruasi Lalu
Dikaji menarche pada umur berapa, siklus haid, lamanya haid, sifat darah
haid, dysmenorhea atau tidak, flour albus atau tidak.
g. Riwayat Kesehatan Klien Dahulu
Dikaji apakah klien menderita penyakit jantung, hipertensi, kanker
payudara, DM, dan TBC.
h. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dikaji apakah keluarga klien ada yang menderita penyakit jantung, DM,
TBC, hipertensi dankanker payudara.
i. Pola Kehidupan
Dikaji meliputi pola nutrisi, pola eliminasi, pola istirahat, pola aktivitas,
pola aktivitas seksual,pola personal hygiene, dan kebiasaan sehari-hari.
j. Pemeriksaan Umum Meliputi pemeriksaan pada tekanan darah, nadi,
pernafasan, BB, TB, suhu badan, kesadaran.
k. Pemeriksaan fisik
Wajah : dilihat adanya bercak hitam (chloasma) adanya oedem, conjun
gtiva tidak pucat,sklera tidak ikterus
Leher : diraba adanya pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe, ad
anya bendunganvena jugularis.
Dada : dilihat bentuk mammae, diraba adanya massa pada payudara.
Genetalia : dilihat dari condiloma aquminata, dilihat dan diraba adanya
infeksi kelenjar bartholini dan kelenjar skene.
Ekstremitas : dilihat adanya eodem pada ekstrimitas bawah dan ekstrim
itas atas, adanyav arices pada ekstremitas bawah.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kemungkinan diagnosa yang muncul ialah :
a. Defist pengetahuan
b. Kecemasan
c. Resiko infeksi
3. Intervensi
a. Defisit pengetahuan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x 24 jam diharapkan tingkat
pengetahuan meningkkat dengaan Kriteria hasil adalah:
Perilaku sesuai anjuran meningkat
Verbalisasi minat dalam belajar meningkat
Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu topik meningkat
Kemampuan menggambarkan pengalaman sebelumnya yang sesuai
dengan topik meningkat
Perilaku sesuai dengan pengetahuan meningkat
Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi menurun
Persepsi yang keliru terhadap masalah menurun
SIKI
Edukasi kesehatan
Edukasi kesehatan adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk
mengajarkan pengelolaan faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih serta
sehat. Tindakan yag dilakukan pada intervensi edukasi kesehatan berdasarkan
SIKI, antara lain:
Observasi
Edukasi
b. Kecemasan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x 24 jam diiharapkan Tingkat ansietas
menurun berarti menurunnya kondisi emosi dan pengalaman subyektif
terhadap obyek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang
memungkinkan individu melakukan Tindakan untuk menghadapi ancaman,
dengan Kriteria hasil :
Verbalisasi kebingungan menurun
Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun
Perilaku gelisah menurun
Perilaku tegang menurun
Konsentrasi membaik
Pola tidur membaik
SIKI
Redukai Ansietas
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Terapi relaksasi
Observasi
Terapeutik
Edukasi
c. Resiko infeksi
Setelah dilaakukan asuhan keperawatan diharapkaan maka tingkat infeksi
menurun, dengan kriteria hasil:
Demam menurun
Kemerahan menurun
Nyeri menurun
Bengkak menurun
Kadar sel darah putih membaik
SIKI
Observasi
Edukasi
Kolaborasi
4. Implementasi
kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah
status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik sesuai rencana
keperawatan yang telah dibuat untuk menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan.
5. Evaluasi
Kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk mengevaluasi keadaan
maslah kesehatan klien .
DAFTAR PUSTAKA
Kemkes. 2017.https://www.kemkes.go.id/article/view/18091700006/profil-
kesehatan-indonesia-tahun-2017.html