Disusun oleh :
MONA RIKA ( P1337424820095)
Hari:
Tanggal:
Mengetahui,
Pembimbing Institusi
I. Keluarga Berencana
A. Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak
dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan melalui promosi,
perlindungan dan bantuan sesuai hak dengan hak reproduksi untuk
mewujudkan keluarga yang berkualitas (BKKBN, 2015)
B. Tujuan Keluarga Berencana
Membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi
suatu keluarga dengan cara mengatur kelahiran anak, agar
diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya
C. Sasaran Program Keluarga Berencana
Adapun sasaran program keluarga berencana adalah Pasangan Usia
Subur < 20 tahun dengan tujuan menunda kehamilan. Pasangan
Usia Subur 20-45 tahun dengan tujuan mengatur kesuburan dan
menjarangkan kehamilan, Pasangan Usia Subur dengan usia >45
tahun tujuannya untuk mengakhiri kehamilan
II. Kontrasepsi
A. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata ”kontra” berarti mencegah atau
melawan, sedangkan kontrasepsi adalah pertemuan antara sel telur
(sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang
mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah
menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan, sebagai akibat
adanya peertemuan antara sel telur dan sel sperma tersebut
(Maryani, 2007). Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah
terjadinya kehamilan.
B. Syarat-syarat Metode Kontrasepsi
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi yang
baik adalah : Aman dan tidak berbahaya, dapat diandalkan, sederhana,
murah, dapat diterima oleh banyak orang, pemakaian jangka lama
B. KB Suntik
1. Pengertian Kontrasepsi suntik
Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi berupa cairan yang
berisi hormon progesterone yang disuntikan ke dalam tubuh
wanita secara periodik (Irianto, 2012)
2. Jenis KB suntik
DMPA (Depo medroxy progesterone acetate) atau Depo
Provera yang diberikan tiap tiga bulan dengan dosis 150
miligram yang disuntik secara IM, Depo Noristerat diberikan
setiap 2 bulan dengandosis 200 mg Nore-tindron Enantat (Mulyani,
2013).
3. Efektifitas
Efektifitas Keluarga Berencana Sangat tinggi, angka kegagalan
kurang dari 1 %. Menurut WHO, DMPA (Depo medroxy
progesterone acetate) dengan dosis standart dengan angka
kegagalan 0,7%, asal penyuntikan dilakukan secara teratur
sesuai jadwal yang ditentukan
4. Cara kerja
Mekanisme metode suntik KB 3 bulan yaitu
a.Menghalangi terjadinya ovulasi dengan jalan menekan
pembentukan releasing faktor dan hipotalamus.
b. Leher serviks bertambah kental, sehingga menghambat
penetrasi sperma melalui serviks uteri.
c. Menghambat implantasi ovum dalam endometrium
5. Keuntungan
a. Efektifitas tinggi
b. Sederhana pemakaiannya
c. Cukup menyenangkan bagi akseptor (injeksi hanya 4 kali
dalam setahun)
d. Cocok untuk ibu-ibu yang menyusui anak
e. Tidak berdampak serius terhadap penyakit
gangguan pembekuan darah dan jantung karena
tidak mengandung hormon estrogen.
f. dapat mencegah kanker endometrium, kehamilan
ektopik, serta beberapa penyebab penyakit akibat radang
panggul.
6. Kekurangan
Kekurangan KB suntik menurut (Mulyani, 2013) adalah
1) Terdapat gangguan haid seperti amenore yaitu tidak datang
haid pada setiap bulan selam menjadi akseptor keluarga
berencana suntik 3 bulan berturut-turut. Spotting yaitu
bercak-bercak perdarahan di luar haid yang terjadi
selama akseptor mengikuti keluarga berencana suntik,
Metroragia yaitu perdarahan yang berlebihan diluar masa
haid. Menoragia yaitu datangnya darah haid yang
berlebihan jumlahnya.
2) Timbulnya jerawat di badan atau wajah dapat disertai
infeksi atau tidak bila digunakan dalam jangka panjang.
3) Berat badan yang bertambah 2,3 kg pada tahun
pertama dan meningkat 7,5 kg selama enam tahun.
4) Pusing dan sakit kepala
5) Bisa menyebakan warna biru dan rasa nyeri pada
daerah suntikan akibat perdarahan bawah kulit.
7. Efek samping kb suntik
1) Gangguan siklus haid
2) Depresi
3) Keputihan
4) Jerawat
5) Rambut rontok
6) Perubahan berat badan
2. KB SUNTIK DMPA ( Depomedroksi Progesteron Asetat )
1. Pengertian KB suntik DMPA
DMPA adalah kontrasepsi yang berisi depomedroksi
Progesterone Asetat 150 mg disuntik secara intramuskular di
daerah bokong yang diberikan setiap 3 bulan sekali (Saifuddin
dkk, 2006 ).
2. Cara Kerja
a. Mencegah Ovulasi
b. Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan
kemampuan penetrasi sperma.
c. Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi
d. Menghambat transportasi gamet oleh tuba (Saifuddin dkk,
2006)
3. Efektifitas
Kontrasepsi suntik memiliki efektivitas yang tinggi, dengan
0,3 kehamilan per 100 perempuan per tahun
4. Keuntungan
A. sangat efektif
B. Pencegahan kehamilan jangka panjang
C. Tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri
D. Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
E. Sedikit efek samping
F. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
G. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun
sampai perimenopause
H. Membantu mencegah kanker endometrium dan
kehamilan ektopik
I. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara
J. Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul
K. Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell)
5. Keterbatasan
a. Sering ditemukan gangguan haid.
b. Permasalahan berat badan merupakan efek samping
tersering.
c. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian
pemakaian.
d. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan
jangka panjang.
e. Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit
menurunkan kepadatan tulang (densitas)
6. indikasi progestin
a. Usia reproduksi
b. Nulipara dan yang telah memiliki anak
c. Menghentikan kontrasepsi jangka panjang dan yang
memiliki efektivitas tinggi
d. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
f. Setelah abortus atau keguguran
g. Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi
h. Perokok
i. Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah
gangguan pembekuan darah atau anemia bulan sabit
j. Menggunakan obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturat)
atau obat tuberkulosis (rifampisin )., Tidak dapat memakai
kontrasepsi yang mengandung estrogen
k. Anemia defisiensi besi
l. Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak
boleh menggunakan pil kontrasepsi kombinasi
7. kontraindikasi suntikan progestin
a.Hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada janin 7 per
100.000 kelahiran)
b.Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
c. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama
amenorea
d. Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara
e. Diabetes mellitus disertai komplikasi
8. Waktu mulai menggunakan kontrasepsi suntikan progestin
a. Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid
b. Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke 7 siklus haiddan
pasien tidak hamil.
c. Jika pasien pasca persalinan > 6 bulan, menyusui, serta
belum haid, suntikan pertama dapat diberikan,asal dapat
dipastikan ibu tidak hamil.
d. Bila pasca persalinan 3 minggu dan tidak menyusui, suntikan
kombinasi dapat diberikan.
e. Ibu pasca keguguran, suntikan progestin dapat diberikan.
f. Ibu dengan menggunakan metode kontrasepsi hormonal yang
lain dan ingin mengganti dengan kontrasepsi hormonal
progestin, selama ibu menggunakan kontrasepsi sebelumnya
secara benar, suntikan progestin dapat segera diberikan tanpa
menunggu haid.
g. Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontasepsi hormonal, dan ibu
ingin mengganti dengan suntikan kombinasi, maka suntikan
kombinasi dapat diberikan sesuai jadwal kontrasepsi
sebelumnya
h. Ibu yang menggunakan metode kontrasepsi nnon hormonal
dan ingin menggantinya dengan suntikkan kombinasi, maka
suntikan pertama dapat diberikan asal diyakini ibu tidak
hamil dan pemberiannya tanpa menunggu datangnya haid
9. Cara penggunaan kontrasepsi suntikan
b. Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan
cara disuntik intramuskuler dalam di daerah pantat.
c. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang
dibasahi oleh etil/ isopropil alkohol 60-90%. Biarkan kulit
kering sebelum disuntik. Setelah kulit kering baru disuntik.
d. Kocok dengan baik, dan hindarkan terjadinya gelembung-
gelembung udara. Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan.
Bila terdapat endapan putih pada dasar ampul,upayakan
menghilangkannya dengan menghangatkannya (Saifuddin dkk,
2006).
B. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana
a. Pengertian Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang di
gunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikirandan
tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan
keterampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk
pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien Asuhan
kebidanan terdiri dari tujuh langkah yang berurutan, yang di mulai
dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi.
Tujuh langkah yang dikembangkan Helen Varney tersebut
membentuk kerangka yang lengkap dan bisa di aplikasikan dalam
suatu situasi dan dapat dipertanggung jawabkan. (Farodis, 2012)
b. Tahapan asuhan kebidanan
Dalam praktiknya bidan menggunakan manajemen kebidanan
dalam memberikan asuhan kebidanan. Menurut Varney (2010),
manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan,
keterampilan-keterampilan dalam rangkaian/ tahapan yang logis
untuk pengambilan suatu keputusan berfokus pada klien.
Menurut Helen Varney langkah-langkah manajemen kebidanan
tersebut adalah:
1) Langkah I: Tahap pengumpulan data dasar
Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat
dan lengkap yang berkaitan dengan kondisi klien. Pendekatan
ini harus bersifat komprehensif meliputi data subjektif,
objektif, dan hasil pemeriksaan.
2) Langkah II : Interpretasi data dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis
atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi
yang benar atas dasar data-data yang telah dikumpulkan. Data
dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga
dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik.
Diagnosa wanita hamil normal meliputi nama, umur, gestasi
(G) paritas (P) abortus (A), umur kehamilan, tunggal, hidup,
intra-uteri, letak kepala, keadaan umum baik.
3) Langkah III : Mengidentifikasi diagnosa atau masalah
potensial dan mengantisipasi penanganannya
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa
potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis
yang telah diidentifikasikan..
4) Langkah IV : Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan
segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau
dokter dan atau untuk dikonsulkan atau ditangani bersama
dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan
kondisi klien.
5) Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini dilakukan perencanaan yang menyeluruh,
ditentukan langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini
merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosis atau
masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada
langkah ini informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat
dilengkapi.
6) Langkah VI : Pelaksanaan langsung asuhan efisien dan aman
Pada langkah ini, rencana asuhan yang menyeluruh di
langkah kelima harus dilaksanakan secara efisien dan aman.
7) Langkah VII: Mengevaluasi hasil tindakan
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan
yang sudah diberikan. Rencana dapat dianggap efektif jika
memang benar efektif dalam pelaksanaannya.
Pengkajian adalah tahap awal dari proses kebidanan dan
merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari
berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi suatu
kesehatan klien (Nursalam, 2009).
A. Data Subyektif
Data subjektif adalah data didapat dari klien sebagai
suatu pendapat terhadap situasi dan kejadian, informasi
tersebut tidak dapat ditentukan oleh tenaga kesehatan secara
independent tetapi melalui suatu system interaksi atau
komunikasi (Nursalam, 2009).
a. Biodata klien menurut Nursalam (2009), terdiri dari :
1.)Nama : Untuk mengetahui identitas pasien agar tidak keliru dengan
pasien lain serta untuk menjaga keakraban.
2.)Umur : Untuk mengetahui apakah pasien termasuk resiko tinggi.
3.)Agama : Untuk mengetahui kepercayaan klien terhadap agama yang
dianutnya dan mengenali hal-hal yang berkaitan dengan masalah asuhan
yang diberikan.
4.)Suku Bangsa : Untuk mengetahui faktor bawaan atau ras.