Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN ILMIAH

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA


DI PMB RENI PUJI RAHAYU

Disusun oleh :
MONA RIKA ( P1337424820095)

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN SEMARANG


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendahuluan Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana telah


disetujui dan disahkan pada:

Hari:
Tanggal:

Pati, September 2020

Pembimbing Klinik Praktikan

Reni Puji Rahayu, S.Tr. Keb Mona Rika


NIP. 196812111991032012 P1337424820095

Mengetahui,
Pembimbing Institusi

Titik Sapartinah, S.SiT, M.Kes


NIP. 196705251993032012
BAB II
TINJAUAN TEORI

I. Keluarga Berencana
A. Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak
dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan melalui promosi,
perlindungan dan bantuan sesuai hak dengan hak reproduksi untuk
mewujudkan keluarga yang berkualitas (BKKBN, 2015)
B. Tujuan Keluarga Berencana
Membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi
suatu keluarga dengan cara mengatur kelahiran anak, agar
diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya
C. Sasaran Program Keluarga Berencana
Adapun sasaran program keluarga berencana adalah Pasangan Usia
Subur < 20 tahun dengan tujuan menunda kehamilan. Pasangan
Usia Subur 20-45 tahun dengan tujuan mengatur kesuburan dan
menjarangkan kehamilan, Pasangan Usia Subur dengan usia >45
tahun tujuannya untuk mengakhiri kehamilan
II. Kontrasepsi
A. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata ”kontra” berarti mencegah atau
melawan, sedangkan kontrasepsi adalah pertemuan antara sel telur
(sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang
mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah
menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan, sebagai akibat
adanya peertemuan antara sel telur dan sel sperma tersebut
(Maryani, 2007). Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah
terjadinya kehamilan.
B. Syarat-syarat Metode Kontrasepsi
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi yang
baik adalah : Aman dan tidak berbahaya, dapat diandalkan, sederhana,
murah, dapat diterima oleh banyak orang, pemakaian jangka lama

4 C. Cara Kerja Kontrasepsi


1.  Mengusahakan agar tidak terjadi ovaluasi
2.  Melumpuhkan sperma
3.  Mengulangi pertemuan sel telur dengan sperma

D. Pembagian Cara Kontrasepsi :


Pada umumnya cara/metode kontrasepsi dapat dibagi menjadi
1. Metode Sederhana
a. Tanpa alat/ obat
1) Senggama terputus
2) Pantang berkala (Sistem Kalender)
b. Dengan alat/ obat
1) Kondom
2) Diafragma atau cap
3) Cream, jelly dan cairan berbusa
4) Tablet berbusa (vaginal tablet)
2.  Metode Efektif
1. Pil KB
2. AKDR
3. Suntikan KB
4. Susuk KB
3. Metode mantap dengan cara operasi
1. Pada wanita             : Tubektomi
2. Pada pria                  : Vasektomi
E. Metode Sederhana (Saifuddin, 2006)
1. Senggama Terputus (coitus interuptus)
Senggama dijalankan sebagaimana biasa tetapi pada puncak
senggama, alat kemaluan pria (zakar) dikeluarkan dari vagina, sehingga
mani keluar dari luar vagina. Cara ini tidak berbahaya, baik fisik maupun
mental. Namun sebenarnya cara ini tidak dapat diandalkan sepenuhnya
karena :
- Memerlukan penguasa diri  yang kuat
- Kemungkinan ada sedikit cairan yang mengandung spermatozoa tertumpah
dari zakar dan masuk kedalam vagina sehingga dapat terjadi kehamilan,
meskipun sudah dilakukan pencabutan sebelum mani menyemprot.
2. Pantang berkala adalah tidak melakukan senggama pada masa subur
seorang wanita yaitu waktu terjadinya ovulasi. Cara menentukan masa
ovulasi :
- Untuk dapat menentukan masa ovulasi perlu diketahui terlebih dulu haid
yang akan datang
- Untuk mengetahui haid yang akan datang perlu diketahui siklus haid
-  Untuk mengetahui lamanya siklus haid perlu dicatat sekurang-kurangnya 8
- 12 siklus haid selama 8 bulan
F. Metode Alat / Obat
Maksud penggunaan alat adalah untuk menahan / menghalangi
maraknya sperma kedalam rongga rahim, sedangkan penggunaan obat
dimaksudkan untuk melumpuhkan sperma.
a. Kondom    : suatu karet yang tipis, berwarna atau tidak berwarna, dipakai
untuk menutupi zakar yang berdiri sebelum dimasukan kedalam vagina.
Sehingga mani tertampung di dalamnya dan tidak masuk vagina, dengan
demikian mencegah terjadinya pembuahan.
Indikasi pemakaian kondom :
1.) 6 minggu sesudah vasektomi, kondom perlu dipakai sampai selama 6 minggu
sesudah vasektomi (sampai mani tidak mengandung spormatozoa lagi, yang
dapat diketahui lebih jelas dengan pemeriksaan laboratorium).
2.)  Sementara menunggu pematangan AKOR
3.) Sementara sedang menunggu haid untuk pemakaian pil yang diminum.
4.) Apabila kelupaan minum pil dalam jangka waktu lebih dari 36 jam.
5.)  Apabila diduga adanya penyakit kelamin, sementara mengunggu diagnosa
yang pasti.
6.) Bersamaan dengan pemakaian spermicide
7.) Dalam keadaan darurat bila tidak ada kontrasepsi yang tersedia atau yang
dipakai
b. Diafragma / cap : Diafragma dibuat dari karet yang berbentuk mangkok,
dipakai untuk menutupi servis, gunanya untuk mencegah masuknya mani
kedalam servis. Diafragma dimasukan kedalam vagina setinggi mungkin
sampai menutupi mulut rahim,kemudian dikeluarkan lagi selama 8 jam
setelah persetubuhan.
c. Cream, jelly dan tablet atau cairan berbusa
1.) Cream, jelly dan tablet atau cairan berbusa yang disebut spermicide
adalah suatu bahan kimia yang menghentikan gerak / melumpuhkan
spermatozoa di dalam vagina, sehingga tidak dapat membuahi telur.
2.) Untuk pengguna spermicide yang berbentuk tablet berbusa dimasukan ke
dalam vagina.
G. Metode Efektif
a. Pil Keluarga Berencana
a) Cara Kerja Pil berisi estogen dan progesteron buatan yang mempunyai
pengaruh antara lain :
1.) Mencegah pengeluaran hormon dari hifofises yang perlu untuk ovulasi
sehingga tidak terjadi ovulasi.
2.) Menyebabkan perubahan endometrium, sehingga endometrium tidak siap
untuk nidasi.
3.) Menambah kepekatan lendir, serviks, sehingga tidak mudah ditembus
oleh spermatozoa.
b) Keuntungan
1.) Kontrasepsi yang sangat efektif
2.) Tidak mengganggu coitus / senggama
3.)  Reversibilitas (pemulihan kesuburan) tinggi.
c) Macam Pil
Tipe kombinasi : tiap tablet berisi ertrogen dan progesteron dalam dosis tertentu,
biasanya di dalam satu rangkaian terdapat 20,21 atau 22 tablet.
Contoh : Previson (20), Ovral, Eugynom, Ovulan (21), Lyndiol (22).
d) Hal-hal yang harus diperhatikan
Pil adalah salah satu kontrasepsi yang efektif
Pil harus diminum secara teratur
Pil akan mengurangi keluanya darah haid
e) Cara Pemakaian Pil (Saifuddin, 2006)
1.) Rangkaian pil yang berisi 20, 21, 22 tablet mulai diminum pada hari ke
lima (harinya harus di ingat) diteruskan samapai habis, kemudian istirahat
dan mulai lagi dengan rangkaian pil yang baru pada hari yang sama.
2.) Rangkaian pil yang 28 tablet (tipe rangkaian)
Mulai minum pada hari pertama haid dan dilanjutkan terus tanpa terputus
dengan rangkaian baru, tanpa menghiraukan ada terjadinya haid.
Selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah :
a.) Pil diminum pada waktu yang sama setiap hari, sebaiknya malam hari
sebelum tidur
b.) Bila lupa minum pil, pil yang lupa segera diminum setelah ingat, disusul
pil yang seharusnya diminum pada hari itu
c.) Bila lupa minum pil 2 hari berturut-turut, harus beranggapan dirinya tidak
terlindungi terhadap kemungkinan kehamilan. Sehingga harus disertai
dengan alat KB yang lainnya seperti memakai kondom
d.) Pil dapat mengurangi produski air susu maka mereka yang masih mau
menyusui anaknya jangan memakai pil KB
f) Indikasi Pemakaian Pil
Pil dapat diberikan pada waktu semua wanita yang bersuami yang memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut : tidak sedang hamil, tidak ada kontra indikasi
g) Kontraindikasi Pemakaian Pil
a.  Kanker payudara dan organ reproduksi
b. Penyakit kuning atau pernah menderita penyakit hati dalam 3 tahun terakhir
c.  Penyakit pembuluh darah
d. Tekanan darah tinggi
e. Decompensio Cordis
f. Diabetes Millitus
h) Gejala-gejala Sampingan (Saifuddin, 2006)
Gejala yang timbul disebabkan oleh adanya gangguan keseimbangan hormon
estrogen dalam tubuh, gejala tersebut biasanya sementara, ringan dan tidak
terdapat pada semua pemakaian pil dan akan hilang denga sendirinya setelah 2
– 3 bulan.
Gejala Subyektif      : Perasaan mual, muntah-muntah, perasaan pusing dan
sakit kepala, pembesaran payudara, nafsu makan bertambah, perasaan lelah,
gelisah dan mudah tersinggung.
Gejala Objektif        : Tekanan darah tinggi, berat badan bertambah /
berkurang, pigmentasi kulit (kloasma), jerawat (acne), keputihan (candidiasis
vaginal) dan gangguan pola perdarahan : berkurangnya pedarahan waktu haid
(spothing) dan perdarahan antar haid (break throught bleeding).
i) Penganggulangan Gejala Sampingan
1) Perdarahan diluar haid (spothing, break throught, bleeding)
Berikan penjelasan hal ini hanya sementara tetapi bila terus menerus, berikan
pil KB 1-2 tablet/hari selama beberapa hari sampai spotting hilang atau diganti
dengan pil KB yang kadar estrogennya lebih tinggi.
2)  Rasa mual
Berikan vitamin B6, ganti dengan pil yang mengandung esfrogen lebih rendah
atau diganti dengan cara KB lainnya
3) Cloasma
Hentikan penggunaan pil, ganti dengan cara KB lainnya
4) Acne
Ganti dengan pil yang mengandung esfrogen yang lebih tinggi dengan
progesteron yang tidak bersifat antiogenik
5) Candidiasis vaginal
Berikan antimycotis, ganti dengan pil yang mengandung estrogen tinggi atau
pil dihentikan sementara dengan menggunakan cara KB lainnya
6) Nyeri Kepala
Ganti dengan pil yang mengandung estrogen lebih rendah atau hentikan
penggunaan pil, ganti denga cara KB lainnya
7) Penambahan berat badan
Bila penambahan berat badan secara progresif dan banyak maka pemakaian pil
sebaiknya dihentikan atau diganti dengan cara KB yang lainnya
8) Varises / tromboplebitis
Hentikan penggunaan pil dan harus mendapat perawatan khusus
9) Hypertensi
Apabila lebih 100 /105 mmHg, maka penggunaan pil perlu dihentikan dan
harus mendapat perawatan khusus
H. AKDR/IUD (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) (Saifuddin, 2006)

1. Pengertian : Kontrasepsi yang terbuat dari plastik halus dipasang di dalam


rahim dengan memakai alat khusus oleh dokter atau bidan/ paramedis lain
yang sudah terlatih
2. Macam AKDR  : Ada berbentuk spiral (lipper Loop) atau berbentuk cooper T
Cu 200,220 atau multi load Cu 250 (ML – Cu 250)
3. Cara Kerja : Dengan adanya alat ini di dalam rahim, maka terjadi perubahan
pada endometrium. Perubahan ini mengakibatkan kerusakan (lysis) pada
spermatozoa yang masuk, sehingga tidak mampu membuahi sel telur
4. Kelebihan AKDR :
a.  Efektifitas tinggi walaupun masih mungkin terjadi kehamilan 2%
b. Dengan satu kali pemasangan, dapat dibiarkan dalam rahim selama
bertahun-tahun sehingga dapat mencegah kehamilan dalam jangka waktu lama
biasanya selama 8 tahun untuk berlapis tembaga
c. Murah dan ekonomis
d. Tidak ada kemungkinan kegagalan dalam kesalahan peserta KB
e. Tidak bergantung senggama/coitus
f.  Reversibel dapat dibuka sewaktu-waktu
5. Indikasi Pemasangan AKDR
a. Telah mendapat persetujuan suami
b. Pernah melahirkan dan telah mempunyai anak, serta ukuran rahimnya tidak
kurang dari 5cm
c. Telah cukup jumlah anaknya dan belum memutuskan untuk sterilisasi
d. Tidak ingin hamil paling tidak untuk 2 tahun
e. Dianjurkan sebagai pengganti pil KB, bagi peserta yang umumnya di atas 35
tahun
f.  Tidak ada kontrasepsi
6.  Kontraindikasi Pemasangan AKDR
a. Adanya kehamilan
b. Infeksi panggul (pelivis) yang terus menerus, akut, kronis
c. Lecet (erosi) atau peragangan pada leher rahim
d.Diketahui atau dicurigai kanker rahim
e. Perdarahan yang tidak normal dari alat kelamin
f. Perdarahan haid yang hebat
g. Alergi logam
h. Rahim kecil, endometriosis
7. Saat yang baik untuk pemasangan AKDR
a. Pada dasarnya AKDR dapat dipasang setiap saat. Biasanya dilakukan pada
waktu haid yaitu pada akhir haid atau pada hari sebelum berakhirnya haid
karena :
1.) Servis lembut dan sedikit terbuka
2.) Perdarahan dan saket perut mungkin tidak menimbulkan keluhan pada
wanita tersebut
b. Pemasangan AKDR dapat juga dilakukan sewaktu-waktu pada saat :
1.) Segera setelah indikasi haid atau abortus spontan, asalkan tidak ada tanda-
tanda infeksi misalnya : tidak panas, rahim tidak lembut, tidak ada keputihan
seperti nanah atau banyak sekali.
2.) Setelah melahirkan yaitu : segera setelah melahirkan, 2-4 hari setelah
melahirkan, 40 hari setelah melahirkan.
I. Suntikan Keluarga Berencana
Suntikan KB mengandung hormon progesteron tidak mengandung estrogen
1. Cara Kerja
Kontrasepsi suntikan mencegah kehamilan dengan cara :
a. Manghalangi terjadinya ovulasi
b. Menipiskan endometrium sehingga tidak terjadi iritasi
c. Memekatkan lendir seviks sehingga menghambat perjalanan spermatozoa
melalui kanalis servikalis
2. Keuntungan
a.) Sangat efektif, kegagalannya kurang dari 1%
b.) Kemungkinan salah dan lupa memakainya tidak ada
c.) Dapat diberikan pada ibu yang menyusunkan, karena tidak mengurangi
produksi ASI (Air Susu Ibu)
d.) Diberikan setiap 12 minggu sekali
3. Macam
Kontrasepsi suntikan yang beredar di indonesia ada 2 (dua) macam
yaitu DMPA (Depo Medroxy Progesteron Asetat) yang lazim disebut DEPO
PROVERA dan Net Oen (Noretisteron Oenathate) yang lazim disebut
NORISTERAT. Depo provera sebagai kontrasepi suntikan diberikan dengan
dosis 150 mg/ 3cc, sedangkan notisteret dengan dosis 200 mg/ 1cc
4.  Waktu Pemberian, kontrasepsi suntik dapat diberikan pada
a.) Pasca persalinan sampai 40 hari
b.) Pasca keguguran samapai 7 hari
c.) Interval dengan anak hidup minimal satu, sebelum hari ke lima haid
5. Cara Penyuntikan
Intramuskular
Tempat penyuntikan :
a. Pada otot bokong (gluteus) yang dalam, bekas suntikan ditutup dengan
plester untuk mencegah keluarnya obat
b. Pada otot pangkal lengan (deltoid)
6. Indikasi
a.) Ibu telah mempunyai anak hidup
b.) Tidak dalam keadaan hamil
c.) Riwayat siklus haid teratur
d.) Tidak terdapat kontraindikasi
7. Kontraindikasi
a.) Hamil
b.) Perdarahan pervagina yang tidak diketahui sebabnya
c.) Tumor atau keganasan
d.) Terdapat penyakit jantung, paru-paru, kelainan faal hati, tekanan darah
tinggi, obesitas, diabetes
8. Efek samping dan penanggulangannya
a. Depo provera
Efek Samping dapat berupa :
a.) Gangguan haid : amenorhoe, menoragia, metroragia, dan spothing
b.) Gangguan bukan haid : pusing, sakit kepala, mual, muntah, rambut rontok,
jerawat, kenaikan berat badan, kenaikan tekanan darah, penurunan libido,
alergi dan hiperpigmentasi
Penanggulangannya : Penanggulangannya gamgguan haid ada yang tepat tapi
untuk sementara dianjurkan antara lain adalah perbaikan gizi, pemberian pil
KB 1 – 3/ hari selama 5 – 7 hari, penerangan yang lebih intensif, pemberian
obat symtomatis.
J. Kontrasepsi AKBK

Kontrasepsi yang populer dengan nama “susuk KB” ini berisi


levonorgertrel, terjadi dari 2 atau 1 kapsul yang di asersikan dibawah kulit
lengan atas bagian dalam, kira-kira 6-10 cm dari lipat siku. Levonorgestrel
adalah suatu progesten yang telah banyak dipakai dalam pil KB seperti ovral
dan nordette. Setiap kapsul mengandung 38 mg levonorgertrel. Setiap
hari  keenam kapsul akan melepaskan 50 mikrogram levonorgertrel. Dan akan
efektif sebagai kontrasepsi untuk 3 tahun.
a.) Keuntungan
a.Norplant merupakan cara KB yang sangat efektif dalam menceah kehamilan
dan dapat mengembalikan kesuburan secara sempurna.
b. Norplant tidak dapat merepotkan
c. Sekali pasang
d. Norplant sangat memuaskan, tidak ada yang dimasukan ke dalam vagina dan
tidak mengganggu kebahagiaan dalam hubungan  seksual.
e. Norplant sangat mudah diangkat kembali, kesuburan langsung dapat kembali
setelah norplant di angkat.
b.) Cara Kerja : setelah norplant dimasukan kedalam kulit lengan atas akseptor,
secara tetap sejumlah levenorgestrel akan dilepaskan. Keadaan inilah yang
melindungi akseptor dari kehamilan selama norplant tetap berada di tempat
tersebut.
c.) Lama norplant mencegah kehamilan : 3 tahun. Inilah alasan mengapa norplant
disebut sebagai cara KB jangka panjang
d.) Daya perlindungan norplant dalam mencegah kehamilan : tidak dibuktikan
bahwa norplant mempunyai daya perlindungan yang lebih besar dari pada pil KB.
Dalam pemakaian sehari-hari hal ini memungkinkan karena tidak adanya faktor
”lupa” seperti dalam penggunaan pil. Demikian pula telah dibuktikan bahwa
norplant lebih efektif dari pada IUD, kondom dan cara sederhana lainnya.
e.) Indikasi : setiap ibu yang sehat dan tidak ingin hamil dalam waktu 1 – 3 tahun
f.) Kontraindikasi pemakaian norplant : hamil, kelainan kardiovaskuler, sakit
kuning, sakit gula, infeksi pinggul, galaktoca, prikosit/ nenrosis, riwayat
kehamilan ektopik, riwayat molahidatidosa, varices berat, ibu sedang menyusui.
g.) Saat pemasangan norplant : pada saat sedang mentruasi atau 1 – 2 hari setelah
menstruasi selesai.
h.) Efek samping : perubahan dalam periode menstruasi merupakan keadaan yang
paling sering ditemui, kadang-kadang ada akseptor yang mengalami kenaikan
dalam berat badan.
i.) Tindak lanjut setelah pemasangan norplant : setelah norplant dipasang,
akseptor dipesan datang dua minggu kemudian 13 bulan, 25 bulan, 36 bulan atau
setiap waktu bila akseptor mengalami keluhan/ gangguan/ efek samping.
Beberapa sebab seorang akseptor di anjurkan datang ke klinik sebelum tanggal
yang di tentukan :
- Pemeriksaan rutin pada waktu pertama kali menstruasi setelah pemasangan
- Bila 2 bulan setelah pemasangan akseptor belum mendapat menstruasi. Hal
ini kadang-kadang terjadi, sehingga akseptor menjadi tidak tenang. Untuk
sebaiknya dilakukan test kehamilan.
- Bila akseptor ingin hamil lagi
- Bila akseptor akan pindah alamat, karena norplant merupakan metode yang
baru, tidak semua petugas dapat membuka pengangkatan/ pemasangan
norplant.

B. KB Suntik
1. Pengertian Kontrasepsi suntik
Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi berupa cairan yang
berisi hormon progesterone yang disuntikan ke dalam tubuh
wanita secara periodik (Irianto, 2012)
2. Jenis KB suntik
DMPA (Depo medroxy progesterone acetate) atau Depo
Provera yang diberikan tiap tiga bulan dengan dosis 150
miligram yang disuntik secara IM, Depo Noristerat diberikan
setiap 2 bulan dengandosis 200 mg Nore-tindron Enantat (Mulyani,
2013).
3. Efektifitas
Efektifitas Keluarga Berencana Sangat tinggi, angka kegagalan
kurang dari 1 %. Menurut WHO, DMPA (Depo medroxy
progesterone acetate) dengan dosis standart dengan angka
kegagalan 0,7%, asal penyuntikan dilakukan secara teratur
sesuai jadwal yang ditentukan
4. Cara kerja
Mekanisme metode suntik KB 3 bulan yaitu
a.Menghalangi terjadinya ovulasi dengan jalan menekan
pembentukan releasing faktor dan hipotalamus.
b. Leher serviks bertambah kental, sehingga menghambat
penetrasi sperma melalui serviks uteri.
c. Menghambat implantasi ovum dalam endometrium
5. Keuntungan
a. Efektifitas tinggi
b. Sederhana pemakaiannya
c. Cukup menyenangkan bagi akseptor (injeksi hanya 4 kali
dalam setahun)
d. Cocok untuk ibu-ibu yang menyusui anak
e. Tidak berdampak serius terhadap penyakit
gangguan pembekuan darah dan jantung karena
tidak mengandung hormon estrogen.
f. dapat mencegah kanker endometrium, kehamilan
ektopik, serta beberapa penyebab penyakit akibat radang
panggul.
6. Kekurangan
Kekurangan KB suntik menurut (Mulyani, 2013) adalah
1) Terdapat gangguan haid seperti amenore yaitu tidak datang
haid pada setiap bulan selam menjadi akseptor keluarga
berencana suntik 3 bulan berturut-turut. Spotting yaitu
bercak-bercak perdarahan di luar haid yang terjadi
selama akseptor mengikuti keluarga berencana suntik,
Metroragia yaitu perdarahan yang berlebihan diluar masa
haid. Menoragia yaitu datangnya darah haid yang
berlebihan jumlahnya.
2) Timbulnya jerawat di badan atau wajah dapat disertai
infeksi atau tidak bila digunakan dalam jangka panjang.
3) Berat badan yang bertambah 2,3 kg pada tahun
pertama dan meningkat 7,5 kg selama enam tahun.
4) Pusing dan sakit kepala
5) Bisa menyebakan warna biru dan rasa nyeri pada
daerah suntikan akibat perdarahan bawah kulit.
7. Efek samping kb suntik
1) Gangguan siklus haid
2) Depresi
3) Keputihan
4) Jerawat
5) Rambut rontok
6) Perubahan berat badan
2. KB SUNTIK DMPA ( Depomedroksi Progesteron Asetat )
1. Pengertian KB suntik DMPA
DMPA adalah kontrasepsi yang berisi depomedroksi
Progesterone Asetat 150 mg disuntik secara intramuskular di
daerah bokong yang diberikan setiap 3 bulan sekali (Saifuddin
dkk, 2006 ).
2. Cara Kerja
a. Mencegah Ovulasi
b. Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan
kemampuan penetrasi sperma.
c. Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi
d. Menghambat transportasi gamet oleh tuba (Saifuddin dkk,
2006)
3. Efektifitas
Kontrasepsi suntik memiliki efektivitas yang tinggi, dengan
0,3 kehamilan per 100 perempuan per tahun
4. Keuntungan
A. sangat efektif
B. Pencegahan kehamilan jangka panjang
C. Tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri
D. Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
E. Sedikit efek samping
F. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
G. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun
sampai perimenopause
H. Membantu mencegah kanker endometrium dan
kehamilan ektopik
I. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara
J. Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul
K. Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell)
5. Keterbatasan
a. Sering ditemukan gangguan haid.
b. Permasalahan berat badan merupakan efek samping
tersering.
c. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian
pemakaian.
d. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan
jangka panjang.
e. Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit
menurunkan kepadatan tulang (densitas)
6. indikasi progestin
a. Usia reproduksi
b. Nulipara dan yang telah memiliki anak
c. Menghentikan kontrasepsi jangka panjang dan yang
memiliki efektivitas tinggi
d. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
f. Setelah abortus atau keguguran
g. Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi
h. Perokok
i. Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah
gangguan pembekuan darah atau anemia bulan sabit
j. Menggunakan obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturat)
atau obat tuberkulosis (rifampisin )., Tidak dapat memakai
kontrasepsi yang mengandung estrogen
k. Anemia defisiensi besi
l. Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak
boleh menggunakan pil kontrasepsi kombinasi
7. kontraindikasi suntikan progestin
a.Hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada janin 7 per
100.000 kelahiran)
b.Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
c. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama
amenorea
d. Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara
e. Diabetes mellitus disertai komplikasi
8. Waktu mulai menggunakan kontrasepsi suntikan progestin
a. Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid
b. Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke 7 siklus haiddan
pasien tidak hamil.
c. Jika pasien pasca persalinan > 6 bulan, menyusui, serta
belum haid, suntikan pertama dapat diberikan,asal dapat
dipastikan ibu tidak hamil.
d. Bila pasca persalinan 3 minggu dan tidak menyusui, suntikan
kombinasi dapat diberikan.
e. Ibu pasca keguguran, suntikan progestin dapat diberikan.
f. Ibu dengan menggunakan metode kontrasepsi hormonal yang
lain dan ingin mengganti dengan kontrasepsi hormonal
progestin, selama ibu menggunakan kontrasepsi sebelumnya
secara benar, suntikan progestin dapat segera diberikan tanpa
menunggu haid.
g. Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontasepsi hormonal, dan ibu
ingin mengganti dengan suntikan kombinasi, maka suntikan
kombinasi dapat diberikan sesuai jadwal kontrasepsi
sebelumnya
h. Ibu yang menggunakan metode kontrasepsi nnon hormonal
dan ingin menggantinya dengan suntikkan kombinasi, maka
suntikan pertama dapat diberikan asal diyakini ibu tidak
hamil dan pemberiannya tanpa menunggu datangnya haid
9. Cara penggunaan kontrasepsi suntikan
b. Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan
cara disuntik intramuskuler dalam di daerah pantat.
c. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang
dibasahi oleh etil/ isopropil alkohol 60-90%. Biarkan kulit
kering sebelum disuntik. Setelah kulit kering baru disuntik.
d. Kocok dengan baik, dan hindarkan terjadinya gelembung-
gelembung udara. Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan.
Bila terdapat endapan putih pada dasar ampul,upayakan
menghilangkannya dengan menghangatkannya (Saifuddin dkk,
2006).
B. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana
a. Pengertian Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang di
gunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikirandan
tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan
keterampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk
pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien Asuhan
kebidanan terdiri dari tujuh langkah yang berurutan, yang di mulai
dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi.
Tujuh langkah yang dikembangkan Helen Varney tersebut
membentuk kerangka yang lengkap dan bisa di aplikasikan dalam
suatu situasi dan dapat dipertanggung jawabkan. (Farodis, 2012)
b. Tahapan asuhan kebidanan
Dalam praktiknya bidan menggunakan manajemen kebidanan
dalam memberikan asuhan kebidanan. Menurut Varney (2010),
manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan,
keterampilan-keterampilan dalam rangkaian/ tahapan yang logis
untuk pengambilan suatu keputusan berfokus pada klien.
Menurut Helen Varney langkah-langkah manajemen kebidanan
tersebut adalah:
1) Langkah I: Tahap pengumpulan data dasar
Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat
dan lengkap yang berkaitan dengan kondisi klien. Pendekatan
ini harus bersifat komprehensif meliputi data subjektif,
objektif, dan hasil pemeriksaan.
2) Langkah II : Interpretasi data dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis
atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi
yang benar atas dasar data-data yang telah dikumpulkan. Data
dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga
dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik.
Diagnosa wanita hamil normal meliputi nama, umur, gestasi
(G) paritas (P) abortus (A), umur kehamilan, tunggal, hidup,
intra-uteri, letak kepala, keadaan umum baik.
3) Langkah III : Mengidentifikasi diagnosa atau masalah
potensial dan mengantisipasi penanganannya
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa
potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis
yang telah diidentifikasikan..
4) Langkah IV : Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan
segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau
dokter dan atau untuk dikonsulkan atau ditangani bersama
dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan
kondisi klien.
5) Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini dilakukan perencanaan yang menyeluruh,
ditentukan langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini
merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosis atau
masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada
langkah ini informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat
dilengkapi.
6) Langkah VI : Pelaksanaan langsung asuhan efisien dan aman
Pada langkah ini, rencana asuhan yang menyeluruh di
langkah kelima harus dilaksanakan secara efisien dan aman.
7) Langkah VII: Mengevaluasi hasil tindakan
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan
yang sudah diberikan. Rencana dapat dianggap efektif jika
memang benar efektif dalam pelaksanaannya.
Pengkajian adalah tahap awal dari proses kebidanan dan
merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari
berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi suatu
kesehatan klien (Nursalam, 2009).
A. Data Subyektif
Data subjektif adalah data didapat dari klien sebagai
suatu pendapat terhadap situasi dan kejadian, informasi
tersebut tidak dapat ditentukan oleh tenaga kesehatan secara
independent tetapi melalui suatu system interaksi atau
komunikasi (Nursalam, 2009).
a. Biodata klien menurut Nursalam (2009), terdiri dari :
1.)Nama : Untuk mengetahui identitas pasien agar tidak keliru dengan
pasien lain serta untuk menjaga keakraban.
2.)Umur : Untuk mengetahui apakah pasien termasuk resiko tinggi.
3.)Agama : Untuk mengetahui kepercayaan klien terhadap agama yang
dianutnya dan mengenali hal-hal yang berkaitan dengan masalah asuhan
yang diberikan.
4.)Suku Bangsa : Untuk mengetahui faktor bawaan atau ras.

5.)Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebagai dasar


dalam memberikan asuhan.
6.)Pekerjaan : Untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan status
ekonomi klien dan apakah pekerjaan ibu / suami dapat mempengaruhi
kesehatan klien atau tidak.
7.)Alamat : Untuk mengetahui tempat tinggal klien dan menilai apakah
lingkungan cukup aman bagi kesehatannya serta memudahkan dalam
melakukan kunjungan rumah.
b. Alasan datang atau keluhan utama
Keluhan utama adalah mengetahui keluhan yang
dirasakan saat pemeriksaan. Keluhan utama pada akseptor
KB adalah untuk memeriksakan masalah perdarahan
bercak-bercak yang dialami klien
c. Riwayat menstruasi
Untuk mengetahui kapan mulai menstruasi, siklus
menstruasi, lamanya menstruasi, banyaknya darah
menstruasi, teratur/tidak menstruasinya, keluhan yang
dirasakan sakit waktu menstruasi disebut dismenorhoe
d. Riwayat perkawinan
Pada status perkawinan yang ditanyakan adalah
kawin syah, berapa kali, usia menikah berapa tahun,
dengan usia suami berapa, lama perkawinan, dan sudah
mempunyai anak belum (Estiwidani dkk, 2008).
e. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Untuk mengetahui jumlah kehamilan dan kelahiran,
riwayat persalinan yaitu jarak antara dua kelahiran, tempat
kelahiran, lamanya melahirkan, dan cara melahirkan.
Masalah/gangguan kesehatan yang timbul sewaktu hamil
dan melahirkan. Riwayat kelahiran anak, mencakup berat
badan bayi sewaktu lahir, adakah kelainan bawaan bayi,
jenis kelamin bayi, keadaan bayi hidup/mati saat dilahirkan
(Estiwidani dkk, 2008).
1. Riwayat penyakit
a. Riwayat penyakit sekarang
Dikaji penyakit yang berhubungan dengan keluhan atau
masalah utama (Varney, 2010).
b. Riwayat penyakit sistemik
Untuk mengetahui kemungkinan ada pengaruh
penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien.
Riwayat keluarga yang perlu ditanyakan seperti jantung,
ginjal, asma/TBC, hepatitis, DM (Diabetes Militus),
hipertensi, epilepsi, lain-lain).
c. Riwayat penyakit keluarga
Dikaji dengan penyakit yang menurun dan
menular yang dapat mempengaruhi kesehatan akseptor
KB. Sehingga dapat diketahui penyakit keturunan
misalnya hipertensi, jantung, asma, demam dan apakah
dalam keluarga memiliki keturunan kembar, baik dari
pihak istri maupun pihak suami (Varney, 2010).
8. Pola kebiasaan sehari-hari
Untuk mengetahui bagaimana kebiasaan pasien sehari-hari
dalam menjaga kebersihan dirinya dan bagaimana pola makanan
sehari-hari apakah terpenuhi gizinya atau tidak
a. Pola Nutrisi
Mengetahui seberapa banyak asupan nutrisi pada pasien.
Dengan mengamati adakah penurunan berat badan atau tidak
pada pasien.
b. Pola Eliminasi
Untuk mengetahui BAB dan BAK beberapa kali sehari warna
dan konsistensi.
c. Pola Istirahat
Untuk mengetahui berapa lama ibu tidur siang dan berapa
lama ibu tidur pada malam hari.
d. Pola Seksual
Untuk mengkaji berapa frekuensi yang dilakukan akseptor
dalam hubungan seksual.
e. Pola Hygiene
Mengkaji frekuensi mandi, gosok gigi, kebersihan perawatan
tubuh terutama genetalia berapa kali dalam sehari.
f. Aktivitas
Aktivitas akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah
atau adanya nyeri akibat penyakit-penyakit yang dialaminya.
9. Data Psikologis
Data pesikososial ini diberikan untuk mengetahui motivasi atau
mental pasien (Prawirohardjo, 2008).
B. Data Objektif
Data objektifadalah data yang sesungguhnya dapat diobservasi
dan dilihat oleh tenaga kesehatan (Nursalam, 2009).
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum
Untuk mengetahui apakah ibu dalam keadaan baik, cukup
atau kurang
b. Kesadaran
Untuk mengetahui kesadaran ibu apakah composmentis, samnolen atau
sopor
c. Tekanan darah
Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi atau hipotensi
dengan nilai satuannya. Normalnya 100/80 – 120/80 mmHg
d. Suhu
Untuk memastikan bahwa ibu dalam kondisi yang sehat
(Saifuddin, 2006). Suhu badan atas / batas normal : 35,5 –
37,50C
e. Respirasi
Untuk mengetahui frekuensi pernapasan pasien yang
dihitung dalam 1 menit (Saifuddin, 2006). Batas normalnya
12 – 20 x/menit
f. Nadi
Untuk mengetahui nasi pasien yang dihitung dalam menit.
Batas normalnya 69-100 x/menit
g. Tinggi badan
Untuk mengetahui tinggi badan pasien
h. Berat Badan
Untuk mengetahui berat badan pasien karena merupakan
salah satu efek samping KB pil
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan sistematis yaitu pemeriksaan dengan melihat klien
dari ujung rambut sampai ujung kaki (Nursalam, 2009), meliputi:
a. Kepala
a.) Rambut : Meliputi warna mudah rontok atau tidak dan
kebersihannya.
b.) Muka : Keadaan muka pucat atau tidak adakah kelainan,
adakah oedema.
c.) Mata : Untuk mengetahui apakah konjungtiva warna merah
muda dan sclera warna putih
d.) Hidung : Bagaimana kebersihannya,ada pengeluaran secret atau
tidak
e.) Telinga : Bagaimana kebersihannya, ada serumen atau tidak
f.) Mulut : Ada stomatis atau tidak, keadaan gigi,
gusi bedarah atau tidak
g.) Leher : Ada atau tidak pembesaran kelenjar thyroid,
ada benjolan atau tidak, adakah pembesaran kelenjar
limfe
h.) Dada dan Axilla : Untuk mengetahui keadaan payudara, simetris
atau tidak, ada benjolan atau tidak, ada nyeri atau tidak
i.) Abdomen : Apakah ada luka bekas operasi, ada benjolah
atau tidak, ada nyeri atau tidak
j.) Vulva Vagina : Untuk mengetahui keadaan vulva adakah tanda-
tanda infeksi, varices, pembesaran kelenjar bartolini dan perdarahan
k.) Inspekulo : Dilakukan untuk memastikan bahwa darimana asal
perdarahan tersebut
l.) Pemeriksaan Dalam : Untuk mengetahui apakah ada nyeri sentuh,
adakah benjolah atau tidak
m.) Anus : Apakah ada haemorhoid atau tidak
n.) Ekstremitas atas dan bawah : Ada cacat atau tidak oedema atau tidak
terdapat varices atau tidak
3. Pemeriksaan penunjang
Data penunjang diperlukan sebagai pendukung diagnose,
apabila diperlukan. Misalnya pemeriksaan laboratorium, seperti
pemeriksaan Hb dan Papsmear.
C. Perumusan Analisa diagnosis dan masalah
Analisa merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut
Varney langkah kedua, ketiga dan keempat, meliputi diagnosis/masalah
kebidanan, diagnosis/masalah potensial dan kebutuhan segera yang harus
diidentifikasi menurut kewenangan bidan melalui tindakan mandiri, tindakan
kolaborasi dan tindakan merujuk klien
D. Penatalaksanaan
Rencana asuhan dibuat sesuai dengan masalah yang ditemukan dalam
pengkajian, meliputi:
a) Jelaskan hasil pemeriksaan
Menjelaskan hasil pemeriksaan dengan bahasa yang mudah dimengerti
sangat penting agar pasien memahami kondisinya dan dapat mengambil
keputusan terkait dengan masalah yang dihadapi
b) Berikan KIE sesuai dengan kebutuhan pasien.
c) Menganjurkan untuk melakukan kunjungan ulang.

Anda mungkin juga menyukai