Oleh :
TRIVHANY SAGITA
NIM : 1214202212
Skripsi
Diajukan sebagai
Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Keperawatan
Oleh :
TRIVHANY SAGITA
NIM : 1214202212
HALAMAN PERSEMBAHAN
untuk mereka dan jauhkanlah mereka nanti dari panasnya sengat hawa api
nerakamu..
Untukmu Papa (VERA GUSTA),,,Mama (HERLINDA)...Terimakasih....
"Hidupku terlalu berat untuk mengandalkan diri sendiri tanpa melibatkan bantuan Tuhan
dan orang lain.
"Tak ada tempat terbaik untuk berkeluh kesah selain bersama sahabat-sahabat terbaik..
Terimakasih kuucapkan Kepada Teman sejawat Saudara seperjuangan PSIK 12
Kalian semua bukan hanya menjadi teman dan sahabat yang baik,
kalian adalah saudara bagiku!!
Untuk ribuan tujuan yang harus dicapai, untuk jutaan impian yang akan dikejar, untuk
sebuah pengharapan, agar hidup jauh lebih bermakna, hidup tanpa mimpi ibarat arus
sungai. Mengalir tanpa tujuan. Teruslah belajar, berusaha, dan berdoa untuk
menggapainya.
Jatuh berdiri lagi. Kalah mencoba lagi. Gagal Bangkit lagi.
Never give up!
Sampai Allah SWT berkata waktunya pulang
Hanya sebuah karya kecil dan untaian kata-kata ini yang dapat
kupersembahkan kepada kalian semua,, Terimakasih beribu terimakasih kuucapkan..
Atas segala kekhilafan salah dan kekuranganku,
kurendahkan hati serta diri menjabat tangan meminta beribu-ribu kata maaf tercurah.
Skripsi ini kupersembahkan. -by Any C.
Bukittinggi , 24 Februari 2016
Nama
: TRIVHANY SAGITA
NIM
: 1214202212
Tempat /TanggalLahir`
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Status
: Belum Menikah
Negeri Asal
: Kota Solok
Alamat
: Vera Gusta
Pekerjaan
: PT. Telkom
NamaIbu
: Herlinda
Pekerjaan
Alamat
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Taman Kanak Pautan Hati Koto Baru, Tamat Tahun 2000
2. Sekolah Dasar Negeri (SDN) 09 PPA Pandan, Tamat Tahun 2006.
3. Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Kota Solok, Tamat Tahun
2009.
4. Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Kota Solok, Tamat Tahun 2012.
5. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Fort De Kock , Program Studi Ilmu
Keperawatan Tahun 2012 sampai sekarang.
Post
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Skripsi ini
yang berjudul Efektivitas Pijat Oksitoksin Terhadap Tinggi Fundus Uteri
Pada Ibu Postpartum Normal di Bidan Praktek Swasta RITA Kota
Bukittinggi Tahun 2016 penyusunan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah
satu syarat menyelesaikan pendidikan Sarjan Keperawatan, pada Program Studi
Ilmu Keperawatan Sekolah Tingi Ilmu Kesehatan Fort De Kock Bukittinggi.
Dalam kesempatan ini penulis ucapkan terimakasih pada kedua orang tua
tercinta, kakak-kakak, adik, teman-teman serta orang yang terdekat lainnya yang
telah memberikan dukungan baik secara moral dan materil. Selanjutnya, kepada
Ibu Ns. Yelmi Reni Putri, S.Kep, MAN selaku dosen pembimbing I dan kepada
Ibu Ns. Ratna Dewi, S.Kep, M.Kep selaku pembimbing II yang memberikan
pengarahan, masukan dan bimbingan, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Skripsi ini. Maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Ibu Dr. Hj. Evi Hasnita, S.Pd, Ns, M.Kes selaku Ketua STIKes Fort
De Kock Bukittinggi yang telah memberikan fasilitas untuk kelancaran
pendidikan.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PERSEMBAHAN
ABSTRACK
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ....................................................................................
iii
vi
vii
viii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...........................................................................
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Post Partum...................................................................
10
1. Pengertian................................................................. ............
10
10
B. Konsep Persalinan.......................................................................
13
1. Penngertian........................................................ ...................
13
2. Tahap-Tahap Persalinan.......................................................
14
15
1. Pengertian .............................................................................
15
15
17
18
1. Pengertian....................................................................... .......
18
18
20
21
23
1. Pengertian SubInvolusi......................................................... 23
2. SubInvolusi dapat terjadi pada............................................. 24
F. Konsep Pijat Oksitosin .................................................................
28
1. Pengertian....................................................................... .......
28
28
28
29
5. Kerangka Teori. .
34
35
B. Defenisi Operasional................................
36
C. Hipotesa. ..
36
37
37
BAB V
37
39
40
42
44
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi ............................................................
46
46
BAB VI PEMBAHASAN
A. Analisa Univariat ........................................................................
51
55
60
B. Saran.. ......................................................
61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Perubahan Tinggi Fundus Uteri
21
30
30
31
31
32
32
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 2. Format Persetujuan (Informed Concent)
Lampiran 3. Lembar Observasi Kelompok Eksperimen
Lampiran 4. Lembar Observasi Kelompok Kontrol
Lampiran 5. Standar Operasional Prosedur Pijat Oksitosin
Lampiran 6. Rata-rata Tinggi Fundus Uteri Sebelum dan Setelah Pijat
Oksitosin Pada Kelompok Eksperimen
Lampiran 7. Rata-rata Tinggi Fundus Uteri Sebelum dan Setelah
Tanpa Pijat Oksitosin Pada Kelompok Kontrol
Lampiran 8. Perbedaan Rata-rata Tinggi Fundus Uteri Pada Kelompok
Eksperimen Dan Kelompok Kontrol
Lampiran 9. Master Tabel
Lampiran 10. Dokumentasi
Lampiran 11. Surat Izin Pengambilan Data Awal
Lampiran 12. Surat Balasan dari Bidan Praktek Swasta Rita
Lampiran 13. Surat Uji Legalitas
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1
Tabel 5.2
Tabel 5.3
Tabel 5.4
Tabel 5.5
Tabel 5.6
Tabel 5.7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan ibu merupakan salah satu perhatian dari World Healt
Organization (WHO) karena angka kematian ibu (AKI) merupakan salah
satu indikator utama derajat kesehatan suatu negara. Tahun 2012,
sebanyak
99
kematian
ibu
akibat
masalah
persalinan
atau
kelahiran.(WHO, 2012)
WHO mendefinisikan perdarahan postpartum sebagai perdarahan
yang melebihi 500 ml dalam 24 jam setelah bayi lahir, namun secara
praktis hal ini tidak dapat digunakan sebagai standar penilaian karena
sering pasien datang dalam kondisi secara klinik presyok atau syok.
Perdarahan dapat terjadi segera setelah bayi lahir, selama pelepasan dan
setelah
plasenta
lahir.
Berdasarkan
waktu
terjadinya
perdarahan
mungkin akan terjadi dalam masa 40 hari, hal ini mngkin disebabkan
karena ibu tidak mau menyusui takut untuk mobilisasi atau aktifitas yang
kurang (Bobak,2004).
Involusi merupakan suatu proses uterus kembali ke kondisi
sebelum hamil dengan berat 60 gram. Proses ini dimulai segera setelah
plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Pada akhir kala 3
persalinan, uterus berada di garis tengah, kira-kira 2 cm di bawah
umbilicus dengan bagian fundus berdasar pada promontorium sakrali.
ibu post partum normal di Bidan Praktek Swasta RITA Bukittinggi tahun
2016.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan masalah
penelitian Bagaimanakah Efektifitas Pijat Oksitosin Terhadap Tinggi
Fundus Uteri Pada Ibu Postpartum Normal Di Bidan Praktek Swasta RITA
Bukittinggi tahun 2016 .
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektifitas Pijat
Oksitosin Penurunan Tinggi Fundus Uteri Pada Ibu Post Partum Normal di
Bidan Praktek Swasta RITA Bukittinggi tahun 2016.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui rata-rata tinggi fundus uteri sebelum dilakukan pijat
oksitosin pada kelompok eksperimen
b. Diketahui rata-rata tinggi fundus uteri sesudah dilakukan pijat
oksitosin pada kelompok eksperimen
c. Diketahui rata-rata tinggi fundus uteri sebelum tanpa pijat oksitosin
pada kelompok kontrol
d. Diketahui rata-rata tinggi fundus uteri sesudah tanpa pijat oksitosin
pada kelompok kontrol
setelah pijat
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Responden
Memberikan informasi kepada ibu postpartum tentang pijat
oksitosin yang dapat mempercepat penurunan tinggi fundus uterinya.
2. Bagi peneliti
Untuk menambah wawasan bagi tenaga kesehatan yang
melakukan pelayanan kesehatan pada pasien ibu post partum normal
tentang Efektivitas Pelaksanaan Pijat Oksitoksin terhadap Penururan
Tinggi Fundus Uteri.
3. Institusi Pelayanan
Sebagai bahan masukan bagi institusi pelayanan kesehatan
dalam meningkatkan kesehatan dan mengurangi AKI serta perdarahan
pada ibu post partum setelah memberikan pijat oksitoksin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Post Partum
1. Defenisi Post Partum
Periode post partum merupkan masa setelah melahirkan yang
dimulai setelah plasenta lahir sampai organ-organ reproduksi kembali
ke keadaan normal sebelum hamil yang berlangsung selama 6 minggu
(Bobak 2005 ; Ernawati 2012,p.8)
2. Perawatan Post Partum
a. Pengertian Perawatan Post Partum
Perawatan post partum merupakan perawatan terhadap wanita yang
telah melahirkan sampai alat-alat reproduksinya kembali seperti
sebelum hamil (Herlina 2009 ; Ernawati 2012,p.16)
b. Perawatan Post Partum
1) Ambulasi Dini
Di sebut juga early ambulation. Early ambulation adalah
kebijakan untuk selekas mungkin membimbing klien keluar
dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin
berjalan. (Bahiyatun 2009 ; Eva 2010,p.39).
2) Gizi
Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk
keperluan metabolismenya. Kebutuhan gizi pada masa nifas
8) Seksual
Apabila perdarahan telah berhenti dan episiotomi sudah
sembuh maka coitus bisa dilakukan 3-4 minggu post partum.
Secara fisik aman untuk melakukan hubungan suami istri
begitu darah merah berhenti dan ibu tidak merasa nyeri. (Eva
2010,p.43)
9) Latihan senam nifas.
Senam kegel mempunyai beberapa manfaat antara lain
membuat jahitan lebih rapat, mempercepat penyembuhan,
meredakan hemoroid, meningkatkan pengendalian atas urin.
Caranya dengan berdiri dengan tungkai dirapatkan, kencangkan
otot-otot pantat dan pinggul tahan sampai 5 hitungan.
Kendurkan dan ulangi lagi latihan sebanyak 5 kali. (Ambarwati
2008 ; Eva 2010,p.43)
B. Persalinan
1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput
ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika
prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37
minggu) tanpa disertai adanya penyulit (Depkes APN 2008 ; Eva
2010,p.20)
d. Persalinan Kala IV
Kala empat adalah pengawasan selama dua jam setelah bayi dan
uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama bahaya perdarahan
post partum (Sarwono 2006 ; Eva 2010,p.25).
C. Masa Nifas
1. Pengertian Masa Nifas
Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
semula seperti sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama 6-8
minggu. Selama masa pemulihan berlangsung, ibu akan mengalami
banyak perubahan, baik secara fisik maupun fisiologis. (Sulistyawati
2009,p.1)
2. Pengawasan Masa Nifas
Pengawasan pada masa nifas ini dilakukan untuk menilai keadaan
ibu dan bayinya untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah.
Hal hal yang perlu dipantau pada masa nifas adalah :
a. Kunjungan pertama (6 8 jam setelah persalinan),
1) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
2) Mendeteksi dan merawat penyebab perdarahan, rujuk jika
perdarahan berlanjut.
3) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota
keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena
atonia uteri
kesehatan
yang
menolong
persalinan
harus
involusio
uterus
berjalan
normal,
uterus
ibu
menyusui
dengan
baik
dan
tidak
untuk
sehat
sempurna
dapat
berlangsung
selama
b. Atropi jaringan
Jaringan yang berpoliferasi dengan adanya estrogen dalam
jumlah besar kemudian mengalami atropi sebagai reaksi terhadap
penghentian produksi estrogen yang menyertai pelepasan plasenta.
Selain perubahan atrofi pada otot-otot uterus, lapisan desidua akan
mengalami atrofi dan terlepas dengan meninggalkan lapisan basal
yang akan beregenerasi menjadi endometrium yang baru.
c. Efek oksitoksin ( kontraksi)
Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna
segera setelah bayi lahir,diduga terjadi sebagai respon terhadap
penurunan volume intra uterin yang sanagat besar. Hormon
oksitosin yang dilepas dari kelenjer hipofisis memperkuat dan
mengatur kontraksi uterus, mengompresi pembuluh darah dan
membantu proses hemostatis. Kontraksi dan reaksi otot uterin akan
mengurangi suplai darah ke uterus. Proses ini akan membantu
mengurangi bekas luka tempat implantasi pelepasan plasenta serta
mengurangi
perdarahan.
Luka
bekas
perlekatan
plasenta
endometrium.
f. Luka sembuh sempurna pada 6-8 minggu post partum.
g. Segera setelah persalinan, tinggi fundus uteri 2 cm di bawah pusat,
12 jam kemudian kembali 1 cm diatas pusat dan menurun kira-kira
1 cm setiap hari.
h. Pada hari ke 2 setelah persalinan tinggi fundusuteri 1 cm di bawah
pusat. Pada hari ke 3-4 tinggi fundus uteri 2 cm di bawah pusat.
Pada hari 5-7 tinggi fundus uteri setengah pusat simpisis. Pada
ahari ke 10 tinggi fundus uteri tidak teraba. (Ambarwati &
Wulandari 2010,p.75)
Gambar 2.1
perubahan tinggi fundus
E. SubInvolusi
1. Pengertian SubInvolusi
SubInvolusi adalah kegagalan perubahan fisiologis pada sistem
reproduksi pada masa nifas yang terjadi pada setiap organ dan saluran
yang reproduktif.
2. SubInvolusi dapat terjadi pada :
a. SubInvolusi Uterus
1) Pengertian
SubInvolusi uterus adalah kegagalan uterus untuk mengikuti
pola normal involusi / proses involusi rahimtidak berjalan
sebagaimana mestinya sehingga pengecilan uterus terhambat.
2) Tanda dan Gejala
a) Konsistensi uterus lembek
b) Pengeluaran lochea seringkali gagal berubah
c) Terdapat bekuan darah
d) Lochea berbau menyengat
3) Penyebab
a) Terlalu sering melahirkan
b) Faktor umur
c) Ligamen, fasia dan jaringan penunjang serta alat genitalia
sudah berkurang elastisitasnya.
d. SubInvolusi Serviks
1) Pengertian
Subinvolusi serviks adalah kegagalan serviks berubah kebentuk
semula seperti sebelum hamil.
2) Tanda dan Gejala
a) Konsistensi serviks lembek
b) Perdarahan
3) Penyebab
a) Multiparitas
b) Terjadi ruptur saat persalinan
c) Lemahnya elastisitas serviks
e. SubInvolusi Lochea
1) Pengertian
Subinvolusi
lochea
adalah
tidak
ada
perubahan
pada
c) Perdarahan
d) Demam, menggigil
3) Penyebab
a) Bekuan darah pada serviks
b) Uterus tidak berkontraksi
f. SubInvolusi Vulva dan Vagina
1) Pengertian
Subinvolusi vulva dan vagina adalah tidak kembalinya bentuk
dan konsistensi vulva dan vagina seperti semula setelah
beberapa hari post partum
2) Tanda dan Gejala
a) Vulva dan vagina kemerahan
b) Terlihat oedem
c) Konsistensi lembek
3) Penyebab
a) Elastisitas vulva dan vagina lemah
b) Infeksi
c) Terjadi robekan vulva dan vagina saat partus
d) Ekstrasi cunam
g. SubInvolusi Perineum
1) Pengertian
Subinvolusi perineum adalah tidak ada perubahan perineum
setelah beberapa hari persalinan
F. Pijat Oksitoksin
1. Pengertian Pijat Oksitosin
Pijat oksitosin adalah pemijatan pada daerah tulang belakang
leher, punggung atau sepanjang tulang belakang ( vertebrae ) sampai
tulang costa ke lima sampai ke enam. Pijatan ini berfungsi untuk
meningkatkan hormon oksitosin yang dapat menenangkan ibu,
sehingga ASI pun otomatis keluar (Depkes RI, 2007)
2. Manfaat pijat oksitoksin
a. Mencegah terjadinya perdarahan postpartum.
b. Mempercepat involusi
c. Meningkatkan ASI.
d. Memperlancar ASI.
hipofise
posterior
untuk
mengeluarkan
oksitosin
mengurangi
bekas
luka
implantasi
plasenta
serta
Gambar 2.3
Terlungkup di sandaran kursi
3) Memasang handuk.
4) Melumuri kedua telapak tangan dengan minyak atau baby oil.
5) Memijat sepanjang kedua sisi tulang belakang ibu dengan
menggunakan dua kepala tangan, dengan ibu jari menunjuk ke
depan. Area tulang belakang leher, cari daerah dengan tulang
yang paling menonjol, namanya processus spinosus/cervical
vertebrae 7.
Gambar 2.4
Processus Spinosus/Cervical Vertebrae 7
Gambar 2.5
Membentuk Gerakan-Gerakan Melingkar Kecil-Kecil
dengan Kedua Ibu Jari
Gambar 2.7
Pijat oksitoksin
b. Evaluasi
1) Menanyakan kepada ibu seberapa ibu paham dengan pijat
oksitoksin yang dilakukan.
2) Evaluasi perasaan ibu.
3) Simpulkan hasil kegiatan.
4) Lakukan kontak kegiatan selanjutnya.
5) Perawat mencuci tangan.
c. Dokumentasi
Catat hasil tindakan yang di lakukan, tanggal, jam, nama, kegiatan,
dan hasil.
G. Kerangka Teori
Proses Melahirkan
Kala I
Kala II
Kala III
KalaIV
1. Senam Nifas
2. Mobilisasi Dini
3. Menyusui Dii
4. Gizi
5. Psikologis
Involusi
6. Umur
7. Paritas
8. Pijat Oksitosin
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Skema 3.1 Kerangka Konsep
Kelompok
Eksperimen
Tinggi Fundus
Uteri Sebelum
Intervensi
Pijat Oksitosin
Tinggi Fundus
Uteri Setelah
Kelompok
Kontrol
Tinggi Fundus
Uteri Sebelum
Tanpa Pijat
Oksitosin
Tinggi Fundus
Uteri Setelah
Tanpa Pijat
Oksitosi
B. Defenisi operasional
Tabel 3.1 Defenisi Operasional
Alat
No
Variabel
1.
Pijat
oksitosin
2.
Fundus
uteri
Defenisi
Operasional
Cara Ukur
Skala
Hasil Ukur
Ukur
Meteran
Penurunan
Pengukuran Meteran
fundus uteri tinggi
selama 3 hari fundus uteri.
post partum
setelah
dilakukan
pijat
oksitosin
dengan
satuan centi
meter
Ukur
a. Dilakukan
Ordinal
b. Tidak
dilakukan
a. Normal jika
turun 1 cm /
hari
b. Cepat bila >
1 cm / hari
C. Hipotesa
Ada hubungan pijat oksitosin terhadap penurunan tinggi fundus uteri
Ordinal
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen dengan
rancangan penelitian yang digunakan adalah Pre Test dan Post Test Two
Group Design. Pengukuran dalam desain ini kelompok eksperimen di beri
pelakuan dan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan.
Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Perlakuan
R (Kelompok Eksperimen)
R(Kelompok Kontrol)
Posttest
02
02
D. Pengumpulan Data
1. Alat pengumpulan data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pedoman observasi untuk variabel independen dan variabel dependen.
Pedoman observasi yang berkaitan dengan perlakuan pijat oksitosin
pada pasien post partum normal.
2. Cara pengumpulan data
Kelompok Eksperimen
a. Memilih responden sesuai dengan criteria inklusi
b. Menjelaskna maksud dan tujuan dari penelitian
c. Meminta persetujuan responden dengan memberikan informed
d. Melakukan pengkajian sebelum memberikan pijat oksitosin yaitu
dengan melihat apakah ada komplikasi pasca persalinan
e. Melakukan pengukuran tinggi fundus uteri sebelum dilakukan pijat
oksitosin
f. Memberikan panduan untuk melakukan pijat oksitosin dan
melakukannya 2 3 menit
g. Mencatat data yang didapat dalam lembar observasi, selama 3 hari
berturut-turut pada jam yang sama.
h. Melakukan analisa data.
Kelompok Kontrol
a. Tidak dilakukan pijat oksitosin
b. Pengukuran tinggi fundus uteri di ukur pada hari yang sama pada
kelompok eksperimen
E. Alur Penelitian
1. Kelompok Eksperimen
Pada hari pertama, 2 jam post partum
a. Memilih responden sesuai dengan criteria inklusi
b. Menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian ( 5 menit)
c. Meminta persetujuan responden dengan memberikan informed
d. Melakukan pengkajian sebelum memberikan pijat oksitosin, yaitu
dengan melihat apakah ada komplikasi pasca persalinan.
e. Melakukan pengukuran tinggi fundus uteri sebelum dilakukan pijat
oksitosin
f. Memberikan panduan untuk melakukan pijat oksitosin (3 menit)
g.
b. Coding
Merupakan tahap kedua dari pengolahan data, dimana proses ini
penting dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam mengelola
data yang masuk.
c. Entry
Pada tahap ini dimasukkan kegiatan proses data terhadap semua
data yang lengkap dan benar untuk dianalisa. Pengolahan data
dilakukan dengan cara meng-entry data ke paket program computer
SPSS.
d. Cleaning
Merupakan tahap terakhir proses pengolahan data. Pada tahap ini
peneliti melakukan pengecekan kembali terhadap data yang sudah
di entry, apakag ada kesalahan atau tidak.
2. Analisa Data
a. Analisa Univariat
Analisa ini dilakukan dengan distribusi frekuensi presentase tiap
variable yaitu, diketahui rata-rata penurunan tinggi fundus uteri
yang diberi perlakuan dengan yang tidak diberi perlakuan.
b. Analisa Bivariat
Analisa ini dilakukan untuk melihat perbedaan tinggi fundus uteri
dengan ibu yang diberi perlakuan dengan ibu yang tidak diberi
perlakuan. Untuk mengetahui nilai tersebut digunakan uji dua
mean (uji T) independen dan dependen dengan tingkat kemaknaan
= 0,05, uji T dilakukan untuk melihat membedakan dua
G. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan izin
kepada responden untuk mendapatkan persetujuan penelitian. Setelah
mendapatkan persetujuan penelitian. Setelah mendapatkan persetujuan
barulah peneliti melakukan penelitian dengan menegakkan masalah etika.
Menurut Aziz Alimul (2007,P.39), masalah etika dalam penelitian
meliputi :
1. Informed Concent
Merupakan cara persetujuan anatara peneliti dengan responden
penelitian
dengan
memberikan
lembar
persetujuan.
Lembar
kerahasiaannya oleh
BAB V
HASIL PENELITIAN
Tabel 5.1
Distribusi Rata-rata Tinggi Fundus Uteri Pada Ibu Post Partum Normal
Sebelum di Berikan Pijat Oksitosin di BPS Bukittinggi Tahun 2016
Standar
Variabel
Mean
Min
Max
Deviasi
Pre-test
13,20
12
15
1,304
Dari tabel diatas hasil analisis didapatkan rata-rata sebelum
dilakukan pijat oksitosin 13,20 , nilai minimum 12 dan nilai maximum 15
dengan standar deviasi 1,304.
Tabel 5.2
Distribusi Rata-rata Tinggi Fundus Uteri Pada Ibu Post Partum Normal
Setelah di Berikan Pijat Oksitosin di BPS Rita Bukittinggi Tahun 2016
Variabel
Post-test
Mean
6,20
Min
5
Max
8
Standar
Deviasi
1,095
Mean
12,20
Min
11
Max
15
Standar
Deviasi
1,643
Tabel 5.4
Distribusi Rata-rata Tinggi Fundus Uteri Pada Ibu Post Partum Normal
Sesudah Tanpa di Berikan Pijat Oksitosin di BPS Rita Bukittinggi Tahun
2016
Variabel
Post-test
Mean
12,00
Min
11
Standar
Deviasi
1,732
Max
15
Variabel
Pre - Post
test
Mean
Standar
Deviasi
Std.
Error
Mean
7,00
1,871
0,837
95% Confidence
Of The
Difference
Lower Upper
4,677
9,323
df
Sig. (2Tailed)
8,367
0,001
Tabel 5.6
Distribusi Rata-rata Tinggi Fundus Uteri Pada Ibu Post Partum Normal
Sebelum dan Sesudah Tanpa di Berikan Pijat Oksitosin di BPS Rita
Bukittinggi Tahun 2016
Variabel
1
(Negative
Ranks)
Mean
Rank
Z score
1,00
-1,000
0,317
Mean Rank
3,00
Z
score
-2677 0,007
Tanpa Pijat Oksitosin
8,00
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Analisa Univariat
1. Tinggi fundus uteri pada ibu post partum normal sebelum diberikan
pijat oksitosin
Rata-rata tinggi fundus uteri sebelum diberi pijat oksitosin
perlakuan 13,20 dengan standar deviasi 1,304 dan nilai maksimum
adalah 15 dan nilai minimum 12.
Upaya untuk mengendalikan terjadinya perdarahan dari tempat
plasenta dengan memperbaiki kontraksi dan retraksi serat myometrium
yang kuat dengan pijatan oksitoksin. Oleh karena itu upaya untuk
mempertahankan kontraksi uterus melalui pijatan untuk merangsang
keluarnya hormone oksitoksin merupakan bagian penting dari
perawatan post partum (Bobak, 2005 ).
Penelitian ini juga diperkuat oleh Sri Sat Tati Hamrani pada
tahun 2010 yang berjudul pengaruh pijat oksitosin terhadap involusi
uterus pada ibu post partum yang di lakukan pada RS Kabupaten
Klaten didapatkan bahwa pijat oksitosin berpengaruh terhadap
penurunan tinggi fundus uteri dengan nilai Sig=0,000
Menurut asumsi peneliti sebelum dilakukan pijat oksitosin
dalam teorinya tinggi fundus uteri setelah post partum 2 cm dibawah
pusat, 12 jam kemudian kembali 1 cm di atas pusat dan menurun kirakira turun 1cm / hari. Efek dari pijat oksitosin ini adalah merangsang
50
Involusi uterus
dibandingkan
3. Tinggi fundus uteri pada ibu post partum normal pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol
Rata-rata tinggi fundus uteri pada kelompok eksperimen adalah
3,00 dengan nilai minimumnya 6. Sedangkan rata-rata penurunan
tinggi fundus uteri pada kelompok kontrol adalah 8,00 dengan nilai
minimunnya 11. Hasil uji statistic didapatkan perbedaan penurunan
tinggi fundus uteri (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol)
dengan nilai p = 0,007
whitney
dapat
disimpulkan
ada
perbedaan
antara
kelompok
t-test.
Menunjukkan
adanya
perbedaan
rata-rata
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang efektifitas
pijat oksitosin terhadap penurunan tinggi fundus uteri ibu post partum
normal di BPS Rita Bukittinggi, dapat disimpulkan bahwa :
1. Rata-rata tinggi fundus uteri sebelum diberikan pijat oksitosin pada
kelompok eksperimen dengan mean = 13,20
2. Rata-rata tinggi fundus uteri setelah diberikan pijat oksitosin pada
kelompok eksperimen dengan mean = 6,20
3. Rata-rata tinggi fundus uteri sebelum tanpa diberikan pijat oksitosin
pada kelompok kontrol dengan mean = 12,20
4. Rata-rata tinggi fundus uteri setelah tanpa diberikan pijat oksitosin
pada kelompok kontrol dengan mean = 12,00
5. Rata-rata tinggi fundus uteri sebelum dan sesudah diberikan pijat
oksitosin pada kelompok eksperimen dengan mean 7,00
6. Rata-rata tinggi fundus uteri sebelum tanpa diberikan pijat oksitosin
dan setelah tanpa diberikan pijat oksitosin pada kelompok kontrol,
hanya 1 orang yang mengalami penurunan tinggi fundus uteri sebelum
dan setelah tanpa pijat oksitosin, dengan mean rank 1,00. Berdasarkan
hasil analisis wilcoxon didapatkan nilai Z = -1,000
fundus uteri serta nilai p = 0,317
untuk tinggi
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti maka ada
beberapa hal yang ingin peneliti kemukakan agar dapat meningkatkan
pelayanan kesehatan yaitu :
1. Bagi petugas kesehatan
Petugas kesehatan agar dapat memahami tentang teknik pijat
oksitosin dan cara pelaksanaannya. Sehingga, dapat melakukan
pelaksanaan pijat oksitosin pada ibu post partum normal karena sangat
membantu dalam proses involusi uterus.
2. Bagi responden
Diharapkan kepada responden yang post partum normal agar
tidak menolak dilakukan teknik pijat oksitosin ini, karena pijat
oksitosin ini selain dapat mempercepat proses involusi juga dapat
memperlancar ASI. Pijat ini dimulai pada saat 2 jam setelah post
partum normal.
3. Bagi peneliti lain
Diharapakan kepada peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat
dijadikan referensi dalam kegiatan pembelajaran sehingga perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel lebih besar,
dan waktu penelitian yang lebih lama, sehingga penerapan teknik pijat
oksitosin ini dapat berpengaruh dalam membantu proses involusi.
DAFTAR PUSTAKA
Dalam
Keperawatan
Leneno, Kenneth J, dkk. (2009). Obstetri Williams Panduan Ringkas. Edisi 21.
Jakarta : EGC.
Leli, Maria, Wiwi. Pengaruh Pijat Oksitoksin Terhadap Involusiuterus pada Ibu
Post Partum RSHSN Bandung. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Pajajaran.
M, Leach, Richard, dan M, Wiener, Charles. (2007). At a Glance Sistem
Endokrin. Edisi 2. Jakarta : Erlangga.
Martin, dkk. (2002). Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi dan
Keluarga. Edisi 18. Vol 2. Jakarta : EGC.
Maharani. Pengaruh Pijat Oksitoksin Terhadap Involusi Uterus Pada Ibu Post
partum dengan Persalinan Lama Di rumah sakit Wilayah Kelaten.
Nursalam. (2011) Konsep dan Penerapan
Keperawatan.Jakarta: Medika Salemba.
Metodologi
penelitian
Ilmu
Rahmawati, Eni Nur. Ilmu Praktis Kebidanan. Jakarta : Victory Inti Cipta.
Saminem. (2009) Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan normal. Jakarta : EGC.
Sulistyawati, Ari.(2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan dan Nifas .Yogyakarta :
C.V Andi Offset.
Sumanti, Arif. (2011) Metodelogi Penelitian Kesehatan.Jakarta: Kencana.
Siti, Imas. Pengaruh pijat Oksitoksin Terhadap Pengeluaran Kolostrum di Rumah
Sakit Muhammadiah Bandung.Stikes Jendral A. Yani Cimahi
Varney, Helen,dkk. (2007). Buku Ajar Sauhan Kebidanan. Edisi 4. Volume 2.
Jakarta : EGC.
Lampiran 1
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth :
Bapak / Ibu Calon Responden
Di Tempat
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini mahasiswa STIKes Fort De Kock
Bukittinggi Program Studi Ilmu Keperawatan:
Nama
: Trivhany Sagita
NIM
: 1214202212
Pendidikam
: Ilmu Keperawatan
(Trivhany Sagita)
Lampiran 2
FORMAT PERSETUJUAN
(INFORMED CONCENT)
Umur
Tempat/Tgl.Lahir
Alamat
: Trivhany Sagita
NIM
: 1214202212
Judul Penelitian
Saya menyadari bahwa penelitian ini tidak akan berakibat negatif terhadap
saya, sehingga jawaban yang saya berikan adalah yang sebenarnya dan akan
dirahasiakan.
Demikian pernyataan ini saya buat agar dapat digunakan sebagaimana
mestinya.
Bukittinggi, November 2015
Responden
(...)
Lampiran 3
LEMBAR OBSERVASI
No. Responden
A. Identitas Klien
1. Nama
2. Umur
3. Riwayat Obstetri
: G........P........A........H........
4. Pekerjaan
5. Pendidikan terakhir
5:PT
B. Lembar Observasi
Pengukuran Tinggi Fundus Uteri Sebelum dan Sesudah diberikan
Pijatan Oksitoksin Pada Kelompok Eksperimen Ibu Post Partum
Normal
N
O
1
2
3
4
5
No
Responden
Hari
2
1
Tgl /
JAm
Pre
Post
Tgl
/
Jam
Pre
3
Post
Tgl
/
Jam
Pre
Post
Lampiran 4
LEMBAR OBSERVASI
No. Responden
A. Identitas Klien
1. Nama
2. Umur
3. Riwayat Obstetri
: G........P........A........H........
4. Pekerjaan
5. Pendidikan terakhir
5:PT
B. Lembar Observasi
Pengukuran Tinggi Fundus Uteri Sebelum dan Sesudah diberikan
Pijatan Oksitoksin Pada Kelompok Kontrol Ibu Post Partum Normal
N
O
1
2
3
4
5
No
Responden
Hari
2
1
Tgl /
JAm
Pre
Post
Tgl
/
Jam
Pre
3
Post
Tgl
/
Jam
Pre
Post
Lampiran 5
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PIJAT OKSITOKSIN
KOMPETENSI
INDIKATOR
Pengertian
Pijat oksitiksin adalah pemijatan pada daerah tulang belakang
leher, punggung atau sepanjang tulang belakang ( vertebrae
)sampai tulang costa ke lima sampai ke enam. Pijatan ini
berfungsi untuk meningkatkan hormon oksitosin yang dapat
menenangkan ibu, sehingga ASI pun otomatis keluar.
Persiapan Alat
Prosedur
Tindakan
1. Kursi.
2. Meja.
3. Handuk.
1. Perawat cuci tangan
2.Buka pengait kutang/ lepaskan kutang.
3.Duduk dengan kaki menapak pada lantai, (jika kaki tidak
dapat menampak pada lantai,usahakan untuk menambah kursi
kecil/ benda lain yang dapat membuat kaki tidak
menggantung)
4.Lipat kedua lengan di sebuah meja atau sandaran
(dengan jarak tertentu sehingga payudara bias menggantung).
5.Letakkan kepala di atas lengan tersebut.
6.Kepalkan jari-jari tangan kecuali ibu jari ( dilakukan oleh
perawat /keluarga)
7.Pijat punggung ibu sejajar dengan tulang belakang dengan
membentuk lingkaran kecil denagan kedua ibu jari.
8.Mulai dari leher kedua sisi tulang belakang kanan dan kiri
bersamaan sampai kearah tulang belikat
Lakukan selama 2-3 menit minimal sehari dua kali
Lampiran 6
A. RATA-RATA TINGGI FUNDUS UTERI SEBELUM DAN
SETELAH PIJAT OKSITOSIN PADA KELOMPOK EKSPERIMEN
T-Test
Paired Samples Statistics
Mean
Pair 1
Std. Deviation
Pre-Test
13.20
1.304
.583
Post-Test
6.20
1.095
.490
Correlation
5
-.210
Sig.
.735
Pair 1
Pre-Test - PostTest
of the Difference
Std.
Std. Error
Sig. (2-
Mean
Deviation
Mean
Lower
Upper
df
tailed)
7.000
1.871
.837
4.677
9.323
8.367
.001
Lampiran 7
B. RATA-RATA TINGGI FUNDUS UTERI SEBELUM DAN
SETELAH TANPA
PIJAT OKSITOSIN PADA KELOMPOK
KONTROL
1.00
1.00
Positive Ranks
.00
.00
Ties
Sum of Ranks
Mean Rank
Total
a. Tinggi fundus Uteri Sesudah Tanpa Pijat Oksitosin Hari 3 < Tinggi fundus Uteri Sebelum
Tanpa Pijat Oksitosin Hari 1
b. Tinggi fundus Uteri Sesudah Tanpa Pijat Oksitosin Hari 3 > Tinggi fundus Uteri Sebelum
Tanpa Pijat Oksitosin Hari 1
c. Tinggi fundus Uteri Sesudah Tanpa Pijat Oksitosin Hari 3 = Tinggi fundus Uteri Sebelum
Tanpa Pijat Oksitosin Hari 1
Test Statistics
Tinggi fundus
Uteri Sesudah
Tanpa Pijat
Oksitosin Hari 3
- Tinggi fundus
Uteri Sebelum
Tanpa Pijat
Oksitosin Hari 1
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
-1.000
.317
Lampiran 8
C. PERBEDAAN RATA-RATA TINGGI FUNDUS PADA KELOMPOK
EKSPERIMEN DENGAN KELOMPOK KONTROL
Mann-Whitney Test
Ranks
Intervensi Yang
Diberikan
Tinggi Fundus Uteri
Sum of Ranks
Pijat Oksitosin
3.00
15.00
8.00
40.00
Total
10
Test Statistics
Tinggi Fundus
Uteri
Mann-Whitney U
.000
Wilcoxon W
15.000
-2.677
Mean Rank
.007
.008
Lampiran 9
MASTER TABEL
EFEKTIFITAS PIJAT OKSITOSIN TERHADAP TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM NORMAL
DI BIDAN PRAKTEK SWASTA RITA KOTA BUKITTINGGI
TAHUN 2016
Kelompok Eksperimen
No
No
Responden
1
2
3
4
5
1
5
7
9
10
Nama/
Inisial
Ny. A
Ny. F
Ny. R
Ny. L
Ny. W
Umur
27
24
27
21
29
1
Pre
15
12
14
13
12
Rata-rata
Post Pre Post Pre Post Pre Post
9
9
7
7
6
7.75 5.5
8
8
6
6
6
6.5
5
10
10
7
7
5
7.75 5.5
10
10
8
8
8
7.75 6.5
9
9
8
8
6
7.75 5.75
Kelompok Kontrol
No
No
Responden
1
2
3
4
5
2
3
4
6
8
Nama/
Inisial
Ny. N
Ny. Y
Ny. A
Ny. R
Ny. W
Umur
23
22
21
24
21
1
Pre
12
15
11
11
12
Rata-rata
Post Pre Post Pre Post Pre Post
12
12
12
11
11 8.75 8.75
15
15
15
15
15 11.3 11.3
11
11
11
11
11 8.25 8.25
11
11
11
11
11 8.25 8.25
12
12
12
12
12
9
9
Lampiran 10
DOKUMENTASI
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Melakukan Pijat Oksitosin