Anda di halaman 1dari 5

BAB V

PEMBAHASAN

A. Pengkajian
Tumor merupakan kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh

terus menerus, tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan di sekitarnya serta tidak

berguna bagi tubuh. (Kusuma Budi 2001). Tumor adalah : benjolan di sebabkan oleh

pertumbuhan sel dengan pertumbuhan yang terbatas dan lonjong. (E. Oswari, 2000).

Tumor Abdomen merupakan massa yang padat dengan ketebalan yang berbeda-beda,

yang di sebabkan oleh sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh secara uotonom

lepas dari kendali pertumbuhan sel normal, sehingga sel tersebut berbeda dengan sel normal

dalam bentuk dan strukturnya.

Secara patologi kelainan ini mudah terkelupas dan dapat meluas ke retroperitonium,

dapat terjadi obstruksi ureter atau vena cava interior. Massa jaringan fibrosis mengelilingi

dan menentukan struktur yang di bentuknya tetapi tidak menginvasinya. ( Elizabet. j. Corwin.

2000)

Penyebab terjadinya tumor karena terjadinya pembelahan sel yang abnormal.

Perbedaan sifat sel tumor tergantung dari besarnya penyimpangan dalam bentuk dan fungsi

autonominya dalam pertumbuhan, kemampuannya mengadakan infiltrasi dan menyebabkan

metastasis.

Berdasarkan hasil pengkajian dan observasi yang dilakukan pada Ny.S diperoleh data bahwa

Ny.S ke Ruang ICU RSUD Solok pada tanggal 25 Januari 2017. Klien datang dengan keadaan umum

lemah, yaitu GCS 15 (E5 V5 M5), kesadaran compos mentis, pasien kesulitan bernafas, trdapat luka
pembedahan laparatomi tumor abdomen 7cm RR: 9 x/i, TD: 120/90 mmHg, S: 36,50C terdapat luka

di bagian abdomen

Berdasarkan data subyektif dan data obyektif yang diperoleh dari hasil pengkajian
pada kasus, ditemukan masalah keperawatan pola nafas tidak efektif, kekurangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh dan nyeri akut. Masalah keperawatan yang ditemukan sesuai
dengan masalah keperawatan pada tumor abdomen secara teoritis. Akan tetapi, masalah
keperawatan yang kami temukan daari mulai pengkajian smpai di tegakkan diagnosa yaitu
ada 3 diagnosa pengkajian pada Ny.S.

B. Diagnosa Keperawatan
Untuk diagnosa keperawatan yang muncul pada tinjauan teoritis ada 4 diagnosa
keperawatan yang muncul :

1. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d tindakan Pembedahan

2. Nyeri b/d terputusnya kontunuitas jarinagn akibat tindakan operasi

3. Resiko infeksi b/d adanya luka opersai

4. Gangguan pemenuhan nutrisi b/d intake yang tidk adekuat

5. Kerusakan integritas kuit/jaringan b/d insisi bedah

Sedangkan pada kasus, kami hanya menemukan 3 diagnosa yang sering muncul selama
kami dinas di ruangan ICU, diantaranya :
1. Pola nafas tidak efektif b/d hipoventilasi
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan absorbs
3. Nyeri akut b/d luka insisi pembedahan
4.
B. Intervensi Keperawatan
Untuk mengatasi masalah keperawatan yang timbul, disusun rencana asuhan
keperawatan sesuai teoritis untuk mengatasi masalah pada tumor abdomen yang dijalani oleh
klien. Umumnya rencana yang ada pada tinjauan teoritis dapat diaplikasikan dan diterapkan
dalam rencana tindakan keperawatan sesuai dengan gejala yang muncul. Intervensi yang
telah dilakukan adalah :

1. Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
4. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
5. Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
6. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
7. Berikan bronkodilator bila perlu
8. Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
9. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
10. Monitor respirasi dan status O2
11. Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
12. Pertahankan jalan nafas yang paten
13. Atur peralatan oksigenasi
14. Monitor aliran oksigen
15. Pertahankan posisi pasien
16. Observasi adanya tanda tanda hipoventilasi
17. Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi
18. Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
19. Catat adanya fluktuasi tekanan darah
20. Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
21. Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
22. Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
23. Monitor sianosis perifer
24. Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan
sistolik)
25. Monitor adanya penurunan berat badan
26. Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
27. Monitor lingkungan selama makan
28. Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
29. Monitor mual dan muntah
30. Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
31. Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva
32. Monitor kalori dan intake nuntrisi
33. Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral.
40. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, durasi, dan faktor
penyebab nya.
41. Observassi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
42. Gunakan teknik komunikassi terapeutik untuk mengetahui pengalam nyeri passien
43. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
44. Evaluassi pengalam nyeri
45. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
46. Ajari teknik nonfarmakologi

C. Implementasi
Implementasi keperawatan yang dilakukan juga disesuaikan dengan rencana asuhan
keperawatan yang telah disususn dan disesuaikan dengan kondisi dari klien.
Implementasi yang telah dilakukan pada pasien adalah :
1. Memonitor TTV
2. Memberikan Posisi pasien semi fowler untuk mengurangi sesak
3. Memberikan terapi nebulizer combivent per 8 jam
4. Mengobservasi keadaan status ventilator
5. Melakukan kolaborasi dengan ahli gizi
6. Memberikan terapi diit MC 6200cc
7. Memonitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
8. Memonitor turgor kulit
9. Memonitor pucat, kemerahan,
10. Mengkaji skala nyeri, lokasi, pada daerah abdomen
11. Memonior tanda-tanda vital
12. Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam
13. Memberikan injeksi cetorolac 3x 30 mg
14. Memberikan injeksi cefriaxone 2x 2gr

D. Evaluasi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada Ny.S selama proses perawatan
memperlihatkan adanya perubahan. Pasien menunjukan perubahan pernafasan selama
kelompok 2 berdinas di ruang ICU, pasien juga sudah menunjukan perubahan yaitu mampu
untuk mobilisasi.

Anda mungkin juga menyukai