Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN TUMBUH KEMBANG ANAK

LAPORAN PENDAHULUAN
TUMBUH KEMBANG ANAK

A. Pengertian
Pertumbuhan (Growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah,
ukuran atau dimensi tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat
(gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm,meter), umur tulang dan keseimbangan
metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh).
Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (Skill) dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan,
sebagai hasil dari proses pematangan.
Walaupun demikian seorang anak dalam banyak hal tergantung kepada orang
dewasa, misalnya mengkonsumsi makanan, perawatan, bimbingan, perasaan aman,
pencegahan penyakit dan sebagainya. Oleh karena itu semua orang-orang yang mendapat
tugas mengawasi anak harus mengerti persoalan anak yang sedang tumbuh dan berkembang.
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak
Proses pertumbuhan dan perkembangan anak, tidak selamanya berjalan sesuai yang
diharapkan. Hal ini disebabkan karena banyak faktor yang mempengaruhinya, baik faktor
yang dapat diubah/dimodifikasi yaitu faktor keturunan, maupun faktor yang tidak dapat
diubah/dimodifikasi yaitu faktor lingkungan. Apabila ada faktor lingkungan yang
menyebabkan gangguan terhadap proses tumbuh kembang anak, maka faktor tersebut perlu
diubah (dimodifikasi).
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak
tersebut adalah sebagai berikut:
Faktor genetik.
1. Berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik

2. Jenis kelamin
3. Suku bangsa atau bangsa
Faktor lingkungan.
a. Faktor pranatal
Gizi pada waktu hamil, mekanis, toksin, endokrin, radiasi, infeksi, stress, imunitas,
anoksia embrio
b. Faktor postnatal
1. Faktor Lingkungan Biologis
Ras, jenis kelamin, umur, gizi, kepekaan thd penyakit, perawatan kesehatan, penyakit kronis,
dan hormon
2. Faktor lingkungan fisik
Cuaca, musim, sanitasi,keadaan rumah.
3. Lingkungan sosial
Stimulasi, Motivasi belajar, Stress, Kelompok sebaya, Ganjaran atau hukuman yang wajar,
Cinta dan kasih sayang
4. Lingkungan keluarga dan adat istiadat yang lain
Pekerjaan, pendidikan ayah dan ibu, jumlah saudara, stabilitas rumah tangga, kepribadian
ayah/ibu, agama, adat istiadat dan norma-norma
C. Pola Pertumbuhan dan Perkembangan
Pola pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara terus menerus. Pola ini dapat
merupakan dasar bagi semua kehidupan manusia, petunjuk urutan dan langkah dalam
perkembangan anak ini sudah ditetapkan tetapi setiap orang mempunyai keunikan secara
individu.
Pertumbuhan fisik dapat dilihat secara lebih nyata, namun sebenarnya disertai pula
dengan pertumbuhan psikososial anak dan diikuti dengan hal-hal dibawah ini:

1. Directional trends
Pertumbuhan dan perkembangan berjalan secara teratur, berhubungan dengan petunjuk atau
gradien atau reflek dari perkembangan fisik dan maturasi dari fungsi neuromuscular. Prinsipprinsip ini meliputi:
a.

Cephalocandal

atau

Head

to

tail

direction

(dari

arah

kepala

ke

kaki)

misalnya: mengangkat kepala, duduk kemudian mengangkat dada dan menggerakkan


ekstremitas bagian bawah.
b. Proximadistal atau near to far direction (menggerakkan anggota gerak yang paling dekat
dengan pusat dan pada anggota gerak yang lebih jauh dari pusat misalnya : bahu dulu baru
jari-jari
c. Mass to specific atau simple to complex (menggerakkan daerah yang lebih sederhana dulu
baru

kemudian

yang

lebih

komplex)

misalnya: mengangkat nahu dulu baru kemudian menggerakkan jari jari yang lebih sulit
atau melambaikan tangan baru bisa memainkan jari.
2. Sequential trends
Semua dimensi tumbuh kembang dapat diketahui maka sequence dari tumbuh kembang
tersebut dapat diprediksi, dimana hal ini berjalan secara teratur dan kontinyu. Semua anak
yang normal melalui setiap tahap ini. Setiap fase dipengaruhi oleh fase sebelumnya. Misal :
tengkurap merangkak berdiri berjalan.
3. Masa sensitif
Pada waktu-waktu yang terbatas selama proses tumbuh kembang dimana anak berinteraksi
terutama dengan lingkungan yang ada, kejadian yang spesifik. Masa-masa tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Masa kritis yaitu masa yang apabila tidak dirangsang/berkembang maka hal ini tidak akan
dapat digantikan pada masa berikutnya.
b. Masa sensitif

mengarah pada perkembangan dan mikroorganisme. Misalnya pada saat

perkembangan otak, ibunya menderita flu maka kemungkinan anak tersebut akan
hydrocepallus/encepalitis.

c. Masa optimal yaitu suatu masa diberikan rangsangan optimal maka akan mencapai
puncaknya. Misalnya: anak usia 3 tahun/saat perkembangan otak dirangsang dengan bacaanbacaan/gizi yang tinggi, maka anak tersebut dapat mencapai tahap perkembangan yang
optimal. Perkembangan ini berjalan secara pasti dan tepat, tetapi tidak sama untuk setiap
anak. Misalnya:
Ada yang lebih dulu bicara baru jalan atau sebaliknya
Ada yang badannya lebih dulu berkembang kemudian subsistemnya dan sebaliknya
D. Teori Pertumbuhan dan Perkembangan :
A. Sigmeun Freud (Perkembangan Psychosexual)
1. Fase oral (0 1 tahun)
Pusat aktivitas yang menyenagka di dalam mulutnya, anak mendapat kepuasaan saat
mendapat ASI, kepuasan bertambah dengan aktifitas mengisap jari dan tangannya atau benda
benda sekitarnya.
2. Fase anal (2 3 tahun)
Meliputi retensi dan pengeluaran feces. Pusat kenikmatanya pada anus saat BAB, waktu yang
tepat untuk mengajarkan disiplin dan bertanggung jawab.
3. Fase Urogenital atau faliks (usia 3 4 tahun)
Tertarik pada perbedaan antomis laki dan perempuan, ibu menjadi tokoh sentral bila
menghadapi persoalan. Kedekatan ank laki laki pada ibunya menimbulkan gairah sexual
dan perasaan cinta yang disebut oedipus compleks.
4. fase latent (4 5 tahun sampai masa pubertas )
Masa tenang tetapi anak mengalami perkembangan pesat aspek motorik dan kognitifnya.
Disebut juga fase homosexual alamiah karena anak nak mencari teman sesuai jenis
kelaminnya, serta mencari figur (role model) sesuai jenis kelaminnya dari orang dewasa.
5. Fase Genitalia
Alat reproduksi sudah muali matang, heteroseksual dan mulai menjalin hubungan rasa cinta
dengan berbeda jenis kelamin.

B. Piaget (Perkembangan Kognitif)


Meliputi kemampuan intelegensi, kemampuan berpersepsi dan kemampuan mengakses
informasi, berfikir logika, memecahkan masalah kompleks menjadi simple dan memahami
ide yang abstrak menjadi konkrit, bagaimana menimbulkan prestasi dengan kemampuan yang
dimiliki anak.
a. Tahap sensori motor ( 0 2 tahun)
Prilaku anak banyak melibatkan motorik, belum terjadi kegiatan mental yang bersifat
simbolis (berfikir). Sekitar usia 18 24 bulan anak mulai bisa melakukan operations, awal
kemampuan berfikir.
b. Tahap pra operasional ( 2 7 tahun)
Tahap pra konseptual (2 4 tahun) anak melihat dunia hanya dalam hubungan dengan dirinya,
pola

pikir

egosentris.

Pola berfikir ada dua yaitu : transduktif ; anak mendasarkan kesimpulannya pada suatu
peristiwa tertentu (ayam bertelur jadi semua binatang bertelur) atau karena ciri ciri objek
tertentu (truk dan mobil sama karena punya roda empat). Pola penalaran sinkretik terjadi bila
anak mulai selalu mengubah ubah kriteria klasifikasinya. Misal mula mula ia
mengelompokan truk, sedan dan bus sendiri sendiri, tapi kemudia mengelompokan mereka
berdasarkan warnanya, lalu berdasarkan besar kecilnya dst.
Tahap intuitif ( 4 7 tahun)
Pola fikir berdasar intuitif, penalaran masih kaku, terpusat pada bagian bagian terentu dari
objek dan semata mata didasarkan atas penampakan objek
c. Tahap operasional konkrit ( 7 12 tahun)
Konversi menunjukan anak mampu menawar satu objek yang diubah bagaimanapun
bentuknya, bila tidak ditambah atau dikurangi maka volumenya tetap. Seriasi menunjukan
anak mampu mengklasifikasikan objek menurut berbagai macam cirinya seperti : tinggi,
besar, kecil, warna, bentuk dst.
d. Tahap operasional formal (mulai usia 12 tahun)

Anak dapat melakukan representasi simbolis tanpa menghadapi objek objek yang ia
fikirkan. Pola fikir menjadi lebih fleksibel melihat persoalan dari berbagai sudut yang
berbeda.
C. Erikson (Perkembangan Psikososial)
Proses perkembangan psikososial tergantung pada bagaimana individu menyelesaikan tugas
perkembangannya pada tahap itu, yang paling penting adalah bagaimana memfokuskan diri
individu pada penyelesaian konflik yang baik itu berlawanan atau tidak dengan tugas
perkembangannya. Perkembangan psikososial :
1. Trust vs. missstrust ( 0 1 tahun)
Kebutuhan rasa aman dan ketidakberdayaannya menyebabkan konflik basic trust dan
mistrust, bila anak mendapatkan rasa amannya maka anak akan mengembangkan
kepercayaan diri terhadap lingkungannya, ibu sangat berperan penting.
2. Autonomy vs shame and doubt ( 2 3 tahun)
Organ tubuh lebih matang dan terkoordinasi dengan baik sehingga terjadi peningkatan
keterampilan motorik, anak perlu dukungan, pujian, pengakuan, perhatian serta dorongan
sehingga menimbulkan kepercayaan terhadap dirinya, sebaliknya celaan hanya akan
membuat anak bertindak dan berfikir ragu ragu. Kedua orang tua objek sosial terdekat
dengan anak.
3. Initiatif vs Guilty (3 6 tahun)
Bila tahap sebelumnya anak mengembangkan rasa percaya diri dan mandiri, anak akan
mengembnagkan kemampuan berinisiatif yaitu perasaan bebas untuk melalukan sesuatu atas
kehendak sendiri. Bila tahap sebelumnya yang dikembangkan adalah sikap ragu-ragu, maka
ia kan selalu merasa bersalah dan tidak berani mengambil tindakan atas kehendak sendiri.
4. Industry vs inferiority (6 11 tahun)
Logika anak sudah mulai tumbuh dan anak sudah mulai sekolah, tuntutan peran dirinya dan
bagi orang lain semakin luas sehingga konflik anak masa ini adalah rasa mampu dan rendah
diri. Bila lingkungan ekstern lebih banyak menghargainya maka akan muncul rasa percaya
diri tetapi bila sebaliknya, anak akan rendah diri.

5. Identity vs Role confusion ( mulai 12 tahun)


Anak mulai dihadapkan pada harapan harapan kelompoknya dan dorongan yang makin kuat
untuk mengenal dirinya sendiri. Ia mulai berfikir bagaimana masa depannya, anak mulai
mencari identitas dirinya serta perannya, jiak ia berhasil melewati tahap ini maka ia tidak
akan bingung menghadapi perannya
6. Intimacy vs Isolation ( dewasa awal )
Individu sudah mulai mencari pasangan hidup. Kesiapan membina hubungan dengan orang
lain, perasaan kasih sayang dan keintiman, sedang yang tidak mampu melakukannya akan
mempunyai perasaan terkucil atau tersaing.
7. Generativy vs self absorbtion (dewasa tengah)
Adanya tuntutan untuk membantu orang lain di luar keluarganya, pengabdian masyarakat dan
manusia pada umumnya. Pengalaman di masa lalu menyebabkan individu mampu berbuat
banyak untuk kemanusiaan, khususnya generasi mendatang tetapi bila tahap tahap silam, ia
memperoleh banyak pengalaman negatif maka mungkin ia terkurung dalam kebutuhan dan
persoalannya sendiri.
8. Ego integrity vs Despair (dewasa lanjut)
Memasuki masa ini, individu akan menengok masa lalu. Kepuasan akan prestasi, dan
tindakan-tindakan dimasa lalu akan menimbbulkan perasaan puas. Bila ia merasa semuanya
belum siap atau gagal akan timbul kekecewaan yang mendalam.
D. Kohlberg (Perkembangan Moral)
1. Pra-konvensional
Mulanya ditandai dengan besarnya pengaruh wawasan kepatuhan dan hukuman terhadap
prilaku anak. Penilaian terhadap prilaku didasarkan atas akibat sikap yang ditimbulkan oleh
prilaku. Dalam tahap selanjutnya anak mulai menyesuaikan diri dengan harapan harapan
lingkungan untuk memperoleh hadiah, yaitu senyum, pujian atau benda.
2. Konvensional
Anak terpaksa menyesuaikan diri dengan harapan lingkungan atau ketertiban sosial agar
disebut anak baik atau anak manis

3. Purna konvensional
Anak mulai mengambil keputusan baik dan buruk secara mandiri. Prinsip pribadi mempunyai
peranan penting. Penyesuaian diri terhadap segala aturan di sekitarnya lebih didasarkan atas
penghargaannya serta rasa hormatnya terhadap orang lain.
E. Hurolck (Perkembangan Emosi)
Menurut Hurlock, masa bayi mempunyai emosi yang berupa kegairahan umum, sebelum bayi
bicara ia sudah mengembangkan emosi heran, malu, gembira, marah dan takut.
Perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh faktor kematangan dan belajar. Pengalaman
emosional sangat tergantung dari seberapa jauh individu dapat mengerti rangsangan yang
diterimanya. Otak yang matang dan pengalaman belajar memberikan sumbangan yang besar
terhadap perkembangan emosi, selanjutnya perkembngan emosi dipengaruhi oleh harapan
orang tua dan lingkungan. Menangkap bahwa lingkungannya akan memenuhinya segera.
Kemampuan intelektual lain yang ia capai pada usia 1 tahun adalah bahwa ia dapat
mengantisipasi kegiatan rutin dari lingkungannya. Misalnya bunyi-bunyi yang ia tangkap
sewaktu menyiapkan makanannya. Berarti dengan bunyi ini sebentar lagi ia akan diberi
makan, ia akan dengan sabar dan tidak menangis.
Menurut penelitian Pulaski (1971), selain faktor keturunan, lingkungan sangat
mempengaruhi

perkembangan

intelegensia.

Perkembangan

intelektual

tidak

dapat

berkembang sebelum pola pikir terbentuk, stimuli sensoris dan motoris diperlukan sebelum
untuk memberikan pengetahuan. Pengetahuan ini didapat dari pengalaman bergerak,
meraba, suara, penglihatan dan rasa. Dari hal-hal ini berkembang imajinasi. Imajinasi ini
tidak akan terjadi apabila anak tidak dikenalkan dengan semua hal baru, memperhatikan
benda nyata. Lebih lanjut Pulaski menjelaskan teorinya dengan membagi tahapan
perkembangan intelektual menjadi :
Tahap I : Sensorimotorik (lahir 2 tahun)
Pada tahap ini anak menggunakan sistem penginderaan, sistem motorik dan benda-benda
untuk mengenal lingkungannya. Bayi tidak hanya menerima rangsangan berupa pasif tetapi
juga memberi jawaban terhadap rangsangan . tersebut. Jawaban ini berupa refleks-refleks.
Refleks ini diperlukan unutk mempertahankan hidupnya. Misalnya refleks untuk makan,
bersin. Dengan refleks dalam bentuk gerak motorik memungkinkan bayi untuk
berkomunikasi dengan lingkungannya.

Tahap II : Pre Operasional ( 2 7 tahun)


Perubahan fungsi kognitif pada tahap ini adalah dari sensori motorik menjadi pre operasional.
Pada pre operasional anak mampu menggunakan simbol-simbol, yaitu menggunakan katakata, mengingat masa lalu, sekarang dan yang akan terjadi segera. Tingkah laku anak berubah
menjadi egosentrik.
Tahap III : Konkrit Operasional (7 -11 tahun)
Pada tahap ini anak telah dapat berpikir secara logis dan terarah, mengelompokkan faktafakta serta anak telah mampu berpikir dari sudut pandang orang lain. Ia dapat berpikir secara
abstarak, dan mengatasi persoalan secara nyata dan sistematis. Contoh : anak dapat
menghitung walaupun susunan benda diubah serta mengatahui jumlahnya tetap sama.
Tahap IV : Format Operation (11 dewasa)
Masa dimana anak mengembangkan kemampuan kognitif untuk berpikir abstrak dan
hipotesis. Pada masa ini anak bias mamikirkan hal-hal apa yang akan atau mungkin terjadi.
Perkembangan lain pada masa remaja ialah kemampuan untuk berpikir sistematis dan
memecahkan suatu persoalan.
Selain tahapan-tahapan yang telah dijelaskan terdahulu, perkembangan intelektual juga dapat
diukur dengan kemampuan anak menggunakan kata-kata. Interaksi orang tua, anak dan
dengan lingkungannya akan menentukan perkembangan bahasa anaka. Dengan kata lain
apabila interaksi ini maksimal akan menyebabkan anak dapat bicara lebih cepat sedangkan
apabila interaksi kurang maka akan memakan waktu untuk mulai bicara.
Perkembangan Emosi dan Sosial
Kepribadian seorang anak merupakan integrasi perasaan dan sikap yang dicerminkan dalam
tingkah laku. Seorang dewasa dikatakan mempunyai kepribadian yang sehat apabila ia
mampu untuk memberi kasih sayang, mencapai sesuatu yang ia inginkan dan menjadi
interdependent pada fungsinya. Hal ini dicapai melalui proses dalam kehidupan. Sejak ia
lahir, masing-masing tingkat usia mempunyai tugas yang mesti ia selesaikan sebelum ia
melangkah ke tugas pada tingkat usia berikutnya.
F. Perkembangan Psikososial

Teori perkembangan ini dikemukakan oleh Sigmund Freud. Beliau mengemukakan bahwa :
Di dalam jiwa individu terdapat tiga komponen yaitu :
Id : nangis, minta minum,makan, dll.
Ego : lebih rasional, tetapi masa bodoh terhadap lingkungan.
Super Ego : lebih memikirkan lingkungan.
Perkembangan berhubungan dengan bagian-bagian fungsi tubuh dan dipandang sebagai
aktifitas yang menyenangkan. Insting seksual memainkan peranan penting dalam
perkemabngan kepribadian. Menurut Freud perkembangan manusia terjadi dalam beberapa
fase dimana setiap fasenya mempunyai waktu dan ciri-ciri tertentu dan fase ini berjalan
secara kontinyu.
G. Teori Perkembangan Oleh Sigmund Freud
Fase Oral ( 0 8 tahun)
(+)

Yang

memberikan

kepuasan

kebahagiaan

mulut

menghisap

menelan, memainkan bibir, makan, kenyang, tidur, (-) Menggigit, mengeluarkan air liur,
marah

menangis

jika

tidak

terpenuhi.

Tugas Ibu penuhi fase oral dengan sabar.


Fase Anal ( 1 3 tahun )
Fungsi

tubuh

yang

memberi

kepuasan

berkisar

sekitar

anus.

(+) BAB / BAK senang melakukannya sendiri., ( ) Jika tidak dapat melalui dengan baik
akan menahan dan melakukannya dengan mempermainkan. Belajar mengontrol
pengeluaran. Konsep bersih / kebersihan, ketepatan waktu, kontrol diri, belajar sendiri.
Fase Phallic ( 3 6 tahun)
Memegang-megang genitalia, Dekat dengan orang tua lawan jenis
Oedipus Complex mencintai ibu
Electra Complex cemburu karena tidak punya penis, Bersaing dengan orang tua yang sama
jenis

seksnya,

(+) egosentris, sosial interaksi, ( ) mempertahankan keinginan


Fase Laten

Orientasi sosial keluar rumah senang bermain, Pertumbuhan intelektual dan sosial Banyak
teman gang, Impuls agresivitas lebih terkontrol.

Fase Genital
Fase ini tinggal melengkapi fase sebelumnya, Pemusatan seksual pada genital, Penentuan
identitas, Belajar tidak tergantung pada orang lain, Bertanggung jawab pada diri sendiri,
Intim dengan lawan jenis, (-) konflik diri, ambivalen, (+) peer group. Tanggung jawab
perawat membantu anak menyelesaikan tahap-tahap perkembangan dan antisipasi
terhadap orang taua tentang fase-fase yang akan dilaluinya.
E. Ciri-Ciri Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Tumbuh kembang anak yang sudah dimulai sejak konsepsi sampai dewasa itu mempunyai
ciri-ciri tersendiri, yaitu :
1. Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai maturitas/dewasa,
yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.
2. Terdapat masa percepatan dan masa perlambatan, serta laju tumbuh kembang yang berlainan
organ-organ.
3. Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak,tetapi kecepatannya berbeda antara
anak satu dengan lainnya.
4. Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi sistem susunan saraf.
5. Aktifitas seluruh tubuh diganti respon individu yang khas.
6. Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal.
7.Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang sebelum gerakan
volunter tercapai.
Setiap anak adalah individu yang unik, karena faktor bawaan dan lingkungan yang
berbeda, maka pertumbuhan dan pencapaian kemampuan perkembangnnya juga berbeda,
tetapi tetap akan menuruti patokan umum.

F. Tahap-Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak


Tumbuh kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan dan berkesinambungan
dimulai sejak konsepsi sampai dewasa. Walaupun terdapat variasi akan tetapi setiap anak
akan melewati suatu pola tertentu yang merupakan tahap-tahap pertumbuhan dan
perkembangan sebagai berikut :
1. Masa prenatal atau masa intrauterin ( masa janin dalam kandungan )
a. masa mudigah/embrio ialah sejak konsepsi sampai umur kehamilan 8 minggu. Ovum yang
telah dibuahi dengan cepat menjadi suatu organisme, terjadi diferensiasi yang berlangsung
cepat, terbentuk suatu sistem oragan dalam tubuh.
b. Masa janin/fetus ialah sejak umur 9 minggu sampai kelahiran. Masa ini terdiri dari 2 periode
yaitu :
a. Masa fetus dini, sejak usia 9 minggu sampai dengan TM II kehidupan intrauterin, terjadi
percepatan pertumbuhan, pembentukan jasad manusia sempurna dan alat tubuh telah
terbentuk dan mulai berfungsi.
b. Masa fetus lanjut, pada akhir TM pertumbuhan berlangsung pesat dan adanya perkembangan
fungsi. Pada masa ini terjadi transferimunoglobin G(IgG) dari ibu melalui plasenta.
Akumulasi asam lemak esesnsial seri omega 3(Docosa Hexanicc Acid) omega 6(Arachidonic
Acid) pada otak dari retina.
2. Masa bayi : usia 0 1 tahun
a. Masa neonatal (0-28 hari), terjadi adaptasi lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah,
serta mulainya berfungsi orgaan-oragan tubuh lainnya.
1. Masa neonatal dini

: 0-7 hari

2. Masa neonatal lanjut

: 8-28 hari

b. Masa pasca neonatal , proses yang pesat dan proses pematangan berlangsung secara kontinu
terutama meningkatnya fungsi sistem saraf (29 hari 1 tahun).
3. Masa prasekolah

Pada saat ini pertumbuhan berlangsung dengan stabil, terjadi perkembangaan dengan aktifitas
jasmani yang bertambah dan meningkaatnya keterampilan dan proses berpikir.
4. Masa sekolah, pertumbuhan lebih cepat dibandingkan dengan masa prasekolah, keterampilan,
dan intelektual makin berkembang, senang bermain berkelompok dengan jenis kelamin yang
sama ( usia 6 18/20 tahun).
a. Masa pra remaja : usia 6-10 tahun
b. Masa remaja :
1. Masa remaja dini
a. Wanita

: usia 8-13 tahun

b. Pria

: usia 10-15 tahun

2. Masa remaja lanjut


a. Wanita

: usia 13 18 tahun

b. Pria

: usia 15-20 tahun

Masa-masa tersebut diatas ternyata memiliki ciri-ciri khas yang masing-masing masa
mempunyai perbedaan dalam annatomi, fisiologi, biokimia dan karakternya.
Tumbuh Kembang Neonatus
1. Penampilan Fisis
Perbandingan berbagai bagian tubuh bayi baru lahir sangat berlainan dengan proporsi
janin, balita, anak besar atau dewasa; ukuran kepalanya relatif besar, muka berbentuk bundar,
mandibula kecil, dada lebih bundar, dan batas antrieor posterior kurang mendatar, abdomen
lebih membuncit, ekstrimitas relatif lebih pendek.
Berat badan bayi baru lahir adalah kira-kira 3000 g, biasanya anak laki-laki lebih berat
dari anak perempuan. Lebih kurang 95% bayi cukup bulan mempunyai berat badan antara
2500 4500 g.
Panjang badan rata-rata waaktu lahir adalah 50 cm, lebih kurang 95% diantaranya
menunjukkan panjang badan sekitar 45 55 cm.

Pertumbuhan fisik adalah hasil dari perubahan bentuk dan fungsi dari organisme.
1. Pertumbuhan janin intrauterin
Pertumbuhan pada masa janin merupakan pertumbuhan yang paling pesat yang dialami
seseorang dalam hidupnya. Dinamika pertumbuhan antenatal ini sangat menakjubkan yaitu
sejak konsepsi sampai lahir. Pada masa embrio yaitu 8 minggu pertama kehamilan, sel telur
yang telah dibuahi berdiferensiasi secara tepat menjadi organisme yang mempunyai bentuk
anatomis seperti manusia. Pada sistem-sistem tertentu organogenesis diteruskan sampai lebih
dari 8 minggu.
2. Pertumbuhan setelah lahir
a. Berat badan
Pada bayi yang lahir cukup bulan, berat badan waktu lahir akan kembali pada hari ke 10.
Berat badan menjadi 2 kali berat badan waktu lahir pada bayi umur 5 bulan, mejadi 3 kali
berat badan lahir pada umur 1 tahun, dan menjadi 4 kali berat badan lahir pada umur 2 tahun.
Pada masa prasekolah kenaikan berat badan rata-rata 2 kg/tahun. Kemudian pertumbuhan
konstan mulai berakhir dan dimulai
pre adolescent growth spurt ( pacu tumbuh pra adolesen ) dengan rata-rata kenaikan berat
nadan adalah 3-3,5 kg/tahun, yang kemudian dilanjutkan dengan adolescent growth spurt (
pacu tumbuh adolesen ). Dibandingkan dengan anak laki-laki , growth spurt ( pacu
tumbuh ) anak perempuan dimulai lebih cepat yaitu sekitar umur 8 tahun, sedangkan anak
laki-laki baru pada umur sekitar 10 tahun. Tetapi pertumbuhan anak perempuan lebih cepat
berhenti adripada anak laki-laki. Anak perempuan umur 18 tahun sudah tidak tumbuh lagi,
sedsangkan anak laki-laki baru berhenti tumbuh pada umur 20 tahun. Kenaikan berat badan
anak pada tahun pertama kehidupan, kalau anak mendapat gizi yang baik, adalah berkisar
anatara :
700 1000 gram/bulan pada triwulan I
500 600 gram/bulan pada triwulan II
350 450 gram/bulan pada triwulan III
250 350 gram/bulan pada triwulan IV
Dapat pula digunakan rumus yang dikutip dari Behrman,1992 untuk memperkirakan berat
badan adalah sebagai berikut : Perkiraan Berat badan dalam kilogram :

1. Lahir

: 3,25 kg

2. 3-12 bulan

: umur(bulan) + 9

3.1-6 tahun

: umur(bulan) x 2 + 8

4. 6-12 tahun

: umur(bulan) x 7 5

Contohnya : Ny. Nia melahirkan bayi pada tanggal 30 November 2004 dengan berat badan
waktu lahir 3,5 kg. Maka hitunglah berapa umur dan berat badan By. Nia saat ini !
2004 11 30 ( Lahir )
2005 03 31 ( Saat penimbangan )
Jadi umur BY Nia adalah 4 bulan 1 hari, maka BB By. Nia adalah :
Umur ( bulan ) + 9 / 2 = 13 / 2 = 6,5 Kg.
b. Tinggi badan
Tinggi badan rata-rata pada waktu lahir adalah 50 cm. Secara garis besar, tinggi badan anak
dapat diperkirakan, sebagai berikut :

1 tahun 1,5 x TB lahir


4 tahun 2 x TB lahir
6 tahun 1,5 x TB setahun
13 tahun 3 x TB lahir

Dewasa 3,5 x TB lahir ( 2 x TB 2 tahun )


Menurut Berhman,1992 adalah sebagai berikut :
a. Lahir

: 50 cm

b. Umur 1 tahun : 75 cm
c. 2-12 tahun

: umur (tahun) x 6 + 77

Rumus prediksi tinggi akhir anak sesuai dengan potensi genetik berdasarkan data tinggi
badan orangtua dengan asumsi bahwa semuanya tumbuh optimal sesuai dengan potensinya,
adalah sebagai berikut (dikutip dari Titi,1993) :
TB anak perempuan = ( TB ayah 13 cm) + TB ibu 8,5 cm

TB anak laki-laki

= ( TB ibu + 13 cm ) + TB ayah 8,5 cm

Contohnya adalah sebagai berikut : Sepasang suami istri datang ke poliklinik Tumbang
untuk dipantau tumbuh kembang anaknya. Setelah dianamnesis didapatkan data senagai
berikut TB suami 165 cm, sedangakan TB istri 160 cm, maka hitunglah TB optimal anak
perempuannya ?
TB anak perempuan : ( TB ayah 13 cm) + TB ibu 8,5 cm
( 165 cm 13 cm ) + 160 cm 8,5 cm
312 cm / 2 8,5 cm
156 cm 8,5 cm
Dilihat dari proporsi antara kepala, badan, serta anggota gerak maka akan tampak
perbedaan yang jelas antara janin, anak-anak dan dewasa, yaitu sebagai berikut :
pada waktu janin umur 2 bulan, kepala tampak besar dan memanjang, dimana ukuran panjang
kepala hampir sama panjang badan ditambah tungkai bawah. Anggota gerak sangat pendek.
Pada waktu lahir, kepala relatif masih besar, muka bulat, ukuran antero-posterior dada masih
lebih besar, perut membuncit dan anggota gerak relatif lebih pendek. Sebagai titik tengah
tinggi badannya adalah setinggiumbilikus.
Pada dewasa anggota gerak lebih panjang dan kepala secara proporsional kecil, sehingga
sebagai titik tengah adalah setinggi simfisis pubis.
Perkembangan Anak Balita
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Dalam
perkembangan anak terdapat masa kritis, dimana diperlukan rangsangan/stimulasi yang
berguna agar potensi berkembang, sehingga perlu mendapat perhatian.Frankenburg dkk.
(1981) melalui Denver Development Stress Test (DDST) mengemukakan 4 parameter
perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan anak balita yaitu:
1.

Personal Social ( kepribadian/tingkah laku sosial ).

2. Fine Motor Adaptive ( gerakan motorik halus )


3. Langauge ( bahasa )
4. Gross Motor ( perkembangan motorik kasar )

Ada juga yang membagi perkembangan balita ini menjadi 7 aspek perkembangan,
seperti pada buku petunjuk program BKB ( Bina Keluarga dan Balita ) yaitu perkembangan :
1. Tingkah laku sosial
2. Menolong diri sendiri
3. Intelektual
4. Gerakan motorik halus
5. Komunikasi pasif
6. Komunikasi aktif
7. Gerakan motorik kasar
Menurut Milestone perkembangan adalah tingkat perkembangan yang harus dicapai
anak pada umur tertentu, misalnya :
4-6 minggu
: tersenyum spontan, dapat mengeluarkan suara 1-2 minggu kemudian
12-16 minggu
: - Menegakkan kepala, tengkurap sendiri
- Menoleh kearah suara
- Memegang beneda yang ditaruh ditangannya
20 minggu
: meraih benda yang didekatkan padanya
26 minggu
:
Dapat memeindahkan benda dari astu tangan ke tangan lainnya
- Duduk, dengan bantuan kedua tangan ke depan
- Makan biskuit sendiri
9-10 bulan
: menunjuk dengan jari telunjuk
- Memegang benda dengan ibu jari dan telunjuk
- Merangkak
- Bersuara da.. da

13 bulan :
Berjalan tanpa bantuan
- Mengucapkan kata-kata tunggal

Dengan milestone ini kita dapat mengetahui apakah anak mengalami perkembangan
anak dalam batas normal atau mengalami keterlambatan. Sehingga kita dapat melakukan
deteksi dini dan intervensi dini, agar tumbuh kembang anak dapat lebih optimal.
G. Kebutuhan Dasar Anak
A. Kebutuhan Fisik Biomedis (Asuh)
Pangan / gizi merupakan kebutuhan terpenting
Perawatan kesehatan dasar : imunisasi, pemberian ASI, penimbangan BB, pengobatan kalau
sakit
Papan/pemukiman yang layak
Hygiene perorangan, sanitasi lingkungan
Sandang
Kesegaran jasmani
B. Kebutuhan Emosi/Kasih Sayang (Asih)
Kekurangan kasih sayang ibu pada tahun-tahun pertama kehidupan mempunyai
dampak negative terhadap tumbuh

kembang

syndrome deprivasi maternal

C. Kebutuhan Akan Stimulasi Mental (Asah)


Stimulasi mental mengembangkan perkembangan mental psikososial
Kecerdasan
Keterampilan
Kemandirian
Kreativitas
Agama
Keprobadian

Moral etika
Produktivitas
DAFTAR PSTAKA

1. Depkes RI. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga . Depkes RI. Jakarta. 192 : 6
18.
2. Markum. A.H. dkk. Ilmu Kesehatan Anak. FKUI. Jakarta. 1991 : 9 -21.
3. Mirriamstoppard. Complete Baby and Child Care. 1997.
4. Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta. 1998 : 1 63.
5.Behrman. Kliegman. Arvin. Ilmu Kesehatan Anak ( Nelson Textbook of Pediatrics ). EGC. Jakarta.
2000 : 37 45.
6. Dhamayanti. Meita. Stimulasi Tumbuh Kembang Anak Untuk Meningkatkan Emotional Spiritual
Quotient (ESQ). FK Unpad Subbagian Tumbuh Kembang Pediatri Sosial Bagian Ilmu
Kesehatan Anak Perjan RSHS Bandung. Bandung
7. http://perawattegal.wordpress.com/2010/03/18/tumbuh-kembang-anak/

Anda mungkin juga menyukai