PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Menurut jurnal keperawatan yang dilakukan oeh Padila, dkk, (2019)
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan rancangan Quasy eksperimen, pre-post test equivalent without
control group design. Hasil analisis univariat sebelum dilakukan intervensi
DDST masing-masing 3 (30%) orang anak yang tahap perkembangannya
abnormal dan meragukan dan hanya 4 (40%) orang anak yang tahap
perkembangannya normal. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan skor tahap perkembangan pada kelompok DDST dan
pada kelompok SDIDTK dengan masing-masing (t value = -3,096, p value
=0,013) dan (t value = -2,703, p value = 0,024). Simpulan hasil penelitian
terdapat pengaruh yang signifikan antara skor tahap perkembangan pada
kelompok DDST dan pada kelompok SDIDTK sebelum dan setelah dilakukan
intervensi. (Padila, dkk, 2019)
Dari latar belakang diatas membahas apakah adanya masalah serta adanya
gangguan pada anak usia toddler.
B. Tujuan
2
Selain sebagai tugas mata kuliah Keperawatan Anak, pembuatan makalah
ini juga bertujuan agar mampu mengetahui tentang proses pertumbuhan dan
perkembangan anak pada usia toodler.
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Anak usia toddler adalah anak usia 12 – 36 bulan (1-3 tahun) pada periode
ini anak berusaha mencari tahu bagaimana sesuatu bekerja dan bagaimana
mengontrol orang lain melalui kemarahan, penolakan dan tindakan keras
kepala. Hal ini merupakan periode yang sangat penting untuk mencapai
pertumbuhan dan perkembangan intelektual secara optimal.
Pertumbuhan adalah suatu proses alamiah yang terjadi pada individu, yaitu
secara bertahap, berat dan tinggi anak senakin bertambah dan secara simultan
mengalami peningkatan untuk berfungsi baik secara kognitif, psikososial,
maupun spiritual (Supartini, 2000).
4
Anak usia toddler memiliki karakteristik tersendiri dalam berbagai ranah
pertumbuhan dan perkembangannya. Pertumbuhan dan perkembangan
biologis. Secara umum pertumbuhan baik dari segi berat maupun tinggi badab
berjalan cukup stabil atau lambat. Rata – rata bertambah sekitar 2,3 kg/ tahun,
sedangkan tinggi badan bertambah sekitar 6 – 7 cm / tahun (tungkai bawah
lebih dominant untuk bertambah dibanding anggota tubuh lainnya). Hampir
semua fungsi tubuh sudah matang dan stabil sehingga dapat beradaptasi
dengan berbagai perubahan dan stress, sehingga saat inisudah bisa diajarkan
toilet training.
Usia 1 tahun merupakan usia yang penuh berbagai hal yang menarik antara
lain berubah dalam cara makan, cara bergerak, juga dalam keinginan dan sikap
atau perasaan si kecil apabila disuruh melakukan sesuatu yang tidak ia sukai,
ini akan menyatakan sikap dan nalurinya mengatakan " tidak" baik dengan
kata-kata maupun perbuatan, meskipun sebetulnya hal itu di sukai (Psikolog
menyebutnya Negatifisme). Kenyataan ini berbeda pada saat usia di bawah
sate tahun, si kecil akan menjadi seorang penyidik yang sangat
menjengkelkan, mereka akan menyelinap keluar masuk setiap sudut rumah,
menyentuh semua benda yang ditemukannya, menggoyangkan meja dan kursi,
menjatuhkan benda apapun yang dapat dijatuhkan, memanjat apa yang bisa
dipanjat, memasukkan benda-benda kecil kedalam benda yang lebih besar dan
sabagainya. Pendek kata tangannya tidak bisa diam setiap hari.
Pada usia 2 tahun si kecil akan cenderung mengikuti orang tuanya kesana-
kemari, ikut ikutan menyapu, mengepel, menyiram tanaman, semua ini di
lakukan dengan penuh kesungguhan. Pada usia 2 tahun anak sudah mulai
belajar bergaul, ia senang sekali menonton anak lain bermain, perasaan takut
dan cemas sering terjadi apabila orang tuanya meninggalkan anak sendiri.
Seandainya orang tua harus bepergian lama atau memutuskan untuk kembali
bekerja dan meminta bantuan orang lain untuk mengawasi anaknya, biasanya
anak tidak rewel pada saat orang tua pergi tetapi pada saat mereka kembali
anak akan terus-menerus melekat pada ayah dan ibunya dan tidak
5
mengizinkan siapapun juga mendekatinya, karena ia takut orang tuanya akan
pergi lagi. Perasaan takut akan semakin menghambat pada saat tidur ia mau
berbaring jika ayah atau ibunya duduk di sampingnya.
Anak pada usia 3 tahun biasanya lebih mudah dikendalikan karena anak
sudah dalam perkembangan emosi, sehingga mereka menganggap ayah dan
ibunya sebagai orang yang istimewa. Sikap permusuhan dan kebandelan yang
muncul pada usia antara 2 ½ - 3 tahun tampaknya makin berkurang, Sikap
pada orang tua bukan saja bersahabat tetapi sangat ramah dan hangat. Anak
menjadi sangat patuh pada orang tuanya, sehingga mereka akan bertingkah
laku baik dan menurut sekali. Jika keinginan mereka bertentangan dengan
kehendak orang tuanya karena mereka tetap makluk hidup yang mempunyai
pendapat sendiri. Pada usia 3 tahun anak cenderung meniru siapa pun yang
dilakukan orang tuanya sehari-hari disebut proses identifikasi. Dalam proses
inilah karakter anak di bentuk jauh lebih banyak dari petunjuk yang diterima
dari orang tuanya, seperti membentuk model diri mereka, membina
kepribadian, membentuk sikap dasar, baik terhadap pekerjaan, orang tua dan
dirinya sendiri.
Ukuran peningkatan dalam setiap tahap agak seperti pola linear, yang
merupakan refleksi dari pertumbuhan yang cepat dan karakteristik
pertumbuhan yang lambat dari toddler.
Karakteristik yang menonjol pada perut toddler merupakan hasil dari otot-
otot abdomen yang kurang berkembang. Kaki bengkok yang kas yang terjadi
terus-menerus pada toddler karena otot kaki harus menopang beratbadan yang
terlalu besar.
1. Tinggi Badan
Rata-rata 7,5 cm pertahun. Untuk usia 2 tahun tinggi badan ± 86,6 cm.
Tinggi badan pada usia 2 tahun diharapkan setengah tinggi badan pada
saat dewasa.
2. Berat Badan
6
Rata-rata naik 1,8-2,7 kg pertahun. Pada usia 2 tahun berat badannya rata-
rata 12,3 kg. Berat badan naik empat kali pada usia 2,5 tahun.
3. Lingkar kepala
Usia 1-2 tahun lingkar copula sama dengan lingkar dada. Lingkar kepala
meningkat total pada tahun ke dua yaitu 2,5 tahun, kemudian meningkat
secara perlahan-lahan rata-rata 0,5 inchi tiap tahun sampai 5 tahun
kemudian.
4. Nutrisi
Berkembang secara perlahan-lahan,terjadi penurunan kebutuhan kalori,
protein, dan cairan. Kalori yang dibutuhkan 102 kcal/kg/hari. Protein yang
dibutuhkan 112 g/kg/hari. Pada usia 18 bulan, toddler mengalami
anoreksia, dan menjadi anak yang suka memilih makanan, mempunyai
makanan kesukaan, dan pada suatu waktu makan dalam jumlah yang besar
dan dilain waktu makan sangat sedikit.
Toddler berisiko tinggi untuk mengalami aspirasi terhadap makanan kecil,
seperti kacang. Toddler lebih suka makan sendiri dan dalam porsi yang
kecil untuk merangsang makannya. Frekuensi makan makanan kecil dapat
diganti dengan makan makannan lengkap. Makan tidak seharusnya
dijadikan sebagai reward atau punishment. Minum susu dibatasi tidak
lebih dari satu lietr perhari intuk membantu pemasukkan makanan yang
kaya dengan zat besi. Hematokrit sehabaiknya digunakan untuk
pemeriksaan anemia.
5. Pola tidur
Total jumlah jam tidur dikurangi selama tahun kedua, menjadi ± 12 jam /
hari. Sebagian toddler tidur siang setiap harinya berakhir sampai pada
tahun kedua atau ketiga. Masalah tidur biasanya karena takut atau berpisah
dengan orang tua.
6. Kesehatan gigi
Gigi primer sejumlah 20 lengkap pada usia 2,5 tahun. Kunjungan
pemeriksan gigi yang pertama sebaiknya bukan karna traumatik dan
dilakukan sebelum toddler berusia 2,5 tahun.
7
Gigi dibersihkan dengan sikat yang lembut dan air. Pasta gigi tidak yang
berbuih dan jika mengandung florida ini sangat berbahaya jika ditelan.
Penambahan florida diperlukn jika air tidak mengandung florida dan
seharusnya makanannya tidak menyebabkan gigi karies, seperti gula-gula.
9
b. Berpisah dengan orang tuanya.
c. Kontrol terhadap fungsi tubuhnya.
d. Berkomunikasi dengan kata-kata.
e. Berperilaku sosial yang pantas.
f. Interaksi egosentrik dengan yang lain.
g. Toddler belajar menunda kesenangan yang diinginkan.
Toddler sering mengatakan "tidak ". Kata "ya" digunakan untuk
menunjukkan ketergantungannya. Perasan ragu dan malu dapat
berkembang jika ia tegantung pada saat –saat tertentu. Dimana ia dapat
menggunakan ketrampilan barunya atau jika ia merasa tidak tida mampu
ketika mencoba ketrmpilan yang baru.
a. Takut
Umumnya ketakutan toddler meliputi :
1) Kehilangan orang tua (kecemasan untuk berpisah)
2) Cemas terhadap orang-orang yang baru
3) Suara yang keras, seperti vacum cleaner
4) Pergi tidur
5) Binatang yang besar
6) Dukungan emosi, kenyamanan, dan pemberian contoh yang
sederhana dapat mengurangi ketakutan pada toddler.
10. Sosialisasi
Interaksi toddler didominasi oleh sifat keagamaan, sifat negatif, dan
ketidaktergangtungan. Kecemasan berpisah yang memuncak berbeda-beda
pada toddler. Pergantian terhadap benda-benda tertentu sangat penting
khususnya selama waktu berpisah , seperti saat tidur siang.
Kemarahan dapat digunakan untuk menyatakan ketidaktergantungan dan
pengabaian terhadap mereka. Sering berannganggapan negatif. Jalan
terbaik untuk mengurangi kata"tidak" adalah dengan mengurangi
pertanyaan –pertanyaan yang dapat dijawa hanya dengan kata "tidak ".
a. Bermain dan mainan
10
Toddler menginginkan bermain bersama, mereka bermain dalam
waktu yang lama. Meniru adalah bentuk yang peling sering mereka
lakukan. Ketrampilan gerakan dapat ditingkatkan dengan mainan
dyang ditarik dan didorong. Pemberian perhatian yang singkat pada
toddler dapat menyebabkan perubahan dari frekuensi bermain. Mainan
yang tepat untuk toddlerseharusnya aman (mempunyai bagian yang
dapat dilepas) dan yang mendoromg untuk meniru, mengembangkan
bahasa, dan ketrampilan motoriknya, contohnya :
1) Boneka, peralatan rumah tangga.
2) Telpon mainan
3) Kuda ayunan, balok-balok kayu, dan puzzle.
b. Disiplin
Tidak membatasi kebebasan toddler adalah suatu penangan karena jika
dibatasi / dilarang toddler menjadi ingin mencobanya. Seharusnya
disiplin diukur dengan :
1) Konsisten
2) Dilakukan setelah ada kesalahan
3) Direncanakan sebelumnya
4) Diorientasikan untuk berperilaku tidak seoerti anak-anak
5) Dilakukan secara pribadi sehingga tidak menyebabkan malu
11. Perkembangan motorik
a. Motorik Kasar
Kemampuan motorik kasar adalah kemampuan yang berhubungan
dengan gerak-gerak kasar yang melibatkan sebagian besar organ tubuh
seperti berlari, dan melompat .perkembangan motorik kasar sangat
dipengaruhi oleh proses kematangan anak semakin karena proses
kematangan anak juga bisa berbeda.
1) Usia 15 bulan , berjalan tanpa bantuan
2) Usia 18 bulan , berjalan naik dengan berpegangan satu tangan
3) Usia 24 bulan berjalan naik turundalam satu waktu.
4) Usia 30 bulan , melompat dengan kedua kaki.
11
Kemampuan dasar motorik halus anak usia toddler secara umum :
1) Berjalan dan berlari kecil di sekitar rumah
12
2) Menghilangkan cinta dan perasaan sebagai bentuk dari hukuman
menimbulkan perasaan bersalah pada toddler.
3) Disiplin diukur secara tepat dengan memberikan penjelasan yang
sederhana mengapa perbuatan nya tidak diperbolehkan, memberikan
pujian terhadap perbuatan yang baik.
b. Toilet Training
Merupakan aspek penting dalam perkembangan anak usia toddler.
Latihan untuk bekemih dan defekasi adalah tugas anak usia toddler.
Pada tahap usia toddler , kemampuan sfingter uretra untuk mengontrol
rasa ingin beerkemih dan sfingter ani untuk mengontrol rasa ingin
defekasi mulai berkembang.
Wong (2000) mengemukakan bahwa biasanya sejalan dengan anak
mampu berjalan, kedua sfingter tersebut semakin mampu mengontrol
rasa ingin berkemih dan defekasi. Sensasi untuki defekasi lebih besar
dirasakan oleh anak, dan kemampuan untuk mengkomunikasikannya
13
lebih dahulu dicapai oleh anak, sedangkan kemampuan untuk
mengontrol berkemih biasanya baru akan tercapai sampai usia 4-5
tahun
Toilet training pada anak merupakan usaha untuk melatih anak agar
mampu mengontrol dalm melakukan buang air kecil dan buang air
besar. Tolet training ini dapat berlangsung pada fase kehidupan anak:
18 bulan-2 tahun. Keberhasilan toilet training tergantung pada:
Persiapan fisik, Persiapan psikologis, Persiapan intelektual.
Toilet training sebagai sex education. Dalam proses toilet training
diharapkan terjadi pengaturan impuls atau rangsangan dan instink anak
dalam melakukan buang air besar atau buang air kecil. Defekasi
merupakan suatu alat pemuasan untuk melepaskan ketegangan toilet
training usaha penundaan pemuasan.
Suksesnya toilet training tergantung kesiapan yng ada pada diri anak &
keluarga, seperti kesiapan fisik, dimana kemampuan anak secara fisik
sudah kuat dan mampu. Indikator anak kesiapan fisik: anak mampu
duduk atau berdiri.
Indikator kesiapan psikologis: adanya rasa nyman sehingga anak
mampu mengotrol dan konsentrasi dalam merangsang BAK dan BAB
Indiklator kesiapan intelektual: anak paham arti BAK atau BAB
memudahkan pengontrolan anak dapat mengetahui kapan saatnya
harus BAB dan BAK anak memiliki kemandirian dalam mengontrol
BAB dan BAK.
1) Cara toilet training pada anak
a) Teknik lisan
Cara:pemberian instruksi pada anak dengan kata-kata
sebelum & setelah BAK/BAB
Teknik ini mempunyai nilai yang cukup besar dalam
memberikan rangsangan untuk BAK/BAB karena
persiapan psikologis anak semakin matang mampu
dengan baik BAB/BAK.
14
b) Teknik modelling
meniru untuk buang air besar atau memberikan contoh
Dampak jelek cara ini apabila contoh yang diberikan
salah kebiasaan yang salah pada anak
15
Mengikuti tingkat kesiapan anak.
Keinginan untuk meluangkan waktu : perlu kesabaran dan
pengertian.
Tidak ada stress keluarga atau perubahan seperti :
perceraian, pindah rumah, mendapat adik baru atau akan
berlibur.
Memberi pujian jika anak berhasil.
c) Mental
Mengenal rasa yang dating
Komunikasi secara verbal dan nonverbal
Ketrampilan kognitif untuk mengikuti perintah atau
mengikuti orang lain
d) Persaingan dengan saudara kandung (sibling rivalry)
Keluarga mendapat bayi baru : dapat menimbulkan krisis bagi
toddler. Toddler tidak membenci atau marah pada bayi, tetapi
karena :
Perubahan merasa ada saingan.
Perhatian ibu terbagi.
Kebiasaan rutin menjadi berubah menyebabkan anak
bertingkahlaku invantil
Perlu persiapan toddler untuk menerima kehadiran saudara
kandungnya mulai sejak bayi dalam kandungan.
15. Hospitalisasi
Konsep body image , khususnya batasan tubuh, adsalah hal yang kurang
dipahami pada toddler. Reaksi toddler terhadap nyeri sebagian besar
seperti pada infant dan banyak dipengaruhi oleh pengalaman yang lalu.
( Usia 18 bulan waktu kecemasan untuk berpisah memuncak )
Reaksi terhadap hospitalisasi : Respon stress, mekanisme pertahanannya
yang utama mengalami kemunduran. Toddler juga merasakan kehilangan
16
kontrol terhadap pembatasan fisik, kehilangan rutinitas, ketidak bebasan,
dan takut terhadap luka atau nyeri tubuh.
Hospitalisasi mendukung timbulnya kecemasanuntuk berpisah, yang
memiliki tiga fase :
a. Protes : respon normal dalam hospitalisasi, menangis ke orang tuanya,
secara verbal atau fisik menyerang yang lainnya,dan berusaha mencari
orang tuanya.
b. Putus asa : tidak tertarik terhadap lingkungan dan mainan disekitarnya,
pasif, depresi, dan tidak nafsu makan.
c. Denial : penyesuaian diri dengan menunjukan rasa benar-benar tertarik
, tapi dalam kenyataannya tetap denial, biasanya terjadi setelah waktu
yang yang lama berpisah, jarang terlihat dalam hospitalisasi anak-anak.
Intervensi Keperawatan
a. Mengijinkan protes dan mengijinkan untuk tinggal bersama.
b. Mendorong penggunaan benda-benda dari rumah (anak berpikir
bergabung dengan orang tuanya )yang dapat diletakkan disebelah anak.
c. Menganjurkan orang tua untuk tidak diam-diam meninggalkan
ruangan atau keluar dari rumah sakit ketika anak tidur.
d. Menggunakan kata-kata yang digunakan anak.( untuk benda-benda
yang berbeda, toileting, dan sebagainya). Meneruskan rutinitas di
rumah jika memungkinkan.
Kenyaman fisik dan keamanan
a. Mengeksplor kemampuan toddler untuk siap mengembangkan
ketrampilan otot (Mengkaji kemampuan sebelum di rumah sakit)
kemudian memberi mainan yang dapat dimanipulasi, memberikan
aktivitas yang dapat di awasi, sehingga menggunakan ruang bermain.
b. Setelah mengkaji level fungsi anak, perawatan mandiri yang tepat
(dalam semua kelomoik usia) , untuk contoh makan sendiri, toileting di
rumah, menggunakan baju sendiri, dan menjaga kebersihan diri
(mencuci muka dan tangan, mengosok gigi).
Intervensi Kognitif
17
a. Mendorong belajar sensori motorik melalui meniru.
b. Meningkatkan kemampuan bahasa (mengkaji vokabulary, menghindari
bicara sepeti pada anak-anak, menggunakan aktivitas yang
menggunakan bahasa).
c. Memberikan penjelasan yang sederhana untuk suatu prosedur.
(penggunaan alat-alat).
Intervensi psikososial dan emosi
a. Mendorong toddler merasakan memiliki otonomi dengan mendorong
perawatan mandiri, partisipasi dalam berdoa waktu tidur.
b. Mendorong toddler untuk belajar untuk berpisah dengan orang tua
(Mengkaji keluarga dengan koping berpisah, mendorong untuk
melakukan kunjungan, mengunakan primary nurse, menganjurkan
untuk membawa foto orang tua).
c. Mendorong adaptasi social (memberi reinforcemenr terhadap
kemampuan berperilaku sosial, mendorong untuk bermain bersama).
d. Mempertahankan kebiasaan rutin dan keagamaan (mengkaji kebiasaan
rutin, khususnya waktu tidur, mengidentifikasi kesukaan,
mempertahankan kegiatan keagamaan yang mungkin).
18
Merupakan lingkungan dalam kandungan, mulai konsepsi lahir
sampai yang meliputi gizi pada waktu ibu hamil, zat kimia atau
toksin, kebiasaan merokok dan lain-lain.
2) Lingkungan postnatal
Seperti sosial ekonomi orang tua, nutrisi, iklim atau cuaca, olahraga,
posisi anak dalam orang tua dan status kesehatan.
19
4. Luka bakar, anjurkan orang tua untuk menghindarkan menggunakan
taplak meja (keingintahuan toddler dapat menyebabkannya menarik taplak
tersbut untuk melihat apa-apa yang ada di atas meja, makanan dan
minuman yang panas mungkin menjatuhinya), untuk mengajarkan kepada
toddler apa artinya "panas", untuk menyimpan korek di tempat yang
terkunci, dan mengamankan dari aliran/tempat pemasangan listrik.
Kecelakaan oleh kendaraan umum, Anjurkan orang tua untuk mengajarkan
bagaimana menyeberang jalan yang aman, tapi tidak bermain di jalan.
Anjurkan orang tua untuk mengaasi penggunaan sepeda roda tiga dan
bermain di halaman .
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Hal – hal yang perlu diperhatikan Didalam melakukan didikan anak usia
toddler dengan tujuan meningkatkan kecerdasan anak perlu diperhatikan
perkembangan dan pertumbuhannya dalam aspek fisik dan pisikis yang
didampingi dengan perhatian pula pda gangguan – gangguan yang dialami
oleh anak dan cara penanggulangan serta cara mengatasinya.
21
DAFTAR PUSTAKA
http://www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/tumbuh-kembang/perkembangan-
anak-masa-toddler-dan-school-age/.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/24528/Chapter%20II.pdf?
sequence=4.
Anak Usia Toddler Antara Ddst Dengan Sdidtk” Jurnal Keperawatan Silampari
Volume 3 e-ISSN :2581-1975 p-ISSN :2597-7482.
22
23