Anda di halaman 1dari 41

KEPERAWATAN KELUARGA II

ASKEP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN USIA 1 HARI -36 BULAN

Oleh :
Wiwin Putri Handayani
Nim 1914201044
VI A

Dosen :
Ns. Helmanis Suci, M. Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


ALIFAH PADANG
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada Saya, sehingga Saya dapat menyelesaikan makalah
ilmiah tentang “ASKEP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN USIA 1 HARI -
36 BULAN” ini.
Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini
masih jauh dari kata sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu, Saya mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar Saya dapat
memperbaikinya dalam penulisan makalah selanjutnya.

Padang, 30 Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Tujuan Penulisan............................................................................................1
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Anak Usia Toddler.......................................................................2
B. Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak Usia Toddler..................................2
C. Faktor Pengaruh Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak Usia Toddler.......16
D. Masalah Yang Berhubungan Dengan Keamanan / Kesehatan Pada Toddler 17
BAB III LAPORAN KASUS
BAB IVPENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................37
B. Saran...............................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk mencapai perkembangan tumbuh kembang anak yang optimal perlu
diperhatikan beberapa aspek perkembangan, yakni sensoris, motorik, komunikasi
bahasa dan bicara, kognitif, kreatifitas seni, urus diri, emosi sosial, kerjasama,
dan leadership, moral & spriritual. Dimana perkembangan tersebut berkaitan dengan
perkembangan otak anak juga. Jika melihat dari perkembangan otak, otak terbagi
menjadi 2 sisi yakni: Otak kiri (hard skill 10%) spesific competencies yakni
berhubungan dengan logika, berhitung, rasional dan merencanakan. Otak kanan (soft
skill 90%) basic competencies yakni berhubungan dengan sensitiveness, self
controlling, vision, communication, risk taking dan continual learning.
Kemudian dalam tahap perkembangan tumbuh kembang anak, anak berusia 12
bulan seharusnya sudah bisa untuk berjalan dituntun, makan dengan sendok, dipanggil
datang, dan bicara lebih dari 8 kata. Usia 18 bulan sudah bisa untuk naik tangga
dibantu, susun balok 6, dan mengikuti mimik. Anak usia 1-2 tahun cenderung
gerakannya memakai otot-otot besar, bergerak dengan banyak komponen tubuh dan
dapat merangsang oksigenasi otak. Dan untuk mengetahui anak sudah siap jalan atau
belum dapat dilihat dari refleks jinjit (plantar refleks) yang mulai hilang, atau sudah
dapat melakukan koordinasi kompleks.

B. Tujuan
Selain sebagai tugas mata kuliah Keperawatan Anak, pembuatan makalah ini juga
bertujuan agar mampu mengetahui tentang proses pertumbuhan dan perkembangan
anak pada usia toodler.

1
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Anak Usia Toddler


Anak usia toddler adalah anak usia 12 – 36 bulan (1-3 tahun) pada periode ini
anak berusaha mencari tahu bagaimana sesuatu bekerja dan bagaimana mengontrol
orang lain melalui kemarahan, penolakan dan tindakan keras kepala. Hal ini merupakan
periode yang sangat penting untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan
intelektual secara optimal.

B. Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak Usia Toddler


Whaley dan Wong’s (2000) mengemukakan pertumbuhan merupakan bertambah
jumlah dan besarnya sel seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur.
Sedangkan perkembangan merupakan bertambahnya sempurnanya fungsi alat tubuh
yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan belajar.
Pertumbuhan adalah suatu proses alamiah yang terjadi pada individu, yaitu secara
bertahap, berat dan tinggi anak senakin bertambah dan secara simultan mengalami
peningkatan untuk berfungsi baik secara kognitif, psikososial, maupun spiritual
(Supartini, 2000).
Anak usia toddler memiliki karakteristik tersendiri dalam berbagai ranah
pertumbuhan dan perkembangannya. Pertumbuhan dan perkembangan biologis. Secara
umum pertumbuhan baik dari segi berat maupun tinggi badab berjalan cukup stabil atau
lambat. Rata – rata bertambah sekitar 2,3 kg/ tahun, sedangkan tinggi badan bertambah
sekitar 6 – 7 cm / tahun (tungkai bawah lebih dominant untuk bertambah dibanding 
anggota tubuh lainnya). Hampir semua fungsi tubuh sudah matang dan stabil sehingga
dapat beradaptasi dengan berbagai perubahan dan stress, sehingga saat inisudah bisa
diajarkan toilet training.
Usia 1 tahun merupakan usia yang penuh berbagai hal yang menarik antara lain
berubah dalam cara makan, cara bergerak, juga dalam keinginan dan sikap atau
perasaan si kecil apabila disuruh melakukan sesuatu yang tidak ia sukai, ini akan
menyatakan sikap dan nalurinya mengatakan " tidak" baik dengan kata-kata maupun
perbuatan, meskipun sebetulnya hal itu di sukai (Psikolog menyebutnya Negatifisme).
Kenyataan ini berbeda pada saat usia di bawah sate tahun, si kecil akan menjadi seorang
penyidik yang sangat menjengkelkan, mereka akan menyelinap keluar masuk setiap
2
sudut rumah, menyentuh semua benda yang ditemukannya, menggoyangkan meja dan
kursi, menjatuhkan benda apapun yang dapat dijatuhkan, memanjat apa yang bisa
dipanjat, memasukkan benda-benda kecil kedalam benda yang lebih besar dan
sabagainya. Pendek kata tangannya tidak bisa diam setiap hari.
Pada usia 2 tahun si kecil akan cenderung mengikuti orang tuanya kesana-kemari,
ikut ikutan menyapu, mengepel, menyiram tanaman, semua ini di lakukan dengan
penuh kesungguhan. Pada usia 2 tahun anak sudah mulai belajar bergaul, ia senang
sekali menonton anak lain bermain, perasaan takut dan cemas sering terjadi apabila
orang tuanya meninggalkan anak sendiri. Seandainya orang tua harus bepergian lama
atau memutuskan untuk kembali bekerja dan meminta bantuan orang lain untuk
mengawasi anaknya, biasanya anak tidak rewel pada saat orang tua pergi tetapi pada
saat mereka kembali anak akan terus-menerus melekat pada ayah dan ibunya dan tidak
mengizinkan siapapun juga mendekatinya, karena ia takut orang tuanya akan pergi lagi.
Perasaan takut akan semakin menghambat pada saat tidur ia mau berbaring jika ayah
atau ibunya duduk di sampingnya.
Anak pada usia 3 tahun biasanya lebih mudah dikendalikan karena anak sudah
dalam perkembangan emosi, sehingga mereka menganggap ayah dan ibunya sebagai
orang yang istimewa. Sikap permusuhan dan kebandelan yang muncul pada usia antara
2 ½ - 3 tahun tampaknya makin berkurang, Sikap pada orang tua bukan saja bersahabat
tetapi sangat ramah dan hangat. Anak menjadi sangat patuh pada orang tuanya,
sehingga mereka akan bertingkah laku baik dan menurut sekali. Jika keinginan mereka
bertentangan dengan kehendak orang tuanya karena mereka tetap makluk hidup yang
mempunyai pendapat sendiri. Pada usia 3 tahun anak cenderung meniru siapa pun yang
dilakukan orang tuanya sehari-hari disebut proses identifikasi. Dalam proses inilah
karakter anak di bentuk jauh lebih banyak dari petunjuk yang diterima dari orang
tuanya, seperti membentuk model diri mereka, membina kepribadian, membentuk sikap
dasar, baik terhadap pekerjaan, orang tua dan dirinya sendiri.
Ukuran peningkatan dalam setiap tahap agak seperti pola linear, yang merupakan
refleksi dari pertumbuhan yang cepat dan karakteristik pertumbuhan yang lambat dari
toddler.
Karakteristik yang menonjol pada perut toddler merupakan hasil dari otot-otot
abdomen yang kurang berkembang. Kaki bengkok yang kas yang terjadi terus-menerus
pada toddler karena otot kaki harus menopang beratbadan yang terlalu besar.

3
1. Tinggi Badan
Rata-rata 7,5 cm pertahun. Untuk usia 2 tahun tinggi badan ± 86,6 cm.
Tinggi badan pada usia 2 tahun diharapkan setengah tinggi badan pada saat
dewasa.
2. Berat Badan
Rata-rata naik 1,8-2,7 kg pertahun. Pada usia 2 tahun berat badannya rata-
rata 12,3 kg. Berat badan naik empat kali pada usia 2,5 tahun.
3. Lingkar kepala
Usia 1-2 tahun lingkar copula sama dengan lingkar dada. Lingkar kepala
meningkat total pada tahun ke dua yaitu 2,5 tahun, kemudian meningkat secara
perlahan-lahan rata-rata 0,5 inchi tiap tahun sampai 5 tahun kemudian.
4. Nutrisi
Berkembang secara perlahan-lahan,terjadi penurunan kebutuhan kalori,
protein, dan cairan. Kalori yang dibutuhkan 102 kcal/kg/hari. Protein yang
dibutuhkan 112 g/kg/hari. Pada usia 18 bulan, toddler mengalami anoreksia, dan
menjadi anak yang suka memilih makanan, mempunyai makanan kesukaan, dan
pada suatu waktu makan dalam jumlah yang besar dan dilain waktu makan sangat
sedikit.
Toddler berisiko tinggi untuk mengalami aspirasi terhadap makanan kecil,
seperti kacang. Toddler lebih suka makan sendiri dan dalam porsi yang kecil untuk
merangsang makannya. Frekuensi makan makanan kecil dapat diganti dengan
makan makannan lengkap. Makan tidak seharusnya dijadikan sebagai reward atau
punishment. Minum susu dibatasi tidak lebih dari satu lietr perhari intuk membantu
pemasukkan makanan yang kaya dengan zat besi. Hematokrit sehabaiknya
digunakan untuk pemeriksaan anemia.
5. Pola tidur
Total jumlah jam tidur dikurangi selama tahun kedua, menjadi ± 12 jam /
hari. Sebagian toddler tidur siang setiap harinya berakhir sampai pada tahun kedua
atau ketiga. Masalah tidur biasanya karena takut atau berpisah dengan orang tua.
6. Kesehatan gigi
Gigi primer sejumlah 20 lengkap pada usia 2,5 tahun. Kunjungan
pemeriksan gigi yang pertama sebaiknya bukan karna traumatik dan dilakukan
sebelum toddler berusia 2,5 tahun.

4
Gigi dibersihkan dengan sikat yang lembut dan air. Pasta gigi tidak yang
berbuih dan jika mengandung florida ini sangat berbahaya jika ditelan.
Penambahan florida diperlukn jika air tidak mengandung florida dan seharusnya
makanannya tidak menyebabkan gigi karies, seperti gula-gula.
7. Perkembangan kognitif (Overview Piaget)
Selam toddler, fase sensorik motorik antara usia 12-24 bulan meliputi dua
tahap : Reaksi sirkular ketiga usia 12-18 bulan meliputi pengalaman tial dan error
dan eksplorasi kekerasan hati. Kombinasi mentalusia 18-24 bulan , selam toddler
mulai diberi perlengkapanbaru untuk menyelesaikan tugas melalui kombinasi
mental. Subtahap prekonseptual dari fase preoperasional, usia 2-4 tahun. Anak
menggunakan pikirannya untuk mengingat kembali, menggambarkan keadaan
sekarang, dan mengantisipasi keadaan yang akan datang. Selama fase ini toddler :
1. Membentuk konsep yang lengkap atau berlogika sepeti orang dewasa.
2. Membuat klasifikasi yang sederhana.
3. Menggabungkan satu kejadian dengan kejadian yang bersamaan.
4. Menunjukkan pemikiran yang egosentrik.
8. Bahasa
Bahasa adalah alat berkomunikasi berdasarkan visual daripada rangsangan
pendengaran,dan penglihatan,yang mempunyai tiga bentuk secara umum yaitu
bahsa lisan,tulisan,dan bahasa isyarat.
Lev Vygotsky Tokoh psikologi Rusia menyatakan bahwa bahasa
memegang peranan kunci dalam perkembangan kognitif anak. Bahasa adalah "alat"
menuju kecerdasan-kecerdasan lain karena bahasa adalah alat untuk
berkomunikasi. Katakanlah begini, jika si kecil belajar matematika ia perlu
memahami soal-soalnya. Itu berarti ia perlu memahami bahasa. Begitu juga dengan
kecerdasan lainnya.
Usia 15 bulan toddler menggunakan bahasa jargon. Saat 2 tahun , toddler
bicara ± 300 kata, menggunakan 2-3 prae dan juaga menggunakan pronoun. Saat 2,
5 tahun toddler suka menyebutkan bagian depan atau belakangnya saja.
Pemerolehan bahasa pada anak usia 1 – 3 tahun merupakan proses yang
bersifat fisik dan psikhis. Secara fisik, kemampuan anak dalam memproduksi kata-
kata ditandai oleh perkembangan bibir, lidah, dan gigi mereka yang sedang
tumbuh. Pada tahap tertentu pemerolehan bahasa (kemampuan mengucapkan dan
memahami arti kata juga tidak lepas dari kemampuan mendengarkan, melihat, dan
5
mengartikan simbol-simbol bunyi dengan kematangan otaknya. Sedangkan secara
psikhis, kemampuan memproduksi kata-kata dan variasi ucapan sangat ditentukan
oleh situasi emosional anak saat berlatih mengucapkan kata-kata. Anak-anak yang
mendapatkan bimbingan dan dorongan moral yang sangat kuat akan memperoleh
kata-kata yang banyak dan bervariasi dibandingkan anak-anak lainnya. Makalah ini
menguraikan secara singkat dan sederhana proses pemerolehan bahasa tersebut
secara pragmatis dan memaparkan beberapa contoh ucapan anak untuk fonem-
fonem tertentu yang secara umum mengalami kesulitan dalam pengucapan (ditinjau
secara fonologis).
Dari berbagai macam keuniversalan serta proses pemerolehan seperti yang
baru saja digambarkan tampak bahwa pemerolehan bahasa seorang anak berkaitan
erat dengan keuniversalan bahasa. Bahkan keterkaitan ini lebih menjurus lagi
dalam arti bahwa ada elemen-elemen bahasa yang urutan pemerolehannya bersifat
universal absolut, ada yang universal statistikal, dan ada pula yang universal
implikasional.
9. Perkembangan psikososial (erikson - Anatomi vs ragu dan malu.)
Istilahnya "to hold on , to let go ". Toddler telah dikembangkan rasa
percaya dirinya dan siap untuk diberi kebebasan untuk menyatakan tentang dirinya
atau mengontrol hubungan terhadap teman dekatnya, tergantung dan otonomi.
Toddler mulai belajar ketrampilan sosial :
1. Individual ( membedakan dirinya dengan yang lainnya )
2. Berpisah dengan orang tuanya.
3. Kontrol terhadap fungsi tubuhnya.
4. Berkomunikasi dengan kata-kata.
5. Berperilaku sosial yang pantas.
6. Interaksi egosentrik dengan yang lain.
7. Toddler belajar menunda kesenangan yang diinginkan.
Toddler sering mengatakan "tidak ". Kata "ya" digunakan untuk
menunjukkan ketergantungannya. Perasan ragu dan malu dapat berkembang jika ia
tegantung pada saat –saat tertentu. Dimana ia dapat menggunakan ketrampilan
barunya atau jika ia merasa tidak tida mampu ketika mencoba ketrmpilan yang
baru.

6
Takut
Umumnya ketakutan toddler meliputi :
1. Kehilangan orang tua (kecemasan untuk berpisah)
2. Cemas terhadap orang-orang yang baru
3. Suara yang keras, seperti vacum cleaner
4. Pergi tidur
5. Binatang yang besar
6. Dukungan emosi, kenyamanan, dan pemberian contoh yang sederhana
dapat mengurangi ketakutan pada toddler.
10. Sosialisasi
Interaksi toddler didominasi oleh sifat keagamaan, sifat negatif, dan
ketidaktergangtungan. Kecemasan berpisah yang memuncak berbeda-beda pada
toddler. Pergantian terhadap benda-benda tertentu sangat penting khususnya selama
waktu berpisah , seperti saat tidur siang.
Kemarahan dapat digunakan untuk menyatakan ketidaktergantungan dan
pengabaian terhadap mereka. Sering berannganggapan negatif. Jalan terbaik untuk
mengurangi kata"tidak" adalah dengan mengurangi pertanyaan –pertanyaan yang
dapat dijawa hanya dengan kata "tidak ".
Bermain dan mainan
Toddler menginginkan bermain bersama, mereka bermain dalam waktu
yang lama. Meniru adalah bentuk yang peling sering mereka lakukan. Ketrampilan
gerakan dapat ditingkatkan dengan mainan dyang ditarik dan didorong. Pemberian
perhatian yang singkat pada toddler dapat menyebabkan perubahan dari frekuensi
bermain. Mainan yang tepat untuk toddlerseharusnya aman (mempunyai bagian
yang dapat dilepas) dan yang mendoromg untuk meniru, mengembangkan bahasa,
dan ketrampilan motoriknya, contohnya :
1. Boneka, peralatan rumah tangga.
2. Telpon mainan
3. Kuda ayunan, balok-balok kayu, dan puzzle.
Disiplin
Tidak membatasi kebebasan toddler adalah suatu penangan karena jika
dibatasi / dilarang toddler menjadi ingin mencobanya. Seharusnya disiplin diukur
dengan :

7
1. Konsisten
2. Dilakukan setelah ada kesalahan
3. Direncanakan sebelumnya
4. Diorientasikan untuk berperilaku tidak seoerti anak-anak
5. Dilakukan secara pribadi sehingga tidak menyebabkan malu
11. Perkembangan motorik
a) Motorik Kasar
Kemampuan motorik kasar adalah kemampuan yang berhubungan
dengan gerak-gerak kasar yang melibatkan sebagian besar organ tubuh
seperti berlari, dan melompat .perkembangan motorik kasar sangat
dipengaruhi oleh proses kematangan anak semakin karena proses
kematangan anak juga bisa berbeda.
1. Usia 15 bulan , berjalan tanpa bantuan
2. Usia 18 bulan , berjalan naik dengan berpegangan satu tangan
3. Usia 24 bulan berjalan naik turundalam satu waktu.
4. Usia 30 bulan , melompat dengan kedua kaki.
Kemampuan dasar motorik halus anak usia toddler secara umum :
1. Berjalan dan berlari kecil di sekitar rumah
2. Mengangkat dan mengambil benda disekitanya
3. Menari dengan gerakan kecil tangan dan kaki
b) Motorik Halus
Kemampuan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan
dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-
tangan. Saraf motorik halus ini dapat dilatih dan dikembangkan melalui
kegiatan dan rangsangan yang kontinu secara rutin. Seperti, bermain puzzle,
menyusun balok, memasukan benda ke dalam lubang sesuai bentuknya,
membuat garis, melipat kertas dan sebagainya.
1. Usia 15 bulan , menyusun dua balok menar dan scribbles secara
spontan
2. Usia 18 bulan , menyusun 3-4 balok menara.
3. Usia 24 bulan, membuat gerakan yang lurus
4. Usia 30 bulan , menyusun 8 balok menara

8
Kemampuan dasar motorik halus anak usia toddler secara umum
1. menggambar mengikuti bentuk
2. menarik garis vertikal, menjiplak bentuk lingkaran
3. membuka menutup kotak
4. menggunting kertas mengikuti pola garis lurus

12. Perkembangan moral (Overview Kohlberg)


Toddler adalah substage yang pertama yang kas pada tahap
preconvensional, yang meliputi punishment dan orientasi kan pada ketaatan. Pola
disiplin mempengaruhi perkembangan moral toddler :
1. Hukuman fisik dan pengambilan hak-hak khusus cenderung membentuk
moral yang negatif.
2. Menghilangkan cinta dan perasaan sebagai bentuk dari hukuman
menimbulkan perasaan bersalah pada toddler.
3. Disiplin diukur secara tepat dengan memberikan penjelasan yang sederhana
mengapa perbuatan nya tidak diperbolehkan, memberikan pujian terhadap
perbuatan yang baik.

13. Perkembangan psikoseksual (Overview Freud)


Fase anal, 8 bulan – 4 tahun, meliputi daerah anus dan pantat, dan aktivitas
seksual berpusat pada pengeluaran dan menahan kotoran tubuh. Tahap ini fokus
pada perubahan dari fase oral ke anal, dengan penekanan pada kontrol BAB yaitu
kontrol dari neuromuskular dan spinkter analnya.
Pengalaman antara kepuasan dan frustasi merupakan akibat dari kontrol
yang berlebihan dan pemaksaan dari menahan dan mengeluarkan.Konflik antara
"holding on" dan "lettinggo " berangsur-angsur berubah sebagai hasil dari
kemajuan bowel training.
a) Perkembangan Seksuality
1. Masturbasi dapat terjadi akibat dari eksplorasi tubuh.
2. Belajar kata-kata mungkin dari penggabungan dengan anatomi dan
eliminasi.
3. Perbedaan seks menjadi jelas.

9
b) Toilet Training
Merupakan aspek penting dalam perkembangan anak usia toddler.
Latihan untuk bekemih dan defekasi adalah tugas anak usia toddler. Pada
tahap usia toddler , kemampuan sfingter uretra untuk mengontrol rasa ingin
beerkemih dan sfingter ani untuk mengontrol rasa ingin defekasi mulai
berkembang.
Wong (2000) mengemukakan bahwa biasanya sejalan dengan anak
mampu berjalan, kedua sfingter tersebut semakin mampu mengontrol rasa
ingin berkemih dan defekasi. Sensasi untuki defekasi lebih besar dirasakan
oleh anak, dan kemampuan untuk mengkomunikasikannya lebih dahulu
dicapai oleh anak, sedangkan kemampuan untuk mengontrol berkemih
biasanya baru akan tercapai sampai usia 4-5 tahun
Toilet training pada anak merupakan usaha untuk melatih anak agar
mampu mengontrol dalm melakukan buang air kecil dan buang air besar.
Tolet training ini dapat berlangsung pada fase kehidupan anak: 18 bulan-2
tahun. Keberhasilan toilet training tergantung pada: Persiapan fisik,
Persiapan psikologis, Persiapan intelektual.
Toilet training sebagai sex education. Dalam proses toilet training
diharapkan terjadi pengaturan impuls atau rangsangan dan instink anak
dalam melakukan buang air besar atau buang air kecil. Defekasi 
merupakan suatu alat pemuasan untuk melepaskan ketegangan    toilet
training      usaha penundaan pemuasan.
Suksesnya toilet training tergantung kesiapan yng ada pada diri anak
& keluarga, seperti kesiapan fisik, dimana kemampuan anak secara fisik
sudah kuat dan mampu. Indikator anak kesiapan fisik: anak mampu duduk
atau berdiri.
Indikator kesiapan psikologis: adanya rasa nyman sehingga anak
mampu mengotrol dan konsentrasi dalam merangsang BAK dan BAB
Indiklator kesiapan intelektual: anak paham arti BAK atau BAB    
memudahkan pengontrolan     anak dapat mengetahui kapan saatnya harus
BAB dan BAK anak memiliki kemandirian dalam mengontrol BAB dan
BAK.

10
1. Cara toilet training pada anak
a. Teknik lisan
1. Cara:pemberian instruksi pada anak dengan kata-kata sebelum &
setelah BAK/BAB
2. Teknik ini mempunyai nilai yang cukup besar dalam memberikan
rangsangan untuk BAK/BAB            karena persiapan psikologis
anak semakin matang     mampu dengan baik BAB/BAK.
b. Teknik modelling
1. meniru untuk buang air besar atau memberikan contoh
2. Dampak jelek cara ini apabila contoh yang diberikan salah      
kebiasaan yang salah pada anak
2. Indikasi Kesiapan Orang Tua Untuk Toilet Training
1. Mengenal tingkat kesiapan anak untuk berkemih/defekasi
2. Ada keinginan untuk meluangkan waktu yang diperlukan untuk
latihan berkemih atau defekasi
3. Tidak mengalami konflik atau stres kluarga yang berarti
3. Kesiapan anak
a. Fisik
1. Usia 18 – 24 bulan, Pengontrolan saraf volunter spinkter ani dan
uretra
2. Mampu untuk tetap kering (menahan BAK) selama 2 jam.
3. Perkembangan ketrampilan motorik kasar : duduk, jongkok,
berjalan.
4. Perkembangan ketrampilan motorik halus : mampu membuka
celana dan berpakaian.
b. Psikologis
1. Mengenai adanya dorongan untuk miksi dan defikasi.
2. Kemampuan berkomunikasi : verbal dan non verbal
mengindikasikan dorongan untuk miksi atau defikasi.
3. Kemampuan kognitif : meniru dengan tepat tingkah laku dan
mengikuti pengarahan.
4. Mengekspresikan keinginan untuk menyenangkan orang tua.
5. Mampu duduk atau jongkok diatas toilet 5 – 10 menit tanpa
cerewet atau turun.
11
6. Mengikuti tingkat kesiapan anak.
7. Keinginan untuk meluangkan waktu : perlu kesabaran dan
pengertian.
8. Tidak ada stress keluarga atau perubahan seperti : perceraian,
pindah rumah, mendapat adik baru atau akan berlibur.
9. Memberi pujian jika anak berhasil.
c. Mental
1. Mengenal rasa yang dating
2. Komunikasi secara verbal dan nonverbal
3. Ketrampilan kognitif untuk mengikuti perintah atau mengikuti
orang lain
d. Persaingan dengan saudara kandung (sibling rivalry)
Keluarga mendapat bayi baru : dapat menimbulkan krisis bagi
toddler. Toddler tidak membenci atau marah pada bayi, tetapi karena :
1. Perubahan merasa ada saingan.
2. Perhatian ibu terbagi.
3. Kebiasaan rutin menjadi berubah menyebabkan anak bertingkah
laku invantil Perlu persiapan toddler untuk menerima kehadiran
saudara kandungnya mulai  sejak bayi dalam kandungan.
4. Petunjuk bimbingan usia toddler
a. Petunjuk bimbingan usia 12-18 bulan
1. Menyiapkan orang tua untuk mengantisipasi adanya perubahan
tingkah laku dari toddler, terutama negativistic dan ritualisme.
Negativistic adalah perilaku yang bertentangan dengan kebiasaaan.
2. Mengkaji kebiasaan makan sekarang dan menganjurkan
penyapihan dari botol secara bertahap, serta meningkatkan
pemasukan makanan padat.
3. Menyediakan makanan kecil/selingan diantara 2 waktu makan
dengan rasa yang disukai, serta adanya jadwal waktu makan yang
rutin.
4. Mengkaji pola tidur malam, terutama kebiasaan minum malam
memakai botol yang merupakan penyebab utama gigi berlubang
dan perilaku menunda yang memperlambat jam tidur.

12
5. Menyiapakan orang tua untuk mencegah bahaya yang potensial
terjadi di rumah, seperti kecelakaan kendaraan bermotor dan
bahaya/kecelakaan jatuh. Berikan saran yang sesuai untuk
pengamanan di rumah.
6. Mendiskusikan kebutuhan akan adanya ketentuan-ketentuan atau
aturan yang disertai dengan disiplin yang lembut dan cara-cara
yang mengatasi negativistic dan tempertantrum, serta menekankan
pada keuntungan yang positif dari disiplin yang tepat atau sesuai.
7. Mendiskusikan mainan baru yang dapat mengembangkan motorik
halus, motorik kasar, bahasa, pengetahuan dan keterampilan social.
5. Petunjuk bimbingan usia 18-24 bulan
1. Menekankan pentingnya persahabatan sebaya dalam bermain.
2. Menggali kebutuhan untuk menyiapan kehadiran saudara
kandung/adiknya dan menekankan tentang pentingnya persiapan
anak terhadap kehadiran bayi baru.
3. Menekankan kebutuhan akan pengawasan terhadap gigi dan tipe
kebersihan di rumah, serta kebiasaan makan yang merupakan
factor penyebab gigi berlubang dan menyarankan pentingnya
penambahan fluoride untuk memperkuat pertumbuhan tulang.
4. Mendiskusikan metode disiplin yang ada dan keaktifannya serta
menggali perasaan orang tua mengenai negativistic anaknya
dengan menekankan bahwa negativistic adalah aspek penting dari
perkembangan self assertion (penonjolan/tntutan diri) dan
independensi dan bukan merupakan tanda kemanjaan.
5. Mendiskusikan tanda-tanda kesiapan untuk toilet training dan
menekankan pentingnya menunggu kesiapan fisik dan psikologi
anak.
6. Mendiskusikan berkembangnya rasa takut, seperti yang timbul
ketika ada kegelapan atau suara keras, dan kebiasaan seperti
membawa selimut atau mengisap jari. Menekankan bahwa hal ini
normal dan merupakan perilaku yang bersifat sementara.
7. Menyiapkan orang tua akan adanya tanda-tanda regresi ketika
anak mengalami stress.

13
8. Mengkaji kemampuan anak untuk berpisah sesaat dengan mudah
dari orang tuanya di bawah asuhan keluarga.
9. Memberikan kesempatan kepada orang tua untuk
mengekspresikan perasaan lelah, frustasi dan jengkel dalam
merawat balita.
10. Menunjukkan harapan akan adanya perubahan pada anak di tahun
mendatang seperti lingkup perhatian anak yang semakin luas dan
berkurangnya negativistic serta adanya perhatian yang
menyenangkan orang lain.
6. Petunjuk bimbingan usia 24-36 bulan
1. Mendiskusikan pentingnya kebutuhan anak untuk meniru dan
dilibatkan dalam kegiatan.
2. Mendiskusikan kegiatan yang dilakukan dalam toilet training
terutama dengan harapan-harapan dan sikap yang realistis dalam
menghadapi keadaan-keadaan, seperti mengompol dan buang air
besar di celana.
3. Menekankan keunikan dari proses berpikir anak toddler, terutama
melalui bahasa yang ia gunakan, pemahamannya terhadap waktu,
dan ketidakmampuannya untuk melihat kejadian dari perspektif
yang lain.
4. Menekankan disiplin dengan tetap terstruktur secara benar dan
nyata, ajukan alas an yang rasional, serta hindari kebingungan dan
salah pengertian.
5. Mendiskusikan adanya taman kanak-kanak atau pusat penitipan
anak pada siang hari (play group)
14. Hospitalisasi
Konsep body image , khususnya batasan tubuh, adsalah hal yang kurang
dipahami pada toddler. Reaksi toddler terhadap nyeri sebagian besar seperti pada
infant dan banyak dipengaruhi oleh pengalaman yang lalu. ( Usia 18 bulan waktu
kecemasan untuk berpisah memuncak )
Reaksi terhadap hospitalisasi : Respon stress, mekanisme pertahanannya
yang utama mengalami kemunduran. Toddler juga merasakan kehilangan kontrol
terhadap pembatasan fisik, kehilangan rutinitas, ketidak bebasan, dan takut
terhadap luka atau nyeri tubuh.
14
Hospitalisasi mendukung timbulnya kecemasanuntuk berpisah, yang
memiliki tiga fase :
1. Protes : respon normal dalam hospitalisasi, menangis ke orang tuanya, secara
verbal atau fisik menyerang yang lainnya,dan berusaha mencari orang tuanya.
2. Putus asa : tidak tertarik terhadap lingkungan dan mainan disekitarnya, pasif,
depresi, dan tidak nafsu makan.
3. Denial : penyesuaian diri dengan menunjukan rasa benar-benar tertarik , tapi
dalam kenyataannya tetap denial, biasanya terjadi setelah waktu yang yang lama
berpisah, jarang terlihat dalam hospitalisasi anak-anak.
Intervensi Keperawatan
1. Mengijinkan protes dan mengijinkan untuk tinggal bersama.
2. Mendorong penggunaan benda-benda dari rumah (anak berpikir bergabung
dengan orang tuanya )yang dapat diletakkan disebelah anak.
3. Menganjurkan orang tua untuk tidak diam-diam meninggalkan ruangan atau
keluar dari rumah sakit ketika anak tidur.
4. Menggunakan kata-kata yang digunakan anak.( untuk benda-benda yang
berbeda, toileting, dan sebagainya). Meneruskan rutinitas di rumah jika
memungkinkan.
Kenyaman fisik dan keamanan
1. Mengeksplor kemampuan toddler untuk siap mengembangkan ketrampilan otot
(Mengkaji kemampuan sebelum di rumah sakit) kemudian memberi mainan
yang dapat dimanipulasi, memberikan aktivitas yang dapat di awasi, sehingga
menggunakan ruang bermain.
2. Setelah mengkaji level fungsi anak, perawatan mandiri yang tepat (dalam semua
kelomoik usia) , untuk contoh makan sendiri, toileting di rumah, menggunakan
baju sendiri, dan menjaga kebersihan diri (mencuci muka dan tangan, mengosok
gigi).
Intervensi Kognitif
1. Mendorong belajar sensori motorik melalui meniru.
2. Meningkatkan kemampuan bahasa (mengkaji vokabulary, menghindari bicara
sepeti pada anak-anak, menggunakan aktivitas yang menggunakan bahasa).
3. Memberikan penjelasan yang sederhana untuk suatu prosedur. (penggunaan alat-
alat).

15
Intervensi psikososial dan emosi
1. Mendorong toddler merasakan memiliki otonomi dengan mendorong perawatan
mandiri, partisipasi dalam berdoa waktu tidur.
2. Mendorong toddler untuk belajar untuk berpisah dengan orang tua (Mengkaji
keluarga dengan koping berpisah, mendorong untuk melakukan kunjungan,
mengunakan primary nurse, menganjurkan untuk membawa foto orang tua).
3. Mendorong adaptasi social (memberi reinforcemenr terhadap kemampuan
berperilaku sosial, mendorong untuk bermain bersama).
4. Mempertahankan kebiasaan rutin dan keagamaan (mengkaji kebiasaan rutin,
khususnya waktu tidur, mengidentifikasi kesukaan, mempertahankan kegiatan
keagamaan yang mungkin).

C. FAKTOR PENGARUH PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK


USIA TODDLER
Faktor Pengaruh Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
1. Faktor herediter
Merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai dasar dalam mencapai
tumbuh kembang anak disamping faktor lain. Faktor herediter adalah bawaan,
jenis kelamin, ras, suku bangsa.
2. Faktor lingkungan
Merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam menentukan
tercapai dan tidaknya potensi yang sudah dimiliki antara lain
a) Lingkungan pranatal
Merupakan lingkungan dalam kandungan, mulai konsepsi lahir sampai yang
meliputi gizi pada waktu ibu hamil, zat kimia atau toksin, kebiasaan merokok
dan lain-lain.
b) Lingkungan postnatal
Seperti sosial ekonomi orang tua, nutrisi, iklim atau cuaca, olahraga, posisi
anak dalam orang tua dan status kesehatan.

16
D. MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAMANAN / KESEHATAN
PADA TODDLER
Toddler sering menalami luka seperti pada infant, meliputi ;
1. Jatuh
2. Aspirasi
3. Keracunan
4. Lemas kekurangan oksigen
5. Luka bakar
6. Kecelakaan oleh kendaraan umum
Intervensi keperawatan :
1. Jatuh, Menganjurkan kepada orang tua untuk memasang pengaman tempat tidur,
memasang pagar/pegangan pada tangga, menutup semua jendela yang terbuka,baru
menganjurka toddleruntuk bermain.
2. Aspirasi dan keracunan :anjurkan orang tua meletakkan semua zat-zat yang
beracun terkunci, jauh dari jangkauan anak-anak9 Karena anak dapat memanjat dan
membukanya ): Pastikan obat dalam keadaan tertutup, dan pindahkan barang-
barang yang kecil,yang mudah mengakibatkan aspirasi dari lingkunan anak.
Anjurkan orang tua untuk menyinpan nomor telpon pusat kontrol racun sehingga
dapat menelponsewaktu-waktu jika diperlukan.
3. Kekurangan oksigen, Anjurkan orang tua untuk mengajarkan kepada toddler
keamanan di air untuk membantu mencegah tenggelam di bak mandi atau kolam.
4. Luka bakar, anjurkan orang tua untuk menghindarkan menggunakan taplak meja
(keingintahuan toddler dapat menyebabkannya menarik taplak tersbut untuk
melihat apa-apa yang ada di atas meja, makanan dan minuman yang panas
mungkin menjatuhinya), untuk mengajarkan kepada toddler apa artinya "panas",
untuk menyimpan korek di tempat yang terkunci, dan mengamankan dari
aliran/tempat pemasangan listrik. Kecelakaan oleh kendaraan umum, Anjurkan
orang tua untuk mengajarkan bagaimana menyeberang jalan yang aman, tapi tidak
bermain di jalan. Anjurkan orang tua untuk mengaasi penggunaan sepeda roda tiga
dan bermain di halaman .

17
BAB III
LAPORAN KASUS

A. Identitas Klien 1.
Biodata
a. Nama / Nama Panggilan : An. M
b. Tempat Tanggal Lahir/Usia : Sampolawa , 09 Februari 2020
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Pendidikan :-
f. Alamat : Sampolawa
g. Tanggal Masuk : 23 Februari 2021
h. Tanggal Pengkajian : 25 Februari 2021
i. Diagnosa Medis : Diare
2. Identitas Orang Tua
a. Ayah

1) Nama / Nama Panggilan : Tn. U


2) Usia : 26 Tahun
3) Pendidikan : SMA
4) Pekerjaan : Wiraswasta
5) Agama : Islam
6) Alamat : Sampolawa

b. Ibu
1) Nama / Nama Panggilan : Ny. N
2) Usia : 23 Tahun
3) Pendidikan : SMA
4) Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
5) Agama : Islam
6) Alamat : Sampolawa
c. Identitas Saudara Kandung
Pasien tidak mempunyai saudara

18
B. Pengkajian
1. Keluhan Utama
BAB tiga kali sehari encer
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien dibawah ke puskesmas dengan keluhan BAB encer yang dialami
sejak 5 hari yang lalu sebelum masuk ke puskesmas, di selingi muntah - muntah 2
kali sejak 5 hari sebelum masuk ke puskesmas hilang timbul. Pasien rewel (+)
riwayat batuk pilek (-) riwayat minum susu formula (-)
b. Riwayat Kesehatan Lalu (Khusus untuk usia 0-5 tahun)
1) Prenatal Care
a) Pemeriksaan kehamilan
An. M merupakan anak ibu- 1 ( pertama) selama hamil ibu klien melakukan
pemeriksaan rutin ke bidan kurang lebih enam kali.
b) Keluhan selama hamil
Ibu mengatakan selama hamil tidak pernah sakit, obat yang diminum ibu
selama hamil yaitu tablet penamabah darah dari bidan.
c) Riwayat yang membahayakan kehamilan
Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat hipertensi dan penyakit DM.
d) Kenaikan berat badan selama hamil
Ibu klien mengatakan selama kehamilan berat badan naik ± 10 kg.
e) Imunisasi TT.
Ibu mengatakan melakukan imunisasi TT dua kali selama kehamilan. Pada
usia kehamilan 4 bulan mendapatakan TT 1 (Pertama), TT 2 (dua) pada
kehamilan lima bulan.
f) Golongan darah
Orang tua mengatakan tidak mengetahui golongan darahnya.
2) Natal
a) Tempat melahirkan di RSUD Buton Selatan dikabupaten Buton Selatan
b) Lama dan jenis persalinan
c) Ibu mengatakan persalinannya lama.
Sehingga dilakukan dengan cara operasi caesar
d) Penolongan persalinan
Ibu mengatakan persalinan di tolong oleh dokter
19
e) Cara untuk memudahkan persalianan Dengan cara caesar
f) Komplikasi waktu lahir
Tidak ada komplikasi pada saat anak lahir.
3) Post Natal
a) Kondisi bayi
BB lahir : 2900 gram
PB lahir : 50 cm
b) Penyakit saat lahir
Ibu mengatakan pada saat lahir An. M tidak mempunyai penyakit.
c) Problem menyusui
Ibu megatakan tidak ada masalah saat menyusui .
d) Penyakit yang pernah di alami
Sebelum klien dirawat tidak pernah mengalami penyakit yang berat dan
hanya pernah mengalami panas / demam.
e) Kesehatan yang dialami
Ibu mengatakan An.M tidak pernah mengalami jatuh atau kecelakaan.
f) Riwayat operasi
Ibu megatakan An.M tidak pernah di lakukan tindakan operasi.
g) Riwayat alergi
Ibu megatakan An.M tidak mempunyai riwayat alergi.
Riwayat pengobatan
(1) Ibu klien mengatakan saat An.M sakit atau demam sebelum dibawah ke
puskesamas untuk mendapatkan pengobatan.
(2) Perkembangan anak di banding saudara-saudaranya
(3) An.M tidak mempunyai saudara, anak pertama dari Tn. U dan Ny. N
c. Riwayat kesehatan keluarga
1) Penyakit anggota keluarga
Keluarga An.M tidak ada yang mengalami penyakit yang menular seperti TB
dan Hipertensi.

20
2) Genogram

26 23

2 thn

Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Laki-laki meningal
: Hubungan Pernikahan
: Hubungan saudara

…… : Serumah
: Pasien
3. Riwayat Imunisasi

No Jenis Imunisasi Waktu Reaksi Setelah


Pemberian Pemberian
1. BCG Pada usia 6 bulan Membentuk
abses 1-2 bulan
2. DPT (I, II, III, 1V) Usia 3,4,5 bulan Demam 1 hari
3. Polio (I, II, III, 1V) Usia 3,4,5 bulan Tidak ada reaksi

4. Campak - -
5. Hepatitis Usia 0 bulan Tidak ada reaksi
4. Riwayat Tumbuh Kembang

21
a) Pertumbuhan Fisik
(1) Berat badan : 6300 gram

(2) Tinggi badan : 60 cm


(3) Waktu tumbuh gigi : An. M belum tumbuh gigi
b) Perkembangan tiap Tahap Usia anak saat :
(1) Berguling : An. M berguling saat 4 bulan
(2) Duduk : An. M belum duduk
(3) Merangkak bulan. : An. M merangakak pada usia 7
(4) Berdiri : An. M sudah berdiri
(5) Berjalan : An. M belum berjalan
(6) Senyum kepada orang lain pertama kali : Usia 5 bulan
(7) Bicara pertama kali : An. M belum bicara
(8) Berpakaian tanpa bantuan : An. M belum dapat berpakain tanpa
bantuan
5. Riwayat Nutrisi
a) Pemberian ASI
(1) Pertama kali disusui : An. M Pertama kali disusui umur 2 minggu
(2) Cara pemberian : Menyusui
(3) Lama pemberian : Saat ini An. M masih disusui oleh ibunya
b) Pemberian Susu Formula
Ibu mengatakan anaknya tidak diberikan susu formula.
c) Pola Perubahan Nutrisi Setiap Tahun Usia Sampai Nutrisi Saat Ini Pada usia
0-4 bulan jenis nutrisi yang diberikan adalah ASI dan lama pemberian 6
bulan. Pada usia 4 -12 jenis nutrisi yang diberikan yaitu bubur saring
ditambahkan telur. Sedangkan pada saat ini jenis nutrisi belum diketahui dan
lama pemberian belum diketahui.
6. Riwayat Pasien Sosial
(a) Tempat tinggal
An. M diasuh oleh kedua orang tuanya dan tinggal dirumah yang sama.
(b) Lingkungan rumah
Hubungan anggota keluarga baik

(c) Apakah rumah dekat sekolah dan ada tempat bermain

22
Rumah tempat tinggal An. M jauh dari sekolah dan tidak ada tempat bermain.
(d) Rumah tidak ada tangga biasa
Ibu mengatakan rumah tempat tinggal tidak mempunyai tangga
(e) Hubungan antara anggota keluarga Hubungan dalam keluarga baik
(f) Pengasuh anak
An. M diasuh oleh kedua orang tuanya
7. Riwayat Spritual
(a) Suportn system dalam keluarga
Dalam keluarga mereka saling mendukung dalam mengambil
keputusan.
(b) Kegiatan keagamaan
Dalam kegiatan keagamaan keluarga selalu melakukan bersama- sama
8. Reaksi Hispotalisasi
a) Pemahaman Keluarga Tentang Sakit dan Rawat Inap
(1) Ibu membawah anaknya ke puskesmas
Saat An. M sakit ibu langsung membawa An. M ke puskesmas.
(2) Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak
Dokter menjelaskan kondisi, diagnosa dan rencana pengobatan yang
akan dilakukan oleh medis atau perawat.
(3) Orang tua nampak cemas dan khawatir
Ibu merasa cemas dengan kondisi anaknya.
(4) Orang tua selalu berkunjung ke puskesmas
Bila anak demam ibu berkunjung ke puskesmas.
(5) Ibu klienyang menemani atau tinggal dengan klien pada saat ini
b) Pemahaman Anak Tentang Sakit Dan Rawat Inap
Anak belum paham karena masih dibawah umur, hanya saja ibu mengatakan
An. M saat melihat perawat anaknya selalu menangis

9. Aktivitas Sehari-hari
a) Nutrisi
23
No Kondisi Sebelum Sakit Saat sakit
1 Selera makan Selera makan Selera makan tidak ada
sangat baik / menurun
2 Menu makan Bubur Makanan hanya ASI
3 Frekwensi Makanan 3× An. M tidak mau
makan sehari dengan 1 porsi makan
bubur dihabiskan
4 Makan - -
pantangan
5 Makanan yang - -
disukai
6 Perubahan pola - -
makanan
7 Cara makan An. M disuap oleh ibunya Tidak mau makan
8 Ritual saat - -
makan

b) Cairan
No Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Jenis minuman ASI + air putih ASI + air putih
2. Frekwensi An. M minum kurang An.M minum ± 7-9
minuman lebih 7- 12 kali sehari kali perhari
3. Kebutuhan garam - -
4. Cara Pemenuhan - -

Eliminasi
No Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. BAB
2. Tempat pembuangan Dipampers Dipampers
3. Frekwensi (waktu) 1× sehari 3× sehari
4. Konsistensi Padat, lembek Cair + ampas
5. Kesulitan Tidak ada kesulitan -
6. Obat pencegah Tidak ada Tidak ada
7. Volume 1000 cc 1000 cc
8. Warna atau Jernih Kuning pekat (warna
kejernian Kekuningan teh pekat)

c) Istirahat Tidur
No Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

24
1. Jam tidur Tidak teratur Terganggu
. - Siang 19.30 wita tidak teratur
- Malam Tidak teratur
2. Pola Tidur Sebelum tidur An. Tidak ada
M selalu nyaman Kenyamanan
3. Kebiasaan sebelum Disusui oleh Dan An. M
tidur ibunya rewel

4. Kesulitan tidur Tidak ada Terganggu karena


selalu BAB

d) Personal Hygiene

No Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. - Cara Mandi An.M dimandikan Selama An.M sakit/dirawat


oleh ibunya Belum pernah mandi
Oleh ibunya
- Frekwensi 2 sehari -
- Alat Mandi Sebelum Mandi -
2. - Cuci Rambut 2x sehari -
- Frekuensi 3 x seminggu
- Cara Dicuci oleh ibunya

3. Gunting kuku 1 dalam 2 minggu -


- Frekuensi Dipotong oleh ibunya
- Cara
4. Gosok gigi - -

e) Aktivitas/ Mobilitas Fisik


No Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Kegiatan sehari-hari - -
2. Pengaturan - -
jadwal
3. Pengaturan alat bantu - -
aktivitas
4. Kesulitan pergerakan tubuh Tidak ada Terhalang oleh
infuse

10. Pemeriksaan Fisik


a) Keadaan Umum Klien
(1) KU lemah

25
(2) Kesadaran Compos mentis
b) Tanda-Tanda Vital
(1) Suhu : 37
(2) Nadi : 138 menit
(3) Respirasi : 30 menit
(4) Tekanan darah :-
c) Antropometri
(1) Tinggi badan : 60 cm
(2) Berat badan : 6300 gram
(3) Lingkar lengan atas : 10 cm
(4) Lingkar kepala : 34 cm
(5) Lingkar dada : 33 cm
(6) Lingkar perut : 32 cm
d) Sistem Pernapasan
(1) Hidung : Bersih tidak ada peradangan Kelenjar pada leher : Tidak ada
pembengkakan pada leher
(2) Dada
(a) Bentuk dada : Bentuk dada smetris
(b) Perbandingan ukuran anterior-postenor dengan transversal:
(c) Gerakan dada : Simetris antara kiri dan kanan
(d) Suara napas : Vesikuler
(3) Clubbing finger : Normal
e) Sistem Cardio Vasculer
(1) Conjungtiva : Pink
(2) Suara jantung S1, S2 : Normal (LUB, DUK)
(3) Capitarry refilling time : ≤ 3 detik
f) Sistem Pencernaan
(1) Sklera : Tidak ada ikterus
(2) Mulut : mucosa mulut kering
(3) Jumlah gigi :
(4) Kemampuan menelan : Tidak ada masalah
(5) Abdomen : Peristaltik usus 24x/menit
(6) Arus : Tampak kemerahan darah anus
g) Sistem Indra
26
(1) Mata
A. Kelopak mata : Bersih tidak anemis pada kunjungtiva
B. Pemeriksaan virus :-
C. Lapang pandang : -
(2) Hidung
A. Penciuman : Tidak ada masalah pada penciuman
(3) Telingan
(a) Keadaan daun telinga : Bersih tidak ada kelaianan
(b) Fungsi pendengaran : Baik tidak terdapat kuman pada lubang
telinga.
h) Sistem Saraf
(1) Fungsi cesebral
a. Status mental : Baik, tidak ada gangguan
b. Kesadaran : Compos mentis
:-
c. Bicara ekspresive
(2) Fungsi carnial

a. Nervus I : tidak ada


b. Nervus II : tidak ada
c. Nervus III, IV, VI : tidak ada
d. Nervus V : tidak ada
e. Nervus VI : tidak ada
f. Nervus VII : tidak ada
g. Nervus VIII : tidak ada
h. Nervus IX : tidak ada
i. Nervus X : tidak ada
j. Nervus XI : tidak ada
h. Nervus XII : tidak ada
(3) Fungsi Mutorik
An. M tidak mengalami kelemahan otak, kekuatan otot ekstremitas atas
dan bawah.

(4) Fungsi Tensus


An. M merasakan semula rangsangan yang diberikan
(5) Refleks Basep
I. Sistem muskulo skeletal
27
(1) Kepala : Tidak ada kelainan
(2) Vertebrata : Tidak ada kelaianan
(3) Pelvis : Tidak ada kelaianan
(4) Lutut : Tidak ada kelaianan
(5) Kaki : Kedua kaki normal

(6) Tangan
: Kedua tangan normal
J. Sistem Intagumen

(1) Rambut : Pendek


(2) Kulit : Bersih
(3) Kutu : Pendek
K. Sistem Endokrin
(1) Kelenjar thyroid : Tidak ada pembengkakan pada kelenjar thyroid
(2) Eksliresi urine : -
L. Sistem Perkemihan
Tidak ada gangguan pada sistem perkemihan.
M.Sistem Reproduksi Vagina Bersih tidak ada kelaianan
N. Sistem Imun
Riwayat alergi : Tidak ada riwayat alergi
11. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan
(a) Motorik kasar :-
(b) Motorik halus :-
(c) Bahasa :-
(d) Personal hygiene : Belum mandiri
12. Test Diagnostik
Hasil Pemeriksaan Laboratorium Hermatologi
Nama Hasil Nilai Rujukan Satuan
Pemeriksaan
Wbc 5,6 4,6 - 10,00 103/UL
HGB 10,2 12,0 -16.0 9/dl
HcT 29,1 35,0 - 45,0 %
MCV 79,3 83,9 - 99, 1 FI
MCH 27,8 27,0 - 34,0 Pg
RBC 3,6 4,50 -5,50 106/UL
PLT - - -

28
13. Therapi Medis
a. IVFD RL 18 TPM
b. L Bio 2
c. Zinc 2
d. Injeksi Paracetamol 70 mg (7 cc) bila demam
C. Daftar Rumusan Masalah
a) Klasifikasi Data
Data Subyektif
(1) Ibu klien mengatakan anaknya BAB sejak 5 hari yang lalu
(2) Ibu klien mengatakan anaknya BAB encer 3 sehari sejak tadi pagi
(3) Ibu klien mengatakan anaknya lemas
(4) Ibu klien mengatakan anaknya tidak mau makan
(5) Ibu klien mengatakan anaknya kemerahan daerah pantat.
Data Obyektif
(1) Nampak BAB encer 3
(2) Mukosa bibir kering
(3) Turgor kulit kering
(4) Klien tampak lemas
(5) Peristaltik 24 menit
(6) Tanda-tanda vital
(a) Nadi : 138 /menit
(b) Pernapasan : 30 /menit
(c) Suhu badan : 37
(7) Tamapak kemerahan didaerah anus
(8) IFUD RL 18 TPM

ANALISIS DATA

ETIOLOGI MASALAH
No DATA

29
1. Data Subyektif Virus, Parasit, Diare
- Ibu klien mengatakan Bakteri,Mikroorganisme
anaknya BAB cair
sejak 5 hari yang lalu Infeksi pada sel
- Ibu klien Berkembang diusus
mengatakan anaknya
BAB encer
Hipersekresi air dan
3xsehari
elektrolit

Data obyektif:
Isi rongga usus
-Nampak BAB encer 3
berlebihan
- Peristaltik 24x/ menit
- Anak tampak lemah

Diare

30
2. Data Subyektif Diare Resiko kekurangan
- Ibu klien mengatakan Frekwensi volume cairan
BAB
anaknya BAB sejak 5 meningkat
hari yang
lalu
Hilangnya cairan dan
- Ibu klien mengatakan
elektrolit berlebihan
anaknyaBAB
encer 3 sehari
Gangguan keseimbangan
- Ibu klien mengatakan
cairan
anaknya lemas
elektrolit
Data obyektif

Dehidrasi
- Nampak BAB encer 3
- Mukosa bibir kering
- Turgor kulit baik
Resiko kekurangan volume
- Klien tampak
cairan
lemah
dan lemas
- Tanda-tanda vital
a. Nadi :138 /1
menit
b. Pernapasan : 30/1
menit
c. Suhu badan : 37
- IV terpasang
RL 18 TPM

31
D. Perencanaan Keperawatan Diagnosa keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi (NIC)


Keperawatan Hasil (NOC)

1. Diare Setelah dilakukan NIC :


berhubungan tindakan
dengan proses keperawatan 3x24 - Diarhae Menagement
infeksi, jam diharapkan - Evaluasi efek samping
inflamasi diusus Diare pada pasien pengobatan terhadap
Data subyektif : teratasi. gastrointestina
- Ibu kline NOC: l
mengatakan - Bowel elimination - Ajarkan pasien untuk
anaknya BAB - Electrolyte menggunakan
sejak 5 hari and obat anti diare
yang lalu acid base balance - Evaluasi intake
- Ibu kline makanan yang masuk
mengatakan Kriteria hasil : Identifikasi faktor
anaknya BAB - Fases penyebab dari diare
Encer 3 sehari berbentuk, BAB Monitor tanda dan
- Menjaga daerah gejala diare
- Data sekitar rectal dari - Observasi turgor
obyektif : Nampak - iritasi Tidak kulit secara rutin
BAB encer 3 mengalami - Ukur
- Peristaltik diare diare/keluaran
24 - Menjelaskan BAB
menit Anak penyebab diare - Hubungi dokter jika
tampak lemah dan rasional ada kenaikan bising
dan lemas tindakan usus
- Mempertahankan - Monitor persiapan
turgor kulit makanan yang aman

32
2. Kerusakan Setelah dilakukan NIC :
integritas tindakan keperawatan
kulit b/d 3x24 jam - Pressure management
ekskresi/BAB diharapkan - Anjurkan pasien untuk
sering pasien tidak menggunakan pakaian
Data subyektif terjadi infeksi yang longgar
- Ibu pasien NOC : Jaga kebersihan kulit
mengatakan agar tetap bersih dan
kemerahan - Tissue Integrity : Skin kering
daerah pantat and mucous - Monitor kulit akan
Data obyektif membranes adanya kemerahan.
- Tampak - Hemodyalis akses
kemerahan Kriteria Hasil : - Oleskan lotion atau
daerah anus - Integritas kulit minyak/baby oil pada
yang baik bisa di daerah yang kemerahan
pertahankan
(sensasi, elastisitas, - Monitor status nutrisi
temperatur, pasien
hidrasi,pigmentasi)
- Tidak ada - Memandikan
luka/lesi pada kulit pasien
- Perfusi jaringan baik - dengan air hangat
Menunjukan
pemahaman dalam
proses perbaqikan kulit
dan mencegah terjadinya
cedera berulang
- Mampu melindungi
kulit dan
mempertahankan
kelembaban kulit
dan perawatan
alami.

E. Implementasi Keperawatan dan Evaluasi


Tindak Keperawatan

33
Nama Pasien : An. M
Nama Mahasiswa : WdRohmita
NIM : P003 2001 8238
Ruang Rawat Inap : Puskesmas
No. Registrasi :

Tanggal/Jam Dx Implementasi Evaluasi

25/Feb/2019
25/Feb/2019 1 Menganjurkan S:
Jam 09.00 kepada ibu klien Ibu klien mengatakan
untuk memberikan anaknya bab encer ± 3x Sehari
obat anti diare pada - Ibu klien
klien mengatakan masih
Jam 09.15 2 2. Mengopservasi adanya kemerahan
turgor kulit pada daerah anus
3. Anjurkan pada ibu O:
klien untuk mengganti Fases berbentuk, BAB
Jam 11.00 2 pakaian yang longgar sehari sekali
pada klien tiga kali
Memonitoring kulit Klien belum bisa minum
Jam 11.15 2 akan adanya kemerahan obat
- Belum mampu
4. Penatalaksanaan mempertahankan turgor
pemberian medikasi kulit
Jam 12.30 1 infuse - Keluarga belum
mampu mempertahankan
kelembaban kulit pada klien
- Tampak
kemerahan pada bagian
anus Pemberian L. Bio
1tab/oral , Zink
1tab/oral
A:
Diare(sedang)
- Kerusakan integritas
kulit
P : Intervensi 1,2,3,4 dan
26/Feb/2019

34
26/Feb/2019 1 1. Menganjurkan kepada S:
Jam 09.00 ibu klien untuk - Ibu klien
memberikan mengatakan
obat anti diare pada anaknya bab encer
klien - Ibu klien
mengatakan masih
Jam 09.30 2 Mengopservasi adanya kemerahan
turgor kulit pada daerah anus
O:
- Fases berbentuk, BAB
Jam 09.45 2 2. Anjurkan pada ibu sehari dua kali
klien untuk - Mampu
mengganti pakaian mempertahankan
yang longgar pada turgor kulit
klien - Keluarga mulai
mampu
mempertahankan
Jam 11.00 2 3. Memonitoring kulit kelembaban kulit
akan adanya pada klien
- Tampak

kemerahan kemerahan pada


Penatalaksanaan bagian anus
Jam 12.00 1 4 pemberian - Pemberian L. Bio
medikasi infuse 1tab/oral , Zink
Mengoleskan lotion 1tab/oral
atau baby oil pada
daerah anus A:

- Diare (sedang)
Jam 12.30 2 - Kerusakan integritas
kulit

P : Intervensi 1,2,3,4,
dan 5 di pertahankan

35
Jam 09.45 2 3. Anjurkan pada ibu dengan
klien untuk konsistensi
mengganti pakaian padat
4. yang longgar pada - Turgor kulit
klien klien kering
Memonitoring kulit - Keluarga
mampu melindungi
Jam. 11.00 2 kulit dan
akan adanya mempertahankan
kemerahan kelembaban kulit
- Pada Kulit sekitar
Jam 12.00 1 5. Penatalaksanaan anus klien tidak
pemberian medikasi nampak kemerahan
infuse lagi
- Pemberian L. Bio
1tab/oral , Zink
1tab/oral

A : Diare teratasi ,
integritas kulit
yang baik di
pertahankan

P : Intervensi di
pertahankan

36
BAB IV
PENUTUP

KASUS PADA ANAK USIA TODDLER

A. KESIMPULAN
Usia batita merupakan masa keemasan bagi perkembangan anak. Pada usia 1-3
tahun inilah perkembangan otak, psikologi, sosial, dan fisik anak berjalan dengan cepat.
Tahap-tahap perkembangan batita dapat dilihat dari bertambahnya kemampuan anak
dalam bersosialisasi, perkembangan mental, dan aktifitas fisiknya.
Perkembangan batita sejatinya merupakan perkembangan yang sangat cepat
hingga mau tidak mau, orangtua harus selalu waspada dan selalu bersiap untuk
“terkejut” melihat perkembagan batita mereka.

B. SARAN
Hal – hal yang perlu diperhatikan Didalam melakukan didikan anak usia toddler
dengan tujuan meningkatkan kecerdasan anak perlu diperhatikan perkembangan dan
pertumbuhannya dalam aspek fisik dan pisikis yang didampingi dengan perhatian pula
pda gangguan – gangguan yang dialami oleh anak dan cara penanggulangan serta cara
mengatasinya.

37
DAFTAR PUSTAKA

Ari, Sulistyawati. 2014. Deteksi Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : Salemba Medika
Barbara, Konzier. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Edisi 7 Volume 1. Jakarta :
EGC
Dwi, Sulityo. 2011. Pertumbuhan Perkembangan Anak danRemaja. TIM.Jakarta
Dian, Adriyana. 2011. Tumbuh Kembang Dan Terapi Bermain PadaAnak. Jakarta :
Salemba Medika.
http://www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/tumbuh-kembang/perkembangan-anak-
masa-toddler-dan-school-age/. Diakses pada 19 Februari 2015.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/24528/Chapter%20II.pdf?
sequence=4. Diakses pada 12 februari 2015

38

Anda mungkin juga menyukai