Anda di halaman 1dari 16

Periode Masa Bayi (0-2 Tahun) Berdasarkan Perkembangan

Fisik, Kognitif dan Psikososial

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Psikologi Perkembangan
Anak SD
Dosen Pengampu: Karimah Nur Fitri, M.Pd

Disusun Oleh:
Agnia Salsabila (202203017)
Dea Prasasti (202203007)
Dini Nuraeni (202203021)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PERSATUAN ISLAM
STAIPI – GARUT
2022/2023
Jl. Aruji Kartawinata Ciawitali Tarogong Kidul Garut Kode Pos 44151 Telp
(0262) 232413
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini dengan tepat waktu. Tanpa Rahmat-Nya tentunya penulis tidak akan bisa
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat dan Salam semoga tetap
tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW selaku Uswatun Hasanah bagi
umatnya.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Psikologi


Perkembangan. Penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk
menambah pengetahuan bagi pembaca.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat dibutuhkan demi kesempurnaan
makalah untuk kedepannya.

Garut, Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.........................................................................1


B. Rumusan Masalah..................................................................................1
C. Tujuan Penulisan....................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Tahap Perkembangan Fisik Periode Bayi 0-2 tahun..............................4


B. Tahap Perkembangan Kognitif Periode Bayi 0-2 tahun.......................6
C. Tahap Perkembangan Psikososial Periode Bayi 0-2 Tahun...................9

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ..........................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Pertumbuhan dan perkembangan bayi merupakan suatu hal yang penuh teka-teki
dan pertanyaan karena bayi terlihat bagai makhluk yag perilaku umumnya tampak
tidak terorgaisasi, ia akan menangis ketika merasa tidak nyaman dan tidak aman.
Serta hanya terdiam saja ketika sebaliknya. Hal itu membuat orang bertanya-tanya
sebenarnya hal apa saja yang bias ia lakukana pakah dengan terdiamnya serta
kebiasaanya yang selalu tidur hingga 16-17 jam per hari bayi juga bias melihat,
mendengar dan merasakan rangsangan dari sekitarnya. Sang ibu biasanya memliki
permasalahan komunikasi dengan bayinya. Ibu ingin memenuhi kenyamana dan
keiginan bayi sepenuhnya namun kadang kita tidak tau apa maksud dari tangisan bayi.
Dalam makalah ini akan membahas mengenai bagaimana sebenarnya pertumbuhan
dan perkembangan bayi tersebut secara perkembangan fisik, kognitif dan psikososial.
Sehingga kita dapat memahami bagaimana duniasang bayi tersebut dimana hal
tersebut akan mendorong perkembangan dan pertumbuhan bayi secara optimal.
Dengan demikian, penulis tertarik menulis makalah dengan judul “Periode Masa
Bayi (0-2 Tahun) Berdasarkan Perkembangan Fisik, Kognitif dan Psikososial”

2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Tahap Perkembangan Fisik Periode Bayi 0-2 tahun?
2. Bagaimana Tahap Perkembangan Kognitif Periode Bayi 0-2 tahun?
3. Bagaimana Tahap Perkembanngan Psikososial Periode Bayi 0-2 tahun?
3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Tahap Perkembangan Fisik Periode Bayi 0-2 tahun
2. Untuk mengetahui Tahap Perkembanngan Kognitif Periode Bayi 0-2 tahun?
3. Untuk Mengetahui Tahap Perkembanngan Psikososial Periode Bayi 0-2
tahun?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tahap Perkembangan Fisik Periode Bayi (0-2 tahun)


Setiap anak tumbuh dan berkembang secara berbeda. Mereka melakukannya
dengan kecepatannya sendiri. Meski begitu, anak-anak umumnya mencapai titik
penting dalam kehidupan mereka di waktu yang bersamaan. Memahami hal ini
seorang ibu mempunyai kesempatan untuk membantu anak mengembangkan
keterampilan baru dan mencapai potensi mereka dengan baik. Perkembangan fisik
atau yang disebut juga pertumbuhan biologis (biological growth) merupakan salah
satu aspek penting dari perkembangan individu, yang meliputi meliputi perubahan-
perubahan dalam tubuh (seperti: pertumbuhan otak, hormon, dll), dan perubahan-
perubahan dalam cara-cara individu dalam menggunakan tubuhnya (seperti
perkembangan keterampilan motorik dan perkembangan seksual), disertai perubahan
dalam kemampuan fisik (seperti penurunan fungsi jantung, penglihatan dan
sebagainya).
Kuhlen dan Thomphson (Hurlock, 1956) mengemukakan bahwa perkembangan
fisik individu meliputi empat aspek, yaitu
a) Sistem syaraf, yang sangat mempengaruhi perkembangank ecerdasan dan
emosi.
b) Otot-otot, yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan
motorik.
c) Kelenjar endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku
baru, seperti pada usia remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam
suatu kegiatan yang sebagian anggotanya terdiri dari lawan jenis.
d) Struktur fisik atau tubuh, yang meliputi tinggi, berat dan proporsi. Usia Tahap
Pergerakan atau Perkembangan Fisik.
1. Perkembangan Fisik
1) Lahir-3 bulan
Bayi yang baru lahir sangat menakjubkan karena setiap hari mereka membawa
perubahan dan memiliki perkembangan baru. Banyak hal terjadi di tiga bulan
pertama. Meski setiap bayi mengembangkan kemampuan yang berbeda sesuai
kecepatannya sendiri, tapi di usia ini biasanya mereka mulai meregangkan badan,
menendang, dan menanggapi suara keras. Dapat mendongakkan kepala dan mulai

4
belajar mendorong badannya ketika dalam posisi tengkurap. Membuat gerakan yang
lebih halus dengan tangan dan kaki.
2) 3-4 bulan
Mengangkat dan menahan kepala dengan stabil tanpa bantuan. Menekankan kaki
ke bawah ketika diposisikan berdiri pada permukaan keras. Dapat berguling dari
posisi tengkurap ke telantang. Dapat memegang, menggoyangkan, dan mengayunkan
mainan yang menggantung. Memasukan tangan ke mulut. Ketika tengkurap, bisa
mendorong badan sampai siku.
3) 4-6 bulan
Pada usia ini, anak mulai sadar dan memiliki tujuan atas gerakannya. Mereka
mulai memainkan tangan dan kakinya, seperti menggenggam rambut atau mainan.
Oleh sebab itu, jauhkan benda-benda berbahaya dari jangkauannya. Bayi mulai
tersenyum dan tertawa, bahkan meniru suara yang ia dengar. Tahap ini menjadi waktu
yang sibuk bagi bayi karena mereka semangat menjelajahi lingkungan sekitarnya.
Membuat mereka lebih akrab dengan Ibu, juga tempat tinggalnya. Bayi bisa berguling
ke 2 arah (tengkurap ke telentang atau telentang ke tengkurap). Mulai bisa duduk
tanpa bantuan. Saat diposisikan berdiri, mulai belajar menopang berat badan dengan
kaki. Berayun maju mundur, kadang merangkak mundur sebelum bergerak maju.
4) 7-12 bulan
Bayi mulai banyak bergerak pada tahap ini, jadi tidak akan duduk dalam waktu
lama lagi. Mereka akan sering berguling, merangkak dan berdiri sendiri. Si Kecil juga
menguji kekuatannya dengan mencoba berjalan beberapa langkah dan mengeksplor
ruangan. Bisa berdiri, berpegangan, bangun dan melakukan posisi duduk.
5) 12 bulan
Mengeksplorasi benda dengan berbagai cara, seperti menggoyangkan, memukul,
atau melempar. Menemukan barang yang disembunyikan dengan mudah. Melihat
pada benda atau gambar yang tepat ketika disebutkan. Menirukan gestur. Mulai
menggunakan barang dengan benar, seperti minum dari gelas, menyisir rambut.
Membenturkan dua benda bersamaan. Memasukan dan mengeluarkan barang dari dan
ke dalam kotak.
6) 18 bulan
Di masa ini, anak-anak mulai sadar akan perilaku mereka sendiri dan orang-orang
di sekitarnya. Mereka semangat untuk belajar hal baru dan mulai berkomunikasi
melalui kata dan ekspresi wajah. Anak juga biasanya mulai berjalan pada usia ini.
5
Berjalan sendiri. Dapat melangkah naik dan mulai berlari. Menarik mainan ketika
berjalan. Dapat membuka pakaiannya sendiri.Minum dari gelas. Makan dengan
sendok. 24 bulan dapat berjinjit. Menendang bola. Berlari. Memanjat naik dan turun
tanpa bantuan. Naik dan turun tangga dengan berpegangan.
B. Tahap Perkembangan Kognitif Periode Bayi 0-2 tahun
1. Pengertian Kognitif menurut Para Ahli yaitu sebagai berikut:
a) Williams dan Susanto menyebutkan bahwa kognitif adalah suatu cara
seseorang merawat, mengambil tindakan, dan respon yang cepat atau lambat
saat menghadapi masalah.
b) Neisser mengatakan bahwa kognitif merupakan proses memperoleh,
mengatur, dan memakai ilmu pengetahuan yang ada.
c) Gagne yang berpendapat bahwa kognitif berarti proses internal yang terjadi
pada pusat syaraf manusia saat berpikir.
d) Piaget mengartikan kognitif sebagai proses adaptasi pada seorang anak dan
mengartikan objek maupun semua peristiwa pada kondisi sekitarnya.
Perkembangan kognitif anak mengacu pada proses mengingat, pengambilan
keputusan, dan pemecahan masalah. Perkembangan ini bisa berbeda-beda pada tiap
anak. Psikolog J. Piaget membagi perkembangan kognitif anak pada empat tahap
berdasarkan usia anak.” yaitu tahap sensorimotor, tahap praoperasi, tahap operasi
konkret, dan tahap operasi formal. Secara skematis, keempat tahap itu dapat
digambarkan dalam tabel berikut:

6
Tahapan kognitif sensorimotor pada bayi 0-2 tahun

Tahap perkembangan kognitif sensorimotorik ini terdiri dari beberapa tahapan


yaitu:
1) Tahap tindakan refleks (lahir-1 bulan)
Selama tahap ini anak biasanya menghisap dan menggenggam segala sesuatu. Hal
ini diatur oleh tindakan refleks mereka. Karena refleks ini tidak bisa dipilah-pilah,
maka mereka akan merespon segala sesuatu dengan cara yang sama terhadap
suatu benda. Cara inilah yang membantu mereka berinteraksi dengan dunia serta
membangun pengetahuan dasar. Sejak lahir, menggenggam merupakan gerakan
refleks, yaitu dengan mengatupkan jari-jari di sekitar objek yang diletakkan
ditangannya. Seiring bertambahnya usia, tahapan tindakan menggenggam refleks
ini kemudian terkoordinasi dengan tatapan, mengulurkan tangan, membuka jari-
jari, lalu meraih objek yang menarik baginya.

7
2) Tahap reaksi sirkuler primer (1-4 bulan)
Pondasi tahap ini adalah memodifikasi tindakan refleks pada tahap 1, yaitu
munculnya reaksi yang baru yang tidak muncul pada tahap 1, seperti menghisap
jempol tangan. Tindakan ini menggambarkan adanya koordinasi antara tangan dan
mulut. Kemudian melacak objek bergerak dengan mata dan menggerakkan kepala
kearah objek tersebut berada atau bergerak. Artinya anak mulai mengarahkan
perilakunya sendiri dari pada bergantung pada tindakan refleks.
3) Tahap reaksi sirkuler sekunder (usia 4-8 bulan).
Tahap ini dicirikan oleh tindakan-tindakan berulang yang dimaksudkan untuk
mendapatkan respon yang sama dari sebuah objek. Contoh: anak menguncang-
nguncang mainan untuk mendapatkan bunyi yang sama. Disebut sirkulasi sekunder
karena reaksi itu muncul dari luar tubuhnya atau menggunakan benda tertentu seperti
mainan.
4) Tahap koordinasi skema sekunder (8-12 bulan)
Selama tahap ini anak menggunakan cara-cara tertentu untuk mencapai tujuannya.
Contoh menggerakan mainan serta ia juga mulai mencari objek atau benda
tersembunyi.
5) Tahap reaksi sirkuler tersier/eksperimensi (12-18 bulan)
Tahap inilah puncaknya periode sensorimotorik. Anak mulai melakukan
eksperimen, ia mengulangi tindakan dan memodifikasi perilaku berulang-ulang untuk
melihat apa yang akan terjadi. Pengulangan ini yang membantunya untuk memahami
hubungan sebab akibat serta mengarahkannya untuk menemukan penemuan baru.
pada tahap ini juga terlihat keinginan anak untuk berjalan. Pertumbuhan fisiknya
terpadu dengan keinginannya untuk melakukan eksperimen dengan benda. Ia akan
sering terjatuh saat mencoba berjalan, namun tetap berusaha berdiri lagi. Ia akan
menyentuh dan meraih benda-benda disekitarnya. Meskipun kadang membahayakan
buat dirinya namun anak tetap aktif. Oleh karena itu, penting menyediakan atau
menyiapkan lingkungan yang aman baginya. Misalnya menjauhkan benda-benda
tajam dan pecah belah, menghindari sudut-sudut yang tajam dan lain sebagainya.
6) Tahap kecerdasan representasional (18-24 bulan)
Tahap ini adalah masa transisi dari dari sensori motorik menuju representasi
simbolik. Pada tahap ini anak mengembangkan kemampuan mengingatnya dan
mengulang kembali tindakan-tindakan yang pernah ia lihat (proses meniru). Anak

8
juga menghadirkan gambar menjadi seperti sesuatu dunia nyata. Misalkan
membangun rumah-rumahan dari balok.
Untuk menstimulasi tahapan kognitif sensorimotorik ini, ada beberapa hal yang
harus dilakukan yaitu:
a) Menyediakan mainan interaktif, yang bisa mengaktifkan berbagai pancaindera
b) Menyediakan lingkungan dimana bayi atau atau batita dapat merangkak dan
bereksplorasi dengan leluasa.
c) Ajak anak bermain, seperti bermain petak umpet dan mencari benda yang
disembunyikan untuk memfasilitasi tahapan ini serta keaktifan anak
d) Menyediakan lingkungan yang kaya bahasa, artinya orang tua dapat menyebutkan
benda yang menarik dan diraih oleh anak dan mengulangnya dengan konsisten.

C. Tahap Perkembangan Psikososial Periode Bayi (0-2 tahun)


1. Pengertian Psikososial
Psikososial adalah istilah yang mengacu pada bagaimana kesehatan mental,
pikiran, dan perilaku seseorang (psiko) berkaitan dengan kebutuhan atau tuntutan
masyarakat (sosial). Isilah ini dipopulerkan pada 1950 oleh seorang psikolog bernama
Erik Erikson. Ia mengembangkan teori perkembangan psikososial, yang dipengaruhi
oleh teori psikoanalisis dari Sigmund Freud. Sama seperti Freud, Erikson percaya
bahwa kepribadian seseorang berkembang dalam serangkaian tahapan. Namun,
berbeda dengan Freud yang menjelaskan konsep psikoseksual, Erikson lebih
menjabarkan mengenai dampak pengalaman sosial terhadap kehidupan seseorang di
sepanjang hidupnya. Ia membahas bagaimana interaksi sosial dan hubungan berperan
dalam perkembangan dan pertumbuhan manusia.
Perkembangan psikososial pada anak, yakni pada masa tumbuh kembangnya dia
akan memiliki kedekatan dan keterikatan emosional dengan orang-orang yang penting
dalam hidupnya. Perkembangan psikososial berhubungan dengan perubahan-
perubahan perasaan atau emosi dan kepribadian serta perubahan dalam bagaimana
individu berhubungan dengan orang lain. Bayi mempelajari apa yang diharapkan dari
orang-orang yang penting dalam hidupnya. Mereka mengembangkan suatu perasaan
mengenai siapa yang mereka senangi atau tidak dan makanan apa yang mereka sukai
atau tidak (Seifert & Hoffnung, 1994).
2. Teori Perkembangan Psikososial Menurut Erik Erikson

9
Erikson mengembangkan teori psychosocial development, yaitu bagaimana
kebutuhan individu seseorang (psycho) bergabung dengan keperluan dan tuntutan
masyarakat (social). Ada beberapa hal yang berkaitan dengan tahapan perkembangan
psikososial pada masa bayi, diantaranya emosi, temperamen dan attachment
(keterikatan) dan rasa percaya (trust).
1) Perkembangan Emosi
Pada anak usia 1 tahun, perkembangan emosinya lebih rumit seperti malu,
kebingungan, rasa bersalah, cemburu, dan kembanggaan diekspresikan selama anak
belajar berjalan. Yaitu Para ahli telah lama mempercayai bahwa kemampuan untuk
bereaksi secara emosional sudah ada pada bayi yang baru lahir seperti menangis,
tersenyum dan frustasi. Bahkan beberapa peneliti percaya bahwa beberapa minggu
setelah lahir bayi dapat memperlihatkan bermacam-macam ekspresi dari semua emosi
dasar. Berdasarkan sistem klasifikasi Carrol Izard, diketahui beberapa ekspresi emosi
pada bayi, yaitu kegembiraan tertawa diekspresikan pada usia 4 bulan, ketakutan 5-8
bulan dan emosi yang lebih rumit seperti malu, kebingungan dan kebanggaan
diekspresikan selama anak berjalan.
2) Perkembangan Temperamen
Temperamen merupakan suatu dimensi psikologis yang berhubungan dengan
aktivitas fisik dan emosional serta merespons. Anak usia satu tahun, memiliki pola
temperamen ekstrem, sebagai pemalu dan penakut. Beberapa ahli perkembangan
berpendapat bahwa temperamen adalah karakteristik bayi yang baru lahir yang akan
dibentuk dan dimodifikasi oleh pengalaman-pengalaman masa kecil yang ditemui
dalam lingkungannya. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa terdapat interaksi
antara keturunan dan lingkungan dalam terjadinya perkembangan. Sejak lahir bayi
memperlihatkan berbagai aktifitas individual yang berbeda-beda. Beberapa bayi
sangat aktif menggerakkan tangan, kaki dan mulutnya tanpa henti, tetapi bayi yang
lain terlihat tenang. Semua gaya perilaku ini merupakan temperamen seorang bayi.
3) Perkembangan keterikatan (attachment)
Pada tahap pembentukan attachment (keterikatan), anak usia satu tahun termasuk
pada tahap spesific, yakni anak telah mengembangkan keterikatan dengan ibu, dan
akan berusaha untuk selalu dekat dengannya dan akan menangis ketika berpisah
dengan ibunya. Bayi yang baru lahir telah memiliki perasaan sosial yakni
kecenderungan alami untuk berinteraksi dan melakukan penyesuain sosial terhadap
orang lain. Kontak sosial pertama bayi dengan pengasuhnya itu. Diperkirakan mulai
10
terjadi pada usia 2 bulan, yaitu pada saat bayi tersenyum ketika memandang wajah
ibunya, kemudian saat usia 3-4 bulan, mereka semakin memperlihatkan bahwa
mereka mengenal dan menyenangi anggota keluarga yang dikenalnya dengan
senyuman dan dapat menerima orang asing. Tetapi pada usia kira-kira 8 bulan bayi
mulai mempunyai perasaan malu terhadap orang yang tidak dikenal.
4) Perkembangan Rasa Percaya 0-18 Bulan (Trust)
Pada tahapan ini, seorang anak belajar untuk mempercayai caregivers mereka.
Anak bergantung sepenuhnya kepada caregivers untuk keperluan makan, minum,
tampat tinggal, dan kasih sayang (trust). Pada tahapan ini, seorang anak juga develop
mistrust, yaitu contohnya ketika anak menangis, tetapi caregivers tidak ada disana
untuk menenangkan. Atau ketika caregivers kelupaan untuk memberikan makanan
kepada anak. Keadaan dimana keperluan anak tidak terpenuhi dan menghasilkan
mistrust ini juga merupakan sesuatu yang penting untuk perkembangan anak. Mistrust
menjadi salah satu konflik yang harus dihadapi anak pada tahap perkembangan ini.
Sedikit mistrust memang baik, tetapi bila caregivers secara konsisten tidak bisa
diandalkan dan terus-menerus tidak bisa dipercaya, maka anak akan tumbuh menjadi
seseorang yang yang melihat dunia dengan anxiety, ketakutan, dan mistrust.
Tahap pertama teori perkembangan psikososial Erikson terjadi antara kelahiran
hingga usia satu tahun, dan ini merupakan tahap paling mendasar dalam kehidupan.
Seorang bayi masih sangat tergantung terhadap orang dewasa di sekitarnya. Pada
tahapan ini, ia menggantungkan semua yang dibutuhkannya untuk bertahan hidup
pada orang tua dan pengasuhnya. Jika sang Pengasuh memberikan perawatan dan
cinta yang memadai, bayi akan percaya bahwa ia aman. Adapun kondisi ini dapat
menyebabkan berkembangnya rasa takut. Hubungan antara ibu dan bayi menjadi
sangat penting, bayi akan memperoleh kesan lingkungannya dapat menerima
kehadirannya secara hangat dan bersahabat, inilah yang menjadi landasan pertama
rasa percaya diri. Tahap ini merupakan pengembangan rasa percaya (trust) bayi
terhadap orang lain, terutama kepada pengasuhnya. Jika tahapan ini terganggu akan
menyebabkan bayi memiliki rasa curiga (mistrust). Apabila bayi telah berhasil
membangun rasa percaya terhadap si penjaga, dia akan merasa nyaman dan
terlindungi di dalam kehidupannya. Akan tetapi, jika penjagaannya tidak stabil &
emosi terganggu dapat menyebabkan bayi tersebut merasa tidak nyaman dan tidak
percaya pada lingkungan sekitar. Kegagalan mengembangkan rasa percaya
menyababkan bayi akan merasa takut dan yakin bahwa lingkungan tidak akan
11
memberikan kenyamanan bagi bayi tersebut, sehingga bayi tersebut akan selalu curiga
pada orang lain. Hasil perkembangan pada tahap ini akan terbawa terus sampai bayi
tersebut dewasa dan akan sangat berdampak pada karakternya. Bayi yang berhasil
membangun rasa percaya akan mudah bersosialisasi dan beradaptasi dengan banyak
orang. Sebaliknya, bayi yang tidak berhasil membangun rasa percaya pada masa ini,
akan sangat sulit mempercayai orang lain dan sulit untuk bersosialisasi saat ia dewasa
kelak.
5) Perkembangan Otonomi (Autonomy 18 Bulan – 2 atau 3 Tahun)
Menurut Eriksson, otonomi atau kemandirian merupakan tahap kedua
perkembangan psikososial yang berlangsung pada akhir masa bayi dan masa baru
pandai berjalan. Otonomi dibangun diatas perkembangan kemampuan mental dan
kemampuan motorik. Pada tahap ini, juga dapat memanjat, membuka dan menutup
menolak dan menarik, memegang dan melepaskan. Bayi merasa bangga dengan
prestasi ini dan ingin melakukan segala sesuatu sendiri. Pada tahapan ini, seorang
anak sudah memiliki autonomy dan independence. Anak sudah mulai memiliki
makanan favorit dan mereka sudah memiliki preference terhadap suatu hal. Pada
tahapan ini, penting untuk orang tua untuk memberikan pilihan dan autonomy kepada
anak mereka. Contohnya, seperti memberikan kepada anak pilihan 2 jenis pakaian
yang mau dikenakan di pagi hari. Selama tahap ini, seorang anak mulai belajar
tentang pengendalian diri dan menjadi lebih mandiri. Pada fase ini, potty training
disebut memiliki peran penting dalam mengembangkan sikap tersebut. Sukses di
tahap ini akan mengarah pada keinginan atau will. Jika orangtua mendidik anak
menjadi lebih mandiri, anak akan lebih percaya diri dan merasa yakin dengan
kemampuannya untuk bertahan hidup di dunia. Namun, jika ia dikritik, terlalu
dikendalikan, atau tidak diberi kesempatan untuk mengendalikan dirinya sendiri, ia
akan selalu bergantung pada orang lain serta malu dan ragu akan kemampuan dirinya.
3. Mengenal Tahapan Perkembangan Anak Pada Masa Bayi (Infancy)
Perlu kita ketahui perkembangan anak yang sehat artinya buah hati mampu
tumbuh dengan baik; secara fisik, sosial, sampai emosional berdasarkan standar
tahapan perkembangan anak sesuai umurnya. Perkembangan anak sangat pesat terjadi
di 1.000 hari pertama kehidupan. Perlu Ibu ketahui, momentum ini bukan dihitung
sejak bayi lahir. Tapi, mulai dari pembuahan di dalam rahim Ibu sampai anak berusia
2 tahun. Perlu diketahui, proses tumbuh kembang ini tak hanya sebatas anak tambah
besar dan tinggi. Pada Masa Bayi (Infancy) Fase ini berlangsung sejak usia 0 hingga
12
12 bulan. Bayi dari lahir sampai umur 3 bulan awalnya mengandalkan sinyal
menangis untuk memberikan tanda lapar, tidak nyaman, atau mengantuk. Setelah itu,
kemampuan bahasa, koordinasi sensori motorik, dan sosial akan dibentuk orangtua
dan lingkungannya. Ada beberapa jenis perkembangan anak yang umum perlu kita
ketahui, yakni:
a) Sensorik: kemampuan mendengar, melihat, meraba, merasa, mencium
b) Motorik kasar dan halus: kemampuan mengontrol gerakan tubuh, mulut,
tangan, sampai gerakan kompleks lain
c) Bicara dan bahasa: kemampuan bicara, mengerti saat diajak bicara, menyusun
kata-kata, memperhatikan dan memberikan respons.
d) Sosial dan emosional: kemampuan menunjukkan ekspresi seperti kesenangan
dengan tersenyum atau murung saat bersedih, bersosialisasi dan berinteraksi.
4. Masalah Dalam Perkembangan Anak
Terdapat beberapa jenis developmental delay pada anak-anak. Meliputi gangguan
bicara atau berbahasa, penglihatan, pergerakan, kecakapan sosial dan emosional, serta
kemampuan berpikir (kognitif). Selain itu, ada juga keterlambatan perkembangan
(developmental delay) yang terjadi ketika seseorang anak tertinggal dari teman-
temannya dalam hal pertumbuhan mental atau fisik. Terkadang, keterlambatan terjadi
pada dua area atau lebih. Jika itu terjadi, maka disebut dengan keterlambatan
perkembangan umum (global developmental delay).
Setiap anak mencapai tonggak perkembangan (milestone) lebih cepat atau lambat
dari teman-teman seusianya. Kita kerap melihat ada anak-anak yang mulai berjalan di
usia 10 bulan, tapi ada juga anak yang baru bisa bicara di usia dua tahun. Ini terjadi
karena setiap anak sangat unik dan akan berkembang sesuai dengan kecepatannya
sendiri. Setiap anak mempunyai waktu dan tahap perkembangan nya masing-masing.
Menjadi orang tua memang menyenangkan, tetapi tidak selalu mudah. Maka dari itu,
sangatlah penting pengetahuan bagi orang tua cara mendidik anak yang baik, agar
pertumbuhan dan perkembangan anak baik fisik maupun psikisnya tumbuh dan
berkembang dengan baik dan seimbang.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
Perkembangan anak usia dini merupakan pengetahuan yang penting untuk diketahui
agar kita dapat memahami perkembangan anak dan menyiapkan berbagai strategi untuk
menstimulasinya, sehingga perkembangan anak menjadi optimal.
Beberapa perkembangan anak usia dini, yaitu: perkembangan agama dan moral, sosial
emosional, perkembangan kognitif, perkembangan bahasa, perkembangan fisik motorik,
dan perkembangan kreativitas. Perkembangan tersebut tidak hanya terjadi pada usia dini,
tetapi akan terus berlanjut selama rentang kehidupan anak, tetapi stimulasi yang diberikan
untuk mengoptimalkan perkembangan tersebut pada usia dini akan mempengaruhi
perkembangan anak selama hidupnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim Madk Alexander J Burke. Developmental Psycology (A life-Span Approach,

Fifth Edition). PT Gelora Aksara Pratama,1980,hlm.80

Desmita. Psikologi Perkembangan. PT. Remaja Rosdakarya : Bandung. 2013.hlm,106

ur, Mu'jam al-Wasith, (tt; tp; tt), hlm. 395 dan 547

https://paudpedia.kemdikbud.go.id/komunitas-pembelajar/guru-kreatif/tahapan-

perkembangan-kognitif-anak-usia-0-2-tahun

https://www.detikpendidikan.id/2019/02/garis-besar-tahap-perkembangan-kognitif

https://mayapadahospital.com/news/tahap-perkembangan-fisik-anak-umur-0-2-tahun

15

Anda mungkin juga menyukai