Anda di halaman 1dari 21

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

PADA PERIODE BABYHOOD

Makalah ini untuk memenuhi nilai tugas kelompok

yang diampu oleh: Danang Isworo Wijayanto,M.Pd.

Disusun Oleh :Kelompok 2

1. Nurul Amalia (2019010271)


2. Kiki Nurbaiti (2019010272)
3. Bagus Adi Saputro (2019010273)
4. Nining Tri Wahyuni (2019010274)
5. Rian Adam (2019010275)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN JAWA TENGAH
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat allah swt yang telah memberikan pemahaman dan
pencerahan kepada kami sehingga dapat membuat makalah ini dengan baik.
Shalawat dan salam mari kita haturkan kepada nabi Muhammad saw yang
membawa manusia dari kegelapan menuju kepada penerangan yang kita nikmati
ini. Tidak lupa pula ucapan terima kasih kami kepada:
1. Dosen pengampu psikologi perkembangan, bapak Danang Isworo W.
2. Teman-teman yang telah membatu kami dalam mencari maupun
memberikan saran terhadap materi ini.

Kami membuat makalah ini sebagai pemenuhan tugas psikologi yang lebih
dikhususkan berdasarkan pada perkembangan periode babyhood. Apabila ada
kesalahan dalam ejaan ataupun penulisan kami sebagai penulis mohon maaf
sebesar-besarnya. Serta kritik dan saran pembaca sangatlah kami tunggu agar
dapat kami perbaiki untuk makalah selanjutnya.

Demikian yang dapat kami sampaikan . Atas perhatian dan keberkenanan


dalam pembacaan makalah ini kami ucapkan terimakasih.

Wonosobo,20 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................ii

Daftar Isi...........................................................................................................iii

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...................................................................................1

BAB II Pembahasan

a. Pengertian Periode Babyhood...............................................................2


b. Macam- Macam Perkembangan Bayi pada Periode Babyhood ...........2
c. Bentuk Perkembangan Psikologis Babyhood.......................................3
d. Bahaya Fisik Dan Psikologi Pada Periode Babyhood.........................12

BAB III Penutup

A. Kesimpulan............................................................................................13

Daftar Pustaka.................................................................................................14

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap individu yang dilahirkan akan mengalami fase atau masa untuk
menjalani kehidupannya. Masa yang jauh berbeda dengan masa sebelumnya.
Setiap Individu mengalami fase yang harus dilaluinya. Dan tiap fase memiliki
tugas atau peran yang berbeda.
Dari seluruh fase dalam kehidupan manusia, fase yang berperan penting
adalah fase bayi. Dimana dalam fase bayi ini pertumbuhan dan perkembangan
bayi sangat cepat dan harus diperhatikan. Di sisi lain orang tua dan lingkungan
sangat menentukan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Proses perkembangan dimulai sejak bayi dalam kandungan biasanya sembilan
bulan lamanya. Jadi perkembangan bukan dimulai sejak lahir. Pada saat bayi yang
dapat dilakukan bayi adalah menggerakan bibir dan lidahnya berupa mengisap
dan meludah. Karena keunikan fase inilah yang membuat penulis untuk mengkaji
lebih luas lagi yang dituangkan dalam makalah yang memaparkan pertumbuhan
dan perkembangan bayi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perkembangan Bayi pada Periode Babyhood?
2. Apa saja Macam-macam Perkembangan Bayi pada Periode Babyhood?
3. Apa saja Bentuk Perkembangan Psikologis Babyhood?
4. Apa Saja Bahaya Fisik Dan Psikologi Pada Periode Babyhood?

1
C. Tujuan Masalah
1. Menjelaskan Dan Menerangkan Perkembangan Bayi Pada Periode
Babyhood
2. Mengetahui Macam-Macam Perkembangan Bayi Pada Periode
Babyhood
3. Menjelaskan Bentuk Perkembangan Psikologis Babyhood
4. Mewaspadai Bahaya Fisik Dan Psikologi Pada Periode Babyhood

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Periode Babyhood


Periode Babyhood merupakan dasar pengembangan sikap, perilaku dan
ekspresi. White (dalam Hurlock, 1980) berpendapat bahwa usia dua tahun
pertama merupakan masa kritis, karena akan menetukan kualitas anak dalam
bersosial dan melakukan penyesuaian diri secara pribadi.Oleh karena itu,
langkah terbaik dalam mengembangkan kemampuan bersosial anak adalah
dengan mengajarkannya untuk ikut merasakan kehidupan soial yang nyata,
sehingga perkembangn anak Babyhood tidak hanya pada pertumbuhan fisik dan
psikologis, tetapi berkaitan erat dengan kehidupan sosial anak.

2
2. Macam- Macam Perkembangan Bayi pada Periode Babyhood

a). Perkembangan Fisik Babyhood

Pada bayi babyhood normal usia empat bulan berat badannya akan bertambah
dua kali lipat. Bertambhnya berat badan bayi diakibatkan peningkatan jaringan
lemak. Demikian juga dengan tinggi dan proporsi tubuh . Tingi badan bayi
bertambah pada usia empat bulan, yakni sekitar 23-24 inci. Pertumbuhan kepala
berkurang, berat badan dan tungkai bertambah , sehingga bayi kelihatan lebih
ramping. Bentuk bangun tubuh bayi berbeda-beda, ada yang berbentuk
ektomorfik (panjang langsing), endomorfik (bulat dan gemuk), dan mesomorfik
(berat, keras, dan empat persegi).
Semakin bertambah usia, tulang-tulang bayi babyhood semakin keras.
Perkembangan pesatnya terjadi di awal tahun pertama. Ubun-Ubun (daerah otak
yang lunak) 50% telah tertutup pada usia 18 bulan. Pada usia 24 bulan 100%
tulang tengkorak kepala telah tertutup dan mengeras. Pertumbuhan gigi pada usia
12 bulan rata-rata 4-6 gigi susu, dan 16 gigi susunusia 14 bulan. Sementara urat
otot sudah ada sejak lahir, namun perkembangannya masih sangat lambat dan
lemah.
Demikian juga dengan susunan syaraf dan organ-organ perasa bayi yang
makin berkembang. Pertambahan berat otak paling pesat terjadi pada usia 24
bulan. Otak kecil yang berperan sebagai kontrol dan keseimbangan tubuh juga
bertambah. Pada usia tiga bulan alat indra penglihatan sudah berfungsi dengan
baik. Sehingga bayi sudah mampu melakukan koordinasi gerakan mata terhadap
objek-objek dengan jelas, nyata, kerangka, kerucut, atau warna-warni. Demikian
juga indra pendengaran, penciuman, dan pengecapan bayi turut berkembang
dengan baik. Kini bayi sangat peka pada semua rangsangan kulit karena tekstur
kulitnya yang sangat tipis.

3
b).Perkembangan Psikologis Babyhood
Perkembangna psikologis babyhood berkaitan erat dengan kematangan
fungsi-fungsi sensorik-motorik dan intelektual. Pertumbuhan bayi yang normal
dapat diukur dari perkembangan dan kematangan kemampuan dasarnya, yakni
aspek-aspek motorik dan kognitif. Aspek motorik berkaitan dengan kemampuan
bayi untuk membedakan antara kasar dan halus, keras dan lembut, besar dan kecil,
panas dan dingin, dan sebagainya. Sementara, aspek kognitifnya berkaitan dengan
kecerdasan intelektualnya. Namun, pada praktik kehidupan sehari-hari
kebanyakan orang tua tidak memahami perkembangan dasar dan kreativitas
kognitif anak, misalnya mengajarkan anak kapan dia seharusnya tersenyum,
merangkak, berdiri, dan sebagainya
3. Bentuk Perkembangan Psikologis Babyhood
1) Perkembangan Sensoris Bayi Babyhood
Beberapa hal yang berkaitan dengan perkembangan sensoris bayi babyhood,
di antaranya:
a. Sentuhan
Bagi bayi yang baru lahir bila pipinya disentuh maka dia akan menolehkan
kepalanya dan sentuhan itu akan memunculkan gerakan mengisap. Hal ini
menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir memberikan respons terhadap
sentuhan tersebut. Kemudian bentuk kesensitifan sensoris bayi ini terus
berkembang pada usia lima hari setelah lahir dan pada usia enam bulan dia
sudah mampu menghubungkan sentuhan dengan stimulu-stimulus yang
diterimanya.

4
b. Rasa Sakit
Dari penelitian Poter,dkk(dalam Santrock, 1995) diketahui bahwa sunat yang
dilakukan kepada bayi laki-laki pada hari ktiga setelah kelahiran
meningkatkan tangisan dan ocehan bayi yang mengindikasikan bahwa bayi
usia tiga hari telah mengalami rasa sakit. Yang mengejutkan bayi yang sunat
usia tiga hari tidak menderita akibat yang serius dan tidak stres.
c. Penciuman
Sesungguhnya sensori penciuman telah dimiliki bayi sejak di dalam
kandungan. Hal ini terlihat jelas ketika ada transmisi bau makanan yang
dikonsumsi ibunya. Bau yang menyenangkan terus dipelajari bayi pada hari-
hari pertama kelahiran.
d. Kecapan
Kepekaan bayi terhadap rasa berkembang sejak dalam kandungan. Makanan
yang dikonsumsi Ibu akan masuk kefetus melalui cairan amniotik. Sesudah
lahir , transmisi kecapan masuk melaui puting susu Ibu.
e. Pendengaran
Sesungguhnya pendengaran bayi sudah ada dan telah berfungsi sejak usia dua
bulan dalam kandungan, yakni dengna cara mendeteksi suara-suara detakan
jantung ibunya, musik atau suara-suara lainnya. Akan tetapi, dalam kondisi
tertentu ada bayi yang tidak atau kurang memiliki kemampuan
mendengarkan. Beberapa acara sederhana untuk melihat gejala bayi yang
tidak memiliki kemampuan mendengar, tidak akan bereaksi jika dipanggil,
kurang perhatian, bersuara keras, sering merasa lelah, frustasi, over aktif,
pengucapan kata banyak yang salah.

5
f. Penglihatan
Beberapa peneliti menunujukan bahwa penglihatan bayi yang baru lahir
adalah samar-samar dan dalam bentuk hitam putih. Penglihatan bayi mulai
sempurna usia 3-4 bulan, ditandai dengan kemampuannya melihat konstansi
ukuran walaupun masih terbatas dan konstansi bentuk. Usia enam bulan
sudah mampu melihat visual kedalaman.

2) Perkembangan Motorik Bayi Babyhood


Oleh Santrock (2007) dikatakan, bahwa aktivitas motorik selama tahun
kedua ini berperan penting bagi perkembangan kompetensi anak. Berikut ini
diuraikan secara singkat tentang gerakan motorik babyhood berikut ini:
a. Usia 1 Bulan
Bayi sudah mampu melakukan gerakan refleks , seperti membuka mulut,
mencari puting susu ibu, mengisap dan menelan. Jika pipinya disentuh, maka
dia akan menggerakan kepalanya ke arah yang sama. Bayi sering memasukan
tinju jarinya dalam mulutnya dan bila memegang sesuatu selalu digenggam
dengan telapak tangannya.
b. Usia 2 Bulan
Pada usia ini bayi sudah mampu melakukan gerakan ke kanan dan ke kiri.
Bayi sudah mampu membedakan ekspresi wajah dan suara. Bayi dapat
mengikuti gerakan benda yang terletak dengan mata, sudah mampu meminta
perhatian dengan menggerakan lengan dan kakinya, dan mampu mengisap
benda yang dipegangya.

6
c. Usia 3 bulan
Bayi sudah mampu mengangkat kepala dan tubuhnya jika diletakkan pada
posisi tengkurap. Bayi sudah bisa membedakan suara ibunya dengan suara
orang lain.
d. Usia 4 Bulan
Dia sudah bisa memegang erat benda-benda yang diberikan kepadanya.
Memasukkan benda ke dalam mulut adalah ciri khas ingin tahunya terhadap
stimulus luar. Pada masa ini bayi mulai mengoceh dan lebih sering tersenyum
dan tertawa sendiri.
e. Usia 5 Bulan
Bayi sudah mampu meberikan respon atas kondisi lingkungannya. Pada
masa ini bayi telah mampu memindahkan benda dari satu tangan ke tangan
lainnya, dan akan tersenyum jika dihadapkan ke cermin.
f. Usia 6 Bulan
Bayi sudah bisa balik posisi, dari posisi telentang menjadi posisi tengkurap
atau sebaliknya. Bisa duduk dengan di topang. Pada perkembangannya bayi
senang menjatuhkan barang dan meminta mengembalikannya
g. Usia 7 Bulan
Bayi sudah mampu mengangkat badan dengan tangan dan lututnya,
mampu menggeser badan ke belakang (mundur) atau ke depan (maju). Marah
jika mainannya diambil orang lain atau tidak dekat dengan posisinya. Senang
memegang benda kecil dan berteriak jika ada yang mengganggunya.

7
h. Usia 8 Bulan
Bayi sudah bisa merangkak dan duduk tanpa bantuan orang lain. Respon
dari tidak suka bayi terlihat dari mendorong atau membuang benda yang
tidak disukainya.
i. Usia 9 Bulan
Bayi telah mampu duduk sendiri dan berputar-putar. Bayi senang
memasukkan jari-jarinya ke dalam lubang. Bayi bisa mengerti satu atau dua
kata dan akan bereaksi jika diperintah.
j. Usia 10 Bulan
Bayi mampu duduk sendiri tanpa bantuan orang lain.Dapat merangkak
dengan baik dan senang naik kursi atau tangga di rumah. Bayi mengerti
terhadap apa yang diperhatikan atau dilarangkan kepadanya. Bayi juga
sudah sudah mampu mengenal wajah-wajah orang yang tidak dikenalnya.
k. Usia 11 Bulan
Bayi mampu berdiri tanpa bantuan orang lain. Bayi belajar berjalan
dengan dipegangi dan mampu mengubah posisi duduk dan berdiri tanpa
bantuan orang lain. Bayi akan merasa takut didekati orang yang tidak
dikenalnya, namun bayi merasa senang dengan anak-anak lain. Pada masa
ini bayi juga belajar meniru dan menggunkan keterampilan tangannya.
l. Usia 12 Bulan
Bayi mulai banyak berjalan meskipun gerakan langkahnya belum stabil.
Bagi sebagian bayi masih lebih suka merangkak. Bayi mulai belajar
memegang pensil dan kapur untuk membuat corat coretan.

8
3) Perkembangan Kognitif Bayi Babyhood

Pada usia bayi 0-2 tahun, perkembangan kognitifnya masih tergolong pada
tahap sensoris motorik, di mana pemahaman bayi tentang dunia sekitarnya dengan
cara mengkoordinasikan pengalaman-pengalaman sensoris, seperti melihat,
meraba, memegang, mendengarkan, atau tindakan-tindakan motoriknya. Oleh
dasar ini, perkembangan kognitif bayi digolongkan pada tahap sensoris motorik.
Piaget menggambarkan perkembangan kognitif bayi ke dalam sub tahap yang
menekankan kepada proses kognitif, seperti perhatian, memori dan proses berpikir
sebagai suatu cara bayi memproses informasi di sekitarnya.

Cara-cara bayi belajar diantaranya:


a. Habituasi (pembiasaan)
b. Pembiasaan Klasik (classical conditioning)
c. Pembiasaan Instrumental
d. Imitasi
4) Perkembangan Emosi Bayi

Dari hasil penelitian Izard (dalam Santrock, 1995) menunjukkan bahwa


ragam emosi bayi sudah muncul sejak usia dua tahun pertama sejak kelahiran.
Beberapa hari setelah dilahirkan bayi hanya bisa menunjukan emosi sedih, muak,
minat, dan tersenyum. Ekspresi marah dan sedih telah muncul pada usia 3-4
bulan, ekspresi takut usia 5-7 bulan, yang kemudian diikuti dengan rasa malu.
Akhir tahun kedua emosi anak menjadi lebih majemuk yang diikuti dengan
munculnya rasa bersalah dan jijik.

9
Cara yang paling umum dilakukan bayi mengekspresikan emosinya adalah
dengan cara menangis. Menangis merupakan cara yang ampuh dan terkadang
menjadi satu-satunya cara bayi untuk mengomunikasikan segala kebutuhannya.

a) Bentuk-bentuk Emosi Babyhood antara lain:


 Kemarahan bayi
 Afeksi kegembiraan
 Rasa ingin tahu
 Rasa kecewa
 Ketakutan Bayi
b) Bahaya-bahaya emosi bayi

Ketika bayi kurang mendapatkan kasih sayang, mengalami emosi yang kuat
ataupun sebaliknya memicu terjadinya bahaya –bahaya emosi bagi bayi sebagai
berikut:

 Dampak dari tekanan emosi


a. Menyebabkan kesulitan makan dan tidur
b. Selalu mengisap jari dan suka menangis
c. Selalu melakukan gerakan yang menunjukkan kegelisahan
 Efek kurang sayang
a. Menghambat hormone pituitary sehingga anak kerdil
b. Kemunduran dalam perkembangan motorik
c. Keterlambatan bicara dan kesulitan belajar
d. Kurangnya kotak sosial,sikap murung,lesu,atau isap jari

10
 Efek dari emosi yang kuat
a. Membuat anak kaku dan penakut di hadapan orang banyak
b. Membuat anak jadi pemalu
 Efek dari terlampau sayang
a. Membuat anak tidak percaya diri dan tidak mandiri
b. Selalu mengharapkan orang dalam penyelesaian tugas
c. Selalu mengharapkan orang lain agar menyayangi dirinya.

5) Perkembangan Sosial Bayi


a. Tahap-tahap perkembangan sosial bayi
 Usia 2-3 bulan
 Bayi bisa membedakan manusia dan benda mati
 Bayi dapat merasakan orang yang memenuhi kebutuhan
 Usia 4-5 bulan
 Bayi ingin selalu di gendong oleh siapapun
 Bayi sudah bisa memberikan ekspresi emosi dan wajah
 Bayi sudah mampu membedakan suara emosi dan ramah
 Bayi mencoba menarik perhatian bayi lain
 Usia 6-7 bulan
 Bisa membedakan teman dan orang asing
 Bisa memperlihatkan reaksi emosi, takut, dan senang melekatkan
keterkaitan dengan ibunya.

11
 Usia 8-11 bulan
 Belajar kata-kata , isyarat, dan meniru gerakan orang lain
 Meniru suara dan perilaku bayi lain
 Usia 12-15 bulan
 Belajar bereaksi terhadap setiap larangan
 Belajar bekerja sama dalam bermain
 Usia 16-18 bulan
 Munculnya negativisme dalam bentuk keras kepala
 Mulai tidak mau mengikuti perintah, marah, menatik diri
 Bermain dan bekerja sama serta berbagi rasa
 Usia 19-24 bulan
 Belajar berpakaian, mandi, makan
 Lebih berminat bermain dengan bayi lain
b. Tingkah laku lekat pada bayi
Tingkah lekat merupakan ikatan emosional yang kuat antara anak dan
pengasuhnya yang sama-sama memberikan kontribusi terhadap kualitas hubungan
tersebut. Tingkah ini di perlihatkan kepada figur yang mampu memberikan rasa
kebahagiaan, rasa aman, rasa kepuasan. Perilaku ini terlihat pada usia 5 atau 7
bulan hingga 15 bulan.
Faktor-faktor penyebab timbulnya tingkah laku lekat pada bayi adalah
ketergantungan pemenuhan kebutuhan fisik, kontak sosial pada orang tertentu,
terutama pada ibu, ayah dan anggota keluarga lain, dll. Kelekatan babyhood pada
ibu akan berkurang pada usia 6 tahun dan berangsur-angsur bayi melepaskan
ikatan pada orang tua yang ditandai denga mulai mengadakan relasi baru.

12
6) Perkembangan Bahasa Bayi Babyhood

Setiap bayi memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam hal bersuara yang
merupakan bentuk dari sarana komunikasi seperti yang dikatakan oleh hur lock
berbicara merupakan cara untuk memahami dan mengerti terhadap apa yang di
sampaikan orang lain kepada dirinya sampai 18 bulan bayi hanya menggunkan
bahasa sederhana dan disertai dengan isyarat.

Secara garis besar bahasa bayi berbentuk sebagai berikut:

i. Bahasa egosentik yaitu bahasa yang berfungsi untuk melahirkan keinginan


sendiri pada diri sendiri seperti bicara sendiri saat bermain
ii. Bahasa sosial yaitu bahasa yang digunakan utuk mengadakan relasi pada
orang lain.

Sedangkan fungsi bahasa bagi bayi adalah:

i. Sebagai kundgabe yaitu sebagai ekspresi perasaan


ii. Auslosung yaitu berfungsi sebagai proses interaksi sosial berupa peniruan
tingkah orang lain.
iii. Darsterllung yaitu menyatakan apa yang menjadi daya tarik perhatiannya.
 Bentuk-bentuk komunikasi bayi
i. Menangis
ii. Mengoceh (babbling)
iii. isyarat

13
 faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bicara bayi
 kesehatan
 kecerdasan anak
 status sosial ekonomi
 jenis kelamin
 dorongan
 urutan anggota keluarga
 pola asuh keluarga
 penyesuaan diri
 jumlah anggota keluarga
7) Periode Perkembangan Ketrampilan Bayi
kemandirian dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas kemampuan bayi
untuk mengkoordinasikan kebutuhan.
 Bentuk-bentuk ketrampilan bayi adalah:
 Ketrampilan tangan untuk makan
 Ketrampilan tangan untuk mandi dan berpakaian
 Ketrampilan bermain
 Ketrampilan kaki
8) Perkembangan psikoseksual bayi
 Fase perkembangan psikoseksual bayi
I. Fase oral
Sumber kenikmatan seksual bayi melalui rangsangan mulut seperti
mencari kenikmatan dengan mengisap puting susu ibu jika tidak
terpuaskan pada saat dewasa akan lebih cenderung cerewet

14
II. Fase anal
Perkembangan psikoseksual anak pada saaat mengeluarkan feses. Dari sini
dapat mempengaruhi sifat dari bayi saat ibu menangani bayi yang sedang
buang hajat semakin ibu sabar dalam penanganan semakin baik
perkembangan psikologi anak .
 Peran toilet training
Pada saat usia 18 bulan usahakan bayi dilatih untuk buang air sendiri
karena menurut charleswort santrock melatih anak untuk buang air
merupakan bentuk ketrampilan fisik dan motorik artinya bayi diajarkan sejak
dini untuk mengendalikan otot-otot pembuangan
4. Bahaya Fisik Dan Psikologi Pada Periode Babyhood
1) Bahaya-bahaya fisik pada babyhood
Bahaya yang sering terjadi karena rentannya terhadap penyakit, kecelakaan,
infeksi, kematian bayi.
2) Bahaya psikologi pada babyhood
 Adanya keterlambatan perkembangan motorik
yang menyebabkan keterlambatan anak bermain dengan teman sebayanya,
keterlambatan menerima ketrampilan atau kurang mandiri
 Keterlambatan berbicara yang berdampak kepada perkembangan bahasa,
hubungan sosial, dan minimnya wawasan
 Keterlambatan hubungan sosial berdampak pada rasa percaya diri dan
kegagalan dalam hubungan sosial
 Buruknya kehidupan emosional bayi

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perkembangan dan pertumbuhan bayi dari bulan ke bulan akan mengalami
perkembangan yang membutuhkan perhatian secara khusus baik dari lingkungan,
orang tua ataupun seluruh orang yang bersangkutan dengan bayi tersebut. Dan
setiap bulannya bayi lebih menunjukkan sifat-sifat aslinya yang masih dapat di
ubah oleh lingkungan, kasih sayang dan perlakuan dari orang yang ada di
sekelilingnya. Bayi juga membutuhkan ketrampilan-ketrampilan yang dapat
meengembangkan saraf motorik agar dapat berkembang dan tumbuh dengan baik.
Bayi juga membutuhkan didikan yang baik, baik secara sosial ataupun individual.
Selain itu juga keperluan makan pada bayi dapat mempengaruhi fisik bayi agar
tumbuh dengan sempurna. Dan dapat menghindari bahaya fisik pada periode ini
seperti: kematian, penyakit, kecelakaan dll.

16
DAFTAR PUSTAKA

Mutia,Diana.2010.Psikologi Bermain Anak .Jakarta:Kencana


Daviddoff,Linda L.1981.Psikologi.Jakarta:Erlangga
Zan Pieter,Harri.2010.Psikologi untuk Kebidanan.Jakarta: Kencana

17

Anda mungkin juga menyukai