Di dalam pelaksanaannya penetapan kode etik IBI harus dilakukan oleh kongres IBI. Hal ini
terjadi karena kode etik suatu organisasi akan mempunyai pengaruh yang kuat dalam
menegakkan disiplin di kalangan profesi, jika semua orang menjalankan profesi yang sama
tersebut tergabung dalam suatu organisasi profesi. Hal ini menjadi lebih tegas dengan pengertian
bahwa apabila setiap orang yang menjalankan suatu profesi maka secara otomatis dia tergabung
dalam suatu organisasi atau ikatan profesi. Apabila hal ini dapat dilaksanakan dengan baik maka
barulah ada suatu jaminan bahwa profesi tersebut dapat dijalankan secara murni dan baik, karena
setiap anggota profesi yang melakukan pelanggaran terhadap kode etik dapat dikenakan sangsi
dalam menjalankan tugasnya.
Sehubung dengan pelaksanaan Kode Etik Profesi, bisan di bantu oleh suatu lembaga yang
disebut Majelis Pertimbangan Kode Etik Bidan Indonesia dan Majelis Pertimbangan Etika
Profesi Bidan Indonesia. Dalam organisasi IBI terdapat Majelis Pertimbangan Etika Bidan
(MPEB) dan Majelis Pembelaan Anggota (MPA).
Dasar Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan atau MDTK adalah sebagai berikut:
1. Memberi pertimbangan tentang etik dan standar profesi tenaga kesehatan kepada Menteri
2. Membina, mengembangkan dan mengawasi secara aktif pelaksanaan kode etik
kedokteran gigi, perawat, bidan, sarjana farmasi dan rumah sakit.
3. Menyelesaikan persoalan, menerima rujukan dan mengadakan konsultasi dengan instansi
terkait.
4. MP2EMP pusat atas Menteri yang berwenang mereka yang ditunjuk mengurus persoalan
etik tenaga kesehatan.
1. Menerima dan memberi pertimbangan, mengawasi persoalan kode etik dan mengadakan
konsultasi dengan instasi terkait dengan persoalan kode etik.
2. Memberi nasihat, membina dan mengembangkan serta mengawasi secara aktif etik
tenaga profesi tenaga kesehatan dalam wilayahnya bekerja sama dengan organisasi profesi
seperti IDI, PDGI, PPNI, IBI, ISFI, PRSW2.
3. Memberi pertimbangan dan saran kepada instansi terkait.
4. MP2EPM propinsi atas nama kepala kantor wilayah departemen kesehatan propinsi
berwenang memanggil mereka yang bersangkutan dalam suatu etik profesi.
Pengertian majelis etika profesi merupakan badan perlindungan hukum terhadap para bidan
sehubungan dengan adanya tuntutan dari klien akibat pelayanan yang diberikan dan tidak
melakukan indikasi penyimpangan hukum. Realisasi Majelis Etika Profesi Bidan (MPEB) dan
Majelis Pembelaan Anggota (MPA). Pelaksanaan tugas bidan dibatasi oleh norma, etika dan
agama. Tetapi apabila ada kesalahan dan menimbulkan konflik etik, maka diperlukan wadah
untuk menentukan standar profesi, prosedur yang baku dan kode etik yang di sepakati, maka
perlu di bentuk Majelis Etika Bidan, yaitu MPEB dan MPA. Tujuan dibentuknya Majelis
Etika Bidan adalah untuk memberikan perlindungan yang seimbang dan objektif kepada Bidan
dan Penerima Pelayanan.
MPEB merupakan badan perlindungan hukum terhadap para bidan sehubungan dengan adanya
tuntutan dari klien akibat pelayanan yang diberikan dan tidak melakukan indikasi penyimpangan
hukum.
Latar belakang dibentuknya Majelis Pertimbangan Etika Bidan atau MPEB adalah adanya unsur-
unsur pihak-pihak terkait.
Dengan kata lain, untuk memberikan keadilan pada bidan bila terjadi kesalahpahaman
dengan pasien atas pelayanan yang tidak memuaskan yang bisa menimbulkan tuntutan dari pihak
pasien. Dengan catatan, bidan sudah melakukan tugasnya sesuai dengan standar kompetensi
bidan dan sesuai dengan standar praktek bidan.
Majelis etik kebidanan merupakan lembaga organisasi yang mandiri, otonom dan non
struktural.
Majelis etik kebidanan dibentuk ditingkat propinsi dan pusat.
Majelis etik kebidanan pusat berkedudukan di ibu kota negara dan majelis etik kebidanan
propinsi berkedudukan di ibu kota propinsi.
Majelis etik kebidanan pusat dan propinsi dibantu oleh sekretaris.
Jumlah anggota masing-masing terdiri dari lima orang
Masa bakti anggota majelis etik kebidanan selama tiga tahun dan sesudahnya, jika
berdasarkan evaluasi masih memenuhi ketentuan yang berlaku, maka anggota tersebut dapat
dipilih kembali.
Anggota majelis etik kebidanan diangkat dan diberhentikan oleh menteri kesehatan
Susunan organisasi majelis etik kebidanan terdiri dari:
1. Tugas MPEB
MPEB dan MPA merupakan majelis independen yang berkonsultasi dan berkoordinasi dengan
pengurus inti dalam IBI tingkat nasional. MPEB secara internal memberikan saran, pendapat dan
buah pikiran tentang masalah pelik yang sedang dihadapi khususnya yang menyangkut
pelaksanaan kode etik bidan dan pembelaan aggota.
1. Mengkaji
2. Menangani
3. Mendampingi anggota yang mengalami permasalahan dalam praktek kebidanan yang
berkaitan dengan permasalahan hukum.
Dalam menjalankan tugasnya, sehubungan dengan pelaksanaan kode etik profesi, bidan
dibantu oleh suatu lembaga yang disebut Majelis Pertimbangan Kode Etik Bidan Indonesia dan
Majelis Pertimbangan Etika Profesi Bidan Indonesia.
Meneliti dan menentukan ada tidaknya kesalahan atau kelalaian dalam menerapkan
standar profesi yang dilakukan oleh bidan
Penilaian didasarkan atas permintaan pejabat, pasien dan keluarga yang dirugikan oleh
pelayanan kebidanan
Permohonan secara tertulis dan disertai data-data
Keputusan tingkat propinsi bersifat final dan bisa konsultasi ke majelis etik kebidanan
pada tingkat pusat
Sidang majelis etik kebidanan paling lambat tujuh hari, setelah diterima pengaduan.
Pelaksanaan sidang menghadirkan dan meminta keterangan dari bidan dan saksi-saksi
Keputusan paling lambat 60 hari dan kemudian disampaikan secara tertulis kepada
pejabat yang berwenang
Biaya dibebankan pada anggaran pimpinan pusat IBI atau pimpinan daerah IBI ditingkat
propinsi.
1. Peran
Majelis Pertimbangan Etika Bidan (MPEB) dan Majelis Pembelaan Anggota (MPA) secara
internal berperan memberikan saran, pendapat dan buah pikiran tentang masalah pelik yang
sedang dihadapi khususnya yang menyangkut pelaksanaan kode etik bidan dan pembelaan
anggota.
1. Fungsi
Dewan Pertimbangan Etika Bidan (DPEB) dan Majelis Pembelaan Anggota (MPA) memiliki
fungsi, antara lain:
1. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan bidan sesuai dengan ketetapan pengurus pusat
2. Melaporkan hasil kegiatan sesuai dengan bidang dan tugasnya secara berkala
3. Memberikan saran dan pertimbangan yang perlu dalam rangka tugas pengurus pusat
4. Membentuk Tim Teknis sesuai dengan kebutuhan.
Dasar penyusunan Majelis pertimbangan etik profesi adalah majelis pembinaan dan pengawasan
etik pelayanan medis (MP2EPM) yang meliputi:
Pembinaan dan pengawasan terhadap dokter, dokter gigi, dan tenaga kesehatan dalam
menjalankan profesinya dilakukan oleh Menteri Kesehatan atau pejabat yang ditunjuk.
Dalam organisasi profesi bidan Indonesia hingga saat ini belum terbentuk badan konsil
kebidanan. Secara konseptual badan konsil merupakan badan yang dibentuk dalam rangka
melindungi masyarakat penerima jasa pelayanan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
Konsil kebidanan Indonesia merupakan lembaga otonom dan independent, bertanggung jawab
kepada President sebagai Kepala Negara.
Konsil kebidanan Indonesia berfungsi mengatur, menetapkan serta membina tenaga bidan yang
menjalankan praktik kebidanan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.