Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang Maha Pengasih lagi
Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Konsep Dasar Asuhan Kebidanan

Adapun makalah Konsep Dasar Asuhan Kebidanan ini telah kami usahakan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah
ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu
dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca
yang ingin member saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki
makalah Konsep Dasar Asuhan Kebidanan

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil


hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Tarakan, 29 Februari 2020

Kelompok 1

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………........……… i

KATA PENGANTAR …………………………………………….……….....…….. 1

DAFTAR ISI …………………………………………..........……….…………………


2

BAB 1 PENDAHULUAN ………………………………………………......…….. 3

1.1 Latar belakang …………………………………………………….... 3


1.2 Rumusan masalah …………………………………………………. 3
1.3 Tujuan ……………………………………………..........……………... 3

BAB II ISI

2.1 Filosofi asuhan kebidanan ………………………………………. 5


2.2 Lingkup asuhan kebidanan ……………………………………... 7
2.3 Prinsip asuhan kebidanan ………………………………………. 8
2.4 Sejarah ANC ……………………………………………………........... 10
2.5 Tujuan ANC ……………………………………………………............. 14
2.6 Refocusing ANC ……………………………………………….......... 14

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan …………………………………………………….......... 18


3.2 Saran …………………………………………………………................ 19
3.3 Daftar pustaka …………………………………………………........ 20

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

2
Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu
pasien atau klien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara  bertahap dan
sistematis, melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan. Manajemen
Kebidanan menurut Varney (1997) merupakan suatu  proses pemecahan masalah,
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah,  penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian atau
tahapan yang logis, dan berfokus pada klien.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja filosofi dari asuhan kebidanan ?
2. Siapa yang menjadi lingkup asuhan kebidanan ?
3. Sebutkan prinsip pokok asuhan kebidanan ?
4. Jelaskan sejarah dari pemeriksaan Antenatal Care (ANC) ?
5. Apa tujuan dari pemeriksaan Antenatal Care (ANC) ?
6. Sebutkan Refocusing pemeriksaan Antenatal Care (ANC) ?
1.3 Tujuan
Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang :
1. Filososfi asuhan kebidanan
2. Lingkup asuhan kebidanan
3. Prinsip pokok asuhan kebidanan
4. Sejarah pemeriksaan Antenatal Care
5. Tujuan dari pemeriksaan Antenatal Care
6. Refocusing Antenatal Care

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Filosofi Asuhan kebidanan

Dalam menjalankan perannya bidan memiliki keyakinan yang dijadikan panduan


dalam memberikan asuhan. Keyakinan tersebut meliputi:

a. Keyakinan tentang kehamilan dan Persalinan. Hamil dan bersalin merupakan


suatu proses alamiah dan bukan penyakit.
b. Keyakinan tentang perempuan. Setiap perempuan adalah pribadi yang unik
mempunyai hak, kebutuhan, keinginan masing-masing. Oleh sebab itu
perempuan harus berpartisipasi aktif dalam setiap asuhan yang diterimanya.

4
c. Keyakinan fungsi Profesi dan manfaatnya. Fungsi utama profesi bidan
adalah mengupayakan kesejahteraan ibu dan bayinya, proses fisiologis harus
dihargai, didukung dan dipertahankan. Bila timbul penyulit, dapat
menggunakan teknologi tepat guna dan rujukan yang efektif, untuk
memastikan kesejahteraan perempuan dan janin/bayinya.
d. Keyakinan tentang pemberdayaan perempuan dan membuat keputusan.
Perempuan harus diberdayakan untuk mengambil keputusan tentang
kesehatan diri dan keluarganya melalui komunikasi, informasi, dan edukasi
(KIE) dan konseling. Pengambilan keputusan merupakan tanggung jawab
bersama antara perempuan, keluarga dan pemberi asuhan.
e. Keyakinan tentang tujuan Asuhan. Tujuan utama asuhan kebidanan untuk
menyelamatkan ibu dan bayi (mengurangi kesakitan dan kematian). Asuhan
kebidanan berfokus pada : pencegahan, promosi kesehatan yang bersifat
holistik, diberikan dengan cara yang kreatif dan fleksibel, suportif, peduli;
bimbingan, monitor dan pendidikan berpusat pada perempuan; asuhan
berkesinambungan, sesuai keinginan dan tidak otoriter serta menghormati
pilihan perempuan.
f. Keyakinan tentang kolaborasi dan kemitraan. Praktik kebidanan dilakukan
dengan menempatkan perempuan sebagai partner dengan pemahaman
holistik terhadap perempuan, sebagai salah satu kesatuan fisik, psikis,
emosional,sosial, budaya, spiritual serta pengalaman reproduksinya. Bidan
memiliki otonomi penuh dalam praktiknya yang berkolaborasi dengan tim
kesehatan lainnya.
g. Sebagai Profesi bidan mempunyai pandangan hidup Pancasila, seorang bidan
menganut filosofi yang mempunyai keyakinan didalam dirinya bahwa semua
manusia adalah mahluk bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual yang unik
merupakan satu kesatuan jasmani dan rohani yang utuh dan tidak ada
individu yang sama.
h. Bidan berkeyakinan bahwa setiap individu berhak memperoleh pelayanan
kesehatan yang aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan dan
perbedaan kebudayaan. Setiap individu berhak menentukan nasib sendiri dan
mendapatkan informasi yang cukup dan untuk berperan disegala aspek
pemeliharaan kesehatan.

5
i. Setiap individu berhak untuk dilahirkan secara sehat, untuk itu maka setiap
wanita usia subur, ibu hamil, melahirkan dan bayinya berhak mendapatkan
pelayanan yang berkualitas.
j. Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan keluarga,
yang membutuhkan persiapan sampai anak menginjak masa-masa remaja.
k. Keluarga-keluarga yang berada di suatu wilayah/daerah membentuk
masyarakat kumpulan dan masyarakat Indonesia terhimpun didalam satu
kesatuan bangsa Indonesia. Manusia terbentuk karena adanya interaksi
antara manusia dan budaya dalam lingkungan yang bersifat dinamis
mempunyai tujuan dan nilai-nilai yang terorganisir.

2.2 Lingkup Asuhan Kebidanan

Asuhan yang diberikan oleh seorang bidan memiliki ruang lingkup sebagai
berikut:

1. Remaja putri. Asuhan yang diberikan bidan kepada remaja putri


mengenai tentang proses menstruasi.
2. Wanita pranikah. Asuhan yang diberikan bidan kepada wanita sebelum
menikah. Bidan memberikan penyuluhan tentang dampak berhubungan
seksual.
3. Ibu hamil. Asuhan kebidanan yang diberikan bidan kepada ibu hamil
yakni untuk mengetahui kesehatan ibu dan janin serta untuk mencegah
dan menangani secara dini kegawatdaruratan yang terjadi pada saat
kehamilan.
4. Ibu bersalin. Bidan melakukan observasi pada ibu bersalin, yakni pada
kala I, kala II, kala III, dan kala IV.
5. Ibu nifas. Asuhan yang diberikan bidan kepada ibu nifas, biasanya
berlangsung selama 40 hari atau sekitar 6 minggu. Pada asuhan ini, bidan
memberi asuhan berupa memantau involusi uteri, kelancaran ASI, serta
kondisi ibu dan anak.
6. Bayi baru lahir. Asuhan kebidana yang diberikan bidan kepada bayi baru
lahir, bidan memotong tali plasenta, memandikan, mengobservasi ada

6
tidaknya gangguan pada pernafasan dsb dan memakaikan pakaian serta
membendong dengan kain.
7. Bayi dan balita. Asuhan kebidan yang diberikan bidan kepada neunatus
dan balita yakni memberikan pelayanan informasi tentang imunisasi dan
KIE sekitar kesehatan neunatus dan balita.

2.3 Prinsip Asuhan Kebidanan

Prinsip asuhan kebidanan meliputi :

1. Memahami bahwa kelahiran anak merupakan proses alamiah dan


fisiologis.
2. Menggunakan cara-cara sederhana tidak melakukan intervensi, tidak ada
indikasi sebelum ke teknologi.
3. Aman, berdasarkan fakta dan beri kontribusi pada keselamatan jiwa ibu.
4. Terpusat pada ibu bukan pada pemberi asuhan kesehatan / lembaga.
5. Menjaga privasi / kerahasiaan ibu.
6. Membantu ibu agar merasa aman, nyaman dan didukung emosionalnya.
7. Pastikan kaum ibu mendapatkan informasi, penjelasan dan konseling
yang cukup.
8. Mendorong ibu dan keluarga agar menjadi peserta aktuf dalam membuat
keputusan.
9. Menghormati praktek-praktek adat, keyakinan agama.
10. Memantau kesejahteraan fisik, psikologis, spiritual, social ibu atau
keluarga selama kelahiran anak.
11. Memfokuskan perhatian pada peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit.

Prinsip pokok asuhan kebidanan adalah asuhan sayang ibu. WHO /


Safemotherhood menjelaskan cara memberikan asuhan yang bersifat sayang ibu terbukti

7
efektif sehingga kaum ibu merasa nyaman dan prinsip asuhan sayang ibu perlu
digalakkan pada penatalaksanaan asuhan kebidanan.

Landasan fisiologis dari asuhan sayang ibu sebagai berikut :

1. Kehamilan dan kelahiran adalah suatu proses yang normal, alami dan sehat.
Sebagai bidan kita meyakini bahwa model asuhan kehamilan yang
membantu serta melindungi proses kehamilan & kelahiran normal adalah yang
paling sesuai bagi sebagian besar wanita. Tidak perlu melakukan intervensi yang
tidak didukung oleh bukti ilmiah (evidence-based practice).
2. Pemberdayaan.
Ibu adalah pelaku utama dalam asuhan kehamilan. Oleh karena itu, bidan
harus memberdayakan ibu (dan keluarga) dengan meningkatkan pengetahuan &
pengalaman mereka melalui pendidikan kesehatan agar dapat merawat dan
menolong diri sendiri pada kondisi tertentu. Hindarkan sikap negatif dan banyak
mengkritik.
3. Otonomi.
Pengambil keputusan adalah ibu & keluarga. Untuk dapat mengambil
suatu keputusan mereka memerlukan informasi. Bidan harus memberikan
informasi yang akurat tentang resiko dan manfaat dari semua prosedur, obat-
obatan, maupun test/pemeriksaan sebelum mereka memutuskan untuk
menyetujuinya. Bidan juga harus membantu ibu dalam membuat suatu keputusan
tentang apa yang terbaik bagi ibu & bayinya berdasarkan sistem nilai dan
kepercayaan ibu/keluarga.
4. Tidak membahayakan
Intervensi harus dilaksanakan atas dasar indikasi yang spesifik, bukan
sebagai rutinitas sebab test-test rutin, obat, atau prosedur lain pada kehamilan
dapat membahayakan ibu maupun janin. Bidan yang terampil harus tahu kapan ia
harus melakukan sesuatu dan intervensi yang dilakukannya haruslah aman
berdasarkan bukti ilmiah.
5. Tanggung jawab
Asuhan kehamilan yang diberikan bidan harus selalu didasari ilmu,
analisa, dan pertimbangan yang matang. Akibat yang timbul dari tindakan yang
dilakukan menjadi tanggungan bidan. Pelayanan yang diberikan harus
berdasarkan kebutuhan ibu & janin, bukan atas kebutuhan bidan. Asuhan yang

8
berkualitas, berfokus pada klien, dan sayang ibu serta berdasarkan bukti ilmiah
terkini (praktek terbaik) menjadi tanggung jawab semua profesional bidan.

2.4 Sejarah Asuhan Kehamilan (Antenatal Care)

Sejarah asuhan kehamilan terkait erat dengan sejarah kebidanan.  Bidan


berasal dari kata latin yaitu “OBSTO” yang artinya mendampingi, dalam bahasa
Perancis dikenal dengan kata “OBSTETRICUS”, dalam bahasa Belanda dikenal
dengan sebutan “OBSTETRIE”.

Dalam sejarah manusia terdapat peradaban-peradaban diantaranya di


Yunani dan di Romawi, di Tiongkok dan India, di mana praktek kedokteran sudah
mencapai tingkat tinggi. Pada tahun 460 sampai 377 sebelum Masehi, Hippocrates
dianggap sebagai Bapak Ilmu Kedokteran.

Pada masa itu pertolongan pada wanita hamil dam melahirkan sepenuhnya
diserahkan kepada wanita-wanita penolong persalinan, yang umumnya tidak
mempunyai pengetahuan tentang kebidanan kecuali yang hidup pada zaman Romawi
dan Yunani. Pertolongan berdasar pada pengalaman, kepercayaan yang diperoleh
dari penolong-penolong terdahulu.

Kemudian lahirlah para dokter pria yang walaupun tidak melakukan


praktek kebidanan, tetapi menaruh perhatian besar terhadap fisiologi dan patologi
kehamilan dan persalinan. Termasuk diantaranya Hipocrates, Soranus, Rufus,
Galenus dan Celsus (Wiknjosastro 2002,hal.5).

Selanjutnya Wiknjosastro (2002,hal.5-7) menjelaskan bahwa pada tahun


1513 Eucharius Roeslin menerbitkan buku pelajaran untuk penolong persalinan yang
berjudul “Der Schwangern Frauen Und Hebammen Rosengarten”.

Pada tahun 1598 dibuka sekolah bidan pertama di Munchener


Gebaranstalt, kemudian diikuti sekolah di hotel Dieu di Paris dan Gebaranstalt des
Burgerspitals di Strassburg.  

Pada tahun 1837 Thomas Bull  membuat buku pertama yang khusus


membahas penanganan wanita hamil. Pada tahun 1878 Pinard  menulis tentang
bahaya kelainan letak janin  dan menganjurkan pemeriksaan wanita hamil untuk
mengetahui letak janin dalam uterus. Selanjutnya pada tahun 1895 beliau

9
memberitahukan adanya rumah di Paris untuk merawat wanita hamil  yang terlantar ,
dan menerangkan bahwa bayi-bayi yang dilahirkan oleh wanita-wanita
ini  umumnya lebih besar dari bayi wanita-wanita yang bekerja terus sampai
persalinan mulai.

Jean Lubumen dari Perancis menemukan stetoskop pada tahun 1819, dan pertama
mendengar DJJ tahun 1920.

John Braxton Hicks dari Inggris tahun 1872 menggambarkan kontraksi


uterus selama kehamilan yang dikenal dengan kontrksi Braxton-Hicks. Di Inggris
( Edinburg) dalam tahun 1899 disediakan tempat untuk merawat wanita hamil
pada The Royal Maternity Hospital.Dr.Ballentyne adalah dokter yang berjasa  dalam
menganjurkan pro maternity hospital untuk wanita hamil yang memerlukan
perawatan.

Selanjutnya di Amerika serikat (BOSTON) dilangsungkan usaha baru,


dimana anggota-anggota Intructive Nursing Association mengadakan kunjungan
rumah secara rutin pada wanita-wanita hamil. Akhirnya pada tahun 1911 didirikan
klinik antenatal di Boston Lying-in Hospital untuk pemeriksaan dan penanggulangan
wanita hamil. Prakarsa ini dicontoh oleh Negara-negara lain, dan kini klinik
antenatal sudah tersebar di seluruh dunia. Salah satunya adalah Negara Belanda.

Adapun Pelayanan - Pelayanan yang Dilaksanakan oleh Belanda, yaitu :

A. Pelayanan Antenatal

Bidan Belanda lebih berhak praktek mandiri daripada perawat. Bidan


mempunyai ijin resmi untuk praktek dan menyediakan layanan kepada wanita
dengan resiko rendah, meliputi antenatal, intrapartum dan postnatal. Untuk
memperbaiki pelayanan kebidanan dan ahli kebidanan dan untuk
meningkatakan kerjasama antar bidan dan ahli kebidanan dibentuklah dafatar
indikasi oleh kelompok kecil yang berhubungan dengan pelayanan maternal di
Belanda.

B. Pelayanan Intrapartum

Pelayanan intrapartum dimulai dari waktu bidan dipanggil sampai satu


jam setelah lahirnya plasenta dan membrannya. Bidan mempunyai

10
kemampuan untuk melakukan episiotomi tapi tidak diijinkan menggunakan
alat kedokteran. Biasanya bidan menjahit luka perineum atau episiotomi,
untuk luka yang parah dirujuk ke Ahli Kebidanan.

C. Pelayanan Postpartum

Di Kebidanan Belanda, pelayanan post natal dimulai setelah.


Pada tahun 1988, persalinan di negara Belanda 80% telah ditolong oleh bidan,
hanya 20% persalinan di RS. Pelayanan kebidanan dilakukan pada community
– normal, bidan sudah mempunyai indefendensi yuang jelas. Kondisi
kesehatan ibu dan anak pun semakin baik, bidan mempunyai tanggung jawab
yakni melindungi dan memfasilitasi proses alami, menyeleksi kapan wanitya
perlu intervensi, yang menghindari teknologi dan pertolongan dokter yang
tidak penting.

Pada zaman pemerintahan Belanda di Indonesia Angka kematian Ibu dan


Anak sangat tinggi, karena penolong persalinan adalah dukun. Pada tahun
1850  dibuka kursus kebidanan oleh seorang bidan VOC untuk meringankan
penderitaan masyarakat pribumi. Banyak orang Indonesia mengikuti kursus yang
diadakan oleh Bidan VOC.

Pada tahun 1952 mulai diadakan pelatihan bidan secara formal agar dapat
meningkatkan kualitas pertolongan persalinan. Perubahan pengetahuan dan
keterampilan tentang pelayanan kesehatan ibu dan anak secara menyeluruh di
masyarakat dilakukan melalui kursus tambahan yang dikenal dengan istilah Kursus
Tambahan Bidan (KTB) pada tahun 1953 di Yogyakarta yang akhirnya dilakukan
pula dikota-kota besar lain di nusantara.

Seiring dengan pelatihan tersebut didirikanlah Balai Kesehatan Ibu dan


Anak (BKIA) dan adanya program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Ruang lingkup
pelayanan BKIA meliputi pelayanan antenatal, intranatal, postnatal, penyuluhan gizi,
pemberdayaan masyarakat serta pemberian makanan tambahan.

Dari BKIA inilah yang akhirnya menjadi suatu pelayanan terintegrasi


kepada masyarakat yang dinamakan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) pada
tahun 1957.  Puskesmas memberikan pelayanan berorientasi pada wilayah kerja.

11
Bidan yang bertugas di Puskesmas berfungsi dalam memberikan pelayanan
kesehatan ibu dan anak termasuk pelayanan keluarga berencana.

Mulai tahun 1990 pelayanan kebidanan diberikan secara merata dan dekat
dengan masyarakat. Kebijakan ini melalui Instruksi Presiden secara lisan pada
Sidang Kabinet Tahun 1992 tentang perlunya mendidik bidan untuk penempatan
bidan di desa.

Oleh Pemerintah adanya program KIA dan BKIA menjadi prioritas tinggi
keberadaannya ke pelosok daerah sehingga meningkatkan asuhan pada ibu hamil.
Pada tahun1995 adanya program bidan desa juga dalam rangka meningkatkan
asuhan. Dalam pelaksanaannya asuhan kehamilan selalu mengikuti
perubahan  zaman dan tuntunan masyarakat.

Adapun tugas pokok bidan di desa adalah sebagai pelaksana kesehatan


KIA khususnya dalam pelayanann kesehatan ibu hamil, bersalin dan nifas serta
pelayanan kesehatan bayi baru lahir termasuk pembinaan dukun bayi. Pelayanan
yang diberikan berorientasi pada kesehatan masyarakat berbeda halnya dengan bidan
yang bekerja dirumah sakit dimana pelayanan yang diberiklan berorientasi pada
individu. Bidan di rumah sakit memberikan pelayanan poliklinik antenatal.

2.5 Tujuan Antenatal Care (ANC)

Tujuan utama antenatal care adalah menurunkan /mencegah kesakitan dan

kematian maternal dan perinatal. Menurut Depkes (2007) tujuan antenatal care

adalah :

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan


tumbuh kembang janin.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu.

12
3. Mengenali dan mengurangi secara dini adanya penyulit-penyulit atau
komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit
secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan dan persalinan yang aman dengan
trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar dapat memberikan ASI secara eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal.
7. Mengurangi bayi lahir prematur, kelahiran mati dan kematian neonatal.
8. Mempersiapkan kesehatan yang optimal bagi janin.

2.6 Refocusing ANC

a. Definisi Refocusing

Refocusing berasal dari kata refocused yang artinya perbarui. Refocusing


asuhan adalah asuhan kehamilan yang diberikan pada ibu hamil dengan hal-hal
yang terfokus pada kebutuhan ibu. Fokus asuhan kehamilan adalah memfokuskan
kembali asuhan yang terbukti bermanfaat sehingga bisa menurunkan angka
kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir.

b. Aspek Penting Refocusing Asuhan Kebidanan Kehamilan 

Membangun rasa kepercayaan dengan ibu dan keluarga

       Contoh :

a.       Menghadirkan penolong persalinan yang sudah terampil (bidan) di


setiap kelahiran

b.      Mendeteksi dan mengobati komplikasi-komplikasi yang timbul


selama kehamilan

c.       Meningkatkan dan memantapkan kesehatan fisik, mental dan sosial


ibu serta bayi dengan menyediakan pendidikan, sumplementasi serta
imunisasi.

13
d.      Membantu ibu untuk pemberian ASI yang lancar, menjalani masa
nifas yang normal, serta menjaga kesehatan anak secara fisik, psikologis
dan sosial.

c.  Isi Refocusing Asuhan Kebidanan Kehamilan 

1. Fokus Asuhan Kebidanan Kehamilan Lama

a.       Mengumpulkan data dalam upaya mengidentifikasi ibu yang


beresiko tinggi dan merujuknya untuk mendapatkan asuhan khusus.

b.      Temuan-temuan fisik (TB, BB, ukuran pelvik, edema kaki, entasi


janin di bawah usia 36 minggu dan sebagainya) yang memperkirakan
kategori resiko ibu.

c.       Pengajaran atau pendidikan kesehatan yang ditujukan untuk


mencegah resiko ataukomplikasi.

2. Isi Asuhan Kebidanan Kehamilan

Penolong yang terampil atau terlatih harus selalu tersedia untuk :

1. Membantu setiap ibu hamil dan keluarganya membuat perencanaan


persalinan. Dalam hal ini berupa petugas kesehatan yang terampil, tempat
bersalin, keuangan, nutrisi yang baik selama kehamilan, perlengkapan
esensial untuk bayi. Penolong persalinan yang terampil menjamin asuhan
normal yang aman sehingga mencegah komplikasi yang mengancam jiwa
serta dapat segera mengenali masalah dan merespon dengan cepat dan
tepat.

2.      Membantu setiap ibu hamil dan keluarganya mempersiapkan diri


menghadapi komplikasi  (deteksi dini, menentukan orang yang akan
membuat keputusan, dana kegawat daruratan, komunikasi, transportasi,
donor darah,) pada setiap kunjungan. Jika setiap ibu hamil sudah
mempersiapkan diri sebelum terjadi komplikasi maka waktu untuk
penyelamatan jiwa tidak akan banyak terbuang untuk membuat
keputusan, mencari transportasi, biaya, donor darah, dan sebagainya.

14
3. Melakukan skrining atau penapisan atau deteksi dini kondisi-kondisi
yang memerlukan persalinan RS (riwayat SC, IUFD, dsb). Ibu yang
sudah mengetahui bahwa ia mempunyai kondisi yang memerlukan
kelahiran di Rumah Sakit akan berada di Rumah Sakit saat persalinan,
sehingga kematian karena penundaan keputusan, keputusan yang
kurang tepat, atau hambatan dalam hal jangkauan akan dapat dicegah.

4. Mendeteksi danmenangani komplikasi (preeklamsia, perdarahan


pervaginam, anemia berat, penyakit menular seksual, tuberkulosis,
malaria, dan sebagainya).

5.  Mendeteksi kehamilan ganda setelah usia kehamilan 28 minggu, dan


letak atau presentasi abnormal setelah 36 minggu. Ibu yang
memerlukan kelahiran operatif akan sudah mempunyai jangkauan pada
penolong yang terampil dan fasilitas kesehatan yang dibutuhkan.

6. Memberikan imunisasi Tetanus Toxoid untuk mencegah kematian


BBL karena tetanus.

7. Memberikan suplemen zat besi dan asam folat. Umumnya anemia


ringan yang terjadi pada bumil adalah anemia defisiensi zat besi dan
asam folat.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam menjalankan perannya bidan memiliki keyakinan yang dijadikan panduan


dalam memberikan asuhan. Keyakinan tersebut meliputi keyakinan tentang kehamilan
dan Persalinan,keyakinan tentang perempuan,keyakinan fungsi profesi dan
manfaatnya. keyakinan tentang pemberdayaan perempuan dan membuat
keputusan,keyakinan tentang tujuan Asuhan,keyakinan tentang kolaborasi dan
kemitraan

Asuhan yang diberikan oleh seorang bidan memiliki ruang lingkup ialah remaja
putri, wanita pra nikah,bu hamil,ibu bersalin,ibu nifas,bayi baru lahir, serta pada bayi
dan balita. Prinsip pokok asuhan kebidanan adalah asuhan sayang ibu. WHO /
Safemotherhood menjelaskan cara memberikan asuhan yang bersifat sayang ibu
terbukti efektif sehingga kaum ibu merasa nyaman dan prinsip asuhan sayang ibu
perlu digalakkan pada penatalaksanaan asuhan kebidanan.

Sejarah asuhan kehamilan terkait erat dengan sejarah kebidanan.  Dalam sejarah
manusia terdapat peradaban-peradaban diantaranya di Yunani dan di Romawi,
Tiongkok dan India, di mana praktek kedokteran sudah mencapai tingkat tinggi.
Pada tahun 460 sampai 377 sebelum Masehi, Hippocrates dianggap sebagai Bapak
Ilmu Kedokteran. Pada masa itu pertolongan pada wanita hamil dam melahirkan
sepenuhnya diserahkan kepada wanita-wanita penolong persalinan, yang umumnya
tidak mempunyai pengetahuan tentang kebidanan kecuali yang hidup pada zaman
Romawi dan Yunani. Pertolongan berdasar pada pengalaman, kepercayaan yang
diperoleh dari penolong-penolong terdahulu. Adapun tujuan utama dari antanetal
care (ANC) adalah menurunkan /mencegah kesakitan dan kematian maternal dan
perinatal.

16
3.2 Saran

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang


menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah ini. Kami banyak berharap para pembaca yang budiman memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah
ini dan penulisan makalah di kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini
berguna bagi kami khususnya juga para pembaca yang budiman pada
umumnya.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/385027115/ruang-lingkup-askeb

https://www.academia.edu/7412798/Konsep_Dasar_Asuhan_Kebidanan

http://febriskaherovi24.blogspot.com/2016/09/sejarah-asuhan-kehamilan-antenatal-
care.html?m=1

https://www.slideshare.net/trianaanti/konsep-dasar-asuhan-kehamilan-poltekkes-sby

https://www.academia.edu/5838882/5_Prinsip_Pokok

https://id.scribd.com/doc/153180096/Tujuan-ANC

https://www.google.com/search?q=refocusing+antenatal&ie=utf-8&oe=utf-
8&client=firefox-b

18

Anda mungkin juga menyukai