Dengan menyebut nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang Maha Pengasih lagi
Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
Adapun makalah Konsep Dasar Asuhan Kebidanan ini telah kami usahakan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah
ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu
dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca
yang ingin member saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki
makalah Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
Kelompok 1
1
DAFTAR ISI
BAB II ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
2
Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu
pasien atau klien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara bertahap dan
sistematis, melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan. Manajemen
Kebidanan menurut Varney (1997) merupakan suatu proses pemecahan masalah,
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian atau
tahapan yang logis, dan berfokus pada klien.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
c. Keyakinan fungsi Profesi dan manfaatnya. Fungsi utama profesi bidan
adalah mengupayakan kesejahteraan ibu dan bayinya, proses fisiologis harus
dihargai, didukung dan dipertahankan. Bila timbul penyulit, dapat
menggunakan teknologi tepat guna dan rujukan yang efektif, untuk
memastikan kesejahteraan perempuan dan janin/bayinya.
d. Keyakinan tentang pemberdayaan perempuan dan membuat keputusan.
Perempuan harus diberdayakan untuk mengambil keputusan tentang
kesehatan diri dan keluarganya melalui komunikasi, informasi, dan edukasi
(KIE) dan konseling. Pengambilan keputusan merupakan tanggung jawab
bersama antara perempuan, keluarga dan pemberi asuhan.
e. Keyakinan tentang tujuan Asuhan. Tujuan utama asuhan kebidanan untuk
menyelamatkan ibu dan bayi (mengurangi kesakitan dan kematian). Asuhan
kebidanan berfokus pada : pencegahan, promosi kesehatan yang bersifat
holistik, diberikan dengan cara yang kreatif dan fleksibel, suportif, peduli;
bimbingan, monitor dan pendidikan berpusat pada perempuan; asuhan
berkesinambungan, sesuai keinginan dan tidak otoriter serta menghormati
pilihan perempuan.
f. Keyakinan tentang kolaborasi dan kemitraan. Praktik kebidanan dilakukan
dengan menempatkan perempuan sebagai partner dengan pemahaman
holistik terhadap perempuan, sebagai salah satu kesatuan fisik, psikis,
emosional,sosial, budaya, spiritual serta pengalaman reproduksinya. Bidan
memiliki otonomi penuh dalam praktiknya yang berkolaborasi dengan tim
kesehatan lainnya.
g. Sebagai Profesi bidan mempunyai pandangan hidup Pancasila, seorang bidan
menganut filosofi yang mempunyai keyakinan didalam dirinya bahwa semua
manusia adalah mahluk bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual yang unik
merupakan satu kesatuan jasmani dan rohani yang utuh dan tidak ada
individu yang sama.
h. Bidan berkeyakinan bahwa setiap individu berhak memperoleh pelayanan
kesehatan yang aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan dan
perbedaan kebudayaan. Setiap individu berhak menentukan nasib sendiri dan
mendapatkan informasi yang cukup dan untuk berperan disegala aspek
pemeliharaan kesehatan.
5
i. Setiap individu berhak untuk dilahirkan secara sehat, untuk itu maka setiap
wanita usia subur, ibu hamil, melahirkan dan bayinya berhak mendapatkan
pelayanan yang berkualitas.
j. Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan keluarga,
yang membutuhkan persiapan sampai anak menginjak masa-masa remaja.
k. Keluarga-keluarga yang berada di suatu wilayah/daerah membentuk
masyarakat kumpulan dan masyarakat Indonesia terhimpun didalam satu
kesatuan bangsa Indonesia. Manusia terbentuk karena adanya interaksi
antara manusia dan budaya dalam lingkungan yang bersifat dinamis
mempunyai tujuan dan nilai-nilai yang terorganisir.
Asuhan yang diberikan oleh seorang bidan memiliki ruang lingkup sebagai
berikut:
6
tidaknya gangguan pada pernafasan dsb dan memakaikan pakaian serta
membendong dengan kain.
7. Bayi dan balita. Asuhan kebidan yang diberikan bidan kepada neunatus
dan balita yakni memberikan pelayanan informasi tentang imunisasi dan
KIE sekitar kesehatan neunatus dan balita.
7
efektif sehingga kaum ibu merasa nyaman dan prinsip asuhan sayang ibu perlu
digalakkan pada penatalaksanaan asuhan kebidanan.
1. Kehamilan dan kelahiran adalah suatu proses yang normal, alami dan sehat.
Sebagai bidan kita meyakini bahwa model asuhan kehamilan yang
membantu serta melindungi proses kehamilan & kelahiran normal adalah yang
paling sesuai bagi sebagian besar wanita. Tidak perlu melakukan intervensi yang
tidak didukung oleh bukti ilmiah (evidence-based practice).
2. Pemberdayaan.
Ibu adalah pelaku utama dalam asuhan kehamilan. Oleh karena itu, bidan
harus memberdayakan ibu (dan keluarga) dengan meningkatkan pengetahuan &
pengalaman mereka melalui pendidikan kesehatan agar dapat merawat dan
menolong diri sendiri pada kondisi tertentu. Hindarkan sikap negatif dan banyak
mengkritik.
3. Otonomi.
Pengambil keputusan adalah ibu & keluarga. Untuk dapat mengambil
suatu keputusan mereka memerlukan informasi. Bidan harus memberikan
informasi yang akurat tentang resiko dan manfaat dari semua prosedur, obat-
obatan, maupun test/pemeriksaan sebelum mereka memutuskan untuk
menyetujuinya. Bidan juga harus membantu ibu dalam membuat suatu keputusan
tentang apa yang terbaik bagi ibu & bayinya berdasarkan sistem nilai dan
kepercayaan ibu/keluarga.
4. Tidak membahayakan
Intervensi harus dilaksanakan atas dasar indikasi yang spesifik, bukan
sebagai rutinitas sebab test-test rutin, obat, atau prosedur lain pada kehamilan
dapat membahayakan ibu maupun janin. Bidan yang terampil harus tahu kapan ia
harus melakukan sesuatu dan intervensi yang dilakukannya haruslah aman
berdasarkan bukti ilmiah.
5. Tanggung jawab
Asuhan kehamilan yang diberikan bidan harus selalu didasari ilmu,
analisa, dan pertimbangan yang matang. Akibat yang timbul dari tindakan yang
dilakukan menjadi tanggungan bidan. Pelayanan yang diberikan harus
berdasarkan kebutuhan ibu & janin, bukan atas kebutuhan bidan. Asuhan yang
8
berkualitas, berfokus pada klien, dan sayang ibu serta berdasarkan bukti ilmiah
terkini (praktek terbaik) menjadi tanggung jawab semua profesional bidan.
Pada masa itu pertolongan pada wanita hamil dam melahirkan sepenuhnya
diserahkan kepada wanita-wanita penolong persalinan, yang umumnya tidak
mempunyai pengetahuan tentang kebidanan kecuali yang hidup pada zaman Romawi
dan Yunani. Pertolongan berdasar pada pengalaman, kepercayaan yang diperoleh
dari penolong-penolong terdahulu.
9
memberitahukan adanya rumah di Paris untuk merawat wanita hamil yang terlantar ,
dan menerangkan bahwa bayi-bayi yang dilahirkan oleh wanita-wanita
ini umumnya lebih besar dari bayi wanita-wanita yang bekerja terus sampai
persalinan mulai.
Jean Lubumen dari Perancis menemukan stetoskop pada tahun 1819, dan pertama
mendengar DJJ tahun 1920.
A. Pelayanan Antenatal
B. Pelayanan Intrapartum
10
kemampuan untuk melakukan episiotomi tapi tidak diijinkan menggunakan
alat kedokteran. Biasanya bidan menjahit luka perineum atau episiotomi,
untuk luka yang parah dirujuk ke Ahli Kebidanan.
C. Pelayanan Postpartum
Pada tahun 1952 mulai diadakan pelatihan bidan secara formal agar dapat
meningkatkan kualitas pertolongan persalinan. Perubahan pengetahuan dan
keterampilan tentang pelayanan kesehatan ibu dan anak secara menyeluruh di
masyarakat dilakukan melalui kursus tambahan yang dikenal dengan istilah Kursus
Tambahan Bidan (KTB) pada tahun 1953 di Yogyakarta yang akhirnya dilakukan
pula dikota-kota besar lain di nusantara.
11
Bidan yang bertugas di Puskesmas berfungsi dalam memberikan pelayanan
kesehatan ibu dan anak termasuk pelayanan keluarga berencana.
Mulai tahun 1990 pelayanan kebidanan diberikan secara merata dan dekat
dengan masyarakat. Kebijakan ini melalui Instruksi Presiden secara lisan pada
Sidang Kabinet Tahun 1992 tentang perlunya mendidik bidan untuk penempatan
bidan di desa.
Oleh Pemerintah adanya program KIA dan BKIA menjadi prioritas tinggi
keberadaannya ke pelosok daerah sehingga meningkatkan asuhan pada ibu hamil.
Pada tahun1995 adanya program bidan desa juga dalam rangka meningkatkan
asuhan. Dalam pelaksanaannya asuhan kehamilan selalu mengikuti
perubahan zaman dan tuntunan masyarakat.
kematian maternal dan perinatal. Menurut Depkes (2007) tujuan antenatal care
adalah :
12
3. Mengenali dan mengurangi secara dini adanya penyulit-penyulit atau
komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit
secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan dan persalinan yang aman dengan
trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar dapat memberikan ASI secara eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal.
7. Mengurangi bayi lahir prematur, kelahiran mati dan kematian neonatal.
8. Mempersiapkan kesehatan yang optimal bagi janin.
a. Definisi Refocusing
Contoh :
13
d. Membantu ibu untuk pemberian ASI yang lancar, menjalani masa
nifas yang normal, serta menjaga kesehatan anak secara fisik, psikologis
dan sosial.
14
3. Melakukan skrining atau penapisan atau deteksi dini kondisi-kondisi
yang memerlukan persalinan RS (riwayat SC, IUFD, dsb). Ibu yang
sudah mengetahui bahwa ia mempunyai kondisi yang memerlukan
kelahiran di Rumah Sakit akan berada di Rumah Sakit saat persalinan,
sehingga kematian karena penundaan keputusan, keputusan yang
kurang tepat, atau hambatan dalam hal jangkauan akan dapat dicegah.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Asuhan yang diberikan oleh seorang bidan memiliki ruang lingkup ialah remaja
putri, wanita pra nikah,bu hamil,ibu bersalin,ibu nifas,bayi baru lahir, serta pada bayi
dan balita. Prinsip pokok asuhan kebidanan adalah asuhan sayang ibu. WHO /
Safemotherhood menjelaskan cara memberikan asuhan yang bersifat sayang ibu
terbukti efektif sehingga kaum ibu merasa nyaman dan prinsip asuhan sayang ibu
perlu digalakkan pada penatalaksanaan asuhan kebidanan.
Sejarah asuhan kehamilan terkait erat dengan sejarah kebidanan. Dalam sejarah
manusia terdapat peradaban-peradaban diantaranya di Yunani dan di Romawi,
Tiongkok dan India, di mana praktek kedokteran sudah mencapai tingkat tinggi.
Pada tahun 460 sampai 377 sebelum Masehi, Hippocrates dianggap sebagai Bapak
Ilmu Kedokteran. Pada masa itu pertolongan pada wanita hamil dam melahirkan
sepenuhnya diserahkan kepada wanita-wanita penolong persalinan, yang umumnya
tidak mempunyai pengetahuan tentang kebidanan kecuali yang hidup pada zaman
Romawi dan Yunani. Pertolongan berdasar pada pengalaman, kepercayaan yang
diperoleh dari penolong-penolong terdahulu. Adapun tujuan utama dari antanetal
care (ANC) adalah menurunkan /mencegah kesakitan dan kematian maternal dan
perinatal.
16
3.2 Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/385027115/ruang-lingkup-askeb
https://www.academia.edu/7412798/Konsep_Dasar_Asuhan_Kebidanan
http://febriskaherovi24.blogspot.com/2016/09/sejarah-asuhan-kehamilan-antenatal-
care.html?m=1
https://www.slideshare.net/trianaanti/konsep-dasar-asuhan-kehamilan-poltekkes-sby
https://www.academia.edu/5838882/5_Prinsip_Pokok
https://id.scribd.com/doc/153180096/Tujuan-ANC
https://www.google.com/search?q=refocusing+antenatal&ie=utf-8&oe=utf-
8&client=firefox-b
18