Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KONSEP DASAR PERKEMBANGAN MOTORIK


ANAK USIA DINI (AUD)
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Fisik Motorik AUD

Dosen Pengampu : Sunita Sari, M.Pd

Disusun oleh : Kelompok 2


1. Nur Fadilah (22040030)
2. Nur Jadidah (22030038)
3. Hanipah (22030041)
4. Riski idayah (22030033)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
MANDAILING NATAL
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur, kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yaitu Allah SWT atas
segala rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kemudahan dan
kelancaran dalam pengerjaan makalah yang berjudul “KONSEP DASAR
PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA DINI (AUD)” ini sehingga dapat
berjalan dengan baik.
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata
kuliah Perkembangan Fisik Motorik AUD, mengenai Konsep Dasar
Perkembangan Motorik Anak Usia Dini (AUD), yang diampu oleh Ibu Sunita
Sari,M.Pd,
Pada kesempatan ini kami sangatlah menyadari dalam menyusun makalah
ini masih jauh dari sempurna. Hal ini karena keterbatasan ilmu yang kami miliki.
Untuk itu saran dan kritik yang membangun kami harapkan demi kesempatan
laporan di masa yang akan datang. Kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi peningkatan mutu pendidikan.

Panyabungan, 10 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman Sampul
Kata Pengantar................................................................................................ i
Daftar Isi......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Fisik Motorik Anak Usia Dini (AUD) ............................... 3
B. Struktur Otak dalam perkembangan Fisik Motorik ............................. 5
C. Kemampuan Gerak Dasar Pada Perkembangan Motorik AUD ........... 8
D. Prinsip Perkembangan Fisik Motorik .................................................. 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya, perkembangan merujuk kepada perubahan sistematis
tentang fungsi-fungsi fisik dan praktis. Perubahan sistematik tentang fungsi-fungsi
fisik dan pisikis. Perubahan fisik meliputi perkembangan biologis dasar sebagai
hasil dari konsepsi, dan hasil dari interaksi proses biologis dan genetika dengan
lingkungan. Sementara perubahan psikis menyangkut keseluruhan karakteristik
psikologis individu, seperti perkembangan kognitif, emosi, sosial, dan moral.
Karakteristik perkembangan fisik pada masa kanak-kanak (0-5 tahun).
Perkembangan kemampuan fisik pada anak kecil ditandai dengan mulai
mampu melakukan bermacam macam gerakan dasar yang semakin baik, yaitu
gerakan-gerakan berjalan, berlari, melompat dan meloncat, berjingkrak,
melempar, menangkap, yang berhubungan dengan kekuatan yang lebih besar
sebagai akibat pertumbuhan jaringan otot lebih besar. Selain itu perkembangan
juga ditandai dengan pertumbuhan panjang kaki dan tangan secara proporsional.
Perkembagan fisik pada masa anak juga ditandai dengan koordinasi gerak dan
keseimbangan berkembang dengan baik.
Masa dewasa, yang merupakan masa tenang setelah mengalami berbagai
aspek gejolak perkembangan pada masa remaja. Selain itu, kebutuhan berinteraksi
dengan orang lain telah dirasakan sejak usia enam bulan,  disaat itu mereka telah
mampu mengenal manusia lain, terutama ibu dan anggota keluarganya.  Anak
mulai mampu membedakan arti senyum dan perilaku lainnya, seperti marah (tidak
senang mendengar suara keras) dan kasih sayang, dengan seiring berkembangnya
dalam segi  fisik dan psikomotor. Oleh karena itu, masa dewasa merupakan masa
pematangan kemampuan dan karakteristik yang telah dicapai pada masa remaja.
Interaksi dengan orang lain, tidak hanya dialami anak di lingkungan
keluarga. Proses pembelajaran di sekolah mau atau tidak mau pasti di pengaruhi
oleh substansi-substansi seperti kurikulum pengajar atau guru, lingkungan belajar,
dan evaluasi. Sering kali kita lupa dengan substansi-substansi ini dalam
mendesain suatu pembelajaran.

1
Desain pembelajaran adalah tata cara yang di pakai untuk melaksanakan
proses pembelajaran. Dalam mendesain pembelajaran guru harus memperhatikan
substansi -substansi ini agar siswa mengalami proses belajar dan pada akhirnya
memperoleh hasil belajar yang menyenangkan.
Peserta didik adalah organisme yang unik dan berkembang sesuai dengan
tahap perkembangannya (Wina sanjaya, 2006:54). Perkembangan anak adalah
perkembangan seluruh aspek kepribadiannya akan tetapi tempo dan irama
perkembangan masing-masing anak tidak sama. Proses pembelajaran dapat di
pengaruhi oleh perkembangan dan pertumbuhan anak yang tidak sama itu, di
samping karakteristik yang melekat pada diri anak, seperti sikap, penampilan,
pemahaman, dan latar belakang.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari fisik motorik pada anak usia dini ?
2. Bagaimana struktur otak dalam perkembangan fisik motorik ?
3. Bagaimana kemampuan gerak dasar pada perkembangan motorik AUD?
4. Apa saja prinsip perkembangan fisik motorik ?
5. Bagaimana perbedaan individual dalam perkembangan motoric AUD ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Fisik Motorik Anak Usia Dini (AUD)


1) Pengertian Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan fisik adalah perumbuhan struktur tubuh manusia yang terjadi
sejak masih dalam kandungan hingga ia dewasa. Proses perubahannya adalah
menjadi panjang (pertumbuhan vertikal) dan menjadi tebal atau lebar
(pertumbuhan horizontal) dalam suatu proporsi bentuk tubuh.
Pertumbuhan berarti pula sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik
(resam tubuh, keadaan jasmaniah) yang herediter / turun menurun dalam bentuk
prosesaktif secara berkesinambungan.
Hasil Pertumbuhan dapat berwujud:
1) Badan bertambah besar;
2) Tubuh bertambah berat;
3) Tulang–tulang lebih besar, panjang, berat, dan kuat;
4) Perubahan system persyarafan;
5) Perubahan pada struktur jasmaniah lainnya.
Pertumbuhan jasmaniah ini dapat diteliti dengan mengukur:
1) Berat
2) Panjang dan
3) Ukuran lingkaran, misal : kepala, dada, pinggul, lengan, dan lain sebagainya.

2) Pengertian Perkembangan Motorik


Perkembangan motorik adalah perkembangan mengontrol gerakan-
gerakan tubuh melalui kegiatan-kegiatan yang terkoordinasikan antara susunan
syaraf pusat, syaraf, dan otot. Proses tersebut dimulai dengan gerakan-gerakan
kasar (gross movement) yang melibatkan bagian-bagian besar dari tubuh dalam
fungsi duduk, berjalan, lari, meloncat, dan lain-lain. Kemudian, dilanjutkan
dengan koordinasi halus (finer coordination) yang melibatkan kelompok otot
halus dalam fungsi meraih, memegang, melempar, menulis, menggambar,
mewarna, dan lain-lain yang kedua-duanya diperlukan dalam kehidupan sehari-
hari. Perkembangan anak tidak berlangsung secara mekanis – otomatis, sebab

3
perkembangan tersebut sangat tergantung pada beberapa faktor secara simultan,
yaitu:
1) Faktor Herediter (Warisan sejak lahir, bawaan)
2) Faktor Lingkungan yang menguntungkan, atau yang merugikan;
3) Kematangan fungsi – fungsi organis dan fugsi - fungsi psikis, dan;
4) Aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemauan, kemampuan seleksi,
bisa menolak atau menyetujui, punya emosi, serta usaha membangun diri
sendiri.
Di dalam membicarakan perkembangan perkembangan motorik anak, akan
dibicarakan tentang ciri – ciri motorik, yang pada umumnya melalu 4 tahap .
Yaitu :1
1. Gerakan – gerakannya tidak disadari, tidak disengaja, dan tanpa arah.
Gerakan anak pada masa ini semata – mata hanya oleh karena adanya
dorongan dari dalam. Misal : anak mengerak – gerakan kaki dan
tangannya, memasukkan tangan ke mulut,mengedipkan mata, dan gerak –
gerak lain, yang tidak disebabkan oleh adanya dorongan rangsangan dari
luar.
2. Gerakan – gerakan anak itu tidak khas. Artinya gerakan yang timbul, yang
disebabkan oleh perangsang tidak sesuai dengan rangsangannya.
Misal : bila si anak diletakkan di tangannya sesuatu benda, maka benda itu
dipegangnya tidak sesuai dengan kegunaan benda tersebut, sehingga bagi
orang dewasatampak sebagai sesuatu gerakan yang bodoh;
3. Gerakan – gerakan anak itu dilakukan dengan masal. Artinya hampir
seluruh tubuh ikut bererak untuk mereaksi perangsang yang datang dari
luar. Misal : Bila kepadanya diberikan sebuah bola, maka bola itu diterima
dengan kedua tangan dan kedua kakinya sekaligus;
4. Gerakan – gerakan anak itu disertai gerakan – gerakan lain, yang
sebenarnya tidak diprlukan.

1
Hartinah, Sitti. 2008. Pengembangan Peserta didik. PT Refika Aditama. Bandung, hal. 47

4
B. Struktur Otak dalam perkembangan Fisik Motorik
1. Perkembangan otak anak
Otak merupakan organ tubuh yang posisinya berada dibagian atas tubuh
manusia yaitu didalam kepala. Otak ditutup oleh tengkorak yang cukup kuat
sehingga aman dari benturan, mengingat organ otak ini cukup lunak sehingga
dengan dibungkus oleh tulang tengkorak cukup aman dari benturan yang dapat
menyebabkan otak terluka. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia otak diartikan
sebagai benda putih yang lunak terdapat didalam rongga tengkorak yang menjadi
pusat saraf. Hal yang serupa dikemukakan oleh Jensen yang menuliskan bahwa
otak manusia normal berwarna kulit putih manusia (flesh-colored) dan cukup
lunak sehingga dapat dipotong dengan pisu roti.2
Organ otak manusia sama halnya dengan organ tubuh lainnya. Otak
mengalami tumbuh dan berkembang dari yang sangat sederhana hingga kompleks.
Tumbuh dan berkembangnya otak sejalan dengan meningkatnya usia pada
manusia. seperti yang dikemukakan pada bagian pendahuluan bahwa berat otak
anak pada saat lahir kira-kira 25% dari berat otak orang dewasa. Otak orang
dewasa memiliki berat sekitar satu setengah kilo gram.
Pada usia dua tahun perkembangan otak anak sudah mencapai 75% dari
berat otak orang dewasa. Hal ini tentu memberikan dampak yang luar biasa
terhadap perkembagan anak. Perubahan ukuran berat otak anak tentunya menjadi
suatu keniscayaan karena organ otak seperti organ tubuh lainnya yang mengalami
pertumbuhan dan perkembangan. Hal penting lainnya yang terkait dengan otak
yaitu perkembangan neuron atau sel saraf yang ada di otak. Sel-sel saraf dalam
akan menjalin hubungan satu sel dengan sel lainnya yang ada didalam otak, sel-
sel saraf tersebut saling terkoneksi satu dengan yang lainnya sehingga membentuk
seperti serabut-serabut lembut yang menutup area otak. Serabut-serabut otak ini
akan semakin penuh seiring dengan bertambahnya usia anak.3

2
Jensen, E. (2008). Brain Based Learning. California: SAGE Publication, hal. 41
3
Santrock, J. (2010). Child Development (Thirteeth Editiona). New York: McGrawHill,
hal. 116-117

5
2. Bagian-Bagian Otak

Otak memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, otaklah yang


mengatur semua aktivitas tubuh dan juga perilaku manusia. Dalam mengontrol
metabolism atau perilaku manusia terdapat wilayah-wilayah atau bagian otak
yang secara spesifik diperuntukkan mengatur bagian- bagian tubuh yang menjadi
tanggung jawab wilayah otak tersebut. Otak manusia memiliki dua belahan besar
yaitu belahan kiri dan belahan kanan. Kedua belahan otak tersebut berada pada
bagian otak yang paling besar areanya atau biasa disebut denga otak besar
(cerebrum). Otak besar ini menguasai 80% wilayah yang ada di otak, sisanya
adalah ada otak kecil, otak tengah dan sumsum lanjutan. Jadi ada empat wilayah
yang ada pada otak manusia yaitu otak besar, otak kecil, otak tengah dan sumsum
lanjutan. Keempat bagian wilayah tersebut memiliki peran dan fungsi tersendiri
yang berbeda-beda. Otak besar berperan dalam pengaturan semua aktivitas mental
yaitu berikaitan dengan kepandaian, ingatan, kesadaran dan pertimbangan. Otak
tengah terletak didepan otak kecil. Bagian atas otak tengah berfungsi mengatur
refleks mata dan pendengaran. Otak kecil berfungsi mengatur koordinasi Gerakan
otot, keseimbangan, dan posisi tubuh. Sumsum lanjutan berfungsi
menghubungkan sinyal dari sumsum tulang belakang ke otak. Ia juga melakukan
control pada proses pernafasan, tekanan darah, kecepatan detak jantung,
pencernaan, bersin, batuk dan berkedip.4
Seperti yang dikemukakan diatas bahwa pada bagian otak besar memiliki
dua belahan yaitu belahan kiri dan belahan kanan. Kedua belahan ini memiliki
fungsi yang spesifik yang satu dengan yang lainnya tentunya tidak memiliki
kesamaan. Masing-masing belahan tersebut memiliki bagian yang berbeda yaitu
frontal lobe, occipital lobes temporal lobes, parietal lobes (Santrock, 2010, p.
114). Frontal lobes, posisinya berada di bagian depan sekitar kening. Frontal
lobes ini berperan terhdap Tindakan-tindakan yang disenghaja seperti memberi
penilaian, kreativitas, penyelesaian masalah dan merencanakan. Occipital lobes
terletak sedikit di belakang bagian otak, bagian ini berperan untuk penglihatan.
Temporal lobes posisinya berada diatas dan disekitar telinga, bagian ini
bertanggungjawab terhadap pendengaran, memori, pemaknaan, Bahasa. Parietal

4
Gul, S. (2007). Otak dan Sistem Saraf. Jakarta: Yudistira, hal. 23

6
lobes terletak pada bagian atas otak, bagian ini bertugas memproses sesuatu yang
berhubungan dengan sensori dan Bahasa.
Mungkin ada yang bertanya bagaimana cara mengetahui atau meneliti otak
sehingga dapat diketahui fungsi-fungsi pada setiap bagian yang ada di otak. Untuk
meneliti otak dan bagaimana mengetahui fungsi otak, para peneliti menggunakan
instrument atau alat yang dapat mengetahui proses yang terjadi pada otak.
setidaknya ada tiga alat yang biasanya digunkan oleh para peneliti yaitu positron-
emission tomography (PET), magnetic resonance imaging, dan
electroencephalogram (EEG)
3. Otak dan perkembangan kognitif AUD
Pada pembahasan tentang bagian-bagian otak dijelaskan bahwa 80%
wilayah otak dikuasi oleh otak besar (cerebrum). Otak besar berperan dalam
pengaturan semua aktivitas mental yaitu berikaitan dengan kepandaian, ingatan,
kesadaran dan pertimbangan. Aktivitas mental merupakan ciri dari proses
kognitif, jika demikian jelas bahwa pada otak manusia Sebagian besar wilayahnya
digunakan untuk mengatur proses kognitif dimana didalamnya melibatkan
aktivitas mental.
Semua sepakat bahwa perkembangan otak pada masa bayi (infacy)
berkembang sangat cepat. Pada saat lahir berat otak anak masih sekitar 25% dari
berat otak orang dewasa, namun pada usia dua tahun mengalami peningtakan
yaitu berat otak anak sudah mencapai 75% dari berat otak orang dewasa.
Cepatnya perkembangan otak anak pada saat lahir dan usia dua tahun harus
menjadi perhatian bagi orang tua maupun guru. Pada masa tersebut harus
dimanfaatkan bentul untuk melakukan stimulasi yang tepat agar perkembangan
otak anak berkembang secara maksimal. Perkembangan otak anak salah satunya
dipengaruhi oleh lingkungan oleh sebab itu lingkungan harus di rancang
sedemikian rupa agar memberikan dampak positif terhadap perkembangan otak
anak.
Perkembangan otak anak yang begitu cepat pada anak usia dini berdampak
pada aspek perkembangan lainnya seperti kognitif, Bahasa, sosial emosional dan
fisik motoric. Oleh sebab itu masa anak usia dini harus betul-betul mendapatkan
perhatian agar proses pertumbuhan dan perkembangannya dapat berjalan secara

7
maksimal. Cepatnya perkembangan otak anak dan memberikan dampak pada
aspek perkembangan lainnya menjadi dasar pelaksanaan pendidikan anak usia
dini. melalui kegiatan bermain yang dilakukan di satuan pendidikan anak usia dini
diharapakan akan menjadi stimulus yang baik untuk perkembangan anak usia dini.

C. Kemampuan Gerak Dasar Pada Perkembangan Motorik AUD


Usia dini merupakan kesempatan emas bagi anak untuk belajar, sehingga
disebut usia emas (golden age). Pada usia ini anak memiliki kemampuan untuk
belajar yang luar biasa khususnya pada masa kanak-kanak awal. Mengingat usia
dini merupakan usia emas maka pada masa itu perkembangan anak harus
dioptimalkan. Perkembangan anak usia dini sifatnya holistik, yaitu dapat
berkembang optimal apabila sehat badannya, cukup gizinya dan diarahkan secara
baik dan benar. Anak berkembang dari berbagai aspek yaitu aspek fisiknya, aspek
kognitif, aspek sosial dan emosional.
Perkembangan fisik merupakan hal yang sangat penting bagi anak usia
dini khususnya anak di Taman Kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar (SD).
Sebenarnya anggapan bahwa perkembangan fisik akan berkembang secara
otomatis dengan bertambahnya usia anak, merupakan anggapan yang keliru.
Perkembangan fisik pada anak perlu adanya bantuan dari para pelatih/pendidik di
lembaga pendidikan. Hal yang perlu mendapat bantuan bagaimana jenis latihan
yang sesuai bagi anak usia dini dan bagaimana kegiatan fisik yang menyenangkan
anak. Kemampuan melakukan gerakan dan tindakan fisik untuk seorang anak
terkait dengan rasa percaya diri dan pembentukan konsep diri. Oleh karena itu
perkembangan fisik sama pentingnya dengan aspek perkembangan yang lain
untuk anak usia dini.
Untuk dapat mengembangkan fisk anak usia dini diperlukan kajian yang
dilakukan sebelum melakukan latihan. Latihan fisik harus disesuaikan dengan
karakteristik perkembangan anak. Perkembangan fisik pada anak usia akan
sangat mempengaruhi kemampuan motorik anak ketika sudah remaja.
Apabila perkembangan fisik anak mendapat latihan yang sesuai dengan
karakteristik anak, maka kecenderungan anak akan lebih mudah berprestasi pada
cabang olahraga yang diinginkan. Kemampuan motorik anak diawali dengan

8
melakukan latihan- latihan gerak dasar. Gerak dasar sangat penting dalam upaya
menanamkan dasar yang benar dalam bergerak. Oleh karena itu maka perlu
kiranya ada pembahasan tentang apa saja gerak dasar yang penting dan harus
dikuasai oleh anak usia dini. Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat
dirumuskan masalah yang ada yaitu bagaimana konsep gerak dasar untuk anak
usia dini? Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengetahui konsep gerak dasar
untuk anak usia dini sehingga pemilihan latihan yang tepat untuk perkembangan
fisik anak dan menemukan konsep dasar gerak yang efektif. Manfaat kajian
adalah untuk menambah kasanah ilmu konsep gerak dasar untuk anak usia dini
serta latihan yang tepat untuk pengembangan fisk anak serta konsep dasar gerak
yang efektif.
 Anak Usia Dini
Siapa yang disebut anak usia dini? Ada beragam pendapat tentang hal ini.
Batasan tentang anak usia dini antara lain disampaikan oleh NAEYC (National
Association for The Education of Young Children), yang mengatakan bahwa anak
usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-8 tahun, yang tercakup
dalam program pendidikan di taman penitipan anak, penitipan anak pada keluarga
(family child care home), pendidikan prasekolah baik swasta maupun negeri, TK,
dan SD (NAEYC, 1992).
Sedangkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa
pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut (Depdiknas, 2003). Sementara itu, UNESCO dengan
persetujuan negara-negara anggotanya membagi jenjang pendidikan menjadi 7
jenjang yang disebut International Standard Classification of Education (ISDEC).
Pada jenjang yang ditetapkan UNESCO tersebut, pendidikan anak usia dini
termasuk pada level 0 atau jenjang prasekolah yaitu untuk anak usia 3-5 tahun.
Dalam implementasinya di beberapa negara, pendidikan usia dini menurut
UNESCO ini tidak selalu dilaksanakan sama seperti jenjang usianya. Pada

9
Pembahasan kali ini, fokus pembahasan kita adalah anak usia dini yang berada
pada rentang usia 4 sampai dengan 8 tahun yang berada pada jenjang pendidikan
taman kanak- kanak dan sekolah dasar.
Tujuan utama pendidikan usia dini adalah memfasilitasi pertumbuhan dan
perkembangan anak sejak awal yang meliputi aspek fisik, psikis, dan sosial secara
menyeluruh. Seperti dikemukakan oleh Rahman (2005: 6) bahwa secara umum
tujuan program pendidikan usia dini adalah memfasilitasi pertumbuhan dan
perkembangan anak secara optimal dan meyeluruh sesuai dengan norma-norma
dan nilai kehidupan yang dianut. Melalui program pendidikan yang dirancang
dengan baik, anak akan mampu mengembangkan segenap potensi yang dimiliki
dari aspek fisik, sosial, moral, emosi, kepribadian dan lain-lain. Dengan begitu
anak diharapkan lebih siap untuk belajar lebih lanjut. Bukan hanya belajar secara
akademik di sekolah, melainkan juga sosial, emosional, dan moral di semua
lingkungan.
Secara operasional, praktik pendidikan usia dini sebaiknya berpusat pada
kebutuhan anak, yaitu pendidikan yang berdasarkan pada minat, kebutuhan, dan
kemampuan anak. Oleh karena itu, peran pendidik sangatlah penting. Pendidik
harus mampu memfasilitasi aktivitas anak dengan material yang beragam.
Pengertian pendidik dalam hal ini tidak hanya terbatas pada guru saja, tetapi juga
orangtua dan lingkungan. Program latihannya harus disesuaikan dengan karakter
perkembangan anak yang masih dalam taraf bermain. Selain itu program latihan
harus disusun secara multilateral sehingga anak mempunyai kemampuan yang
bermacam- macam walaupun pada akhirnya disalurkan pada salah satu cabang
olahraga tertentu. Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas baik secara
fisik, psikis, sosial, moral, dan sebagainya. Anak usia dini adalah individu yang
sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat.

D. Prinsip Perkembangan Fisik Motorik


Prinsip utama perkembangan motorik anak usia dini adalah koordinasi
gerakan motorik baik motorik kasar maupun motorik halus.  Ada beberapa prinsip
utama perkembangan motorik yaitu :5

5
Yuliani Nurani, 2009,  Konsep Dasar Paud, Jakarta: PT Index, hal. 34

10
1. Kematangan Syaraf
Kemampuan anak melakukan gerakan motorik sangat ditentukan oleh
kematangan syaraf yang mengatur gerakan tersebut. Pada waktu anak dilahirkan,
syaraf-syaraf yang ada dipusat susunan belum berkembang dan berfungsi sesuai
dengan fungsinya, yaitu mengontrol gerakan-gerakan motorik. Pada usia kurang
lebih 5 tahun, syaraf-syaraf ini sudah mencapai kematangan dan menstimulasi
berbagai kegiatan motorik. Otot-otot besar mengontrol gerakan motorik kasar,
seperti berjalan, berari, melompat dan berlutut, berkembang lebih cepat bila
dibandingkan dengan otot-otot halus yang mengontrol kegiatan motorik halus,
seperti menggunakan jari- jari tangan untuk menyusun puzzle, memegang pensil
atau gunting membentuk dengan plastisin atau tanah liat.
2. Urutan
Pada usia 5 tahun anak telah memiliki kemampuan motorik yang bersifat
kompleks, yaitu kemampuan untuk mengkoordinasikan gerakan motorik dengan
seimbang, seperti berlari sambil melompat, mengendarai sepeda, dan lain-lain.
1) Ururtan pertama, disebut pembedaan yang mencangkup perkembangan
secara perlahandari gerakan motorik kasar yang belum terarah ke
gerakan yang lebih terarah sesuai dengan fungsi gerakan motorik.
2) Ururtan kedua, adalah keterpaduan, yaitu kemampuan dalam
menggabungkan gerakan motorik yang saling berlawanan dalam
koordinasi gerakan yang baik, seperti berlari dan berhenti, melempar
dan menangkap, maju dan mundur.
3. Motivasi
Teori hedonisme yaitu motivasi yang berhubungan dengan senang atau
gembira. Selain itu ada juga teori naluri yaitu motivasi didalam diri manusia.
Motivasi itu bersifat alami,dan motivasi inilah yang mendorong seseorang untuk
berprilaku beraktifitas untuk mencapai tujuannya. Semakin kuat motivasi
sseorang, maka semakin cepat dalam memperoleh tujuan dan kepuasan.
Begitu juga dengan anak, kematangan motorik memotifasi  anak untuk melakukan
aktivutas motorik dalam lingkup yang luas. Hal ini dapat dilihat dari :
 Aktivitas fisik yang meningkat dengan tajam.

11
 Anak-anak seakan - akan tidak mau berhenti melakukan aktivitas
fisik menggunakan otot- otot kasar atau halus.
Motivasi yang datang dari dalam diri anak perlu didukung dengan
morivasi yang datang dari luar. Misalnya dengan memberi kesempatan pada anak
untuk melakukan berbagai kegiatan gerak motorik serta menyediakan berbagai
sarana dan prasarana yang dibutuhkan anak.
4. Pengalaman
Perkembangan gerakan merupakan dasar bagi perkembangan berikutnya.
Latihan dan pendidikan gerak pada anak usia dini lebih ditujukan bagi pengayaan
gerak, pemberian pengalaman yang membangkitkan rasa senang dalam suasana
riang gembira anak.
5. Praktik
Beberapa kebutuhan anak usia dini yang berkaitan dengan pengembangan
motoriknya perlu dipraktikkan anak dengan bimbingan guru. Kebutuhan anak-
anak tersebut adalah sebagai berikut :
1) Ekspresi melalui gerakan.
2) Bermain, sebagai bagian dari perkembangan anak.
3) Kegiatan yang berbentuk drama.
4) Kegiatan yang berbentuk irama.
5) Banyak latihan motorik kasar maupun motorik halus.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik
anak. Perkembangan motorik merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan
perkembangannya dan menjadi salah satu faktor yang sangat penting dalam
perkembangan individu secara keseluruhan pada anak usia dini. Perkembangan
motorik sering dijadikan sebagai tolak ukur untuk membuktikan bahwa anak
tumbuh dan berkembang dengan baik. Perkembangan motorik setiap anak berbeda
dari setiap individu, ada anak yang perkembangan motorik nya sangat baik dan
ada juga yang tidak, seperti anak yang memiliki keterbatasan fisik. Perkembangan
fisik-motorik anak usia dini terdiri dari perkembangan fisik, motorik kasar, dan
motorik halus.
Perkembangan motorik adalah sesuatu yang membicarakan gerakan
jasmani yang terkoordinasi, sehingga dalam pengembangannya dibutuhkan
berbagai stimulasi yang tepat untuk anak usia dini. Stimulasi ini dapat diberikan
oleh orang tua, guru, maupun lingkungan baik lingkungan di rumah maupun
lingkungan sekolah dengan menyediakan lingkungan belajar yang mendukung
untuk perkembangan motorik anak usia dini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Berk, L. (2013). Child Development Nith Edition. USA: Pearson.

Fatimah, Enung. 2006. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta didik).


CV Pustaka Setia. Bandung.

Hartinah, Sitti. 2008. Pengembangan Peserta didik. PT Refika Aditama. Bandung

Gul, S. (2007). Otak dan Sistem Saraf. Jakarta: Yudistira.

Jensen, E. (2008). Brain Based Learning. California: SAGE Publication.

Khadijah. (2016). Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini. Medan: Perdana


Publishing.
Kusmaedi, Nurlan dan Husdarta. 2010. Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta
didik (Olahraga dan Kesehatan). CV Alfabeta. Bandung

Santrock, J. (2010). Child Development (Thirteeth Editiona). New York:


McGrawHill.

14

Anda mungkin juga menyukai