Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN FISIK DAN MOTORIK

PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN FISIK DAN MOTORIK

OLEH

IRFAN DONI PUTRA : 16087084

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Padang

2018
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, Maka


Perkembangan Peserta Didik ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Tujuan
penulisan tugas ini adalah guna membantu kelancaran pembelajaran khususnya
untuk Mata Kuliah Pendidikan Kepelatihan Olahraga Universitas Negeri
Padang. Dalam tugas Perkembangan dan Pertumbuhan Fisik dan Motorik ini
memuat materi tentang Perkembangan dan Pertumbuhan Fisik dan Motorik.

Penulis mengakui masih banyak kekurangan disana-sini dalam penulisan


tugas ini. Masih banyak yang harus diperbaiki dan disempurnakan lagi. Untuk itu,
penulis tetap mengharapkan beragam saran, masukan, maupun kritik yang
membangun dari para pembaca. Demikian harapan dari penulis, semoga karya ini
bermanfaat bagi para pembaca, khususnya mahasiswa dan dosen yang mengikuti
mata kuliah Pendidikan Kepelatihan Olahraga. Demi kelancaran dan terlaksananya
proses pembelajaran yang lebih baik.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI ...................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................… 3
1.1 Latar Belakang....................................................................................….. 3
1.2 RumusanMasalah................................................................................….. 3
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................… 4
2.1 apa itu ppfm............................................................................................... 4
2.2 pengembangan menyeluruh afektif, psikomotorik, dan kognitif............... 5
2.3 perkembangan anak............................................................……............... 6
2.4 karakteristik tingkah laku anak............................................................….. 7

BAB III PENUTUP...........................................................................................… 8


3.1 Kesimpulan............................................................................................... 8
3.2 Saran......................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 10
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada dasarnya, perkembangan merujuk kepada perubahan sistematis tentang
fungsi-fungsi fisik dan praktis. Perubahan sistematik tentang fungsi-fungsi fisik dan
pisikis. Perubahan fisik meliputi perkembangan biologis dasar sebagai hasil dari
konsepsi, dan hasil dari interaksi proses biologis dan genetika dengan lingkungan.
Sementara perubahan psikis menyangkut keseluruhan karakteristik psikologis
individu, seperti perkembangan kognitif, emosi, sosial, dan moral. Karakteristik
perkembangan fisik pada masa kanak-kanak (0-5 tahun).

Perkembangan kemampuan fisik pada anak kecil ditandai dengan mulai mampu
melakukan bermacam macam gerakan dasar yang semakin baik, yaitu gerakan-
gerakan berjalan, berlari, melompat dan meloncat, berjingkrak, melempar,
menangkap, yang berhubungan dengan kekuatan yang lebih besar sebagai akibat
pertumbuhan jaringan otot lebih besar. Selain itu perkembangan juga ditandai dengan
pertumbuhan panjang kaki dan tangan secara proporsional. Perkembagan fisik pada
masa anak juga ditandai dengan koordinasi gerak dan keseimbangan berkembang
dengan baik.

Masa dewasa, yang merupakan masa tenang setelah mengalami berbagai aspek
gejolak perkembangan pada masa remaja. Selain itu, kebutuhan berinteraksi dengan
orang lain telah dirasakan sejak usia enam bulan, disaat itu mereka telah mampu
mengenal manusia lain, terutama ibu dan anggota keluarganya. Anak mulai mampu
membedakan arti senyum dan perilaku lainnya, seperti marah (tidak senang
mendengar suara keras) dan kasih sayang, dengan seiring berkembangnya dalam
segi fisik dan psikomotor. Oleh karena itu, masa dewasa merupakan masa
pematangan kemampuan dan karakteristik yang telah dicapai pada masa remaja.

Interaksi dengan orang lain, tidak hanya dialami anak di lingkungan keluarga. Proses
pembelajaran di sekolah mau atau tidak mau pasti di pengaruhi oleh substansi-
substansi seperti kurikulum pengajar atau guru, lingkungan belajar, dan evaluasi.
Sering kali kita lupa dengan substansi-substansi ini dalam mendesain suatu
pembelajaran.

Desain pembelajaran adalah tata cara yang di pakai untuk melaksanakan proses
pembelajaran. Dalam mendesain pembelajaran guru harus memperhatikan substansi -
substansi ini agar siswa mengalami proses belajar dan pada akhirnya memperoleh
hasil belajar yang menyenangkan.
Oleh kerena itu guru harus melihat, memperhatikan, mempertimbangkan, dan
memprioritaskan tetang ciri siswa atau peserta didik, tujuan yang akan di capai,
materi, pendekatan atau metode yang di gunakan, lingkungan belajar, dan evaluasi.

Peserta didik adalah organisme yang unik dan berkembang sesuai dengan tahap
perkembangannya (Wina sanjaya, 2006:54). Perkembangan anak adalah
perkembangan seluruh aspek kepribadiannya akan tetapi tempo dan irama
perkembangan masing-masing anak tidak sama. Proses pembelajaran dapat di
pengaruhi oleh perkembangan dan pertumbuhan anak yang tidak sama itu, di
samping karakteristik yang melekat pada diri anak, seperti sikap, penampilan,
pemahaman, dan latar belakang.

Sebagai seorang guru, sangat perlu memahami pertumbuhan dan perkembangan


peserta didik. Perkembangan pesta didik meliputi : perkembangan fisik,
perkembangan pisikomotorik , dan perkembangan intelektual. Perkembangan fisik
dan perkembangan psikomotorik mempunyai kontribusi yang kuat
terhadap perkembangan intelektual/kongnitif siswa.

Rancangan pembelajaran yang konduktif akan mampu meningkatkan motivasi


belajar peserta didik sehingga dapat meningkatkan proses dan hasil pembelajaran
yang diinginkan.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa itu ppfm ?
b. Perkembangan menyeluruh afektif,psikomotor,dan kognitif ?
c. Tahap perkembangan anak ?
d. Karakteristik tingkah laku anak?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Apa itu PPFM

Pertumbuhan fisik adalah perumbuhan struktur tubuh manusia yang terjadi sejak
masih dalam kandungan hingga ia dewasa. Proses perubahannya adalah menjadi
panjang (pertumbuhan vertikal) dan menjadi tebal atau lebar (pertumbuhan
horizontal) dalam suatu proporsi bentuk tubuh.

Pertumbuhan berarti pula sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik


(resam tubuh, keadaan jasmaniah) yang herediter / turun menurun
dalam bentuk prosesaktif secara berkesinambungan.

Hasil Pertumbuhan dapat berwujud:

a. Badan bertambah besar

b. Tubuh bertambah berat

c. Tulang–tulang lebih besar, panjang, berat, dan kuat

d. Perubahan system persyaratan

e. Perubahan pada struktur jasmaniah lainnya.

Pertumbuhan jasmaniah ini dapat diteliti dengan mengukur:

a. Berat

b. Panjang dan

c. Ukuran lingkaran, misal : kepala, dada, pinggul, lengan, dan lain sebagainya.

Dalam pertumbuhannya, macam – macam bagian tubuh itu mempuyai


perbedaan tempo kecepatan.

Perkembangan motorik adalah perkembangan mengontrol gerakan-gerakan


tubuh melalui kegiatan-kegiatan yang terkoordinasikan antara susunan syaraf pusat,
syaraf, dan otot. Proses tersebut dimulai dengan gerakan-gerakan kasar (gross
movement) yang melibatkan bagian-bagian besar dari tubuh dalam fungsi duduk,
berjalan, lari, meloncat, dan lain-lain. Kemudian, dilanjutkan dengan koordinasi
halus (finer coordination) yang melibatkan kelompok otot halus dalam fungsi meraih,
memegang, melempar, menulis, menggambar, mewarna, dan lain-lain yang kedua-
duanya diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan anak tidak
berlangsung secara mekanis – otomatis, sebab perkembangan tersebut sangat
tergantung pada beberapa faktor secara simultan, yaitu:

a. Faktor Herediter (Warisan sejak lahir, bawaan)

b. Faktor Lingkungan yang menguntungkan, atau yang merugikan

c. Kematangan fungsi – fungsi organis dan fugsi - fungsi psikis, dan

d. Aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemauan, kemampuan seleksi,


bisa menolak atau menyetujui, punya emosi, serta usaha membangun diri sendiri.

2.2 Pengembangan menyeluruh afektif, psikomotorik, dan kognitif

Konsep kognitif, afektif, dan psikomotorik dicetuskan oleh Benyamin Bloom


pada tahun 1956. Konsep tersebut juga dikenal dengan istilah Taksonomi Bloom.
Bloom menggunakan acuan ini untuk memenuhi kebutuhan anak didik yang
disesuaikan bakat, minat, dan kemampuan.

A.Kemampuan Kognitif

Kognitif dalam bahasa Latin cognitio yang berarti pengenalan. Istilah ini
mengacu baik kepada perbuatan atau proses mengetahui maupun pengetahuan itu
sendiri. Proses perkembangan kognitif manusia mulai berlangsung sejak ia baru lahir.
Semua bayi manusia sudah berkemampuan menyimpan informasi-informasi yang
berasal dari penglihatan, pendengaran, dan informasi-informasi yang diserap oleh
indra-indra lain. Umumnya, kognitif dipandang cenderung pada transfer atau
pemasukan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dalam diri subjek belajar, namun
sesungguhnya tidak demikian.[1] Kognitif menekankan pada tujuan atau kemampuan
intelektual, seperti:

1.Knowledge

Kemampuan mengingat (recall) konsep-konsep yang khusus dan yang umum, metode
dan proses serta struktur.

2.Comprehension

Kemampuan memahami tanpa mengetahui hubungan-hubungannya dengan yang


lain, juga tanpa kemampuan mengaplikasikan pemahaman tersebut.

3.Application

Kemampuan menggunakan konsep-konsep abstrak pada objek-objek khusus dan


konkret. Konsep abstrak tersebut bisa berupa ide-ide umum, prosedur prinsip-prinsip
teknis, atau teori yang harus diingat dan diaplikasikan.
4.Analysis

Kemampuan memahami dengan jelas hirarki ide-ide dalam suatu unit bahan atau
membuat keterangan yang jelas tentang hubungan antara ide yang satu dengan ide
lainnya. Analisis ini memperjelas bahan-bahan yang dipelajari dan menjelaskan
bagaimana bahan itu diorganisasikan dan bagaimana masing-masing ide itu
berpengaruh.

5.Synthesis

Kemampuan merakit bagian-bagian menjadi satu keutuhan. Kemampuan ini


melibatkan proses penyusunan, penggabungan bagian-bagian untuk dijadikan suatu
keseluruhan yang berstruktur yang semula belum jelas.

Kemampuan dalam mempertimbangkan nilai bahan dan metode yang digunakan


dalam penyelesaian suatu problem, baik bersifat kuantitif dan kualitatif.

Dan kemampuan kognitif ini merupakan tingkatan tertinggi dari kemampuan-


kemampuan yang lainnya.

B.Kemampuan Afektif

Tingkatan kemampuan tertinggi berikutnya adalah kemampuan afektif. Afektif


berasal dari bahasa Latin affectioyang berarti “keadaan tersentuh, tergerak”. Afektif
disertai gerakan-gerakan ekspresif, dan sentakan serta reaksi-reaksi vokal (jeritan,
teriakan). Sebaliknya, terkadang afektif diikuti mati rasa, ekspresi lahiriah dari
afektif dan kedalamannya sebagian besar tergantung pada sifat-sifat tipologis dari
kegiatan saraf yang lebih tinggi.

Afeksi lebih mengarah pada perbuatan yang dilakukan atas dorongan perasaan dan
emosi individu, dalam proses pendidikan afektif sering diterjemahkan sebagai minat,
sikap, dan penghargaan dalam belajar.[3] Bloom membagi afektif dalam lima tingkat,
yaitu:

1.Receiving

Pembinaan penerimaan nilai-nilai yang diajarkan dengan kesediaannya


menggabungkan diri ke dalam nilai-nilai yang diajarkan tersebut, atau dengan kata
lain mengidentikkan dirinya dengan nilai itu.

2.Responding

Pembinaan melaui upaya motivasi agar anak didik mau menerima nilai yang
diajarkan. Anak didik tidak hanya menerima nilai, tetapi juga mempunyai daya yang
mendorong diri untuk menerima ajaran yang diajarkan kepadanya.
3.Valuing

Pembinaan yang tidak terfokus pada penerimaan nilai melainkan juga mampu
menilai konsep atau fenomena, apakah ia buruk atau baik.

4.Organization

Pembinaan untuk mengorganisasikan nilai ke dalam satu sistem, dan menentukan


hubungan-hubungan antara nilai-nilai itu, serta menentukan nilai yang paling
dominan untuk diternalisasikan ke dalam kehidupan yang nyata.

5.Characterization by a value or value complex

Pembinaan untuk mengintenalisasikan nilai sebagai puncak hirarki nilai. Nilai yang
tertanam secara konsisten pada sistem di dalam dirinya, efektif mengontrol tingkah
laku pemiliknya, serta mempengaruhi emosinya. Hal tersebut akan membuat anak
didik mempunyai karakteristik yang unik, karena dasar orientasinya
diperhitungkannya berdasarkan rentangan tingkah laku yang luas tetapi tidak
terpecah-pecah. Di samping itu, pandangan hidupnya (keyakinan) mampu
menghasilkan kesatuan dan konsistensi dalam berbagai aspek kehidupan. Dari sinilah
anak didik benar-benar bijaksana karena telah memiliki “Philosophy of life”.

C.Kemampuan Psikomotorik

Istilah motorik umumnya lebih dikenal dengan istilah psikomotor., tetapi dalam
penelitian ini digunakan istilah motorik dengan alasan; istilah psikomotor
mengandung makna menyimpang dari yang dimaksud. Psikomotor mengandung arti
suatu gaib (jiwa) penggerak jasmaniah atau suatu dorongan metafisik bersifat abstrak,
dan memiliki kedudukan lebih tinggi dari motorik bahkan kognitif ataupun
afektif.[5] Kemampuan psikomotorik terbagi atas tujuh daerah garapan.

1. Perception

Keterampilan persepsi dalam menggunakan organ-organ indra untuk memperoleh


petunjuk yang membimbing kegiatan motorik.

2. Set

Keterampilan kesiapan untuk melakukan kegiatan yang khusus, yang meliputi


kesiapan mental, kesiapan fisik maupun kemauan untuk bertindak.

3. Guided response

Keterampilan respon terpimpin dalam melakukan hal-hal yang kompleks. Respon ini
meliputi menirukan, (spekulasi), trial and error dsb. Ketetapan dari pelaksanaannya
ditentukan oleh instruktur atau oleh kriteria yang sesuai.
4. Mechanism

Keterampilan mekanis merupakan pekerjaan yang menunjukkan bahwa respon yang


dipelajari telah menjadi kebiasaan dan gerakan-gerakan dapat dilakukan dengan
penuh kepercayaan dan kemahiran, sehingga melahirkan beberapa keterampilan.

5. Complex overt response

Keterampilan nyata gerakan motor yang menyangkut penampilan yang sangat


terampil dari gerakan motorik, yang memerlukan gerakan kompleks. Kemahiran
ditunjukkan dengan cepat, lancar, tepat dan menghasilkan kegiatan motorik yang di
dalam koordinasinya tinggi.

6. Adaption

Keterampilan adaptasi yang berkembang dengan baik sekali, sehingga individu dapat
mengubah pola gerakannya untuk disesuaikan dengan persyaratkan khusus dalam
situasi yang bermasalah.

7. Organization

Keterampilan organisasi yang menyangkut penciptaan pola-pola gerakan yang baru


untuk menyesuaikan dengan situasi yang khusus atau yang bermasalah.[6]

2.3 Tahap perkembangan anak

1. Perkembangan Keterampilan Gerak

Manusia adalah makhluk yang selalu berkembang. Bermula dari dalam kandungan,
lahir kemudian menjadi dewasa, tua dan meninggal.

1.Natal

Masa natal adalah masa dimana manusia memasuki tahap dalam kandungan sampai 1
bulan. Natal terbagi menjadi 2 tahap,yaitu :
1. Preonatal (dalam kandungan sampai dengan dilahirkan)
2. Neonatal (Masa lahir sampai 1 bulan)

Aktifitas gerak pada masa ini meliputi gerak reflex sederhana,seperti :


a. Gosok-menggosok
b. Menggenggam
c. Membengkok
d. Meluruskan
e. Mengatur sikap.
2.Masa bayi ( Infancy )

Masa bayi adalah masa sejak individu dilahirkan sampai berusia 1 tahun atau 2
tahun.Tingkah laku meliputi tingkah laku yang disadari serta dikendalikan dengan
otot secara bertahap berkembang kearah cephacaudal-proximodistal yaitu bagian
kepala, leher, togok sampai kekaki dan juga dari togok kebagian samping
belakang.Beberapa tingkah laku ini meliputi merangkak, menggulung, berjalan,serta
menggenggam yang disadari.

Pada masa ini gerakan yang terjadi,meliputi:


a. Menggangkat bahu ( 1 Bulan )
b. Menggangkat dada ( 2 Bulan )
c. Duduk dengan bantuan (4 bulan )
d. Duduk di pangkuan ( 5 Bulan )
e. Duduk Sendiri (7 Bulan )
f. Berdiri dengan bantuan (8 Bulan )
g. Berdiri dengan berpegangan ( 9 BUlan )
h. Merangkak ( 10 bulan )
i. Berjalan di bombing (11 bulan )
j. Berdiri sendiri ( 14 Bulan )
k. Berjalan sendiri (15 BUlan )

3.Chidhood

Pertumbuhan pada usia kanak- kanak ditandai dengan pertumbuhan yang lambat dan
relative stabil. Bagaimanapun juga tulangnya masih lemah. Pola gerakannya
meliputi:
a. Berjalan kesamping
b. Berlari dengan pelan
c. Berjalan
d. Meloncat kira-kira 40-80 cm

3. Children ( Masa Kecil ) dan 5 Child ( Masa Anak – Anak )

Pada masa ini ,anak kecil perkembangna fisiknya berada pada suatu tingkatan dimana
secara organisme telah memungkinkan untuk melakukan beberapa maam gerakan
dasar dengan beberapa variasinya.
Gerakan berjalan dan memegang yang telah dilakukan pada masa bayi dan dikuasai
pada saat anak kecil.Selain makin dikuasai pada saat anak kecil,hasil ini merupakan
hasil dari pengembangan gerkan berjalan dan memegang :
a. Berjalan
b. Mendaki
c. Meloncat
d. Menyepak
e. Melempar
f. Menangkap
g. Memantulkan bola
h. Memukul
i. Berenang
j. Memanjat
Agar seorang anak bias tumbuh dan berkembang secara optimal dan sesuia dengan
potensinya perlu diperhatikan sifat perkembangan dan pertumbuhannya. Sifat
tersebut digunakan sebagai upaya memberikan kondisi yang sesuai dengan kondisi
anak-anak dalm melakukan aktifitas sebagai berikut :

1. Aktifitas fisik yang cukup yang memerlukan penggunaan otot - otot besar misalnya
kaki,lengan,bahu.
a. Berlari-lari
b. Memanjat
c. Bergulung-guling
d. Merangkak

2. Permainan kecil
3. Kesempatan mencoba berbuat sesuatu dan meniru gerakan
a. Bermain bola dengan kaki atau tangan dengan cara masing- masing
b. Mengatasi rintangan dengan cara melompat,menerobos,mengintari sesuatu
menurut cara masing-masing.
4. Belajar kerja sama
a. Bermain dengan bola secara kelompok-kelompok
b. Lomba lari
c. Bermain dengan lomba secara berkelompok
d. Senam

Dalam memberikan gerakan,jangan memberikan gerakan yang rumit dan membuat


otot terpaksa,berikanlah gerakan bermain karena anak anak memilik sifat bermain.

6.Prapuberty dan 7. Puber serta 8. Adolisence ( Masa Puber dan Remja (12- 25 tahun

Pada masa ini merupakan waktu yangtepat untuk mengikuti beragam pertandingan
atau kegiatan olahraga .Mereka memiliki perhatian, kemauan, motivasi untuk
meningkatkan penampilan yang didapat pada masa kanak-kanak kecil hingga anak-
anak.
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam masa ini:
1. Aktifitas yang mengunakan keterampilan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam
hal ini mereka diberikan kesempatan untuk ikut ambil bagian dalam berbagai
kegiatan
a. Bentuk aktivitasnya meliputi pengenalan keterampilan olahraga,anak di kenalkan
tekhnik olahraga dan bentuk olahraga.
-Bermain dengan menggunakan media bola,misalnya bermain voli kita sebagai
pendidik,kita ajarkan bagaimana bermain bola dan tekhniknya.
b. Berlatih dengan situasi berulang-ulang ( drill )
-Menyepak bola dengan sasaran tertentu secara berulang-ulang.
-Melempar bola atau shooting dengan menggunakan sasaran tertentu secara berulang
ulang.

2. Aktifitas dengan perkembangan fisik.


Program latihanuntuk pengembangan fisik
- Squat jump ( Meningkatkan kekuatan kaki )
- Push up ( Meningkatkan kekuatan tangan )
- Sit up ( Meningkatkan kekuatan perut )
- Back up ( Meningkatkan kekuatan punggung )

3. Latihan relaksasi
a. Peregangan otot - otot
b. Pengendoran otot –otot
4. Menuju prestasi dengan cara dibina dan masuk club karena pada masa ini adalah
masa keemasan untuk berprestasi.
9.Adult

Perkembangan gerak orang dewasa merupakan periode penigkatan yang terhenti.


Peningkatan kemapuan fisik orang dewasa bukan lagi merupakan peningkatan yang
ditunjang oleh pertumbuhan yang menyertai bertambahnya usia. Masa dewasa sekitar
30-45 tahun.

Aktivitas untuk orang dewasa adalah:


a. Olahraga untuk menyehatkan jantung contoh jogging.
b. Pada masa umur 30an lakukankah kegiatan olahraga minimal seminggu sekali.
10.Old Age dan 12. Middle Age

Pertambahan umur secara berkelompok umur 45 tahun atau lebih adalah menua.
Bentuk olahraganya meliputi :
a. Jogging pagi atau jalan pagi
b. Senam jantung sehat
c. Sering bergerak sehingga tidak terjadi penyumbatan pembuluh darah.

12.Oldest Age
Pada masa inin aktivitas olahraga sangat menurun ,adapaun bentuk aktifitas untuk
masa ini sangat tua ini.:
a. Melakukan gerakan mudah contohnya berjalan
b. Senam jantung sehat (kalau memungkinkan)

2. Perkembangan Persepsi Gerak


Perkembangan persepsi gerak adalh perubahan dan perbaikan kapasitas anak untuk
menerima dan merespom rangsangn sejalan dengan peningkatan kapsitas pesepsi
anak.
Melalui tiga jenis reseptor ( modalitas ) yang bertindak menyediakan informasi
mengenai lingkungan, tubuhnya sendiri serta keterkaitannya dengan yang
lain.Persepsi tidak dapat dilihat secara terpisah atau secara berdiri sendiri dari domain
kognitif maupun psikomotorik.
Perkembangan persepsi dapat diartikan sebagai perubahan atau peningkatan kapasitas
anak dalam menerima dan menanggapi stimulus sebagai suatu bentuk fungsional
anak.
3. Komponen Sistem Persepsi Motorik
Persepsi Kinestetik adalah kesadaran gerak dan posisi tubuh.Setiap saat tubuh
bergerak, informasi sensoris akan dilirimkan ke serebral korteks,apabila informasi
yang datang berhubungan dengan posisi badan.
Konsep tubuh meliputi:
1. Kesadaran bagian tubuh serta hubungannya dengan satu sama lain
2. Kesadaran atau kemampuan dan keterbatasan setiap bagian tubuh
3. Pengetahuan tentang bagaimana melakukan gerakan efisien

2.4. Karateristik tingkah laku anak

Selain itu, dalam tahap perkembangan emosi anak juga sangat dipengaruhi oleh
banyak faktor yang terkait dengan lingkungannya. Namun terkadang faktor
gen/keturunan juga dapat berpengaruh di dalam perkembangan emosi anak. Nah
berikut ini beberapa tahap perkembangan emosi anak yang perlu anda ketahui.

1. Usia 0-2 Tahun

Awal dari Tahap Perkembangan Emosi Anak dimulai saat ia baru lahir. Pada usia ini,
biasanya anda dapat merangsang anak untuk mendapatkan pengalaman yang
menyenangkan mereka akan tumbuh menjadi individu yang penuh percaya diri.
Namun bila anak mengalami kepercayaan diri yang kurang, maka akan timbul
perasaan penuh curiga dalam diri mereka. Karena belum dapat mengendalikan emosi
mereka dengan benar, maka anak akan cenderung untuk berbuat sesuka hati mereka.

Pada fase bayi, mereka akan membutuhkan belajar banyak hal dan mengetahui
lingkungannya dengan familiar. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, perlakuan yang
di dapat pada usia ini akan memiliki peran penting dalam pembentukan rasa percaya
diri mereka.

Pada minggu 3-4 usia anak, mereka akan mulai menunjukkan senyumnya ketika
merasa nyaman berada di lingkungannya. Dan di minggu ke-8, mereka akan selalu
tersenyum pada orang-orang disekitarnya. Pada bulan ke-4 hingga ke-8. anak akan
mulai belajar untuk mengekspresikan emosi di dalam diri mereka seperti marah,
takut, gembira, hingga takut. Pada usia 12-15 bulan, anak akan merasakan
ketergantungan yang semakin besar pada orang-orang yang merawatnya. Mereka
akan merasa tidak nyaman bila ada orang asing yang menghampirinya. Pada usia
mencapai 2 tahun, anak mulai pandai meniru reaksi emosi yang diperlihatkan oleh
orang-orang di sekitarnya.

2. Usia 2-3 Tahun

Pada usia ini, anak sudah mulai mampu menguasai kegiatan-kegiatan yang
melemaskan dan meregangkan otot-otot pada tubuh mereka, sehingga anak-anak
sudah mampu menguasai anggota pada tubuh mereja. Pada usia ini, lingkungan akan
sangat berperan dalam memberi kepercayaan pada anak.

Pada fase usia ini, anak akan mulai mencari aturan-aturan serta batasan yang ada di
dalam lingkungannya. Mereka akan mulai melihat akibat dari perilaku yang
dibuatnya, mereka akan mulai membedakan mana hal yang salah dan mana hal yang
benar.

Meskipun pada usia ini anak belum mampu menggunakan kata-kata sebagai bentuk
ekspresi emosi nya, namun mereka akan menggunakan ekspresi wajah untuk
memperlihatkan emosi dan perasaan di dalam diri mereka.

Peran orang tua akan sangat membantu anak untuk dapat mengekspresikan emosi
mekeka dengan bahasa verbal. Sebagai orang tua, anda hanya perlu menerjemahkan
mimik serta ekspresi wajah dengan menggunakan bahasa verbal.

3. Usia 4-5 Tahun

Pada usia ini lah dimana fase Initiative vs Guilt mulai muncul pada anak. Anak akan
mulai menunjukkan rasa ingin lepas dari ikatan orang tua, mereka ingin dapat
bergerak dengan bebas dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Keinginan
mereka yang lepas dari orang tua inilah yang membuat munculnya rasa inisiatif
dalam diri mereka, namun juga menimbulkan rasa bersalah. Pada usia ini, merupakan
fase bermain bagi anak-anak. Tentunya pada fase ini, anak-anak memiliki naluri
untuk berinisatif melakukan sesuatu hal, inilah yang akan membuat anak belajar
mengenai arti ditanggapi dengan baik atau diabaikan (ditolak atau diterima). Bila
mereka mendapatkan sambutan yang baik, maka anak dapat belajar beberapa hal:

Mampu berimajinasi serta mengembangkan ketrampilan diri melalui aktif dalam


bermain.

Dapat bekerja sama dengan teman. Memiliki kemampuan menjadi pemimpin (dalam
permainan).

Namun bila inisiatif yang mereka miliki mengalami penolakan, maka hal ini akan
membuat anak merasa takut sehingga selalu bergantung pada kelompok dan tidak
berani mengeluarkan pendapatnya.

4. Usia 6 Tahun

Pada usia ini, emosi anak akan semakin matang. Anak akan semakin mudah mengerti
hal-hal apa saja yang bisa mereka dapatkan dari emosi yang mereka miliki. Emosi
anak-anak pada usia ini akan mudah sekali berubah. Bisa saja yang tadinya bahagia
menjadi sedih hanya dalam beberapa waktu saja. Kondisi ini sangat mudah
ditemukan pada anak di suia 6 tahun.

Selain itu, di fase usia ini anak juga sudah dapat menyelesaikan tugas-tugas
perkembangan yang dapat membantu menyiapkan diri untuk memasuki tahap
kedewasaan. Tentunya diperlukan ketrampilan tertentu pada diri anak-anak. Bila
anak mampu menguasai sebuah ketrampilan, maka tentunya hal ini akan
menimbulkan rasa berhasil dalam diri anak.

Namun sebaliknya, jika anak tak mampu menguasai sebuah ketrampilan, maka akan
membuat anak menjadi rendah diri.

5. Usia 7-8 Tahun

Semakin beranjaknya usia anak, tentunya membuat emosi anak akan semakin matang
dan tentunya mulai pandai dalam mengendalikan diri. Fokus dan perhatian mereka
mulai pada hal-hal yang bersifat eksternal. Anak juga sudah mulai memahami hal apa
yang mereka inginkan. Tentunya hal ini membuat kebanyakan orang tua akan merasa
pusing dengan beragam keinginan anak-anak mereka yang selalu ingin dituruti.
Kestabilan emosi anak akan semakin membaik sehingga mulai muncul rasa empati
pada orang lainnya. Pada tahapan ini, anak juga mulai mengenali rasa malu serta
bangga. Anak pun mulai dapat menverbalisasikan emosi yang mereka alami.
Semakin bertambahnya usia, mereka akan menyadari perasaan diri mereka serta
orang lain di sekitarnya.

6. Usia 8-12 Tahun


Pada fase usia ini, tahap perkembangan akan banyak berada di sekolah. Anak-anak
akan belajar bagaimana beradaptasi dengan kelompok dan mulai mengembangkan
tiga ketrampilan sosial:

Bagaimana mematuhi aturan-aturan yang berkaitan dengan pertemanan, misalnya


saja ketika mengingatkan teman yang terlambat, berpartisipasi pada tugas kelompok,
dan lainnya.

Belajar mengenai bermain dengan aturan dan struktur tertentu.

Belajar mengenai mata pelajaran yang ada di sekolah serta mampu mendisiplinkan
diri untuk mempelajari materi-materi tersebut.

Bila perkembangan emosi anak dapat berkembang dengan baik, maka anak-anak
akan merasa aman dan percaya pada lingkungannya. Mereka akan memiliki rasa
kompetisi yang unggul di dalam lingkungannya. Sebaliknya, bila perkembangan tak
berjalan baik maka anak akan muncul keraguan dalam diri anak. Mereka akan merasa
malu, bersalah, hingga menjadi pribadi inferior (kalah).

Pada usia 9-10 tahun, anak mulai dapat mengatur ekspresi emosi serta merespon
distress emosional pada orang lain. Seperti mengontrol emosi-emosi negatif, anak
akan mulai belajar mengenai hal yang membuatnya merasakan hal-hal tersebut
sehingga dapat beradaptasi dan mengontrolnya.

Pada fase usia 11-12 tahun, anak akan mulai memahami mengenai norma-norma
yang ada di lingkungannya. Mereka akan mulai beradaptasi dan tidak sekaku ketika
masa kanak-kanak. Selain itu, mereka akan mulai paham bila penilai baik dan buruk
dapat dibuah sesuai keadaan dan situasi yang ada.

Nah itu tadi penjelasan mengenai tahap-tahap perkembangan emosi pada anak, dari
mulai usia balita hingga beranjak dewasa.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Pertumbuhan fisik adalah
perumbuhan struktur tubuh manusia yang terjadi sejak masih dalam kandungan
hingga ia dewasa. Proses perubahannya adalah menjadi panjang (pertumbuhan
vertikal) dan menjadi tebal atau lebar (pertumbuhan horizontal) dalam suatu proporsi
bentuk tubuh. Afektif,psikomotorik,kognitif sangat berhubungan dengan
pertumbuhan fisik dan motorik anak

3.2 Saran
Kami berharap dengan adanya makalah pertumbuhan dan perkembangan
fisik dan motorik ini kita dapat mengerti dengan apa yang telah dijelaskan
DAFTAR PUSTAKA

https://dosenpsikologi.com/tahap-perkembangan-emosi-anak

http://sepriblog.blogspot.com/2010/02/pertumbuhan-dan-perkembangan-fisik-
dan.html

https://annilta.wordpress.com/2015/06/03/pengembangan-kemampuan-kognitif-
afektif-dan-psikomotorik/

https://lenterakonseling.blogspot.com/2016/03/pertumbuhan-fisik-dan-motorik.html

Anda mungkin juga menyukai