Anda di halaman 1dari 7

BEKERJA BERSUNGGUH-SUNGGUH

(QS. AZ-ZUMAR: 39 DAN AT-TAUBAH 105)

Bekerja merupakan salah satu bagian syarat wajib bagi kita untuk
bisa hidup dalam kehidupan. Tidak hanya bekerja keras, tetapi kita juga
harus punya motivasi dan tekad yang kuat juga harus bersungguh-
sungguh, bekerja keras dan semangat tinggi untuk bisa berhasil
bagaimanapun kondisi dan jenis pekerjaan yang sedang dan akan digeluti
saat ini. Semua pekerjaan, apapun itu, jika niat dan usaha kita baik Allah
akan memberikan hasil yang baik pula sesuai dengan usaha yang kita
lakukan. 

Jangan pernah berpikir dan berimajinasi bahwa Tuhan tidak adil


karena pikiran seperti ini justru akan membuat kita kufur dengan apa yang
kita miliki, termasuk pekerjaan kita. Kita perhatikan masih banyak
orangorang yang terlunta-lunta mencari pekerjaan. Oleh karena itu, kita
saat ini sudah memiliki pekerjaan maka syukurilah dan jalani dengan niat
dan tekad yang yang sungguh sungguh. Niat baik untuk memulai usaha
adalah karena Allah semata mata melalui doa, usaha dan ikhtiar. Adapun
hasilnya percayakan pada Allah Swt. Insya Allah hasil yang didapat akan
maksimal.

Motivasi, dorongan, dan semangat dibutuhkan pada saat kita


sedang menghadapi bermacam macam problema dalam bekerja, seperti
kecewa pada atasan dan teman, jenuh karena hasil yang tidak
memuaskan. Disinilah banyak hal yang kita anggap sia-sia sehingga
rasanya menjengkelkan, membosankan dan membuat semangat bekerja
menjadi turun, tidak fokus menatap masa depan. Memang untuk
menghadapi semua itu harus mencari solusi terbaik dengan mancari
inspirasi dan motivasi agar tetap semangat.
PANDANGAN ISLAM TENTANG KERJA KERAS

Kerja keras termasuk salah satu hal yang diajarkan oleh ajaran
Islam. Bahkan, umat Islam diwajibkan untuk selalu bekerja keras.
Kewajiban untuk selalu bekerja keras ini terdapat dalam Q.S. al-
Qashash/28 : 77, “Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang
telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan
bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di muka bumi. Sungguh Allah tidak menyukai orang yang
berbuat kerusakan”. 

Dari ayat al-Qur’an di atas kita mengetahui bahwa kerja keras


ternyata juga merupakan kewajiban dalam Islam. Pada ayat tersebut kita
diajarkan untuk tidak boleh hanya memikirkan kehidupan akhirat saja,
tetapi kita juga harus memperjuangkan kehidupan kita di dunia. Kedua hal
ini, dunia dan akhirat, harus seimbang untuk diperjuangkan tidak boleh
hanya memilih akhirat atau dunianya saja. Selain dengan memaksimalkan
ibadah kita untuk akhirat, sangat baik pula bagi kita untuk bekerja keras
demi kesejahteraan hidup di dunia. 

QS. Az-Zumar [39]:39

َ ‫قُلْ يَا قَ ْو ِم ا ْع َملُوا َعلَ ٰى َم َكانَتِ ُك ْم ِإنِّي َعا ِم ٌل ۖ فَ َس ْو‬


َ ‫ف تَ ْعلَ ُم‬
‫ون‬
..qul yaa qawmi i’maluu ‘alaa makaanatikum
innii ‘aamilun fasawfa ta’lamuuna..

Katakanlah: “Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu,


sesungguhnya aku akan bekerja(pula), maka kelak kamu akan
mengetahui,

MEMBIASAKAN PERILAKU KERJA KERAS


Perilaku kerja keras sudah dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw.
Beliau tidak hanya menghabiskan waktu untuk mengingat Allah saja,
tetapi bekerja keras berdakwah, baik di Mekah maupun di Madinah.
Berdasarkan hal tersebut, kita dapat mencontoh Nabi bahwa kita
diperintahkah oleh Allah dan Rasul-Nya untuk membiasakan perilaku
bekerja keras tidak boleh berimajinasi saja atau bergantung pada orang
lain dengan cara meminta-minta. Agar kita mendapatkan hasil kerja yang
baik, kita harus memiliki motivasi atau semangat, rajin, tekun dan ulet
dengan maksud agar berhasil dan dapat mencukupi kebutuhan hidup dan
meningkatkan kreativitas dengan cara berdoa dan bertawakal kepada
Allah. Di samping itu tidak mengabaikan perilaku jujur, tidak mudah putus
asa, sabar jika mengalami kesulitan. Kita harus selalu bersyukur atas
rahmat Allah yang diterima.

Perintah bekerja, berkarya untuk mencari rezeki yang halal


dinyatakan dalam al-Qur’an dan Hadis Nabi. Allah Swt. berfirman :

Hadis Nabi Muhammad Saw. :


Artinya: ”Dari Miqdam r.a. berkata bahwa Nabi Muhammad Saw.
bersabda: “Tidak satu pun makanan yang dimakan oleh seseorang lebih
baik daripada kerja tangannya. Sesungguhnya Nabi Daud makan dari
hasil kerja tangannya”. (HR. Bukhari)

Makna Surat At Taubah Ayat 105, Beramal dan Bekerja 

Surat at Taubah termasuk dalam golongan surat Madaniyyah.


Dinamakan surat At Taubah karena banyak diulang kata taubat
dalam surat ini. Yakni pada ayat 3, ayat 5, ayat 11, ayat 27, ayat 74, ayat
104, ayat 112 dan 117. Selain itu, dalam surat at taubah ayat 105,
terdapat motivasi untuk beramal dan tentang etos kerja. Melalui ayat ini,
Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk beramal, bekerja, berusaha,
dan banyak berbuat kebaikan.
Ayat ini memotivasi kepada kita untuk terus beramal dan bekerja
dengan sungguh-sungguh. Proses itulah yang dilihat dan dinilai Allah.
Allah tidak menilai berdasarkan hasil, tetapi berdasarkan proses. Apakah
kita telah sungguh-sungguh beramal dan bekerja.
Artinya:

Dan Katakanlah: “ Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta


orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang
nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.

Tafsir Surat At Taubah Ayat 105

Perbanyak amal

Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk beramal. Jika pada ayat


sebelumnya dinyatakan bahwa Allah menerima taubat, maka taubat tidak
boleh berhenti pada niat baik saja tetapi harus diikuti dengan
memperbanyak amal.

“ Janganlah berhenti, melainkan teruslah beramal,” kata Buya Hamka


dalam Tafsir Al Azhar. “ Karena nilai kehidupan ditentukan oleh amalan
yang bermutu. Maka tak boleh ada mukmin yang kosong waktunya dari
amal.”

Buya Hamka menjelaskan, amal adalah pekerjaan, usaha, perbuatan dan


keaktifan hidup. Maka selain beribadah, orang yang beriman juga harus
bekerja dan berusaha. Terutama sesuai dengan bakat dan
kemampuannya. Sebagaimana firman Allah tentang etos kerja dalam ayat
lainnya:
Katakanlah: “ Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-
masing”. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar
jalannya. (QS. Al Isra: 84)

Maka Surat At Taubah ayat 105 merupakan motivasi dari Allah agar


orang-orang mukmin bersemangat beramal dan bekerja. “ Allah melarang
kita malas dan membuang-buang waktu,” tegas Buya Hamka.

Allah Melihat amal dan pekerjaan

Allah juga memotivasi hamba-Nya untuk beramal dengan ikhlas dan


sungguh-sungguh. Tak perlu mencari popularitas. Tak perlu mengejar
pujian. Karena Allah melihat amal-amal itu. Semasa Rasulullah hidup,
beliau juga melihat amal-amal itu. Demikian pula kaum mukminin akan
melihat amal-amal itu.

Ayat ini memotivasi kepada kita untuk terus beramal dan bekerja dengan
sungguh-sungguh. Proses itulah yang dilihat dan dinilai Allah. Allah tidak
menilai kita berdasarkan hasil, tetapi berdasarkan proses. Apakah kita
telah sungguh-sungguh beramal dan bekerja.

Kandungan Surat At Taubah ayat 105

Berikut ini adalah isi kandungan Surat At Taubah ayat 105:

 Allah memerintahkan hamba-Nya untuk beramal dan bekerja.


Sebaliknya, Allah melarang sikap malas dan membuang-buang
waktu.
 Allah melihat dan menilai setiap amal hamba-Nya. Karenanya
setiap amal harus dilakukan dengan ikhlas, bukan karena riya’ dan
mengharap pujian manusia.
 Allah memotivasi hamba-Nya untuk bersungguh-sungguh dalam
proses amal dan pekerjaannya karena proses itulah yang dilihat
dan dinilai-Nya. Allah tidak menilai hasil dari usaha tersebut.
 Allah Maha Mengetahui seluruh perbuatan manusia baik yang
tersembunyi maupun yang yang terang-terangan.
 Setiap manusia akan kembali kepada Allah dan
mempertanggungjawabkan setiap amalnya.

Anda mungkin juga menyukai