WB
NIKMAT KERJA
KERAS DAN
TANGGuNGJAWAB
BAB 3
KELOMPOK 2
05
06
ALZYAR ATMAJI ANNISSA PUTRI
SYAHIRA
Pengertian Kerja Keras
KERJA BERARTI melakukan suatu kegiatan atau sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah. Kerja yang
dilakukan oleh manusia bertujuan untuk memperoleh makanan, pakaian, jaminan,
pengakuan, dan kebahagiaan hidup.
KERJA KERAS BERMAKNA melakukan sesuatu kegiatan untuk mencari nafkah dengan sungguh-sungguh. Kerja
keras untuk mencapai harapan dan tujuan atau prestasi yang maksimal disertai
dengan tawakal kepada Allah Swt., untuk kepentingan dunia maupun
akhirat.
Pandangan Islam tentang Kerja Keras
Kerja keras termasuk salah satu hal yang diajarkan oleh ajaran Islam.
Bahkan, umat Islam diwajibkan untuk selalu bekerja keras. Kewajiban
untuk selalu bekerja keras ini terdapat dalam
Q.S. al-Qashash/28 : 77,
“Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan
Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan
berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sungguh
Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan”
Artinya: ”Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan
bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah
kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai
orang yang berbuat kerusakan”. (Q.S. Al-Qasas/28 : 77).
Membiasakan Perilaku Kerja Keras
kita dapat mencontoh Nabi bahwa kita diperintahkah oleh Allah dan Rasul-Nya untuk membiasakan perilaku
bekerja keras tidak boleh berimajinasi saja
atau bergantung pada orang lain dengan cara meminta-minta. Agar kita mendapatkan hasil kerja yang baik, kita
harus memiliki motivasi atau semangat, rajin, tekun dan ulet dengan maksud agar berhasil dan
dapat mencukupi kebutuhan hidup dan meningkatkan kreativitas dengan cara berdoa dan bertawakal kepada Allah.
Artinya: ”Dari Miqdam r.a. berkata bahwa Nabi Muhammad Saw. bersabda:
“Tidak satu pun makanan yang dimakan oleh seseorang lebih baik
daripada kerja tangannya. Sesungguhnya Nabi Daud makan dari
hasil kerja tangannya”. (HR. Bukhari)
Cara Membiasakan Diri untuk Berperilaku Kerja Keras.
01 02 03
Niatkan bahwasanya kerja Pantang menyerah apabi
Mengerjakan suatu pekerjaan mendapati sebuah
keras merupakan suatu ibadah; itu dengan sungguh-sungguh;
kesulitan ;
04 05 06
Selalu bersyukur
Tidak mengerjakan suatu Selalu bertawakal kepada dengan hasil yang
pekerjaan yang dilarang oleh Allah Swt. setelah bekerja didapat dalam suatu
keras; pekerjaan;
agama;
Cara Membiasakan Diri untuk Berperilaku Kerja Keras.
07
Selalu bersabar apabila hasil yang
didapat tidak sesuai dengan apa
yang kita hendaki.
Firman Allah Swt dalam al-Qur’an1 Surah Ar-Rad 3:11
04 05 06
Dapat mendorong untuk hidup Dapat memelihara
Dapat memenuhi
mandiri dan tdk menjadikannya kemuliaan sebagai
kebutuhan hidup diri seorang muslim
beban & keluarga terpenuhi
bagi orang lain
Hikmah Kerja Keras
07 08 09
Menimbulkan rasa sayang Mampu menjalani Dapat meningkatkan taraf hidu
apabila waktunya terbuang hidup layak dan meningkatkan kesejahteraa
dengan sia-sia
10 11 12
Dapat meraih cita-cita Yang utama hikmah dari
Mendapatkan pahala dari kerja keras adalah disukai
menjadikannya seorang Allah Swt karena niat
yang dermawan Allah Swt
kerja keras yang di
niatkan karena Allah Swt
05
Islam dan
Tanggung jawab
Dalam catatan sejarah ulama terdahulu
diriwayatkan bahwa Khalifah Umar bin Abdil Aziz dalam
suatu shalat tahajjudnya membaca Q.S. as-Saff at/37: 22-24.
Hal seperti ini pernah terjadi pada masa awal Islam di Makkah
ketika orang yang masuk Islam dipaksa harus murtad, seperti Bilal
bin Rabbah, keluarga Yasir. Mereka dipaksa dan disiksa untuk
menyatakan kekufuran, tapi sahabat-sahabat nabi itu tetap menjaga
imannya.
Pemimpin dalam tingkatan apapun akan dimintai pertanggungjawabannya di
hadapan Allah Swt. atas semua perbuatannya di samping seluruh apa yang
terjadi pada rakyat yang dipimpinnya. Baik dan buruknya prilaku dan keadaan
rakyat bergantung kepada pemimpinnya. Bila mereka memilih pemimpin yang
bodoh dan tidak memiliki kapabilitas serta akseptabilitas, kelak pemimpin itu
akan membawa rakyatnya ke jurang kedurhakaan. Para pemilih juga akan turut
menanggung pertanggungjawaban itu.
Seorang penguasa tidak akan terlepas dari beban berat tersebut kecuali bila
selalu melakukan kontrol, mereformasi yang rusak pada rakyatnya,
menyingkirkan orang-orang yang tidak amanah dan menggantinya dengan orang
yang saleh.
Pertolongan Allah bergantung pada niatnya sesuai
dengan firman Allah dalam Q.S. at-Taghābun/64: 11