Anda di halaman 1dari 3

A.

Kerja Keras dalam Islam


Kerja keras merupakan sebuah perbuatan yang mulia. Kerja keras bisa bermakna seseorang
melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh untuk bisa mendapatkan apa yang dia inginkan.
Tujuan yang ingin dicapai dari kerja keras bisa berbagai macam. Bisa dengan tujuan mencari
rejeki, belajar, berkarya, karir, dan lain sebagainya.

Jika kita melihat ke sekitar di kehidupan kita sehari-hari, begitu banyak kita melihat orang yang
bekerja sangat keras siang dan malam demi untuk mendapatkan rejeki. Lebih banyak lagi orang
yang terlihat seakan-akan mendedikasikan hidupnya hanya untuk mencari kesejahteraan
hidupnya di dunia, hingga melupakan ibadah dan ‘investasi’ untuk kehidupan akhiratnya kelak.

Lalu, bagaimana Islam memandang hal ini? Apakah Islam melarang manusia untuk bekerja keras
dalam kehidupan dunia? Lalu, bagaimana bentuk kerja keras dalam Islam? Di pembahasan kali
ini, kita akan belajar bagaimana kerja keras dalam Islam.

B.Pandangan Islam tentang Kerja Keras

Kerja keras termasuk salah satu hal yang diajarkan oleh ajaran Islam. Bahkan, umat Islam
diwajibkan untuk selalu bekerja keras. Kewajiban untuk selalu bekerja keras ini terdapat dalam
al Quran, surat al Qashash ayat 77, “Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah
Dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah Berbuat baik kepadamu, dan janganlah
kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak Menyukai orang yang berbuat
kerusakan”.

Dari ayat al Quran di atas, kita mengetahui bahwa kerja keras ternyata juga diwajibkan dalam
Islam, bahkan dalam kegiatan duniawi. Di ayat tersebut kita diajarkan untuk tidak boleh hanya
memikirkan kehidupan akhirat saja, melainkan kita juga harus memperjuangkan kehidupan kita
di dunia. Kedua hal ini, dunia dan akhirat, harus seimbang diperjuangkan, tidak berat sebelah.
Sangat baik untuk kita memaksimalkan ibadah kita untuk akhirat dan sangat baik pula kita untuk
bekerja keras pula untuk kesejahteraan hidup kita di dunia.

Pernah diceritakan dalam hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa suatu hari ketika
Rasulullah shallalllahu ‘alaihi wa sallam sedang berada di sebuah majelis dengan para sahabat,
terlihat pemuda berbadan kekar dan kuat sedan sibuk bekerja. Pemuda itu berlalu Lalang di
sekitar rumah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian, salah satu sahabat
berkomentar, ‘Wah, sayang sekali pemuda itu, sepagi ini sudah sibuk bekerja’. Sahabat tersebut
pun melanjutkan perkataannya, ‘Seandainya saja, kekuatan tubuhnya, umur mudanya dan
kesempatan waktunya digunakan untuk jihad fi sabilillah, sungguh alangkah baiknya’.

Mendengat ucapan salah satu sahabat tersebut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengingatkan agar tidak berkata demikian. Teguran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ini
sesuai dengan firman Allah subhanahu wa ta’ala di surat al Qashash sebelumnya. Bahwa
manusia selama hidupnya pun memang dianjurkan untuk kerja keras dalam bekerja dan
mencapai keinginannya.

Sebenarnya, kerja keras seorang manusia dalam bekerja pun ternyata juga merupakan bentuk
keimanannya kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Kita harus ingat bahwa tujuan hidup kita di
dunia adalah untuk mencari ridha Allah subhanahu wa ta’ala. Maka, jika kita mengingat hal
tersebut, kita akan bisa meluruskan niat kita dalam bekerja dan melakukan kegiatan apapun
dengan niat ibadah mencari ridha-Nya.

Dengan pola pikir seperti ini, akan terbentuk kesungguhan dalam hati setiap kali kita bekerja
atau mengusahakan sesuatu, karena kita percaya bahwa semua yang kita lakukan bernilai ibadah
di hadapan Allah subhanahu wa ta’ala.

Kesungguhan dalam berusaha ini selanjutnya akan memunculkan kerja keras dalam setiap usaha
dan pekerjaan kita. Kita tidak akan bertindak sembarangan, melainkan akan berusaha sebaik
mungkin dalam menjalani segala sesuatu. Hal ini tidak lain karena seorang muslim diajarkan
untuk selalu berharap hasil yang baik untuk hidupnya. Seperti dalam surat al Baqarah ayat 201,
“Dan di antara mereka ada yang berdoa, ‘Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan
kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka’”. Bekerja keras dalam Islam tidak
hanya berbicara tentang usaha untuk mencapai keinginan atau cita-citanya. Dalam ajaran agama
Islam, manusia wajib beriman tentang ketentuan takdir. Namun, di saat yang bersamaan, umat
muslim juga percaya bahwa takdir atau nasib seseorang bisa berubah dengan adanya usaha dari
manusia itu sendiri.

Hal tersebut disebutkan dalam al Quran surat ar Ra’d ayat 11, “Sesungguhnya Allah tak akan
mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan mereka sendiri”. Maka,
dengan mengikuti anjuran al Quran ini, kita harus selalu bekerja keras untuk dapat mengubah
nasib dan takdir kita, alih-alih hanya diam dan menangisi apa yang kita alami.

Dengan kita bekerja keras dan terus berusaha, insyaa Allah kita akan bisa mendapatkan apa yang
kita inginkan. Selaras dengan ayat di atas, lagi-lagi Allah mengajarkan manusia untuk bekerja
keras karena apa yang kita usahakan, maka itulah yang akan kita dapatkan. Hal ini tertulis dalam
surat an Najm ayat 39 yang memiliki arti, “Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang
telah diusahakannya”. Oleh karena itu, kita harus yakin, semakin kita bekerja keras, maka makin
maksimal pula hasil yang akan kita dapatkan.

C.Bentuk dan Hikmah Kerja Keras dalam Islam

Islam memang merupakan agama yang sempurna mengatur seluruh segi kehidupan manusia.
Tidak hanya memberi tuntunan dalam beribadah sebagai cara mendekatkan diri pada Allah
subhanahu wa ta’ala, tapi juga memberi panduan bagi umat muslim dalam menjalani hidupnya di
dunia. Salah satu ajaran agama Islam untuk manusia dalam hal duniawi adalah memerintahkan
manusia untuk bekerja.
Dalam surat at Taubah ayat 105, Allah berfirman, “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya
serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada
(Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu
apa yang telah kamu kerjakan”. Dari ayat tersebut, kita mengetahui bahwa apapun yang kita
kerjakan di dunia akan dimintai pertanggungjawabannya kelak di akhirat. Jika demikian,
bagaimana bisa kita tidak bersungguh-sungguh atau bekerja keras terhadap apa-apa yang kita
kerjakan?

Selain ayat al Quran di atas, terdapat pula perintah untuk bekerja dalam hadis dari al Miqdam
radhiallahu ‘anhu, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang
(hamba) memakan makanan yang lebih baik dari hasil usaha tangannya (sendiri), dan sungguh
Nabi Daud ‘alaihissalam makan dari usaha tangannya (sendiri)” (H.R. Bukhari).

Bentuk kerja keras dalam Islam tentu beragam. Bekerja keras bukan berarti seseorang harus kerja
dari pagi hingga malam, hingga melupakan kewajiban dan hak dirinya. Bukan berarti pula
seseorang yang bekerja keras hanya melulu bekerja selama atau sebanya mungkin dari segi
kuantitas waktu dan usahanya. Namun, bekerja keras dalam Islam lebih kepada bersungguh-
sungguh dalam mengerjakan sesuatu sehingga bisa diperoleh hasil yang diinginkan

Tidak hanya itu, bentuk kerja keras dalam Islam adalah bersikap profesional atas segala hal yang
menjadi tanggung jawabnya. Dia menepati janji dan komitmen yang telah dibuatnya, bukan
hanya sekedar mengerjakan tugas sekenanya. Maka, seorang muslim yang bekerja keras pasti
akan mendapatkan hikmah dan kebaikan dari apa yang telah diusahakannya.

Beberapa hikmah yang mungkin bisa langsung dirasakan oleh seseorang yang senantiasa bekerja
keras adalah dia bisa meningkatkan taraf hidupnya, memenuhi kebutuhannya, hingga mencapai
target atau cita-citanya. Namun, ada banyak hikmah lain dari kerja keras yang dilakukan seorang
muslim, yang mungkin tidak bisa langsung dirasakan manfaatnya saat di dunia. Misalnya, dia
mendapatkan pahala dari Allah, berkah atas segala usahanya, meningkat derajatnya di mata
Allah.

Dari banyaknya hikmah di dunia dan akhirat dari kerja keras, maka mengapa kita masih
bermalas-malasan? Mengapa kita masih cepat menyerah ketika mengalami sebuah kegagalan,
padahal Allah telah menyiapkan kejutan di balik kegagalan yang kita alami. Jika kita telah
mengetahui hal ini, maka sebagai seorang muslim kita harus mulai belajar untuk selalu bekerja
keras untuk sesuatu yang kita inginkan. Bahkan, kita juga harus selalu bekerja keras terhadap
semua komitmen yang telah kita buat di awal. Namun, meski bekerja keras untuk kehidupan
dunia memagn dibolehkan dan sangat dianjurkan dalam ajaran Islam, kita tetap harus bisa
menyeimbangkan usaha tersebut dengan usaha kita menyempurnakan ibadah kita untuk akhirat.
Jangan sampai usaha kita dalam bekerja untuk dunia justru membuat kita lalai dalam beribadah.
Keduanya harus berjalan seimbang, tidak boleh berat sebelah.

Wallahu a’lam bishawab.

Anda mungkin juga menyukai