Disusun oleh:
XII IPS 3
2021/2022
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
PENELITIAN SEJARAH
Diajukan untuk memenuhi Ujian Praktik Sejarah Peminatan Kelas XII SMA Negeri 3 Ponorogo
Tahun Pelajaran 2021/2022
Oleh:
ANINDA OKTAVIANI
05 / 8474
XII IPS 2
Disetujui Oleh:
Pembimbing:
(NIP.197802242008012013)
ii
HALAMAN PENGESAHAN
PENELITIAN SEJARAH
Disahkan Oleh:
iii
HALAMAN MOTO
"Orang – orang besar sepanjang sejarah adalah mereka yang lebih banyak
bekerja daripada bicara"
~ Habiburrahman El Shirazy
iv
KATA PENGANTAR
Tiada kata lain yang dapat penulis sampaikan selain ucapan syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa yang karena rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Penelitian Sejarah yang
berjudul “MAKAM BATORO KATONG" ini dengan tepat waktu dan tanpa halangan apa pun.
Penulisan penelitian sejarah ini bertujuan untuk mengasah keterampilan siswa kelas XII
dalam hal melakukan penelitian sejarah sekaligus untuk memenuhi Ujian Praktik Sejarah
Peminatan Kelas XII SMA Negeri 3 Ponorogo Tahun Pelajaran 2021/2022.
Penelitian sejarah ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya bantuan dari pihak
lain. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Sasmito Pribadi, M.Pd selaku kepala SMA Negeri 3 Ponorogo;
2. Ibu Erna Handayanah, S.Pd selaku pembimbing dan pengampu mata pelajaran
Sejarah Peminatan Kelas XII SMA Negeri 3 Ponorogo;
5. Pihak-pihak lain yang berjasa selama proses pengerjaan penelitian sejarah ini yang
tidak dapat disebutkan satu-satu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penelitian sejarah ini. Oleh sebab
itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan.
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................………… i
HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................………… ii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................………… iii
HALAMAN MOTTO……………………………………………………………….iv
KATA PENGANTAR................................................................................………….v
DAFTAR ISI...............................................................................................…………vi
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………..…….1
A. Latar Belakang………………………………………………………..……...1
B..Rumusan Masalah……………………………………………………………2
C..Tujuan………………………………………………………………………...2
D. Manfaat……………………………………………………………………….2
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA………………………………………………………….3
A.. Bathoro Katong……………………………………………………………….3
B...Makam Bathoro Katong………………………………………………………3
BAB 3 PEMBAHASAN……………………………………………………………...5
A.. Sejarah Makam Bathoro Katong………………….…………………………..5
B...Peran Bathoro Katong dalam Penyebaran Agama Islam di Pinorogo………...9
C...Kondisi Makam Bathoro Katong Sekarang Ini……………………………….11
D.. Tokoh yang Dimakamkan di Makam Bathoro Katong……………………….11
BAB 4 PENUTUP…………………………………………………………………….14
A.. Kesimpulan……………………………………………………………………14
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makam Batoro Katong merupakan salah satu tempat wisata religi yang bisa di
kunjungi di daerah Kabupaten Ponorogo, terletak di Desa Setono Kecamatan Jenangan
Kabupaten Ponorogo dan jika di tempuh dari alun – alun Kota Ponorogo kurang lebih
memerlukan waktu 30 menit.
Makam Batoro Katong adalah tempat persemayaman salah satu tokoh penting
yang ada di Kabupaten Ponorogo, yang tidak lain ialah Raden Batoro Katong ia adalah
tokoh pendiri Kabupaten Ponorogo, maka dari itu keberadaanya sangat di hormati oleh
masyarakat Ponorogo, alasan mengapa Raden Batoro Katong di semayamkan di disini
tidak lain karena ke inginannya sendiri, pada masa hidupnya Raden Batoro Katong
Sangat suka melaksanakan sholat dan bertapa di kawasan ini,
Selain makam Raden Batoro Katong di area komplek pemakaman ini juga di makamkan
tokoh – tokoh penting di Kabupaten Ponorogo, bahkan ke empat istri Raden Batoro
Katong pun juga di semayamkan di area pemakaman ini, pada dulunya tempat ini
seringkali di gunakan untuk tempat meminta permintaan yang seharusnya tidak patut di
lakukan di area pemakan tersebut, namun sekarang tempat ini sudah bersih dari kegiatan
hal – hal tersebut.
Adapun hal yang harus di perhatikan jika ingin berkunjung ke wisata religi
makam Batoro Katong, anda harus menghubungi juru kunci makam karna pintu gerbang
makam selalu di kunci, hal ini di karenakan untuk selalu menjaga makam agar tidak di
gunakan untuk hal – hal yang tidak semestinya patut di lakukan di area makam tersebut.
B. Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang di atas mengenai Makam Batoro Katong di Ponorogo
penulis merumuskan masalahnya sebagai berikut:
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, adapun tujuan yang ingin penulis sampaikan
antara lain:
D. Manfaat
1. Untuk memenuhi Persyaratan Ujian Praktek Sejarah Peminatan Kelas XII SMA
Negeri 3 Ponorogo.
2. Manfaat secara Akademik atau Teoritis dalam penelitian ini adalah untuk menambah
Khasanah dalam bidang sejarah, khususnya sejarah makam batoro katong.
2
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
A. Batoro katong
Makam Batoro Katong merupakan salah satu tempat wisata religi yang
bisa di kunjungi di daerah Kabupaten Ponorogo, terletak di Desa Setono
3
Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo dan jika di tempuh dari alun – alun
Kota Ponorogo kurang lebih memerlukan waktu 30 menit.
4
BAB 3
PEMBAHASAN
Batoro Katong, memiliki nama asli Lembu Kanigoro, tidak lain adalah
salah seorang putra Prabu Brawijaya V dari selir yakni Putri Campa yang
beragama Islam. Mulai redupnya kekuasaan Majapahit, saat kakak tertuanya,
Lembu Kenongo yang berganti nama sebagai Raden Fatah, mendirikan
kesultanan Demak Bintoro. Lembu Kanigoro mengikut jejaknya, untuk
berguru di bawah bimbingan Wali Songo di Demak. Prabu Brawijaya V yang
pada masa hidupnya berusaha di-Islamkan oleh Wali Songo, para Wali Islam
tersebut membujuk Prabu Brawijaya V dengan menawarkan seorang Putri
Campa yang beragama Islam untuk menjadi Istrinya.
5
membangun peradaban baru di tenggara Gunung Lawu sampai lereng barat
Gunung Wilis, yang kemudian dikenal dengan nama Wengker (atau
Ponorogo saat ini). Ki Ageng Ketut Suryangalam ini kemudian di kenal
sebagai Ki Ageng Kutu atau Demang Kutu. Dan daerah yang menjadi tempat
tinggal Ki Ageng Kutu ini dinamakan Kutu, kini merupakan daerah yang
terdiri dari beberapa desa di wilayah Kecamatan Jetis.
6
datang memasuki Ponorogo, kebanyakan masyarakat Ponorogo adalah
penganut Budha, animisme dan dinamisme.
Pada tahun 1486, hutan dibabat atas perintah Batara Katong, tentu bukannya
tanpa rintangan. Banyak gangguan dari berbagai pihak, termasuk makhluk
7
halus yang datang. Namun, karena bantuan warok dan para prajurit Wengker,
akhirnya pekerjaan membabat hutan itu lancar.
Beliau juga dikenal sebagai Adipati Sri Batoro Katong yang membawa
kejayaan bagi Ponorogo pada saat itu, ditandai dengan adanya prasasti berupa
sepasang batu gilang yang terdapat di depan gapura kelima di kompleks
makam Batoro Katong dimana pada batu gilang tersebut tertulis
candrasengkala memet berupa gambar manusia, pohon, burung (Garuda) dan
gajah yang melambangkan angka 1418 saka atau tahun 1496 M.
9
dengan alam pikiran serta adat kebiasaan yang telah berlaku. Misalnya
upacara Slametan Nyadran yang dilakukan di bulan Sya’ban, yang berasal
dari Pasa Srada yaitu pemujaan arwah zaman Majapahit, demikian pula arti
kata “Pasa” memiliki istilah Puasa di dalam Islam diserap dari bahasa
Sansekerta.
Selain hal itu juga terlihat jelas dalam nama Raden Batoro katong,
yaitu tambahan “Bathara” ini dimaksudkan agar masyarakat yang beragama
Budha itu dekat dan mengikuti Raden Katong sebagaimana mereka mengikuti
agama Budha. Bathara di sini berarti Raja atau Dewa. Bathara juga
merupakan panggilan atau gelar untuk memuja, menghormati dan
mengagungkan Dewa dalam agama Hindu dan Budha. Dengan demikian
nama Bathara yang ada dalam nama Raden Katong itu merupakan strategi
penyebaran agama Islam di Ponorogo sebab bagi penganut agama Hindu dan
Budha merupakan sebutan paling tinggi seperti Dewa-Dewa atau keturunan
Dewa. Nama itu dianjurkan dan disarankan oleh Sunan Kalijaga, yang
diketahui bahwa Sunan Kalijaga merupakan tokoh Wali Songo yang sangat
bijaksana dan ahli dalam bidang strategi penyebaran agama Islam di Jawa.
10
posisi kaki bersimpuh dan kemudian diberitahukan kepada semua masyarakat
luas bahwa arca yang besar duduk bersimpuh kaki adalah wujud dari Ki
Ageng Kutu. Karna itu banyak masyarakat yang berdatangan ingin melihat
arca yang ada di halaman depan Kadipaten. Pada saat mereka berkumpul
inilah saatnya Raden Bathoto Katong, Kyai Ageng Mirah dan Patih Selo Adji
memulai untuk mengenalkan ajaran baru, berceramah tentang agama Islam
dan memberikan penerangan tentang agama Islam.
Strategi atau usaha yang dilakukan oleh Raden Batoro katong tidak
hanya itu saja, ada beberapa strategi yang dilakukan beliau. Karna memang
peran dari Raden Batoro katong dalam menyebarkan dan mengembangkan
agama Islam sangat besar, antara lain : strategi islamisasi melalui seni –
budaya, strategi islamisasi melalui pernikahan, dan strategi islamisasi melalui
pendidikan.
11
kesucian hati dari peziarah. Makam Batoro katong merupakan tempat suci,
sehingga orang-orang yang mengunjungi makam ini harus memiliki hati dan
niat yang bersih. Ditinjau secara Islam, gerbang berjumlah tujuh ini
merupakan simbol dari rangkaian kata lailahailallah yang berarti “tidak ada
Tuhan selain Allah”. Bila ditinjau secara kejawen, angka tujuh disebut
dengan pitu yang bermakna pitulungan atau pertolongan. Pertolongan yang
dimaksud adalah pertolongan dari Tuhan Yang Maha Esa. Makna simbolik
lainnya terletak pada ukiranukiran yang indah pada pintu dan tembok
cungkup makam Batoro katong. Ukiranukirannya dipengaruhi oleh corak
Islami (corak tameng segienam) dan Majapahit (bunga-bunga). Perpaduan
kedua corak ini menandakan bahwa dalam kehidupan ini manusia harus
senantiasa rukun dan bersatu padu agar tidak mudah terpecah-belah. Sikap
rukun ini dapat dilakukan dengan cara saling menghormati antara sesama
manusia.
13
BAB 4
PENUTUP
A. Kesimpulan
14