A. Latar Belakang
Berbagai perubahan kurikulum telah dirancang untuk meningkatkan mutu pendidikan di
Indonesia. Termasuk salah satunya adalah penyelenggaraan ujian nasional yang terdiri dari pola
5 paket soal UN di tahun 2011. Pelaksanaan UN di tahun 2011 ini secara tidak langsung telah
memberikan pembelajaran karakter tentang “kejujuran” di sekolah agar tidak melakukan
kecurangan. Baik yang dilakukan oleh siswa, pihak sekolah maupun pihak dinas pendidikan
kabupaten/kota maupun provinsi. Selain itu pemerintah juga berupaya melakukan inovasi
pendidikan dengan mencanangkan pendidikan karakter yang diimplementasikan pada setiap
mata pelajaran untuk dijadikan sebagai pilar kebangkitan bangsa, dan diwujudkan dalam
kegiatan nyata siswa.
Banyaknya fenomena yang muncul disekitar lingkungan siswa sepertiperkelahian antar
siswa, sikap egois dan individualis siswa yang tidak peduli terhadap sesama, ataupun kurangnya
minat belajar siswa dengan berfikir kiritis dan tidak mudah berputus asa perlu dilakukan suatu
reformasi dalam pendidikan di sekolah. Salah satunya adalah penerapan pendidikan karakter
dalam setiap mata pelajaran. Selama ini, guru dalam menyusun RPP hanya mengukur aspek
kognitifnya saja. Sehingga aspek sikap, kurang dikembangkan pada diri siswa. Sikap siswa
dalam bekerjasana dan berkolaborasi kurang ditekankan, sehingga muncul sikap yang dapat
menimbulkan persaingan diantara siswa yang kurang baik.
Pembelajaran fisika selama ini dilakukan dikelas hanya berfokus pada hafalan untuk
mengukur kognitif saja. Dan guru selama ini kurang membiasakan siswa bekerja sama sehingga
kurang memiliki rasa empati terhadap sesama kawan. Akibatnya minat belajar siswa dalam
mengembangkan sains tidak maksimal. Jika hal ini terus menerus dibiarkan, akan menghasilkan
karakter siswa yang tidak memiliki rasa empati, tidak lagi saling menghormati sesama, kurang
dapat berfikir kritis dan mudah berputus asa. Untuk itu dilakukan penelitian dengan
mengintegrasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran fisika di kelas, menggunakan pokok
bahasan untuk mengembangkan pembentukan karakter dan nilai-nilai kebaikan pada siswa
melalui pembelajaran salingtemas (Sains-Lingkungan-dan Teknologi Masyarakat).
Penelitian pendidikan karakter yang telah dilakukan Andrew Milson (2000), bahwa
program pendidikan karakter terbukti membawa pengaruh positip terhadap persepsi perilaku
siswa, staf sekolah, dan masyarakat yang hidup dalam masyarakat dengan budaya tertentu,
bahkan cenderung memperkuat peningkatan prestasi belajar siswa. Selanjutnya hasil penelitian
yang dilakukan Darmiyati Zuchdi, dkk (2010), menunjukkan bahwa model pendidikan
karakter dengan pendekatan komprehensif, yang dipadukan dengan pembelajaran bidang studi
dan dilandasi pengembangan kultur sekolah, dapat meningkatkan hasil studi, kualitas karakter
peserta didik, suasana sekolah yang kondusif, serta kualitas kepemimpinan kepala sekolah.
Mengacu hal tersebut diatas, perlu di lakukan penelitian dengan menerapkan pola
pendidikan karakter pada pembelajaran fisika di SMA Negeri I Tanah Jawa. Adapun judul
penelitian ini adalah : “Penerapan Pendidikan Karakter Pada Mata Pelajaran Fisika Melalui
Pembelajaran Salingtemas Di SMA Negeri I Tanah Jawa.”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pelaksanaan penerapan pendidikan karakter melalui
pembelajaransalingtemas pada mata pelajaran fisika?
2. Bagaimanakah hasil penerapan pendidikan karakter melalui pendekatansalingtemas dalam
pembelajaran fisika di SMA Negeri I Tanah Jawa?
C. Tujuan Penelitian
1. Menerapkan pendidikan karakter melalui pedekatan pembelajaran salingtemaspada mata
pelajaran fisika.
2. Memperoleh gambaran hasil pembelajaran dengan penerapan pendidikan karakter melalui
pembelajaran salingtemas pada mata pelajaran fisika.
3. Menghasilkan model pendidikan karakter dengan pendekatan salingtemas.
D. Manfaat Penelitian
1. Mengembangkan pola pendidikan karakter pada pembelajaran fisika.
2. Mengintegrasikan pola pendidikan karakter pada mata pelajaran fisika.
3. Menghasilkan model pendidikan karakter dengan pendekatan salingtemas.
KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritis
1. Pentingnya Pendidikan Karakter
Pendidikan adalah merupakan upaya yang terencana dalam mengembangkan potensi
peserta didik, sehingga peserta didik memiliki system berfikir, nilai moral dan keyakinan yang
diwariskan masyarakatnya untuk dikembangkan kearah yang sesuai kehidupan masa kini dan
masa mendatang. Untuk mengembangkan potensi peserta didik kearah karakter yang bernilai
budaya dan karakter prinsipnya tidak dimasukkan sebagai pokok bahasan melainkan terintegrasi
ke dalam setiap mata pelajaran, pengembangan diri dan budaya sekolah.
Menurut tim penulis naskah pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa
(2011), pengertian pendidikan budaya dan karakter bangsa dimaknai sebagai pendidikan yang
mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada diri peserta didik sehingga
memiliki nilai dan karakter dirinya, dan menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya
sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang religius, nasionalis, dan kreatif. Maka
pendidikan karakter diharapkan merupakan suatu proses pendidikan yang dapat mengembangkan
watak, tabiat, ahlak atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai
kebajikan (virtualues) dan dapat diyakini ataupun digunakan sebagai landasan untuk cara
pandang, berfikir, bersikap dan bertindak.
Tahapan pendidikan berkarakter dapat dilakukan dengan :
1) Melakukan perencanaan pengembangan pendidikan budaya dan karakter.
Tahapan dilakukan dengan menerapkan kedalam kurikulum melalui hal berikut :
a. Program pengembangan diri
b. Pengintegrasian dalam mata pelajaran
c. Menerapkan budaya sekolah
2) Mengembangkannya ke dalam proses pembelajaran dikelas.
Pengembangannya dilakukan didalam kelas, disekolah ataupun diluar sekolah.
3) Melakukan evaluasi hasil belajar.
Evaluasi yang dilakukan berdasarkan pencapaian nilai budaya dan karakter yang didasarkan pada
indikator.
Nilai-nilai yang perlu dikembangkan dalam pendidikan karakter dapat diidentifikasi dari
sejumlah nilai pada tabel.1 berikut :
Tabel.1. Nilai dan deskripsi nilai pendidikan karakter
No Nilai yang Deskripsi
dikembangkan
1 Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup
rukun dengan agama lain.
2 Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang
yang dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3 Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,suku, etnis,
sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4 Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan.
5 Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi
berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan
sebaik-baiknya.
6 Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil
baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7 Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
8 Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain.
9 Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang berupaya mengetahui lebih mendalam dan luas
dari suatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10 Semangat Berpikir, bertindak, berwawasan yang menempatkan kepentingan
Kebangsaan bangsa di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
11 Cinta Tanah Air Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan
fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik.
12 Menghargai Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui,
Prestasi serta menghormati keberhasilan orang lain.
13 Komunikatif Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan
bekerja sama dengan orang lain.
14 Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa
senang dan aman atas kehadiran dirinya.
15 Gemar Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang
memberikan kebajikan bagi dirinya.
membaca
16 Peduli Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada
lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya
Lingkungan untuk memperbaiki kerusakan alam yang terjadi.
17 Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan
pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18 Tanggung Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas
dan kewajibannya, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (sosial
Jawab dan budaya), Negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
Sumber : Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, 2011.
2. Pendekatan Salingtemas
Pembelajaran fisika dengan pendekatan salingtemas dapat difahami sesuai istilah yang
mengandung kata kunci salingtemas yaitu : sains-lingkungan-tekonologi dan masyarakat.
Menurut La Maronta Ghalib, (2009) menyatakan bahwa konsep-konsep dan proses sains yang
diajarkan di sekolah harus sesuai konteks sosial dan relevan dengan kehidupan siswa sehari-hari.
Menurut Yager (1994 dalam Mahmuddin, 2009), program pembelajaran dengan
pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat pada umumnya memiliki karakteristik sebagai berikut,
yaitu :
1) Identifikasi masalah-masalah setempat/lokal yang memiliki kepentingan dan dampak.
2) Penggunaan sumber daya setempat/lokal untuk mencari informasi yang dapat digunakan dalam
memecahkan masalah.
3) Keikutsertaan yang aktif dari siswa dalam mencari informasi yang dapat diterapkan untuk
memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari.
4) Perpanjangan belajar di luar kelas dan sekolah.
5) Fokus kepada dampak dari sains dan teknologi terhadap siswa.
6) Isi dari pembelajaran bukan hanya konsep-konsep saja yang harus dikuasai siswa dalam kelas
saat melakukan tes.
7) Penekanan dalam keterampilan proses dimana siswa dapat menggunakannya dalam
memecahkan masalah.
8) Penekanan pada kesadaran karir yang berkaitan dengan sains dan teknologi.
9) Kesempatan bagi siswa untuk mencoba berperan sebagai anggota masyarakat dimana ia
mencoba untuk memecahkan isu-isu yang telah diidentifikasi.
10) Identifikasi dampak sains dan teknologi di masa depan.
11) Kebebasan atau otonomi dalam proses belajar.
Menurut Poedjiadi (2005), pelaksanaan pendekatan STM dapat dilakukan melalui tiga
macam strategi, yaitu:
1) Strategi pertama, menyusun topik yang menyangkut konsep-konsep yang ingin ditanamkan pada
peserta didik. Strategi ini, di awal pembelajaran guru memperkenalkan atau menunjukkan
kepada peserta didik adanya isu atau masalah di lingkungan anak atau menunjukkan aplikasi
sains atau suatu produk teknologi yang ada di lingkungan mereka.
2) Strategi kedua, menyajikan suatu topik yang relevan dengan konsep-konsep tertentu yang
termasuk dalam standar kompetensi atau kompetensi dasar.
3) Strategi ketiga, mengajak anak untuk berpikir dan menemukan aplikasi konsep sains dalam
industri atau produk teknologi yang ada di masyarakat di sela-sela kegiatan belajar berlangsung.
Menurut Mahmuddin (2009), tahapan yang ditempuh pada
pembelajaransalingtemas adalah :
1) Tahapan Invitasi
Pada tahap ini guru melakukan brainstorming dan menghasilkan beberapa kemungkinan topik
untuk penyelidikan, harus merupakan minat siswa dan memberikan wilayah yang cukup untuk
penyelidikan bagi siswa. Dapat diawali dengan apersepsi dan hal-hal yang telah diketahui siswa
sebelumnya, serta ditekankan pada keadaan yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
2) Eksplorasi
Pada tahap ini guru dan siswa mengumpulkan data dan informasi melalui pertanyaan-pertanyaan
atau wawancara, kemudian menganalisis informasi tersebut. Tahapan ini merupakan
penyelidikan yang dapat memberikan pemahaman dasar untuk pengembangan, pengujian
hipotesis, dan mengusulkan tindakan
3) Mengusulkan penjelasan dan solusi
Tahap ini siswa mengatur dan mensintesis informasi yang mereka telah kembangkan sebelumnya
dalam penyelidikan. Proses ini termasuk komunikasi lebih lanjut dengan para ahli di lapangan,
pengembangan lebih lanjut, memperbaiki, dan menguji hipotesis mereka, dan kemudian
mengembangkan penjelasan tentatif dan proposal untuk solusi dan tindakan.
4) Mengambil tindakan
Berdasarkan temuan yang dilaporkan dalam fase ketiga, siswa menerapkan temuan-temuan
mereka dalam beberapa bentuk aksi sosial. Tindakan ini dapat melibatkan masyarakat sebagai
pelaksana dan dapat dijadikan sebagai tindakan follow up.
B. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah mengintegrasikan pendidikan karakter
kedalam mata pelajaran sains di kelas. Pengintegrasian pendidikan karakter di kelas pada mata
pelajaran fisika dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Perencanaan Pengembangan
Perencanaan pengembangan pendidikan karakter kedalam pembelajaran fisika dapat
dilakukan guru dengan menyusun Silabus dan RPP dengan mengembangkan nilai-nilai karakter
siswa yang sesuai dengan materi pelajaran. Perencanaan pengembangan dapat dilakukan dengan
cara :
a. Mengkaji SK dan KD pada standar isi.
b. Memperlihatkan keterkaitan antara SK dan KD
c. Mencantumkan nilai-nilai budaya dan karakter dalam silabus
d. Mencantumkan nilai-nilai yang sudah ada dalam silabus ke dalam RPP
e. Mengembangkan proses pembelajaran peserta didik secara aktif dan memberi kesempatan
peserta didik menunjukkan perilaku yang sesuai.
f. Membantu peserta didik untuk menunjukkan dalam perilaku.
2. Pengembangan Proses Pembelajaran
Pengembangan proses pembelajaran dilakukan menggunakan pendekatan proses belajar
peserta didik secara aktif dan berpusat pada siswa melalui proses pembelajaran fisika di kelas
dengan menggunakan metode pendekatan pembelajaran salingtemas. Menurut Nurmaulita
(2010), digunakan pendekatan salingtemas karena diyakini pendekatan ini dapat membekali
siswa mengantisipasi beberapa hal pokok yang berkembang dimasyarakat dan lingkungan,
diantaranya :
a. Menghindari ‘materi oriented’ dalam pendidikan tanpa tahu masalah-masalah di masyarakat
secara lokal, nasional, maupun internasional.
b. Mempunyai bekal yang cukup bagi peserta didik untuk menyongsong era globalisasi (AFTA–
2003, AFAS–2003, WTO–2010).
c. Peserta didik mampu menjawab dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan kelestarian bumi,
isu-isu sosial, isu-isu global, misalnya masalah pencemaran, pengangguran, kerusuhan sosial,
dampak hasil teknologi dan lain-lainnya hingga pada akhirnya bermuara menyelamatkan bumi.
d. Membekali peserta didik dengan kemampuan memecahkan masalah dengan penalaran sains,
lingkungan, teknologi, sosial secara integral, baik di dalam maupun di luar kelas.
3. Evaluasi Pendidikan Karakter
Evaluasi dilakukan berdasarkan indikator yang sudah di rencanakan pada pengembangan
yang dilakukan.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Tanah Jawa Kabupaten
Simalungun semester genap tahun ajaran 2010/2011. Jumlah siswa terdiri dari 38 orang siswa
dengan rincian 12 orang siswa laki-laki dan 26 orang siswa perempuan. Penelitian dilakukan dari
bulan Maret sampai Mei 2011.
B. Prosedur penelitian
Adapun prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
1. Perencanaan Pengembangan Pendidikan Karakter
Mengkaji SK dan KD pada standar isi.
Memperlihatkan keterkaitan antara SK dan KD.
Mencantumkan nilai-nilai budaya dan karakter dalam silabus.
Mencantumkan nilai-nilai yang sudah ada dalam silabus ke dalam RPP.
Mengembangkan proses pembelajaran peserta didik secara aktif dan memberi kesempatan
peserta didik menunjukkan perilaku yang sesuai.
Membantu peserta didik untuk menunjukkan dalam perilaku.
2. Pengembangan Proses Pembelajaran
Dikembangkan berdasarkan tahapan pendekatan pembelajaran salingtemas.
a. Tahap invitasi : guru melakukan brainstorming.
b. Tahap eksplorasi : guru dan siswa mengumpulkan data dan informasi.
c. Tahap mengusulkan penjelasan dan solusi : siswa mengatur dan mensintesis informasi,
melakukan penyelidikan untuk menguji hipotesis.
d. Mengambil tindakan : mengajukan penjelasan dan solusi, menerapkan temuan-temuan mereka
untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Evaluasi Pendidikan Karakter
Evaluasi hasil belajar pencapaiannya berdasarkan nilai budaya dan karakter yang
didasarkan pada indikator mata pelajaran fisika.
C. Tehnik analisa data
Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan :
1. Tes hasil belajar kemampuan memecahkan masalah dengan penalaran sains, lingkungan,
teknologi. (LP-1 dan LP-2)
Dilakukan dengan membuat instrumen tes hasil belajar pilihan ganda 10 soal dan tes uraian 2
soal. Nilai akhir di dapat dari rumus :
Nilai Akhir = (0.7xPG) + (0.3xEssay)
Hasilnya kemudian di hitung jumlah skor siswa keseluruhan untuk mendapatkan rata-rata hasil
belajar siswa. Rata-rata hasil belajar dihitung menggunakan rumus :
Rata-rata hasil =
Kemudian hasil akhirnya dilakukan persentase jumlah siswa yang mencapai skor tertentu untuk
menentukan kategori baik-cukup-kurang.
Persentase = x 100%
2. Hasil observasi kemampuan siswa melakukan kegiatan penyelidikan (LO-1) dan observasi
kemampuan siswa melakukan kegiatan persentase (LO-2).
Kriteria Penilaian :
1 = Kurang 2 = Cukup
3 = Baik 4 = Amat baik
Kategori Persentase :
Lebih kecil dari 60 % = Kurang
61 % s/d 70 % = Cukup
71 % s/d 80 % = Baik
81 % s/d 100 % = Amat baik
3. Lembar Penilaian Diri (LPD)
Mengisi pernyataan dengan jujur.
Untuk setiap pernyataan, mengisikan angka 1, 2, 3, atau 4 pada tempat yang telah disediakan,
dengan kriteria sebagai berikut:
1 : tidak pernah 3 : sering
2 : kadang-kadang 4 : selalu
Sesuai dengan hasil yang diharapkan dalam pembelajaran salingtemas bahwa siswa
diharapkan memiliki kemampuan memecahkan masalah dengan penalaran sains, memahami
lingkungan, dengan teknologi yang berkembang dimasyarakat, memiliki kemampuan ingin tahu
oleh peserta didik, dan kemampuan untuk berkompetisi, baik di dalam maupun di luar kelas
sudah dapat dicapai pada pembelajaran dengan menerapkan pendidikan karakter siswa. Karakter
yang terukur adalah karakter memecahkan masalah dengan penalaran sains, memahami
lingkungan, memiliki kemampuan ingin tahu, serta kemampuan untuk berkompetisi secara sehat.
Gambar.2. berikut memperlihatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran fisika :
Gambar.2. Grafik rata-rata hasil belajar siswa.
Adapun aspek yang terukur adalah : Aspek 1). Melengkapi media gambar peta konsep
mencapai rata-rata hasil yang dilakukan secara berkelompok adalah 75.00%. Seluruh kelompok
melakukan presentase dengan membuat media gambar tentang peta konsep termodinamika.
Media gambar yang dibuat siswa ada yang sempurna dilakukan lengkap menjelaskan hubungan
konsep-konsep termodinamika, gambar yang dihasilkan menarik untuk dibaca, namun demikian
masih ada yang kurang maksimal dalam membuat peta konsepnya. Aspek 2). Menyajikan hasil
diskusi didepan kelas mencapai rata-rata hasil dalam berkelompok adalah 81.25%. Diantara 8
kelompok yang terbentuk, masih ada kelompok yang kurang bekerjasama, menjelaskan konsep
hampir keseluruhannya baik melakukannya. Aspek 3).Kerjasama didalam kelompok mencapai
rata-rata hasil 81.25%. Nilai ini sudah menunjukkan cukup baik. Kelihatan hampir semua
kelompok dapat bekerjasama dan menghargai perbedaan pendapat. Aspek 4). Menjawab atau
membuat pertanyaan mencapai rata-rata hasil 75.00%. Setelah kelompok melakukan presentase,
selanjutnya membuat session tanya jawab. Ternyata saat session ini suasana kelas sangat aktif
melakukan tanya jawab. Sehingga pada aspek ini dapat mencerminkan karakter siswa yang
saling menghargai perbedaan pendapat orang lain. Aspek 5). Menyimpulkan hasil diskusi
mencapai rata-rata hasil 90.63%. Nilai ini paling signifikan diantara aspek yang lain. Setiap
kelompok diakhir pembelajaran dari hasil presentasenya semua menyimpulkan hasil
pembelajarannya.
Kemampuan siswa melakukan presentase dilihat pada gambar.4. berikut :
Gambar.4. Kemampuan siswa melakukan presentase
Secara keseluruhan kemampuan siswa melakukan kegiatan presentase sudah amat baik
dilakukan. Hasil rata-rata kemampuan siswa melakukan kegiatan presentase mencapai 80.63%
(Amat baik).
Lembar pengamatan diri dilakukan untuk mengetahui sikap siswa yang menggambarkan
karakter siswa tentang menghargai keberagaman pendapat orang lain. Lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar.5. berikut :
Gambar.5. Sikap siswa
B. Proses pelaksanaan hasil penelitian
Siswa secara Percaya diri, Rasa
ingin tahu, kritis dalam berdiskusi
dan menghargai
keberagamanpendapat orang lain.
Mempresentasikan
penghitungan efisiensi mesin
kalor dan mesin pendingin Carnot
dalam diskusi pemecahan masalah
secarapercaya
diri dan menghargai
keberagaman pendapat.
B. Saran
1. Disarankan bagi guru bidang studi dalam proses belajar mengajar dikelas, hendaknya proses
pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan pendidikan karakter kedalam proses
pembelajarannya. Metode yang digunakan dalam pembelajaran di kelas dapat digunakan metode
bervariasi namun menyenangkan siswa dan dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam
berfikir kritis, logis, membentuk rasa ingin tahu, dan menghargai pendapat berbeda. Penerapan
pendidikan karakter di kelas salah satunya dapat dilakukan dengan mengimplementasikan
pendidikan karakter kedalam proses pembelajaran di kelas.
2. Bagi guru sains, pembelajaran salingtemas dengan merencanakan eksperimen, menyusun
hipotesis, dan membuat kesimpulan dalam proses pembelajaran dapat melatih kemampuan siswa
dalam berfikir kritis, logis, rasa ingin tahu, dan menghargai pendapat berbeda.
Pembelajaran salingtemas merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat di
terapkan dalam pengimplementasian pendidikan karakter di dalam kelas. Metode yang dilakukan
dengan kerja kelompok untuk menanamkan jiwa kedisiplinan, kecermatan, ketelitian, tanggung
jawab dan kerja sama. Nilai tersebut dapat membentuk karakter siswa, sehingga diharapkan
pembelajaran salingtemas berpotensi dalam pembentukan karakter .
3. Bagi pihak sekolah, penerapan pendidikan karakter tidak hanya dilakukan pada saat
pengembangan diri saja. Melainkan menerapkan pendidikan karakter disekolah menjadi suatu
kebiasaan sehari-hari siswa disekolah.
4. Bagi penentu kebijakan, alat ukur penilaian yang digunakan dalam pendidikan karakter tidaklah
mudah seperti mengukur kemampuan kognitif siswa dalam pelaksanaan UN. Namun perlu
dikembangkan lebih jauh daripada hanya sekedar penguasaan konsep dan penerapannya. Seperti
mengukur kemampuan kebiasaan berfikir siswa dalam pembentukan karakter, jadi perlu
dilakukan pembimbingan untuk guru sebagai pendidik dalam penentuan penilaian karakter
siswa dikelas.
DAFTAR PUSTAKA
Darmiyati Zuchdi,dkk, (2010). Pengembangan Model Pendidikan Karakter Dengan
Pendekatan Komprehensif, Terpadu Dalam Pembelajaran Bahasa Indoonesia, IPA, dan IPS
di Sekolah Dasar, http://lemlit.uny.ac.id/?q=pengembangan-model-pendidikan-karakter-dengan-
pendekatan-komprehensif-terpadu-dalampembelajaran-baha, Diakses 29 Mei 2011
Said Hamid Hasan dkk, (2011). Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter
Bangsa. Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum. Jakarta.
http://www.puskur.net/files/1_%20Pendidikan%20Budaya%20dan%20Karakter%20Ban
gsa.pdf