Anda di halaman 1dari 14

ISLAM SAINS DAN LINGKUNGAN

Pengampuh:

R.Yudi Hartono, ST. MT.

Nama :

M. Andika Aditya Pratama (11)

(2213110011)

Fakultas Teknik

Universitas Qomaruddin Gresik 2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat
dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya,
sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Makalah ini saya susun untuk melengkapi tugas mata pelajaran islam sains dan
lingkungan.Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makakah
dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. sayaa menyadari masih banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini sehingga saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Saya mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan
pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semuanya.

Gresik,5 Juni 2023


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................... i
DAFTAR ISI............................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................ 1
C. Tujuan Masalah.............................................. 1
D. Manfaat Penulisan ........................................ 2
BAB II LANDASAN TEORI.................................. 3
BAB iii PEMBAHASAN
A. Pengertian Bekerja ........................................ 4
B. Prinsip Bekerja .............................................. 6
C. Etos Kerja Seorang Muslim.......................... 12
D. Bekerja Dengan Keimanan .......................... 15
BAB III PENUTUP
A. Simpulan ...................................................... 18
B. Saran ............................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Islam adalah agama yang tidak hanya mengatur masalah akhirat saja tetapi islam juga
mengatur masalah duniawi. Salah satu masalah duniawi yang paling berpengaruh di
dunia sekarang ini adalah bekerja.

Bekerja selalu identik dengan masalah gaji atau uang dimana ketika melakukan
pekerjaan/bekerja pasti mengharapkan sebuah upah yang akan menunjang kehidupan.
Pembahasan dalam makalah ini tidak akan mengangkat masalah upah tetapi membahas
mengenai sikap atau prinsip yang harus dimiliki seorang muslim dalam melakukan
pekerjaan.

B. Rumusan masalah

1. Apa pengertian kerja?

2. Apa saja prinsip-prinsip bekerja dalam islam?

3. Apa saja etos kerja dalam islam?

C. Tujuan penulisan

Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui apa itu pengertian kerja atau pekerjaan,
dan apa saja prinsip-prinsip dalam bekerja yang harus dimiliki oleh seorang muslim.

D. Manfaat tulisan

Agar mengetahui bagaimana pekerjaan dapat menjadi nilai ibadah bagi seorang muslim.
Dan pembaca khusunya pemakalah dapat merealisasikan prinsip-prinsip yang harus
dimiliki oleh seorang pekerja muslim.
BAB II LANDASAN TEORI

A. Kerja

Kerja menurut Toto Tasmara dalam bukunya “membudayakan etos kerja yang islami”
mendefinisikan bahwa kerja adalah segala aktivitas dinamis dan mempunyai tujuan
untuk memenuhi kebutuhan tertentu (jasmani dan rohani) dan di dalam mencapai
tujuannya tersebut dia berupaya dengan penuh kesungguhan untuk mewujudkan prestasi
yang optimal sebagai bukti pengabdian dirinya kepada Allah SWT.

B. Prinsip kerja

Prinsip menurut Toto Tasmara adalah hal yang secara fundamental menjadi martabat
diri atau dengan kata lain, prinsip adalah bagian paling hakiki dari harga diri.

C. Etos kerja

Toto Tasmara memaknai ethos dengan sesuatu yang diyakini, cara berbuat, sikap serta
persepsi terhadap nilai bekerja.

Dalam makalah ini akan di bahas mengenai pengertian prinsip dan etos kerja dalam
islam .

BAB III PEMBAHASAN

A.Pengertian Kerja

Kata kerja dalam KBBI artinya kegiatan melakukan sesuatu.[1] Kerja adalah suatu
usaha yang dilakukan seseorang baik sendiri atau bersama orang lain, untuk
memproduksi suatu komoditi atau memberikan jasa.[2] Sedangkan menurut Toto
Tasmara Kerja adalah segala aktivitas dinamis dan mempunyai tujuan untuk memenuhi
kebutuhan tertentu (jasmani dan rohani) dan di dalam mencapai tujuannya tersebut dia
berupaya dengan penuh kesungguhan untuk mewujudkan prestasi yang optimal sebagai
bukti pengabdian dirinya kepada Allah SWT. Dapat disimpulkan bahwa bekerja adalah
kegiatan yang dilakukan seseorang baik individu maupun kelompok untuk mendapatkan
sesuatu salah satunya adalah mendapatkan materi untuk kehidupanya. Kerja merupakan
sarana memenuhi tuntutan yang bersifat pembawaan. Menurut al-Faruqiy, manusia
memang diciptakan untuk bekerja. Kerjanya adalah ibadahnya. Terhadap mereka yang
enggan bekerja al-Faruqiy menyatakan, mereka tidak mungkin menjadi muslim yang
baik. Apalagi kalau dikaitkan dengan iman, perbuatan atau kerja islami justru
merupakan manifestasi dan bagian daripadanya. Dengan ungkapan lain, iman adalah
landasan, sedangkan perbuatan atau kerja merupakan konsekuensi dan cara
melakukannya. Sistem keimanan yang membangun aqidah dan melahirkan amal-amal
islami, baik yang berkenaan dengan Hablumminallah maupun Hablumminannas
termasuk pelaksanaan tugas menjadi khalifah Allah di muka bumi oleh manusia,
semestinya bersumber dari ajaran-ajaran wahyu (al-Qura’an dan al-Hadits). Ternyata
islam tidak merekomendasikan kehidupan yang hanya mengejar “hasanah” di akhirat
dengan cara mengabaikan “hasanah” di dunia. Bahkan ajaran islam menegaskan bahwa
mengabaikan keduniaan serta menganggap remeh urusannya adalah sikap negatif,
tercela dan keluar dari garis fitrah serta jalur as-sirat al-mustaqim. Oleh karena itu,
Rasul melarang cara berpikir anti dunia karena senang pada akhirat.

B.Prinsip Bekerja

Prinsip-prinsip bekerja dalam rangka mengelola keuangan antara lain:

1.Niat bekerja adalah untu beribadah kepada Allah. Dalil yang menunjukan hal tersebut
adalah ( Adzariat: 56-57)

‫ون‬ ْ ‫ق َو َما ُأ ِري ُد َأن ي‬


ِ ‫ُط ِع ُم‬ ٍ ‫﴾ َما ُأ ِري ُد ِم ْنهُم ِّمن رِّ ْز‬٥٦﴿ ‫ن‬Iِ ‫نس ِإال ِليَ ْعبُدُو‬
َ ‫ت ْال ِج َّن َوا ِال‬
ُ ‫َو َما خَ لَ ْق‬

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-
Ku. Aku tidak menghendaki rizki sedikitpun dari mereka dan dan aku tidak
menghendaki supaya mereka memberi Aku makan” (Adzariat: 56-57)

‫ادي‬II‫ل من عب‬II‫كرا وقلي‬II‫وا آل داوود ش‬II‫يعملون له ما يشاء من محاريب وتماثيل وجفان كالجواب وقدور راسيات اعمل‬
‫الشكور‬
“Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung
yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan
periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk
bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba Ku yang berterima
kasih.” (QS Saba’ (34): 13)

Ayat tersebut menjelaskan tentang perintah bekerja sebagai tanda syukur kepada Allah.

2.Kerja adalah untuk memakmurkan alam semesta, dalil yang menunjukan hal tersebut
adalah

‫دك‬II‫وإذ قال ربك للمالئكة إني جاعل في األرض خليفة قالوا أتجعل فيها من يفسد فيها ويسفك الدماء ونحن نسبح بحم‬
‫ونقدس لك قال إني أعلم ما ال تعلمون‬

“Dan Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya


Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan menyucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui”. (Albaqarah 30)

‫ا‬II‫تعمركم فيه‬II‫أكم من األرض واس‬II‫و أنش‬II‫يره ه‬II‫ه غ‬II‫ا لكم من إل‬II‫دوا هللا م‬II‫وم اعب‬II‫ا ق‬II‫ال ي‬II‫الحا ق‬II‫اهم ص‬II‫ود أخ‬II‫وإلى ثم‬
‫فاستغفروه ثم توبوا إليه إن ربي قريب مجيب‬

Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka shaleh. shaleh berkata: “Hai
kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah
menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu
mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku
amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya).” (Hud: 61)

Firman Allah yang menyebutkan bahwa barangsiapa yang bercocok tanam disini, maka
ia akan menikmati hasilnya disana, apa saja yang ia kerjakan di sana akan diberi
imbalan. Dengan demikian manusia dituntut untuk tahu tujuan hidupnya dan rahasia
dibalik penciptaannya. Manusia diciptakan Allah untuk menjadi hamba Allah yang
memimpin alam bukan untuk menjadi hamba dari yang diciptakan-Nya.
3. Tujuan dan orientasi bekerja adalah sebagai investasi amal shaleh untuk kebahagiaan
hidup di akherat sekaligus kebahagian hidup di dunia terpenuhi keseimbangan
kebutuhan jasmani dan rohani

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri
akherat dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan
berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu,
dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan” (Al –Qashas: 77)

“Sesungguhnya untuk dirimu atasmu ada hak, untuk badanmu atas dirimu ada hak, dan
untuk istrimu atas dirimu ada hak, maka berikanlah semua hak kepada yang
memilikinya” (HR Bukhari)

4.Mencari penghasilan yang halal adalah Fardhu (Wajib) Dalil yang menunjukkan hal
ini : Sabda Rasulullah SAW: “Mencari penghasilan halal adalah sesuatu yang fardhu
setelah fardhu lainnya” (HR Al-Baihaqi) Sabda beliau yang lain: Ditanyakan kepada
Rasulullah SAW, “ Usaha apakah yang paling baik” beliau menjawab; “Kerja seorang
lelaki dengan tangannya, dan semua jual beli yang mabrur (baik)”. Dalam riwayat lain,
“Usaha apakah yang paling utama ? (HR.Al-Bazzar dan Ahmad)

5.Bekerja pada bidang-bidang yang baik serta menghindari segala yang diharamkan
kotor (keji). Dalil yang menunjukkan hal ini adalah firman Allah : “Katakanlah tidak
sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik
hatimu.” (Al-Maidah 100) Katakanlah “siapakah yang mengharamkan perhiasan dari
Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang
mengharamkan ) rizki yang baik ”Katakanlah : semuanya itu disediakan bagi orang-
orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari
kiamat.” (Al-a’raf : 32)

Telah sampai kepada kita dari Muhammad SAW bahwa beliau bersabda: “Sungguh,
seorang hamba memasukkan satu suap makanan haram ke perutnya, Allah SWT tidak
menerima amalnya selama empat puluh hari, dan siapapun seorang hamba yang
dagingnya tumbuh dari sesuatu yang haram, maka neraka lebih baik baginya “ (HR Ath
–Thabrani )

6.Mengangkat dan mendelegasikan pekerjaan pada ahlinya (cakap) Allah SWT


berfirman: Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna
akalnya, harta (mereka yang dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok
kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakain (dari harta itu) dan ucapkanlah kepada
mereka kata-kata yang baik “ (Annisa’:5) Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi
seorang yang berkedudukan tinggi lagi dipercaya pada sisi kami”, berkata Yusuf:
Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir) , sesungguhnya aku adalah orang yang
pandai menjaga, lagi berpengetahuan”. (Yusuf: 54-55) “Sesungguhnya orang yang
paling baik yang kami ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat
dipercaya” (Al-Qashas: 26) Berkenaan dengan hal ini Rasulullah SAW bersabda: “Siapa
yang mengangkat seseorang sebagai pegawai (pekerja) dari suatu kaum, padahal pada
kaum itu terdapat seseorang yang diridlai (cakap,saleh dan beriman) oleh Allah dari
padanya, maka ia telah berkhianat kepada Allah, Rasul-Nya dan orang dan orang-orang
yang beriman (HR.Al-Hakim, ia berkata:”shahihul isnad”)

7.Membayar zakat Perintah demikian berdasar firman Allah SWT “Ambillah zakat dari
sebagian harta mereka dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka,
dan mendo’alah untuk mereka, sesungguhnya do’a kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa
bagi mereka (At-Taubah 103)

C.Etos kerja dalam islam

Etos berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang berarti watak, karakter. Toto Tasmara
memaknai ethos dengan sesuatu yang diyakini, cara berbuat, sikap serta persepsi
terhadap nilai bekerja.[6] John M. Echols dan Hasan Shadily memaknai ethos adalah
karakteristik, sikap, kebiasaan, atau kepercayaan dan seterusnya yang bersifat khusus
tentang seorang individu atau sekelompok orang atau manusia.[7] Secara terminologis,
ethos digunakan dalam tiga pengertian, yaitu: (1) suatu aturan umum atau cara hidup,
(2) suatu tatanan dari perilaku, (3) penyelidikan tentang jalan hidup dan seperangkat
aturan tingkah laku.[8]

Dari kata ethos, terbentuklah kata ethic yaitu pedoman, moral dan perilaku, atau dikenal
pula etiket yaitu cara bersopan santun. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, etika
adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Dalam bekerja seorang
muslim memiliki tiga tanggung jawab, yaitu terhadap tuhan, orang lain dan diri sendiri
oleh karena itu seorang muslim harus memiliki etos kerja Diantaranya adalah :

a. Mereka kecanduan terhadap waktu (Menyusun tujuan, realisasi, kerja, evaluasi),

b. Hidup berhemat dan efisien

c. Ikhlas

d. Jujur

e. Memiliki komitmen (Tekad dan keyakinan, tidak mudah menyerah),

f. Istiqomah,

g. Berdisiplin (berhati-hati dan tanggungjawab dalam kerja)

h. Konsekuen dan berani menghadapi tantangan,

i. Memiliki sikap percaya diri ,

j. Kreatif

k. Bertanggung jawab (kerja sebagai amanah)

l. Mereka bahagia karena melayani/ menolong

m.Memiliki harga diri

n. Memiliki jiwa kepemimpinan

o. Berorientasi ke masa depan

p. Memiliki jiwa wiraswasta

q. Memiliki insting bertanding

r. Mandiri (Independent)

s. Kecanduan belajar dan haus mencari ilmu

t. Memiliki semangat perantauan


u. Memperhatikan kesehatan dan gizi

v. Tangguh dan pantang menyerah

w. Berorientasi pada produktivitas

x. Memperkaya jaringan silaturahim

y. Memiliki semangat perubahan.

D. Bekerja Dengan Keimanan

Sebenarnya umat Islam termasuk beruntung karena semua pedoman dan panduan sudah
terkodifikasi. Kini tinggal bagaimana menterjemahkan dan mengapresiasikan-nya dalam
kehidupan. Setiap pekerjaan yang dilakukan, dilaksanakan dengan sadar dalam
kerangka pencapaian Ridha Allah. Cara melihat seperti ini akan memberi dampak,
misalnya, dalam kesungguhan menghadapi pekerjaan. Jika seseorang sudah meyakini
bahwa Allah SWT sebagai tujuan akhir hidupnya maka apa yang dilakukannya di dunia
tak dijalankan dengan sembarangan. Ia akan mencari kesempurnaan dalam mendekati
kepada Al Haq. Ia akan mengoptimalkan seluruh kapasitas dan kemampuan inderawi
yang berada pada dirinya dalam rangka mengaktualisasikan tujuan kehidupannya. Ini
bisa berarti bahwa dalam bekerja ia akan sungguh-sungguh karena bagi dirinya bekerja
tak lain adalah ibadah, pengabdian kepada Yang Maha Suci. Lebih seksama lagi, ia
akan bekerja secara profesional. Sikap tersebut berawal dari ketakwaan individu
terhadap Allah, yang berlanjut pada kesadaran bahwa Allah melihat, mengontrol, dan
menghitung seluruh amal perbuatannya secara adil kemudian akan membalasnya
dengan pahala atau siksaan . kesadaran inilah yang menuntut individu untuk cermat dan
bersungguh-sungguh dalam bekerja, berusaha keras dalam memperoleh ridha Allah, dan
memiliki hubungan yang baik dengan relasinya.

Di dalam kaitan ini, al-Qur’an banyak membicarakan tentang aqidah dan keimanan
yang diikuti oleh ayat-ayat tentang kerja, pada bagian lain ayat tentang kerja tersebut
dikaitkan dengan masalah kemaslahatan, terkadang dikaitkan juga dengan hukuman dan
pahala di dunia dan di akhirat. Al-Qur’an juga mendeskripsikan kerja sebagai suatu
etika kerja positif dan negatif. Di dalam al-Qur’an banyak kita temui ayat tentang kerja
misalnya : kata ‘amilu (bekerja) di antaranya di dalam surat an-Nahl: 97..

Di samping itu, al-Qur’an juga menyebutkan bahwa pekerjaan merupakan bagian dari
iman, pembukti bahwa adanya iman seseorang serta menjadi ukuran pahala hukuman,
Allah SWT berfirman:

“…barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia


mengerjakan amal yang saleh…” (Al-Kahfi: 110)

Ada juga ayat al-Qur’an yang menunjukkan pengertian kerja secara sempit misalnya
firman Allah SWT kepada Nabi Daud As.

“ Dan Telah kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna
memelihara kamu dalam peperanganmu…” (al-Anbiya: 80)

Dalam surah al-Jumu’ah ayat 10 Allah SWT menyatakan :

“ Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (al-Jumu’ah:
10)

Pengertian kerja dalam keterangan di atas, dalam Islam amatlah luas, mencakup seluruh
pengerahan potensi manusia. Adapun pengertian kerja secara khusus adalah setiap
potensi yang dikeluarkan manusia untuk memenuhi tuntutan hidupnya berupa makanan,
pakaian, tempat tinggal, dan peningkatan taraf hidup.
BAB IV PENUTUP

A. Simpulan

Bekerja merupakan kegiatan yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan


hidupnya. Dalam bekerja seorang muslim harus memiliki prinsip-prinsip dan etos kerja
yang tinggi serta menjadikan pekerjaan sebagai ibadah kepada Allah.

B. Saran

Sebagai seorang muslim, kita harus mengaplikasikan prinsip-prinsip kerja Islami yaitu
kerja harus ditegakkan diatas dasar taqwa, kerja menentukan nilai manusia, kerja
ditentukan oleh kualitas bukan kuantitas, kerja harus dilakukan dengan ilmu, dan kerja
melahirkan ilmu.

Pada sisi yang lain, sebagai seorang muslim, juga sudah seharusnya dalam bekerja
selalu didasari oleh etos kerja Islami, yang berporoskan pada tiga tanggung jawab,
yaitu, tanggung jawab terhadap Tuhannya (Allah SWT), tanggung jawab terhadap diri
sendiri, dan tanggung jawab terhadap orang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Suharso dan Dra. Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (semarang
CV, Widiya karya, 2009),

Yusuf Qardawi, Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan. ( Jakarta Gema Insani pers,
1995)

Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja yang Islami, (Jakarta: Gema Insani Press,
2002)

Choiruddin Hadhiri SP, Klasifikasi Kandungan Al-Qur’an Julid I, (Jakarta: Gema


Insani, 2005

Dr. Yusuf al-Qaradlawi, Al Sunnah, Mashdaran li al-Ma’rifah al-Hadlarah, (Surabaya:


Dunia Ilmu, 1997),

Muhammad, “Etika Kerja”, dalam Hidup adalah Surga, (Jakarta: Republika,2003)

Enizar, Hadis Ekonomi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013),

Anda mungkin juga menyukai