Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MANUSIA DALAM PANDANGAN ISLAM


Dosen: Dr. jumadi, S.Pd.I., M.Pd.I

OLEH KELOMPOK 4 :

PUTRI HAFIZA 06520210124


ADE SHERINA 06520210127
NURFHADILA 06520210094

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan mnyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang , selain itu
kami juga memanjatkan puji syukur atas limpahan berkah dan hidayah-Nya, sehingga
penyelesaian makalah Pendidikan agama islam dengan judul “ Manusia dalam pandangan islam
bisa berjalan lancer. Kami juga berharap agar makalah ini bisa menjadi ilmu yang bermanfaat bagi
para pembaca.

Kami juga menyadari bahwa kami masih memiliki banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini. Kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penyuunan kata,
sehingga kami membuka dan menerima kritik dan saran bagi seluruh pembaca.

Akhir kata Kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan memberi
inspirasi bagi seluruh orang yang membaca. Kami juga berharap, agar makalah ini bisa menjadi
sumber informasi.

Makassar, 16 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................................1

A. Latar belakang ...................................................................................................................1


B. Rumusan masalah ..............................................................................................................1
C. Tujuan .................................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................................2

A. Manusia dalam pandangan islam .....................................................................................2


B. Karakter manusia dalam pandangan islam ....................................................................2
C. Potensi yang dimiliki oleh manusia ..................................................................................5

BAB III PENUTUP ......................................................................................................................14

A. KESIMPULAN ................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................15


BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia, pada hakikatnya sebagai salah satu makhluk ciptaan Allah SWT, menurut
kisah yang diterangkan dalam sumber utama ajaran Islam yaitu Al-Quran, bahwa Allah
menciptakan manusia berikut dengan tugas-tugas mulia yang diembanya.
Islam menjelaskan bahwa Allah SWT menciptakan manusia berasal dari tanah, kemudian
menjadi nutfah, alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk Allah SWT yang
paling sempurna dan memiliki berbagai kemampuan.
Allah SWT sudah menciptakan manusia ahsanu taqwim, yaitu sebaik-baik cipta dan
menundukkan alam beserta isinya bagi manusia agar manusia dapat memelihara dan
mengelola serta melestarikan kelangsungan hidup di alam semesta ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud manusia dalam pandangan Islam ?
2. Apa saja karakter manusia dalam pandangan Islam ?
3. Bagaimana potensi yang dimiliki manusia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud manusia dalam pandangan Islam
2. Untuk mengetahui apa saja karakter manusia dalam pandangan Islam
3. Untuk mengetahui apa potensi yang dimiliki oleh manusia
BAB ll
PEMBAHASAN

A. Manusia Dalam Pandangan Islam


Dalam pandangan Islam, manusia didefinisikan sebagai makhluk, mukalaf, mukaram,
mukhaiyar, dan mujizat. Manusia adalah makhluk yang mempunyai nilai-nilai fitri dan
sifat- sifat insaniah, seperti dha’if ‘lemah’ (an- Nisaa : 28) jahula ‘bodoh’ (al-Ahzab : 72),
faqir ‘ketergantungan atau memerlukan’ (Faathur:15), kafuuro ‘sangat mengingkari
nikmat’ (al-Israa’ :67) Selain itu juga tugas Manusia diciptakan yaitu untuk
mengimplementasikan tugas-tugas ilahiaah yang mengandung banyak kemaslahatan dalam
kehidupannya. Manusia membawa amanah dari Allah yang mesti diimplementasikan pada
kehidupan nyata. Keberadaan manusia didunia memiliki tugas yang mulia, yaitu sebagai
khilafah.(Imam Syafe,i, 2009) Keberadaannya tidaklah untuk sia-sia dan tanpa tujuan.
Perhatikan ayat-ayat Qur’an dibawah inj :

ِ ُ‫ض َخل ِۡيفَة ؕ  قَالُ ۡ ٓۡوا اَتَجۡ عَ ُل ف ِۡي َها َم ۡن ي ُّۡف ِسدُ ف ِۡي َها َويَسۡ ِفك‬
‫الد َما ٓۡ َء َونَحۡ ُن‬ َ ۡ ‫َوا ِۡذ قَا َل َربُّكَ ل ِۡل َملٓۡ ِٕٮ َك ِة اِن ِۡى َجا ِع ٌل فِى‬
ِ ‫اۡل ۡر‬
َ‫ِس لَـكَؕ قَا َل اِن ۡ ِٓۡى اَ ۡعلَ ُم َما َۡل تَعۡ لَ ُم ۡون‬
ُ ‫س ِب ُح ِب َحمۡ دِكَ َونُقَد‬ َ ُ‫ن‬
Artinya : Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Aku hendak
menjadikan khalifah di bumi." Mereka berkata, "Apakah Engkau hendak menjadikan orang
yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan
menyucikan nama-Mu?" Dia berfirman, "Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui." (al-Baqarah: 30)

Manusia adalah makhluk pilihan yang dimuliakan oleh Allah dari makhluk ciptaan-
Nya yang lainnya, dengan segala keistimewaan yang ada pada manusia, seperti akal
manusia yang mampu membedakan antara yang baik dan yang buruk, kemudian
memilihnya. Allah SWT menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya cipta
(ahsanutaqwim), dan menundukkan alam semesta baginya agar dia dapat memakmurkan
dan memelihara kemudian melestarikan keberlangsungan hidup di alam semesta ini.
Dengan hatinya manusia dapat memutuskan sesuatu sesuai dengan petunjuk Robbnya,
dengan raganya, diharapkan aktif untuk menciptakan karya besar dan tindakan yang benar,
hingga ia tetap pada posisi kemuliaan yang sudah diberikan Allah kepadanya seperti
ahsanu taqwim, ulul albab, rabbaniun dan lain-lain. Maka, dengan semua sifat kemuliaan
dan semua sifat insaniah yang ada dengan kekurangan dan keterbatasan, Allah SWT
menugaskan misi khusus kepada umat manusia untuk menguji dan mengetahui mana yang
jujur, beriman dan dusta dalam beragama.
Manusia, di muka bumi ini mengemban tugas utama, yaitu beribadah dan mengabdi
kepada Allah SWT. Beribadah baik ibadah mahdoh yaitu menjaga hubungan manusia
dengan sang Maha Pencipta Allah SWT sedangkan ibadah ghaoiru mahdoh, merupakan
usaha sadar yang harus dilakukan oleh manusia sebagai makhluk sosial yaitu menjaga
hubungan baik dengan sesama manusia.
Karena setiap ibadah yang dilakukan oleh manusia baik ibadah yang langsung
berkaitan dengan Allah atau ibadah yang berkaitan dengan sesama manusia dan alam,
pastilah mengandung makna filosofi yang mendalam dan mendasar untuk dipahami oleh
manusia, sengaja bekal untuk mempermudah menjalankan misi mulia yang diemban oleh
manusia.
Oleh karena itu, alam ini membutuhkan pengelolaan dari manusia yang ideal. Manusia
yang mempunyai sifat luhur seperti disebutkan pada ayat berikut ini: Syukur (Luqman: 31),
Sabar (Ibrahim: 5), Mempunyai belas kasih (at-Taubah: 128), Santun (at-Taubah: 114),
Taubat (Huud: 75), Terpercaya (al-A’raaf:18) , dan Jujur (Maryam: 54).

Maka, manusia yang sadar akan misi sucinya tersebut harus bisa mengendalikan hawa
nafsu dan tidak sebaliknya, diperbudak oleh hawa nafsu hingga tidak mampu menjalankan
tugas utamanya sebagai manusia.

B. Karakter Manusia Dalam Pandangan Islam


Dalam pandangan Islam terhadap manusia menjadi dasar filsafat pendidikan Islam
karena berhubungan dengan wujud insan dan ciri-cirinya menurut Islam. Al-Syaibany
(1979:101) mengemukakan:

“Bagi falsafah pendidikan khasnya, menentukan sikap dan tanggapan tentang insan
merupakan hal yang amat penting dan fital. Sebab insan unsur terpenting dalam tiap usaha
mendidik. Tanpa tanggapan dan sikap yang jelas tentang insan pendidikan akan meraba-
raba. Malah pendidikan itu sendiri dalam artinya yang paling asas tidak lain dan dari usaha
yang dicurahkan untuk menolong insan menyingkap dan menemui rahasia alam, memupuk
bakat dan persediaan semula jadinya mengarahkan kecendrungannya serta memimpinnya
demi kebaikan diri dan masyarakat. Usaha itu berakhir dengan berlakunya perubahan yang
dikehendaki dari segi sosial dan psikologis serta sikap untuk menempuh hidup yang lebih
berbahagia dan berarti”.
1. Manusia Yang Termulia Dalam Jagat Raya
Keyakinan bahwa manusia adalah mahluk termulia dari segenapmahluk dan wujud lain
yang ada di alam jagat ini. Allah SWT mengkaruniakan keutamaan yang membedakannya
dari mahluk lain. Dalam hal Islam memberikan perhatian yang berat terhadap insan. Al-
Syaibany (1979:104) Islam menerangkan dengan jelas segala aspek yang berhubungan
dengan insan di dunia dan akhirat. Islam menerangkan tentang sumber dan rahasia
wujudnya. Tentang ma’na hidup, tabiat hidup, ciri dan susunan- susunan kepribadiannya
baik fisik maupun mental dan mengarahkan segala persediaan semula jadi itu ke arah yang
berfaedah dan selaras dengan jalinan hubungannya dengan seluruh isi alam baik jin,
malaikat, binatang dan tumbuh-tumbuhan.
Perkataan insan telah disebutkan tiga kali dalam ayat yang mula-mula sekali turun
dalam Al-Qur’an surah Al’Alaq yang menerangkan pertama, menerangkan bahwa insan
itu dijadikan dari ‘alaq (segumpal darah), kedua, menerangkan ciri atau dayanya untuk
berilmu dan ketiga, mengingatkan bahwa insan itu boleh menjadi diktator apabila ia
bersifat congkak dan merasa tidak perlu lagi dengan penciptaannya atau menurut ajaran
penciptaannya. Semuanya itu ada dalam firman Allah Qs. Al-Alaq (96):1-8:
‫ (ا ِ ْق َر أ ْ َو َر ب ُّ َك‬2) ‫ ( َخ ل َ َق ا ْ ِلْ ْن َس ا َن ِم ْن َع ل َ ق‬1) ‫ا ِ ْق َر أ ْ ِب ا ْس ِم َر ِب َك ا ل ِذ ْي َخ ل َ َق‬
6) ( 5)‫مي ِْعل َِْم‬ َ َِْ ‫لِْنَساَنَمال‬ ِ ‫َِِذْي َعلََِ ِمِ باْلقَل‬
ْ ِِْ ‫( َعلََِ ِما‬4)‫َِم‬ ِ ‫(ال‬3( ) 3) ‫(ا ْلْ َ ْك َر م‬
ُّ ْ
8)‫(اَ ِِِن ِالى َ ِربَكالرْ جعى‬7)‫(اَ ِْن راهاستَ ْغنى‬

Artinya : :
(1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan; (2) Dia Telah
menciptakan manusia dari segumpal darah; (3) Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha
pemurah; (4) Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam; (5) Dia mengajar kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya; (6) Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar
melampaui batas; (7) Karena dia melihat dirinya serba cukup; (8) Sesungguhnya Hanya
kepada Tuhanmulah kembali(mu).

Ayat yang menjelaskan tentang kejadian manusia umumnya adalah dalam kontek
memberi penghormatan atau supaya diambil i’tibar dari kejadian itu. Antaranya ada yang
melukiskan tentang kekuasaan Allah untuk membangkit atau menghidupkan kembali insan
itu dari kuburnya maka hendaklah manusia memperhatikan dari dia diciptakan.

2) Kepercayaan Akan Kemuliaan Manusia


Keutamaan lebih yang dimiliki oleh manusia dari mahluk lain. Manusia dilantik menjadi
khalifah di bumi untuk memakmurkannya. Qs. Al-Baqarah (2):30

ُ ‫ض خ َ ل ِ ي ْ ف َ ة ۗ ق َ ا ل ُ ْو ٓۡ ا ا َ ت َ جْ ع َ ل‬ ِ ‫اۡل َ ْر‬ ْ ‫ك ل ِ ل ْ م َ ل ٰۤ ٮ ِٕ ك َ ة ِ ِ ا ن ِ يْ ج َ ا ع ِ ل ٌ ف ِ ى‬
َ ُّ ‫َو ا ِ ذ ْ ق َ ا ل َ َر ب‬
‫س‬ُ ِ ‫ك َو ن ُ ق َ د‬ َ ِ ‫ف ِ ي ْ ه َ ا م َ ْن ي ُّ ف ْ س ِ د ُ ف ِ ي ْ ه َ ا َو ي َ س ْ ف ِ كُ ال د ِ م َ ا ٰۤ ء َ َو ن َ حْ نُ ن ُ س َ ب ِ ح ُ ب ِ ح َ مْ د‬
َ‫ك ۗ ق َ ا ل َ ا ِ ن ِ يْ ٓۡ ا َ ع ْ ل َ م ُ م َ ا َۡل ت َ ع ْ ل َ م ُ ْو ن‬
َ َ‫ل‬
Artinya :

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman “ sesungguhnya aku mengetahui apa yang kau
tidak ketahui “
3) Manusia Adalah Hewan Yang Berpikir

Dari pengerian tentang prinsip ini maka dikatakan bahwa manusia adalah mahluk yang
berkata-kata, perumpamaan itu oleh Al-Syaibany (1979:104) didefinisikan sebagai ciri
manusia yang yang asasi berdasarkan tanggapan Islam, maka kita akan dapati manusia
yang mempunyai ciri-ciri berikut:

Pertama, daya untuk bertutur. Daya ini menyatakan kemampuan insan untuk
berinteraksi dengan simbol, kata-kata atau bahasa yang punya arti. Ia menunjukan
kemampuan manusia untuk berfikir sendiri secara sadar, kemampuan mempersoalkan
status dan nasib diri sendiri. Kemampuan belajar terus menerus. Manusia juga
menunjukkan ciri-ciri akliah lainnya yang merupakan ciri kelainan insan dari binatang.
Suatu ciri yang berkaitan paling erat dengan kemampuan berbahasa ialah kemampuan
menjelaskan atau menerangkan akan maksud yang tersemat dalam hati atau fikiran.
Kedua, kecendrungan insan beragama, sebagaimana yang lumrah diketahui bahwa di
samping manusia mempunyai kemampuan bertutur dengan lambang lafal dan berfikir,
maka insan juga mempunyai kecendrungan beragama. Di sini jelas kalau diperhatikan
perasaan keagamaannya yang tertanam dalam lubuk hatinya. Kelihatan dengan
kecendrungannya beriman kepada kekuasaan tertinggi dan paling unggul yang menguasai
alam jagat. Perasaan keagamaan ini adalah naluri yang dibawa bersama ketika manusia
lahir. Dalam waktu yang sama hal ini juga membayangkan kebutuhan insan yang pokok
untuk mencapai ketentraman dan kebahagiaan.

Islam menekankan soal penghambaan manusia kepada Allah. Dalam waktu yang sama
Islam membebaskan manusia dari segala jenis penghambaan kepada mahluk yang lain.
Baik manusia memperhamba atau rela menjadi hamba sesama manusia atau manusia
menjadi hamba nafsu kelezatan atau benda semuanya sangat tercela menurut Islam. Islam
bertujuan merealisasikan penghambaan sang hamba kepada Tuhannya saja. Memberantas
penghambaan sesama hamba Tuhan.

Ketiga, kecendrungan moral. Kecendrungan ini mempunyai kaitan dengan ciri tentang
beragama. Pada hakikatnya manusia disamping mempunyai kecendrungan beragama, juga
mempunyai kecendrungan berakhlak. Ia mampu untuk membedakanyang baik dan yang
buruk. Fikirannya dapat menjangkau cara dan jalan mencapai tujuan-tujuan tersebut.
Fikiran dapat menjangkau cara dan jalan mencapai tujuan-tujuan tersebut. Ia boleh
menguasai dorongan dalam dirinya, baik dengan meningkatkan karakternya atau
mengarahkan dorongan tersebut kebidang- bidang lain.
Keempat, kecendrungan bermasyarakat. Dalam kecendrungan ini yang mendorong
para ahli sosiologi menyifatkan manusia sebagai mahluk sosial yang berperadaban. Sebab
itu manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu menerjunkan dirinya dalam kehidupan
bermasyarakat. Manusia selalu menjalin hubungan baru dengan setiap pribadi kelompok.
Kekayaan sebenarnya ialah hasil suatu interaksi yang rasional antara insan dan alam
sekitar. Produksi pertanian adalah hasil interaksi antara insan dengan mesin pembajak,
melalui pembajakan tanah.

C. Potensi Yang dimiliki Oleh Manusia


Manusia adalah mahluk yang memiliki berbagai potensi bawaan. Jalaluddin (2009:191)
dari sudut pandang potensiyang dimiliki itu manusia dinamakan dengan berbagai sebutan.
Dilihat dari potensi intelektualnya manusia disebut homo intelectus. Manusia disebut
homofaber, karena manusia memiliki kemampuan untuk membuat beragam barang atau
peralatan. Kemudian manusiapun disebut dengan homo sacinss atau homo saciale abima,
karena manusai adalah mahluk bermasyarakat. Dilain pihak manusia juga memiliki
kemampuan merasai, mengerti, membeda-bedakan, kearifan, kebijaksanaan, dan
pengetahuan. atas dasar adanya kemampuan tersebut manusia disebut homo sapiens.
Dalam pendekatan bahwa filsafat pendidikan diartikan sebagai aliran yang didasarkan
pada pandangan filosof, maka terkait dengan kualitas potensi manusia menurut Jalaluddin
(2009:192) terdapat tiga aliran filsafat yaitu:
Pertama, aliran Naturalisme oleh Jean Jacques Rosseau yang menyatakan bahwa
manusia memiliki potensi bawaan (natur) yang dapat berkembang secara alami, tanpa
memerlukan bimbingan dari luar (lingkungan). Secara alami manusia akan bertambah dan
berkembang sesuai dengan kodratnya masing-masing.
Kedua, aliran Empirisme yeng dikembangkan oleh Schopenhauer. Menurut aliran ini,
manusia bertumbuh dan berkembang atas bantuan dan karena adanya intervensi
lingkungan. Tanpa adanya pengaruh luar, manusia dianggap sebagai mahluk pasif dan
tanpa potensi bawaan. Manusia sepenuhnya ditentukan olehbagaimana lingkungan
mempengaruhinya. Jika lingkungan baik, manusia akan menjadi baik. Sebaliknya jika
lingkungan buruk, manusia akan menjadi buruk pula.
Ketiga, aliran Konfergensi oleh John Locke memiliki pandangan gabungan antara
naturalisme dan empirisme. Menurut aliran ini, manusia secara kodrati memang telah
dianugrahi potensi yang disebut bakat. Namun selanjutnya, agar potensi itu dapat tumbuh
dan berkembang dengan baik, perlu adanya pengaruh dari luar berupa tuntunan dan
bimbingan dari pendidikan. Bakat hanyalah kemampuan atau potensi dasar, layaknya bakal
pada tumbuh-tumbuhan. Pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya sangat tergantung
dari pemeliharaan atau pengaruh lingkungan.
BAB lll
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian di atas, dapat diketahui tentang hakikat manusia itu sebenarnya. Dengan
pengaruh dari lingkungan harus diselaraskan dengan perkembangan manusia agar
menjadi manusia seutuhnya. Dalam penjelasan Al-Qur’an sangat mengangkat derajat
manusia karena dengan beberapa potensi dan kelebihan yang dimilikinya. Sehingga harus
dibidik potensi tersebut agar dapat bermanfaat secara penuh. Dengan akal yang dimiliki
manusia maka harus mempergunakan dengan sebaik-baiknya. Sebab jika tidak
dipergunakan maka manusia akan sama seperti hewan seperi yang diutarakan oleh para
filsuf. Karena itu dapat disimpulkan bahwa Manusia dalam Pandangan Islam adalah
makhluk yang diberikan amanah oleh Allah swt dan wajib ditunaikan.

Manusia memiliki berbagai macam karakter, yang dengan karakter tersebut, antara
yang satu dengan yang lainnya menjadi kelebihan sekaligus kekurangannya. Potensi yang
dimiliki oleh manusia telah ada sejak ia lahir, sehingga potensi yang baik harus
ditumbuhkan dan dipelihara.

Anda mungkin juga menyukai