Anda di halaman 1dari 11

DAZAT MANUSIA,TUGAS, FUNGSI.

IMAN,ISLAM,DAN IHSAN
KELOMPOK 2 AGAMA
KELAS TM A3
ZAJULI WIN MAHARA 190120155

RIDDUAN 190150153

MAULANA AZIS 190120157

INTAN SAFIRA 190150106

SHIFAUDDIN 190120154

IRA FITRIA 190120158

ZURAIMI 190150104

MURSALIN 190120156

HAMKA LUTHPI 190150105


Kata Pengantar

puji syukur kehadirat Tuhan yang maha kuasa atas segala limpah rahmat, inayah, taufik dan
hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyususnan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya dalam bentuk sederhana semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk pedoman bagi pembaca. Harapan kami semoga makalah ini dapat
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi kita semua. Namun terlepas dari
itu, kami mememahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami
sanggat berharap kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baik lagi.

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................. i

BAB I ........................................................................................................................... 1

Hakikat manusia menurut islam................................................................................... 1

A. Asal kejadian manusia ..................................................................................... 1


B. Tujuan penciptaan manusia.............................................................................. 1
C. Haikat manusia menurut pamdangan Islam ..................................................... 2
D. Konsep Islam tentang Kebutuhan .................................................................... 4

BAB II ......................................................................................................................... 6

A. Iman ................................................................................................................. 6
B. Islam ................................................................................................................. 6
C. Ihsan ................................................................................................................. 7
D. Kaitan iman, islam dan ihsan ........................................................................... 7

ii
BAB. I
Hakikat Manusia Menurut Islam.

Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Allah SWt yang memiliki peranan penting dalam
kehidupan di muka bumi. Manusia juga dipandang sebagai makhluk yang paling tinggi
derajatnya dibandingkan makhluk Allah SWT bahkan Allah menyuruh para malaikat untuk
bersujud kepada Adam Alaihi salam. Masyarakat barat memiliki pandangan bahwa manusia
adalah makhluk yang memiliki jiwa dan raga serta dibekali dengan akal dan pikiran. Lalu
bagaimanakah hakikat manusia dalam pandangan islam? Simak penjelasan berikut ini
(baca fungsi iman kepada Allah SWT).

A. Asal Kejadian Manusia.

Asal usul manusia dalam Islam dapat dijelaskan dalam proses penciptaan manusia pertama
yakni nabi Adam As. Nabi Adam AS adalah manusia pertama yang diciptakan Allah SWT
dan diberikan ilmu pengetahuan dan kesempurnaan dengan segala karakternya. Allah
mengangkat Adam dan manusia sebagai khalifah dimuka bumi sebagaimana dijelaskan dalam
ayat berikut ini.

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat “Sesungguhya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah dimuka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa engkau hendak
menjadikan (khalifah) di muka bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan engkau?” Tuhan berfirman:”sesungguhnya aku mengetahui apa yan tidak kamu
ketahui”.(QS.Al-Baqarah : 30).

Proses penciptaan manusia dijelaskan dalam al-Qur’an dan bahkan penjelasan dalam
Alqur’an ini kemudian terbukti dalam ilmu pengetahuan yang ditemukan setelah turunnya
Alqur’an. Ada lima tahap dalam penciptaan manusia yakni al-nutfah, al-‘alaqah, al-mudhgah,
al-‘idham, dan al-lahm sebagaimana yang disebutkan dalam ayat berikut ini

”Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, dan segumpal darah itu
kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami jadikan segumpal daging.
Kemudian kami jadikan dia makhluk yang(berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah,
pencipta yang paling baik”. (QS. Al-Mu’minun ayat 12-14)

B. Tujuan Penciptaan Manusia

Adapun tujuan utama allah SWT menciptakan manusia adalah agar manusia dapat menjadi
khalifah atau pemimpin di muka bumi. Tugas utama manusia adalah beribadah dan
menyembah Allah SWt, menjalani perintahnya serta menjauhi larangannya. Sebagaimana
disebutkan dalam firman Allah SWT berikut ini
1
“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah Aku.” (QS
Adz Zariyat :56).

Sebagai khalifah dimuka bumi manusia hendaknya juga dapat menjaga amanatnya dalam
menjaga alam dan isinya. Manusia sememstinya memiliki akhlak dan perilaku yang baik
kepada sesama maupun makhluk hidup yang lain. (baca cara meningkatkan akhlak terpuji)

C. Hakikat Manusia Menurut Pandangan Islam

Dalam agama islam, ada enam peranan yang merupakan hakikat diciptakannnya manusia.
Berikut ini adalah dimensi hakikat manusia berdasarkan pandangan agama islam

1. Sebagai Hamba Allah

Hakikat manusia yang utama adalah sebagai hamba atau abdi Allah SWT. Sebagai seorang
hamba maka manusia wajib mengabdi kepada Allah SWT dengan cara menjalani segala
perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Sebagai seorang hamba, seorang manusia juga
wajib menjalankan ibadah seperti shalat wajib, puasa ramadhan (baca puasa ramadhan dan
fadhilahnya), zakat (baca syarat penerima zakat dan penerima zakat), haji (syarat wajib haji)
dan melakukan ibadah lainnya dengan penuh keikhlasan dan segenap hati sebagaimana yang
disebutkan dalam ayat berikut ini

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama yang lurus …,” (QS:98:5).

2. Sebagai al- Nas

Dalam al- Qur’an manusia juga disebut dengan al- nas. Kata al nas dalam Alquran cenderung
mengacu pada hakikat manusia dalam hubungannya dengan manusia lain atau dalam
masyarakat. Manusia sebagaimana disebutkan dalam ilmu pengetahuan, adalah makhluk
sosial yang tidak dapat hidup tanpa keberadaan manusia lainnya (baca keutamaan
menyambung tali silaturahmi). Sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah SWT
berikut

“Hai sekalian manusia, bertaqwalaha kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari
seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan istirinya, dan dari pada keduanya Alah
memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada
Allah dengan (mempergunakan) namanya kamu saling meminta satu sama lain dan
peliharalah hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi
kamu.” (QS: An Nisa:1).

“Hai manusia sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu disisi Allah adalah yang
paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.” (QS: Al Hujurat :13).

3. Sebagai khalifah Allah

2
Telah disebutkan dalam tujuan penciptaan manusia bahwa pada hakikatnya, manusia
diciptakan oleh Allah SWt sebagai khlaifah atau pemimpin di muka bumi.(baca fungsi
alqur’an bagi umat manusia)

“Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (peguasa) di muka bumi, maka
berilah keputusan di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu.
Karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. …”(QS Shad:26).

Sebagai seorang khalifah maka masing-masing manusia akan dimintai pertanggung


jawabannya kelak di hari akhir.

4. Sebagai Bani Adam

Manusia disebut sebagai bani Adam atau keturunan Adam agar tidak terjadi kesalahpahaman
bahwa manusia merupakan hasil evolusi kera sebagaimana yang disebutkan oleh Charles
Darwin. Islam memandang manusia sebagai bani Adam untuk menghormati nilai-nilai
pengetahuan dan hubungannya dalam masyarakat. Dalam Alqur’an Allah SWT berfirman

“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup
auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik.
Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, semoga mereka selalu
ingat. Hai anak Adam janganlah kamu ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah
mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, …” (QS : Al araf 26-27).

5. Sebagai al- Insan

Tidak hanya disebut sebagai al nas, dalam Alqur’an manusia juga disebut sebagai Al insan
merujuk pada kemampuannya dalam menguasai ilmu dan pengetahuan serta kemampuannya
untuk berbicara dan melakukan hal lainnya (baca hukum menuntut ilmu). Sebagaimana
disebutkan dalam surat Al hud berikut ini

“Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat, kemudian rahmat itu kami cabut
dari padanya, pastilah ia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih.” (QS: Al Hud:9).

6. Sebagai Makhluk Biologis (al- Basyar)

Manusia juga disebut sebagai makhluk biologis atau al basyar karena manusia memiliki raga
atau fisik yang dapat melakukan aktifitas fisik, tumbuh, memerlukan makanan, berkembang
biak dan lain sebagainya sebagaimana ciri-ciri makhluk hidup pada umumnya. Sama seperti
makhluk lainnya di bumi seperti hewan dan tumbuhan, hakikat manusia sebagai makhluk
biologis dapat berakhir dan mengalami kematian, bedanya manusia memiliki akal dan pikiran
serta perbuatannya harus dapat dipertanggungjawabkan kelak di akhirat.

Segala hakikat manusia adalah fitrah yang diberikan Allah SWT agar manusia dapat
menjalankan peran dan fungsinya dalam kehidupan. Manusia sendiri harus dapat memenuhi
tugas dan perannya sehingga tidak menghilangkan hakikat utama penciptaannya. (baca
juga fungsi agama dalam kehidupan manusia dan hidayah Allah kepada manusia).

3
D. Konsep Islam tentang Kebutuhan

Pandangan ekonomi konvensional atau kapitalisme tentang kebutuhan atau keinginan


merupakan segala sesuatu yang diperlukan manusia dalam rangka menyejahterakan
hidupnya. Kebutuhan mencerminkan adanya perasaan ketidakpuasan atau kekurangan dalam
diri manusia yang ingin dipuaskan. Orang membutuhkan sesuatu karena tanpa sesuatu itu ia
merasa ada yang kurang dalam dirinya.

Menurut Islam, yaitu senantiasa mengaitkannya dengan tujuan utama manusia diciptakan
yaitu ibadah. Untuk memenuhi kebutuhan ini, maka Allah menghiasi manusia dengan hawa
nafsu (syahwat), dengan adanya hawa nafsu ini maka muncullah keinginan dalam diri
manusia. Menurut al-Syathibi, rumusan kebutuhan manusia dalam Islam terdiri dari tiga
macam, yaitu dharuriyat, hajiyat, dan tahsiniyat.

1. Dharuriyat (primer)

Dharuriyat (primer) adalah kebutuhan paling utama dan paling penting. Kebutuhan ini harus
terpenuhi agar manusia dapat hidup layak. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi hidup manusia
akan terancam didunia maupun akhirat. Kebutuhan ini meliputi, khifdu din (menjaga agama),
khifdu nafs (menjaga kehidupan), khifdu ‘aql (menjaga akal), khifdu nasl (menjaga
keturunan), dan khifdu mal (menjaga harta). Untuk menjaga kelima unsur tersebut maka
syari‟at Islam diturunkan. Sesuai dengan firman Allah SWT, dalam QS. Al-Baqarah:179 dan
193.

Artinya :” dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, Hai orang-
orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.” (Al-Baqarah (2): 179).

Artinya :”dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan
itu hanya semata-mata untuk Allah. jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), Maka tidak
ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim”. (Al-Baqarah (2): 193).

Oleh sebab itu tujuan yang bersifat dharuri adalah tujuan utama untuk pencapaiaan kehidupan
yang abadi bagi manusia Lima kebutuhan dharuriyah tersebut harus dapat terpenuhi, apabila
salah satu kebutuhan tersebut diabaikan akan terjadi ketimpangan atau mengancam

4
keselamatan umat manusia baik didunia maupun diakhirat kelak. Manusia akan hidup
bahagia apabila ke lima unsur tersebut dapat dilaksanakan dengan baik.

2. Hajiyat (sekunder)

Kebutuhan hajiyat adalah kebutuhan sekunder atau kebutuhan setelah kebutuhan dharuriyat.
Apabila kebutuhan hajiyat tidak terpenuhi tidak akan mengancam keselamatan kehidupan
umat manusia, namun manusia tersebut akan mengalami kesulitan dalam melakukan suatu
kegiatan. Kebutuhan ini merupakan penguat dari kebutuhan dharuriyat. Maksudnya untuk
memudahkan kehidupan, menghilangkan kesulitan atau menjadikan pemeliharaan yang lebih
baik terhadap lima unsur pokok kehidupan manusia. Apabila kebutuhan tersebut tidak
terwujudkan, tidak akan mengancam keselamatannya, namun akan mengalami kesulitan.
Pada dasarnya jenjang hajiyat ini merupakan pelengkap yang mengokohkan, menguatkan,
dan melindungi jenjang dharuriyat. Atau lebih spesifiknya lagi bertujuan untuk memudahkan
atau menghilangkan kesulitan manusia di dunia.

3. Tahsiniyat (tersier)

Kebutuhan tahsiniyah adalah kebutuhan yang tidak mengancam kelima hal pokok yaitu
khifdu din (menjaga agama), khifdu nafs (menjaga kehidupan), khifdu „aql (menjaga akal),
khifdu nasl (menjaga keturunan), serta khifdu maal (menjaga harta) serta tidak menimbulkan
kesulitan umat manusia.

Kebutuhan ini muncul setelah kebutuhan dharuriyah dan kebutuhan hajiyat terpenuhi,
kebutuhan ini merupakan kebutuhan pelengkap.

5
BAB II
Pengertian Iman, Islam, Dan Ihsan.
Pengertian Iman, Islam, Dan Ihsan Lengkap_Sahabat Idpengertian yang budiman, Iman,
Islam dan juga Ikhsan adalah dasar Agama. Malaikat jibril datang menemui rosulullah saw
dan membenarkan tiap kali selesai di jawab oleh nabi. Dalam hal ini malaikat jibril as ingin
mengajari kita lewat tanya jawab antara Malaikat Jibril dan Rosulullah.

A. IMAN
Pengertian Iman dari bahasa Arab yang artinya percaya. Selain itu menurut istilah pengertian
iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan di amalkan dengan
tindakan (perbuatan). Dengan demikian, pengertian iman kepada Allah adalah membenarkan
dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan
kesempurnaannya, kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dngan
amal perbuatan secara nyata.

Jadi, ketika seseorang dapat di katakan sebagai seorang mukmin (orang yang beriman) yang
sempurna apabila memenuhi ketiga unsur keimanan di atas. Dan apabila seseorang mengakui
dalam hatinya tentang keberadaan Allah, kemudian di ikrarkan dengan lisan dan dibuktikan
dengan amal perbuatan. Sebab, ketiga unsur keimanan tersebut merupakan satu kesatuan
yang utuh dan tudak dapat dipisahkan.

Firman Allah

Beriman kepada Allah adalah suatu kebutuhan yang sangat mendasar bagi seseorang. Karena
Allah memerintahkan agar umat manusia beriman kepada-Nya, sebagaimana firman Allah
yang artinya:

“Wahai orang-orang yang beriman. Tetaplah beriman kepada Allah dan RosulNya
(Muhammad) dan kepada Kitab (Al Qur’an) yang diturunkan kepada RosulNya, serta kitab
yang diturunkan sebelumnya. Dan barang siapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-
Nya, kitab-kitab-Nya, Rosul-rosulNya, dan hari kemudian, maka sungguh orang itu telah
tersesat sangat jauh.”(Q.S.An Nisa : 136)

Dari ayat di atas, kita bisa simpulkan bahwa bila kita ingkar kepada Allah maka akan
mengalami kesesatan yang nyata. Dan orang yang tersesat tidak akan bisa merasakan
kebahagiaan dalam hidup. Oleh karenanya, beriman kepada Allah sesungguhnya adalah
untuk kebaikan manusia.

B. ISLAM
Pengertian Islam secara etimologi atau secara bahasa berarti tunduk, patuh, atau berserah diri.
Adapun menurut syariat (terminologi), apabila di mutlakan berada pada dua pengertian yaitu:

6
Yang pertama: apabila disebutkan sendiri tanpa diiringi dengan kata iman, maka pengertian
islam mencakup seluruh agama, baik ushul (pokok) maupun furu’ (cabang), juga seluruh
masalah aqidah, ibadah, perkataan dan perbuatan.

Kedua, apabila kata islam di sebutkan bersamaan dengan kata iman, maka yang di maksud
islam adalah perkataan dan amal-amal lahiriyah yang dengannya terjaga diri dan hartanya,
baik dia meyakini islam atau tidak. Sedangkan kata iman berkaitan dengan amal hati.

C. IHSAN
Kataa Ihsan berasal dari bahasa Arab yaitu ahsan-yuhsinu-ihsanan yang artinya kebaikan atau
berbuat baik. Dan pelakunya disebut muhsin.

Sedangkan menurut istilah ihsan adalah perbuatan baik yang dilakukan oleh seseorang
dengan niat hati beribadah kepada Allah swt.

Ihsan atau kebaikan tertinggi adalah seperti yang di sabdakan Rasulullah Saw. “Ihsan
hendaknya kamu beribadah kepada Allah swt seolah-olah kamu melihatnya, dan jika kamu
tidak dapat melihatnya, sesungguhnya dia melihat kamu.” (HR. Bukhari).

Penggolongan Ihsan oleh Para Ulama

Para ulama menggolongkan ihsan menjadi 4 bagian yaitu:

 Ihsan kepada Allah


 Kepada diri sendiri
 Sesama manusia
 Bagi sesama mahluk

Al-Ghazali memberikan pendapat bahwa orang yang mau berhubungan langsung dengan
Allah maka harus terlebih dahulu memperbaiki hubungannya dengan sesama manusia.

Untuk mengenal Allah swt maka sebelumnya perlu mengenal diri sendiri, karena pada diri
sendri setiap manusia ada unsur ketuhanan. Sedangkan cara untuk mengenal diri adalah
dengan mengetahui proses kejadian manusia itu sendiri.

D. Kaitan Iman, Islam dan Ihsan

Barang siapa yang telah bersifat islam, maka ia dinamakan muslim, dan siapa yang bersifat
iman, maka ia dinamai orang mukmin. Dan sungguh islam dan iman itu tidak dapat
dipisahkan.

Dengan demikian, apabila seorang islam tetapi tidak iman, maka ia tidak mendapat faedah di
akhirat, walaupun dilahirkan islam. Karena inilah yang disebut dengan kafir zindiq dan akan
berada di dalam siksa neraka selama-lamanya.

Begitu juga sebaliknya, jika seorang beriman tetapi tidak islam, maka ia tidak selamat dari
siksa neraka yang amat dahsyat, mereka itu bukanlah mu’min muslim asli tetapi mu’min
7
muslim tabai, yang beriman dan berislam karena mengikuti kedua orang tuanya atau nenek
moyangnya.

Antara iman, islam dan ihsan, ketiganya tidak bisa dipisahkan oleh manusia di dunia ini,
kalau diibaratkan hubungan diantara ketiganya adalah seperti segitiga sama sisi yang sisi satu
dan sisi lainya berkaitan erat. Segitiga ini tidak akan terbentuk kalau ketiga sisinya tidak
saling mengait. Jadi manusia yang bertakwa harus bisa meraih dan menyambungkan antara
iman, islam dan ihsan.

Demikian penjelasan singkat mengenai. Pengertian Iman, Islam, Dan Ihsan, semoga
bermanfaat. Dan jangan lupa untuk mampir ke artikel Idpengertian lainnya, karena akan ada
banyak referensi untuk kalian.

Anda mungkin juga menyukai