Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Islam dan Moderasi Agama
Disusun Oleh:
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur marilah kita panjatkan atas kehadirat ALLAH
Subhanahu Wa Ta’ala. atas berlimpahnya nikmat ,rahmat, dan taufiqnya sehingga
tugas makalah yang berjudul “Kebutuhan Manusia terhadap Agama” ini dapat
terselesaikan.
Makalah ini disusun berdasarkan tugas yang diberikan kepada kelompok
kami, yaitu tentang Kebutuhan Manusia terhadap Agama.
Kami sadar bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang konstruktif sangat dibutuhkan untuk kesempurnaan makalah
ini, untuk itu secara khusus kami selaku tim penyusun menyampaikan terima
kasih,semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
I
BAB 2 PEMBAHASAN
AGIAN 1
A. Pengertian Manusia .................................................................................. 2
B. Manusia dalam Pandangan Islam.............................................................. 3
C. Tugas Manusia........................................................................................... 5
BAGIAN 2
A. Pengertian Agama……………………………………………….............. 6
B. 4 Unsur Pokok Agama……………………………………………........... 8
C. Tujuan Hidup Beragama…………………………………………............ 9
D. Keistimewaan Agama Islam………………………………………........10
BAGIAN 3
A. Ketertarikan Manusia dengan Agama…………………………….........12
B. Hubungan Manusia dengan Agama………………………………........... 14
C. Kebutuhan Manusia akan Agama…………………………………........17
D. Agama Islam dalam Kehidupan Modern…………………………........... 20
E. Manfaat Agama untuk Kelangsungan Hidup Manusia……………........22
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA
II
BAB 1
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Seperti mahluk-mahluk lainnya, manusia adalah ciptaan Allah. Manusia
mempunyai dua fungsi yaitu individu dan sosial. Dalam fungsinya sebagai
mahluk individu, manusia mempunyai kebutuhan pribadinya, misalnya
pendidikan, kesehatan, kebahagiaan dan sebagainya, sedangkan secara social
manusia memerankan fungsinya sebagai mahluk sosial yang hidup dan
berinteraksi dengan masyarakat.
Manusia mempunyai kecenderungan untuk mencari sesuatu yang mampu
menjawab segala pertanyaan yang ada didalam benaknya. Segala keingintahuan
itu akan menjadikan manusia gelisah dan kemudian mencari pelampiasan dengan
timbulnya tindakan irrasionalitas. Munculnya pemujaan terhadap benda-benda
merupakan bukti adanya keingintahuan manusia yang diliputi oleh rasa takut
terhadap sesuatu yang tidak diketahuinya. Rasa takut terhadap sesuatu itu
menjadikan manusia beragama.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana manusia dalam pandangan Islam?
2. Bagaimana pengertian inti agama?
3. Bagaimana keterkaitan manusia dengan agama jika ditinjau dari beberapa
hal?
4. Bagaimana hubungan manusia dengan agama?
5. Apakah kebutuhan manusia akan agama dapat tergantikan?
6. Bagaimana agama Islam dalam kehidupan modern?
7. Apakah terdapat manfaat agama untuk kelangsungan hidup manusia?
C. Tujuan Pembahasan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana keterkaitan
dan hubungan antara manusia dan agama, serta menganalisa mengapa manusia
1
membutuhkan agama, dan manfaat apa yang dapat diperoleh manusia dari agama
untuk kelangsungan hidupnya.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manusia
1
Depag,2003
2
Rahmat,1991
3
hitam yang diberi bentuk” (mungkin yang dimaksud adalah bahan-bahan yang ada
pada Lumpur hitam, kemudian diolah dalam bentuk reaksi kimia).3
3
Ibrahim, 1993
4
Imam Syafe’I, 2009
4
ۤ
ُ ِّد َم ۤا ۚ َء َونَ ْحن:فِ ُك ال:س
ْ َا َوي:: ُد فِ ْي َه:س ِ َواِ ْذ قَا َل َربُّ َك لِ ْل َم ٰل ِٕى َك ِة ِانِّ ْي َجا ِع ٌل ِفى ااْل َ ْر
ِ ا َمنْ يُّ ْف:: ُل فِ ْي َه:ض َخلِ ْيفَةً ۗ قَالُ ْٓوا اَت َْج َع
َِّس لَ َك ۗ قَا َل اِنِّ ْٓي اَ ْعلَ ُم َما اَل تَ ْعلَ ُم ْون
ُ سبِّ ُح بِ َح ْم ِد َك َونُقَد َ ُن
Artinya : Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku
hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak
menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan
kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman,
“Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Artinya : Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan
gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka
khawatir tidak akan melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanat itu oleh
manusia. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh.
5
“Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya
kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka
sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan
sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (al-Ankabuut: 2-
3).5
C. Tugas Manusia
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
5
Harun Yahya, 2001
6
Huud: 61
6
isi yang ada di muka bumi ini diciptakan oleh Allah SWT. untuk manusia,
namun tentunya menggunakan aturan main yang sudah Allah tetapkan,
tidak bebas sekehendak manusia.7
A. Pengertian Agama
7
Farid, 2000
8
Harun, 1985 : 13
7
hutang, balasan, kebiasaan-peraturan" yang merupakan hukum yang harus
dipatuhi orang. Religi berasal dari bahasa Latin. Ada sejumlah ahli yang
berpendapat bahwa asal kata religi adalah relegere, yang mengandung arti
mengumpulkan, membaca. Agama memang merupakan kumpulan cara-
cara mengabdi kepada Tuhan yang tertuang dalam kitab suci yang harus
dibaca. Selain itu, dikenal pula istilah religion bahasa Inggris, religio atau
religi dalam bahasa Latin, al-din dalam bahasa Arab, dan dien dalam
bahasa Semit. Kata-kata itu ditengarai memiliki kemiripan makna dengan
kata "agama" yang berasal dari bahasa sanskerta itu. Religious (Inggris)
berarti kesalehan, ketakwaan, atau sesuatu yang sangat mendalam dan
berlebih-lebihan.Yang lain menyatakan bahwa religion adalah: (1)
keyakinan pada Tuhan atau kekuatan supramanusia untuk disembah
sebagai pencipta dengan penguasa alam semesta; (2) sistem kepercayaan
dan peribadatan tertentu.9
9
Rahmat : 2012
8
respon emosional dan keyakinan bahwa kebahagiaan hidup tersebut
tergantung pada adanya hubungan yang baik dengan kekuatan gaib
tersebut. Sedangakan Agama Islam adalah agama Allah, dari Allah dan
milik Allah. Diamanatkan kepada umat pengikut utusan Allah. Jadi, sejak
jaman Nabi Adam, Musa, dan Isa agama Allah adalah Islam, makna Islam
dapat dipersempit lagi sebagai agama yang diamanatkan kepada umat
pengikut Rasulullah, Muhammad SAW. Agama, dalam hal ini adalah
islam, Islam ( ( اسالمberasal dari kata-kata: salam ( ( سالمyang berarti damai
dan aman salamah ( ( سالمةberarti selamat istilah islaam ( ( االسالمsendiri
berarti penyerahan diri secara mutlak kepada Allah SWT untuk
memperoleh ridho-Nya dengan mematuhi perintah dan larangan-Nya. 10
ََو َمن َي ْب َت ِغ َغ ْي َر ٱِإْل ْس ٰلَ ِم دِي ًنا َفلَن ُي ْق َبل َ ِم ْن ُه َوه َُو فِى ٱلْ َءاخ َِر ِة مِنَ ٱ ْل ٰ َخسِ ِرين
Dari fenomena di atas dapat disimpulkan bahwa inti agama adalah kepercayaan
adanya Zat Yang Ghaib dan kepada-Nya manusia bergantung dan memohon
10
Gholib: 2016, 12
11
Maezali, 2010, 16
9
pertolongan. Maka watak/kodrat manusia itu beragama. Kalau manusia tidak
beragama berarti ia melawan kodratnya sendiri.
a. Kekuatan gaib. Dengan adanya kekuatan gaib ini manusia merasa dirinya lemah
dan berhajat kepadanya sebagai tempat minta tolong. Karena itu, manusia
merasa harus mengadakan hubungan baik dengan kekuatan gaib tersebut.
d. Paham adanya yang kudus (sacred) dan suci, dalam bentuk kekuatan gaib,
dalam bentuk kitab yang mengandung ajaran-ajaran agama bersangkutan dan
dalam bentuk tempat-tempat tertentu. Berdasar pada fenomena-fenomena
keagamaan dan kebudayaan yang ada di tengah-tengah masyarakat dan juga
dalam kajian antropologi dapat ditemukan adanya lima unsur atau komponen
pokok dalam agama, yaitu:
10
c. Sistem ritus dan upacara keagamaan terwujud dalam aktivitas dan tindakan
manusia dalam melaksanakan pengabdian dan kebaktiannya kepada Tuhan dan
dalam usahanya untuk berkomunikasi dengan-Nya. Dalam Islam sistem ritus ini
dikenal dengan ibadah dan muamalah.
e. Alat-alat fisik yang digunakan dalam ritus dan upacara keagamaan yang
berujud tempat-tempat ibadah dan sarana prasarana untuk melakukan aktivitas
keagamaan.12
12
Harun Nasution, Islam Ditiinjau dari Berbagai Aspeknya
11
Agama Islam ialah agama terakhir merupakan Agama
Penyempurna dari agama-agamasebelumnya dan tetap mutakhir, agama
selalu menuntun manusia untuk menggunakan akalnya agar senantiasa
memahami ayat-ayat kauniyah yang terdapat di alam semesta, dan juga
memahami ayat-ayat qur‟aniyah yang terdapat didalam al-qur‟an. Agama
Islam adalah agama penyeimbang antar dunia dan akhirat, Islam tidak
mempertentangkan antara iman dengan ilmu, bahkan menurut Rasulullah
SAW, Islam mewajibkan manusia, baik laki-laki maupun perempuan
untuk belajar dan mendalami ilmu pengetahuan sejak dari buaian hingga
akhir kehidupan : “Minal mahdi ilal lahd”, yaitu dengan pendidikan
seumur hidup. Singkat cerita, dengan ilmu, hidup dan kehidupan manusia
pasti akan bermutu, dengan agama hidup jadi terarah, dan lebih bermakna.
Oleh karena itu, dengan ilmu yang baik dan agama Islam kehidupan
manusia menjadi sempurna, bahagia dan penuh rahmat. Dalam kehidupan
masyarakat modern agama pun tetap diperlukan oleh manusia. Pemikiran
kalangan cendekiawan muslim Indonesia ada wacana untuk memadukan
antara Ilmu Pengetahuan dengan agama, menjadikan agama sebagai
pengendali perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi supaya
manusia dapat tenteram dan sejahtera. Islam mempunyai keistimewaan
yang dapat dijadikan pegangan akidah umat selamanya, diantarnya.13
Islam merupakan agama yang Ajarannya luwes, jelas dan dapat dipahami. Islam
tidak membenarkan adanya khurafat, tidak pula keyakinan-keyakinan yang
mematikan akal dan membuat kejumudan intelektual, islam tidak membenarkan
keyakinan yang bisa melenyapkan keimanan akan keEsaan Allah SWT, risalah
Muhammad SAW, dan kehidupan akhirat, yang semua itu menjadi dasar pokok
akidah islamiah. Semua berdiri di atas dasar ”Akal pikiran yang sehat dan logika
yang tepat dan pasti.” Agama Islam menganjurkan manusia untuk
mempergunakan akal pikirannya dan merenungkan segala perkaranya. Islam
sangat menganjurkan ummatnya untuk mengkaji dan menemukan hakikat serta
berupaya untuk memperoleh pengetahuan. Allah SWT memerintahkan kepada
13
Farid,2000
12
umat manusia untuk memohon diberi pengetahuan yang luas, sebagaimana
difirmankan: (Q.S. Thahaa, 20:114)
ِ َف َت ٰ َعلَى ٱهَّلل ُ ٱ ْل َملِ ُك ٱ ْل َحقُّ ۗ َواَل َت ْع َجلْ ِبٱ ْلقُ ْر َء
َ ان مِن َق ْب ِل َأن ُي ْق
ض ٰ ٓى ِإلَ ْي َك َو ْح ُيهُۥ ۖ َوقُل َّر ِّب ِزدْ نِى عِ ْل ًما
Artinya : Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah
kamu tergesa-gesa membaca Al qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya
kepadamu, dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu
pengetahuan".
Artinya : (Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang
yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut
kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah
sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"
Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.
13
Artinya : Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan
dan tempat kembali yang baik.
Apabila kita merenungkan dan memperhatikan tubuh kita sendiri sebagai manusia
dengan kerangka dan susunan badan yang indah dan serasi dengan indra hati dan
otak yang cerdas untuk menanggapi segala sesuatu di kanan kiri kita, akan sadar
bahwa kita bukan ciptaan manusia, tetapi ciptaan Sang Maha Pencipta, Zat Yang
Maha Ghaib dan Mahakuasa.
14
Dalam kehidupan sehari-hari orang sering dihadapkan pada
persoalan yang sulit. Ia dihadapkan pada berbagai pilihan. Ia harus
memeras otak, memperimbangkan untung-rugi, plus-minus, dan aspek-
aspek lain yang akhirnya dapat menentukan keputusannya.
15
manusia yang beragama tidak merasa dipaksa oleh sesuatu kekuatan yang
ia tidak dapat mengalahkan. Pengalaman manusia beragama dalam
menjalankan aturan-atura agama mengintegrasikan hidupnya, sehingga
hidupnya menjadi bertujuan dan bermakna. Tujuan itu terdapat dalam
agama. Seringkali kita melihat orang yang berkecukupan, berilmu,
berpangkat, dan berkuasa tetapi merasa bahwa hidupnya sepi, kosong,
tidak ada kesatuan dan merasa adanya disintegrasi karena tidak adanya
tujuan (lonely in the crowd).
16
Kesempurnaan akal senantiasa menuntut manusia untuk berpikir.
Oleh sebabnya, pencarian umat manusia terhadap kebenaran ajaran agama
yang dianutnya tidak pernah lepas dari muka bumi ini. Penyimpangan
pemahaman ajaran agama dalam konteks perjalanan sejarah kehidupan
manusia pada akhirnya dapat diketahui oleh terpenuhinya kepuasan
berpikir manusia yang hidup kemudian. Nabi Ibrahim a.s. dikisahkan
sangat tidak puas menyaksikan manusia-manusia pada saat itu
mempertuhankan benda-benda mati di alam ini seperti patung, matahari,
bulan, dan bintang. Demikian pula Nabi Muhammad SAW, pada akhirnya
memerlukan tahannus karena jiwanya tidak dapat menerima aturan hidup
yang dikembangkan oleh masyarakat Quraisy di Mekkah yang mengaku
masih menyembah Tuhan Ibrahim. Allah berfiman;( Q.S: Ad-Dhuhaa,
93:7)
ض ۤااًّل َف َه ٰد ۖى
َ َو َو َجدَ َك
Artinya: ”Dan dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu dia
memberikan petunjuk.”.
Seiring dengan sifat-sifat mendasar yang ada pada diri manusia itu
Alqur‟an dalam sebagian besar ayat-ayatnya menantang kemampuan
berpikir manusia untuk menemukan kebenaran yang sejati sebagaimana
yang dibawa dalam ajaran Islam. Keteraturan alam dan sejarah bangsa-
bangsa pada masa terdahulu menjadi obyek yang dianjurkan untuk
dipikirkan. Perbandingan ajaran antar berbagai agama pun diketengahkan
Alqur‟an dalam rangka mengokohkan pengambilan pendapat manusia.14
Akibat dari adanya proses berpikir ini, baik itu merupakan sebuah kemajuan atau
kemunduran, maka terjadilah sebuah perpindahan (transformasi) agama dalam
kehidupan umat manusia. Ketika seseorang merasa gelisah dengan jalan yang
dilaluinya dan kemudian ia menemukan sebuah titik pencerahan, maka niscaya ia
akan memasuki dunia yang jauh lebih memuaskan akal dan jiwanya itu.
Ketenangan merupakan modal dasar dalam upaya mengarungi kehidupan pribadi.
Padahal masyarakat itu adalah kumpulan pribadi-pribadi. Masyarakat yang
14
Imam Syafe’I, 2014
17
tenang, dan bangsa damai yang sejuk sesungguhnya tercipta dari masyarakat yang
menjalanai kehidupannya. Allah berfirman:(Q.S: Ar-Ra‟d, 13:27-28)
هّٰللا هّٰللا
ُ اَلَّذ ِۡينَ ٰا َم ُن ۡوا َو َت ۡط َم ِٕٮنُّ قُلُ ۡو ُب ُهمۡ ِبذ ِۡك ِر ِ ؕ اَاَل ِبذ ِۡك ِر ِ َت ۡط َم ِٕٮنُّ ۡالقُلُ ۡو
ب
Artinya : (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi
tenteram.
Namun ketenangan hakiki itu tidak akan bisa didapatnya tanpa diri
manusia itu sendiri mengenal pemilik ruh, yaitu Allah SWT. Manusia
tidak mungkin mampu mengenal Allah SWT tanpa Agama. Bahkan
manusia tidak akan pernah tahu untuk apa ia diciptakan dan kemana
pertanggungjawabanya.
18
ustad pada pendidikan formal dan lain sebagainya. Pendidikan akhlak
sangat penting karena menyangkut perilaku dan sikap yang harus di
tampilkan oleh seorang muslim dalam kehidupan sehari-hari baik personal
maupun sosial (keluarga, sekolah, kantor, dan masyarakat yang lebih luas).
Akhlak yang terpuji merupakan hal sangat penting harus dimiliki oleh
setiap umat muslim (sebab maju atau mundurnya suatu bangsa atau
Negara itu sangat tergantung kepada akhlak tersebut). Untuk mencapai
maksud tersebut maka perlu adanya kerja sama yang sinergis dari berbagai
pihak dalam menumbuhkembangkan akhlak mulia dan menghancur
leburkan faktor-faktor penyebab timbulnya akhlak yang buruk.
19
beragama atau percaya pada Tuhan. Firman Allah dalam QS. al-A'raf
[7]:172, yaitu:
15
Mubarok: 2018, 31
20
dengan kehendak agama, apakah perbuatan yang baik atau perbuatan yang
buruk.16
21
akan agama. Manusia dengan akalnya dapat melahirkan ilmu pengetahuan
dan teknologi, tetapi akal saja tidak mampu menyelesaikan seluruh
persoalan yang dihadapi manusia. Dengan agama manusia dituntun untuk
dapat mengenal Tuhan dengan segala sifat-sifat-Nya. Dari fenomena di
atas dapat disimpulkan bahwa inti agama adalah kepercayaan adanya Zat
Yang Ghaib dan kepada-Nya manusia bergantung dan memohon
pertolongan. Maka watak/kodrat manusia itu beragama. Kalau manusia
tidak beragama berarti ia melawan kodratnya sendiri. Dengan demikian,
jelaslah bahwa keberadaan manusia tidak dapat dipisahkan dengan agama.
a. Kesatuan alam semesta. Dalam arti, Allah menciptakannya dalam keadaan amat
serasi, seimbang, dan berada di bawah pengaturan dan pengendalian Allah Swt.
melalui hukum-hukum yang ditetapkan-Nya.
c. Kesatuan ilmu. Tidak ada pemisahan antara ilmu-ilmu agama dan ilmu umum,
karena semuanya bersumber dari satu sumber yaitu Allah Swt.
e. Kesatuan agama. Agama yang dibawa oleh para Nabi kesemuanya bersumber
dari Allah Swt. Prinsip-prinsip pokoknya menyangkut akidah, syariah, dan
akhlak tetap sama dari zaman dahulu sampai sekarang.
22
f. Kesatuan kepribadian manusia. Mereka semua diciptakan dari tanah dan Ruh
Ilahi.
“Islam dalam hal urusan hidup duniawi tidak memberi rincian petunjuk,
karenakamu lebih mengetahui tentang urusan duniamu (ketimbang aku).”
23
mereka (istri-istrimu) berdasarkan amanat Allah dan berhak menggaulinya karena
kalimat (izin) Allah.
Manusia diakui sebagai makhluk yang amat mulia, dan jagat raya
ditundukkan Tuhan kepadanya. Ia diberi kelebihan atas banyak makhluk-
makhluk yang lain, tetapi sebagian kelebihan dan keistimewaannya
material dan material diperoleh melalui bantuan masyarakat.
19
Ramayulis: 2007
24
di antaranya dapat mereduksi stres. Dalam ranah sosial, , keberadaan
agama memiliki keterkaitan dengan mereduksi perilaku-perilaku yang erat
dengan kejahatan maupun perilaku yang berisiko serta menjaga kestabilan
dalam pernikahan. gambaran manfaat akan agama dalam dua hal yaitu
manfaat yang bersifat fisik dan psikologis. Manfaat secara fisik dapat
terlihat dari keberadaan praktik-praktik keagaman yang mengarahkan pada
hidup sehat maupun menghindari perilaku-perilaku yang dapat merusak
kesehatan tubuh. Manfaat secara psikologis dalam hal ini dapat
memberikan ketenangan dan kesejahteraan secara psikologis terkait
dengan ritual maupun perilaku-perilaku keagamaan yang dilakukan.
Manfaat agama bagi kehidupan manusia pada dasarnya mengarahkan pada
dua kondisi umum yaitu kehidupan manusia sebagai orang perorang dan
hubungannya dengan kehidupan bermasyarakat.
25
Allah memberikan cobaan kepada hambanya sesuai dengan
kemampuannya. Selain itu, barang siapa yang mampu menghadapi ujian
dengan sabar akan ditingkatkan kualitas manusia itu.
3. Penentram Batin
Jika orang yang tidak percaya akan kebesaran Tuhan tak peduli
orangitu kaya apalagi miskin pasti akan selalu merasa gelisah. Orang yang
kaya takut akan kehilangan harta kekayaannya yang akan habis atau dicuri
oleh orang lain, orang yang miskin apalagi, selalu merasa kurang bahkan
cenderung tidak mensyukuri hidup. Lain halnya dengan orang yang
beriman, orang kaya yang beriman tebal tidak akan gelisah memikirkan
harta kekayaannya. Dalam ajaran Islam harta kekayaan itu merupakan
titipan Allah yang didalamnya terdapat hak orang-orang miskin dan anak
yatim piatu. Bahkan sewaktu-waktu bisa diambil oleh yang maha
berkehendak, tidak mungkin gelisah. Begitu juga dengan orang yang
miskin yang beriman, batinnya akan selalu tentram karena setiap yang
terjadi dalam hidupnya merupakan ketetapan Allah dan yang membedakan
derajat manusia dimata Allah bukanlah hartanya melainkan keimanan dan
ketakwaannya. Firman Allah dalam ( QS. Ar- Ra'du[13]: 28) :
ُوا َو َت ْط َمِئنُّ قُلُو ُب ُهم ِب ِذ ْك ِر ٱهَّلل ِ ۗ َأاَل ِبذ ِْك ِر ٱهَّلل ِ َت ْط َمِئنُّ ٱ ْلقُلُوب
۟ ٱلَّذِينَ َءا َم ُن
Artinya: (Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati
menjadi tenteram
4. Pengendali Moral
26
Tidak ada ayat yang memerintahkan kepada manusia (orang tua) untuk minta
dihormati kepada anak. Selain itu Islam juga mengatur semua hal yang berkaitan
dengan moral, mulai dari berpakaian, berperilaku, bertutur kata hubungan
manusia dengan manusia lain (hablum minannas atau hubungan sosial). Termasuk
di dalamnya harus jujur, jika seorang berkata bohong maka dia akan disiksa oleh
api neraka. Ini hanya contoh kecil peraturan Islam yang berkaitan dengan moral.
Masih banyak lagi aturan Islam yang berkaitan dengan tatanan perilaku moral
yang baik, namun tidak dapat sepenuhnya dituliskan disini.
Beberapa fungsi spiritual dari agama yang disebutkan dalam berbagai definisi
tentang agama adala 2 yaitu:
b. Usaha untuk menafsirkan hal yang tak diketahui dan mengontrol hal yang tak
terkontrol (the attempt to interpret the unknown and to control the
uncontrollable);
d. Integrasi dari kultur dan legitimasi dari sistem sosial (integration of the culture
and legitimation of the social system);
e. Projeksi dari makna-makna kemanusiaan dan pola sosial kepada suatu entitas
yang maha kuat-maha tinggi (projection of human meanings and social patterns
onto a superior entity)
20
Hashi : 2011, 130
27
f. Usaha untuk menangani masalahmasalah utama dalam kehidupan manusia di
muka bumi (the effort to deal with ultimate problems of human existence).
BAB 3
PENUTUP
1. Kesimpulan
28
DAFTAR PUSTAKA
29