Anda di halaman 1dari 14

KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL

MAHASISWA UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Astri Rustan (06520210209)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Pendidikan Agama Islam tentang Manusia, Agama dan Islam. Kami sadar bahwa
masih banyak kekurangan dalam makalah yang kami buat, harapan penyusun
semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca. Penyusun harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Sehingga penyusun dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini agar
makalah kedepannya dapat menjadi lebih baik.

Demikianlah makalah yang kami buat, semoga bermanfaat bagi penulis


dan terutama para pembaca. Mohon maaf atas segala kekhilafan dan kesalahan
dalam makalah ini, dan kami masih butuh saran dan kritik dari pembaca.
Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Makassar, 15 Februari 2023

Disusun

KELOMPOK 1

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2

1. PENDAHULUAN...............................................................................................4

1.1. LATAR BELAKANG 4

1.2. RUMUSAN MASALAH 5

2. PEMBAHASAN..................................................................................................6

2.1. PENGERTIAN SERTA TUJUAN PENCIPTAAN MANUSIA DALAM


AL-QUR’AN 6

2.2. SEBAB-SEBAB MANUSIA PERLU MEMELUK AGAMA ISLAM 8

2.3. ISLAM AJARAN RABBANIYYAH (KETUHANAN) 10

2.4. ISLAM AJARAN INSANIYAH 11

3. PENUTUP..........................................................................................................13

3.1. KESIMPULAN 13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

3
1. PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Manusia merupakan makhluk yang sangat menarik. Oleh karena itu, manusia
danberbagai hal dalam dirinya sering menjadi perbincangan diberbagai kalangan.
Hampir semualemabaga pendidikan tinggi mengkaji manusia, karya dan dampak
karyanya terhadap dirinyasendiri, masyarakat dan lingkungan tempat
tinggalnya. Para ahli telah mencetuskanpengertian manusia sejak dahulu
kala, namun sampai saat ini belum ada kata sepakat tentangpengertian manusia
yang sebenarnya. Hal ini terbukti dari banyaknya sebutan untuk manusia,misalnya
homo sapien (manusia berakal), homo economices (manusia ekonomi)
yangkadangkala disebut Economical Animal (Binatang ekonomi), dan sebagainya.

Agama islam sebagai agama yang paling baik tidak pernah menggolongkan
manusiakedalam kelompok binatang. Hal ini berlaku selama manusia itu
mempergunakan akalpikiran dan semua karunia Allah SWT dalam hal-
hal yang diridhoi-Nya. Namun, jikamanusia tidak mempergunakan semua
karunia itu dengan benar, maka derajad manusia akanturun, bahkan jauh lebih
rendah dari seekor binatang. Hal ini telah dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-
A’raf ayat 179.

Manusia, Agama dan Islam merupakan masalah yang sangat


penting, karenaketiganya mempunyai pengaruh besar dalam pembinaan generasi
yang akan datang, yangtetap beriman kepada Allah dan tetap berpegang pada nila-
nilai spiritual yang sesuai denganagama-agama samawi (agama yang datang dari
langit ataua gama wahyu).

Agama mempunyai peranan penting dalam pembinaan akidah dan akhlak


dan juga merupakan jalan untuk membina pribadi dan masyarakat yang individu-
individunya terikat oleh rasa persaudaraan, cinta kasih dan tolong menolong.
Islam dengan berbagai ketentuannya dapat menjamin bagi orang yang
melaksanakan hukum-hukumnya akan mencapai tujuan yang tinggi.
Sangat menariknya pembahasan tentang manusia inilah yang membuat

4
penulis tertarik untuk mengulas sedikit tentang kaitan Manusia, Agama dan
Islam.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Apa Pengertian serta tujuan penciptaan manusia dalam Al-Qur’an?


2. Apa sebab-sebab manusia perlu memeluk agama Islam?
3. Mengapa Islam dikatan ajaran Rabbaniyah?
4. Mengapa islam dikatakan ajaran Insaniyah?

5
2. PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN SERTA TUJUAN PENCIPTAAN MANUSIA DALAM


AL-QUR’AN

Dalam Al-Quran manusia dipanggil dengan beberapa istilah, antara lain al-insaan,
al-naas, al-abd, dan bani adam dan sebagainya. Al-insaan berarti suka, senang,
jinak, ramah, atau makhluk yang sering lupa. Al-naas berarti manusia (jama’). Al-
abd berarti manusia sebagai hamba Allah. Bani adam berarti anak-anak Adam
karena berasal dari keturunan nabi Adam. Namun dalam Al-Quran dan Al-Sunnah
disebutkan bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia dan memiliki
berbagai potensi serta memperoleh petunjuk kebenaran dalam menjalani
kehidupan di dunia dan akhirat.

Sesungguhnya manusia diciptakan oleh Allah SWT adalah makhluk paling


sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lainya, termasuk diantaranya
Malaikat, Jin, Iblis, Binatang, dan lain-lainnya.

Al-Qur’an memandang manusia sebagaimana fitrahnya yang suci dan mulia,


bukan sebagai manusia yang kotor dan penuh dosa. Al-Quran justru memuliakan
manusia sebagai makhluk surgawi yang sedang dalam perjalanan menuju suatu
kehidupan spiritual yang suci dan abadi di negeri akhirat, meski dia harus
melewati rintangan dan cobaan dengan beban dosa saat melakukan kesalahan di
dalam hidupnya di dunia ini.

Kehidupan manusia memiliki pola dalam tahapan-tahapan tertentu yang termasuk


tahapan dari perubahan sampai kematian. Dalam surat al’mu’minun ayat 12-15
Allah S.W.T berfirman:

‫َو َلَقْد َخ َلْقَنا اِاْل ْنَس ا َن ِم ْن ُس ٰل َلٍة ِّم ْن ِط ْيٍن‬

"Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari
tanah."

6
‫ُثَّم َجَع ْلٰن ُه ُنْطَفًة ِفْي َقَر ا ٍر َّمِكْيٍن‬

"Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kukuh (rahim)."

 ۗ ‫ُثَّم َخ َلْقَنا الُّنْطَفَة َع َلَقًة َفَخ َلْقَنا اْلَع َلَقَة ُم ْض َغ ًة َفَخ َلْقَنا اْلُم ْض َغ َة ِع ٰظ ًم ا َفَك َس ْو َنا اْلِع ٰظ َم َلْح ًم ا ُثَّم َاْنَش ْأٰن ُه َخ ْلًقا ٰا َخ َر‬
‫َفَتٰب ـَر َك ُهّٰللا َاْح َس ُن اْلٰخ ِلِقْيَن‬

"Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang
melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.
Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Maha Suci
Allah, Pencipta yang paling baik."

‫ُثَّم ِاَّنُك ْم َبْع َد ٰذ ِلَك َلَم ِّيُتْو َن‬

"Kemudian setelah itu, sungguh kamu pasti mati."

‫ُثَّم ِاَّنُك ْم َيْو َم اْلِقٰي َم ِة ُتْبَع ُثْو ن‬

"Kemudian, sungguh kamu akan dibangkitkan (dari kuburmu) pada hari Kiamat."

Dari ayat diatas diketahui bahwa perkembangan embrio terjadi secara bertahap.
Tahapan-tahapan yang digambarkan dua ayat ini sama persis dengan temuan ilmu
pengetahuan modern.

Tujuan penciptaan manusia adalah untuk penyembahan Allah. Pengertian


penyembahan kepada Allah tidak boleh diartikan secara sempit, dengan hanya
membayangkan aspek ritual yang tercermin dalam sholat saja. Penyembahan
berarti ketundukan manusia pada hukum Allah dalam menjalankan kehidupan di
muka bumi, baik ibadah ritual yang menyangkut hubungan vertical (manusia
dengan Tuhan) maupun ibadah sosial yang menyangkut horizontal ( manusia
dengan alam semesta dan manusia).

Penyembahan manusia pada Allah lebih mencerminkan kebutuhan manusia


terhadap terwujudnya sebuah kehidupan dengan tatanan yang adil dan baik. Oleh
karena itu penyembahan harus dilakukan secara sukarela, karena Allah tidak

7
membutuhkan sedikitpun pada manusia termasuk pada ritual-ritual
penyembahannya.

2.2. SEBAB-SEBAB MANUSIA PERLU MEMELUK AGAMA


ISLAM

Agama menurut bahasa sansekerta, agama berarti tidak kacau (a=tidak


gama=kacau) dengan kata lain, agama merupakan tuntunan hidup yang dapat
membebaskan manusia dari kekacauan. Agama menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah system yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan
peribadatan kepada Tuhan Yang Maha kuasa serta tata kaidah yang berhubungan
dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungan nya.

Islam secara etimologis berasal dari tiga akar kata salam yang artinya damai atau
kedamaian, salamah yang artinya keselamatan, aslama yang artinya berserah diri
atau tunduk patuh. Sementara agama Islam dapat di definisikan sebagai suatu
system ajaran ketuhanan yang berasal dari Allah swt, yang diturunkan kepada
ummat manusia dengan wahyu melalui perantaraan Nabi Muhammad saw.
Sebagai pedoman hidup manusia di dunia yang berisi peraturan perintah dan
larangan agar manusia memperoleh kebahagaian di dunia dan di akhirat kelak.

Manusia perlu memeluk agama Islam sebab di samping manusia memiliki


berbagai kesempurnaan, manusia juga memiliki kekurangan. Hal ini antara lain di
gunakan oleh kata Al-Nafs menurut Quraish Shihab. Bahwa dalam pandangan Al-
Qur’an Nafs di ciptakan Allah dalam keadaan sempurna yang berfungsi
menampung serta mendorong manusia berbuat kebaikan dan keburukan, dan
karena itu sisi dalam manusia inilah yang oleh Al-Qur’an dianjurkan untuk di beri
perhatian lebih besar.

Allah SWT sampai menegaskan:

‫ِإَّن الِّد يَن ِع ْنَد ِهَّللا اِإْل ْس اَل ُم‬

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam” (Q.S. Ali
Imran/3: 119 )

8
Islam adalah suatu system ajaran ketuhanan yang berasal dari Allah SWT, di
turunkan kepada ummat manusia dengan wahyu melalui perantaraan Nabi
Muhammad saw. Sebagai agama yang datang dari Tuhan yang menciptakan
manusia sudah tentu ajaran Islam akan selaras dengan fitrah kejadian manusia.
Fitrah dalam arti tabiat alami manusia. Manusia lahir dengan membawa tabi’at
(perwatakan) yang berbeda- beda.

Watak tersebut dapat berupa jiwa pada anak atau hati sanubari yang dapat
mengantarkan untuk sampai pada ma’rifatullah. Sebelum usia baligh, anak belum
bisa membedakan antara iman dan kafir, karena wujud fitrah terdapat dalam qalb
yang dapat mengantarkan pada pengenalan nilai kebenaran tanpa terhalang apa
pun.

Ibnu Taimiyah membagi fitrah dalam dua macam:

Fitrah Al Munazalah yaitu Fitrah luar yang masuk dalam diri manusia. Fitrah ini
dalam bentuk petunjuk al qur’an dan sunnah yang digunakan sebagai kendali dan
pembimbing bagi Fitrah Al Gharizahah.

Fitrah Al Gharizah yaitu Fitrah intren dalam diri manusia yang memberi daya akal
yang berguna untuk mengembangkan potensi dasar manusia.

Kesesuaian Islam dengan fitrah manusia juga dapat terlihat pada beberapa fakta
berikut:

Pertama: adanya gharîzah at-tadayyun (naluri beragama) pada diri setiap manusia
sehingga ia bisa merasakan dirinya lemah dan ringkih. Ia membutuhkan Zat Yang
Maha Agung, yang berhak untuk disembah dan dimintai pertolongan. Karenanya,
manusia membutuhkan agama yang menuntun dirinya melakukan penyembahan
(‘ibâdah) terhadap Tuhannya dengan benar.

Kedua: dengan akal yang diberikan Allah Swt. pada diri setiap manusia, ia
mampu memastikan adanya Tuhan, Pencipta alam semesta. Sebab, keberadaan
alam semesta yang lemah, terbatas, serba kurang, dan saling membutuhkan pasti
merupakan makhluk. Hal itu memastikan adanya al-Khâliq yang menciptakannya.

9
2.3. ISLAM AJARAN RABBANIYYAH (KETUHANAN)

Islam yang berpedoman pada Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah saw dirancang
oleh Allah SWT untuk mengatur hidup manusia demi terciptanya kemaslahatan
hidup di dunia maupun diakhirat. Tetapi mustahil hal ini dapat dicapai tanpa
memperbaiki hubungan dengan Allah SWT karena akhirnya seluruh manusia akan
kembali dan menuju kepada-Nya. Allah SWT berfirman:

‫َياَأُّيَها اِإْل ْنَس اُن ِإَّنَك َك اِد ٌح ِإَلى َر ِّبَك َكْد ًحا َفُم اَل ِقيِه‬

“Hai manusia, Sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh – sungguh


menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya” (Q.S. Al-Insyiqaq/84:6).

Untuk menuju kepada Allah SWT, maka manhaj (metode) yang digunakan
haruslah menhaj rabbāni yang murni bersumber dari Allah SWT yang
dirisalahkan kepada Rasul-Nya yang terakhir: Nabi Muhammad saw. Murni yang
dimaksud di sini adalah ajaran Islam selamat dari penyimpangan dan
percampuradukan dengan spekulasi-spekulasi pemikiran manusia, yakni murni
sumbernya, murni aqidahnya dan murni syari’atnya. Allah SWT telah menjamin
kemurnian sumber ajaran-Nya:

‫ِإَّنا َنْح ُن َنَّز ْلَنا الِّذْك َر َو ِإَّنا َلُه َلَح اِفُظوَن‬

“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Quran, dan Sesungguhnya Kami


benar-benar memeliharanya” (Q.S. Al-Hijr/15: 9).

Hanya Al-Qur’an satu-satunya Kitab Suci dari Allah SWT yang masih terpelihara
dari perbuatan akibat ulah “jahil” manusia. Kesucian Al-Qur’an dapat terjaga
karena memang ada jaminan penjagaan dari Allah SWT. Siapapun -termasuk Nabi

10
seklipun- tidak memiliki wewenang dan kemampuan membuat Al-Qur’an. Allah
SWT mengancam Nabi jika berani memalsukan Al-Qur’an. Allah SWT
berfirman:

“Ia adalah wahyu yang diturunkan dari Tuhan semesta alam. Seandainya Dia
(Muhammad) Mengadakan sebagian Perkataan atas (nama) Kami, niscaya benar-
benar Kami pegang Dia pada tangan kanannya. Kemudian benar-benar Kami
potong urat tali jantungnya” (Q.S. Al-Haaqqah/68: 43-46).

2.4. ISLAM AJARAN INSANIYAH

Jika kita merenungkan aya-ayat yang terdapat dalam Al-Qur’an, memikirkan


tema-temanya dan fokus perhatiannya, maka kita akan berkesimpulan bahwa Al-
Qur’an itu diturunkan sebagai pedoman hidup untuk manusia. Itulah sebabnya
penyebutan manusia di dalam Al-Qur’an disebut berulang kali dengan berbagai
istilah seperti: al-Insān sebnyak 63 kali, al-Nās sebanyak 240 kali, Bani Adam
sebanyak 6 kali, dan basyar sebanyak 25 kali. Dalam ayat Al-Qur’an yang
pertama kali turun saja (Q.S. Al-Alaq: 1-5) kata al-insān di sebut 2 kali.

Selain itu, sosok Nabi yang dikirmkan Allah SWT sebagai teladan dan pemberi
kabar untuk umat manusia dari kalangan manusia. Perjalanan hidupnya
(biografinya) tercatat dalam sejarah ummat manusia, yang menunjukkan
keberdaanya tak terbantahkan oleh sejarah. Dalam banyak kesempatan, Al-Qur’an
selalu memperkuat unsur kemanusian Nabi Muhammad saw, seperti:

‫ُقْل ِإَّنَم ا َأَنا َبَش ٌر ِم ْثُلُك ْم ُيوَح ى ِإَلَّي َأَّنَم ا ِإَلُهُك ْم ِإَلٌه َو اِح ٌد َفَم ْن َك اَن َيْر ُجو ِلَقاَء َر ِّبِه َفْلَيْع َم ْل َع َم اًل َص اِلًحا َو اَل ُيْش ِرْك‬
‫ِبِعَباَد ِة َر ِّبِه َأَح ًدا‬

“Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang


diwahyukan kepadaku: “Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan
yang Esa“. (Q.S. Al-Kahfi/18: 110).

11
Hal yang lain adalah rangkaian ibdah mahdlah yang hanya berhubungan langsung
dengan tuhan, ternyata selalu dikaitkan dengan perhatian terhadap aspek
kemanusiaan dan sosial kemasyarakatan. Hal ini bisa kita lihat pada kewajiban
shalat yang dikaikan dengan pencegahan terhadap perbuatan keji dan munkar
(Q.S Al-Ankabut/29: 45), atau kecelakaan bagi orang yang shalat tapi hanya
sekedar formalitas belaka dan enggan memberikan bantuan (Q.S. Al-Maun/107:
4-7). Demikian pula kewajiban zakat / shadaqah yang di samping bertujuan untuk
penyucian jiwa dan harta, juga sekaligus untuk menggembirakan orang lain
dengan membebaskan/meringankan penderitaan orang lain dari himpitan
kefakiran. Ibadat puasa dan hajipun di samping berdimensi ketuhanan juga
sekaligus berdimensi kemanusiaan.

Ini menunjukkan bahwa Islam yang bersumberkan Al-Qur’an dan al-Sunnah


benar-benar ditujukan untuk manusia sehingga ajarannya disesuaikan dengna
fitrah dan kemampuan manusia. Karena Allah SWT Maha Pencipta dan Maha
Mengetahui detail keadaan ciptaan-Nya, sehingga dīn al-Islām sebagai
syariat/aturan Allah SWT untuk manusia disesuaikan dengan keadaan hamba-
Nya.

‫اَل ُيَك ِّلُف ُهَّللا َنْفًسا ِإاَّل ُو ْس َعَها‬

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”


(Q.S. Al-Baqarah/2: 286).

Islam mengakui adanya nafsu sex yang dimiliki manusia tetapi bukan untuk
dikekang seperti para romo/pastur dan biksu yang tidak menikah (Q.S.
Al-Hadid/57: 27 ºp§ÏR$t6÷duur $ydqããytGö/$# dan mereka mengada-adakan
rahbāniyyah), dan bukan pula untuk diumbar secara secara bebas seperti kaum
hedonis. Tetapi nafsu haruslah dikuasai agar bisa dikendalikan dan disalurkan di
tempat yang dibenarkan Syar’i, dan bukan sebaliknya, nafsulah yang
mengendalikan kita.

12
Sebagai agama fitrah, Islam pun menyadari bahwa sebagian manusia menyenangi
perhiasan dan membolehknanya untuk dimanfaatkan selama poporsional dan tidak
berlebihan dalam timbangan agama (Q.S. 7: 31-32).

3. PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Manusia pada hakikatnya adalah makhluk ciptaan Allah S.W.T,. pada diri
manusia terdapat perpaduan antara sifat ketuhanan dan sifat kemakhlukan.
Penciptaan manusia sebagai makhluk sebagaimana fitrahnya yang suci dan mulia
adalah untuk penyembahan kepada Allah S.W.T,.

Agama sangat di perlukan oleh manusia sebagai pegangan hidup sehingga ilmu
dapat menjadi lebih bermakna, yang dalam hal ini adalah Islam. Agama Islam
adalah agama yang selalu mendorong manusia untuk mempergunakan akalnya
memahami ayat-ayat kauniyah (Sunnatullah) yang terbentang di alam semesta dan
ayat-ayat qur’aniyah yang terdapat dalam Al-Qur’an, menyeimbangkan antara
dunia dan akherat. Dengan ilmu kehidupan manusia akan bermutu, dengan agama
kehidupan manusia akan lebih bermakna, dengan ilmu dan agama kehidupan
manusia akan sempurna dan bahagia.

Di antara alasan kenapa Islam satu-satunya yang dianggap sebagai agama di sisi
Allah SWT sehingga pantas dijadikan sebagai pilihan hidup adalah karena:

13
Islam adalah ajaran Rabbaniyyah. Rabbaniyyah membawa maksud ketuhanan.
Segala hukum, konsep, prinsip, nilai dan peraturan adalah datang dari Allah swt.
Islam itu sangat sempurna dan kesempurnaan itu merupakan bukti ajaran ini
adalah datang dari tuhan dan tiada sebarang campur tangan makhluk dalam
pembuatannnya.

Islam adalah ajaran Insaniyyah yang berarti Islam yang bersumberkan Al-Qur’an
dan al-Sunnah benar-benar ditujukan untuk manusia sehingga ajarannya
disesuaikan dengna fitrah dan kemampuan manusia. Makna Islam yang bersifat
manusiawi adalah bahwa hukum Islam diperuntukkan untuk meningkatkan taraf
hidup manusia, membimbing dan memelihara sifat-sifat humanistiknya serta
menjaga dari sifat jahat hewani agar tidak mengalahkan sifat kemanusiannya.
DAFTAR PUSTAKA

https://journal.uin-alauddin.ac.id/
http://eprints.unisnu.ac.id/
https://lppi.umy.ac.id/islam-sebagai-pilihan-hidup-materi-osdi-2014/
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://
aceh.kemenag.go.id/berita/465999/konsep-manusia-dalam-al-quran
%23:~:text%3DKonsep%2520manusia%2520dalam%2520perspektif
%2520ajaran,melakukan%2520kebaikan%2520(amal
%2520Shaleh).&ved=2ahUKEwjGs-
achav9AhUEWHwKHcmoDLMQFnoECAoQBQ&usg=AOvVaw00q
ANiwP0VlGxhXCIepxlW
http://megasholihah33.blogspot.com/

14

Anda mungkin juga menyukai