Anda di halaman 1dari 14

PARADIGMA KEPERAWATAN MANUSIA

DALAM PANDANGAN ISLAM


MAKALAH INI UNTUK DIDISKUSIKAN

Disusun Oleh :

Kelompok 3

1. Heny Manora 142012018008


2. Indah Permata Sartika 142012018011
3. Joni Mahendra 142012018012
4. Linda Rusmawati 142012018014
5. Nyayu Uswatun Hasanah 142012018021
6. Vanny Yoriko 142012018028

Dosen Pembimbing : Ns. Abdul Syafei. S. Kep., M. Kes

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIK SITI KHADIJAH PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayahnya kepada kita semua. Sehingga pada saat ini kami dapat menyelesaikan tugas
makalah Keperawatan Islami I dan diberi kesempatan membahas tentang “ PARADIGMA
KEPERAWATAN MANUSIA DALAM PANDANGAN ISLAM “

Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena
itu, kami sangat berterima kasih apabila pembaca makalah ini bersedia memberikan kritik
dan saran, sehingga kami dapat lebih banyak belajar dan menjadi lebih baik dalam pembuatan
makalah selanjutnya.

Palembang, Mei 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................... 1
C. Tujuan................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Paradigma Keperawatan Islam.......................................................... 2
B. Pengertian Manusia............................................................................................. 2-5
C. Fungsi dan Kedudukan Manusia......................................................................... 6
D. Hakekat Manusia menurut Al-Qur’an................................................................. 6-7
E. Peran dan Tanggungjawab Manusia dalam Islam............................................... 7

BAB III PENUTUP


Kesimpulan................................................................................................................ 8

SOAL – SOAL.......................................................................................................... 9-11


DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ‘manusia’ diartikan sebagai ‘makhluk
yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain); insan; orang’ (1989:558). Menurut
pengertian ini manusia adalah makhluk Tuhan yang diberi potensi akal dan budi, nalar
dan moral untuk dapat menguasai makhluk lainnya demi kemakmuran dan
kemaslahatannya. Dalam bahasa Arab, kata ‘manusia’ ini bersepadan dengan kata-kata
nâs, basyar, insân, mar’u, ins dan lain-lain. Meskipun bersinonim, namun kata-kata
tersebut memiliki perbedaan dalam hal makna spesifiknya. Kata nâs misalnya lebih
merujuk pada makna manusia sebagai makhluk sosial. Sedangkan kata basyar lebih
menunjuk pada makna manusia sebagai makhluk biologis. Begitu juga dengan kata-kata
lainnya.
Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa sebagai khalifah dibumi
dengan dibekali akal pikiran untuk berkarya dimuka bumi. Manusia memiliki perbedaan
baik secara biologis maupun rohani. Secara biologis umumnya manusia dibedakan secara
fisik sedangkan secara rohani manusia dibedakan berdasarkan kepercayaannya atau
agama yang dianutnya. Kehidupan manusia sendiri sangatlah komplek, begitu pula
hubungan yang terjadi pada manusia sangatlah luas.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan paradigma keperawatan dalam Islam ?
2. Apa yang dimaksud dengan manusia ?
3. Apa fungsi dan kedudukan manusia ?
4. Apa saja hakekat manusia menurut al-qur’an ?
5. Bagaimana peran dan tanggungjawab manusia dalam islam ?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Islami I dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada di rumusan masalah.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Paradigma Keperawatan Islam


Pengertian keperawatan menurut Abdellah, F.G. (1960) “Nursing is based upon art
and science which would the attitudes, intellectual competencies and technical skills of
the individual nurse into the desire and ability to help people sick or well cope with their
health needs, and may be carried out under general of specific medical direction”
Menurut keperawatan Indonesia “Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan
professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada
ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio, psiko, sosio, spiritual yang
komprehensif, ditunjukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sakit maupun
sehat yang mencakup selurug proses kehidupan manusia.
Menurut keislaman adalah suatu manifestasi dari ibadah yang berbentuk pelayanan
professional dan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasari pada
keimanan, keilmuan dan amal.
Jadi, Paradigma keperawatan Islam adalah cara pandang, persepsi, keyakinan,
nilai-nilai dan konsep-konsep dalam menyelenggarakan profesi keperawatan yang
melaksanakan sepenuhnya prinsip dan ajaran Islam.

B. Pengertian Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin),
yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang mampu menguasai makhluk lain.
Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan
atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Secara biologi, manusia
diartikan sebagai sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang
dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
Dalam Al-Quran manusia dipanggil dengan beberapa istilah, antara lain al-insaan,
al-naas, al-abd, bani adam, dan sebagainya. Al-insaan berarti suka, senang, jinak, ramah,
atau makhluk yang sering lupa. Al-naas berarti manusia (jama’). Al-abd berarti manusia
sebagai hamba Allah. Bani adam berarti anak-anak Adam karena berasal dari keturunan
Nabi Adam.

2
Namun dalam Al-Quran dan Al-Sunnah disebutkan bahwa manusia adalah
makhluk yang paling mulia dan memiliki berbagai potensi serta memperoleh petunjuk
kebenaran dalam menjalani kehidupan di dunia dan akhirat.

Firman Allah SWT:

‫ان فِي أَحْ َس ِن تَ ْق ِو ٍيم‬


َ ‫لَقَ ْد َخلَ ْقنَا اإْل ِ ْن َس‬
Artinya: “ Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-
baiknya.” (QS. At-Tiin: 4)
Berdasarkan dalil diatas , maka manusia adalah mahluk ciptaan Allah yang terbaik
bentuknya dan dimuliakan Allah, terdiri dari : Jasad, Ruh, dan Psikologis,
a. Jasad (fisik )
َ ُ‫َو َما َج َع ْلنَاهُ ْم َج َسدًا اَل يَأْ ُكل‬
َ ‫ون الطَّ َعا َم َو َما َكانُوا َخالِ ِد‬
‫ين‬
Artinya: ”Dan tidaklah kami jadikan mereka tubuh-tubuh yang tiada memakan makanan, dan
tidak (pula) mereka itu orang-orang yang kekal.” (QS. Al-Anbiyaa: 8 )
b. Ruh.
َ ‫ُوحي فَقَعُوا لَهُ َسا ِج ِد‬
‫ين‬ ُ ‫فَإِ َذا َس َّو ْيتُهُ َونَفَ ْخ‬
ِ ‫ت فِي ِه ِم ْن ر‬
Artinya: ”Maka apabila Telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh
(ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya.” (QS. Shaad: 72)
c. Nafs (jiwa)
ْ َ‫ط َمئِ ُّن قُلُوبُهُ ْم بِ ِذ ْك ِر هَّللا ِ ۗ أَاَل بِ ِذ ْك ِر هَّللا ِ ت‬
ُ‫ط َمئِ ُّن ْالقُلُوب‬ ْ َ‫ين آ َمنُوا َوت‬
َ ‫الَّ ِذ‬
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS.
Ar-Ra’d: 28)

Dalam Al-Quran manusia diistilahkan dengan sebutan : Al-Basyar, Al-Insan dan An-Naas.

Kata Basyar disebut dalam Al-Qur’an 27 kali. Kata basyar menunjuk pada pengertian
manusia sebagai makhluk biologis.

‫ض ٰى أَ ْمرًا‬ ِ ِ‫ال َك ٰ َذل‬


ُ ُ‫ك هَّللا ُ يَ ْخل‬
َ َ‫ق َما يَ َشا ُء ۚ إِ َذا ق‬ ُ ‫ت َربِّ أَنَّ ٰى يَ ُك‬
َ َ‫ون لِي َولَ ٌد َولَ ْم يَ ْم َس ْسنِي بَ َش ٌر ۖ ق‬ ْ َ‫قَال‬
ُ ‫فَإِنَّ َما يَقُو ُل لَهُ ُك ْن فَيَ ُك‬
‫ون‬
(QS Ali ‘Imran [3]:47) tegasnya memberi pengertian kepada sifat biologis manusia,
seperti makan, minum, hubungan seksual dan lain-lain.

3
Kata al-insan dituturkan sampai 65 kali dalamAl-Qur’an yang dapat dikelompokkan
dalam tiga kategori. Pertama al-insan dihubungkan dengan khalifah sebagai penanggung
amanah

‫ال فَأَبَي َْن أَ ْن يَحْ ِم ْلنَهَا َوأَ ْشفَ ْق َن‬


ِ َ‫ض َو ْال ِجب‬ ِ ْ‫ت َواأْل َر‬ َ ‫إِنَّا َع َرضْ نَا اأْل َ َمانَةَ َعلَى ال َّس َم‬
ِ ‫اوا‬
‫ظلُو ًما َجهُواًل‬ َ ‫ان‬ َ ‫ان ۖ إِنَّهُ َك‬ُ ‫ِم ْنهَا َو َح َملَهَا اإْل ِ ْن َس‬
(QS Al-Ahzab [3]:72), kedua al-insan dihubungankan dengan diposisi negatif dalam diri
manusia misalnya sifat keluh kesah, kikir

)19( ‫ق هَلُوعًا‬ َ ‫إِ َّن اإْل ِ ْن َس‬


َ ِ‫ان ُخل‬
)20( ‫إِ َذا َم َّسهُ ال َّشرُّ َج ُزوعًا‬
)21( ‫َوإِ َذا َم َّسهُ ْال َخ ْي ُر َمنُوعًا‬
(QS Al-Ma’arij [70]:19-21) dan ketiga al-insan dihubungkan dengan proses
penciptaannya yang terdiri dari unsur materi dan nonmateri

)28( ‫ال ِم ْن َح َمإٍ َم ْسنُو ٍن‬


ٍ ‫ص‬َ ‫ص ْل‬
َ ‫ق بَ َشرًا ِم ْن‬ٌ ِ‫ال َرب َُّك لِ ْل َماَل ئِ َك ِة إِنِّي َخال‬
َ َ‫َوإِ ْذ ق‬
)29( ‫ين‬ ِ ‫ت فِي ِه ِم ْن رُو ِحي فَقَعُوا لَهُ َس‬
َ ‫اج ِد‬ ُ ‫فَإِ َذا َس َّو ْيتُهُ َونَفَ ْخ‬
(QS Al-Hijr [15]:28-29). Semua konteks al-insan ini menunjuk pada sifat-sifat manusia
psikologis dan spiritual.

Kata an-nas yang disebut sebanyak 240 dalam Al-Qur’an mengacu kepada manusia
sebagai makhluk sosial dengan karateristik tertentu misalnya mereka mengaku beriman
padahal sebenarnya tidak .

Dari uraian ketiga makna untuk manusia tersebut, dapat disimpulkan bahwa manusia
adalah mahkluk biologis, psikologis dan sosial. Ketiganya harus dikembangkan dan
diperhatikan hak maupun kewajibannya secara seimbang dan selalu berada dalam hukum-
hukum yang berlaku (sunnatullah).
Al-Qur’an memandang manusia sebagaimana fitrahnya yang suci dan mulia, bukan
sebagai manusia yang kotor dan penuh dosa. Peristiwa yang menimpa Nabi Adam sebagai

4
cikal bakal manusia, yang melakukan dosa dengan melanggar larangan Tuhan,
mengakibatkan Adam dan istrinya diturunkan dari surga, tidak bisa dijadikan argumen
bahwa manusia pada hakikatnya adalah pembawa dosa turunan. Al-Quran justru
memuliakan manusia sebagai makhluk surgawi yang sedang dalam perjalanan menuju
suatu kehidupan spiritual yang suci dan abadi di negeri akhirat, meski dia harus melewati
rintangan dan cobaan dengan beban dosa saat melakukan kesalahan di dalam hidupnya di
dunia ini. Bahkan manusia diisyaratkan sebagai makhluk spiritual yang sifat aslinya
adalah berpembawaan baik (positif, haniif). Karena itu, kualitas, hakikat, fitrah, kesejatian
manusia adalah baik, benar, dan indah. Tidak ada makhluk di dunia ini yang memiliki
kualitas dan kesejatian semulia itu. Sungguhpun demikian, harus diakui bahwa kualitas
dan hakikat baik benar dan indah itu selalu mengisyaratkan dilema-dilema dalam proses
pencapaiannya. Artinya, hal tersebut mengisyaratkan sebuah proses perjuangan yang amat
berat untuk bisa menyandang predikat seagung itu. Sebab didalam hidup manusia selalu
dihadapkan pada dua tantangan moral yang saling mengalahkan satu sama lain. Karena
itu, kualitas sebaliknya yaitu buruk, salah, dan jelek selalu menjadi batu sandungan bagi
manusia untuk meraih prestasi sebagai manusia berkualitas mutaqqin.
 Tujuan Penciptaan Manusia
Kata “Abdi”  berasal dari kata bahasa Arab yang artinya “memperhambakan
diri”, ibadah (mengabdi/memperhambakan diri). Manusia diciptakan oleh Allah agar
ia beribadah kepada-Nya. Pengertian ibadah di sini tidak sesempit pengertian ibadah
yang dianut oleh masyarakat pada umumnya, yakni kalimat syahadat, shalat, puasa,
zakat, dan haji tetapi seluas pengertian yang dikandung oleh kata memperhambakan
dirinya sebagai hamba  Allah. Berbuat sesuai dengan kehendak dan kesukaann (ridha)
Nya dan menjauhi apa yang menjadi larangan-Nya.
C. Fungsi dan Kedudukan Manusia
Sebagai orang yang beriman kepada Allah, segala pernyataan yang keluar dari mulut
tentunya dapat tersingkap dengan jelas dan lugas lewat kitab suci Al-Qur’an sebagai satu
kitab yang abadi. Dia menjelaskan bahwa Allah menjadikan manusia itu agar ia menjadi
khalifah (pemimpin) di atas bumi ini dan kedudukan ini sudah tampak jelas pada diri
Adam . (QS Al-An’am [6]:165 dan QS Al-Baqarah [2]:30) di sisi Allah
menganugerahkan kepada manusia segala yang ada dibumi, semula itu untuk
kepentingan manusia (ia menciptakan untukmu seluruh apa yang ada dibumi ini. QS Al-
Baqarah [2]:29). Maka sebagai tanggung jawab kekhalifahan dan tugas utama umat

5
manusia sebagai makhluk Allah, ia harus selalu menghambakan dirinya kepada Allah
Swt. Untuk mempertahankan posisi manusia tersebut, Tuhan menjadikan alam ini lebih
rendah martabatnya daripada  manusia. Oleh karena itu, manusia diarahkan Tuhan agar
tidak tunduk kepada alam, gejala alam.
Jadi dari uraian tersebut diatas bisa ditarik kesimpulan secara singkat bahwa
manusia hakikatnya adalah makhluk biologis, psikologis dan sosial yang memiliki dua
predikat statusnya dihadapan Allah sebagai Hamba Allah (QS Al-Dzariat [51]:56) dan
fungsinya didunia sebagai khalifah Allah (QS Al-Baqarah [2]:30); al-An’am [6]:165),
mengantur alam dan mengelolanya untuk mencapai kesejahteraan kehidupan manusia itu
sendiri dalam masyarakat dengan tetap tunduk dan patuh kepada sunnatullah.

D. Hakekat Manusia Menurut Al-Qur’an


Hakekat manusia adalah sebagai berikut :
a. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
b. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku
intelektual dan sosial.yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu

mengatur dan mengontrol dirinya serta mampu menentukan nasibnya.


c. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah
selesai (tuntas) selama hidupnya.
d. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk
mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik
untuk ditempati
e. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan
dengan potensi yang tak terbatas
f. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik
dan jahat.
g. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan

ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusiaannya tanpa hidup di


dalam lingkungan sosial.
h. Makhluk yang berfikir. Berfikir adalah bertanya, bertanya berarti mencari jawaban,
mencari jwaban berarti mencari kebenaran.
6
Hakekat Manusia (Menurut Islam - Mohammad Sholihuddin, M.HI)
Manusia terdiri dari sekumpulan organ tubuh, zat kimia, dan unsur biologis yang
semuanya itu terdiri dari zat dan materi Secara Spiritual manusia adalah roh atau jiwa.
Secara Dualisme manusia terdiri dari dua subtansi, yaitu jasmani dann ruhani (Jasad dan
roh). Potensi dasar manusia menurut jasmani ialah kemampuan untuk bergerak dalam
ruang yang bagaimanapun, di darat, laut maupun udara. Dan jika dari Ruhani, manusia
mempunyai akal dan hati untuk berfikir (kognitif), rasa (affektif), dan perilaku
(psikomotorik). Manusia diciptakan dengan untuk mempunyai kecerdasan.

E. Peran dan Tanggungjawab Manusia dalam Islam


Manusia diserahi tugas hidup yang merupakan amanat Allah dan harus
dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya. Tugas hidup yang dipikul manusia di muka
bumi adalah tugas kekhalifaan, yaitu tugas kepemimpinan, wakil Allah di muka bumi,
serta pengelolaan dan pemeliharaan alam.
Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang mandat Allah untuk mewujudkan
kemakmuran di muka bumi. Kekuasaan yang diberikan kepada manusia bersifat kreatif,
yang memungkinkan dirinya serta mengunakan apa yang ada di muka bumi untuk
kepentingan hidupnya.
Kekuasaan manusia sebagai wakil Allah dibatasi oleh aturan-aturan dan ketentuan-
ketentuan yang telah digariskan oleh yang diwakilinya, yaitu hukum-hukum Allah baik
yang tertulis dalam kitab suci (al-Qur’an), maupun yang tersirat dalam kandungan alam
semesta (al-kaun). Seorang wakil yang melanggar batas ketentuan yang diwakili adalah
wakil yang mengingkari kedudukan dan peranannya, serta mengkhianati kepercayaan
yang diwakilinya. Oleh karena itu, ia diminta pertanggungjawaban terhadap penggunaan
kewenangannya di hadapan yang diwakilinya.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Manusia dalam pandangan Islam terdiri atas dua unsur, yakni jasmani dan rohani.
Jasmani manusia bersifat materi yang berasal dari unsur-unsur saripati tanah.
Sedangkan roh manusia merupakan substansi immateri berupa ruh. Ruh yang bersifat

7
immateri itu ada dua daya, yaitu daya pikir (akal) yang bersifat di otak, serta daya rasa
(kalbu). Keduanya merupakan substansi dari roh manusia.
2. Manusia diserahi tugas hidup yang merupakan amanat Allah dan harus
dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya. Tugas hidup yang dipikul manusia di muka
bumi adalah tugas kekhalifaan, yaitu tugas kepemimpinan, wakil Allah di muka bumi,
serta pengelolaan dan pemeliharaan alam.
3. Manusia hakikatnya adalah makhluk biologis, psikolsogi dan sosial yang memiliki
dua predikat statusnya dihadapan Allah sebagai Hamba Allah dan fungsinya didunia
sebagai khalifah Allah, mengantur alam dan mengelolanya untuk mencapai
kesejahteraan kehidupan manusia itu sendiri dalam masyarakat dengan tetap tunduk
dan patuh kepada sunnatullah.

Manusia tidak akan pernah lepas dari agama karena dalam diri manusia ada
fitrah. Fitrah keagamaan yang ada dalam diri manusia inilah yang melatarbelakangi
perlunya manusia pada agama. Faktor lain yang melatarbelakangi manusia memerlukan
agama adalah karena di samping manusia memiliki berbagai kesempurnaan juga
memiliki kekurangan, dan Faktor lain yang menyebabkan manusia memerlukan agama
adalah karena manusia dalam kehidupannya senantiasa menghadapi berbagai tantangan,
baik yang datang dari dalam maupun dari luar.

SOAL-SOAL

1. Kata ‘Abdi’ dari Bahasa Arab yang artinya….


a. Kemanusiaan
b. Memperhambakan diri
c. Pemimpin
d. Ilmu pengetahuan
e. Ketuhanan

8
Jawaban : B

2. Kata Al-Insan dituturkan sampai 65 kali dalam Al-Qur’an yang dapat dikelompokkan
dalam tiga kategori dalam surah, kecuali….
a. Qs. Al-Azhab [3]:72
b. Qs. Al-Ma’rij [70]:19-21
c. Qs. Al-Hijr [15]:28-29
d. Qs. An-Nas [114]:3
e. Qs. Al-Ikhlas [112]:4
Jawaban : D

3. Manusia terdiri dari sekumpulan organ tubuh, zat kimia, dan unsur biologis yang
semuanya itu terdiri dari zat dan materi secara spiritual manusia adalah rok atau jiwa, hal
ini merupakan definisi manusia menurut….
a. Hakekat manusia dalam al-qur’an
b. Fungsi dan kedudukan manusia
c. Hakekat manusia (menurut Islam- Mohammad Sholiddin, M.HI)
d. Tujuan penciptaan manusia
e. Rufaidah
Jawaban : C

4. Manusia tidak akan pernah lepas dari agama karena dalam diri manusia ada….
a. Khalifah
b. Fitrah
c. Rasa sayang
d. Rendah hati
e. Organ
Jawaban : B

9
5. Suatu manifestasi dari ibadah yang berbentuk pelayanan professional dan merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasari pada keimanan, keilmuan, dan
amal, merupakan keperawatan menurut….
a. A. Abdellah, F.G. (1960)
b. Keperawatan Indonesia
c. Keperawatan keislaman
d. Paradigma keperawatan
e. Virgina Henderson
Jawaban ; C

6. Surah dalam Al-Qur’an yang menjelaskan bahwa Allah menjadikan manusia itu agar ia
menjadi khalifah (pemimpin) diatas bumi ini dan kedudukan ini sudah tampak jelas pada
diri Adam adalah ….
a. Qs. Al-An’am [6]:165, Qs. Al-Baqarah [2]:30
b. Qs. Al-Baqarah [2]:29
c. Qs. Al-Jatsiah [45]:13
d. Qs. Al-Dzariyat [52]:56
e. Qs. At-Tiin [95]:8
Jawaban : A

7. Pengertian manusia adalah ….


a. Menguasai
b. Konsep mampu
c. Seorang individu yang berpikir dan berakal budi
d. Gagasan
e. Hidup
Jawaban : C

10
8. Surah apa yang menjelaskan tentang manusia….
a. Qs. Al-Fatiha :3
b. Qs. Yusuf :2
c. Qs. Al-Imran :5
d. Qs. At-Tiin :4
e. Qs. An-Nisa :28
Jawaban : D

9. Surah apa saja yang menjelaskan tentang fungsi dan kedudukan manusia…..
a. Qs. Al-An’am (6) : 165 dan Qs. Al-Baqarah (2) : 30
b. Qs. Al-Baqarah (2) : 29 dan Qs. Al-Dzariyat (51) : 56
c. A dan B benar
d. Semua salah
e. Qs. Yunus (10) : 5
Jawaban : C

10. Dalam Al-Qur’an manusia diartikan dengan ….


a. Al-Basyar
b. Al-Insan
c. An-Nas
d. A, B, dan C benar
e. Al-Furqon
Jawaban : D

DAFTAR PUSTAKA

https://nurdiansyah89.wordpress.com/2009/12/02/keperawatan-islam/

https://zekibl.blogspot.com/2015/05/makalah-konsep-manusia-dalam-
islam.html

11

Anda mungkin juga menyukai