Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

TENTANG DEPRESI

MAKALAH INI UNTUK DIDISKUSIKAN

Disusun Oleh :

Kelompok 6

1. Nidya Tama Waja NIM. 142011814019


2. Vanny Yoriko NIM. 142011814028

Dosen Pembimbing : Ns. Latifah, S. Kep., M. Kes

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIK SITI KHADIJAH PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur hanyalah bagi Allah SWT, karena atas limpahan rahmat, taufik dan hidayahnya
kepada kami sehingga mampu menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah Keperawatan
Kesehatan Jiwa II dengan judul “Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Tentang
Depresi”

Kami menyadari atas keterbatasan ilmu maupun dari segi penyampaian yang
menjadikan makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat diperlukan dari semua pihak untuk sempurnanya tugas ini, sehingga dapat
melengkapi khasanah ilmu pengetahuan yang senantiasa berkembang dengan cepat.

Palembang, November 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang................................................................................... 1
B. Rumusan masalah.............................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian.......................................................................................... 2
B. Rentang respon emosional................................................................ 3
C. Klasifikasi.......................................................................................... 3
D. Etiologi.............................................................................................. 4
E. Faktor predisposisi dan presipitasi.................................................... 5
F. Perilaku dan mekanisme koping....................................................... 6
G. Dampak depresi................................................................................. 7
H. Penatalaksanaan................................................................................ 8
I. Pencegahan........................................................................................ 11
ASUHAN KEPERAWATAN............................................................... 12
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ............................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Depresi merupakan gangguan alam perasaan yang berat dan dimanefestasikan dengan
gangguan fungsi sosial dan fungsi fisik yang hebat, lama dan menetap pada indiviu yang
bersangkutan. Depresi merupakan reaksi yang normal bila berlangsung dalam waktu
yang pendek dengan adanya faktor pencetus yang jelas, lama dan dalamnya depresi
sesuai dengan faktor pencetusnya. (H. Iyus Yosep dan Titin Sutini, 2007)
Stres dan depresi seringkali tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Setiap
permasalahan kehidupan yang menimpa pada diri seseorang (stresor psikososial) dapat
mengakibatkan gangguan fungsi/faal organ tubuh. Reaksi tubuh (fisik) ini dinamakan
stres, dan manakala fungsi organ-organ tubuh itu sampai terganggu dinamakan distress.
Sedangkan depresi adalah reaksi kejiwaan seseorang terhadap stress yang dialaminya.
Oleh karena itu dalam diri manusia itu antara fisik dan psikis (kejiwaan) itu tidak dapat
dipisahkan satu dengan lainnya (saling mempengaruhi).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan depresi?
2. Apa saja klasifikasi depresi?
3. Apa etiologi dari depresi?
4. Apa faktor penyebab depresi?
5. Apa dampak depresi?
6. Bagaimana rentang respon emosional seorang penderita depresi?
7. Bagaimana penatalaksanaan depresi?
8. Bagaimana cara mencegah depresi?

C. Tujuan
Tujuan dibuatnya laporan pendahuluan ini adalah untuk memenuhi tugas keperawatan
kesehatan jiwa II dan mengetahui seluruh tentang depresi.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood)yang ditandai dengan kemurungan
dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sehingga hilangnya kegairahan
hidup. (Hawari,2001,hal.19)
2. Depresi adalah suatu gangguan perasaan hati dengan ciri sedih, merasa sendirian,
rendah diri, putus asa, biasanya disertai tanda-tanda retardasi psikomotor atau kadang-
kadang agitasi, menarik diri dan terdapat gangguan vegetative seperti insomnia dan
anoreksia (Kaplan sadock,2003).
3. Depresi adalah keadaan emosional yang ditunjukan dengan kesedihan, berkecil hati,
perasaan bersalah, penurunan harga diri, ketidakberdayaan dan keputusasaan.
(Isaacs,2004,hal.121)
4. Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan kemurungan
dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sehingga kehilangan kegairahan
hidup tidak mengalami gangguan dalam nilai realitas (reality tasting ability, masalah
baik), keperibadian tetap utuh atau tidak mengalami keretakan kepribadian (splitting
ofpersonality), perilaku dapat terganggu tetapi dalam batas - batas normal (hawari
dadang, 2006).
5. Depresi adalah suatu mood sedih (disforia ) yang berlansung lebih dari empat minggu,
yang disertai perilaku seperti perubahan tidur, gangguan konsentrasi, iritabilitas saat
cemas, kurang bersemangat, sering menangis, waspada berlebihan, pesimis merasa
tidak berharga dan mengantisipasi kegagalan.
6. Depresi adalah suatu gangguan dalam perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih
dan berduka yang berlebihan dan berkepanjangan (2009,hal.130).

Dari keempat pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa depresi adalah gangguan
alam perasaan yang disertai oleh komponen psikologik dan komponen somatic yang
terjadi akibat kesedihan yang panjang.

2
B. Rentang Respon Emosional
Menurut purwaningsih (2009) reaksi emosi dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Reaksi emosi adaptif
Merupakan reaksi emosi yang umum dari seseorang terhadap rangsangan yang
diterima dan berlansung singkat. Ada 2 macam reaksi adaptif :
a. Respon emosi yang responsive
Keadaan individu yang terbuka dan sadar akan perasaannya. Pada rentang ini
individu dapat berpartisipasi dengan dunia eksternal dan internal .
b. Reaksi kehilangan yang wajar
Merupakan posisi rentang yang normal dialami oleh individu yang mengalami
kehilangan. Pada rentang ini individu menghadapi realita dari kehilangan dan
mengalami proses kehilangan, misalnya bersedih, berhenti kegiatan sehari-hari
takut kepada diri sendiri.
2. Reaksi Emosi Maladaptif
Merupakan reaksi emosi yang sudah merupakan gangguan, respon ini dapat dibagi 3
tingkatan yaitu:
a. Supresi
Tahap awal respon emosional maladaptive, individu menyangkal, menekan atau
menginternalisasi semua aspek perasaannya terhadap lingkungan .
b. Reaksi kehilangan yang memanjang
Supresi memanjang menggangu fungsi kehidupan individu
Gejala : bermusuhan, sedih berlebih, rendah diri.
c. Mania /depresi
Merupakan respon emosional yang berat dan dapat dikenal melalui intensitas dan
pengaruhnya terhadap fisik individu dan fungsi social.

C. Klasifikasi
1. Depresi ringan
Sementara, alamiah, adanya rasa pedih perubahan proses pikiran komunikasi social
dan rasa tidak nyaman.
2. Depresi sedang
a. Afek : murung, cemas, kesal, marah, menangis
b. Proses pikir : perasaan sempit, berfikir lambat, berkurang komunikasi non verbal
meningkat.

3
c. Pola komunikasi : bicara lambat berkurang komunikasi verbal, komunikasi non
verbal
d. Partisipasi social: menarik diri tak mau berkerja/sekolah, mudah tersinggung.
3. Depresi berat
a. Gangguan efek : pandangan kosong, perasaan hampa, murung, inisiatif berkurang
b. Gangguan proses pikir
c. Sensansi somatic dan aktivitas motorik : diam dalam waktu lama, tiba-tiba
hiperaktif, kurang merawat diri, tak mau makan dan minum, menarik diri , tidak
peduli dengan lingkungan.

D. Etiologi
Penyebab utama depresi pada umumnya adalah rasa kecewa dan kehilangan. Tak ada
orang yang mengalami depresi bila kenyataan hidupnya sesuai dengan keinginan dan
harapannya.
1) Kekecewaan
Karena adanya tekanan dan kelebihan fisik menyebabkan seseorang menjadi jengkel
tak dapat berpikir sehat atau kejam pada saat-saat khusus jika cinta untuk diri sendiri
lebih besar dan pada cinta pada orang lain yang himpunan kita, kita akan terluka,
tidak senang dan cepat kecewa, hal ini langkah pertama depresi jika luka itu
direnungkan terus-menerus akan menyebabkan kekesalan dan keputusaan.
2) Kurang rasa harga diri
Ciri-ciri universal yang lain dari orang depresi adalah kurangnya rasa harga diri,
sayangnya kekurangan ini cenderung untuk dilebih-lebihkan menjadi estrim, karena
harapan-harapan yang realitis membuat dia tidak mampu merestor dirinya sendiri, hal
ini memang benar khususnya pada individu yang ingin segalanya sempurna yang tak
pernah puas dengan prestasi yang dicapainya.
3) Perbandingan yang tidak adil
Setiap kali kita memandingkan diri dengan seseorang yang mempunyai nilai lebih
baik dari kita dimana kita merasa kurang dan tidak bisa sebaik dia maka depresi
mungkin terjadi.
4) Penyakit
Beberapa faktor yang dapat mencetuskan depresi adalah organic contoh individu yang
mempunyai penyakit kronis kanker payudara dapat menyebabkan depresi.

4
5) Aktivitas mental yang berlebihan
Orang yang produktif dan aktif sering menyebabkan depresi .
6) Penolakan
Setiap manusia butuh akan rasa cinta, jika kebutuhan akan rasa cinta itu tak terpenuhi
maka terjadilah depresi. (anonymous,2004)

E. Faktor Predisposisi dan Presipitasi


a. Faktor predisposisi
1) Faktor genetik
Mengemukakan transmisi gangguan alam perasaan diteruskan melalui garis
keturunan. Frekuensi gangguan alam perasaan meningkat pada kembar
monozigote dari dizigote.
2) Teori agresi berbalik pada diri sendiri
Mengemukakan bahwa depresi diakibatkan oleh perasaan marah yang dilahirkan
pada diri sendiri.
3) Teori kehilangan
Hubungan dengan factor perkembangan : misalnya kehilangan orang tua pada
masa anak, perpisahan yang bersifat traumatis dengan orang yang sangat dicintai.
Individu tidak berdaya mengatasi kehilangan.
4) Teori kepribadian
Mengemukakan bahwa tipe kepribadian tertentu menyebabkan seseorang
mengalami depresi atau mania.
5) Teori kognitif
Mengemukakan bahwa depresi merupakan masalah kognitif yang dipengaruhi
oleh penilaian negative terhadap terhadap diri sendiri, lingkungan dan masa
depan.
6) Teori belajar ketidakberdayaan
Mengemukakan bahwa depresi dimulai dari kehilangan kendali diri, lalu menjadi
pasif dan tidak mampu menghadapi masalah. Kemudian individu timbul
kenyakinan akan ketidakmampuan mengendalikan kehidupan sehingga ia tidak
berupaya mengembangkan respon yang adaptif.
7) Model perilaku
Mengemukakan bahwa depresi terjadi karena kurangnya pujian (reinforcement)
positif selama berintraksi dengan lingkungan.

5
8) Model biologis
Mengemukakan bahwa pada keadaan depresi terjadi perubahan kimiawi, yaitu
defisiensi katekolamin, tidak berfungsi endokrin dan hipersekresi kortisol.
b. Faktor presipitasi
Stressor yang dapat menyebabkan gangguan alam perasaan meliputi factor biologis,
psikologis dan social budaya. Factor biologis meliputi kehilangan kasih sayang,
termasuk kehilangan cinta. Seseorang, dan kehilangan harga diri. Factor social budaya
meliputi kehilangan pesan, perceraian, kehilangan pekerjaan.

F. Perilaku dan Mekanisme Koping


Perilaku yang berhubungan dengan depresi bervariasi. Pada keadaan depresi kesedihan
dan kelambanan dapat menonjol atau dapat terjadi agitasi. Mekanisme koping yang
digunakan pada reaksi kehilangan yang memanjang adalah denial dan supresi, hal ini
untuk menghindari tekanan yang hebat. Depresi, yaitu perasaan berduka yang belum
digunakan adalah represi, supresi, denial dan disosiasi.
Adapun perilaku yang berhubungan dengan depresi menurut purwaningsih (2009)
adalah :

Komponen Perilaku
Afektif Sedih, cemas, murung, kebencian,
kekesalan, marah, perasaan ditolak,
perasaan bersalah, merasa tak berdaya,
putus asa, merasa sendirian, merasa rendah
diri, merasa tak berharga
Kognitif Ambivalen, bingung, ragu - ragu, tidak
mampu konsentrasi, hilang perhatian dan
motivasi, menyalahkan diri sendiri, pikiran
merusak diri, rasa tidak menentu dan
pesimis
Fisik Sakit perut, anoreksi, mual, muntah,
gangguan percernaan, konstipasi, lemas,
lesu, nyeri, kepala pusing, insomnia, nyeri
dada, over acting, perubahan berat badan,
gangguan selera makan, gangguan

6
menstruasi, impotensi dan tidak berespon
terhadap seksual
Tingkah laku Agresif, agitasi, tidak toleran, gangguan
tingkat aktifitas, kemunduran psikomotor,
menarik diri, isolasi social, lrritable (mudah
marah, menangis, tersinggung), berkesan
menyedihkan, kurang spontan dan
gangguan kebersihan.

G. Dampak Depresi
Ada berbagai macam dampak depresi dari yang paling ringan hingga yang sangat berat
bahkan menimbulkan kematian. Dampak – dampak tersebut antara lain :
a. Depresi biasanya akan disertai dengan penyakit fisik, seperti asma, jantung koroner,
sakit kepala dan maag.
b. Depresi akan meningkatkan resiko seseorang terserang penyakit karena kondisi
depresi cenderung meningkatkan sirkulasi adrenalin dan kortisol sehingga
menurunkan tingkat kekebalan tubuhnya. Jika sistem kekebalan tubuh menjadi lemah
maka penyakit akan mudah untuk menyerang penderita depresi.
c. Penyakit mudah hinggap karena orang yang terkena depresi sering kehilangan nafsu
makan, kebiasaan makannya jadi berubah (terlalu banyak makan atau sulit makan),
kurang berolahraga, mudah lelah dan sulit tidur.
d. Penurunan fungsi kognitif, emosi, dan produktifitas dalam pekerjaan.
e. Dampak depresi tidak hanya mempengaruhi diri sendiri penderita tersebut tapi juga
berdampak pada “lingkungan” sekitarnya.
f. Ada pula depresi tidak menyebabkan penyakit, tetapi justru penyakit yang tak
kunjung sembuh yang akhirnya menyebabkan depresi sehingga akan memperparah
penyakit tersebut. Contoh kasus adalah depresi yang dialami penderita kanker, asma,
sakit punggung yang biasanya berlangsung bertahun-tahun.

7
H. Penatalaksanaan
Berbagai obat dan teknik psikoterapi telah dikembangkan untuk memulihkan
penderita depresi. Pada sebagian besar kasus, pengobatan penderita depresi akan paling
efektif dengan mengkombinasikan pemberian obat-obatan oleh psikiater dengan
pemberian psikoterapi oleh psikolog.
Semua pasien depresi harus mendapatkan psikoterapi dan beberapa memerlukan
tambahan terapi fisik. Kebutuhan terapi khusus bergantung pada diagnosis, berat
penyakit, umur pasien, dan respon terhadap terapi sebelumnya. Bila seseorang menderita
depresi berat, maka diperlukan seorang yang dekat dan yang dipercayainya untuk
membantunya selama menjalani pemeriksaan dan pengobatan depresi tersebut. Kadang
seorang penderita depresi berat perlu rawat inap di rumah sakit, kadang cukup dengan
pengobatan rawat jalan.
1. Terapi psikologi
Psikoterapi suportif selalu diindikasikan. Berikan kehangatan, empati, pengertian,
dan optimistik. Bantu pasien mengindentifikasi dan mengekspresikan hal-hal yang
membuatnya prihatin dan melontarkannya. Identifikasi faktor pencetus dan bantulah
untuk mengoreksinya. Bantulah memecahkan problem eksternal (misal pekerjaan)
arahkan pasien terutama selama episode akut dan bila pasien tidak aktif bergerak.
Terapi kognitif-perilaku dapat sangat bermanfaat pada pasien depresi ringan dan
sedang. Diyakini oleh sebagian orang “ketidak berdayaan yang dipelajari”, depresi
diterapi dengan memberikan pasien latihan keterampilan dan memberikan
pengalaman-pengalaman sukses. Dari perpektif kognitif pasien dilatih untuk
mengenal dan menghilangkan pikiran-pikiran negatif dan harapan-harapan negatif.
Terapi ini mencegah kekambuhan.
2. Terapi Fisik
Pada farmakoterapi digunakan obat anti depresan, dimana anti depresan dibagi dalam
beberapa golongan yaitu :
 Golongan trisiklik, seperti : amitryptylin, imipramine, clomipramine dan
opipramol.
 Golongan tetrasiklik, seperti : maproptiline, mianserin dan amoxapine.
 Golongan MAOI-Reversibel (RIMA, Reversibel Inhibitor of Mono Amine
Oxsidase-A), seperti : moclobemide.
 Golongan atipikal, seperti : trazodone, tianeptine dan mirtazepine.

8
 Golongan SSRI (Selective Serotonin Re-Uptake Inhibitor), seperti : sertraline,
paroxetine, fluvoxamine, fluxetine dan citalopram.
Dalam pengaturan dosis perlu mempertimbangkan onset efek primer (efek klinis)
sekitar 2-4 minggu, efek sekunder (efek samping) sekitar 12-24 jam serta waktu paruh
sekitar 12-48 jam (pemberian 1-2 kali perhari).
Efek Samping obat anti depresi adalah :
 Tricyclic antidepressants.
Obat-obatan yang termasuk kedalam kelompok ini (misal Amitryptiline) sudah
dipakai bertahun tahun dan telah terbukti tidak kalah manjur dibandingkan dengan
obat anti depresi yang lebih baru. Hanya saja, karena banyaknya dan lebih
kerasnya efek samping obat, maka obat tricyclic antidepressant biasanya tidak
diberikan sebelum obat jenis SSRI dicoba dan tidak berhasil mengobati depresi.
Efek samping obat ini antara lain: penglihatan kabur, mulut kering, gangguan
buang air besar dan gangguan kencing, detak jantung cepat dan bingung. Obat jenis
ini juga sering menyebabkan penambahan berat badan.
Obat-obatan yang termasuk kedalam kelompok ini misalnya Maproptiline
(Ludiomil) efek sampingnya seperti TCA; efek samping otonomik, kardiologik
relatif lebih kecil, efek sedasi lebih kuatà diberikan pada pasien yang kondisinya
kurang tahan terhadap efek otonomik dan kardiologik (usia lanjut) dan sindrom
depresi dengan gejala anxietas dan insomnia yang menonjol.
 Selective serotonine reuptake inhibitors (SSRI).
Banyak dokter yang memulai pengobatan depresi dengan SSRI. Efek samping
yang paling sering adalah menurunnya dorongan seksual dan sulitnya mencapai
orgasme. Berbagai efek samping lainnya biasanya menghilang sejalan dengan
penyesuaian tubuh terhadap obat-obatan tersebut. Beberapa efek samping SSRI
yang sering adalah: sakit kepala, sulit tidur, gangguan pencernaan, dan resah/
gelisah.
 Monoamine oxidase inhibitors (MAOIs).
Obat obatan dalam kelompok ini biasanya merupakan pilihan terakhir bila obat
dari kelompok lain sudah tidak mempan mengobati depresi. Obat obatan dalam
kelompok ini bisa menimbulkan efek samping yang serius, bahkan bisa
menyebabkan kematian. Obat MAOIs memerlukan diet ketat karena bila
berinteraksi dengan makanan seperti keju, acar mentimun (pickles) dan anggur,

9
serta obat anti pilek (decongestant) dapat berakibat fatal. Selegiline (Emsam)
merupakan obat jenis terbaru dalam kelompok ini yang memakainya tidak dengan
diminum, cukup dengan ditempelkan di kulit. Obat selegiline mempunyai lebih
sedikit efek samping dibandingkan dengan obat MAOIs lainnya.
 Atypical antidepressant
Merupakan obat anti depresi yang tidak bisa dimasukkan kedalam kelompok obat
lainnya. Pada beberapa kasus, obat tersebut dikombinasikan untuk mengurangi
efeknya terhadap tidur. Obat terbaru dalam kategori ini adalah vilazodone
(Vibryd). Obat vilazidone mempunyai efek samping kecil terhadap dorongan
seksual. Beberapa efek samping dari vilazodone yang sering muncul adalah: mual,
muntah, mencret dan sulit tidur.
 Obat obatan lainnya.
Dokter mungkin mengobati depresi dengan obat obat lainnya, misalnya dengan
obat stimulant, obat untuk menstabilkan suasana hati (mood), obat anti cemas/
anxiety, dan obat anti psikotik. Pada beberapa kasus, dokter mungkin
mengkombinasikan beberapa obat agar dihasilkan efek yang optimal. Strategi ini
dikenal sebagai augmentation (penguatan/ tambahan).

Kegagalan terapi
Kegagalan terapi pada umumnya disebabkan :
o Kepatuhan pasien menggunakan obat (compliance), yang dapat hilang oleh
karena adanya efek samping, perlu diberikan edukasi dan informasi
o Pengaturan dosis obat belum adekuat
o Tidak cukup lama mempertahankan pada dosis minimal
o Dalam menilai efek obat terpengaruh oleh persepsi pasien yang tendensi negatif,
sehingga penilaian menjadi “bias”.

Kontraindikasi
Kontraindikasi obat anti depresan yaitu:
 Penyakit jantung koroner, MCI, khususnya pada usia lanjut
 Glaukoma, retensi urin, hipertofi prostat, gangguan fungsi hati, epilepsi
 Pada penggunaan obat lithium, kelainan fungsi jantung, ginjal dan kelenjar
tiroid.

10
I. Pencegahan
 Terbuka dan jangan suka memendam masalah. Di dunia ini tidak ada orang yang
luput dari masalah. Orang yang tidak mempunyai masalah cenderung tidak
mempunyai pegangan. Sedikit sekali ada orang yang selalu bisa mengatasi
masalahnya sendiri, jadi berbagilah kepada teman dekat.
 Curhat dan Sharing. Kalau masalah tidak bisa dipecahkan secara sendiri lebih baik
mengajak teman untuk sharing, atau siapa pun orang yang kita percayai. Karena
dengan begitu siapa tahu kita bisa mendapat bantuan solusi untuk memecahkan
masalah. Kalaupun enggak, paling tidak dengan berbagi cerita, perasan jadi lebih
enteng dan pikiran tidak stres. Kalau beginim jadi bisa mikirin solusinya lagi kan.
 Kerjakan banyak hal. Saat waktu senggang dan masih muda, banyak cara untuk
menghilangkan beban perasaan. Selain olahraga, membaca buku, menonton dan
istirahat adalah pentung artinya dalam hidup.
 Mencoba yang belum pernah. Bukan berarti coba-coba sesuatu yang mengundang
risiko, akan tetapi menguji nyali diri untuk melakukan tantangan yang dapat men-
supprt diri.
 Banyak cara untuk meraih cita-cita, mewujudkan keyakinan dan harapan asal
dengan sungguh dan pantang menyerah. Cara berserah diri dan sabar adalah
pegangan supaya tidak terpeleset ke jurang kebimbangan.

11
ASUHAN KEPERAWATAN

Tn. A dengan umur 30 tahun dibawa ke Rumah Sakit Bakri Palembang. Keluarga
mengatakan bahwa pasien tampak merenung semenjak diberhentikan dari pekerjaannya,
keluarga pasien juga pernah mendengar Tn. A mengatakan bahwa dia tidak berguna dan tidak
mempunyai jalan hidup. Saat diajak bicara oleh perawat pasien tampak bingung, sedikit
menjawab dan selalu menghindar saat disentuh perawat. Buatlah ASKEP dari kasus tersebut!

1) Pengkajian
a. Identitas
Nama : Tn. A
Umur : 30 tahun
b. Faktor predisposisi
Pasien menilai dirinya secara negative yaitu, tidak berguna dan tidak mempunyai jalan
hidup.
c. Faktor presipitasi
Pasien kehilangan pekerjaan.
d. Analisa data
Ds :
 Keluarga mengatakan pasien tampak merenung.
 Keluarga pasien mendengar bahwa pasien mengatakan tidak berguna.
 Keluarga pasien mendengar bahwa pasien mengatakan tidak mempunyai jalan
hidup.

Do :

 Pasien tampak bingung.


 Pasien sedikit berbicara.
 Pasien selalu menghindar saat disentuh perawat.

12
POHON MASALAH

Risiko Mencederai Diri (Effect)

Gangguan Alam Perasaan : Depresi (Core Problem)

Koping Maladaptif (Causa)

2) Diagnosa Keperawatan
Gangguan alam perasaan : Depresi

3) Intervensi
Tujuan umum : Klien tidak mencederai diri.
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
a. Perkenalkan diri dengan klien
b. Lakukan interaksi dengan klien sesering mungkin dengan sikap empati
c. Dengarkan pernyataan klien dengan sikap sabar empati dan lebih banyak
memakai bahasa non verbal. Misalnya: memberikan sentuhan, anggukan.
d. Perhatikan pembicaraan klien serta beri respons sesuai dengan keinginannya.
e. Bicara dengan nada suara yang rendah, jelas, singkat, sederhana dan mudah
dimengerti.
f. Terima klien apa adanya tanpa membandingkan dengan orang lain.
2. Klien dapat menggunakan koping adaptif
Tindakan :
a. Beri dorongan untuk mengungkapkan perasaannya dan mengatakan bahwa
perawat memahami apa yang dirasakan klien.
b. Tanyakan kepada klien cara yang biasa dilakukan mengatasi perasaan
sedih/menyakitkan.

13
c. Diskusikan dengan klien manfaat dari koping yang biasa digunakan.
d. Bersama klien mencari berbagai alternatif koping.
e. Beri dorongan kepada klien untuk memilih koping yang paling tepat dan dapat
diterima.
f. Beri dorongan kepada klien untuk mencoba koping yang telah dipilih.
g. Anjurkan klien untuk mencoba alternatif lain dalam menyelesaikan masalah.
3. Klien terlindung dari perilaku mencederai diri
Tindakan :
a. Pantau dengan seksama resiko bunuh diri/melukai diri sendiri.
b. Jauhkan dan simpan alat-alat yang dapat digunakan oleh klien untuk mencederai
dirinya/orang lain, ditempat yang aman dan terkunci.
c. Jauhkan bahan alat yang membahayakan klien.
d. Awasi dan tempatkan klien di ruang yang mudah dipantau oleh perawat/petugas.
4. Klien dapat meningkatkan harga diri
Tindakan:
a. Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi keputusasaannya.
b. Kaji dan kerahkan sumber-sumber internal individu.
c. Bantu mengidentifikasi sumber-sumber harapan (misal: hubungan antar sesama,
keyakinan, hal-hal untuk diselesaikan).
5. Klien dapat menggunakan dukungan sosial
Tindakan:
a. Kaji dan manfaatkan sumber-sumber ekstemal individu (orang-orang terdekat,
tim pelayanan kesehatan, kelompok pendukung, agama yang dianut).
b. Kaji sistem pendukung keyakinan (nilai, pengalaman masa lalu, aktivitas
keagamaan, kepercayaan agama).
c. Lakukan rujukan sesuai indikasi (misal : konseling pemuka agama).
6. Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat
Tindakan:
a. Diskusikan tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum
obat).
b. Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien, obat, dosis, cara,
waktu).
c. Anjurkan membicarakan efek samping yang dirasakan.
d. Beri reinforcement positif bila menggunakan obat dengan benar.

14
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Depresi merupakan gangguan alam perasaan yang berat dan dimanefestasikan dengan
gangguan fungsi sosial dan fungsi fisik yang hebat, lama dan menetap pada indiviu yang
bersangkutan. Penyebab utama depresi pada umumnya adalah rasa kecewa dan kehilangan.
Tak ada orang yang mengalami depresi bila kenyataan hidupnya sesuai dengan keinginan dan
harapannya.
Stressor yang dapat menyebabkan gangguan alam perasaan meliputi factor biologis,
psikologis dan social budaya. Factor biologis meliputi kehilangan kasih sayang, termasuk
kehilangan cinta. Seseorang, dan kehilangan harga diri. Factor social budaya meliputi
kehilangan pesan, perceraian, kehilangan pekerjaan. Perilaku yang berhubungan dengan
depresi bervariasi. Pada keadaan depresi kesedihan dan kelambanan dapat menonjol atau
dapat terjadi agitasi. Mekanisme koping yang digunakan pada reaksi kehilangan yang
memanjang adalah denial dan supresi, hal ini untuk menghindari tekanan yang hebat.

15
DAFTAR PUSTAKA

Videbeck, Sheilla I. 2008. Buku Ajar Keperawtan Jiwa. Jakarta : EGC.

Raha, Vest. https://www.slideshare.net/septianraha/askep-depresi.

16

Anda mungkin juga menyukai