Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

Keperawatan Jiwa

“Ansietas”

OLEH :

Dea Ayunisri

183310803

DOSEN PEMBIMBING :

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia- Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah Keperawatan Jiwa
ini tepat pada waktunya yang berjudul Ansietas .

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, kesempurnaan
hanyalah milik Allah semata. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun sangat kami harapkan. Akhir kata kami sampaikan terimakasih kepada semua
pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai semua usaha kita. Aamiin.

Padang, 23 Maret 2020

penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................2

DAFTAR ISI....................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang......................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................4
1.3 Tujuan...................................................................................................4

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian gangguan citra tubuh .......................................................5


2.2 Tanda dan gejala gangguan citra tubuh .............................................5
2.3 Faktor predisposisi gangguan citra tubuh .........................................6
2.4 Faktor Presipitasi Gangguan Citra Tubuh ........................................7
2.5 Perubahan dan adaptasi psikologi ibu hamil ....................................9
2.6 Gangguan Psikologi Pada Masa Kehamilan.....................................13
BAB III

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..........................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA
BAB l

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ansietas atau kecemasan adalah keadaan mood yang berorientasi dan berkenaan akan
persiapan untuk menghadapi kemungkinan peristiwa buruk yang akan terjadi di masa depan
(Craske, 2009). Schab menambahkan dalam bukunya bahwa ansietas atau kecemasan adalah
perasaan umum yang biasanya digambarkan sebagai kegelisahan atau ketakutan dan setiap
orang dapat mengalami kecemasan (Schab, 2008).

Ketakutan dan cemas akan tindakan dalam kedokteran gigi berada pada peringkat ke-4
setelah rasa takut akan ular, ketinggian, dan trauma fisik (Oosterink, 2009). Berdasarkan
penelitian yang dilakukan di India pada tahun 2012, prevalensi kecemasan dental 50,2% dan
mengalami phobia sejumlah 4,38%. Sejumlah 65,5% dari responden usia 16-43 tahun di
Indonesia merasa cemas terhadap perawatan gigi (Natamiharja, 2007). Berdasarkan survei
yang dilakukan pada tahun 2009 menyatakan bahwa 12% dari orang dewasa memiliki
ansietas dental kategori ekstrim atau parah dan 36% dari orang dewasa memiliki kecemasan
dental kategori sedang (Gow, 2011).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian ansietas ?
2.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN

Ansietas merupakan hal yang akrab dalam hidup manusia. bukanlah hal yang aneh
karena setiap orang pasti pernah mengalami anxietas dengan berbagai variannya ansietas
sangat berhubungan dengan perasaan tidak pasti dan ketidakberdayaan sebagai hasil penilaian
terhadap suatu objek atau kejadian. Keadaan emosi Ini dialami sebagai subjektif, bahkan
terkadang objek tidak jelas.artinya seseorang dapat saja menjadi cemas namun sumber atau
sesuatu yang dicemaskan tersebut tidak tampak nyata.ansietas ini dapat terlihat dalam
hubungan interpersonal.

ansietas dapat menjadi suatu motivasi untuk pertumbuhan dan perkembangan pada
individu yang bersangkutan (Corey 2005). Dapat pula anxietas menjadi suatu beban berat
yang menyebabkan individu tersebut hidupnya selalu dibawah bayang-bayang ansietas yang
terus berkepanjangan.ansietas berkaitan dengan stres.oleh karena anxietas timbul sebagai
respons terhadap stres, baik stres fisiologis maupun psikologis.artinya ansietas terjadi ketika
seseorang merasa terancam baik secara fisik maupun psikologis.stres merupakan bagian yang
tidak dapat terelakan dalam hidup manusia. Meskipun demikian stres bukanlah merupakan
sesuatu yang patologis.

erlihat jelas bahwa ansietas ini mempunyai dampak terhadap kehidupan seseorang
baik dampak positif maupun dampak negatif. Apalagi bila anxietas ini dialami oleh klien
yang dirawat di rumah sakit. berbagai situasi dan kondisi akan membuatunya semakin cemas.
Oleh karenanya perawat sebagai tenaga kesehatan profesional tidak boleh mengabaikan aspek
emosi ini di dalam memberikan asuhan keperawatan.

Teori ansietas

1. teori psikoanalisis
dalam pandangan psikoanalisis ansietas adalah konflik emosional yang terjadi
antara dua elemen kepribadian yaitu id dan superego.
Ide mewakili dorongan insting dan implus primitif seseorang, sedangkan
superego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-
norma budaya seseorang. Ego berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen
tersebut dan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya.
2. Teori interpersonal
Dalam pandangan interpersonal, ansietas timbul dari perasaan takut terhadap
penolakan saat berhubungan dengan orang lain.hal ini juga dihubungkan dengan
trauma pada masa pertumbuhan, seperti kehilangan dan perpisahan dengan orang
yang dicintai.penolakan terhadap eksistensi diri oleh orang lain ataupun
masyarakat akan menyebabkan individu yang bersangkutan menjadi cemas.
Namun bila keberadaannya diterima oleh orang lain maka ia akan merasakan
tenang dan tidak cemas.dengan demikian, anxietas berkaitan dengan hubungan
antara manusia.
3. Teori perilaku
Menurut pandangan perilaku, atas merupakan hasil frustasi, ketidakmampuan
atau kegagalan dalam mencapai suatu tujuan yang diinginkan akan menimbulkan
frustasi atau keputusasaan.keputusan inilah yang menyebabkan seseorang
menjadi ansietas.

Tingkat ansietas dan karakteristik

Kemampuan individu untuk merespon terhadap suatu ancaman berbeda satu sama
lain.perbedaan kemampuan ini berimplikasi terhadap perbedaan tingkat ansietas yang
dialaminya.respons individu terhadap ansietas beragam dari ansietas ringan sampai panik.

Setiap tingkatan ansietas mempunyai karakteristik atau manifestasi yang berbeda satu
sama lain. Manifestasi anxietas yang terjadi bergantung pada kematangan pribadi
,pemahaman dalam menghadapi ketegangan, harga diri, dan mekanisme koping yang
dilakukannya.

1. Ansietas ringan
Karakteristiknya yaitu:
a. Berhubungan dengan ketegangan dalam peristiwa sehari-hari
b. Kewaspadaan meningkat
c. Persepsi terhadap lingkungan meningkat
d. Dapat menjadi motivasi positif untuk belajar dan menghasilkan kreativitas
e. Respon fisiologis: sesekali nafas pendek , nadi dan tekanan darah meningkat
sedikit,gejala ringan pada lambung,muka berkerut, serta bibir bergetar
f. Respon kognitif: mampu menerima rangsangan yang kompleks,konsentrasi pada
masalah, menyelesaikan masalah secara efektif,dan terangsang untuk melakukan
tindakan
g. Respon perilaku dan emosi:tidak dapat duduk tenang,tremor halus pada tangan
dan suara kadang-kadang meninggi
2. Ansietas sedang
Karakteristiknya yaitu :
a. Respon fisiologis: sering nafas pendek nadi ekstra sistol dan tekanan darah
meningkat, mulut kering,anoreksia diare atau konstipasi, sakit kepala, sering
berkemih dan letih.
b. Respon kognitif: memutuskan perhatiannya pada hal yang penting dan
mengesampingkan yang lain, lapang persepsi menyempit dan rangsangan dari
luar tidak mampu diterima.
c. Respon perilaku dan emosi:gerakan tersentak-sentak, terlihat lebih tegang, bicara
banyak dan lebih cepat ,susah tidur dan perasaan tidak aman.
3. Ansietas berat
Karakteristiknya yaitu: tu
a.Individu cenderung memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal yang
lain
b. Respon fisiologis:nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, berkeringat dan
sakit kepala, penglihatan berkabut , serta tampak tegang.
c. Respon kognitif: tidak mampu berpikir berat lagi dan membutuhkan banyak
pengarahan atau tuntunan, serta lapang persepsi menyempit.
d. Respon perilaku dan emosi: perasaan terancam meningkatkan dan komunikasi
menjadi terganggu ( verbalisasi cepat)
4. Panik
Karakteristiknya yaitu:
a. Respon fisiologis: nafas pendek, rasa tercekik dan palpitasi, sakit dada, pucat,
hipotensi,serta rendahnya koordinasi motorik.
b. Respon kognitif: gangguan realitas, tidak dapat berpikir logis, persepsi terhadap
lingkungan mengalami distorsi, dan ketidakmampuan memahami situasi.
c. Respon perilaku dan emosi: agitasi, mengamuk dan marah, ketakutan, berteriak-
teriak, kehilangan kendali atau kontrol diri (aktivitas motorik tidak menentu)
perasaan terancam , serta dapat berbuat sesuatu yang membahayakan diri sendiri
atau orang lain.

Faktor pencetus ansietas

Faktor yang dapat menjadi pencetus seseorang merasa cemas dapat berasal dari diri
sendiri (faktor internal )maupun dari luar dirinya ( faktor eksternal). Namun demikian
pencetusan stress dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu:

1. Ancaman terhadap integritas diri ketidakmampuan fisiologis atau gangguan dalam


melakukan aktivitas sehari-hari guna pemenuhan terhadap kebutuhan dasarnya.
2. Ancaman terhadap sistem diri yaitu adanya sesuatu yang dapat mengancam terhadap
identitas diri, harga diri, kehilangan status atau peran diri dan hubungan interpersonal.

Mekanisme koping terhadap ansietas

Setiap ada stressor penyebab individu mengalami ansietas maka secara otomatis
muncul upaya untuk mengatasinya dengan berbagai mekanisme koping. Penggunaan
mekanisme koping menjadi lebih efektif bila didukung oleh kekuatan lain dan adanya
keyakinan pada individu yang bersangkutan bahwa mekanisme koping yang digunakan dalam
mengatasi. Sumber koping merupakan modal kemampuan yang memiliki individu gulanya
mengatasi titik perlu diatasi untuk mencapai keadaan homeostatis dalam diri individu baik
secara fisiologis maupun psikologis. Apabila individu tidak mampu mengatasi ansietas secara
konstruktif maka ketidakmampuan tersebut dapat menjadi penyebab utama terjadinya
perilaku yang patologis. Secara umum mekanisme koping terhadap manusia atas
diklasifikasikan ke dalam dua kategori yaitu strategi pemecahan masalah (problem solving
strategig) dan mekanisme pertahanan diri (defence mechanism)
1. Strategi pemecahan masalah (problem solving strategi).
Strategi pemecahan masalah bertujuan untuk mengatasi atau menanggulangi masalah
atau ancaman yang ada dengan kemampuan pengamatan secara realistis.beberapa
contoh strategi pemecahan masalah yang dapat digunakan antara lain:
a. Meminta bantuan kepada orang lain
b. secara besar hati mengungkapkan perasaan sesuai dengan situasi yang ada
c. mencari lebih banyak informasi yang terkait dengan masalah yang dihadapi
sehingga masalah tersebut dapat diatasi secara realistis
d. menyusun beberapa rencana untuk memecahkan masalah
e. meluruskan pikiran atau persepsi terhadap masalah. Sesungguhnya bayangan
pikiran yang dimiliki setiap orang memberikan pengaruh yang besar dalam
kehidupan pribadi. Pikiran tersebut mengenal diri sendiri maupun bayangan
pikiran mengenai apa yang dilakukan. Sebab segala sesuatu yang dilakukan
seseorang adalah reaksi langsung dari apa yang ada dalam pikirannya.

Strategi pemecahan masalah ini secara ringkas dapat digunakan dengan metode STOP
(Source, trial and error, others serta pray in picture and patient). Source berarti
mencari dan mengidentifikasi apa yang menjadi sumber masalah. Trial and error
berarti mencoba berbagai rencana pemecahan masalah yang telah disusun. Bila satu
metode tidak berhasil maka mencoba lagi dengan metode lain, begitu selanjutnya. Hal
yang perlu dihindari adalah adanya rasa keputusasaan terhadap kegagalan yang
dialami titik others berarti meminta bantuan orang lain bila diri sendiri tidak mampu.
Pray and patient yaitu berdoa kepada Tuhan Sebab Dia adalah zat yang maha
mengetahui segala sesuatu yang ada di dunia ini.dia pula yang memberikan jalan yang
terbaik buat manusia sebab manusia memiliki banyak keterbatasan. Dengan berdoa
maka hati ,jiwa dan pikiran seseorang akan menjadi tentram dan Tenang juga harus
sabar dengan berlapang dada menerima kenyataan yang ada pada dirinya. Penerimaan
terhadap apa yang ada pada diri akan membuat seseorang menjadi lebih menikmati
hidup dan ringan beban psikologisnya, walaupun dalam pandangan orang lain orang
tersebut berada dalam kehinaan.
2. Mekanisme pertahanan diri (defence mechanism)
Mekanisme pertahanan diri merupakan mekanisme penyesuaian ego yaitu usaha
untuk melindungi diri dari perasaan tidak adekua. Beberapa ciri-ciri mekanisme
pertahanan diri antara lain:
a. Bersifat hanya sementara karena berfungsi hanya untuk melindungi atau bertahan
dari hal-hal yang tidak menyenangkan dan secara tidak langsung mengatasi
masalah.
b. Mekanisme pertahanan diri terjadi diluar kesadaran. Individu tidak menyadari
bahwa mekanisme pertahanan diri tersebut sedang terjadi.
c. Seringkali tidak berorientasi pada kenyataan

Anda mungkin juga menyukai