PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kecemasan (Ansietas) merupakan hal akrab dalam kehidupan manusia.
Ansietas bukanlah hal yang aneh karena setiap otrang pasti pernah
mengalami ansietas dengan berbagai variannya. Ansietas sangat
berhubungan dengan perasaan tidak pasti dan ketidakberdayaan sebagai
hasil penilaian terhadap suatu objek atau keadaan.Keadaan emosi ini dialami
secara subjektif bahkan terkadang objeknya tidak jelas.Artinya seseorang
dapat saja menjadi cemas, namun sumber atau sesuatu yang di cemaskan
tersebut tidak tampak nyata. Ansietas ini dapat terlihat dalam hubungan
interpersonal.
Kecemasan dapat menjadi suatu kekuatan motivasi untuk pertumbuhan
dan perkembangan pada individu yang bersangkutan (Corey, 2005). Dapat
pula ansietas menjadi suatu beban berat yang menyebabkan individu tersebut
hidupnya selalu dibawah bayang-bayang ansietas yang terus
berkepanjangan. Ansietas berkaitan dengan stres, baik stres fisiologis
maupun psikologis. Artinya ansietas terjadi ketika seseorang merasa
terancam baik secara fisik maupun psikologis. Stres merupakan bagian yang
tidak dapat terelakan dalam hhidup manusi, meskipun demikian, stres
bukanlah merupakan sesuatu yang patologis.
Terlihat jelas bahwa ansietas ini mempunyai dampak terhadap
kehidupan seseorang, baik dampak positif maupun dampak negatif. Apalagi
bila ansietas ini dialami oleh klien yang di rawat di rumah sakit. Berbagai
situasi dan kondisi akan membuatnya semakin cemas. Oleh karenanya
perawat sebagai tenaga kesehatan profesional tidak boleh mengabaikan
aspek emosi dalam memberikan asuhan keperawatan.
B. Tujuan
Dengan adanya penyusunan makalah ini diharapkan mampu
meningkatkan pengetahuan mahasiswa terhadap pentingnya pengertian,
sifat, fungsi dan tingkat serta karakteristik kecemasan.
1
C. Metode Penulisan
Metode penulisan karya tulis ilmiah ini menggunakan metode Studi
Kepustakaan dengan membaca dan mencari dari beberapa sumber buku
referensi dan bahan internet yang berkaitan dengan materi yang dibahas
sehingga data yang diperoleh sifatnya teoritis.
D. SistematikaPenulisan
Dalam penyusunan makalah ini penulis menggunakan sistematika
penulisan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan,
manfaat penulisan, metode penulisan serta sistematika
penulisan.
Bab II Tinjauan pustaka, yang pengertian, sifat, tingkat serta
karakteristik kecemasan.
Bab III Penutup yang berisikan tentang kesimpulan dan saran
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
3
diri oleh orang lain, maka ia akan merasa tenang dan tidak cemas.
Dengan demikian ansietas berkaitan denan hubungan antara manusia.
3. Teori Perilaku
Menurut pandangan perilaku, ansietas merupakan hasil frustasi,
ketidakmampuan atau kegagalan dalam mencapai suatu tujuan yang
diinginkan akan menimbulkan frustasi atau keputusasaan. Keputusasaan
inilah yang menyebabkan seseorang menjadi ansietas.
B. Gejala-gejala kecemasan
Kecemasan adalah suatu keadaan yang menggoncangkan karena
adanya ancaman terhadap kesehatan./ Individu-individu yang tergolong
normal kadang kala mengalami kecemasan yang menampak, sehingga dapat
disaksikan pada penampilan yang berupa gejala-gejala fisik maupun mental.
Gejala tersebut lebih jelas Pada individu yang mengalami gangguan mental.
Lebih jelas lagi bagi individu yang mengidap penyakit mental yang parah.
Gejala-gejala bersifat fisik diantaranya adalah : jari tangan dingin, detak
jantung makin cepat, berkeringat dingin, kepala pusing, nafsu makan
berkurang, gejala yang bersifat mental : ketakutan akan merasa ditimpa
bahaya, tidak dapat memusatkan perhatian, tidak tentram dan ingin lari dari
kenyataan. (Siti Sundari, 2004:62)
4
Tiap tingkatan ansietas mempunyai karakteristik atau manifestasi yang
berbeda satu sama lain. Manifestasi ansietas yang terjadi bergantung pada
kematangan pribadi, pemahaman dalam menghadapi ketegangan, harga diri
dan mekanisme koping yang digunakannya.
Tingkat Karakteristik
Ansietas
5
Ansietas Berat Individu cenderung memikirkan hal yang kecil saja Dan
mengabaikan hal yang lain.
Respon Fisiologis : nafas pendek, nadi dan tekanan darah
meningkat
Respon Kognitif : Tidak mampu berfikir berat lagi dan
membutuhkan banyak ppengarahan/tuntunan, serta
lapang persepsi menyempit.
Respon Perilaku dan Emosi : Perasaan terancam
meningkat dan komunikasi menjadi terganggu (verbalisasi
cepat)
6
E. Mekanisme Koping Terhadap Kecemasan
Setiap ada stresor penyebab individu mengalami ansietas, maka secara
otomatis muncul upaya untuk mengatasinya dengan berbagai mekanisme
koping. Penggunaan mekanisme koping menjadi efektif bila didukung oleh
kekuatan lain dan adanya keyakinan pada individu yang bersangkutan bahwa
mekanisme koping yang digunakan dapat mengatasi ansietasnya. Sumber
koping merupakan modal kemampuan yang dimiliki individu guna mengatasi
ansietas. Ansietas perlu diatasi untuk mencapai keadaan homeostatis dalam
diri individu. Baik secara fisiologis maupun psikologis. Apabila individu tidak
mampu mengatasi ansietas secara konstruktif, maka ketidakmampuan
tersebut dapat menjadi penyebab utama terjadinya perilaku yang patologis.
Secara umum mekanisme koping terhadap ansietas di klasifikasikan kedalam
dua kategori yaitu strategi pemecahan masalah (Problem solving strategic)
dan mekanisme pertahanan diri ( defence mechanism).
F. Strategi Pemecahan Masalah (Problem Solving Strategic)
Strategi pemecahan masalah bertujuan untuk mengatasi atau
menanggulangi masalah/ancaman yang ada dengan kemampuan
pengamatan secara realistis. Beberapa contoh strategi pemecahan masalah
yang dapat digunakan antara lain:
a. Meminta bantuan kepada orang lain.
b. Secara besar hati mampu mengungkapkan perasaan sesuai dengan
situasi yang ada.
c. Mencari lebih banyka inforasi yang terkait dengan masalah yang
dihadapi, sehingga masalah tersebut dapat diatasi secara relaistis.
d. Menyusun beberapa rencana untuk memecahkan masalah.
e. Meluruskan pemikiran atau persepsi terhadap masalah. Sesungguhnya
bayangan pikiran yang dimiliki setiap orang memberikan pengaruh
yang besar dalam kehidupan pribadi.
Strategi pemecahan masalah ini secara ringkas dapat digunakan
dengan metode STOP ( Source, Trial and Eror, Others , serta Pray and
Patient). Source bearti mencari dan mengidentifikasi apa yang menjadi
sumber masalah.Trial and Eror berati mencoba berbagai rencana pemecahan
masalah yang telah disusun. Bila ada satu metode yang tidak berhasil, maka
7
mencoba lagi dengan metode lain. Begitu selanjutnya. Hal yang perlu
dihindari adalah adanya rasa keputusasaan terhadap kegagalan yang dialami.
Others berarti minta bantuan orang lain bila diri sendiri tidak mampu. Pray
and Patient yaitu berdoa kepada tuhan sebab dia adalah zat yang maha
mengetahui segala sesuatu yang ada di dunia ini. Dia pula yang memberikan
jalan yang terbaik buat manusia sebab manusia memiliki banyak
keterbatasan. Dengan berdoa maka hati jiwa dan pikiran seseorang akan
menjadi tentram dan tenang, juga harus sabar dengan berlapang dada
menerima kenyataan yang ada pada dirinya. Penerimaan terhadap apa yang
ada pada diri akan membuat seseoranfg menjadi lebih menikmati hidup dan
ringan beban psikologisnya, walaupun dalam pandangan orang lain tersebut
berada dalam kehinaan.
G. Mekanisme Pertahanan Diri ( Defence Mechanism)
Mekanismpe pertahanan diri merupakan mekanisme penyesuaian ego
yaitu usaha untuk melindungi diri dari perasaan tidak adekuat. Beberapa ciri
mekanisme pertahanan diri antara lain :
a. Bersifat hanya sementara karena berfungsi hanya untuk melindungi
atau bertahan dari hal-hal yang tidak menyenangkan dan secara tidak
langsung mengatasi masalah.
b. Mekanisme pertahanan diri terjadi diluar kesadaran. Individu tidak
menyadari bahwa mekanisme pertahanan diri tersebut sedang terjadi.
c. Seringkali tidak berorientasi pada kenyataan.
Berikut ini merupakan mekanisme pertahanan diri yang sering
digunakan :
8
kenyataan merupakan pembelaan ego yang
paling sederhana dan primitif.
9
padahal perbuatan yang dilakukan
sebenarnya tidak baik, Namun ia berusaha
agar perbuatan/perilakunya dapat diterima,
misalnya mahasiswa yang terlakmbat datang
ujian mengatakan bahwa di jalan macet tota.
Rasionalisasi mempunyai dua segi
pembelaan yaitu :
1). Membantu kita membenarkan apa yang
kita lakukan.
2). Menolong kita mengurangi kekecewaan
yang berhubungan dengan cita-cita yang
tidak tercapai.
10
bertujuan menghapuskan atau meniadakan
tindakan sebelumnya, misalnya meminta
maaf.
11
Setelah tingkat ansietas klien menurun sampai tingkat sedang atau ringan,
prinsip intervensi keperawatan yang diberikan adalah re-edukatif atau
berorientasi pada kognitif. Tujuannya adalah menolong klien dalam
mengembangkan kemampuan menoleransi ansietas dengan mekanisme
koping dan strategi pemecahan masalah yang konstruktif. Intervensi utama
yang harus dilakukan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada
klien ansietas adalah menyadari untuk mengenali perasaannya dan juga
mampu mengendalikannya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
12
Kecemasan merupakan keadaan emosi yang ditandai secara subjektif,
secara sadar merasakan ketegangan, ketakutan, gugup yang berkaitan
dengan sistem saraf otonom (Xun, 2008). Pendapat lain disampaikan oleh
Spielberger (dalam Kuper & Kuper, 2004) mengenai kecemasan ia
menyatakan bahwa kecemasan adalah perasaan ketakutan yang ditandai
dengan beberapa simtom seperti pusing, mual, gangguan otot seperti tremor,
perasaan gelisah dan lemas.
Kecemasan dapat menjadi suatu kekuatan motivasi untuk pertumbuhan
dan perkembangan pada individu yang bersangkutan (Corey, 2005). Dapat
pula ansietas menjadi suatu beban berat yang menyebabkan individu tersebut
hidupnya selalu dibawah bayang-bayang ansietas yang terus
berkepanjangan. Ansietas berkaitan dengan stres, baik stres fisiologis
maupun psikologis. Artinya ansietas terjadi ketika seseorang merasa
terancam baik secara fisik maupun psikologis. Stres merupakan bagian yang
tidak dapat terelakan dalam hhidup manusi, meskipun demikian, stres
bukanlah merupakan sesuatu yang patologis
B. SARAN
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat menambah
pengetahuan tentang konsep kecemasan bagi pembaca dan penulis, kami
harapkan adanya kritik dan saran sehingga kedepannya kami dapat lebih baik
lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi, 2008. Teknik Prosedural Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien:
Salemba Medika
13
Safaria, Triantoro & Saputra, N.(2009). Manajemen Emosi. Jakarta: Bumi Aksara.er
Floyid, J (2008). Disertation : Depression, Anxiety and Stress Among nursing student
Stuart, G.W & Larala, M.T, (2005). Princiles and paratice of Phsciatric nursing 8th
edition. Missouri.
14